Anda di halaman 1dari 10

Supriono: Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL 21

Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL (fluorescent)


Dengan Menggunakan Metode Penyalaan Switching

Supriono
Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jl. Majapahit No. 62, Mataram – NTB 83125
Email: suprionomuda@unram.ac.id

Abstrak–Umumnya masyarakat menyiasati agar rooms. Turning on fluorescent lamp using


lampu TL (Fluorescent Lamp) dapat menyala pada switching method gives more benefit that is : it can
daerah yang memiliki drop tegangan yang sangat be brighten under low voltage until 120 V, further
tinggi (pada saat beban puncak) dengan memasang more the life of fluorescent lamp is longer than
Trafo Ballast yang lebih besar dari rating lampu ballast method when it turn on continuously.
TL. Akibat yang ditimbulkan dari tindakan ini Fluorescent lamp rating 10 watt that is using 10
adalah umur lampu TL tersebut menjadi lebih watt ballast transformer made in Guang Zhow only
pendek ditandai dengan berkurangnya kecerahan shines 5 days when it work day-and-night, on the
lampu TL tersebut. Selain itu, pada saat ini other hand 10 watt fluorescent lamp from Phillips
penggunaan lampu sebagai alat penerangan has durability as its long-life but its brightness
diperlukan menyala secara terus menerus, terutama decreases signed by increasing resistant of LDR
pada rumah yang ruangannya tidak mendapat from 2200 Ω to 2600 Ω after turned on along 60
cahaya matahari. Penyalaan lampu TL dengan days. Fluorescent lamp 20 watt made in Matsui
menggunakan teknik switching selain dapat and ballast transformer 20 watt made in Sinar have
menyalakan lampu TL pada tegangan sampai 120 V superiority as well as switching method that is the
juga dapat memperpanjang umur lampu TL tersebut value of LDR resistant not change at 2000 Ω,
jika dinyalakan secara terus menerus. Lampu TL 10 although it had worked along 60 days without
watt dengan trafo ballast merek Guang Zhow 10 turned off.
watt hanya tahan menyala secara terus menerus
selama 5 hari, Lampu TL 10W merek philips Keywords: Ballast Transformer, Switching Method,
dengan trafo ballast 10W merek philips tahan LDR Resistant.
sampai sesuai umurnya tetapi kecerahannya
berkurang ditandai dengan berubahnya nilai A. Pendahuluan
resistasi LDR yaitu dari 2200 Ω Menjadi 2600 Ω Lampu TL (Fluorescent Lamp) dapat
setelah 60 hari. Lampu TL 20W merek Matsui
tetapi dengan trafo ballast 20W merek Sinar
menyala dengan baik apabila dicatu
memiliki keunggulan yang sama jika dengan (dipasang) pada sumber tegangan yang
dengan metode switching yaitu nilai resistansi LDR sesuai dengan rating tegangan lampu TL
tidak berubah 2000 Ω walaupun telah 60 hari tersebut, missal 220 volt, 50 Hz. Daerah
dinyalakan secara terus menerus. pedesaan (di Indonesia) pada umumnya
Kata kunci: Trafo Ballast, Metode Switching,
dan di Nusa Tenggara Barat (NTB)
Resistansi LDR. khususnya memiliki drop tegangan yang
sangat tinggi pada saat beban puncak.
Abstract–The tactic, that generally people to make Tingginya drop tegangan dari PLN
tube lamp (fluorescent) brightly shines on area that mengakibatkan lampu TL tidak dapat
has poor voltage regulation at peak load time, is
applied of bigger ballast transformer than its
menyala pada saat beban puncak.
rating. Unfortunately, the side effect results life of
lamp to be shorter marked by falling of its Umumnya masyarakat menyiasati agar
brightness. At this time, fluorescent lamp applying lampu TL dapat menyala pada daerah yang
as lighting is turned on day-and-night 24/7.It memiliki drop tegangan yang sangat tinggi

happens on home that light of sun can not enter its
(pada saat beban puncak) dengan

Naskah ini diterima pada tanggal 25 September disetujui untuk diterbitkan tanggal 1 Desember
2008, direvisi tanggal 3 Nopember 2008 dan 2008

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


22 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

memasang Trafo Ballast yang lebih besar dengan tegangan sumber. Pada saat
dari rating lampu TL. Lampu TL 20 Watt tegangan sumber 220 V menghasilkan
pada masyarakat dipasang dengan Trafo tegangan transien yang sangat besar,
Ballast untuk lampu TL 40 Watt atau sehingga dikhawatirkan dapat merubah
mereka memasang dua buah Trafo Ballast susunan gas pada lampu TL. Berubahnya
20 Watt untuk satu buah Lampu TL 20 susunan gas pada lampu TL dapat
Watt. Hal ini mereka lakukan dengan mengakibatkan umur lampu TL menjadi
maksud agar lampu TL dapat menyala pendek ditandai dengan berkurangnya
pada saat beban puncak. kecerahan cahayanya.

