Anda di halaman 1dari 4

Menilai Pengaruh Kecenderungan Penguapan Pada Aliran Sungai Haihe, China

Pendahuluan

Penguapan atau evaporasi memegang peran penting dalan siklus air dan energi dunia.
Berdasarkan laporan yang ada, tingkat penguapan telah menurun sejak tahun 1950-an bersamaan
dengan meningkatnya suhu udara secara signifikan. Hubungan yang berlawanan arah antar 2
komponen ini dikenal dengan nama paradoks penguapan. Banyak peneliti telah mencoba
menjelaskan paradoks penguapan dan menghasilkan kesimpulan yang berbeda. (Hobbins et al,
2004) menyimpulkan bahwa paradoks penguapan tidak lain adalah kondisi keterkaitan antara
evapotranspiration yang sebenarnya dengan evapotranspiration potensial yang disebutkan oleh
(Bouchet, 1963). Namun (Zhang et al, 2007) berpendapat bahwa hubungan keterkaitan harus
untuk dipertimbangkan ulang di daerah dengan elevasi tinggi seperti dataran tinggi Tibet, ia juga
berpendapat bahwa penurunan tingkat penguapan diakibatkan oleh berkurangnya kecepatan
angin dan radiasi matahari, dan sedikit diakibatkan oleh meningkatnya suhu udara di dataran
tinggi Tibet. Peneliti lain berpendapat bahwa hal ini terjadi seiring dengan menurunnya
penguapan dan jangkauan suhu harian, penurunan radiasi matahari dan perbedaan tekanan uap
air, atau penurunan pada kecepatan angin. Penjelasan dari beberapa peneliti tampak tidak
konsisten satu sama lainnya karena perbedaan pada wilayah yang diteliti dan metode pendekatan
yang digunakan. Bagaimanapun mereka menjelaskan bahwa penurunan pada penguapan
kemungkinan tidak disebabkan oleh satu faktor saja, namun terdiri atas efek radiasi, angin, suhu,
kelembaban, dan lainnya. Karena itu, penting bagi kita untuk mengukur pengaruh dari faktor
iklim dalam kecenderungan tingkat penguapan jangka panjang.

Metodologi

Terdapat banyak metode yang digunakan untuk memperkirakan potensi tingkat penguapan, salah
satu yang paling umum dan digunakan dalam penelitian ini adalah metode Mann-Kendall dan
Penman-Monteith

Wilayah Studi dan Data

Penelitian dilakukan di wilayah Utara China, tepatnya di aliran sungai Haihe yang memiliki luas
wilayah total lebih dari 318 x 103 km2, meliputi 2 kota besar Beijing dan Tianjin. Sungai Haihe
merupakan salah satu area yang paling berkembang di China, dengan populasi penduduk
mencapai 10% dari populasi total. Berdasarkan iklimnya, sungai Haihe tergolong dalam iklim
regional Asia Timur, dengan suhu rata-rata tahunan 80C hingga 120C, presipitasi dan evaporasi
tahunan masing-masing sebesar 539 mm dan 470 mm, dan kelembaban relatif berkisar 50%
hingga 70%. Dalam penelitian ini, terdapat 45 data set dari stasiun meteorologi nasional yang
tersedia dalam periode waktu 1957-2001 dari pusat iklim nasional China, dimana terdapat 8
stasiun yang memiliki data radiasi matahari. Dalam data set ini juga terdapat data pengamatan
harian suhu maksimum, minimum, dan rata-rata udara pada ketinggian 2 meter, kecepatan angin
yang diukur pada ketinggian 10 m, tekanan uap air pada ketinggian 2 m, durasi penyinaran
matahari, dan penguapan. Penguapan diukur menggunakan panci logam berdiameter 20 cm,
tinggi 10 cm, dan dipasang 70 cm diatas permukaan tanah, dimana untuk memperkirakan
evapotranspiration acuan, pengukuran angin diubah menjadi pada ketinggian 2 m.

