Skripsi Tovel Bab I
Skripsi Tovel Bab I
SKRIPSI
Oleh
BRIGITA WALANGITAN
NIM : 17 053 022
ABSTRAK
i
ii
ABSTRACT
The Religious Education and Training Center is an echelon unit under the
leadership of R&D. The purpose of this study is to find out how the influence of
work motivation on employee performance at the Manado Religious Education
and Training Center and to improve the implementation of work motivation in
improving employee performance. This research method uses quantitative
methods with work motivation as the independent variable and performance as the
dependent variable. The population taken is all existing employees, namely 72
people, but by using this research, it becomes 43 employees. The analysis used is
simple regression and correlation analysis. The results of the correlation analysis
showed the number r = 0.68 as the correlation coefficient concluded that the
correlation between work motivation (X) on employee performance (Y) showed a
strong relationship. This can be seen from the coefficient of determination is
influenced by work motivation, while the rest is influenced by other factors. The
results of the study on the motivation of existing employees are good but still need
to be improved, from the results of the analysis of respondents' answers, the total
score for the Motivation variable at the Manado Religious Education and Training
Center is included in the good category with a value of 60.70% but there is still a
gap of 37.88% then it still needs to be considered and improved. Employee
performance still needs to be improved even better for employee work results.
From the results of the analysis of the answers to the total score of respondents, it
shows that the performance of employees at the Manado Religious Education and
Training Center is categorized as good with a value of 63.7% but still needs to be
improved because there is still a gap of 32.17%. Work motivation partially has a
significant and strong relationship with increasing employee performance at the
Manado Religious Education and Training Center. If work motivation is
increased, it will be able to improve employee performance at the Manado
Religious Education and Training Center.
ii
iii
MOTTO
“Takut akan Tuhan adalah Permulaan Pengetahuan, Tetapi orang bodoh
iii
iv
Oleh
BRIGITA WALANGITAN
NIM. 17 053 022
Telah dipertimbangkan di depan dewan penguji dan dinyatakan sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Manajemen (S.Tr.M)
Pada tanggal Oktober 2021
Ketua/Penguji 1
Penguji 2, Penguji 3,
Mengetahui,
Ketua Jurusan Administrasi Bisnis
iv
v
Disetujui,
Ketua Panitia,
v
vi
karya saya sendiri. Bukan merupakan pengambilan tulisan dari orang lain.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan,
Brigita Walangitan
NIM. 17053022
vi
vii
BIOGRAFI
Agama : Katolik
Riwayat Pendidikan
: SD Inpres Klabat
: SMP 2 Dimembe
Orang Tua
vii
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas
segala rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyusun skripsi ini dengan baik.
Semua ini tidak terlepas dari dukungan dosen-dosen pembimbing, bahkan rekan-
rekan kelas 8MB1 yang selama ini membantu dan mengarahkan sehingga
kepada:
1. Ibu Dra. Maryke Alelo, MBA selaku Direktur Politeknik Negeri Manado.
2. Ibu Dr. Tineke Soroinsong, SST., MT, sebagai Wakil Direktur Bidang
langsung.
viii
ix
melaksanakan perkuliahan
11. Mama dan Papa, sanak saudara serta Oma yang selalu memberikan kasih
Pada skripsi ini sangat dimungkinkan masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Segala bentuk kritik dan saran akan dengan senang hati diterima dan
diharapkan dapat membantu dalam penulisan proposal selanjutnya agar lebih baik
lagi. Semoga proposal skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
bagi pembaca.
Manado, .......................2021
Penulis,
Brigita Walangitan
NIM 17 053 022
ix
x
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
ABSTRAK........................................................................................................ ii
MOTTO............................................................................................................ iv
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN........................................ v
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................... vi
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI..................................................................... vii
BIOGRAFI....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR...................................................................................... ix
DAFTAR ISI.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah................................................................ 5
1.3 Perumusan Masalah................................................................ 6
1.4 Pembatasan Masalah............................................................... 6
1.5 Tujuan dan Manfaat................................................................ 6
1.6 Manfaat Penelitian.................................................................. 7
BAB II KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
2.1 Landasan Teori Motivasi........................................................ 8
2.1.1 Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia ................ 8
2.1.2 Konsep Motivasi Kerja ................................................ 9
2.1.2.1 Pengertian Motivasi Kerja................................ 9
2.1.2.2 Faktor-Faktor Meningkatkan Motivasi............. 11
2.1.2.3 Tujuan Motivasi................................................ 12
2.1.2.4 Prinsip-prinsip Dalam Motivasi........................ 13
2.1.2.5 Indikator Motivasi............................................ 13
2.1.3 Konsep Kinerja Pegawai................................................ 14
2.1.3.1 Pengertian Kinerja Pegawai............................... 14
2.1.3.1 Tujuan Pengukuran Kinerja Pegawai................. 17
2.1.3.2 Faktor-faktor Mempengaruhi Kinerja Pegawai. 17
x
xi
xi
xii
xii
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Teks Halaman
xiii
xiv
DAFTAR GAMBAR
xiv
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
mampu mengelola sumber daya manusia yang ada dalam instansi tersebut yaitu
meningkatkan kinerja pegawai secara efisien, dan efektif kerja dalam suatu
instansi atau perusahaan. Motivasi adalah sebuah dorongan ataupun minat yang
begitu besar di dalam diri, untuk mencapai suatu keinginan cita-cita dan tujuan
mencapai yang diinginkan. Oleh karena itu instansi harus perlu mengelolah
dan rencana yang telah dibuat oleh pimpinan agar dapat terealisasikan dengan
tinggi, serta memberikan pendapatan atau bonus yang sesuai dengan pekerjaan
tersebut sangat diperlukan oleh pegawai jika merasa kebutuhan dan harapannya
1
2
terpenuhi tentu akan lebih loyal dalam mengabdikan diri sepenuhnya pada sasaran
dan tujuan organisasi atau instansi dengan sendirinya, hal ini akan menambah
kepada pegawai yang timbul dari pegawai itu sendiri untuk bekerja akan mampu
mencapai tujuan organisasi dan kinerja yang baik. Motivasi merupakan hal
penting dalam mendukung perilaku manusia agar semakin giat dalam bekerja dan
lebih giat dalam mencapai hal yang optimal. Tanpa adanya motivasi, seorang
pegawai merasa segan untuk melaksanakan suatu pekerjaan dengan baik. Maka
dari itu kinerja pegawai akan tercapai bila ada kemauan dari diri sendiri dan dapat
dorongan dari pihak lain. Pegawai yang memiliki motivasi yang tinggi akan
mencapai target yang diinginkan oleh instansi dalam mencapai kemajuan instansi
tersebut. Berbeda dengan pegawai yang tidak mempunyai motivasi dari pimpinan
prestasi kerja atau hasil kerja yang dicapai oleh seorang pegawai dalam
2
3
Kinerja adalah hasil kerja yang timbul dari suatu proses yang mengacu dan
mencapai setiap tujuan yang ditetapkan sesuai dengan pekerjaan dan membangun
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan oleh setiap instansi atau perusahaan.
Untuk menciptakan hasil kerja yang baik maka seorang pegawai harus memiliki
dorongan dari diri sendiri maupun dari pimpinan agar supaya dengan adanya
dorongan tersebut maka semangat untuk melakukan pekerjaan timbul pada diri
setiap pegawai. Untuk mengukur penilaian kinerja pegawai, maka pihak instansi
pimpinan Litbang dan Diklat Keagamaan yang berperan penting dalam penguatan
Keagamaan Manado dalam menciptakan tata tertib yang baik, efisiensi dan
efektivitas kerja pegawai. Maka, instansi ini perlu adanya peningkatan kinerja
pegawai melalui pemberian motivasi pada setiap pegawainya. Karena pada Kantor
3
4
satu faktor dari rendahnya kinerja pegawai yang merupakan salah satu faktor dari
rendahnya motivasi pada setiap pegawai. Masih ada pegawai yang menunda-
Sebaliknya jika pegawai memiliki motivasi yang tinggi maka akan muncul rasa
tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan dan tidak melanggar pada aturan-
aturan yang telah disepakati selama menjadi pegawai di Balai Diklat Keagamaan
Manado, karena dengan adanya gairah kerja, dan dorongan dari pimpinan maupun
Namun, pimpinan sering merasa tidak puas dengan kinerja pada pegawai
bekerja sehingga kinerja belum memuaskan, dan pada bagian tata usaha yang
sering terjadi pegawai tidak bekerja dengan maksimal karena seringkali merasa
panas disebabkan pendingin ruangan sering rusak, dan dibagian itu pula banyak
pegawai yang tidur di ruangan kantor sewaktu jam kerja berlangsung sehingga
pegawai yang sering merasa tidak puas karena gaji yang diberikan masih terbilang
motivasi kepada pegawai yang ada di bagian divisi tersebut agar mempunyai
dorongan untuk bekerja dan bisa meningkatkan kinerjanya. Adapun pegawai pada
bagian widyaiswara yang selalu datang terlambat dimana jam kantor dimulai pada
pukul 07.30 tetapi ada pegawai yang datang pada jam 09.00 hal ini perlu adanya
4
5
motivasi agar supaya pegawai lebih menyadari bahwa tenaga dan kinerja mereka
sangat dibutuhkan pada Kantor Balai Diklat Keagamaan Manado, namun masih
banyak pekerjaan yang belum mencapai target dan tujuan yang diinginkan instansi
pegawai yang masih kurang keterampilanya dalam bekerja, dan dalam hal ini
ialah dalam penggunaan aplikasi simdiklat dimana aplikasi ini adalah aplikasi
tersebut akan berpengaruh pada kinerja pegawai yang akan dihasilkan, bukan
hanya mengenai kinerja pegawai tetapi motivasi juga pun masih kurang.
pegawai pada Balai Diklat Keagamaan Manado, maka penulis tertarik untuk
nunda pekerjaan, padahal pekerjaan tersebut boleh selesai pada saat itu juga.
