Leo Herlambang
Departemen Ekonomi Syariah-Fakultas Ekonomi dan Bisnis-Universitas Airlangga
Email : Leo.herlambang@gmail.com
ABSTRACT:
Jakarta Islamic Index (JII) is one of Indonesia’s stock index in calculating the average
price index of stocks for the type of stocks that meet the criteria of Shariah. One of the
factors that influence is macroeconomic factors. This study aims to determine the effect of
macroeconomic variables which consist of Inflation, Exchange Rate and M2 on the Jakarta
Islamic Index (JII) with the observation period January 2010-August 2015. The data used is
secondary data time series in the form of monthly data during the observation period
January 2010-August 2015. The results showed that Exchange Rate and Money Supply (M2)
have positively significant effect on the Jakarta Islamic Index (JII), whereas other variables
such as Inflation is not significantly effect on the Jakarta Islamic Index (JII). While
simultaneously the Inflation, Exchange Rate and Money Supply significant effect on the
Jakarta Islamic Index (JII).
Keywords: JII, Inflation, Exchange Rate and M2.
I. PENDAHULUAN
Pasar modal syariah menjadi Perkembangan pasar modal
alternatif investasi bagi pelaku pasar yang syariah menunjukkan kemajuan seiring
bukan sekedar ingin mendapatkan return dengan meningkatnya indeks yang
terbaik, namun juga dapat mendapatkan ditunjukkan dalam Jakarta Islamic Index
ketenangan dari aktifitas investasinya (JII). JII merupakan respon pasar akan
agar tercapai tujuan hidup yaitu Falah. kebutuhan informasi mengenai investasi
Berbeda dengan pasar modal secara Islami. Tujuannya adalah sebagai
konvensional dimana segala jenis investasi tolak ukur standar dan kinerja
boleh dilakukan asalkan menguntungkan. (benchmarking) bagi investasi saham
Menurut Nazwar (2008:45) pasar modal secara Islami di pasar modal secara Islam.
syariah menggunakan prinsip, prosedur, Peningkatan indeks JII walaupun nilainya
asumsi, instrumen, dan aplikasi bersumber tidak sebesar pada Indeks Harga Saham
dari nilai epistimologi Islam seperti Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara
melarang riba atau bunga, menciptakan persentase indeks JII lebih besar dari IHSG.
pasar modal syariah yang bebas dari Kinerja indeks saham Jakarta Islamic
perjudian atau spekulasi dan juga Indeks (JII) meskipun terbilang pendatang
terbebas dari transaksi gharar. baru di pasar modal Indonesia namun
1]Jurnal
ini merupakan bagian dari skripsi dari Dian Ayu Wulansari, NIM: 041211431012, yang diuji pada
tanggal 12 Februari 2016
266
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
bisa dilihat kinerja Jakarta Islamic Indeks dengan ekspor dan impor sehingga biaya
cukup menjanjikan. produksi akan naik serta secara tidak
Tabel 1. langsung menyebabkan kapitalisasi pasar
Kinerja Index Saham Syariah JII
saham JII pada tahun 2015 menurun.
Tahun 2010-2015
No Tahun Indeks JII Kapitalisasi Berinvestasi di pasar modal khususnya JII
Pasar JII memang sangat menjanjikan, namun
1 2010 532,90 1.134.632,00 tidak selalu investasi dipasar modal selalu
2 2011 537,03 1.414.983,81
memberikan keuntungan. Hal tersebut
3 2012 594,79 1.671.004,24
disebabkan pergerakan saham sering kali
4 2013 585,11 1.672.099,91
berfluktuasi tergantung pada faktor-faktor
5 2014 691,04 1.922.231,45
internal negara atau eksternal yang
6 2015 586,09 1,696,780,00
mempengaruhinya
Sumber : www.ojk.go.id.
