Supriono
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit No. 62, Mataram – NTB 83125
Email: suprionomuda@unram.ac.id
Naskah ini diterima pada tanggal 25 September disetujui untuk diterbitkan tanggal 1 Desember
2008, direvisi tanggal 3 Nopember 2008 dan 2008
memasang Trafo Ballast yang lebih besar dengan tegangan sumber. Pada saat
dari rating lampu TL. Lampu TL 20 Watt tegangan sumber 220 V menghasilkan
pada masyarakat dipasang dengan Trafo tegangan transien yang sangat besar,
Ballast untuk lampu TL 40 Watt atau sehingga dikhawatirkan dapat merubah
mereka memasang dua buah Trafo Ballast susunan gas pada lampu TL. Berubahnya
20 Watt untuk satu buah Lampu TL 20 susunan gas pada lampu TL dapat
Watt. Hal ini mereka lakukan dengan mengakibatkan umur lampu TL menjadi
maksud agar lampu TL dapat menyala pendek ditandai dengan berkurangnya
pada saat beban puncak. kecerahan cahayanya.
Memasang Trafo Ballast yang lebih besar Melihat fenomena ini maka diperlukan
dari rating Lampu TL atau menambah suatu penelitian agar susunan gas pada
jumlah Trafo Ballast sehingga memiliki lampu TL tidak berubah dengan cara
rating yang lebih besar memang dapat mengurangi tegangan transien pada saat
menyalakan Lampu TL pada saat beban penyalaan (starting). Jika susunan gas
puncak (pada daerah memiliki drop pada lampu TL tidak berubah maka
tegangan yang sangat tinggi) tetapi hal ini kecerahan cahayanya akan tetap.
mengakibatkan umur Lampu TL menjadi
lebih pendek ditandai dengan B. Tinjauan Pustaka
berkurangnya kecerahan lampu TL Lampu TL (Fluorescent) sebagai sumber
tersebut. penerangan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan lampu pijar, diantaranya
Trafo Ballast dan starter pada Lampu TL Pada daya yang sama, cahaya yang
berfungsi untuk menyediakan tegangan dihasilkan lampu TL lebih terang.
transient pada saat penyalaan katoda [4]. Umur lebih panjang jika dipasang pada
Trafo Ballast untuk Lampu TL 40 Watt catu daya yang sesuai dengan
lebih induktif daripada Trafo Ballast untuk ratingnya.
lampu TL 20 watt. Dua buah Trafo Ballast Cahaya yang dihasilkan lebih lembut
20 watt lebih induktif daripada satu buah (tidak sakit dimata).
Trafo Ballast 20 watt. Saat sumber Umumnya penelitian lampu TL
tegangan dinyalakan, lampu TL 20 Watt memfokuskan pada perbaikan faktor daya
dengan trafo Ballast untuk lampu TL 40 lampu TL atau memperbaiki faktor daya
Watt memiliki tegangan transient yang ballast electronic.
sangat tinggi sehingga dapat menyalakan
lampu TL tersebut walaupun pada saat Ballast Elektronik dapat digunakan untuk
beban puncak. Tegangan Transient yang memperpanjang umur lampu TL [5]. Umur
sangat tinggi pada lampu TL dapat lampu TL diperpanjang dengan cara
mengakibatkan umur Lampu TL menjadi menghilangkan glow current pada saat
berkurang [3]. filament dalam pemanasan. Glow current
dihindarkan dengan cara mengaktifkan
Salah satu teknik yang dapat digunakan electronic switch yang terpasang parallel
untuk menyalakan lampu TL adalah teknik pada lampu TL saat pemanasan
switching [8]. Metode ini selain dapat (preheating). Electronic Switch di off kan
menyalakan lampu TL pada tegangan pada saat temperatur katoda mencapai
sampai 160 V juga memperbaiki faktor temperatur optimum untuk terjadinya emisi
daya dari lampu TL tersebut. Tegangan pada katoda, pada saat ini juga tegangan
transien yang dihasilkan dengan teknik penyalaan diterapkan untuk menyalakan
switching ini tidak tetap (bervariasi) sesuai lampu TL.
L LC
Philips Semiconductor dengan UBA
2000T menggantikan posisi starter Respon transien system order dua :
(Bimetalic Switch) dengan electronic
starter. Pemanasan filamen lampu TL
C
(s
) 2 C. Metode Penelitian
2
n
2 … …… … ..(2)
R
() s
s
2 s
n
n
Bahan/Materi Penelitian.
Bahan yang dipergunakan pada penelitian
dari persamaan (1) dan persamaan (2) adalah lampu TL (Fluorescent) dari
berbagai ukuran daya.
diperoleh :
1 Alat.
n … … ….… …… … … (3) Peralatan yang dipergunakan pada
LC
penelitian Memperpanjang Kecerahan
R C Cahaya Lampu TL (Fluorescent) dengan
… … …. …… … …(4) Menggunakan Metode Penyalaan
2 L
Switching adalah :
1. Oscilloscope digital 1 (satu) unit.
2
Mp e 1 … … …. …… … ...(5) 2. Transistor 1 (satu) buah.
3. Rectifier 1 (satu) unit.
d 4. Induktor dan kapasitor.
n … … …. … …… … …(6) 5. LDR (Light Different Resistant)
12 6. Isolation Amplifier.