2. Masih ada pegawai yang bersantai-santai dan merokok saat bekerja. Adanya
pegawai yang lebih banyak bersantai-santai dan merokok pada jam kerja
berlangsung.
3. Masih ada pegawai yang tidak puas dengan gaji yang diberikan. Pegawai
masih merasa tidak puas dengan gaji yang diberikan terbilang sedikit dimana
5
6
4. Masih ada pegawai yang datang terlambat. Jam kerja kantor dimulai pada
pukul 07.30, tetapi masih ada pegawai yang datang pada jam 09.00.
5. Masih ada pegawai yang belum terampil dalam bekerja. Adapun pegawai
yang belum terampil dalam bekerja, dimana masih ada pegawai yang tidak
yaitu : divisi perencanaan, divisi manajemen resiko, divisi kepatuhan pada PT.
Bank Sulutgo.
Keagamaan Manado.
6
7
Manado.
pegawai.
7
8
BAB II
KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS
penggunaan sumber daya manusia dalam rangka untuk mencapai tujuan individu
tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis yang dimiliki
8
9
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang akan mengisi semua
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
pelaksanaan tugas.
kinerja meningkat.
pemberhentian pegawai.
pensiun pegawai.
diri pegawai yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja secara
9
10
optimal guna mencapai tujuan. Motivasi berasal dari kata dasar motif, yang
bekerja seseorang.
sasaran. motivasi merupakan hal penting dalam bekerja agar bisa menampilkan
pekerjaan yang optimal bagi diri sendiri dan perusahaan, motivasi akan
menyatakan jika pegawai memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau
dorongan dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), maka pegawai akan
terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Bila kebutuhan telah terpenuhi
faktor, antara lain atasan, sarana fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang
dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan”. Hasibuan dalam Prayogi, Nursidin
10
11
(2011, hal. 143) menyatakan bahwa “Motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan”.
Kesimpulannya bahwa motivasi kerja adalah sikap yang tumbuh dari seseorang
baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong untuk melakukan tindakan
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri pegawai yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental
pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
faktor - faktor motivasi menurut Porter dan Miles dalam Danim (2004 : 30)
11
12
termasuk tanggung jawab yang harus diemban dan kepuasan yang muncul
derajat motivasi.
3. Lingkungan kerja dan situasi kerja pegawai. Seorang individu betah pada
atasan baik dalam bentuk materi maupun non materi akan meningkatkan
bahwa:
kinerjanya.
12
13
dicapai olehnya.
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
13
14
(2012:200) bahwa motivasi kerja dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :
1) Upah atau gaji yang layak yang dapat diukur melalui gaji yang memadai
3) Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai yang diukur dalam seleksi
Kinerja pegawai dapat didefinisikan sebagai apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan pegawai. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang baik yang dilakukan
kepada organisasi. Lebih lanjut menurut Affandi (2018:83) adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan
14
15
atau instansi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
upaya mencapai suatu tujuan organisasi secara ilegal dan tidak melanggar hukum.
mengemukakan bahwa kinerja adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang
tanggung jawabnya yang diberikan kepadanya. Hal ini ditekankan oleh Sutriso
(2016:151) menjelaskan bahwa hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam
suatu periode. Dari sudut pandang ahli yang lain, kinerja adalah banyaknya upaya
Rivai & Basri dalam Masram (2017:138) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil
standar hasil kerja, target atau sasaran, maupun kriteria yang telah ditentukan.
misalnya kualitas kerja, kuantitas kerja, efisiensi, dan kriteria efektifitas lainnya
(2013:127), adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
yang bersifat profit (profit oriented), maupun yang bersifat non profit oriented
15
16
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya
dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan ukuran nilai atau standar
tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja. Dan akhirnya menurut
suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui
keterampilan yang nyata. Jadi kesimpulannya adalah adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
16
17
kinerja.
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
pegawai.
menilai mereka.
17
18
Rancangan Tugas)
Dalam suatu organisasi persaingan global saat ini, dunia kerja sangat
membutuhkan orang yang biasa berpikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu
Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu elemen yang harus diperhatikan
Dalam hal ini, peningkatan motivasi kerja akan kinerja pegawai dengan maksud
intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.” Yaitu dorongan dari setiap
18
19
dilakukan oleh Deikme (2013) berpengaruh secara positif terhadap kinerja. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh, Prabasari dan Netra (2013) yang mengatakan
bahwa motivasi paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini
disebabkan, karena dengan motivasilah sumber daya manusia yang ada mampu
terdorong untuk bekerja dengan baik sehingga kinerja yang baik dapat tercapai.
dalam diri pegawai atau melalui rangsangan dari luar diri pegawai dikarenakan
adanya dorongan terhadap suatu proses perilaku setiap orang untuk pencapaian
suatu tujuan yang diinginkan. Sehingga motivasi bisa berpengaruh positif bagi
setiap pegawai dalam menunjang serta memberikan dorongan dalam sumber daya
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis seperti pada Tabel 2.1
berikut ini:
19
20
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
20
21
sebagai variabel
dependent
“Pengaruh Motivasi Variabel Motivasi sebagai Metode pengumpulan Hasil penelitian
kerja, kepuasan kerja, dan variabel independent dan data menggunakan menunjukan bahwa
kemampuan kerja kinerja sebagai variabel metode dokumentasi variabel
Terhadap Kinerja dependent, menggunakan motivasi,kepuasan, dan
Pegawai”. Mia sumiati analisis linier berganda kemampuan berpengaruh
(2019) secara simultan & parsial
terhadap kinerja pegawai
“Pengaruh Kemampuan Variabel kemampuan Metode pengumpulan Hasil menunjukan bahwa
kerja dan semangat kerja kerja sebagai variabel data selain kuesioner kemampuan kerja dan
terhadap kinerja pegawai independent dan kinerja juga menggunakan semangat kerja
pada PT. Bank Syariah sebagai variabel metode wawancara dan berpengaruh secara
Mandiri, Kendal. dependent, sumber data dokumentasi parsial dan simultan
Nugraha Pratama (2017) yang digunakan adalah terhadap kinerja pegawai
data primer dan data
sekunder, menggunakan
analisis linier berganda
“Pengaruh Kemampuan Variabel kemampuan Sumber data diambil Berdasarkan uji F di
kerja dan motivasi kerja kerja dan motivasi dari populasi pegawai peroleh nilai sebesar
Terhadap Kinerja Pada sebagai variabel yang ada 1001.086 lebih besar dari
PT. perkebunan independent dan kinerja F table yakni 2.78, artinya
Nusantara”, Rindy Arini sebagai variabel variabel bebas secara
(2015) dependent, menggunakan bersama-sama memiliki
metode deskriptif dan pengaruh yang positif dan
kuantitatif menggunakan signifikan terhadap
analisis linier berganda variabel terikat
“Pengaruh Motivasi Variabel Motivasi sebagai Sumber data yang Hasil penelitian bahwa
kerja dan Lingkungan variabel independent dan dikumpulkan selain dari Motivasi kerja dan
kerja Terhadap Kinerja kinerja sebagai variabel kuesioner ada pula dari Lingkungan kerja
Pegawai Pada PT. dependent, menggunakan wawancara dan memiliki pengaruh positif
Karmand Mitra andalan, analisis linier berganda dokumentasi. terhadap kinerja pegawai
Aldo Gardjito ( 2014) dan metode analisis
deskriptif
Sumber : Pengolahan Data 2021
21
22
Gambar 2.1
Alur Pikir
Pengelolaan Sumber Daya Manusia sangat penting bagi setiap satuan kerja
yang ada, karena jalannya kegiatan suatu organisasi tidak lepas dari peran sumber
daya manusia yang menjalankan proses kerja yang ada, oleh karena itu
organisasi. Salah satu elemen dalam Sumber daya manusia yang harus
diperhatikan dalam suatu organisasi adalah para pegawai, dalam hal ini
22
23
organisasi sehingga sangat diharapkan para pegawai harus menaati peraturan atau
maka diduga terdapat pengaruh positif antara kemampuan kerja terhadap kinerja
pada suatu organisasi. Dengan demikian semakin tinggi kemampuan kerja maka
dan kemampuan kerja, sehingga mereka memiliki kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi dan
bahwa kinerja pegawai merupakan variabel yang dipengaruhi oleh motivasi kerja.
Variabel X Variabel Y
Motivasi Kerja Kinerja
- Daya Pendorong
- Kemauan - Kualitas
- Kerelaan - Kuantitas
- Membentuk Keahlian 23 - Ketepatan Waktu
- Menimbulkan Rasa - Efektifitas
Aman - Kemandirian
24
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1 = Motivasi kerja.
Y = Kinerja pegawai.
= Hubungan Parsial.
2.5 Hipotesis
diajukan. Hipotesis berasal dari kata hipo (=lemah) dan tesis (pernyataan). Oleh
karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang masih lemah maka penulis
Keagamaan Manado.