Memasang Trafo Ballast yang lebih besar Melihat fenomena ini maka diperlukan
dari rating Lampu TL atau menambah suatu penelitian agar susunan gas pada
jumlah Trafo Ballast sehingga memiliki lampu TL tidak berubah dengan cara
rating yang lebih besar memang dapat mengurangi tegangan transien pada saat
menyalakan Lampu TL pada saat beban penyalaan (starting). Jika susunan gas
puncak (pada daerah memiliki drop pada lampu TL tidak berubah maka
tegangan yang sangat tinggi) tetapi hal ini kecerahan cahayanya akan tetap.
mengakibatkan umur Lampu TL menjadi
lebih pendek ditandai dengan B. Tinjauan Pustaka
berkurangnya kecerahan lampu TL Lampu TL (Fluorescent) sebagai sumber
tersebut. penerangan memiliki beberapa keunggulan
dibandingkan lampu pijar, diantaranya
Trafo Ballast dan starter pada Lampu TL Pada daya yang sama, cahaya yang
berfungsi untuk menyediakan tegangan dihasilkan lampu TL lebih terang.
transient pada saat penyalaan katoda [4].  Umur lebih panjang jika dipasang pada
Trafo Ballast untuk Lampu TL 40 Watt catu daya yang sesuai dengan
lebih induktif daripada Trafo Ballast untuk ratingnya.
lampu TL 20 watt. Dua buah Trafo Ballast  Cahaya yang dihasilkan lebih lembut
20 watt lebih induktif daripada satu buah (tidak sakit dimata).
Trafo Ballast 20 watt. Saat sumber Umumnya penelitian lampu TL
tegangan dinyalakan, lampu TL 20 Watt memfokuskan pada perbaikan faktor daya
dengan trafo Ballast untuk lampu TL 40 lampu TL atau memperbaiki faktor daya
Watt memiliki tegangan transient yang ballast electronic.
sangat tinggi sehingga dapat menyalakan
lampu TL tersebut walaupun pada saat Ballast Elektronik dapat digunakan untuk
beban puncak. Tegangan Transient yang memperpanjang umur lampu TL [5]. Umur
sangat tinggi pada lampu TL dapat lampu TL diperpanjang dengan cara
mengakibatkan umur Lampu TL menjadi menghilangkan glow current pada saat
berkurang [3]. filament dalam pemanasan. Glow current
dihindarkan dengan cara mengaktifkan
Salah satu teknik yang dapat digunakan electronic switch yang terpasang parallel
untuk menyalakan lampu TL adalah teknik pada lampu TL saat pemanasan
switching [8]. Metode ini selain dapat (preheating). Electronic Switch di off kan
menyalakan lampu TL pada tegangan pada saat temperatur katoda mencapai
sampai 160 V juga memperbaiki faktor temperatur optimum untuk terjadinya emisi
daya dari lampu TL tersebut. Tegangan pada katoda, pada saat ini juga tegangan
transien yang dihasilkan dengan teknik penyalaan diterapkan untuk menyalakan
switching ini tidak tetap (bervariasi) sesuai lampu TL.

