Anda di halaman 1dari 10

SLIDE 2

Survival berasal dari kata survive yang berarti mampu mempertahankan diri dari keadaan tertentu. Dalam
hal ini mampu mempertahankan diri dari keadaan yang buruk dan kritis. Sedangkan Survivor adalah
orang yang sedang mempertahankan diri dari keadaan yang buruk.
Survival merupakan seni bertahan hidup. Mental yang stabil sangat dibutuhkan seperti halnya ketahanan
fisik dan pengetahuan. Kemampuan bernavigasi tanpa peta atau kompas pun diperlukan, selain itu juga
menguasai cara memelihara kondisi kesehatan fisik dan mengobati diri saat terluka atau sakit.
Jika anda tersesat atau mengalami musibah, ingat-ingatlah arti survival tsb, agar dapat membantu anda
keluar dari kesulitan. Dan yang perlu ditekankan jika anda tersesat yaitu istilah “STOP” yang artinya :
- S : Stop & seating / berhenti dan duduklah
- T : Thingking / berpikirlah
- O : Observe / amati keadaan sekitar
- P : Planning / buat rencana mengenai tindakan yang harus dilakukan
Yang harus dipunyai oleh seorang survivor:
- Sikap mental
- Pengetahuan (cara membuat bivak, air, api, makanan, navigasi darat, mencari pertolongan)
- Pengalaman dan latihan
- Peralatan (survival kit)
- Kemauan belajar
Bahaya dalam survival:
- Tegang dan panic (persiapan fisik, optimis, positif, dan latihan)
- Matahari/ panas (persediaan air, istirahat)
- Keracunan (minum air garam atau teh pekat)
- Lebah (tempelkan tanah basah ke atas luka)

SLIDE 3
 S : Size up the situation/mengukur situasi
Sadari kondisi survival ini. Bagaimana dengan kondisi kesehatan tubuh, dan jika pergi bersama
teman-teman, ketahui kondisi kesehatan tubuh mereka.
 U : Undue Haste Makes Waste/tergesa-gesa yang tidak semestinya tidak membuat pemborosan
Berpikir dan bertindak dengan bijaksana. Setiap langkah harus dipikirkan secara mendalam
 R : Remember Where You Are/ingat dimana kamu berada
Pengenalan akan lingkungan/daerah akan memberikan rasa kenal yang berpengaruh terhadap rasa
aman
 V : Vasquish Fear and Panic/mengalahkan rasa takut dan panik
Kuasai rasa takut dan panic
 I : Improvice/berimprovisasi
Menerima kondisi yang ada dan berdasarkan hal itu, rencanakan dan usahakan kebutuhan-kebutuhan
dasar dengan berimprovice
 V : Value Living/menghargai hidup
Dalam survival, sikap menghargai hidup dengan mempengaruhi kemampuan untuk bertahan
 A : Act Like The Natives/bertindak seperti penduduk asli
Belajarlah dari penduduk setempat. Mereka lebih mengetahui dan menguasai medan tempat kita
melakuan kegiatan.
 L : Learn Basic Skill/belajar keterampilan dasar
Belajar dan berlatih teknik-teknik dasar dan tambahkan/tingkatkan pengetahuan tentang survival.