24
25
BAB II
25
26
penggunaan sumber daya manusia dalam rangka untuk mencapai tujuan individu
tenaga kerja secara manusiawi agar potensi fisik dan psikis yang dimiliki
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas pegawai yang akan mengisi semua
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
pelaksanaan tugas.
kinerja meningkat.
26
27
pemberhentian pegawai.
pensiun pegawai.
diri pegawai yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja secara
optimal guna mencapai tujuan. Motivasi berasal dari kata dasar motif, yang
bekerja seseorang.
sasaran. motivasi merupakan hal penting dalam bekerja agar bisa menampilkan
pekerjaan yang optimal bagi diri sendiri dan perusahaan, motivasi akan
27
28
menyatakan jika pegawai memiliki dorongan yang kuat dari dalam dirinya atau
dorongan dari luar dirinya (misalnya dari pihak perusahaan), maka pegawai akan
terdorong untuk melakukan sesuatu dengan baik. Bila kebutuhan telah terpenuhi
faktor, antara lain atasan, sarana fisik, kebijaksanaan, peraturan, imbalan jasa uang
dan non uang, jenis pekerjaan dan tantangan”. Hasibuan dalam Prayogi, Nursidin
(2011, hal. 143) menyatakan bahwa “Motivasi adalah pemberian daya penggerak
yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerja sama,
bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai kepuasan”.
Kesimpulannya bahwa motivasi kerja adalah sikap yang tumbuh dari seseorang
baik dari dalam maupun dari luar yang mendorong untuk melakukan tindakan
28
29
Motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakan diri pegawai yang
terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan. Sikap mental
pegawai yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat
faktor - faktor motivasi menurut Porter dan Miles dalam Danim (2004 : 30)
termasuk tanggung jawab yang harus diemban dan kepuasan yang muncul
29
30
derajat motivasi.
3) Lingkungan kerja dan situasi kerja pegawai. Seorang individu betah pada
atasan baik dalam bentuk materi maupun non materi akan meningkatkan
kinerjanya.
30
31
dicapai olehnya.
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
(2012:200) bahwa motivasi kerja dapat diukur melalui indikator sebagai berikut :
31
32
1) Upah atau gaji yang layak yang dapat diukur melalui gaji yang memadai
3) Menempatkan pegawai pada tempat yang sesuai yang diukur dalam seleksi
Kinerja pegawai dapat didefinisikan sebagai apa yang dilakukan atau tidak
dilakukan pegawai. Kinerja pegawai adalah hasil kerja yang baik yang dilakukan
kepada organisasi. Lebih lanjut menurut Affandi (2018:83) adalah hasil kerja
yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan
atau instansi sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam
upaya mencapai suatu tujuan organisasi secara ilegal dan tidak melanggar hukum.
32
33
mengemukakan bahwa kinerja adalah kerja secara kualitas dan kuantitas yang
tanggung jawabnya yang diberikan kepadanya. Hal ini ditekankan oleh Sutriso
(2016:151) menjelaskan bahwa hasil kerja dan perilaku kerja seseorang dalam
suatu periode. Dari sudut pandang ahli yang lain, kinerja adalah banyaknya upaya
Rivai & Basri dalam Masram (2017:138) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil
standar hasil kerja, target atau sasaran, maupun kriteria yang telah ditentukan.
misalnya kualitas kerja, kuantitas kerja, efisiensi, dan kriteria efektifitas lainnya
(2013:127), adalah hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi
yang bersifat profit (profit oriented), maupun yang bersifat non profit oriented
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
33
34
adalah hasil kerja yang dicapai oleh individu sesuai dengan peran atau tugasnya
dalam periode tertentu, yang dihubungkan dengan ukuran nilai atau standar
tertentu dari organisasi tempat individu tersebut bekerja. Dan akhirnya menurut
suatu perbuatan, suatu prestasi atau apa yang diperlihatkan seseorang melalui
keterampilan yang nyata. Jadi kesimpulannya adalah adalah hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan
dalam pencapaian sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang
34
35
kinerja.
diinginkan, melalui umpan balik hasil kinerja pada waktunya serta pemberian
pegawai.
menilai mereka.
35
36
Rancangan Tugas)
Dalam suatu organisasi persaingan global saat ini, dunia kerja sangat
membutuhkan orang yang biasa berpikir untuk maju, cerdas, inovatif dan mampu
Daya Manusia (SDM) merupakan salah satu elemen yang harus diperhatikan
Dalam hal ini, peningkatan motivasi kerja akan kinerja pegawai dengan maksud
intensitas, bersifat terus menerus dan adanya tujuan.” Yaitu dorongan dari setiap
dilakukan oleh Deikme (2013) berpengaruh secara positif terhadap kinerja. Dalam
penelitian yang dilakukan oleh, Prabasari dan Netra (2013) yang mengatakan
36
37
bahwa motivasi paling dominan berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Hal ini
disebabkan, karena dengan motivasilah sumber daya manusia yang ada mampu
terdorong untuk bekerja dengan baik sehingga kinerja yang baik dapat tercapai.
dalam diri pegawai atau melalui rangsangan dari luar diri pegawai dikarenakan
adanya dorongan terhadap suatu proses perilaku setiap orang untuk pencapaian
suatu tujuan yang diinginkan. Sehingga motivasi bisa berpengaruh positif bagi
setiap pegawai dalam menunjang serta memberikan dorongan dalam sumber daya
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis seperti pada Tabel 2.1
berikut ini:
37
38
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
38
39
Gambar 2.1
Alur Pikir
39
40
Pengelolaan Sumber Daya Manusia sangat penting bagi setiap satuan kerja
yang ada, karena jalannya kegiatan suatu organisasi tidak lepas dari peran sumber
daya manusia yang menjalankan proses kerja yang ada, oleh karena itu
organisasi. Salah satu elemen dalam Sumber daya manusia yang harus
diperhatikan dalam suatu organisasi adalah para pegawai, dalam hal ini
organisasi sehingga sangat diharapkan para pegawai harus menaati peraturan atau
maka diduga terdapat pengaruh positif antara kemampuan kerja terhadap kinerja
pada suatu organisasi. Dengan demikian semakin tinggi kemampuan kerja maka
40
41
dan kemampuan kerja, sehingga mereka memiliki kinerja yang baik dalam
melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien sesuai dengan visi, misi dan
bahwa kinerja pegawai merupakan variabel yang dipengaruhi oleh motivasi kerja.
Variabel X Variabel Y
Motivasi Kerja Kinerja
- Daya Pendorong
- Kemauan - Kualitas
- Kerelaan - Kuantitas
- Membentuk Keahlian - Ketepatan Waktu
- Menimbulkan Rasa - Efektifitas
Aman - Kemandirian
Gambar 2.2
Paradigma Penelitian
Keterangan:
X1 = Motivasi kerja.
Y = Kinerja pegawai.
= Hubungan Parsial.
41
42
2.5 Hipotesis
diajukan. Hipotesis berasal dari kata hipo (=lemah) dan tesis (pernyataan). Oleh
karena itu, hipotesis masih merupakan pernyataan yang masih lemah maka penulis
Keagamaan Manado.
42
43
BAB III
METODE PENELITIAN
Waktu penelitian dirancang selama 6 (enam) bulan mulai dari bulan Maret 2021
sampai bulan Agustus 2021. Tahapan kegiatan yang dilalui dimulai dari pra-
43
44
yang sedang terjadi pada suatu objek penelitian.Dalam hal ini dengan mengamati
data dan informasi yang dibutuhkan mengenai motivasi kerja, dan kinerja
pegawai.
berbagai literatur yang berkaitan dengan motivasi kerja terhadap kinerja pegawai,
persoalan yang berbentuk bilangan atau juga berbentuk kategori, lebih lanjut
menurut Riduwan (2009:5), data ialah bahan mentah yang perlu diolah sehingga
yang lengkap dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan dua jenis data
yaitu:
1) Data Primer
44
45
Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu
organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Susanti (2014:15), lebih lanjut
dikatakan oleh Siregar (2011:128), data primer adalah data yang dikumpulkan
sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian
dilakukan. Dalam penelitian ini data diperoleh langsung dari pegawai pada Balai
Diklat Keagamaan Manado. Dalam hal ini yaitu dengan cara melakukan
Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk jadi dan telah
diolah oleh pihak lain, biasanya dalam bentuk publikasi. Susanti (2014:15), lebih
lanjut dikatakan oleh Siregar (2011:128), data sekunder adalah data yang
diterbitkan atau digunakan oleh organisasi yang bukan pengolahannya. Data ini
yang diperoleh dari perusahaan, data jumlah pegawai pada Balai Diklat
Keagamaan Manado
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data
melakukan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti, dalam hal ini
45
46
Motivasi kerja, dan pengaruhnya terhadap Kinerja Pegawai pada Balai Diklat
Keagamaan Manado.
seseorang dalam hal ini disebut responden, dan cara jawab juga dilakukan
dengan tertulis. Responden dalam penelitian ini yaitu para pegawai Balai
Motivasi Kerja, dan Kinerja Pegawai. Dari sumber- sumber seperti buku-buku
literatur melalui studi pustaka dan situs internet yang berkaitan dan mendukung
penelitian ini.