Hasil dan Pembahasan

Data menunjukkan bahwa nilai penguapan masih dalam nilai yang normal dengan
evapotranspiration. Secara spasial, terdapat korelasi antara kecenderungan penguapan dan
evapotranspiration, dimana sebagian besar stasiun menunjukkan penurunan nilai pada keduanya.
25 stasiun menunjukkan penurunan yang signifikan yaitu mencapai α =0.05 yang umumnya
terjadi di bagian tenggara sungai Haihe. Penurunan tingkat penguapan dan evapotranspiration
juga terjadi pada wilayah perbukitan, namun tidak signifikan secara statistik. Secara keseluruhan
aliran sungai, hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penguapan dan evapotranspiration
tahunan berkurang secara signifikan pada periode tahun 1957-2001. Penguapan tahunan
menurun ke titik 4.91 mm dan evapotranspiration tahunan menurun ke titik 1.77 mm. Tingkat
penurunan ini lebih rendah dari yang terjadi di bagian barat Amerika Serikat yang mencapai 6.3
mm, namun lebih tinggi dibandingkan timur AS yang berada pada titik 3.2 mm, selain itu tingkat
ini juga lebih tinggi dari Australia (4.0 mm), dataran tinggi Tibet (4.57 mm), dan aliran sungai
Yangtze, China (3.09 mm). Terdapat penurunan pada penguapan dan evapotranspiration di tahun
1964 yang kemungkinan besar diakibatkan oleh hujan yang sangat besar yang menyebabkan
sinar matahari yang lebih rendah dan tekanan uap air yang tinggi sehingga menghasilkan tingkat
evapotranspiration yang rendah. Ditinjau dari periode musiman, pada musim semi dan panas
penguapan menurun secara signifikan, sedangkan penurunan tingkat evapotranspiration pada
musim dingin dan gugur tidak terlalu signifikan. Berdasarkan metode Penman-Monteith, suhu
maksimum, minimum, dan rata-rata meningkat pada sebagian besar stasiun pengamatan sungai,
dimana meningkatnya suhu ini akan memberikan pengaruh peningkatan penguapan dan
evapotranspiration. Kecepatan angin tercatat berada pada titik tertinggi pada musim semi dan
terendah pada musim dingin, sedangkan radiasi matahari tertinggi terjadi pada musim panas dan
terendah pada musim dingin, demikian juga dengan suhu yang berada pada titik tertinggi pada
musim panas dan terendah di musim dingin, sedangkan tekanan uap air merupakan kebalikannya
dimana akan mencapai titik tertinggi pada musim dingin dan terendah pada musim panas. Data
yang diperoleh pada periode 1957-2001 mengindikasikan bahwa evapotranspiration sangat
sensitif atau banyak dipengaruhi oleh variabel radiasi matahari dan kecepatan angin
dibandingkan terhadap variabel tekanan uap air. Bagaimanapun suhu rata-rata dan tekanan uap
air cenderung mengalami peningkatan dari rata-rata, suhu jangka panjang telah mengalami
kenaikan sejak dekade 1970-an, dan tekanan uap air juga meningkat sejak 1980-an. Berbeda
dengan turunan parsial, koefisien sensitif tidak menunjukkan kecenderungan perubahan selama
periode 1957-2001 yang menandakan bahwa rasio antara perubahan proporsional dari variabel
meteorologial dan perubahan evaporatranspiration proporsional masih dalam kondisi yang cukup
stabil. Berdasarkan persamaan, pengaruh yang diakibatkan oleh faktor iklim pada kecenderungan
penguapan jangka panjang dapat diperkirakan dengan turunan parsial yang telah diketahui dan
kecenderungan dari faktor iklim yang diperhatikan. Kecenderungan penguapan tahunan dan
musiman yang dihitung di 45 stasiun menunjukkan kesesuaian dengan data penguapan hasil
observasi. Hasil dari analisis ini mengindikasikan efektifitas dari pendekatan yang dilakukan
pada penelitian ini. Data yang ada menunjukkan bahwa peningkatan suhu menyebabkan
peningkatan penguapan, namun efek dari suhu juga diikuti oleh peningkatan tekanan uap air
serta penurunan kecepatan angin dan radiasi matahari. 31 dari 45 stasiun pengamatan yang ada
menunjukkan bahwa kecepatan angin pada ketinggian 2 meter merupakan faktor dominan
terjadinya perubahan penguapan, kemudian suhu rata-rata, radiasi permukaan, dan tekanan uap
air merupakan faktor paling krusial dalam perubahan penguapan pada 5,6, dan 3 stasiun. Data ini
mengindikasikan bahwa penurunan kecepatan angin permukaan merupakan faktor paling krusial
dalam penguapan di aliran sungai Haihe, diikuti oleh radiasi permukaan dan tekanan uap air.
Secara musiman, pengaruh keseluruhan dari faktor iklim meliputi kecepatan angin, tekanan uap,
radiasi matahari, dan suhu terhadap kecenderungan penguapan pada musim semi dan panas lebih
besar nilainya dibandingkan pengaruh yang diberikan pada musim semi dan dingin, dimana hal
ini menjelaskan mengapa kecenderungan tingkat penguapan menurun drastis pada musim semi
dan panas. Pada musim panas, pengaruh yang diberikan oleh variabel kecepatan angin berada
pada titik tertinggi dibandingkan pada 3 musim lainnnya. Paradoks penguapan telah
menciptakan situasi yang membingungkan, dimana penurunan penguapan ini telah menyebabkan
terjadinya pemanasan secara global. Dalam penelitian ini, diketahui bahwa meningkatnya suhu
memanglah menyebabkan meningkatnya tingkat penguapan, namun efek ini juga diikuti oleh
perubahan pada faktor-faktor iklim lain. Menurunnya kecepatan angin dan radiasi matahari, serta
meningkatnya tekanan uap air menyebabkan penurunan tingkat penguapan di aliran sungai Haihe
ini. Kecepatan angin diketahui sebagai faktor dominan dalam penurunan penguapan di sungai
Haihe, analisis yang sama juga terjadi di belahan dunia lain seperti Amerika Serikat, dataran
tinggi Tibet, dan Australia. Bagaimanapun, di wilayah lain, faktor lainnya seperti radiasi
matahari atau tekanan uap air dapat memegang peran penting dalam penurunan tingkat
penguapan ini.