Banyak faktor yang dapat
Pertumbuhan dan perkembangan
mempengaruhi pergerakan indeks saham
industri pasar modal syariah mengalami
JII. Diantaranya adalah faktor-faktor
kenaikan yang sangat pesat. Hal ini
makro ekonomi yaitu, inflasi, nilai
terlihat dari data statistik bahwa dari
pertukaran valuta asing Rupiah terhadap
tahun ke tahun pertumbuhan indeks
Dollar Amerika Serikat dan jumlah uang
saham JII cenderung meningkat. Pada
beredar. Berdasarkan data dari Bank
tahun 2010 indeks saham JII sebesar
Indonesia inflasi pada bulan agustus 2015
532,90, di tahun selanjutnya juga
sebesar 7,18 %, angka tersebut cenderung
mengalami kenaikan sebesar 537,03. Di
tinggi dibanding bulan-bulan sebelumnya
tahun 2012 indeks saham JII melonjak
di tahun 2015. Inflasi tertinggi pada tahun
sebesar 594,79 sampai pada tahun 2014
2014 berada pada bulan di Desember,
indeks saham JII terus menunjukkan hasil
meningkat tajam sebesar 8,36% setelah
yang positif. Namun, sampai pada bulan
sebelumnya mengalami penurunan rata-
agustus 2015 indeks saham JII jatuh
rata 6% dari tahun 2013. Inflasi
sebesar 586,09. Hal ini disebabkan pada
memberikan pengaruh yang signifikan
tahun 2015 ada beberapa fenomena
terhadap pergerakan harga saham JII,
global sehingga berimbas pada
karena apabila inflasi disuatu negara
perokonomian Indonesia yang
mengalami fluktuasi secara cepat dan
menyebabkan terdepresiasinya mata
cenderung meningkat maka investor
uang Rupiah terhadap Dollar.
asing maupun investor dalam negeri akan
Meningkatnya kurs mata uang Rupiah
berpikir ulang untuk berinvestasi karena
tentunya akan mempengaruhi biaya
dianggap perekonomian di negara
produksi bagi perusahaan yang kegiatan
tersebut kurang stabil sehingga aktivititas
produksinya berhubungan langsung
267
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
perdagangan khususnya di pasar modal Desember 2010 jumlah uang beredar (m2)
juga akan menurun. yang diedarkan Bank Indonesia sebesar
Ketika posisi nilai investasi di JII Rp 2.471.206 milyar. Setiap bulannya
menurun karena inflasi, maka Bank perkembangan jumlah uang beredar
Indonesia sebagai lembaga pelaksana (m2) mengalami kenaikan dan penurunan
otoritas moneter turut mengambil peran sesuai dengan pertumbuhan
dalam mengendalikan jumlah uang yang perekonomian di Indonesia. Kemudian
beredar. Bank sentral harus hati-hati pada tahun 2013 jumlah uang beredar
dalam pengendalian jumlah uang (m2) rata-rata berkisar Rp 3.000.000 milyar,
beredar karena bila jumlah uang yang nilai tersebut pada bulan-bulan
dikeluarkan tidak searah dengan output selanjutnya mengalami kenaikan terus
barang dan jasa maka justru akan menerus seiring dengan naiknya inflasi
menimbulkan inflasi dan akan dan kurs Rupiah. Sehingga akhir tahun
berpengaruh juga terhadap industri pasar 2014 sampai bulan agustus 2015 jumlah
modal. Menurut Mankiw (2003:82) uang beredar (m2) mencapai Rp
menyatakan ada hubungan kuat antara 4.000.000 milyar.