3.4.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, (Sugiyono,
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti
adalah area yang akan menjadi fokus penelitian. Populasi bukan hanya orang
tetapi objek serta benda lainnya, dikatakan bahwa satu orang pun dapat menjadi
populasi karena memiliki berbagai macam gaya dan karakteristik yang dimiliki
46
47
3.4.2 Sampel
Untuk menentukan ukuran atau besarnya sampel dari suatu populasi, maka
sebagai berikut :
N
n=
1+ ( N . e 2 )
Dimana :
(catatan:umumnya digunakan 1% atau 0,01, 5 % atau 0,05 dan 10% atau 0,1)
(catatan dapat dipilih oleh peneliti).
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 72 orang dan presisi
yang ditetapkan atau tingkat signifikasi 0,10, maka besarnya sampel pada
N
n=
1+ ( N . e 2 )
72
n=
1+ ( 72. 0,102 )
47
48
menjadi 43 orang
untuk pencapaian tujuan organisasi. Motivasi kerja dapat dilihat melalui indikator
Kemauan, dengan sub indikator kemauan dalam bekerja 3) kerelaan, dengan sub
dengan sub indikator melakukan tugas sesuai keahlian dan memberikan diri 5)
tanggung jawab,dengan sub indikator konsisten waktu dan bekerja jujur Adapun
indikator dari Motivasi kerja dapat dilihat pada Tabel 3.1 dengan kisi-kisi
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja (X)
48
49
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Kinerja (Y)
49
50
Adapun skala pengukuran Motivasi kerja (X), dan kinerja pegawai (Y)
yang dipakai dalam menganalisa data. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi
Pengukuran variabel Motivasi kerja (X), dan Kinerja pegawai (Y) yang
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau
fenomena tertentu. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk
pegawai (Y) digunakan analisis korelasi dan regresi linier berganda merupakan
suatu metode statistik umum yang digunakan untuk meneliti hubungan antara
50
51
menganalisis data statistik. SPSS dapat memakai hampir dari seluruh tipe file
(grafik), plot (diagram) dari berbagai distribusi, statistik deskriptif dan analisis
statistik yang kompleks. Jadi dapat dikatakan SPSS adalah sebuah sistem yang
lengkap, menyeluruh, terpadu, dan sangat fleksibel untuk analisis statistik dan
manajemen data.
Variabel
penelitian yang sedang terjadi terhadap fenomena yang sedang diteliti. Biasanya
51
52
untuk mengukur Total Skor dengan menggunakan ukuran Quartil dan Rumus
Keterangan:
I : Instrumen
n : jumlah Jumlah jawaban ke-n (Jawaba,1,2,3,4 &5)
N : Jumla Instrumen (Pertanyaan)
Y : total nilai kuesioner masing-masing responden
Tabel 3.3
Pedoman Skala Nilai Instrumen Jawaban Responden
No Rentang Skala Nilai Kategori Ket.
1 1,00 – 1,80 Tidak Baik TB
2 1,81 –2,61 Kurang Baik KB
3 2,62 – 3,40 Cukup Baik CB
4 3,41 – 4,21 Baik B
5 4,22 – 5,00 Sangat Baik SB
penelitian yang sedang terjadi terhadap fenomena yang sedang diteliti. Biasanya
untuk mengukur Total Skor dengan menggunakan ukuran Quartil dan Rumus
n
TOTAL SKOR= X 100
N
52
53
kualitas data yang diperoleh. Uji kualitas data yang diperoleh. Uji kualitas data
yang yang dilakukan untuk meyakini kualitas data yang diperoleh, yang terdiri
mengukur apa yang seharusnya diukur. Demikian juga kuesioner riset. Kuesioner
Uji validitas pada penelitian ini menggunakan alat ukur Pearson Product
Moment, dengan mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang
merupakan jumlah tiap skor butir. Syarat minimum untuk dianggap memenuhi
syarat kalau r = 0,3. Untuk mengukur nilai validitas ditentukan dengan melihat
nilai α = 0,05 dengan jumlah responden 43 sehingga nilai r (0,05, 43) pada Tabel
Product Moment dan di dapat nilai r= 0,294. Jadi kalau korelasi antara butir
dengan skor total kurang dari 0,294 maka butir dalam instrumen tersebut
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
√[ N ∑ X −( ∑ X ) ( N ∑ Y −∑ Y ) ]
2 2 2 2
Keterangan:
rxy : nilai korelasi x dan y
N : jumlah sampel
53
54
yaitu Motivasi Kerja (X) dan Kinerja Pegawai (Y) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.4
Uji Validitas Variabel Motivasi Kerja (X1)
Stat. Produk
No Daftar Pertanyaan Validitas N Keterangan
Moment (r)
54
55
nilai r (0,05,43) pada Tabel Product Moment dan di dapat nilai r = 0,43. Jika
hasil validitas berada di atas 0,43 maka dianggap butir pertanyaan atau instrumen
tersebut sudah valid. Hasil analisis validitas untuk semua Instrumen pada variabel
Motivasi kerja (X) semuanya valid karena semua instrument diatas r = 0,29.
Sehingga variabel motivasi kerja (X) sudah layak untuk dijadikan variabel
penelitian.
Tabel 3.5
Uji Validitas Variabel Kinerja (Y)
Stat.
No Daftar Pertanyaan Produk Validitas N Keterangan
Moment (r)
55
56
nilai r (0,05,43) pada Table Product Moment dan didapat nilai r = 0,29. Jika
hasil validitas berada di atas 0,29 maka dianggap butir pertanyaan atau instrumen
tersebut sudah valid. Hasil analisis validitas untuk semua Instrumen pada variabel
nomor 2,3,5,11 yang tidak valid karena beberapa pertanyaan instrument dibawah
r = 0,29. Dan terdapat 8 pertanyaan yang valid memperoleh nilai diatas r = 0,29.
Reliabilitas pada dasarnya adalah sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat
dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan secara berulang relative ama
satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan
ukur dikatakan mantap bila dalam mengukur sesuatu berulang kali, alat ukur
56
57
tersebut memberikan hasil yang sama. Tentu saja dengan syarat bahwa kondisi
pengukuran, maka ukuran yang diperoleh merupakan ukuran yang benar dari
sedang apabila nilai α dari Cronbach‘s antara 0,5 sampai 0,6 (Sugiyono 2014).
Instrumen penelitian variabel tersebut dapat dinyatakan reliable dan layak untuk
dijadikan variabel dalam pengukuran penelitian ini karena koefisien reliable >
k .r
rα=
1+ ( k −1 ) r
Keterangan:
α = Keandalan alpha Cronbach
r = Rata-rata korelasi diantara butir pertanyaan
k = Jumlah butir pertanyaan dalam skala
Reliabilitas alat ukur dilihat dari nilai koefisien α (alpha) Cronbach, dan
instrumen dianggap reliabel apabila nilai koefisien α Cronbach lebih besar 0,6.
Tabel 3.6
57
58
Motivasi
0.92 Reliability
Kerja (X)
Sumber: Hasil Olahan Data Ms Excel Tahun 2021
Dari table 3.7 diatas, dapat dijelaskan bahwa instrument atau pernyataan
dari setiap indikator memiliki koefisien keandalan atau masuk akal untuk
penelitian dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6. Dalam tabel tersebut
menunjukan bahwa koefisien reliabilitas untuk variabel Motivasi Kerja (X) lebih
besar dari 0,6 yaitu dapat dilihat dengan jelas yang memiliki angka reliabilitas
yang tinggi yaitu 0,92 ini mengartikan variabel penelitian Motivasi Kerja (X)
dinyatakan reliabel.
Uji reliabilitas indikator dari variabel Kinerja pegawai (Y) dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 3.7
Reliabilitas Indikator Kinerja (Y)
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Dari table 3.9, diatas dapat dijelaskan bahwa instrument atau pernyataan dari
variabel Kinerja memiliki koefisien keandalan atau masuk akal untuk dijadikan
dikatakan reliabel jika nilai alpha > 0,6. Dalam table 3.9 tersebut menunjukan
58
59
bahwa koefisien reliabilitas untuk variabel Kinerja lebih besar dari 0,6 yaitu 0.64.
Motivasi kerja (X) dan terhadap variabel terikat yaitu kinerja pegawai (Y)
Tabel 3.8
Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi
Koefisien Korelasi
59
60
variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas dengan rumus sebagai
D=R . 100 %
Dimana :
D = Koefisien Determinasi
R = Koefisien korelasi multiple
Dimana :
Y = Kinerja
X2 = Motivasi kerja
a = Nilai intercept atau konstanta
β = Koefisien regresi
e = Eror
sebagai berikut :
Uji t dilakukan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel
60
61
kebebasan df = (n-k-1), dimana (n) adalah jumlah observasi dan (k) adalah jumlah
variabel independent.