SLIDE 4
Element-element Dasar Pengetahuan Teknik Bersurvival:
1. Bivak
2. Air
3. Api
4. Makanan
5. Mencari Pertolongan
6. Navigasi Praktis
7. Survival Kit
Berikut adalah contoh susunan prioritas dalam keadaan survival :
1. Tentunya yang paling utama adalah udara. bernafas dilakukan setiap detik untuk bertahan hidup
oleh karena itu udara mendapat prioritas utama untuk bertahan hidup. survival tanpa udara
umumnya hanya bertahan selama 3 sampai 5 menit.
2. Selanjutnya dibutuhkan perlin- dungan, dari cuaca buruk dan keganasan alam. sejak
keberadaannya manusia dibatasi lingkungannya sendiri mulai dari temperatur yang sangat
berpengaruh pada tubuh. Untuk itu diperlukan sesuatu yang dapat melindunginya contohnya api
yang dapat menghangatkan dan menjaga temperatur tubuh, jika tidak ada rumah, tenda atau gua.
Api dapat dimasukkan kedalam prioritas kedua
3. Istirahat, sepele namun dibutuhkan, dengan istirahat jaringan tubuh akan terbebas dari CO2, asam
dan pemborosan lain. Istirahat yang dimaksud adalah istirahat fisik dan juga mental sebab stress
dapat mengurangi kemampuan untuk bertahan. Dengan demikian istirahat dapat dimasukkan
kedalam prioritas ketiga.
4. Air. Kehilangan cairan dan kondisi air yang tidak dapat diminum adalah persoalan didalam
survival. Tubuh manusia kira-kira terdiri dari 2/3 jaringan yang mengandung air dan merupakan
bagian sistem sirkulasi di dalam organ tubuh. Air dapat menjaga suhu tubuh, memperlancar
buang air dan mencerna makanan. Kondisi lingkungan yang exstrem tanpa air dapat mengurangi
kemampuan bertahan hidup hingga tiga hari, sehingga air dapat dimasukkan kedalam prioritas
keempat. Sangatlah bijaksana apabila pemakaian air dapat dihemat.
5. Tubuh manusia membutuhkan makanan tiga kali sehari. Tetapi sementara banyak manusia di
benua lain hanya dapat makan sekali sehari atau bahkan tidak makan berhari-hari. Catatan
menunjukkan bahwa tanpa makanan survivor dapat bertahan selama 40 sampai 70 hari.
Keharusan untuk mendapatkan makanan adalah prioritas terakhir dalam survival. Penghematan
energi adalah salah satu cara untuk mengimbangi kekurangan makanan.
SLIDE 5
Bivak atau tempat perlindungan(shelter) adalah tempat berlindung sementara di alam bebas dari
aneka gangguan cuaca, binatang buas, dan angin tentunya hendaknya mampu melindungi diri dari
angin dan cuaca, paling tidak mengurangi pengaruh cuaca yang bisa dengan drastis menurunkan
kondisi fisik seorang survivor. Memang semua itu bisa mempergunakan Tenda Dome atau Flysheet,
akan tetapi, bagaimana jika alat berlindung siap pakai tadi rusak ataupun sobek saat di alam bebas?
Sudah tentukita harus bisa membuat bivak atau shelter dari bahan sekeliling kita.

SLIDE 6
Bivak terbagi menjadi 2:
1. Bivak Alam
Tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang terdapat dialam, seperti;
- Pohon tumbang
- Lubang pada pohon besar
- Gua
- Bivak dari bambu
- Bivak dari tumbuh-tumbuhan
2. Bivak Buatan
- Flysheet
- Plastic

SLIDE 7
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan bivak:
1. Untuk berapa lama
Dengan merencanakan akan berapa lama berlindung disuatu tempat, penghematan tenaga dan
kesadaran emosi akan terjaga.
2. Sendiri atau kelompok
Buatlah tempat berlindung yang sesuai dengan kebutuhan, tidak terlalu luas dan tidak terlalu
sempit sehingga kehangatan tempat berlindung tetap terjaga.
3. Memilih tempat
Untuk menjaga kenyamanan dan tetap hangatnya tempat berlindung serta menghindari cepatnya
penurunan daya tubuh, perhatikan hal berikut:
- Terlindung dari angin
- Hindari dari daerah aliran air
- Diatas bivak tidak ada pohon mati atau rapuh
- Bukan sarang nyamuk atau serangga
- Bahan kuat
- Jangan terlalu merusak alam sekitar
SLIDE 8
BIVAK dari material non alami
- Flysheet / ponco/ plastic
- Pasak besi / ranting
- Tali kur / perusik
- Tracking / batang kayu -+ 100cm

SLIDE 9 (VIDEO BIVAK NON ALAMI)


