Anda di halaman 1dari 15

FAKTOR MAKROEKONOMI SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA

ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS 2015)1]

Dian Ayu Wulansari


Program Studi S1 Ekonomi Islam-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : dianwulan1993@gmail.com

Leo Herlambang
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : Leo.herlambang@gmail.com

ABSTRACT:
Jakarta Islamic Index (JII) is one of Indonesia’s stock index in calculating the average
price index of stocks for the type of stocks that meet the criteria of Shariah. One of the
factors that influence is macroeconomic factors. This study aims to determine the effect of
macroeconomic variables which consist of Inflation, Exchange Rate and M2 on the Jakarta
Islamic Index (JII) with the observation period January 2010-August 2015. The data used is
secondary data time series in the form of monthly data during the observation period
January 2010-August 2015. The results showed that Exchange Rate and Money Supply (M2)
have positively significant effect on the Jakarta Islamic Index (JII), whereas other variables
such as Inflation is not significantly effect on the Jakarta Islamic Index (JII). While
simultaneously the Inflation, Exchange Rate and Money Supply significant effect on the
Jakarta Islamic Index (JII).
Keywords: JII, Inflation, Exchange Rate and M2.

I. PENDAHULUAN
Pasar modal syariah menjadi Perkembangan pasar modal
alternatif investasi bagi pelaku pasar yang syariah menunjukkan kemajuan seiring
bukan sekedar ingin mendapatkan return dengan meningkatnya indeks yang
terbaik, namun juga dapat mendapatkan ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index
ketenangan dari aktifitas investasinya (JII). JII merupakan respon pasar akan
agar tercapai tujuan hidup yaitu Falah. kebutuhan informasi mengenai investasi
Berbeda dengan pasar modal secara Islami. Tujuannya adalah sebagai
konvensional dimana segala jenis investasi tolak ukur standar dan kinerja
boleh dilakukan asalkan menguntungkan. (benchmarking) bagi investasi saham
Menurut Nazwar (2008:45) pasar modal secara Islami di pasar modal secara Islam.
syariah menggunakan prinsip, prosedur, Peningkatan indeks JII walaupun nilainya
asumsi, instrumen, dan aplikasi bersumber tidak sebesar pada Indeks Harga Saham
dari nilai epistimologi Islam seperti Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara
melarang riba atau bunga, menciptakan persentase indeks JII lebih besar dari IHSG.
pasar modal syariah yang bebas dari Kinerja indeks saham Jakarta Islamic
perjudian atau spekulasi dan juga Indeks (JII) meskipun terbilang pendatang
terbebas dari transaksi gharar. baru di pasar modal Indonesia namun

1]Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Dian Ayu Wulansari, NIM: 041211431012, yang diuji pada
tanggal 12 Februari 2016

266
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

bisa dilihat kinerja Jakarta Islamic Indeks dengan ekspor dan impor sehingga biaya
cukup menjanjikan. produksi akan naik serta secara tidak
Tabel 1. langsung menyebabkan kapitalisasi pasar
Kinerja Index Saham Syariah JII
saham JII pada tahun 2015 menurun.
Tahun 2010-2015
No Tahun Indeks JII Kapitalisasi Berinvestasi di pasar modal khususnya JII
Pasar JII memang sangat menjanjikan, namun
1 2010 532,90 1.134.632,00 tidak selalu investasi dipasar modal selalu
2 2011 537,03 1.414.983,81
memberikan keuntungan. Hal tersebut
3 2012 594,79 1.671.004,24
disebabkan pergerakan saham sering kali
4 2013 585,11 1.672.099,91
berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor
5 2014 691,04 1.922.231,45
internal negara atau eksternal yang
6 2015 586,09 1,696,780,00
mempengaruhinya
Sumber : www.ojk.go.id.
Banyak faktor yang dapat
Pertumbuhan dan perkembangan
mempengaruhi pergerakan indeks saham
industri pasar modal syariah mengalami
JII. Diantaranya adalah faktor-faktor
kenaikan yang sangat pesat. Hal ini
makro ekonomi yaitu, inflasi, nilai
terlihat dari data statistik bahwa dari
pertukaran valuta asing Rupiah terhadap
tahun ke tahun pertumbuhan indeks
Dollar Amerika Serikat dan jumlah uang
saham JII cenderung meningkat. Pada
beredar. Berdasarkan data dari Bank
tahun 2010 indeks saham JII sebesar
Indonesia inflasi pada bulan agustus 2015
532,90, di tahun selanjutnya juga
sebesar 7,18 %, angka tersebut cenderung
mengalami kenaikan sebesar 537,03. Di
tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya
tahun 2012 indeks saham JII melonjak
di tahun 2015. Inflasi tertinggi pada tahun
sebesar 594,79 sampai pada tahun 2014
2014 berada pada bulan di Desember,
indeks saham JII terus menunjukkan hasil
meningkat tajam sebesar 8,36% setelah
yang positif. Namun, sampai pada bulan
sebelumnya mengalami penurunan rata-
agustus 2015 indeks saham JII jatuh
rata 6% dari tahun 2013. Inflasi
sebesar 586,09. Hal ini disebabkan pada
memberikan pengaruh yang signifikan
tahun 2015 ada beberapa fenomena
terhadap pergerakan harga saham JII,
global sehingga berimbas pada
karena apabila inflasi disuatu negara
perokonomian Indonesia yang
mengalami fluktuasi secara cepat dan
menyebabkan terdepresiasinya mata
cenderung meningkat maka investor
uang Rupiah terhadap Dollar.
asing maupun investor dalam negeri akan
Meningkatnya kurs mata uang Rupiah
berpikir ulang untuk berinvestasi karena
tentunya akan mempengaruhi biaya
dianggap perekonomian di negara
produksi bagi perusahaan yang kegiatan
tersebut kurang stabil sehingga aktivititas
produksinya berhubungan langsung