Hipotesis :
Ho: β ≤ 0 (Motivasi kerja secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap terhadap Kinerja pegawai pada Balai Diklat Keagamaan
Manado
H1: β > 0 (Motivasi kerja secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap terhadap Kinerja pegawai pada Balai Diklat Keagamaan
Manado
Bila thitung < ttabel maka Ho diterima Ha ditolak, jika thitung > ttabel maka Ho ditolak Ha
BAB IV
GAMBARAN UMUM INSTANSI
61
62
Balai Diklat Keagamaan Manado pertama kali berdiri pada tahun 1981
Kampung Islam (sekarang MAN Model). Pada saat itu diklat berlangsung dari
gedung satu ke gedung lainnya, dan sering digunakan yaitu gedung Catnas Tateli
gedung Islamic Centre dengan tujuan efektivitas dan efisien ruang/aula untuk
pelaksanaan kegiatan diklat, sehingga tidak lagi menyewa gedung seperti yang
kontribusi finansial untuk islamic centre pada setiap kegiatan diklat walau
nilainya tidak sebanding dengan sewa gedung. Perjalanan panjang Balai Diklat
Keagamaan Manado mulai menemui titik terang pada tahun 1984 turun anggaran
sebesar enam puluh juta dan bisa membeli tanah dan kebun kelapa sebesar 12,380
1994, setelah tiga belas (13) tahun berkantor Islamic Centre, Balai Diklat
62
63
Dalam menetapkan suatu tujuan, diperlukan suatu perencanaan dan tindakan nyata
untuk dapat mewujudkannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa visi dan misi
adalah suatu konsep perencanaan yang disertai dengan tindakan sesuai dengan apa
yang direncanakan untuk mencapai suatu tujuan begitu juga dengan instansi Balai
Diklat Keagamaan Manado sebagai unit eselon, tentu memiliki visi dan misi yang
Visi
Mulia”
Misi
63
64
dan instansi. Sumber daya manusia adalah faktor utama dalam suatu organisasi.
daya manusia (SDM) merupakan elemen yang sangat penting dalam suatu
itu sendiri. Jumlah pegawai yang ada diseluruh Balai Diklat Keagamaan Manado
Tabel 4.2
Data Pegawai Balai Diklat Keagamaan Manado
No Jabatan Jumlah
64
65
KOORDINATOR
KEPALA SEKSI TEKNIS KEPALA SEKSI
WIDYAISWARA
ADMINISTRASI
65
66
Gambar 4.2
Struktur Organisasi Balai Diklat Keagamaan Manado
(Sumber BDK Manado)
pekerjaan yang disusun sesuai dengan fungsi, cakupan, tanggung jawab, kegiatan
dan wewenang.
ketentuan perundang-undangan.
66
67
Manado.
widyaiswara
Tugas Utama:
67
68
68
69
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel penelitian pegawai yang ada di instansi. Berdasarkan data yang diperoleh,
dari data yang diperoleh, terdapat beberapa komposisi yang akan diangkat, seperti
berdasarkan masa kerja dan komposisi responden berdasarkan usia yang dapat
Berdasarkan dari jenis kelamin, Pegawai dibagi menjadi dua yaitu laki-laki
dan perempuan. Dari hasil kuisioner yang disebarkan ditemukan bahwa Pegawai
data dapat dilihat bahwa pegawai yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 30
orang dengan tingkat persentase 53,48%. Adapun jumlah pegawai dapat dilihat
69
70
Tabel 5.1
Jumlah Pegawai Berdasarkan Jenis Kelamin
Selengkapnya tabulasi data pegawai dapat dilihat pada table 5.2 berikut :
Tabel 5.2
Jumlah Pegawai Berdasarkan Pendidikan
banyak bekerja pada Balai Diklat Keagamaan Manado adalah mereka yang
berada pada range usia 26 - 35 tahun yaitu sebanyak 20 orang yang terbanyak
dengan tingkat persentase 46,51%, mereka yang berada pada range usia 36 – 45
70
71
56 tahun yaitu sebanyak 8 orang dengan tingkat persentase 18,60%, terakhir usia
<25 tahun sebanyak 5 orang dengan tingkat persentase 11,67%, Dimana jumlah
Pegawai berdasarkan usia dapat dilihat pada table 5.3 sebagi berikut :
Tabel 5.3
Jumlah Pegawai Berdasarkan Usia
Pegawai yang ada pada Balai Diklat Keagamaan Manado cukup bervariasi
Kinerja pegawai yang paling banyak adalah yang mempunyai umur yang
dapat diketahui distribusinya maka ketiga variable Motivasi Kerja, dan Kinerja
71
72
untuk melihat proses penyebaran data berdasarkan ukuran gejala pusat dari
variable Motivasi Kerja (X), dan Kinerja Pegawai (Y) dari jawaban angket
dideskripsikan dengan bantuan fasilitas Data Analysis dari SPSS versi 26. Hasil
Tabel 5.1
Deskriptif Variabel Penelitian Motivasi Kerja (X),
Kinerja Pegawai(Y)
72
73
5.1 diperoleh nilai Maximum 50 dan Minimum 22 atau memiliki Range 28 serta
nilai Sample Variance 41.967 dengan nilai Standard Error 0,988. Hal ini
memiliki variasi nilai yang signifikan dengan tingkat kesalahan yang kecil,
Pada Tabel 5.1 tersebut juga diperoleh nilai Mean 36,44 dengan nilai
Skewness 0,24 dan nilai Kurtosis 0,18 yang mengarakterisasikan derajat asimetri
dari distribusi Motivasi Kerja disekitar nilai Median 36. Hal ini menggambarkan
bahwa variabel Motivasi Kerja yang ada pada Balai Diklat Keagamaan
tabel 5.1 diperoleh nilai Maximum 55 dan Minimum 34 atau memiliki Range 26
serta nilai Sample Variance 42,03 dengan nilai Standard Error 1,13. Hal ini
Pada Tabel 5.1 tersebut juga diperoleh nilai Mean 40,70 dengan nilai
Skewness 1,52 dan nilai Kurtosis 1,99 yang mengarakterisasikan derajat asimetri
dari distribusi data variabel Kinerja Pegawai disekitar nilai Median 39. Hal ini
73
74
Kerja (X), dan satu variable dependent Kinerja (Y). Sebelum memberikan
X n− X 1
C=
k
Keterangan :
C = Interval
Xn = Nilai Tertinggi
X1 = Nilai terendah
K = jumlah kelas
(sumber : Supranto, 2006:64)
Jadi perhitungannya adalah :
5−1
Interval= =0,8
5
Tabel 5.2
Rentang Skala Nilai dan Kategori Instrumen
Jawaban Responden
No Rentang Skala Nilai Kategori Ket.
1 1,00 – 1,80 Tidak Baik TB
2 1,81 –2,61 Kurang Baik KB
3 2,62 – 3,40 Cukup Baik CB
4 3,41 – 4,21 Baik B
5 4,22 – 5,00 Sangat Baik SB
Sumber : hasil olahan data 2021
74
75
Kerja dan serta variabel Kinerja Pegawai dapat dijelaskan sebagai berikut :
Motivasi Kerja yang ada di Balai Diklat Keagamaan Manado. Variabel Motivasi
Kerja diukur dari 18 item atau instrumen yang dibuat berdasarkan enam
pertanyaan didapatkan nilai skor jawaban rata-rata sebesar (3,70) berada pada
kategori baik. Ini berarti instrument jawaban responden variabel Motivasi Kerja
dikategorikan baik namun perlu ditingkatkan lagi karena masih terdapat sub-sub
Diklat Keagamaan Manado dapat dilihat pada Tabel 5.3 dibawah ini sebagai
berikut:
75
76
Tabel 5.3
Instrumen Jawaban Responden Motivasi Kerja
Pada Balai Diklat Keagamaan Manado
3. Kinerja (Y)
Manado.
76
77
skor jawaban rata-rata sebesar (3,45) berada pada kategori baik. Ini berarti
ditingkatkan lagi karena harus dimaksimalkan. Untuk jelasnya dapat dilihat pada
instrument jawaban responden mengenai Kinerja pada Tabel 5.5 dibawah ini.
Tabel 5.5
Instrumen Jawaban Responden
Kinerja Pada Balai Diklat Keagamaan Manado
KINERJA (Y)
frekuensi (F) dan Presentase (%) Jawaban dari Responden
Item STS (1) TS (2) KS (3) S (4) SS (5) Mean Ket
F % F % F % F % F %
1. Kualitas
Y1 1 3% 19 48% 0 0% 15 38% 19 48% 4,16 B
Y2 6 15% 19 48% 13 33% 2 5% 1 3% 2,47 KB
Y3 9 23% 21 53% 14 35% 2 5% 1 3% 2,28 KB
Mean Indikator 1 2,97 CB
2. Kuantitas
Y4 6 15% 17 43% 14 35% 2 5% 1 3% 4,16 B
Y5 8 20% 19 48% 10 25% 5 13% 1 3% 2,35 KB
Y6 1 3% 4 10% 13 33% 8 20% 17 43% 3,84 B
Mean Indikator 2 3,45 B
3. Ketepatan Waktu
Y7 6 15% 17 43% 14 35% 2 5% 1 3% 4,07 B
Y8 0 0% 2 5% 8 20% 17 43% 16 40% 4,09 B
Mean Indikator 3 4,08 B
4. Efektifitas
Y9 1 3% 1 3% 5 13% 12 30% 23 58% 4,30 SB
Y10 0 0% 1 3% 7 18% 14 35% 21 53% 4,28 SB
Mean Indikator 4 4,29 SB
5. Kemandirian
Y11 10 25% 21 53% 8 20% 1 3% 3 8% 2,21 KB
Y12 1 3% 4 10% 4 10% 16 40% 18 45% 4,07 B
Mean Indikator 5 3,14 CB
Mean Variabel 4,48 SB
Sumber : Hasil Pengolahan Data 2021
yang diteliti akan diuraikan sebagai berikut secara total dan presentase yang
77
78
Untuk ini skor tertinggi 2580 sedangkan jumlah skor total hasil analisis
62,12%. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.6 Sebagai berikut :
Tabel 5.6
Presentase Total Skor Jawaban Instrumen Variabel Motivasi (X1)
HASIL ANALISIS INSTRUMEN MOTIVASI KERJA (X) 43 RESPONDEN
NO ANALISA TOTAL SKOR X2 : HASIL KETERANGAN
1 SKOR TERTINGGI 5
2 JUMLAH PERTANYAAN 12
3 JUMLAH RESPONDEN 43
4 TOTAL SKOR JWB TERTINGGI (5) 2580 TTL SKOR TERTINGGI = 5 X 15 X 40 = 3000
5 TOTAL SKOR JAWABAN 1567
6 TOTAL SKOR PROSENTASE 60.7
7 QUARTIL (EMPAT BBGN.YG SAMA) 645
4 Q0 Q1 Q2 Q3 Q4
8 GARIS QUARTIL PEMBAHASAN
0 645 1290 1935 2580
Sumber Data Pengolahan MS Excel Tahun 2021
Agar lebih jelasnya penyebaran jawaban instrument variable motivasi. Hal ini
yang dapat dibagi atas empat bilangan angka yang sama seperti pada gambar 5.4
sebagai berikut:
1 2 3 4
Dari Gambar 5.4 diatas Total skor instrumen jawaban variabel Motivasi
Kerja (X) terletak di Quartil ketiga dengan angka yaitu 1935. Sedangkan hasil
78
79
analisis prosentase total skor jawaban responden yaitu 60,7% termasuk pada
kategori “baik” dan sudah mendekati interval ”sangat baik”. Hal ini menunjukan
bahwa Motivasi Kerja sudah baik namun masih terdapat Gap sebesar 39,3% yang
perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan Kinerja Pegawai pada Balai Diklat
Keagamaan Manado.