1. Analisa lingkungan
2. Siapkan peralatan: flysheet (pastikan flysheet itu peralatan pribadi), Tali perusik atau paracord
dengan panjang 3-5m, Bahan lainnya bisa mengambil dari alam, seperti ranting untuk pasak
3. Cari media ikat, gunakan simpul yang mudah (pangkal, jangkar)
4. Perhatikan kemiringan bivak, sebaiknya dibuat lebih dari 45 0 agar air mudah jatuh
5. Bersihkan dan rapikan area bivak, dan buat aliran air disekitar bivak

SLIDE 10
Bivak Dari Material Alam
Tempat berlindung yang dibuat dengan menggunakan bahan – bahan yang terdapat di alam seperti ;
a. Pohon tumbang
b. Lubang pada pohon besar
c. Gua (bukan persembunyian binatang, tidak ada gas beracun, tidak mudah bocor)
d. Bivak dari bambu
e. Bivak dari daun tumbuh – tumbuhan

SLIDE 11
Bivak Dari Material Alam
- Dari batang kayu
- Dari anyaman rumput
- Dari susunan daun-daun lebar

SLIDE 12 (VIDEO BIVAK ALAMI)


1. Perhatikan kondisi sekitar
2. Carilah fasilitas yang disedikan oleh alam Pohon tumbang, ranting, daun :
Bahan atap, bahan tiang, penghubung tali bambu, untuk penyusunan tiang dan rangka bivak
3. Periksa perlengkapan (kelompokan bahan)
4. Dirikan tiang dan rangka menggunakan kayu dan bahan penghubung
5. Penyusunan atap bivak: perhatikan kemiringan atap bivak, semakin miring atap maka air hujan
semakin cepat jatuh
6. Uji kelayakan bivak dengan meneteskan air
7. Perhatikan waktu pembuatan bivak
SLIDE 13
AIR
Seseorang dalam keadaan normal dan sehat dapat bertahan sekitar 20 – 30 hari tanpa makan, tapi orang
tsb hanya dapat bertahan hidup 3 – 5 hari saja tanpa air.
Teknik Mendapatkan Air :
1. Kolam, danau, sungai atau aliran air
2. Air hujan (tampung dengan ponco, atau daun yang lebar dan alirkan ke tempat penampungan)
3. Dari Tumbuh-tumbuhan (Bambu, Pisang, Tanaman merambat, rotan)
4. Mendapatkan air dengan proses kondensasi
5. Teknik Penyulingan Matahari (Solar Still)

SLIDE 14 (GAMBAR)
1. Kolam, danau, sungai atau aliran air
Carilah air yang mengalir dari tempat yang tinggi karena kemungkinan lebih bersih dan lebih
higienis untuk diminum.
2. Air hujan
Bentangkan jas hujan ponco di tanah lapang ketika hujan turun. Ikatlah setiap sudutnya dengan
tali ke pohon, sehingga air bisa ditampung di tengah.
3. Air dari tumbuhan
Air bisa didapatkan dari akar pohon di dekat permukaan tanah.
4. Kondensasi
Bahan yang kamu butuhkan adalah kantung plastik untuk menampung air dan tali untuk
mengikat. Cari pohon yang tidak terlalu tinggi, lalu ambil segerombol dedaunan dan masukkan ke
dalam kantung plastik. Ikat erat di bagian ujungnya.
FYI,Proses ini terjadi ketika daun pohon melepaskan oksigen dan air, biasanya di pagi hingga
sore hari.angan melakukan cara ini di malam hari, karena di malam hari pohon menyerap oksigen
dan mengeluarkan karbon dioksida.