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


Supriono: Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL 23

Rangkaian lampu TL (dengan pertama dilakukan selama 1,52 detik


mempergunakan trafo ballast dengan arus pemanasan filamen sebesar
elektromagnetik) diperlihatkan pada 1,4 A. Jika pada pemanasan pertama lampu
gambar 1. Saat catu daya dinyalakan, TL tidak menyala maka dilakukan
starter (Bimetallic Switch) menutup, arus pemanasan filamen untuk kedua kalinya
yang mengalir hanya dibatasi oleh dengan waktu pemanasan 0,64 detik dan
impedansi dari trafo ballast sehingga arus sebesar 1,4 A. Jika tegangan catu daya
filamen mengalami pemanasan. Setelah rendah sehingga tegangan transien tidak
beberapa saat mengalami pemanasan, dapat menghasilkan gas pada lampu TL
starter (Bimetallic Switch) membuka. Saat mengalami discharge maka elektronik
starter membuka timbul tegangan transien starter akan terus bekerja sehingga hal ini
yang cukup tinngi sehingga mengakibatkan dapat mengakibatkan filamen lampu TL
gas pada lampu TL mengalami discharge putus (terbakar).
(menyala). Jika tegangan transien tidak
cukup untuk menyalakan lampu TL (gas Teknik switching menghilangkan trafo
tidak mengalami discharge) maka starter ballast serta starter untuk menyalakan
akan menutup kembali. Karena arus yang lampu TL [5]. Metode switching selain
mengalir pada starter menghasilkan panas dapat menyalakan lampu TL sampai
sehingga starter membuka kembali dan tegangan 160 V dari tegangan normal 220
timbullah tegangan transien yang cukup V, juga memperbaiki faktor daya dari
tinggi untuk menyalakan lampu TL. Proses lampu TL tersebut. Keunggulan lain
ini akan berulang secara terus menerus metode switching terhadap ballast
selama lampu TL belum menyala, akibat elektronik adalah tidak mempergunakan
yang ditimbulkan oleh proses ini ialah pemanasan filament pada saat starting.
panas yang berlebih sehingga Ballast elektronik yang mempergunakan
mengakibatkan umur lampu TL menjadi pemanasan filament pada saat starting
pendek dapat mengakibatkan panas yang berlebih
sehingga dapat memperpendek umur
filament lampu tsb. Tegangan transien
tidak diperhatikan pada saat penyalaan
(starting) sehingga dikhawatirkan tegangan
transien tersebut dapat merubah susunan
gas pada lampu TL tersebut. Jika susunan
Ballast gas Lampu TL berubah maka kecerahan
Lampu TL
filamen cahaya akan berkurang yang pada akhirnya
memperpendek umur lampu TL tersebut.

Respon transien rangkaian R, L dan C pada


Starter gambar 3a diperlihatkan pada gambar 2b.
fungsi alih rangkaian pada gambar 2a :
Gambar 1. Rangkaian Lampu TL dengan 1
ballast elekrtomagnetik V o(S ) LC

V (S) R 1 …. … … ….(1)
i s  s
2

L LC
Philips Semiconductor dengan UBA
2000T menggantikan posisi starter Respon transien system order dua :
(Bimetalic Switch) dengan electronic
starter. Pemanasan filamen lampu TL

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


24 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

C
(s
)  2 C. Metode Penelitian
2
n

2 … …… … ..(2)
R
() s
s 
2 s
n 
n
Bahan/Materi Penelitian.
Bahan yang dipergunakan pada penelitian
dari persamaan (1) dan persamaan (2) adalah lampu TL (Fluorescent) dari
berbagai ukuran daya.
diperoleh :
1 Alat.
n  … … ….… …… … … (3) Peralatan yang dipergunakan pada
LC
penelitian Memperpanjang Kecerahan
R C Cahaya Lampu TL (Fluorescent) dengan
  … … …. …… … …(4) Menggunakan Metode Penyalaan
2 L
Switching adalah :
  
 
1. Oscilloscope digital 1 (satu) unit.
 2
Mp e  1  … … …. …… … ...(5) 2. Transistor 1 (satu) buah.
3. Rectifier 1 (satu) unit.
d 4. Induktor dan kapasitor.
n  … … …. … …… … …(6) 5. LDR (Light Different Resistant)
12 6. Isolation Amplifier.
7. Auto trafo.
dengan
ωn = frekuensi alamiah Mp = lewatan Rangkaian Switching
maksimum (over shoot) Rangkaian penyalaan switching dirangkai
ζ = rasio redaman ωd = frekuensi seperti gambar 3. Auto trafo dipergunakan
sebagai simulasi sumber tegangan dengan
alamiah teredam
drop tegangan yang tinggi (keadaan beban
Dengan mempergunakan persamaan (3),
puncak) dan juga sebagai sumber tegangan
(4), (5), dan (6) maka dapat dibuat
yang sesuai dengan rating lampu TL.
tegangan transien dengan overshoot dan
Isolation amplifier dipergunakan sebagai
frekuensi alami sesuai dengan yang
interface tegangan transien dan arus
dikehendaki. Tegangan untuk menyalakan
transien ke oscilloscope digital.
lampu TL (Gas pada lampu TL mengalami
Oscilloscope digital dipergunakan untuk
discharge) yaitu baik overshoot maupun
melihat tegangan transien hasil switching
frekuesi yang sesuai dapat diperoleh
dari transistor. Komponen R, L dan C
dengan cara mangatur harga R, L dan C.
dipergunakan untuk menghasilkan
tegangan transien yang sesuai untuk
2
R
+ L
1.8
menyalakan lampu TL serta sebagai
1.6 pembangkit pulsa untuk mentrigger
vi C vo 1.4