267
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

perdagangan khususnya di pasar modal Desember 2010 jumlah uang beredar (m2)
juga akan menurun. yang diedarkan Bank Indonesia sebesar
Ketika posisi nilai investasi di JII Rp 2.471.206 milyar. Setiap bulannya
menurun karena inflasi, maka Bank perkembangan jumlah uang beredar
Indonesia sebagai lembaga pelaksana (m2) mengalami kenaikan dan penurunan
otoritas moneter turut mengambil peran sesuai dengan pertumbuhan
dalam mengendalikan jumlah uang yang perekonomian di Indonesia. Kemudian
beredar. Bank sentral harus hati-hati pada tahun 2013 jumlah uang beredar
dalam pengendalian jumlah uang (m2) rata-rata berkisar Rp 3.000.000 milyar,
beredar karena bila jumlah uang yang nilai tersebut pada bulan-bulan
dikeluarkan tidak searah dengan output selanjutnya mengalami kenaikan terus
barang dan jasa maka justru akan menerus seiring dengan naiknya inflasi
menimbulkan inflasi dan akan dan kurs Rupiah. Sehingga akhir tahun
berpengaruh juga terhadap industri pasar 2014 sampai bulan agustus 2015 jumlah
modal. Menurut Mankiw (2003:82) uang beredar (m2) mencapai Rp
menyatakan ada hubungan kuat antara 4.000.000 milyar.
jumlah uang beredar dengan inflasi. Teori Variabel lain yang mempengaruhi
kuantitas uang menyatakan bahwa bank JII yaitu nilai tukar mata uang Rupiah
sentral, yang mengawasi jumlah uang terhadap Dollar. Pada dasarnya, nilai
beredar memiliki kendali yang tinggi atas mata uang terus mengalami fluktuasi di
tingkat inflasi. Jika bank sentral setiap periode. Hal tersebut sangat
mempertahankan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap kegiatan investasi
tetap stabil maka tingkat harga akan di pasar modal yang menjadi indikator
stabil. Jika bank sentral meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
jumlah uang beredar dengan cepat, Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi
tingkat harga akan meningkat dengan sangat penting bagi perusahaan yang
cepat. Oleh karena itu, jumlah uang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang
beredar dengan transaksi barang dan tidak terlepas dari penggunaan uang
jasa haruslah proporsial. Friedman dan asing sebagai alat transaksi atau mata
Schwartz dalam Reilly dan Brown uang yang sering digunakan dalam
(2000:416) juga menjelaskan hubungan perdagangan. Adanya fenomena global
antara penawaran uang dan saat ini yaitu terjadinya devaluasi mata
pengembalian saham dengan hipotesis uang yuan serta jadi atau tidaknya
bahwa tingkat pertumbuhan jumlah uang kenaikan suku bunga di Amerika Serikat
beredar akan berdampak pada tingkat menambah ketidakstabilan ekonomi di
pengembalian saham. Berdasarkan data Indonesia. Berdasarkan data statistik dari
dari Bank Indonesia pada bulan Bank Indonesia nilai kurs Rupiah terhadap

268
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Dollar Amerika pada bulan agustus 2015 kegiatan ekonomi sekaligus kegiatan
mencapai Rp14,027.00. Nominal tersebut muamalah yaitu suatu kegiatan yang
merupakan angka tertinggi dari tahun- mengatur hubungan antar manusia.
tahun sebelumnya. Sementara itu berdasarkan salah satu
Fluktuasi nilai kurs yang tidak kaidah dalam Fiqh Muamalah disebutkan
terkendali dapat mempengaruhi kinerja hukum asal dalam semua bentuk
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di muamalah adalah boleh dilakukan
pasar modal khususnya Jakarta Islamic kecuali ada dalil yang
Index (JII). Pada saat nilai rupiah mengharamkannya. Ini berarti ketika
terdepresiasi oleh nilai Dollar, harga-harga suatu kegiatan muamalah yang kegiatan
barang impor menjadi lebih mahal, tersebut baru muncul dan belum dikenal
khususnya perusahaan yang sebelumnya dalam ajaran Islam maka
menggunakan sebagian besar bahan kegiatan tersebut dianggap dapat
bakunya dari produk-produk impor. diterima kecuali terdapat implikasi dari Al
Peningkatan bahan-bahan impor tersebut Qur’an dan Hadist yang melarangnya
akan juga meningkatkan biaya produksi secara implisit maupun eksplisit (Training
yang pada akhirnya berpengaruh module on Comprehensive training on
terhadap penurunan tingkat keuntungan Sharia Banking, Karim Business Consulting :
perusahaan, sehingga berdampak pula 2004).
pada pergerakan harga saham Menurut Tandelilin (2010:61)
perusahaan yang kemudian memacu dengan adanya pasar modal (capital
melemahnya pergerakan indeks harga market), investor sebagai pihak yang
saham. memiliki kelebihan dana dapat
II. LANDASAN TEORI menginvestasikan dananya pada
Menurut Tandelilin (2010:2) berbagai sekuritas dengan harapan
menerangkan : memperoleh imbalan (return).
investasi adalah komitmen atas Sedangkan perusahaan sebagai pihak
sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, yang memerlukan dana dapat
dengan tujuan memperoleh sejumlah memanfaatkan dana tersebut untuk
keuntungan di masa datang. Seorang
investor membeli sejumlah dana saat mengembangkan proyeknya. Dengan
ini dengan harapan memperoleh alternatif pendanaan dari pasar modal,
keuntungan dari kenaikan harga
ataupun sejumlah dividen di masa perusahaan dapat beroperasi dan
yang akan datang sebagai imbalan mengembangkan bisnisnya dan
atas waktu dan risiko yang terkait
dengan investasi tersebut. pemerintah dapat membiayai berbagai
kegiatannya sehingga meningkatkan
Dalam Islam, kegiatan investasi
kegiatan perekonomian Negara dan
dapat dikategorikan sebagai suatu
kemakmuran masyarakat luas.

