Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

PENGAWASAN LANGSUNG MENELAN OBAT


PENGAWAS MENELAN OBAT (PMO)
DIRECTLY OBSERVED TREATMENT (DOT)

a. Pendahuluan
Pengendalian TB di Indonesia dilaksanakan sesuai dengan azas
desentralisasi dalam kerangka otonomi dengan Kabupaten/kota sebagai
titik berat manajemen program, yang meliputi: perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi serta menjamin ketersediaan sumber daya (dana,
tenaga, sarana dan prasarana). Pengendalian TB dilaksanakan dengan
menggunakan strategi DOTS sebagai kerangka dasar dan memperhatikan
strategi global untuk mengendalikan TB (Global Stop TB Strategy).
Penguatan kebijakan ditujukan untuk meningkatkan komitmen daerah
terhadap program pengendalian TB. Penguatan pengendalian TB dan
pengembangannya ditujukan terhadap peningkatan mutu pelayanan,
kemudahan akses untuk penemuan dan pengobatan sehingga mampu
memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya TB resistan obat.
Penemuan dan pengobatan dalam rangka pengendalian TB dilaksanakan
oleh seluruh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjut (FKRTL), meliputi: Puskesmas, Rumah
Sakit Pemerintah dan Swasta, Rumah Sakit Paru (RSP), Balai Besar/Balai
Kesehatan Paru Masyarakat (B/BKPM), Klinik Pengobatan serta Dokter
Praktek Mandiri (DPM).
Pengobatan untuk TB tanpa penyulit dilaksanakan di FKTP. Pengobatan
TB dengan tingkat kesulitan yang tidak dapat ditatalaksana di FKTP akan
dilakukan di FKRTL dengan mekanisme rujuk balik apabila faktor penyulit
telah dapat ditangani. Pengendalian TB dilaksanakan melalui
penggalangan kerja sama dan kemitraan diantara sektor pemerintah, non
pemerintah, swasta dan masyarakat dalam wujud Gerakan Terpadu
Nasional Pengendalian TB (Gerdunas TB). 8. Peningkatan kemampuan
laboratorium diberbagai tingkat pelayanan ditujukan untuk peningkatan
mutu dan akses layanan. Obat Anti Tuberkulosis (OAT) untuk
pengendalian TB diberikan secara cuma-cuma dan dikelola dengan
manajemen logistk yang efektif demi menjamin ketersediaannya.
b. Latar belakang
Pengawasan menelan obat langsung kepada penderita TBC akan
menyembuhkan sebagian besar pasien TB baru tanpa memicu munculnya
kuman resistan obat. Untuk tercapainya hal tersebut, sangat penting
dipastikan bahwa pasien menelan seluruh obat yang diberikan sesuai
anjuran dengan cara pengawasan langsung oleh seorang PMO (Pengawas
Menelan Obat) agar mencegah terjadinya resistensi obat. Pilihan tempat
pemberian pengobatan sebaiknya disepakati bersama pasien agar dapat
memberikan kenyamanan. Pasien bisa memilih datang ke fasyankes
terdekat dengan kediaman pasien atau PMO datang berkunjung kerumah
pasien. Apabila tidak ada faktor penyulit, pengobatan dapat diberikan
secara rawat jalan.
Berdasarkan latar belakang tersebut penting untuk dilakukan kegiatan
Pengawas Minum Obat dalam kegiatan program P2 TBC di Puskesmas
Jatilawang dengan melibatkan keluarga terdekat penderita TBC.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan umum:
Meningkatkan kesembuhan penderita TB dalam rangka pencapaian tujuan
pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Tujuan khusus:
1. Memberikan pengawasan penderita TB dalam kepatuhan minum obat
2. Memberikan pendamping dari oranng terdekat penderita TBC
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok :
- Melaksanakan kegiatan pengobatan TB dengan didampingi PMO
Rincian kegiatan:
1. Melakukan penunjukan keluarga terdekat sebagai PMO
2. Memberikan penjelasan tugas PMO
e. Cara melaksanakan kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap kali ditemukannya penderita baru
TBC dengan cara melibatkan peran serta aktif anggota keluarga atau orang
terdekat yang dikenal, dipercaya dan disetujui oleh penderita TBC.
f. Sasaran
Sasaran kegiatan ini adalah
1. Penderita TBc yang baru mendapatkan pengobatan
2. Keluarga terdekat atau orang terdekat penderita TBC
g. Jadual pelaksanaan kegiatan
Kegiatan dilaksanakan setiap hari kerja saat ditemukan penderita TBC baru
untuk pengobatan
Hari kerja
N Kegiatan
S S R K J S M
o
1 Melakukan penunjukan
keluarga terdekat sebagai
PMO
2 Memberikan penjelasan tugas
PMO
h. Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap bulan pada Rapat
koordinasi Puskesmas membuat laporannya kepada kepala puskesmas.
Evaluasi setiap 3 bulan. Apabila ada ketidaksesuaian dalam pelaksanaan
kegiatan, maka Kepala Puskesmas bersama dengan kordinator P2 dan
pelaksana kegiatan Program P2 TBC harus mencari penyebab masalahnya
dan mencari solusi penyelesaiannya.
i. Pencatatan, Pelaporan dan evaluasi kegiatan
Dokumen yang diperlukan dalam kegiatan ini adalah :
- Kerangka acuan kegiatan
- SPO PMO
- Bukti Pelaksanaan kegiatan berupa format persetujuan PMO dan
penyuluhan tugas PMO
Pelaporan kegiatan ini dilakukan setiap bulan saat rapat koordinasi
Bulanan Puskesmas Jatilawang
Evaluasi dilakukan setiap 3 bulan dengan laporan 3 bulanan dan evaluasi 3
bulanan.

Disahkan oleh,
Kepala Puskesmas Jatilawang

dr. Esti Haryati


NIP. 19730301 200701 2 010

Anda mungkin juga menyukai