7. Auto trafo.
dengan
ωn = frekuensi alamiah Mp = lewatan Rangkaian Switching
maksimum (over shoot) Rangkaian penyalaan switching dirangkai
ζ = rasio redaman ωd = frekuensi seperti gambar 3. Auto trafo dipergunakan
sebagai simulasi sumber tegangan dengan
alamiah teredam
drop tegangan yang tinggi (keadaan beban
Dengan mempergunakan persamaan (3),
puncak) dan juga sebagai sumber tegangan
(4), (5), dan (6) maka dapat dibuat
yang sesuai dengan rating lampu TL.
tegangan transien dengan overshoot dan
Isolation amplifier dipergunakan sebagai
frekuensi alami sesuai dengan yang
interface tegangan transien dan arus
dikehendaki. Tegangan untuk menyalakan
transien ke oscilloscope digital.
lampu TL (Gas pada lampu TL mengalami
Oscilloscope digital dipergunakan untuk
discharge) yaitu baik overshoot maupun
melihat tegangan transien hasil switching
frekuesi yang sesuai dapat diperoleh
dari transistor. Komponen R, L dan C
dengan cara mangatur harga R, L dan C.
dipergunakan untuk menghasilkan
tegangan transien yang sesuai untuk
2
R
+ L
1.8
menyalakan lampu TL serta sebagai
1.6 pembangkit pulsa untuk mentrigger
vi C vo 1.4
1.2
transistor.
- 1
0.8
Tegangan sumber yang berasal dari
2a 0.6
0.4
autotrafo diubah ubah dari 220 volt
0.2 (keadaan tegangan normal) sampai
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 tegangan 150 volt (daerah yang memiliki
drop tegangan yang tinggi). Tegangan DC
2b
disulangkan ke bejana LC untuk
mentrigger transistor dan komponen LC
Gambar 2. Rangkaian R, L dan lainnya untuk menghasilkan tegangan
C dengan Respon transiennya transien. Nilai L (induktansi) diubah-ubah
disebabkan karena frekuensi switching trafo ballast, karena fungsi induktor yang
sangat tinggi (30 KHz) sehingga gas utama pada penyalaan switching adalah
didalam tabung mengalami discharge yang untuk menghasilkan frekuensi yang tinggi
menghasilkan lampu tetap menyala bukan untuk menghasilkan tegangan
walaupun dengan tegangan yang sangat transient yang tinggi.
rendah dan arus sebesar 25 mA. Penyalaan
dengan trafo Ballast frekuensi bergantung Pengujian ketiga dengan mengunakan
pada frekuensi sumber tegangan yaitu 50 lampu TL 20W merek Matsui tetapi
Hz, jika frekuensi sumber dinaikkan tetap dengan trafo ballast 20W merek Sinar.
saja lampu TL tersebut tidak dapat
menyala karena sifat trafo ballast yang Tabel 4. Pengujian Lampu TL 20W merek
sangat induktif. Matsui
Nilai Resistansi LDR
(Ω)
gagal Hari ke
transient discharg discharge Keterangan
transien :
e transient
t Switching Trafo
Balast
1 s/d 60 2000 2000
4a 4b
Time/div = 20 µs
Gambar 4. Grafik Tegangan Lampu TL 10 Volt/div = 10 mA
W merek Philips
transient discharge
switching dapat menyala sampai tegangan tabel 3, tabel 5, tabel 6 dan tabel 7. Selain
80 V ditunjukan pada tabel 5. Gas pada itu juga bahwa pada rating tegangannya,
tabung lampu TL gagal mengalami penyalaan dengan switching menghasilkan
discharge pada tegangan 180 V dengan kecerahan yang lebih baik dibandingkan
penyalaan menggunakan trafo ballast dengan penyalaan dengan trafo ballast.
seperti ditunjukkan pada gambar 7a. Pada
penyalaan dengan switching gas tetap Tabel 5. Pengujian Variasi Tegangan
mengalami discharge pada tegangan 80 V, Lampu TL 20W merek Matsui.
hal ini ditunjukkan dengan tetap Nilai Resistansi
mengalirnya arus sebesar 100 mA Tegangan LDR (Ω)
No Keterangan
ditunjukkan pada gambar 7b. Pada gambar (V) Switchi Trafo
7b merah tegangan 100V/div dan biru arus ng Ballast
10mA/div, time base 10 µS. 1 230 2000 2000
2 220 2000 2000
Gagal discharge 3 210 2000 2000
Transient
4 200 2100 2200
5 190 2200 2400
6 180 2200 2400
7 170 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
7a
8 160 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
9 150 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
10 140 3100 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
11 130 3100 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
12 120 3600 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
7b 13 110 3600 ---- Trafo ballast
tdk dpt
Gambar 7. Grafik Tegangan dan Arus menyala
Lampu TL 20 Watt merek Matsui 14 100 4000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
Pengujian variasi tegangan sumber menyala
menunjukkan bahwa pada semua merek 15 90 4600 ---- Trafo ballast
lampu TL, penyalaan dengan tdk dpt
menggunakan switching dapat dilakukan menyala
sampai tegangan 100 V sedangkan dengan 16 80 ---- ---- Kedua lampu
menggunakan trafo ballast hanya sampai tdk dpt
pada tegangan 180 V, ditunjukkan pada menyala