269
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Sedangkan pasar modal syariah hubungan yang kuat antara apa yang
dalam Islam menurut Sutedi (2011:29) terjadi pada lingkungan ekonomi makro
Pasar Modal Syariah ialah pasar modal dan kinerja suatu pasar modal. Pasar
yang dijalankan dengan prinsip-prinsip modal mencerminkan apa yang terjadi
syariah, setiap transaksi surat berharga di pada perekonomian makro karena nilai
pasar modal dilaksanakan sesuai dengan investasi ditentukan oleh aliran kas yang
ketentuan syari’at Islam. diharapkan serta tingkat return yang
Prinsip-prinsip pasar modal syariah disyaratkan atas investasi tersebut, dan
berbeda dengan pasar modal kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi
konvensional. Sejumlah instrumen syariah oleh perubahan lingkungan makro
di pasar modal sudah diperkenalkan (Tandelilin, 2010: 340).
kepada masyarakat, misalnya saham Kemampuan investor dalam
yang berprinsipkan syariah dimana kriteria memahami dan meramalkan kondisi
saham syariah adalah saham yang ekonomi makro dimasa datang akan
dikeluarkan perusahaan yang melakukan sangat berguna dalam pembuatan
usaha yang sesuai dengan syariah. keputusan investasi yang
Demikian juga, usaha untuk menguntungkan. Untuk itu, seorang
merealisasikan praktek obligasi syariah investor harus memperhatikan beberapa
atau obligasi yang berprinsipkan syariah. indikator makro ekonomi yang bisa
(Sudarsono, 2003:182). membantu mereka dalam memahami
Adapun tujuan diadakannya dan meramalkan kondisi ekonomi makro
indeks Islam sebagaimana Jakarta Islamic (Sylviana, 2006:49).
Indeks yang melibatkan 30 saham terpilih, III. METODE PENELITIAN
yaitu sebagai tolok ukur (benchmark) Penelitian ini disusun untuk

untuk mengukur kinerja investasi pada membuktikan hipotesis adanya factor-

saham yang berbasis syariah dan faktor makroekonomi berupa inflasi, nilai

meningkatkan kepercayaan pada kurs Rupiah, dan jumlah uang beredar

investor untuk mengembangkan investasi (M2) baik secara bersamaan yang

dalam ekuiti secara syariah, atau untuk berpengaruh terhadap pertumbuhan

memberikan kesempatan kepada investor Indeks saham di Jakarta Islamic Indeks (JII)