Untuk ini skor tertinggi 2580 sedangkan jumlah skor total hasil analisis
67,83%. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.8 Sebagai berikut :
Tabel 5.8
Presentase Total Skor Jawaban Instrumen Variabel Kinerja (Y)
HASIL ANALISIS INSTRUMEN KINERJA PEGAWAI (Y) 43 RESPONDEN
NO ANALISA TOTAL SKOR X2 : HASIL KETERANGAN
1 SKOR TERTINGGI 5
2 JUMLAH PERTANYAAN 12
3 JUMLAH RESPONDEN 43
4 TOTAL SKOR JWB TERTINGGI (5) 2580 TTL SKOR TERTINGGI = 5 X 15 X 40 = 3000
5 TOTAL SKOR JAWABAN 1643
6 TOTAL SKOR PROSENTASE 63.68
7 QUARTIL (EMPAT BBGN.YG SAMA) 645
4 Q0 Q1 Q2 Q3 Q4
8 GARIS QUARTIL PEMBAHASAN
0 645 1290 1935 2580
Sumber Data Pengolahan MS Excel Tahun 2021
Agar lebih jelasnya penyebaran jawaban instrument variable kinerja. Hal ini
secara kontinum dapat digambarkan kategori penyebaran data dalam (Quartil)
yang dapat dibagi atas empat bilangan angka yang sama seperti pada gambar 5.6
sebagai berikut:
0 (Quartil) 645 (Quartil) 1290 (Quartil ) 1935 (Quartil ) 2580
1 2 3 4
79
80
Gambar 5.6
Total Skor Kinerja (Y)
Dari Gambar 5.6 diatas Total skor instrumen jawaban variabel Kinerja
(Y) terletak di Quartil ketiga dengan angka = 1935. Sedangkan hasil analisis
prosentase total skor jawaban responden yaitu 63,7% termasuk pada kategori
“baik” dan sudah mendekati interval ”sangat baik”. Hal ini menunjukan bahwa
Kinerja sudah baik namun masih terdapat Gap sebesar 36,3% yang perlu
Keagamaan Manado.
gambar berikut (grafik telah disunting) terlihat tidak membentuk pola tertentu.
independen dalam hal ini Kinerja (Y) dan variabel dependen dalam hal ini
Motivasi Kerja (X) adalah harus memenuhi kriteria dimana data harus
normal maka data tersebut layak untuk dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan analisis regresi dan korelasi. Dari Gambar 5.4 dibawah terlihat
bahwa data ini layak untuk dianalisis karena penyebaran data membentuk kurva
menunjukkan variabel Motivasi Kerja (X) dan variabel Kinerja Pegawai (Y)
80
81
dan layak untuk dianalisis dalam memecahkan masalah dalam penelitian ini.
Gambar 5.7
Dari Gambar 5.7 diatas terlihat membentuk pola linear dimana peningkatan
variabel Motivasi Kerja (X1) dan mampu meningkatkan Kinerja (Y) pada Balai
Diklat Keagamaan Manado. Hal ini terlihat dari pola hubungan kedua variabel
Seperti terlihat pada Gambar 5.8 Normal Plot Residual Standart di bawah ini
81
82
Gambar 5.8
Normal Plot Regresi Residual Standar
5.1.6 Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana
maupun faktor eksternal instansi. Dalam studi pustaka yang diuraikan pada Bab
penelitian ini saling berinteraksi secara kompleks. Untuk itu perlu dianalisis
hubungan antara setiap variabel yang menjadi bagian dari model penelitian ini.
Hasil analisis antar variabel Motivasi Kerja (X), dan Kinerja (Y) dapat
1. Hasil Analisis Korelasi dan Regresi Sederhana Variabel Motivasi Kerja X dan
Kinerja Pegawai Y
Pada tabel ini disajikan hasil analisis regresi dan korelasi secara parsial
Motivasi Kerja (X) terhadap Kinerja Pegawai (Y) pada Balai Diklat Keagamaan
Manado. Disamping itu juga hasil analisis ini menggunakan program Statistik
82
83
Tabel 5.9
Model Summary Korelasi dan Regresi Sederhana Motivasi Kerja (X1)
Terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Correlations
Kinerja Motivasi Kerja
Pearson Correlation Kinerja 1.000 .721
Motivasi Kerja .721 1.000
Sig. (1-tailed) Kinerja . .000
Motivasi Kerja .000 .
N Kinerja 33 33
Motivasi Kerja 33 33
ANOVAa
Model Sum of Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression 1097 1 1097,78 35.5705 .000b
Residual 1265 41 30.86
Total 2363,1162 42
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Beta T Sig Tolerance VIF
Error .
1 (Constant) 9.449 4,895 1.930 .00
0
Motivasi .789 .067 .721 5.964 .00 1.000 1.000
Kerja 0
a. Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of Durbin-
Square the Estimate Watson
1 .681a .464 .451 5,555 1.724
a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Hasil Analisis Data SPSS 26 Tahun 2021
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil analisis korelasi dan regresi antara
variabel Motivasi Kerja (X) terhadap Kinerja (Y) dalam penelitian ini didapat
83
84
regresi variabel X1 sebesar 0,388 signifikan pada = 0,05 dengan nilai P yang
sangat kecil. Jadi apabila Motivasi Kerja ditingkatkan satu satuan maka akan
Manado. Sebaliknya jika Motivasi Kerja dikurangi satu satuan maka akan
menurunkan sebesar 18,61 satuan Kinerja pada Balai Diklat Keagamaan Manado.
Intercept yang dihasilkan dari hasil analisis sebesar 19,00 berarti tanpa adanya
variabel Motivasi Kerja besar skor Kinerja adalah 19,00. Disini bisa terlihat
Tabel 5.10
Peningkatan Secara Parsial Motivasi Kerja (X1)
Terhadap Kinerja (Y)
No Nilai X Peningkatan Nilai Y Penurunan Nilai Y
84
85
Dari Tabel 5.10 diatas terlihat setiap peningkatan satu satuan variabel
Motivasi Kerja secara parsial akan selalu mampu meningkatkan Kinerja. Untuk
itu Balai Diklat Keagamaan Manado harus selalu memperhatikan bahkan harus
Dari Gambar 5.9 Grafik line chart di bawah dapat disimpulkan bahwa
Motivasi Kerja secara parsial terhadap peningkatan Kinerja Pegawai pada Balai
Pegawai akibat baiknya Motivasi Kerja dapat dilihat dari Grafic line chart pada
20
19.77
19.5 19.38
19 19
18.5
18
1 2 3 4 5 6
Gambar 5.9
Pengaruh Variabel Motivasi Kerja (X) Terhadap
85
86
1. Uji t- Test secara Parsial Motivasi Kerja (X) Terhadap Kinerja (Y)
ini untuk melihat pengaruh Motivasi Kerja X terhadap Kinerja Y Pegawai Balai
menguji Hipotesis pertama dapat dilihat dari output SPSS 26 sebagai berikut :
Tabel 5.15
Summary Output Coefficients Variabel Motivasi Kerja (X)
terhadap Kinerja Pegawai (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Beta t Sig Tolerance VIF
Error .
1 (Constant) 19.00 3.823 4.97 .00
0
Motivasi .388 .067 .721 5.80 .00 1.000 1.000
Kerja 0
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Analisis Data SPSS 26 tahun 2021
Berdasarkan Tabel 5.15 di atas, di dapat nilai koefisien regresi untuk uji
secara parsial variabel Motivasi Kerja (X) terhadap Kinerja (Y). Dengan
menggunakan t-test, diperoleh nilai t hitung variabel Motivasi Kerja (X) sebesar
5,802 sedangkan t tabel pada taraf kepercayaan 95% (signifikansi 5% atau 0,05)
dan derajat bebas (df) = N-k-1 = 43-2-1 = 40 dimana N = jumlah sampel, dan k =
5,802 > t tabel = 2,042 dan nilai signifikansi sebesar 0,001 (sig < 0,05).