SLIDE 15 (SOLAR STILL)


5. Solar Still
 Gali lubang dengan kedalaman 3-4 kaki (90-120 cm)
 Tempatkan wadah di dalamnya, wadah ini berfungsi untuk menangkap air yang terkondensasi
 Gunakan plastik untuk melapisi lubang, taruh batu sebagai pemberat di ujung dan di tengah
plastic
 Tambahkan dedaunan di lubang. FYI, proses kondensasi adalah perubahan wujud dari padat
ke cairan. Tanah dan dedaunan yang lembap akan menghasilkan uap air, uap air akan naik ke
atas dan mengembun di bagian bawah plastic
 Embun ini akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan menetes di wadah
SLIDE 16
API Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk
menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang.
Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya.
Kemampuan untuk menyalakan api bisa membuat perbedaan antara hidup dan sekarat.
Api memberikan kehangatan, perlindungan dan bisa dijadikan sebagai alat sinyal serta memasak
air dan makanan. Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah
jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik
dan panas yang dihasilkan merata.
SLIDE 17
a. Tiga Unsur Dasar Pembuat Api:
1. Sumber api
Bisa menggunakan korek api, zippo, pemantik atau sejenisnya. Atau dengan cara trasidional
2. Bahan bakar
Gunakan bahan-bahan yang mudah terbakar, seperti kertas, plastik bekas, ranting kering, daun
kering, serbuk kayu kering atau benda lainnya yang bisa digunakan sebagai pemancing nyala api
agar lebih besar.
3. Udara (oksigen)
Gerakan udara diperlukan untuk mendorong laju api agar mudah menjalar, cara yang paling
mudah adalah dengan meniup kearah yang diingingkan, bisa menggunakan kipas untuk area yang
lebih luas, durasi yang lebih lama dan area yang lebih luas.
b. Pemilihan Tempat dan Persiapan
Ventilasi cukup untuk api, semakin banyak udara dan oksigen yang tersedia maka semakin terang dan
besar api yang dihasilkan. Kita perlu menentukan lokasi dan mengatur apa yang hendak kita pakai
untuk membuat api:
- Areal (medan & cuaca) ditempat kita berada
- Bahan dan alat yang tersedia
- Waktu, berapa lama waktu kita
- Kebutuhan, mengapa kita membutuhkan api
- Keamanan, perhatikan arah angin dan sekeliling kita, jangan sampai mengakibatkan kebakaran
hutan.
- Carilah tempat yang kering yang terlindung dari angina, tempatnya layak dan cocok dengan
shelter kita, bisa mengonsentrasikan panas ke arah yang kita inginkan, serta adanya persediaan
kayu atau bahan bakar lainnya.
- Hindari membuat api dibawah pohon
- Jika tempat kita dilanda angin maka buatlah tempat perapian agak menjorok atau bisa dengan
menyusun batu.
c. Pemilihan Material Untuk Membuat Api
 Umpan, harus kering dan mudah menyala seperti lumut kering atau humus. Kita bisa membuat
sumbu dari kapas dan dipanaskan hingga berubah menjadi hitam, tetapi tidak membakarnya.
 Pembakar, harus mudah terbakar. Kita bisa membuatnya dari serpihan kayu yang sudah kering.
 Bahan bakar, dibutuhkan saat api sudah menyala cukup besar.
SLIDE 18 (GAMBAR API)
1. Metode Flint and Stell
Metode primitif yang paling sederhana, dihasilkan oleh benturan pergesekan dua batu api.
Metode ini memerlukan kelenturan pergelangan tangan dan banyak latihan. Saat percikan api
hinggap pada material umpan, tiuplah pelan-pelan hingga percikan itu menyebar dan terbakar.
2. Metode Fire Flow
Gosokan batang kayu yang keras melawan kayu lembut sebagai alas. Buatlah lubang memanjang
pada kayu lunak sebagai tempat pergesekan kayu yang keras. Gerak pergesekannya seperti
gerakan membajak, yaitu naik dan turun. Gerakan yang menimbulkan friksi lambat laun akan
menghasilkan bunga api.
3. Metode Convex Lens
Metode ini hanya bisa digunakan pada siang dan saat matahari bersinar. Untuk lensa bisa
menggunakan lensa dari teropong, kamera, teleskop atau kaca pembesar. Sudut peletakan lensa
diatur agar sinar matahari bisa terkumpul diatas material umpan. Pegang lensa . dan tiup pelan-
pelan material umpan api yang sudah mulai menyala