jumlah uang beredar dengan inflasi. Teori Variabel lain yang mempengaruhi
kuantitas uang menyatakan bahwa bank JII yaitu nilai tukar mata uang Rupiah
sentral, yang mengawasi jumlah uang terhadap Dollar. Pada dasarnya, nilai
beredar memiliki kendali yang tinggi atas mata uang terus mengalami fluktuasi di
tingkat inflasi. Jika bank sentral setiap periode. Hal tersebut sangat
mempertahankan jumlah uang beredar berpengaruh terhadap kegiatan investasi
tetap stabil maka tingkat harga akan di pasar modal yang menjadi indikator
stabil. Jika bank sentral meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
jumlah uang beredar dengan cepat, Kestabilan pergerakan nilai kurs menjadi
tingkat harga akan meningkat dengan sangat penting bagi perusahaan yang
cepat. Oleh karena itu, jumlah uang aktif dalam kegiatan ekspor impor yang
beredar dengan transaksi barang dan tidak terlepas dari penggunaan uang
jasa haruslah proporsial. Friedman dan asing sebagai alat transaksi atau mata
Schwartz dalam Reilly dan Brown uang yang sering digunakan dalam
(2000:416) juga menjelaskan hubungan perdagangan. Adanya fenomena global
antara penawaran uang dan saat ini yaitu terjadinya devaluasi mata
pengembalian saham dengan hipotesis uang yuan serta jadi atau tidaknya
bahwa tingkat pertumbuhan jumlah uang kenaikan suku bunga di Amerika Serikat
beredar akan berdampak pada tingkat menambah ketidakstabilan ekonomi di
pengembalian saham. Berdasarkan data Indonesia. Berdasarkan data statistik dari
dari Bank Indonesia pada bulan Bank Indonesia nilai kurs Rupiah terhadap
268
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
Dollar Amerika pada bulan agustus 2015 kegiatan ekonomi sekaligus kegiatan
mencapai Rp14,027.00. Nominal tersebut muamalah yaitu suatu kegiatan yang
merupakan angka tertinggi dari tahun- mengatur hubungan antar manusia.
tahun sebelumnya. Sementara itu berdasarkan salah satu
Fluktuasi nilai kurs yang tidak kaidah dalam Fiqh Muamalah disebutkan
terkendali dapat mempengaruhi kinerja hukum asal dalam semua bentuk
perusahaan-perusahaan yang terdaftar di muamalah adalah boleh dilakukan
pasar modal khususnya Jakarta Islamic kecuali ada dalil yang
Index (JII). Pada saat nilai rupiah mengharamkannya. Ini berarti ketika
terdepresiasi oleh nilai Dollar, harga-harga suatu kegiatan muamalah yang kegiatan
barang impor menjadi lebih mahal, tersebut baru muncul dan belum dikenal
khususnya perusahaan yang sebelumnya dalam ajaran Islam maka
menggunakan sebagian besar bahan kegiatan tersebut dianggap dapat
bakunya dari produk-produk impor. diterima kecuali terdapat implikasi dari Al
Peningkatan bahan-bahan impor tersebut Qur’an dan Hadist yang melarangnya
akan juga meningkatkan biaya produksi secara implisit maupun eksplisit (Training
yang pada akhirnya berpengaruh module on Comprehensive training on
terhadap penurunan tingkat keuntungan Sharia Banking, Karim Business Consulting :
perusahaan, sehingga berdampak pula 2004).
pada pergerakan harga saham Menurut Tandelilin (2010:61)
perusahaan yang kemudian memacu dengan adanya pasar modal (capital
melemahnya pergerakan indeks harga market), investor sebagai pihak yang
saham. memiliki kelebihan dana dapat
II. LANDASAN TEORI menginvestasikan dananya pada
Menurut Tandelilin (2010:2) berbagai sekuritas dengan harapan
menerangkan : memperoleh imbalan (return).
investasi adalah komitmen atas Sedangkan perusahaan sebagai pihak
sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, yang memerlukan dana dapat
dengan tujuan memperoleh sejumlah memanfaatkan dana tersebut untuk
keuntungan di masa datang. Seorang
investor membeli sejumlah dana saat mengembangkan proyeknya. Dengan
ini dengan harapan memperoleh alternatif pendanaan dari pasar modal,
keuntungan dari kenaikan harga
ataupun sejumlah dividen di masa perusahaan dapat beroperasi dan
yang akan datang sebagai imbalan mengembangkan bisnisnya dan
atas waktu dan risiko yang terkait
dengan investasi tersebut. pemerintah dapat membiayai berbagai
kegiatannya sehingga meningkatkan
Dalam Islam, kegiatan investasi
kegiatan perekonomian Negara dan
dapat dikategorikan sebagai suatu
kemakmuran masyarakat luas.
