Anda di halaman 1dari 17

Profil Pembelajaran Indonesia dan Potensi Dampak

Pandemi COVID-19 Terhadap Kemampuan Siswa


Delbert Lim | Lembaga Penelitian SMERU

28 Juli 2021
Apakah anda bisa menjawab pertanyaan berikut ini?

𝟏 𝟏
− = ____?
𝟑 𝟔
Apakah anda bisa menjawab pertanyaan berikut ini?

Persentase Responden yang Menjawab Benar

10 2.9

𝟏 𝟏
− = ____?

Umur
18 8.9

𝟑 𝟔
28 6.8

0 20 40 60 80 100
Sumber: Indonesia Family Life Survey 5 (2014)
Tidak banyak pembelajaran antara siswa di tingkat yang berbeda

Persentase Responden yang Menjawab Benar


100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
7 8 9 10 11 12 13 14
Umur
56 1 1
49 − 23
49-23 267 + 112 − 189
267+112-189 (8 + 9) × 3
(8+9)*3 56/84 −
1/3-1/6
84 3 6
Menggunakan survei IFLS, kami membandingkan kemampuan numerasi siswa
Indonesia tahun 2000 dan 2014

Profil Pembelajaran Siswa Indonesia

100%
Probabilitas Mengetahui Jawaban

90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tingkat Pendidikan

2000 2014
Temuan penurunan kemampuan belajar antara tahun 2000 dan 2014 terjadi
meskipun berbagai kebijakan yang mendukung pembelajaran sudah dilakukan

▪ Sejak tahun 2003, pemerintah mengharuskan sekurang-kurangnya 20% anggaran pemerintah dialokasikan untuk
pendidikan
▪ Sejak tahun 2005 hingga 2015, pengeluaran pemerintah untuk pendidikan telah meningkat dua kali lipat

▪ Tidak ada temuan kuat bahwa ada peningkatan defisit guru di Indonesia. Sejak tahun 2005, rasio guru-murid per
kelas terus menurun dan untuk tingkat SD bahkan salah satu yang paling rendah di Asia Tenggara
▪ Latar belakang pendidikan guru tidak memiliki determinan besar dalam menjelaskan varisi kemampuan siswa di
Indonesia
▪ Antara 2003 dan 2016, proposi guru yang memiliki gelar Sarjana meningkat dari 37 ke 90%, menunjukan adanya
peningkatan kualitas latar belakang guru.

▪ Indonesia telah mencapai angka tingkat partisipasi nyaris universal di tingkat SD di tahun 1980an, yang menutup
kemungkinan bahwa perubahan yang kita lihat disebabkan oleh perubahan komposisi siswa
▪ Tingkat partisipasi siswa di tingkat SMP dan SMA telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2000, namun
penurunan kemampuannya tidak berbeda secara signifikan dengan perubahan di tingkat SD
Perubahan dalam kurikulum dan kriteria penentuan kelulusan dapat menjadi
satu penjelasan penurunan kemampuan berhitung

▪ Siswa SD di tahun 2014 yang pernah mengulang kelas jumlahnya turun sebesar 38 persen dibandingkan dengan
siswa di tahun 2000
▪ Hal tersebut dapat menjadi signal bahwa siswa naik kelas tanpa sepenuhnya menguasai kemampuan dasar di
tingkatnya

▪ Sejak tahun 2003, tanggung jawab untuk pendidikan SD dialihkan kepada pemerintah daerah, termasuk ujian
kelulusan untuk tingkat SD. Hal ini dapat mengakibatkan perbedaan standar yang dinilai antar siswa di berbagai
daerah
▪ Sejak tahun 2010, penentuan kelulusan di jenjang SMP dan SMA tidak sepenuhnya bergantung kepada UN, namun
juga nilai sekolah. Hal ini dapat menurunkan standar nilai yang harus dicapai di UN untuk lulus

▪ Sejak tahun 2004, kurikulum pemerintah hanya mengharuskan minimum 5 jam pembelajaran Matematika di tingkat
SD, turun dari 10 jam (untuk kelas 1-3) dan 8 jam (untuk kelas 4-5) pada kurikulum 1994.
▪ Sejak tahun 2006, penyampaian materi matematika dirubah menjadi secara tematis.
Penutupan sekolah dapat berdampak besar terhadap pendidikan dan
kesejahteraan jangka panjang anak

Estimasi Dampak Penutupan Terhadap Learning-Adjusted Years Estimasi Dampak Penurunan Kemampuan Terhadap Pendapatan
8 18.0%

Kehilangan Pendapatan
16.0%
7.8
14.0%
7.6 12.0%
10.0%
7.4
8.0%
7.2 6.0%
4.0%
7 2.0%
6.8 0.0%
Status Quo 4 Bulan 6 Bulan 8 Bulan 0.25 0.33 0.5 0.67 1
Penurunan Kemampuan Belajar (Setara Tahun Sekolah)
Penurunan Kemampuan Belajar Keseluruhan AS Yunani Singapura