1.2
transistor.
- 1

0.8
Tegangan sumber yang berasal dari
2a 0.6

0.4
autotrafo diubah ubah dari 220 volt
0.2 (keadaan tegangan normal) sampai
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 tegangan 150 volt (daerah yang memiliki
drop tegangan yang tinggi). Tegangan DC
2b
disulangkan ke bejana LC untuk
mentrigger transistor dan komponen LC
Gambar 2. Rangkaian R, L dan lainnya untuk menghasilkan tegangan
C dengan Respon transiennya transien. Nilai L (induktansi) diubah-ubah

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


Supriono: Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL 25

sampai diperoleh nilai induktansi yang 3. Kedua Lampu TL dimatikan selama 1


optimum untuk penyalaan lampu TL (gas menit.
mengalami discharge). Nilai L yang 4. Ulangi prosedur 1 s/d 3 sampai terjadi
optimum ditunjukkan dari arus yang perubahan resistansi pada LDR.
mengalir paling kecil dan lampu TL 5. Ganti kedua lampu tersebut dengan
menyala dengan sempurna. yang baru.
6. Prosedur 1 s/d 4 dijalankan.
Mengukur Kecerahan Cahaya Lampu TL
Metode yang digunakan untuk menetukan Dari beberapa percobaan lampu TL
kecerahan cahaya lampu TL adalah dengan tersebut akan didapat nilai switching dan
mengukur intensitas cahaya yang harga komponen R, L dan C yang optimum
dihasilkan. Dua lampu TL yaitu lampu TL agar kecerahan lampu TL dapat bertahan
dengan ballast elektromagnetik (dirangkai lebih lama. Proses menyalakan dan
pada gambar 1) dan lampu TL dengan mematikan lampu TL bertujuan
penyalaan switching (dirangkaian pada memberikan tegangan transien pada lampu
gambar 3) dibandingkan intensitas tersebut.
cahayanya dengan LDR (Light Different
Resistant). Perubahan harga resistant dari D. Hasil dan pembahasan
LDR menunjukkan adanya perubahan Pengukuran intensitas cahaya pada
intensitas cahaya. pengujian ketahanan nyala secara terus
menerus dilakukan dengan mengukur nilai
tahanan LDR. Pencatatan dilakukan setiap
C1
AC Oscilloscope 24 jam sekali dengan cara mengukur nilai
tahanan LDR. Perubahan nilai tahanan
L3
L1
Isolation Amplifier
LDR menunjukkan terjadinya perubahan
Vo Vi Io Ii intensitas cahaya lampu TL. Pengujian
L2
TL Fluorescent
pertama metode switching dengan metode
L5 trafo balast dilakukan pada lampu TL 10
watt merek dop. Trafo balast yang
Seluruh L berada pada inti
dipergunakan merek Guang Zhow 10 watt.
yang sama

Tabel 1. Pengujian Ketahanan Nyala


Gambar 3. Rangkaian Penelitian
Lampu TL 10W merek Dop.
Adapun prosedurnya adalah dengan Nilai Resistansi
LDR (Ω)
menyalakan kedua metode tersebut secara Hari
terus menerus kemudian mengukur Keterangan
ke :
intensitasnya dengan LDR setiap 24 jam. Switch Trafo
Prosedur yang dipergunakan untuk melihat ing Balast
efek tegangan transien yang dapat 1 2000 2400
mengubah susunan gas lampu TL dengan 2 2000 2400
balast elektromagnetik dan lampu TL
dengan switching pada dirangkaian gambar 3 2000 2400
3: 4 2000 2400
1. Kedua Lampu TL dinyalakan selama 1 5 2000 ****** Trafo balast
menit terbakar
2. Pada saat dinyalakan rekam tegangan Nilai resistansi yang lebih rendah
transient dan arus transient yang timbul menunjukkan bahwa cahaya yang
pada kedua lampu tersebut.