Kesimpulan

Di banyak wilayah di seluruh dunia, pada setengah abad terakhir, tingkat penguapan diketahui
mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya suhu, dimana fenomena ini dikenal dengan
nama paradoks penguapan. Paradoks penguapan ini terdeteksi terjadi di aliran sungai Haihe,
China pada periode 1957-2001, dimana hasilnya menunjukkan bahwa penguapan telah
mengalami penurunan secara signifikan, terutama pada musim semi dan panas, sedangkan suhu
maksimum, minimum, dan rata-rata mengalami peningkatan, selain itu kecepatan angin dan
radiasi matahari menurun namun tekanan uap air meningkat. Untuk menjelaskan mekanisme
paradoks penguapan ini, dilakukan pendekatan untuk mengukur pengaruh faktor-faktor iklim
meliputi suhu, angin, tekanan uap air, dan radiasi matahari. Meningkatnya suhu rata-rata di aliran
sungai Haihe dapat menyebabkan meningkatnya tingkat penguapan, namun efek ini juga diikuti
oleh menurunnya kecepatan angin, berkurangnya radiasi matahari, dan meningkatnya tekanan
uap air di wilayah ini. Kecepatan angin merupakan faktor dominan yang menyebabkan
menurunnya tingkat penguapan di sungai Haihe.

Anda mungkin juga menyukai