Sumber: Yarrow, Masood, dan Afkar (World Bank, 2020) Sumber: Hanushek dan Woessmann (2020)

▪ Sifat pembelajaran yang kumulatif memiliki implikasi berupa ▪ Menurunnya potensi luaran pembelajaran akan berdampak
keberlanjutan penurunan kemampuan belajar bahkan saat signifikan terhadap PDB Indonesia di masa depan karena
sekolah sudah dibuka menurunnya kemampuan tenaga kerja
▪ Dampak akan dirasakan khususnya oleh siswa dengan latar ▪ Hal ini dapat berpotensi untuk menghambat transisi mayoritas
belakang sosioekonomi rendah karena ketimpangan sumber masyarakat Indonesia ke kelas menengah dan transisi stuktural
pembelajaran, akses teknologi, dan lingkungan perekonomian yang lebih produktif
Temuan awal studi ini menggunakan sebagian dari sampel di Kota Bukittingi
yang sudah dites sebelumnya untuk studi lain

Sep 2019 Okt 2020

2 ▪ n ≈ 1500

▪ Sampel adalah siswa kelas 1 hingga 5 di Kota


3 3
Bukittinggi yang berada di dalam studi kami
selama setahun
4 4
▪ Asesmen pertama diadakan di sekolah
5 5
▪ Karena keadaan pandemi, asesmen kedua
dilakukan di rumah masing-masing dibawah
6
pengawasan peneliti lapangan
Naik Kelas Perbandingan
Sebagian besar siswa tetap melakukan kegiatan belajar seperti pra-pandemi
namun menghadapi lingkungan belajar yang sangat berbeda

Hari Aktif Belajar di Rumah Selama Sekolah Ditutup Media yang Paling Sering Digunakan untuk PJJ

5 - 7 Hari 663 125 320

< 5 Hari 197 48 9 Aplikasi Pesan


Panggilan Video
Pribadi Keluarga 55
1083 Lainnya
0 200 400 600 800 1000 76

Frekuensi Berkomunikasi dengan Guru 0 - 1 Hari 2 - 4 Hari 5 - 7 Hari


Aplikasi Pesan Aplikasi LMS
Pribadi Anak 11
298
▪ 81% siswa tetap belajar 6 hari seminggu, sesuai dengan kebiasaan sebelum Mengambil Tugas Langsung
10
penutupan sekolah
▪ Namun mayoritas siswa tidak berkomunikasi dengan guru secara intensif selama
pembelajaran dari rumah

Pendampingan Siswa Selama Pembelajaran Dari Rumah

93.5% ▪ Mayoritas siswa di Bukittinggi didampingi belajar orang tua selama belajar dari rumah, bahkan sebelum pandemi berlangsung
siswa ▪ Namun sebagian besar orang tua melaporkan adanya rutinitas perubahan pendampingan selama pandemi, yang kemungkinan
didampingi besar disebabkan oleh meningkatnya peran orang tua dalam kegiatan belajar mengajar anak di Bukittingi
saat belajar ▪ Sementara untuk orang tua yang tidak mendampingi anaknya, 30% mengatakan karena mereka tidak memiliki kemampuan
untuk mendampingi
Tidak ada temuan kuat bahwa terdapat penurunan kemampuan belajar di Kota
Bukittinggi

Hasil Asesmen Siswa

Nilai

Tingkat Pendidikan Siswa

2019 2020
Keterlibatan orang tua dapat memiliki andil besar dalam memitigasi dampak
penutupan sekolah terhadap pembelajaran

Persebaran Hasil Asesmen Siswa menurut Frekuensi Komunikasi dengan Guru Persebaran Hasil Asesmen Siswa menurut Pendampingan Orang Tua

Nilai Nilai

2020, 0 - 1 Hari 2020, 2 – 7 Hari 2020, Tidak Didampingi 2020, Didampingi

2019
Pendidikan orang tua khususnya berpengaruh untuk pengajaran Bahasa
Indonesia dan siswa yang ada di tingkat atas
Hasil Asesmen Siswa menurut Pendidikan Orang Tuanya

Keseluruhan Matematika Bahasa Indonesia

Tingkat Pendidikan Siswa Tingkat Pendidikan Siswa Tingkat Pendidikan Siswa

SMP dan ke Bawah, 2019 SMA dan ke Atas, 2019 SMP dan ke Bawah, 2020 SMA dan ke Atas, 2020

▪ Mayoritas siswa menunjukkan adanya peningkatan hasil pembelajaran keseluruhan selama pandemi, dan tidak ada perbedaan dalam skala peningkatan
antara siswa dengan latar belakang pendidikan orang tua yang berbeda
▪ Namun hasil pembelajaran siswa dengan orang tua yang berpendidikan lebih rendah tetap di bawah siswa dengan orang tua berpendidikan tinggi
▪ Peningkatan paling signifikan untuk siswa kelas rendah, khususnya untuk siswa dengan orang tua berpendidikan rendah
Studi masih akan berlanjut hingga 2022 di Bukittinggi dan Yogyakarta. Kami juga
akan melihat dampak pandemi setelah sekolah sudah dibuka kembali