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


26 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

dihasilkan lampu TL tersebut lebih cerah penyalaan secara switching ataupun


dibandingkan dengan nilai resitansi yang dengan menggunakan trafo ballast
lebih tinggi. Pada pengujian dengan elektromagnetik.
menggunkan lampu TL 10 W merek Dop Pengujian dengan variasi tegangan sumber
ternyata penyalaan switching lebih unggul dari kedua lampu tersebut ditunjukkan
dari kecerahan dan umur dibandingkan pada tabel 3.
dengan penyalaan dengan trafo ballast
elektromagnetik. Ternyata trafo ballast Tabel 3. Pengujian Variasi Tegangan
merek Guang Zhow 10W tidak tahan Lampu TL 10W merek Philips.
bekerja secara terus menerus selama 5 hari, Nilai Resistansi
hal ini terlihat dari trafo ballast yang Tega LDR (Ω)
No ngan Keterangan
terbakar pada hari ke-5 pengujian. (V) Switch Trafo
Pengujian kedua dengan menggunakan ing Ballast
lampu TL 10W merek philips dengan trafo 1 230 2000 2200
ballast 10W merek philips.
2 220 2000 2200

Gambar 5 adalah grafik arus transient 3 210 2100 2500


dengan tegangan 220 V, ketika dalam 4 200 2200 2700
transient arus mengalir sangat besar 5 190 2400 2900
kemudian normal setelah gas pada lampu 6 180 2700 3000
TL mengalami discharge. Arus dalam
7 170 2700 3100 Trafo ballast
keadaan transient yang besar diakibatkan sulit menyala
oleh tegangan transient yang sangat besar.
8 160 2800 --- Trafo ballast
tdk dpt menyala
Tabel 2. Pengujian Ketahanan Nyala
Lampu TL 10W merek Philips 9 150 2800 --- Trafo ballast
tdk dpt menyala
Nilai Resistansi
LDR (Ω) 10 140 2900 --- Trafo ballast
tdk dpt menyala
Hari ke : Keterangan
11 130 3100 --- Trafo ballast
Switching Trafo tdk dpt menyala
Balast
12 120 3400 --- Trafo ballast
1 s/d 17 2000 2200 tdk dpt menyala
18 s/d 21 2400 2400 13 110 3800 --- Trafo ballast
22 s/d 60 2600 2600 tdk dpt menyala
14 100 4100 --- Trafo ballast
tdk dpt menyala
Pada pengujian Lampu TL 10W merek
Philips diperoleh bahwa pada hari 1 s/d 17 15 90 4400 --- Trafo ballast
tdk dpt menyala
diperoleh bahwa penyalaan dengan
switching menghasilkan kecerahan yang 16 80 4700 --- Trafo ballast
lebih baik dibandingkan dengan penyalaan tdk dpt menyala
dengan menggunakan trafo ballast 17 70 --- --- Kedua lampu
elektromagnetik, tetapi pada hari tdk dpt menyala
berikutnya dihasilkan kecerahan yang
sama. Hasil pengujian ini menunjukan Pada penyalaan switching walaupun
bahwa lampu TL 10W merek Philips tegangan sumber sangat rendah (90 V)
cocok untuk ruangan yang membutuhkan tetapi gas pada lampu TL mengalami
cahaya secara terus menerus baik discharge ditunjukkan gambar 6. Hal ini

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


Supriono: Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL 27

disebabkan karena frekuensi switching trafo ballast, karena fungsi induktor yang
sangat tinggi (30 KHz) sehingga gas utama pada penyalaan switching adalah
didalam tabung mengalami discharge yang untuk menghasilkan frekuensi yang tinggi
menghasilkan lampu tetap menyala bukan untuk menghasilkan tegangan
walaupun dengan tegangan yang sangat transient yang tinggi.
rendah dan arus sebesar 25 mA. Penyalaan
dengan trafo Ballast frekuensi bergantung Pengujian ketiga dengan mengunakan
pada frekuensi sumber tegangan yaitu 50 lampu TL 20W merek Matsui tetapi
Hz, jika frekuensi sumber dinaikkan tetap dengan trafo ballast 20W merek Sinar.
saja lampu TL tersebut tidak dapat
menyala karena sifat trafo ballast yang Tabel 4. Pengujian Lampu TL 20W merek
sangat induktif. Matsui
Nilai Resistansi LDR
(Ω)
gagal Hari ke
transient discharg discharge Keterangan
transien :
e transient
t Switching Trafo
Balast
1 s/d 60 2000 2000