yang ingin melakukan investasi sesuai periode 2010-2015. Selain pembuktian

dengan prinsip-prinsip syariah. hipotesis secara bersamaan, di dalam

Analisis ekonomi adalah salah satu penelitian ini akan dilakukan juga

dari tiga analisis yang perlu dilakukan pembuktian hipotesis secara individual

investor dalam penentuan keputusan untuk membuktikan adanya variable yang

investasinya. Analisis ekonomi perlu berpengaruh terhadap pertumbuhan


dilakukan karena kecenderungan adanya

270
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

indeks saham Jakarta Islamic bulanan yang dipublikasikan oleh


Bank Indonesia periode tahun 2010-
Indeks (JII).
2015 dengan menggunakan
perhitungan rumus Indeks Harga
Identifikasi Variabel
Konsumen (IHK).
Berdasarkan rumusan masalah
b. Nilai kurs Rupiah merupakan harga
yang telah dijelaskan, maka terdapat dua
suatu mata uang terhadap mata
jenis variabel yang digunakan dalam
uang dari negara lain. Data nilai tukar
penelitian ini antara lain:
merupakan data nilai kurs tengah
1. Variabel Bebas atau Eksogen
Rupiah terhadap Dollar AS secara
(Independent Variabel)
bulanan yang dipublikasikan oleh
Variabel eksogen yang digunakan
Bank Indonesia periode 2010-2015
dalam penelitian ini adalah indicator
dengan menggunakan data JISDOR
makroekonomi, yang terdiri dari:Nilai kurs
atau bisa dengan dihitung secara
Rupiah (X1), Tingkat Inflasi (X2), Jumlah
manual yaitu kurs beli ditambah kurs
uang beredar (X3)
jual dibagi dua.
2. Variabel Terikat atau Endogen
c. Jumlah uang beredar (M2)
(Dependent Variable)
merupakan suatu kebijakan moneter
Variabel terikat dalam penelitian
yang berada dibawah otoritas Bank
ini adalah indeks saham Jakarta Islamic
Indonesia untuk mengendalikan
Indeks periode 2010-2015 (Y)
jumlah uang yang beredar di
Definisi Operasional Variabel
masyarakat. Dalam penelitian ini yang
Definisi operasional variabel
digunakan adalah data jumlah uang
berfungsi untuk memberikan batasan-
beredar M2 yang dipublikasikan oleh
batasan, memudahkan dan menghindari
Bank Indonesia periode 2010-2015.
kesalahan dalam pemahaman, serta
2. Variabel Endogen / Dependen
untuk memudahkan para pembaca.
a. Jakarta Islamic Indeks merupakan
Definisi operasional variabel yang
indeks yang berisi kumpulan 30 saham
digunakan dalam penelitian ini antara
syariah yang terpilih dari screening
lain:
process. Perhitungan JII dilakukan oleh
1. Variabel Eksogen / Independen
Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan
a. Inflasi didefinisikan sebagai suatu
menggunakan metode perhitungan
keadaan ekonomi dimana terjadi
indeks yang telah ditetapkan yaitu
kenaikan harga barang secara umum
dengan bobot kapitalisasi pasar. Data
diikuti menurunnya tingkat daya beli,
JII diperoleh langsung dari website
tabungan dan investasi. Data inflasi
www.idx.com data yang digunakan
merupakan data nasional secara
selama tahun penelitian 2010-2015.

271
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Jenis dan Sumber Data populasi yaitu, periode penelitian ini


Jenis data yang digunakan dalam berupa data bulanan mulai bulan Januari
penelitian ini adalah jenis data sekunder 2010 sampai Agustus 2015, maka Indeks
yang bersumber dari, Bank Indonesia, saham yang diteliti adalah indeks
Otoritas Jasa Keuangan, Badan Pusat keseluruhan dari Jakarta Islamic Indeks (JII)
Statistik untuk periode tahun 2010-2015. yang efektif dan tercatat di Bursa Efek
Prosedur Pengumpulan Data Indonesia.
Prosedur pengumpulan data yang Sampel adalah bagian dari
dugunakan dalam penelitian ini melalui populasi, survey sampel adalah suatu
studi kepustakaan (library research) yaitu prosedur hanya sebagian dari populasi
dengan cara mengumpulkan data yang saja yang diambil dan dipergunakan
berasal dari literature yang berhubungan untuk menentukan sifat serta cirri yang
dengan masalah yang dikemukakan dikehendaki dari populasi (Nazir,
penrelitian. Literatur yang digunakan 2003:271). Berhubung seluruh populasi
berupa buku pustaka, makalah kulliah yang dikkriteriakan adalah sampel maka
umum, dan jurnal ekonomi maupun kertas penelitian ini merupakan Census
kerja. Pengumpulan data didapat juga Sampling.
dari berbagai data sekunder yang Teknik Analisis dan Pengolahan Data
diperoleh dari sumber-sumber relevan. Penelitian ini menggunakan teknik
Data-data sekunder diperoleh dan analisis regersi linier berganda
disediakan dari instansi dan badan atau menggunakan SPSS. Analisis linier
biro terkait seperti ruang baca Fakultas berganda adalah analisis terhadap model
Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, regresi yang memiliki lebih dari satu
perpustakaan pusat Universitas Airlangga, vaariabel eksogen. Teknik analisis ini
Internet, serta sumber-sumber lain. digunakan untuk menguji pengaruh
Populasi dan Sampel tingkat inflasi, nilai kurs, dan jumlah uang
Menurut Anshori dan Iswati beredar (M2) terhadap indeks saham di
(2009:92) Populasi merupakan suatu Jakarta Islamic Indeks (JII).
wilayah generalsasi terdiri atas subyek Analisis Regresi Linier Berganda
yang mempunyai kualitas dan karakteristik Analisis regresi linear berganda
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti digunakan untuk mengukur pengaruh
untuk dipelajari dan kemudian ditarik antara variabel independen terhadap
kesimpulannya. Populasi pada penelitian variabel dependen. Dalam penelitian ini
ini adalah seluruh saham-saham syariah inflasi, kurs Rupiah dan jumlah uang
yang tercatat dalam Jakarta Islamic beredar (M2) digunakan sebagai variabel
Indeks (JII) selama periode 2010-2015. independen dan indeks saham sebagai
Dalam penelitian ini memiliki kriteria variabel dependen. Teknik analisis regresi