Asesmen Siswa Asesmen Siswa


Kedua Ketiga

Wawancara Wawancara
Asesmen Siswa
Orang Tua Orang Tua Analisis
Pertama
Tahap Pertama Tahap Kedua

Mar Jun Agu Sep Oct Nov


Pembukaan
Sekolah
Hasil Survei Orang Tua Studi Utama

Hari Aktif Belajar di Rumah Selama Sekolah Ditutup Media yang Digunakan selama PJJ

Yogyakarta
Yogyakarta

5 - 7 Hari 375 309 857

< 5 Hari 29

Bukittinggi
Bukittinggi

5 - 7 Hari 1761 585 249

< 5 Hari 159 104 5


Panggilan Aplikasi Pesan Aplikasi LMS Pengambilan
Video Tugas
Frekuensi Berkomunikasi dengan Guru 0 - 1 Hari 2 - 4 Hari 5 - 7 Hari
Tidak Menggunakan Menggunakan

Pendampingan Siswa saat PJJ Informasi yang Didapat dari Sekolah Risiko Putus Sekolah

Yogyakarta
Panduan Mendampingi 555 1193
127 66% 1.92
470 41% Sumber Belajar Daring 985 763
1.62
844 Sosialisasi Kurikulum 875 873 639 Sangat Kecil
2332
2816 168 Agak Kecil

Bukittinggi
1.15 1.16 Panduan Mendampingi
1271 976 1970
153 Agak Besar
427 Sumber Belajar Daring 1592 1354 3684
481 Sangat Besar
Sosialisasi Kurikulum 1641 1305
Pendampingan Hari Pendampingan Hari Lama Pendampingan/Hari Lama Pendampingan/Hari
Belajar Pendampingan Belajar Pendampingan Yogyakarta Bukittinggi
Bukittinggi Yogyakarta
Tidak Dapat Dapat
Didampingi Tidak Didampingi Pra-Pandemi Pandemi
< 5 Hari 5 - 7 Hari
Pandemi dapat meningkatkan kesenjangan antar dan di dalam daerah

Rerata UN SMP menurut Provinsi Rerata UN SMP DI Yogyakarta • Kemampuan akademik siswa Kota
DI Yogyakarta 64.6 Kota Yogyakarta 71.8
Yogyakarta dan Kota Bukittinggi adalah salah
DKI Jakarta 60.7 Sleman 66.4 satu yang terbaik di Indonesia dengan
Jawa Tengah 55.9 Bantul budaya yang menekankan pentingnya
64.1
Kep. Riau 55.5
Jawa Timur 54.3 Kulon Progo 62.3 pendidikan
Bali 53.6 Guningkidul 57.7
Sumatera Barat 53.2
Kalimantan Timur 53.1
Maluku 52.9
Rerata UN SMP Sumatera Barat • Temuan studi RISE di Kebumen dan
Maluku Utara 52.6 Mojokerto melihat adanya perbedaan sikap
Jawa Barat 52.2
Bangka Belitung 52.1 terhadap pendidikan yang kontras jika
Kota Bukittinggi 65
Papua Barat 52
Kota Padang Panjang 61.8
dibandingkan daerah-daerah yang ada di
Nasional 51.8
Riau 51.8 Kota Payakumbuh 60.1 dalam studi kami
Kalimantan Selatan 51.1 Kota Padang 57.7
Kalimantan Tengah 50.9 Kota Sawahlunto 55.2
NTT 50.7
Papua 50.3
Tanah Datar 54.9
• Jika hasil pembelajaran saat penutupan
Kota Solok 53.9
Kalimantan Utara 49.9
Kota Pariaman
sekolah memang didorong oleh
Sulawesi Tenggara 49.4 53.8
Sumatera Utara 48.7 Lima Puluh Kota 53.5
pendampingan orang tua, kesenjangan
Banten 48.6 Agam 53.5 pendidikan antar daerah berisiko untuk
Sulawesi Selatan 48.5
Kalimantan Barat 47.7
Kep. Mentawai 52.3 meningkat karena dampak pandemi
Sijunjung 51
Jambi 47.5
Sulawesi Tengah 47.4 Pesisir Selatan 50.9
Sulawesi Utara 47.4 Dharmasraya 50.6
Lampung 47.3 Solok
• Jika hasil pembelajaran saat penutupan
50.3
Bengkulu 47.2 Pasaman Barat 49.1
sekolah memang didorong oleh
Gorontalo 46.3 pendampingan orang tua, kesenjangan
Pasaman 49.1
Sumatera Selatan 46
NTB 45.2 Solok Selatan 48.5 pendidikan antar daerah berisiko untuk
Sulawesi Barat 44.4 Padang Pariaman 48.4 meningkat karena dampak pandemi
Aceh 44.4

Anda mungkin juga menyukai