269
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
Sedangkan pasar modal syariah hubungan yang kuat antara apa yang
dalam Islam menurut Sutedi (2011:29) terjadi pada lingkungan ekonomi makro
Pasar Modal Syariah ialah pasar modal dan kinerja suatu pasar modal. Pasar
yang dijalankan dengan prinsip-prinsip modal mencerminkan apa yang terjadi
syariah, setiap transaksi surat berharga di pada perekonomian makro karena nilai
pasar modal dilaksanakan sesuai dengan investasi ditentukan oleh aliran kas yang
ketentuan syari’at Islam. diharapkan serta tingkat return yang
Prinsip-prinsip pasar modal syariah disyaratkan atas investasi tersebut, dan
berbeda dengan pasar modal kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi
konvensional. Sejumlah instrumen syariah oleh perubahan lingkungan makro
di pasar modal sudah diperkenalkan (Tandelilin, 2010: 340).
kepada masyarakat, misalnya saham Kemampuan investor dalam
yang berprinsipkan syariah dimana kriteria memahami dan meramalkan kondisi
saham syariah adalah saham yang ekonomi makro dimasa datang akan
dikeluarkan perusahaan yang melakukan sangat berguna dalam pembuatan
usaha yang sesuai dengan syariah. keputusan investasi yang
Demikian juga, usaha untuk menguntungkan. Untuk itu, seorang
merealisasikan praktek obligasi syariah investor harus memperhatikan beberapa
atau obligasi yang berprinsipkan syariah. indikator makro ekonomi yang bisa
(Sudarsono, 2003:182). membantu mereka dalam memahami
Adapun tujuan diadakannya dan meramalkan kondisi ekonomi makro
indeks Islam sebagaimana Jakarta Islamic (Sylviana, 2006:49).
Indeks yang melibatkan 30 saham terpilih, III. METODE PENELITIAN
yaitu sebagai tolok ukur (benchmark) Penelitian ini disusun untuk
saham yang berbasis syariah dan faktor makroekonomi berupa inflasi, nilai
memberikan kesempatan kepada investor Indeks saham di Jakarta Islamic Indeks (JII)
Analisis ekonomi adalah salah satu penelitian ini akan dilakukan juga
dari tiga analisis yang perlu dilakukan pembuktian hipotesis secara individual
270
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
271
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
272
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
digunakan untuk melihat hubungan grafik atau uji statistik. Analisis grafik dapat
parsial dan simultan antara inflasi, kurs dilihat dengan melihat grafik secara
Rupiah dan jumlah uang beredar (M2) histogram ataupun dengan melihat grafik
terhadap indeks saham. Setelah data Normal P-P Plot Of Regresion Standardized
diperoleh, maka dilakukan regresi linear Residual. Uji normalitas yang pertama
antara variabel dependen indeks saham dengan melihat grafik secara histogram
dengan inflasi, nilai kurs dan jumlah uang akan menunjukkan sebagian besar
beredar (M2) menggunakan alat bantu batang berada dibawah kurva,
statistika SPSS 17. Hasilnya akan terdapat sebagaimana terlihat dalam gambar 1
nilai regresi dari tiap-tiap variabel didalam berikut ini:
penelitian dan dimasukkan kedalam
persamaan regresi linear berganda.
Model persamaannya adalah sebagai
berikut:
ࢅ = ࢻ + ࢼ ࢄ + ࢼ ࢄ + ࢼ ࢄ +
ࢋ………………………..(3.1)
Keterangan :
Y = Indeks saham Jakarta Islamic Index
Gambar 1.