272
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

digunakan untuk melihat hubungan grafik atau uji statistik. Analisis grafik dapat
parsial dan simultan antara inflasi, kurs dilihat dengan melihat grafik secara
Rupiah dan jumlah uang beredar (M2) histogram ataupun dengan melihat grafik
terhadap indeks saham. Setelah data Normal P-P Plot Of Regresion Standardized
diperoleh, maka dilakukan regresi linear Residual. Uji normalitas yang pertama
antara variabel dependen indeks saham dengan melihat grafik secara histogram
dengan inflasi, nilai kurs dan jumlah uang akan menunjukkan sebagian besar
beredar (M2) menggunakan alat bantu batang berada dibawah kurva,
statistika SPSS 17. Hasilnya akan terdapat sebagaimana terlihat dalam gambar 1
nilai regresi dari tiap-tiap variabel didalam berikut ini:
penelitian dan dimasukkan kedalam
persamaan regresi linear berganda.
Model persamaannya adalah sebagai
berikut:
ࢅ = ࢻ + ࢼ૚ ࢄ૚ + ࢼ૛ ࢄ૛ + ࢼ૜ ࢄ૜ +
ࢋ………………………..(3.1)
Keterangan :
Y = Indeks saham Jakarta Islamic Index
Gambar 1.
(JII)
Grafik Histogram
α = Konstanta
Dari gambar 1 diatas terlihat
ܺ1 = Inflasi
bahwa pola distribusi mendekati normal,
ܺ2 = Nilai kurs
akan tetapi jika kesimpulan normal atau
ܺ3 = Jumlah uang beredar (m2)
tidaknya data hanya dilihat dari grafik
ߚ1, ߚ2, ߚ3 = Koefisien Regresi
histogram, m
e = error (variabel pengganggu)
aka hal ini dapat menyesatkan khususnya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
Uji normalitas bertujuan untuk lain yang digunakan dalam analisis grafik
menguji apakah distribusi data atau adalah dengan melihat normal probability
model regresi pada variabel eksogen dan plot yang membandingkan distribusi
endogen normal. Model regresi yang baik kumulatif dari distribusi normal. Jika
adalah yang residual datanya berdistribusi distribusi data residual normal, maka garis
normal. Jika residual data tidak terdistribusi yang akan menggambarkan data
normal maka kesimpulan statistik menjadi sesungguhnya akan mengikuti garis
bias atau tidak valid. Salah satu metode diagonalnya. Uji normalitas dengan
untuk mengetahui normalitas adalah melihat Normal Probability Plot dapat
dengan menggunakan metode analisis dilihat pada gambar 2 berikut ini:

273
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Sumber: Hasil Penelitian 2016, (diolah)


Berdasarkan hasil pengujian
analisis regresi linier berganda pada tabel
2 diatas, maka didapatkan kesimpulan
Gambar 2
Hasil Uji Normalitas – Normal sebagai berikut:
Probability Plot ܻ = 391.839 – 0.149ܺ1 -0.032ܺ2

Hasil output SPSS 16.0 diatas +0.000ܺ3…………..………(2)

menunjukan hasil uji asumsi normalitas Dimana variabel endogen adalah

data. Dari gambar diatas, dapat dilihat indeks saham JII (Y) sedangkan variabel

bahwa titik-titik plot data menyebar eksogen adalah inflasi (X1), kurs (X2) dan

disekitar garis diagonal dan mengikuti jumlah uang beredar (X3). Dari

arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier berganda diatas

data dalam model regresi dengan dapat dijelaskan sebagai berikut:

variabel dependen Jakarta Islamic Index a. Nilai konstanta sebesar 391.839

(JII) memenuhi asumsi normalitas data. menunjukkan apabila variabel Inflasi,


Kurs dan Jumlah Uang Beredar

Analisis Regresi Linier Berganda besarnya nol atau konstan, maka nilai

Analisis regresi linear berganda digunakan Indeks Saham JII adalah sebesar

untuk mengukur pengaruh antara variabel 391.839.

independen terhadap variabel b. Koefisien regresi Inflasi (ߚ1)

dependen. Teknik analisis regresi Setiap kenaikan sebesar satu satuan

digunakan untuk melihat hubungan dari inflasi, menyebabkan penurunan

parsial dan simultan antara inflasi, kurs Indeks saham sebesar -0.149. Begitu

Rupiah dan jumlah uang beredar (M2) pula sebaliknya, setiap penurunan

terhadap indeks saham. sebesar satu persen dari Inflasi,


menyebabkan kenaikan Indeks
Saham JII sebesar -0,149 satuan
dengan asumsi bahwa variabel yang
lain adalah konstan.
c. Koefisisen regresi Kurs (ߚ2)

274
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Setiap kenaikan sebesar satu satuan Tabel 3.