SLIDE 19
API UNGGUN
1. Siapkan sumber api (korek, zippo, atau pemantik jenis lainnya)
2. Siapkan bahan bakar (ranting kering, batang kayu, daun kering atau serbuk kayu kering untuk
pemancing nyala api)
Langkah-langkah:
 Buat serbuk kayu kering dengan menyerut kayu/bambu menggunakan pisau, lalu kumpulkan
 Susun kayu berukuran besar sebagai pengangga ranting kecil dan terpaan dari angin
 Letakan kayu kering sebagai dasar, berfungsi sebagai pelindung serutan dari tanah jika tanah
tersebut basah.
 Nyalakan api pada serbuk kayu/bambu
 Ketika api sudah menyala, letakan ranting kering diatasnya mulai dari ukuran kecil sampai
ukuran besar secara bertahap
 Pastikan api bagian dalam tidak kekurangan kayu, semakin banyak bara didalam tumpukan kayu
akan semakin baik

SLIDE 20
MAKANAN
Makanan sangatlah penting untuk memasok kehangatan dan tenaga untuk pemulihan setelah kerja keras,
terluka, atau sakit. 70 kalori/jam dibutuhkan tubuh untuk bernafas dan melakukan gerakan dasar tubuh.
SLIDE 21
Sumber Makanan Hewani
Makanan yang mengandung lemak dan protein:

 Jenis ungags
 Jenis reptilian
 Jenis serangga
 Jenis binatang lunak(jenis cacing)
 Jenis binatang bertulang belakang
1. Serangga, mengandung 65-80% protein dibandingkan dengan daging sapi yang hanya 20%
2. Cacing, galilah humus yang lembab untuk menemukannya. Setelah cacing ditangkap, masukan
kedalam air bersih yang dapat diminum untuk beberapa menit. Setelah bersih, bisa dimakan
secara mentah.
3. Kerang-kerangan dan udang air tawar
4. Hewan amfibi, ada beberapa jenis katak yang beracun, hindari yang berwarna cerah atau jenis
yang memiliki perbedaan dengan tanda ‘X’ dipunggungnya.
5. Reptilia, merupakan sumber protein yang bagus. Hindari ular berbisa dan buaya yang
mengandung bahaya bagi survivor.
6. Burung-burung, selama musim bersarang beberapa spesies tidak akan meninggalkan sarang
walaupun didekati. Pengamatan dengan seksama akan membuka rahasia jalur terbangnya dan
memberikan indikasi daerah yang baik untuk menangkap burung dengan jarring terbangnya.
Sarang burung juga bisa menjadi sumber makanan lain yaitu telur. Jangan ambil semua telur,
tinggalkan satu setelah ditandai.
7. Mamalia, semua mamalia bisa dimakan akan tetapi tidak mudah menangkapnya.

SLIDE 22
Mengolah Makanan Hewani
Kita harus tau cara menyiangi ikan dan binatang hasil tangkapan. Serta cara menyimpan dan
memasaknya.
1. Ikan, semua ikan tawar bisa dimakan yang memiliki panjang dibawah 5cm tidak perlu disiangi. Tanda
ikan yang sudah mulai membusuk: mata cekung, baunya aneh, warnanya berubah, cekungan akan
membekas pada dagingnya setelah ditekan dengan jari, lengket, rasanya tajam atau menyengat. Anda
bisa menusukan semua ikan pada sepotong kayu dan membakarnya di api. Akan tetapi, merebus ikan
dengan kulitnya merupakan cara terbaik untuk mendapatkan nilai vitaminnya.
2. Ular, potong kepalanya dengan jarak potong dari kepala 15cm-20cm. lalu iris memanjang kulitnya
dan Tarik kulitnya untuk memisahkan dari dagingnya. Buang isi perutnya potong-potong dagingnya
menjadi bagian yang kecil-kecil dan masak dengan direbus atau dibakar.
3. Burung, buanglah bulunya dengan cara mencabut atau mengulitinya. Belah dan buang isi perutnya,
pisahkan hati dan jantugnya. Potong kaki masaklah dengan cara merebus atau memanggang. Sebelum
memasak burung pemakan bangkai, rebuslah setidaknya 20menit untuk membunuh parasitnya.
4. Mamalia, gantunglah dengan kepalanya dibagian bawah. Ikatkan tali pada bagian lututnya dan Tarik
keatas dahan atau buatkan tiang. Saat akan menguliti pertama selipkan pisau dibawah kulitnya dan
putar mata pisau menghadap keatas. Buang isi perut mamalia. Potong bagian anus dan kelamin lalu
buang, cucilah untuk menghindari daging tercemar air seni.