(JII)
Grafik Histogram
α = Konstanta
Dari gambar 1 diatas terlihat
ܺ1 = Inflasi
bahwa pola distribusi mendekati normal,
ܺ2 = Nilai kurs
akan tetapi jika kesimpulan normal atau
ܺ3 = Jumlah uang beredar (m2)
tidaknya data hanya dilihat dari grafik
ߚ1, ߚ2, ߚ3 = Koefisien Regresi
histogram, m
e = error (variabel pengganggu)
aka hal ini dapat menyesatkan khususnya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Uji Normalitas untuk jumlah sampel yang kecil. Metode
Uji normalitas bertujuan untuk lain yang digunakan dalam analisis grafik
menguji apakah distribusi data atau adalah dengan melihat normal probability
model regresi pada variabel eksogen dan plot yang membandingkan distribusi
endogen normal. Model regresi yang baik kumulatif dari distribusi normal. Jika
adalah yang residual datanya berdistribusi distribusi data residual normal, maka garis
normal. Jika residual data tidak terdistribusi yang akan menggambarkan data
normal maka kesimpulan statistik menjadi sesungguhnya akan mengikuti garis
bias atau tidak valid. Salah satu metode diagonalnya. Uji normalitas dengan
untuk mengetahui normalitas adalah melihat Normal Probability Plot dapat
dengan menggunakan metode analisis dilihat pada gambar 2 berikut ini:
273
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
Tabel 2.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
data. Dari gambar diatas, dapat dilihat indeks saham JII (Y) sedangkan variabel
bahwa titik-titik plot data menyebar eksogen adalah inflasi (X1), kurs (X2) dan
disekitar garis diagonal dan mengikuti jumlah uang beredar (X3). Dari
arah garis diagonal. Hal ini berarti bahwa persamaan regresi linier berganda diatas
Analisis Regresi Linier Berganda besarnya nol atau konstan, maka nilai
Analisis regresi linear berganda digunakan Indeks Saham JII adalah sebesar
parsial dan simultan antara inflasi, kurs Indeks saham sebesar -0.149. Begitu
Rupiah dan jumlah uang beredar (M2) pula sebaliknya, setiap penurunan
274
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
275
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
276
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
277
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
lebih mahal dan impor akan melemah, Dalam penelitian ini variabel
melemahnya impor berimbas dengan jumlah uang beredar memiliki t hitung
menurunnya kinerja perusahaan sehingga sebesar 13.472 dengan signifikansi sebesar
harga saham juga menurun, ketika saham 0.000. Nilai signifikansi lebih kecil dari
turun maka akan mengakibatkan indeks derajat kesalahan yang telah ditentukan
saham juga mengalami penurunan. sebesar 0,05 (sig. <a 0,000 < 0.05) maka
Hal ini sesuai dengan penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
Syafii Antonio bahwa pada awal periode pengaruh secara signifikan variabel
JII merespon positif atas guncangan yang jumlah uang beredar terhadap indeks
terjadi pada nilai tukar. Respon JII ini saham JII. Hasil ini sesuai dengan hasil
disebabkan karena dalam jangka pendek penelitian Syauqi (2014) bahwa jumlah
depresiasi rupiah memicu sentimen positif uang beredar (M2) terbukti berpengaruh
investor pasar modal. Sesuai dengan teori secara signifikan dan negative terhadap
random walk, depresiasi rupiah dinilai JII. peningkatan M2 sebesar satu persen
sebagai good news karena depresiasi diketahui akan menurunkan JII sebesar
rupiah mampu meningkatkan daya saing 0.42506.
harga produk hasil produksi Indonesia Peningkatan jumlah uang beredar
dalam perdagangan internasional. (M2) merupakan sinyal positif bagi JII,
Dalam Islam mata uang yang karena peningkatan jumlah uang beredar
dipakai adalah dinar dan dirham yang sebagai tanda bahwa investor dalam
mana mempunyai nilai yang stabil dan ataupun luar negeri masih menanamkan
dibenarkan oleh Islam. Ketika Islam dananya dari investasi suatu aset karena
melarang preaktek penimbunan harta, beberapa faktor sehingga nilai dari indeks
Islam hanya mengkhususkan larangan JII meningkat. Meningkatnya jumlah uang
tersebut untuk emas dan perak, padahal beredar juga searah dengan
harta itu mencakup semua barang yang meningkatnya daya beli masyarakat hal
bisa dijadikan sebagai kekayaan. tersebut pertanda bahwa pertumbuhan
Penurunan nilai dinar dan dirham ekonomi di negara tersebut mengalami
memang masih mungkin terjadi, yaitu peningkatan.