Hasil Uji F
dari Kurs, menyebabkan penurunan
Indeks Saham JII sebesar -0.032. begitu
pula sebaliknya, setiap penurunan
sebesar satu satuan dari Kurs,
menyebabkan kenaikan Indeks Sumber: Hasil Penelitian 2016, (diolah)
Saham JII dengan asumsi bahwa Berdasarkan tabel 3 hasil uji F
variabel yang lain adalah konstan. diatas, diperoleh nilai F hitung sebesar
c. Koefisien regresi Jumlah Uang beredar 151,294 dengan nilai signifikan sebesar
(ߚ3) 0,000. Tingkat signifikansi F hitung lebih
Setiap kenaikan sebesar satu satuan kecil jika dibandingkan dengan tingkat
dari jumlah uang beredar, signifikansi yang telah ditentukan yaitu
menyebabkan kenaikan Indeks 0.05 (0,000 < 0,05), maka dapat
Saham JII sebesar 0,000. Begitu pula disimpulkan bahwa variabel inflasi, kurs
sebaliknya, setiap penurunan sebesar dan jumlah uang beredar secara simultan
satu satuan dari jumlah uang beredar, berpengaruh signifikan terhadap Indeks
menyebabkan penurunan indeks Saham JII.
saham JII dengan asumsi bahwa 4.2.3.1 Uji t
variabel yang lain adalah konstan.
Uji t bertujuan untuk menganalisis
Diantara ketiga variabel independen
tingkat signifikansi pengaruh variabel
tersebut, variabel jumlah uang beredar
eksogen terhadap variabel endogen
(m2) yang paling dominan terhadap
secara parsial. Untuk mengetahui apakah
Indeks Saham JII. Hal ini dapat dibuktikan
terdapat pengaruh secara parsial apabila
melalui nilai standardized coefficient beta
nilai signifikansi kurang dari 0.05 maka
yang paling tinggi dibanding variabel
variabel eksogen tersebut memiliki
yang lain yaitu sebesar 1.488.
pengaruh signifikan secara parsial
terhadap Indeks Saham JII.
Pengujian Hipotesis
Tabel 4.
Uji F Hasil Uji t
Uji F digunakan untuk menguji pengaruh
secara signifikan variabel endogen
terhadap variabel eksogen secara
bersama-sama. Sesuai dengan langkah-
Sumber: Hasil Penelitian 2016, (diolah)
langkah dalam eksogen secara bersama-
a. Variabel inflasi memiliki t hitung sebesar -
sama berpengaruh signifikan terhadap
0,053 dengan tingkat signifikan sebesar
endogen.
0,958. Nilai signifikansi lebih besar dari

275
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

derajat kesalahan yang telah ditentukan Tabel 5.


Hasil R Square
sebesar 0.05 (sig >a 0,958 > 0.05) maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
pengaruh tidak signifikan secara parsial
variabel inflasi terhadap Indeks Saham JII.
b. Variabel kurs memiliki t hitung sebesar -
Sumber: Hasil Penelitian 2016, (diolah)
5.432 dengan signifikan sebesar 0.000. Nilai
Dari hasil tabel R square diatas
signifikansi lebih kecil dari derajat
menunjukkan nilai R square sebesar 0,876
kesalahan yang telah ditentukan sebesar
atau sebesar 87,6 persen perubahan
0.05 (sig. <a 0,000 < 0.05) maka dapat
indeks saham dapat dijelaskan oleh inflasi,
ditarik kesimpulan bahwa terdapat
kurs dan jumlah uang beredar.
pengaruh signifikan secara parsial variabel
Sedangkan sisanya sebesar 12,4 persen
kurs terhadap Indeks Saham JII.
dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
c. Variabel jumlah uang beredar memiliki t
dimasukkan ke dalam model regresi.
hitung sebesar 13.472 dengan signifikan
Pembahasan
sebesar 0.000. Nilai signifikansi lebih kecil
Pengaruh Inflasi Terhadap Indeks Saham
dari derajat kesalahan yang telah
Jakarta Islamic Index (JII)
ditentukan sebesar 0.05 (sig. <a. 0,000
Dalam penelitian ini variabel inflasi t
<0.05) maka dapat ditarik kesimpulan
hitung sebesar -0.053 dengan signifikan
bahwa terdapat pengaruh signifikan
sebesar 0.958. Nilai signifikansi lebih kecil
secara parsial variabel jumlah uang
dari derajat kesalahan yang telah
beredar terhadap Indeks Saham JII.
ditentukan sebesar 0,05 (sig. >a 0,958 >
Koefisien Determinasi
0.05) maka dapat ditarik kesimpulan
Uji koefisien determinasi digunakan untuk
bahwa tidak terdapat pengaruh secara
mengukur variasi perubahan variabel
signifikan variabel inflasi terhadap Indeks
endogen yang dapat dijelaskan oleh
Saham Jakarta Islamic Index.
variabel eksogen secara simultan dan nilai
Hal ini sesuai dengan penilitian
dari koefisien determinasi berkisar antara 0
Sriwardhani (2009) bahwa inflasi tidak
sampai 1. Semakin besar koefisien
berpengaruh signifikan terhadap indeks
determinasi yaitu semakin mendekati 1,
konvensional (IHSG) maupun indeks
maka semakin baik variabel eksogen
syariah (JII). Sedangkan dalam penelitian
dalam menjelaskan variasi perubahan
Antonio (2013) inflasi memiliki respon positif
pada variabel endogen.
terhadap JII. tidak adanya respon pada JII
terhadap inflasi disebabkan oleh
berbagai faktor yang mempengaruhi.
Asumsinya bahwa JII memiliki risiko yang