100 V/Div 100 V/Div

4a 4b
Time/div = 20 µs
Gambar 4. Grafik Tegangan Lampu TL 10 Volt/div = 10 mA
W merek Philips
transient discharge

Gambar 6. Grafik arus penyalaan switching


dengan frekuensi 30 KHz

Tabel 4 dan tabel 5 menunjukkan variasi


tegangan sumber pada Lampu TL 20W
merek Matsui dengan dinyalakan secara
switching ataupun dinyalakan dengan
menggunakan ballast elektromagnetik 20W
merek Sinar. Hasilnya bahwa kedua
Gambar 5. Grafik Arus Lampu TL 10 metode penyalaan tersebut memiliki
W merek Philips kecerahan yang hampir sama tetapi
penyalaan dengan trafo ballast hanya dapat
menyala sampai tegangan 180 V.
Sifat yang sangat induktif dari trafo ballast
sangat bermamfaat untuk menghasilkan Jika tegangan sumber divariasi maka
tegangan transient yang sangat besar lampu TL 20 W merek Matsui dengan
sehingga gas pada lampu dapat discharge. trafo ballast 20 W merek sinar hanya
Pada penyalaan dengan switching tidak mampu menyala sampai tegangan 180 V
diperlukan induktor yang besar seperti sedangkan dengan penyalaan dengan

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


28 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

switching dapat menyala sampai tegangan tabel 3, tabel 5, tabel 6 dan tabel 7. Selain
80 V ditunjukan pada tabel 5. Gas pada itu juga bahwa pada rating tegangannya,
tabung lampu TL gagal mengalami penyalaan dengan switching menghasilkan
discharge pada tegangan 180 V dengan kecerahan yang lebih baik dibandingkan
penyalaan menggunakan trafo ballast dengan penyalaan dengan trafo ballast.
seperti ditunjukkan pada gambar 7a. Pada
penyalaan dengan switching gas tetap Tabel 5. Pengujian Variasi Tegangan
mengalami discharge pada tegangan 80 V, Lampu TL 20W merek Matsui.
hal ini ditunjukkan dengan tetap Nilai Resistansi
mengalirnya arus sebesar 100 mA Tegangan LDR (Ω)
No Keterangan
ditunjukkan pada gambar 7b. Pada gambar (V) Switchi Trafo
7b merah tegangan 100V/div dan biru arus ng Ballast
10mA/div, time base 10 µS. 1 230 2000 2000
2 220 2000 2000
Gagal discharge 3 210 2000 2000
Transient
4 200 2100 2200
5 190 2200 2400
6 180 2200 2400
7 170 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
7a
8 160 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
9 150 3000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
10 140 3100 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
11 130 3100 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
12 120 3600 ---- Trafo ballast
tdk dpt
menyala
7b 13 110 3600 ---- Trafo ballast
tdk dpt
Gambar 7. Grafik Tegangan dan Arus menyala
Lampu TL 20 Watt merek Matsui 14 100 4000 ---- Trafo ballast
tdk dpt
Pengujian variasi tegangan sumber menyala
menunjukkan bahwa pada semua merek 15 90 4600 ---- Trafo ballast
lampu TL, penyalaan dengan tdk dpt
menggunakan switching dapat dilakukan menyala
sampai tegangan 100 V sedangkan dengan 16 80 ---- ---- Kedua lampu
menggunakan trafo ballast hanya sampai tdk dpt
pada tegangan 180 V, ditunjukkan pada menyala