86
87
parsial / individual sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan Ha diterima, sehingga
Dengan membandingkan ttabel dan thitung untuk menentukan Hipotesis 1 pada uji t
yaitu :
Bila thitung < ttabel maka Ho diterima Ha ditolak, jika thitung > ttabel maka Ho
ditolak Ha diterima. Variabel Motivasi Kerja dengan thitung 5,802 lebih besar dari
ttabel 2,042 yang berarti variabel Motivasi Kerja secara parsial berpengaruh
5.2 Pembahasan
perusahan. Motivasi dibutuhkan agar pegawai dapat bekerja lebih baik lagi,
Sehingga Motivasi dapat dikatakan suatu kehendak atau keinginan yang muncul
dalam diri pegawai yang menimbulkan semangat atau dorongan untuk bekerja
secara optimal guna mencapai tujuan. Dalam hal ini perusahan harus memberikan
motivasi kerja agar pegawai dapat mensuplai energi untuk bekerja atau
87
88
adanya tujuan yang relevan antara tujuan organisasi dengan tujuan pribadinya.
pendorong yang mengakibatkan seseorang anggota organisasi mau dan rela untuk
dorongan sebagai daya penggerak dalam bekerja agar lebih optimal guna
mencapai tujuan ataupun kepuasan dari pihak instansi namun tidak diberikan
secara rutin begitu pula dengan pelaksanaan briefing masih belum diadakan yang
bertujuan untuk mengevaluasi tingkat pencapaian kerja, di era globalisasi saat ini
dengan adanya pegawai yang memiliki kinerja yang unggul dan berkualitas tinggi
dalam suatu perusahan akan berdampak positif bagi masa depan suatu perusahan,
tentunya peningkatan kinerja pegawai harus disertai dengan motivasi kerja yang
tinggi dalam menunjang pekerjaan. Ini sejalan dengan pendapat Malayu (2015:
143) Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti dorongan atau
88
89
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya
ataupun pihak perusahan sehingga dapat disinyalir untuk membuat pegawai lebih
pelaksanaan Motivasi Kerja Pegawai berjalan dengan baik pada setiap unit kerja
yang ada di Balai Diklat Keagamaan Manado. Untuk itu peneliti ingin mengkaji
rasa aman
pegawai yang ada di Balai Diklat Keagamaan Manado sepenuhnya sudah baik
namun masih ada gap dalam penerapannya sehingga tidak sepenuhnya berjalan
secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis terhadap lima indikator
Motivasi kerja dan terdapat lima indikator kurang baik yaitu sebagai berikut : 1)
Daya pendorong yaitu 2,12 dikategorikan kurang baik, 2) Kemauan yaitu 2,35
aman yaitu 2,30 dikategorikan kurang baik, namun secara keseluruhan Motivasi
nilai 3,95.
Temuan ini juga diperkuat dengan hasil analisis Total skor Variabel
Motivasi Kerja Pegawai di Balai Diklat Keagamaan Manado sebesar 60,7% yang
89
90
berada di kuartil ke-3 yang dikategorikan baik, walau masih terdapat Gap sebesar
37,88%.
Dari kajian serta temuan diatas bahwa Motivasi Kerja Pegawai di Balai
indikator yang cukup baik agar mampu menunjang kinerja pegawai dalam
pegawai dalam menyelesaikan tugas atau tanggung jawab dari pimpinan tersebut.
perusahan. Istilah kinerja berasal dari kata Job Performance atau Actual
seseorang).
sehingga dapat mewujudkan pencapaian visi dan misi serta tujuan perusahan. Ini
90
91
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
Manado telah diupayakan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya
menjadi kebijakan agar Pegawai dapat memperhatikan tingkat kinerja dari setiap
divisi. Begitu juga dengan penggunaan waktu di luar jam kerja masih bermasalah
waktu untuk kembali bekerja hal ini dikarenakan motivasi dalam diri pegawai
masih kurang sehingga tidak ada semangat untuk bekerja sesuai dengan waktu
yang ada, Hal ini dikarenakan juga oleh faktor lingkungan, dimana juga Pegawai
melakukan hal demikian karena mengikuti perilaku pimpinan dimana Jam balik
ke kantor tidak tepat waktu. Pegawai juga tidak memprioritaskan pekerjaan karena
Motivasi Kerja oleh pimpinan belum maksimal sehingga Pegawai merasa tidak
yang ada di Balai Diklat Keagamaan Manado belum sepenuhnya baik dalam
penerapan kerja pada bagian perencanaan, manajemen risiko, kepatuhan. Hal ini
kurang baik yaitu sebagai berikut : 1) Kualitas yaitu 2,47 dikategorikan kurang
baik , 2) Kuantitas yaitu 2,35 dikategorikan kurang baik, 3) Ketepatan waktu yaitu
91
92
Temuan ini juga diperkuat dengan hasil analisis Total skor Variabel
di kuartil ke-3 yang dikategorikan baik walau masih terdapat Gap sebesar 32,17%
Dari kajian serta temuan diatas bahwa Kinerja Pegawai di Balai Diklat
sub-sub indikator yang ada, namun masih perlu ditingkatkan untuk menunjang
menciptakan kompetisi. Tujuan dan harapan yang jelas, realistis serta mudah
dicapai juga dapat dijadikan sebagai motivasi. Bawahan tidak akan termotivasi
untuk mencapai level produktivitas yang tinggi apabila mereka merasa bahwa
harapan itu tidak realitas dapat dicapai, motivasi kerja pada bidang perbankan
92
93
Pemberian motivasi kerja pada pegawai menjadi suatu kebutuhan yang sangat
penting maka dari itu peningkatan motivasi kerja memberikan dampak yang
positif apabila pemberian motivasi kerja sudah tepat dan sesuai dengan prosedur
dalam lingkungan pekerjaan adalah proses dimana tingkah laku dipengaruhi dan
dan Hartoyo (2012;55) menyatakan bahwa semakin baik motivasi kerja pegawai
dalam bekerja dalam pimpinan, maka akan semakin meningkat kinerja pegawai.
Oleh karena itu motivasi kerja di perusahan harus ditingkatkan lebih khususnya
kuat terhadap hasil kerja Pegawai. Motivasi Kerja belum sepenuhnya diterapkan
permasalahan terkait dengan Motivasi Kerja masih saja terjadi. Hasil tersebut
dapat dilihat dari temuan penelitian di mana Motivasi Kerja masih terdapat
kategori dikategorikan kurang baik dengan interval nilai yaitu (1.26 – 2.50).
dengan nilai 3,14. Untuk instrument yang kurang baik dapat dilihat dari : 1)
93
94
Masih kurangnya giat kerja pegawai dalam bekerja, 2) pegawai masih kurang
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan, 4) motivasi kerja dalam diri pegawai masih
pekerjaan.
Namun dari hasil penelitian dapat dilihat juga masih terdapat Pegawai
yang mempunyai Motivasi kerja yang baik dan sangat baik dalam hal : 1) pegawai
keterampilan. Hal ini sejalan juga dengan hasil temuan penelitian Pegawai yang
Motivasi Kerja yang ada dikategorikan baik dengan prosentase. yaitu 63,7%
arah koefisien yang positif dan memiliki nilai signifikansi kurang dari 0,05. Hal
94
95
ini menunjukkan bahwa variabel bebas Motivasi Kerja dalam penelitian ini
memiliki pengaruh yang positif dan signifikan pada variabel Kinerja Pegawai.
nilai t hitung sebesar 5,80 dengan signifikansi sebesar 0,000. Oleh karena nilai
thitung sebesar 5,80 lebih besar dari nilai t table sebesar 1,68 dengan nilai
signifikansi 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa pada kelompok yang
diuji memiliki perbedaan yang nyata (signifikan) dimana thit = 5,80>ttab =1,68
bearti hipotesis diterima. Hasil ini mempunyai arti bahwa secara parsial Motivasi
Keagamaan Manado.
hubungan yang kuat dan positif antara variable Motivasi Kerja dan Kinerja.
(Kinerja) ditunjukkan oleh nilai determinasi total (R Square). Hasil uji koefisien
arti bahwa sebesar 52,1% variasi kinerja Pegawai Balai Diklat Keagamaan
sebesar 47,9% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model.
Pegawai diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan nilai koefisien regresi
ditolak dan H1 diterima. Hasil analisis ini mempunyai arti bahwa Motivasi Kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja Pegawai pada Balai Diklat
95
96
Keagamaan Manado. Hal ini memiliki makna bahwa semakin baik motivasi kerja,
maka akan semakin tinggi pula Kinerja Pegawai pada Balai Diklat Keagamaan
Manado. Begitu pula sebaliknya, semakin buruk Motivasi Kerja maka semakin
rendah tingkat Kinerja Pegawai pada Balai Diklat Keagamaan Manado. Secara
sejumlah proses, yang bersifat internal atau eksternal bagi seseorang individu,
Manado.. Ini sejalan dengan pendapat Hasibuan (2014) motivasi adalah suatu
yang berarti dorongan atau yang menggerakkan. Dalam hal melakukan sebuah
dorongan tentu banyak hal yang mempengaruhinya bisa itu berasal dari tim yang
baik dengan kerjasama yang baik atau ke inovatifan bawahan dalam memecahkan
masalah.