276
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

lebih rendah dan resisten terhadap Walaupun demikian, Al-Maqrizi membagi


guncangan, maka inflasi dianggap tidak inflasi kedalam menjadi dua macam,
akan banyak memberikan pengaruh yaitu inflasi akibat berkurangnya
karena inflasi dapat diprediksi. Dengan persediaan barang dan inflasi akibat
nilai kapitalisasi pasar yang besar dalam kesalahan manusia.
setahun, memungkinkan investor untuk Pengaruh Kurs Rupiah Terhadap Indeks
mengcover kerugian akibat inflasi. Tingkat Saham Jakarta Islamic Index (JII)
inflasi di Indonesia cukup terkendali Dalam penelitian ini variabel kurs
sehingga tidak menimbulkan Rupiah memiliki nilai t hitung sebesar -5,432
kekhawatiran investor dalam maupun luar dengan nilai signifikansi sebesar 0.000,
negeri. Stabilnya tingkat inflasi oleh maka dari hasil tersebut dapat
investor juga disinyalir sebagai disimpulkan bahwa nilai signifikansi lebih
peningkatan pertumbuhan ekonomi di kecil dari tingkat signifikansi yang telah
Indonesia, sehingga untuk kegiatan ditentukan yaitu 0.05. hasil tersebut
investasi masih terlampau aman. menunjukkan bahwa variabel nilai kurs
Indonesia mencatat bahwa walaupun berpengaruh signifikan terhadap indeks
inflasi terus meningkat tetapi peningkatan saham JII.
jumlah masyarakat kelas menengah dari Hasil tersebut menunjukan bahwa
37 persen pada 2004 menjadi 56,7 persen indeks saham JII yang meningkat sangat
dari total penduduk di Indonesia pada dipengaruhi oleh membaiknya mata uang
2013 dimana kalangan menengah domestik terhadap Dollar AS, karena
merupakan kelompok masyarakat yang dengan meningkatnya mata uang
membelanjakan uang per harinya domestic, maka daya beli masyarakat
dengan kisaran $2 dollar AS hingga $20 akan meningkat sehingga kemampuan
dollar AS. Implikasi pada pasar modal masyarakat dalam berinvestasipun
adalah masyarakat yang terlibat dalam meningkat. Hal ini akan berdampak positif
transaksi dipasar modal adalah investor bagi perkembangan pasar modal
yang memiliki kelebihan dana, sehingga khususnya JII. Dan sebaliknya apabila
kenaikan inflasi tidak begitu berpengaruh mata uang domestik terdepresiasi maka
terhadap keputusan investor untuk akan mempengaruhi pertumbuhan indeks
menginvestasikan dananya karena dari saham JII karena daya beli masyarakat
awal didirikan indeks JII terus mengalami menurun dan kemampuan investasipun
peningkatan. juga menurun. Hal ini sesuai dengan
Islam tidak mengenal inflasi, karena Geske dan Roll (1983:23) yang
mata uang yang digunakan adalah dinar menyatakan jika mata uang Rupiah
dan dirham, yang mana mempunyai nilai mengalami depresiasi atau pelemahan,
yang stabil dan dibenarkan oleh Islam. harga barang luar negeri akan menjadi

277
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

lebih mahal dan impor akan melemah, Dalam penelitian ini variabel
melemahnya impor berimbas dengan jumlah uang beredar memiliki t hitung
menurunnya kinerja perusahaan sehingga sebesar 13.472 dengan signifikansi sebesar
harga saham juga menurun, ketika saham 0.000. Nilai signifikansi lebih kecil dari
turun maka akan mengakibatkan indeks derajat kesalahan yang telah ditentukan
saham juga mengalami penurunan. sebesar 0,05 (sig. <a 0,000 < 0.05) maka
Hal ini sesuai dengan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
Syafii Antonio bahwa pada awal periode pengaruh secara signifikan variabel
JII merespon positif atas guncangan yang jumlah uang beredar terhadap indeks
terjadi pada nilai tukar. Respon JII ini saham JII. Hasil ini sesuai dengan hasil
disebabkan karena dalam jangka pendek penelitian Syauqi (2014) bahwa jumlah
depresiasi rupiah memicu sentimen positif uang beredar (M2) terbukti berpengaruh
investor pasar modal. Sesuai dengan teori secara signifikan dan negative terhadap
random walk, depresiasi rupiah dinilai JII. peningkatan M2 sebesar satu persen
sebagai good news karena depresiasi diketahui akan menurunkan JII sebesar
rupiah mampu meningkatkan daya saing 0.42506.
harga produk hasil produksi Indonesia Peningkatan jumlah uang beredar
dalam perdagangan internasional. (M2) merupakan sinyal positif bagi JII,
Dalam Islam mata uang yang karena peningkatan jumlah uang beredar
dipakai adalah dinar dan dirham yang sebagai tanda bahwa investor dalam
mana mempunyai nilai yang stabil dan ataupun luar negeri masih menanamkan
dibenarkan oleh Islam. Ketika Islam dananya dari investasi suatu aset karena
melarang preaktek penimbunan harta, beberapa faktor sehingga nilai dari indeks
Islam hanya mengkhususkan larangan JII meningkat. Meningkatnya jumlah uang
tersebut untuk emas dan perak, padahal beredar juga searah dengan
harta itu mencakup semua barang yang meningkatnya daya beli masyarakat hal
bisa dijadikan sebagai kekayaan. tersebut pertanda bahwa pertumbuhan
Penurunan nilai dinar dan dirham ekonomi di negara tersebut mengalami
memang masih mungkin terjadi, yaitu peningkatan.
ketika nilai emas yang menopang nilai Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan
nominal dinar itu menglami penurunan. Jumlah Uang Beredar Secara Simultan
Diantaranya akibat ditemukannya emas Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
dalam jumlah yang besar, tapi keadaan Hasil penelitian menunjukkan
ini kecil sekali kemungkinannya. bahwa Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan
Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) Jumlah Uang Beredar secara simultan
terhadap Indeks Saham Jakarta Islamic berpengaruh signifikan terhadap Jakarta
Index (JII) Islamic Index (JII). hal ini dapat dibuktikan