ketika nilai emas yang menopang nilai Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan
nominal dinar itu menglami penurunan. Jumlah Uang Beredar Secara Simultan
Diantaranya akibat ditemukannya emas Terhadap Jakarta Islamic Index (JII)
dalam jumlah yang besar, tapi keadaan Hasil penelitian menunjukkan
ini kecil sekali kemungkinannya. bahwa Inflasi, Nilai Tukar Rupiah dan
Pengaruh Jumlah Uang Beredar (M2) Jumlah Uang Beredar secara simultan
terhadap Indeks Saham Jakarta Islamic berpengaruh signifikan terhadap Jakarta
Index (JII) Islamic Index (JII). hal ini dapat dibuktikan
278
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
dari nilai F hitung sebesar 151,294 dengan a. Variabel inflasi berpengaruh tidak
nilai signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikan secara parsial terhadap
signifikansi F hitung lebih kecil jika indeks saham Jakarta Islamic Index
dibandingan dengan tingkat signifikansi (JII) periode Januari 2010- Agustus
yang telah ditentukan yaitu 0,05, sehingga 2015.
menerima H1 dan menolak H0. b. Variabel nilai tukar Rupiah terhadap
Inflasi, nilai tukar Rupiah dan Dollar berpengaruh signifikan secara
jumlah uang beredar (M2) mampu parsial terhadap indeks saham Jakarta
memberikan pengaruh sebesar 87,6 Islamic Index (JII) periode Januari 2010-
persen terhadap perubahan Jakarta Agustus 2015.
Islamic Index (JII) yang ditunjukkan c. Variabel jumlah uang beredar (M2)
dengan koefisien determinasi (R2) sebesar berpengaruh signifikan secara parsial
0,876. Hal ini menunjukkan bahwa terhadap indeks saham Jakarta
perubahan Jakarta Islamic Index (JII) 12,4 Islamic Index (JII) periode Januari 2010-
persen nya dipengaruhi oleh faktor-faktor Agustus 2015.
lain yang tidak diteliti. d. Secara simultan seluruh variabel
Hal ini sesuai dengan teori yang independen berpengaruh signifikan
dikemukakan Tandelilin (2010:340) bahwa terhadap indeks saham Jakarta
adanya hubungan yang kuat antara apa Islamic Index (JII). sebesar 87,6 persen
yang terjadi pada lingkungan ekonomi perubahan JII dapat dijelaskan oleh
makro dan kinerja suatu pasar modal. inflasi, nilai tukar Rupiah dan jumlah
Pasar modal mencerminkan apa yang uang beredar (M2), sedangkan
terjadi pada perekonomian makro karena sisanya sebesar 12,4 persen dijelaskan
nilai investasi ditentukan oleh aliran kas oleh variabel lain.
yang diharapkan serta tingkat return yang
disyaratkan atas investasi tersebut, dan
kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi DAFTAR PUSTAKA
oleh perubahan lingkungan makro. Al-Quran terjemahan dan tafsir perkata.
V. SIMPULAN 2010. Nurul Hayat
Berdasarkan hasil penelitian dan Antonio, Muhammad Syafii, dkk. 2013. The
pembahasan yang telah dilakukan Islamic Capital Market Volatility A
mengenai hubungan antara variabel Comparative Study Between In
inflasi, nilai tukar Rupiah, dan jumlah uang Indonesia and Malaysia. Buletin
beredar (M2) terhadap indeks saham Ekonomi Moneter dan Perbankan.
Jakarta Islamic Index (JII), maka simpulan Anshori, Muslich, Sri Iswati. 2009.
yang dapat diambil adalah: Metodologi Penelitian Kuantitatif
279
Wulansari, et al/Jurnal Ekonomi Syariah Teori dan Terapan Vol. 3 No. 4 April 2016: 266-280; FAKTOR MAKROEKONOMI
SEGI MONETER TERHADAP KINERJA INDEKS SAHAM DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) (PERIODE JANUARI 2010-AGUSTUS
2015)
280