Anda di halaman 1dari 2

MATERI

Kenali 6 Peran IMP

Enam Peran IMP

IMP yang diartikan sebagai wadah pengelolaan dan pelaksanaan Gerakan Pembangunan Keluarga Sejahtera di
tingkat Desa/Kelurahan hingga di tingkat Dusun dan RT, pada prinsipnya saat ini memiiki 6 peran (sebelumnya
7 peran) yang kemudian dikenal sebagai 6 Peran Bhakti IMP. Keenem peran tersebut antara lain:

1) Pengorganisasian,

2) Pertemuan,

3) KIE dan Konseling,

4) Pencatatan dan Pendataan,

5) Pelayanan Kegiatan, dan

6) Kemandirian.

1) Pengorganisasian

IMP sebagai wadah berbagai kegiatan di tingkat Desa/Kelurahan kebawah memerlukan kepengurusan.
Kepengurusan IMP diupayakan dikembangkan dari kepengurusan tunggal menjadi kepengurusan kolektif.
Kepengurusan kolektif dimaksudkan dalam rangka pembentukan kepengurusan dan pembagian kerja dalam
menjalankan peran baktinya.

2) Pertemuan

Pertemuan rutin yang dilaksanakan IMP baik antar pengurus institusi, konsultasi pengurus dengan PKB/PLKB
maupun dengan petugas lain yang terkait, secara berkala dan berjenjang.

3) KIE dan Konseling

IMP melakukan kegiatan penyuluhan, motivasi dan Konseling Program KKBPK. Mendorong peningkatan
kesertaan dalam ber KB yang semakin mandiri dan lestari.
4) Pencatatan, Pendataan dan Pemetaan Sasaran

Salah satu aktivitas penting IMP adalah membuat laporan bulanan kepada PKB/PLKB tentang: a) kegiatan IMP
dalam melakukan pencatatan secara rutin dan ikut melaksanakan pendataan keluarga; b) kegiatan IMP Bersama
Penyuluh KB membuat dan melakukan pemetaan sasaran (demografi, tahapan KS dan sebagainya); c) kegiatan
IMP dalam memanfaatkan hasil pendataan dan peta sasaran bagi kepentingan pembinaan di tingkat wilayahnya;
serta d) intervensi kegiatan-kegiatan di wilayahnya berdasarkan peta PUS yang telah dibuat.

5) Pelayanan Kegiatan

Kader IMP di dalam ketugasannya melakukan beberapa kegiatan, seperti: pembinaan tentang pendewasaan usia
perkawinan (PUP), antara lain usia ideal bagi pria dan wanita untuk menikah (25 dan 21 tahun), Kesehatan
reproduksi, Penanggulangan HIV/AIDS dan Penyakit Menular Seksual, Penyalahgunaan NAPZA dan lain
sebagainya. Selain itu, IMP juga melakukan pembinaan mengenai pengaturan kelahiran antara lain pemakaian
alat kontrasepsi sesuai umur dan kondisi kesehatan ibu, jumlah anak, jarak kelahiran dan umur anak terkecil.

6)Kemandirian
Kader IMP sangat diharapkan mampu mencipatakan sistem kemandirian dalam menjalankan program melalui
beberapa program, seperti:

a) upaya pendanaan kelompok melalui iuran dan penjualan produk lokal;

b) mendorong kemandirian kelompok kegiatan dalam memfasilitasi pelayanan KB;

c) menciptakan “arisan program” sebagai wujud penggerakan masyarakat;

d) meningkatan pemahaman dan peran kader IMP; serta

e) melaksanakan kegiatan upgrading melalui Workshop dan simulasi secara berkala.

Dengan enam peran bhakti yang dimainkan, kita dapat mengetahui bahwa IMP memiliki kedudukan
yang sangat strategis dalam pengembangan program KB di wilayahnya masing-masing. Artinya berhasil
tidaknya program Kependudukan, KB dan Pembangunan Keluarga di suatu wilayah akan banyak dipengaruhi
oleh berhasil tidaknya institusi dalam melaksanakan perannya.

Anda mungkin juga menyukai