278
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

dari nilai F hitung sebesar 151,294 dengan a. Variabel inflasi berpengaruh tidak
nilai signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikan secara parsial terhadap
signifikansi F hitung lebih kecil jika indeks saham Jakarta Islamic Index
dibandingan dengan tingkat signifikansi (JII) periode Januari 2010- Agustus
yang telah ditentukan yaitu 0,05, sehingga 2015.
menerima H1 dan menolak H0. b. Variabel nilai tukar Rupiah terhadap
Inflasi, nilai tukar Rupiah dan Dollar berpengaruh signifikan secara
jumlah uang beredar (M2) mampu parsial terhadap indeks saham Jakarta
memberikan pengaruh sebesar 87,6 Islamic Index (JII) periode Januari 2010-
persen terhadap perubahan Jakarta Agustus 2015.
Islamic Index (JII) yang ditunjukkan c. Variabel jumlah uang beredar (M2)
dengan koefisien determinasi (R2) sebesar berpengaruh signifikan secara parsial
0,876. Hal ini menunjukkan bahwa terhadap indeks saham Jakarta
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) 12,4 Islamic Index (JII) periode Januari 2010-
persen nya dipengaruhi oleh faktor-faktor Agustus 2015.
lain yang tidak diteliti. d. Secara simultan seluruh variabel
Hal ini sesuai dengan teori yang independen berpengaruh signifikan
dikemukakan Tandelilin (2010:340) bahwa terhadap indeks saham Jakarta
adanya hubungan yang kuat antara apa Islamic Index (JII). sebesar 87,6 persen
yang terjadi pada lingkungan ekonomi perubahan JII dapat dijelaskan oleh
makro dan kinerja suatu pasar modal. inflasi, nilai tukar Rupiah dan jumlah
Pasar modal mencerminkan apa yang uang beredar (M2), sedangkan
terjadi pada perekonomian makro karena sisanya sebesar 12,4 persen dijelaskan
nilai investasi ditentukan oleh aliran kas oleh variabel lain.
yang diharapkan serta tingkat return yang
disyaratkan atas investasi tersebut, dan
kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi DAFTAR PUSTAKA
oleh perubahan lingkungan makro. Al-Quran terjemahan dan tafsir perkata.
V. SIMPULAN 2010. Nurul Hayat
Berdasarkan hasil penelitian dan Antonio, Muhammad Syafii, dkk. 2013. The
pembahasan yang telah dilakukan Islamic Capital Market Volatility A
mengenai hubungan antara variabel Comparative Study Between In
inflasi, nilai tukar Rupiah, dan jumlah uang Indonesia and Malaysia. Buletin
beredar (M2) terhadap indeks saham Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Jakarta Islamic Index (JII), maka simpulan Anshori, Muslich, Sri Iswati. 2009.
yang dapat diambil adalah: Metodologi Penelitian Kuantitatif

279
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)

Cetakan Pertama. Surabaya: Sutedi, Adrian. 2011. Pasar Modal Syariah:


Universitas Airlangga press. Sarana Investasi Keuangan
Bank Indonesia. 2014. Statistik Inflasi,Kurs Berdasarkan Prinsip Syariah. Jakarta
Tengah, Jumlah Uang Beredar 2010 – Timur: Sinar Grafika.
Agustus 2015. (http://www.bi.go.id, Sriwardani, Fautia. 2009. Perbandingan
diakses 02 Oktober 2015). Pengaruh Faktor Makroekonomi Global
Bursa Efek Indonesia (BEI). 2007. Mengenal dan Indonesia terhadap Indeks Harga
Pasar Modal. (Online) www.idx.co.id, Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta
diakses pada 05 Oktober 2015. Islamic Index (JII) menggunakan Model
Geske,R.Roll. 1983. The Monetary and Vektor Autoregressive (VAR) dan
Fiscal Linkage Between Stock Return Impulse Response Fucntions. Tesis tidak
and Inflation. The Journal of Finance 28 diterbitkan. Jakarta Pasca Sarjana
Karim, Adiwarman. 2010. Cetakan ketiga. Program Studi Timur Tengah dan Islam
Ekonomi Makro Islami. Jakarta. Universitas Indonesia.
RajaGrafindo. Sylviana Widya. 2006. Pengaruh variabel
, Adiwarman. 2004. A to Z Sharia Makro Terhadap Return Reksadana.
Banking Training Module. Disertasi. Jakarta: Pasca sarjana UI.
(https://id.scribd.com/doc/80354506/D Tandelin, Eduarus. 2010. Portofolio dan
esigning-Sharia-Contracts diakses 15 Investasi teori dan aplikasi. Yogyakarta.
Desember 2015) Penerbit Kanisius
Mankiw, Gregory N. 2003. Teori Makro
Ekonomi Edisi Kelima Seri Bahasa
Indonesia. Jakarta : Erlangga.
Nazwar, Chairul. 2008. Analisis Pengaruh
Variabel Makroekonomi Terhadap
Return Saham Syariah di Indonesia.
Jurnal Perencanaan dan
Pengembangan Wilayah, Vol.4. No.1.
Nazir, M. 2003. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia.
Reilly Frank K., Brown, Keith C. 2000.
Investment Analysis and Portfolio
Management, Fifth Edition. Florida: The
Dryden Press.
Sudarsono H, Y prabowo. 2003. Istilah Bank
dan Lembaga Keuangan Syariah.
Yogyakarta: UII press.

280

Anda mungkin juga menyukai