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


Supriono: Memperpanjang Kecerahan Cahaya Lampu TL 29

Pada pengujian terhadap ketahanan Tabel 7. Pengujian Variasi Tegangan


switching semua jenis lampu TL tidak Lampu TL 10 W Dop, ballast 10W merek
mengalami perubahan dari sisi kecerahan Guang Zhow.
maupun tegangan transient dan arus Nilai Resistansi
transient. Pengujian ketahanan switching Teganga LDR (Ω)
No Keterangan
ini dilakukan sebanyak 20 kali dengan n (V) Switching Trafo
waktu selama 1 (satu) menit. Ballast
1 230 1900 2200
Tabel 6. Pengujian Variasi Tegangan
2 220 2000 2400
Lampu TL 10W Ekonomat, ballast 10W
merek Sinar. 3 210 2000 2400
Nilai Resistansi 4 200 2100 2400
Teganga LDR (Ω) 5 190 2200 2700
No Keterangan
n (V) Switching Trafo
6 180 2300 2800
Ballast
7 170 2600 3000 Sulit nyala,
1 220 2000 2600 beberapa
2 210 2000 2800 kali start
3 200 2000 3000 8 160 2600 ---- Tdk dpt
nyala
4 190 2200 3200 Sulit
menyala, 9 150 2600 ---- Tdk dpt
bbrapa kali nyala
start 10 140 2600 ---- Tdk dpt
5 180 2200 3200 Sulit nyala
menyala, 11 130 3000 ---- Tdk dpt
bbrapa kali nyala
start
12 120 3200 ---- Tdk dpt
6 170 2300 ------ Tdk dpt nyala
menyala
13 110 3200 ---- Tdk dpt
7 160 2600 ------ Tdk dpt nyala
menyala
14 100 3200 ---- Tdk dpt
8 150 2600 ------ Tdk dpt nyala
menyala
15 90 3600 ---- Tdk dpt
9 140 3000 ------ Tdk dpt nyala
menyala
16 80 4000 ---- Tdk dpt
10 130 3200 ------ Tdk dpt nyala
menyala
17 70 ----- ---- Kedua
11 120 3800 ------ Tdk dpt lampu tdk
menyala dpt nyala
12 110 4400 ------ Tdk dpt .
menyala E. Kesimpulan
13 100 4600 ------ Tdk dpt 1. Penyalaan Lampu TL (fluorescent)
menyala dengan metode switching
14 90 ------ ------ Keduanya menghasilkan kecerahan yang lebih
tdk dpt baik dibandingkan penyalaan Lampu
menyala
TL dengan mempergunakan Trafo
Ballast.

Volume: 3, No.1 | Januari 2009


30 ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro

2. Penyalaan Lampu TL (fluorescent) Fixtures”,


dengan metode switching sangat cocok http://www.repairfaq.org/sam/flamp.ht
digunakan untuk daerah yang memiliki m
drop tegangan yang tinggi terutama [4] Liang, T.J., Cheng, C.A., Shyu, W.B.,
daerah pedesaan di Indonesia. Chen, J.F., 2001, “ Design Procedure
3. Metode switching yang diusulkan tidak for Resonant Components of
memperpendek umur Lampu TL Fluorescent Lamps Electronic Ballast
tersebut. Based on Lamp Model”, IEEE PEDS,
4. Melihat beberapa keunggulan yang hal. 618 – 622.
dimiliki penyalaan Lampu TL [5] Moo, S.C., Lin, F.T., Cheng, L.H.,
(fluorescent) dengan metode switching Soong, J.M., 2001, “Electronic Ballast
maka sudah waktunya penggunaan for Programmed Rapid Start
trafo ballast pada lampu TL Fluorescent Lamps”, IEEE PEDS, hal.
(fluorescent) dihentikan. 538 – 542.
[6] Ogata, K., 1998, “ Modern Control
Daftar Pustaka Engineering”, Prentice Hall,
[1] Alonso, J.M., Villegas, J.P., Blanco,C., Singapore.
Rico.M., 1997, “A Microcontroller- [7] Ribarich, T., dan Thomson, E., “T5
Based Emergency Ballast for Lamp Ballast Using Voltage Mode
Fluorescent Lamps”, IEEE Industrial Filament Heating”, Application Note
Electronics Society Volume 44, hal. International rectifier, AN-1020.
207 – 216. [8] Supriono dan Satiawan, I Nyoman
[2] Cheng, L.H., Moo, S.C., Yen, C.H., Wahyu., 2005, “Peningkatan Kinerja
Huang, H.S., 2001, “Single-Switch Lampu TL (Fluorescent) pada Catu
High Power FactorElectronic Ballast Daya dengan Regulasi Tegangan
for Compact Fluorescent Lamps”, Buruk.”, Jurnal Teknik Elektro Volume
IEEE PEDS, hal. 764 – 769. 5 No. 2, Universitas Kristen Petra,
[3] Goldwasser, S.M., dan Klipstein, D.L., Surabaya, hal. 59 – 66.
“Fluorescent Lamps, Ballast, and

Volume: 3, No.1 | Januari 2009

Anda mungkin juga menyukai