SLIDE 23
Pengawetan Makanan Hewani
1. Daging asap, siapkan penutup disekeliling api. Api tidak perlu terlalu besar dan panas. Keperluannya
untuk menghasilkan asap, bukan panas. Gunakan kayu yang keras, potong daging menjadi irisan-
irisan tidak lebih dari 6cm dan gantungkan ditiang yang tertutup ponco tadi. Daging yang diasapi
selama semalaman dengan metode tersebut bisa bertahan paling tidak satu minggu.
2. Mengeringkan daging, iris daging menjadi 6mm tipisnya. Gantungkan irisan daging dibawah cahaya
matahari. Biarkan daging benar-benar mengering sebelum disimpan.

SLIDE 24
Sumber Makanan Nabati
Tumbuhan memiliki serat yang dapat membantu pencernaan. Saat dalam kondisi survival, survivor juga
perlu memperhatikan keseimbangan makanan yang diperoleh dari alam sekitar. Ciri tumbuhan yang dapat
dimakan:

 Tidak mengandung getah


 Tidak berbulu
 Tidak berbau kurang sedap
 Tumbuhan yang dimakan juga oleh hewan mamalia

SLIDE 25
Cara Mengolah Makanan Nabati
Metode yang dipakai untuk lebih mengimprovisasi rasa tumbuhan makanan termasuk merendam,
merebus, memasaknya. Rebuslah daun-daun, batang dan pucuknya hingga lunak. Rebus, panggang atau
bakar umbi-umbian dan akar-akaran.

SLIDE 26
Mencari Pertolongan
Hal pertama yang dibutuhkan untuk mendapatkan pertolongan adalah memberitahukan dimana posisi
anda kepada tim penyelamat (SAR), bisa melalui meninggalkan jejak-jejak berupa serpihan kain, patahan
ranting, atau bekas-bekas benda yang dipakai seperti bekas bungkusan makanan

SLIDE 27
Ada beberapa cara untuk menarik perhatian agar tim penyelamat bisa menemukan lokasi survivor:
a. Api unggun
b. Peluit
c. Kaca atau benda yang memantulkan cahaya
d. Kode morse
e. Kode dari bahan-bahan alami
SLIDE 28
Navigasi Praktis
Cara-cara bernavigasi hanya dengan bantuan benda-benda sederhana dan petunjuk-petunjuk alam.
Pemanfaatan alam sekitar seperti matahari, tumbuhan, dan lain-lain bisa membantu menggantikan alat-
alat tersebut.
 Metode Ujung Bayangan
 Menentukan arah dengan bantuan tumbuhan
 Menentukan arah dengan arloji analog
 Menentukan arah dengan bintang
 Membuat kompas darurat

SLIDE 29
Survival Kit
Pada prinsipnya, item-item dari survival kit ini juga tidak terlepas dari elemen-elemen survival seperti air,
api, jerat, dan mencari pertolongan.
1. Korek api
2. Lilin
3. Flint atau pengapian
4. Kaca pembesar
5. Jarum jahit dan benang
6. Mata pancing dan benang kail
7. Kompas kecil
8. Gergaji kawat
9. Kawat
10. Kantong plastic
11. Peniti dengan berbagai ukuran
12. Water purification tablet (tablet pemurni air)
13. Heliograph
14. Kotak survival kit (yang tahan air)

Anda mungkin juga menyukai