Temuan ini dapat diartikan bahwa apabila Pegawai Balai Diklat Keagamaan
96
97
tugas diantara seluruh Pegawai maupun antar unit kerja maka hal tersebut akan
langsung secara positif terhadap Kinerja. Hal ini berarti jika akan meningkatkan
pencapain kerja (2) pimpinan harus memberikan reward dan punishmen pujian
dan evaluasi kehadiran pimpinan perlu menjadi contoh datang lebih awal. Ini
perlu dilakukan agar berbagai pekerjaan tenaga yang terkait dengan Motivasi
Kerja berdampak terhadap peningkatan Kinerja Pegawai yang ada di Balai Diklat
sebagai kekuatan yang muncul dari dalam ataupun dari luar diri seseorang dan
97
98
diinginkan. Motivasi Kerja yang tepat didukung oleh keahlian personil yang
pekerjaan mereka, 4) Belajar dari para pegawai itu sendiri apa saja yang dapat
5.3 Implementasi
Dalam meningkatkan Kinerja pegawai maka ada beberapa hal yang perlu
dilakukan oleh instansi terkait dengan Motivasi dan kinerja pegawai pada Balai
Diklat Keagamaan Manado. Ide penulis ini untuk memaksimalkan motivasi oleh
pimpinan serta upaya untuk lebih meningkatkan motivasi kerja pegawai yang
98
99
ada pada instansi, sehingga dapat meningkatkan Kinerja pegawai dapat dilihat
Identifikasi Masalah :
1. Aktif dalam menyelesaikan pekerjaan
2. Kurangnya kerja sama dalam menyelesaikan pekerjaan
3. Memperlihatkan motivasi kerja dalam diri
4. Konsisten waktu dalam menyelesaikan tugas.
5. Kurangnya kepuasan pimpinan terhadap hasil kerja pegawai
6. Kemampuan bekerja dengan totalitas
7. Kemampuan pegawai mengerjakan pekerjaan sesuai target
8. Ketelitian dalam mengerjakan pekerjaan
9. Ketepatan dalam hasil kerja
1. Menjadikan pegawai untuk lebih termotivasi dalam 1. Pegawai mempunyai kemampuan kerja yang lebih tinggi
bekerja. serta menunjang dalam melaksanakan tugas.
2. Instansi memiliki pegawai yang berprestasi 2. Pegawai merasa termotivasi dan bisa lebih baik dalam
3. Tingkat keterlambatan pegawai di instansi lebih mengerjakan tugas yang diberikan dari pimpinan.
berkurang 99 3. Instansi memiliki pegawai yang terampil dan berkualitas.
100
Gambar 5.6
Model Implementasi Peningkatkan Kinerja Pegawai
dan Kinerja (Y) maka diuraikan penerapan hasil penelitian kedua variabel tersebut
sebagai berikut :
ataupun dari luar diri seseorang yang memunculkan antusiasme dan kegigihan
pegawai, maka pegawai akan selalu berusaha memberikan karya terbaik kepada
pimpinan dan mau bekerja dengan program yang telah diterapkan pimpinan.
Setiap pegawai senang dimotivasi karena dengan adanya motivasi akan membuat
motivasi yang jelas dari pimpinan akan menjadikan pegawai lebih bertanggung
mau bekerja sama secara produktif mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah
100
101
seorang pegawai adalah motivasi, tingginya motivasi yang dimiliki oleh seorang
pegawai maka semakin baik pula hasil kinerja, adapun pengertian motivasi adalah
tertentu. Hal ini sejalan dengan pendapat Siagian (2004:287), Motivasi merupakan
merupakan orang yang bekerja dengan bantuan dari para bawahannya, yaitu
pegawai. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban dari seorang pimpinan untuk
hasil pemikiran dan kebijaksanaan yang tertuang dalam perencanaan dan program
terpadu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi pimpinan. Oleh karena itu
untuk mencapai tujuan di atas, maka seluruh pegawai harus saling bekerjasama.
support yang berasal dari pimpinan dalam meningkatkan semangat motivasi serta
memberikan reward dan pujian kepada pegawai yang memiliki prestasi sehingga
101
102
dapat mengacu kemauan dan keinginan pegawai lain dalam bekerja sehingga
dalam diri pegawai dapat mengimplementasikan agar bekerja lebih baik dan
dalam mencapai misinya. Kinerja pada dasarnya merupakan perilaku nyata yang
dihasilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai sesuai
dengan perannya dalam pimpinan. Untuk mendapatkan kinerja yang baik dari
seorang pegawai pada Balai Diklat Keagamaan Manado harus dapat memberikan
Pabunda Tika (2006: 121) kinerja pegawai adalah hasil kerja yang dicapai
seseorang atau kelompok orang sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab
102
103
serta tenaga kerja persatuan waktu (lazimnya per jam). Menurut Hasibuan (2012:
94), Kinerja adalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-
Kinerja pada Balai Diklat Keagamaan Manado sudah baik tapi masih perlu
Manado. Mencermati dari hasil penelitian ini dimana kinerja dari pegawai yang
Perlu adanya pengukuran kinerja serta pemberian reward kenaikkan pangkat dan
jabatan, 4) Perlu ditanamkan kesadaran dan budaya kerja yang kondusif dan sehat,
103
104
sehingga bisa mencapai visi, misi dan tujuan organisasi. Disamping itu apabila
budaya kerjanya pasti baik dan jalannya organisasi sudah pasti sehat. Apabila hal
pelaksanaan kegiatan pelatihan akan baik pada Balai Diklat Keagamaan Manado.
104
105
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
permasalahan dan tujuan penelitian, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Motivasi terhadap pegawai yang ada sudah baik namun masih harus
ditingkatkan, dari hasil analisis jawaban responden Total skor untuk variabel
baik dengan nilai 60,7% namun masih terdapat kesenjangan sebesar 37,88%
2. Kinerja pegawai masih perlu ditingkatkan dengan lebih baik lagi untuk hasil
kerja pegawai. Dari hasil analisis tentang jawaban Total skor responden,
105
106
6.2 Saran
rumusan permasalahan dan tujuan penelitian, maka saran dalam penelitian ini
setiap pegawai seperti setiap 3 atau 4 kali dalam seminggu dibuat briefing
singkat dan sosialisasi khususnya pemberian motivasi dan sesi tanya jawab
antara pegawai dan pimpinan sehingga dari hal tersebut segala masukan dan
4. Sebaiknya pemimpin harus lebih berperan aktif lagi dalam memonitoring para
baik.
106
107
nyaman pegawai dalam bekerja seperti menjaga relasi yang baik antar
agar para pegawai lebih sadar akan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Arini, Rindy. 2015. Pengaruh Kemampuan Kerja dan Motivasi Kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada PT. Perkebunan Nusantara X. Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB), Vol. 22, No. 1, Mei 2015, 1 – 10.
Fahmi Irham. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Aplikasi:
Penerbit Alfa Beta.
Gardito, Aldo. 2014. Pengaruh Motivasi Kerja dan Lingkungan kerja Terhadap
Kinerja Pegawai Pada PT. karmand Mitra Andalan Surabaya, Jurnal
Administrasi Bisnis, Vol.13, No. 1, Agustus 2014, 1 – 9.
Hasibuan S.P. Malayu, 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Revisi, Jakarta :
Bumi Aksara.
107
108
Mufidah Eva. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja dan kemampuan Kerja Terhadap
Kinerja UMKM Kota Pasuruan, Jurnal Riset Enterpreneurship, JRE 2
(2) 2019, 29 – 36.
Prayogi, Andi. 2018. Pengaruh Pelatihan dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
pegawai. Prosiding Seminar nasional multi disiplin ilmu universitas
asahan 2018, 216 – 222.
Robbins. Judge. 2008. Perilaku Organisasi. Edisi 12. Jakarta : Salemba Empat.
2006. Perilaku Organisasi, Jakarta .intermedia.
108
109
Siagian P.Sondang, 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. bumi
aksara.
Sumiati, Mia. 2019, Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja dan Kemampuan
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, Vol.
21, No. 1a- 2, November 2019, 211 – 220.
Susanto, Natalia. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, dan Disiplin
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Divisi Penjualan PT. Rembaka.
Jurnal Agora, Vol.7 , No. 1 ,2019.
109
110
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA
BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MANADO
A. RESPONDEN
1. JenisKelamin : L P
2. Pendidikan : SLTP SLTA D1 D2
D3 S1 S2
3. Usia : <25 Tahun 36-45 Tahun
26-35 Tahun 46-56 Tahun
110
111
C. INSTRUMEN PENELITIAN
PETUNJUK:
Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan penelitian semata, sama sekali tidak
untuk menilai Kinerja Pegawai. Oleh karena itu informasi yang benar sangat
diperlukan untuk keberhasilan penelitian.
Pimpinan dan Pegawai diminta mengisi penilaian Kinerja hanya terbatas pada
mereka yang mengisi kuisioner.
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan cara memberikan tanda silang (X)
pada kotak segi empat □yang tersedia sesuai kondisi yang sebenarnya anda
rasakan. Seperti contoh di bawah ini :
A. Sangat setuju
B. Setuju
C. Kurang setuju
D. Tidak setuju
E. Sangat tidak setuju
111
112
112
113
113
114
114
115
115
116
116
117
117
118
118
119
119
120
120