Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN

POS PEMBINAAN TERPADU


PENYAKIT TIDAK MENULAR (POSBINDU PTM)
DI UPT. PUSKESMAS SINGKAWANG TIMUR I

I. PENDAHULUAN
PTM merupakan penyakit yang seringkali tidak terdeteksi karena tidak
bergejala dan tidak ada keluhan. Biasanya ditemukan dalam tahap lanjut
sehingga sulit disembuhkan dan berakhir dengan kecacatan atau
kematian dini. Keadaan ini menimbulkan beban pembiayaan yang besar
bagi penderita, keluarga dan negara.
PTM ini dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko, yaitu
merokok, kurang aktifitas fisik, diet yang tidak sehat, dan konsumsi
alkohol. Peningkatan kesadaran, dan kepedulian masyarakat terhadap
faktor risiko PTM sangat penting dalam pengendalian PTM.

II. LATAR BELAKANG


Puskesmas sebagai ujung tombak pelayanan yang mengutamakan
upaya promotif dan prefentif untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya (Permenkes
Nomor 75 tahun 2014). Upaya preventif yang dilakukan puskesmas
salah satunya adalah mengadakan kegiatan Posbindu PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta
tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik.
Kegiatan Posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas
diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga peningkatan kasus
PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya
perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan
fasilitas pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan
juga pada keadaan sehat.
Dalam pelaksanaan Posbindu PTM, petugas pelaksana kegiatan
melibatkan peran lintas sektor yakni kader posbindu PTM serta peran
lintas program yakni perawat umum,petugas Gizi dan Laboratorium.
Untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu , petugas
dalam kegiatan Posbindu ini berpegang pada tata nilai puskesmas yakni
profesionalisme, kejujuran, kerja keras, integritas, kerjasama dan
tanggung jawab.

III. TUJUAN
A. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko
PTM berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan
periodik.
B. Tujuan Khusus :
1. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko
2. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
3. Terlaksananya tindak lanjut dini

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN
1. Wawancara a. Wawancara mengenai riwayat PTM pada
keluarga
b. Wawancara mengenai riwayat PTM pada diri
sendiri
c. Wawancara mengenai perilaku seperti
merokok, konsumsi sayur dan buah, aktivitas
fisik dan konsumsi alkohol.
2. Pengukuran a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Indeks Massa Tubuh (IMT)
d. Lingkar perut
e. Tekanan darah
3. Pemeriksaan a. Gula Darah Sewaktu
b. Kolesterol total

4. Tindak Lanjut a. Konseling


b. Penyuluhan
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Posbindu PTM dilaksanakan dengan 5 tahapan
layanan yaitu :
1. Pendaftaran
Pada tahap ini dilakukan pengisian data pribadi/ identitas peserta
meliputi nama, nomor KTP/ BPJS, tanggal lahir, jenis kelamin,
agama, pendidikan terakhir, alamat, pekerjaan, status
perkawinan dan golongan darah.
2. Wawancara riwayat PTM dan faktor resiko PTM
Petugas menanyakan tentang riwayat PTM pada keluarga dan
diri sendiri serta perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan
buah, aktivitas fisik dan konsumsi alkohol. Aktivitas ini dilakukan
saat pertama kali kunjungan dan berkala sebulan sekali.
3. Pengukuran
a. Tinggi badan menggunakan microtoise.
b. Berat badan dan IMT dilakukan dengan menggunakan alat
body fat analizer untuk menentukan kegemukan/ obesitas.
c. Lingkar perut dilakukan dengan menggunkan pita pengukur
untuk mengetahui ada tidaknya obesitas sentral.
4. Pemeriksaan
a. Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan baik bagi
yang sehat maupun yang sudah menyandang hipertensi
dengan menggnakan tensimeter digital.
b. Pemeriksaan gula darah bagi individu sehat paling sedikit
dilalsanakan 1-3 tahun sekali dan bagi yang mempunyai
faktor resiko paling sedikit 1-2 kali dalam setahun sedangkan
penyandang diabetes melitus paling sedikit 1 kali sebulan.
c. Pemeriksaan kolesterol total bagi yang sehat dilakukan 1-5
tahun sekali, bagi yang memiliki faktor resiko 3-6 bulan
sekali.
5. Identifikasi faktor resiko PTM dan konseling
Setelah diidentifikasi faktor resiko setiap peserta dilakukan
konseling secara perorangan kepada peserta. Selain itu
dilakukan penyuluhan kesehatan.
B. Sasaran
Masyarakat sehat, masyarakat berisiko dan masyarakat dengan PTM
berusia mulai dari 15 tahun ke atas.

VI. PERAN LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


No Kegiatan Lintas Uraian Tugas Lintas Uraian Tugas
Program Sektor
1. Wawancara Perawat Wawancara Kader a. Melakukan
Faktor resiko Posbindu pendaftaran
ptm b. Wawancara
mengenai riwayat
PTM pada
keluarga dan diri
sendiri
c. Wawancara
mengenai perilaku
seperti merokok,
konsumsi sayur
dan buah, aktivitas
fisik dan konsumsi
alkohol.
2. Pengukuran Perawat Melakukan Kader Melakukan
pengukuran : Posbindu pengukuran :
Tekanan a.Tinggi Badan
darah b.Berat badan dan IMT
c.Lingkar perut
3. Pemeriksaan Laboratorium Pemeriksaan : Kader -
a.Gula Darah Posbindu
Sewaktu
b.Kolesterol
total

4. Tindak Lanjut Perawat Konseling - -


Gizi perorangan
atau
kelompok

VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


N KEGIATAN TAHUN 2017
O
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGS SEPT OKT NOV DES
1 POSBINDU √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai
dengan jadwal kegiatan dengan pelaporan hasil kegiatan yang sudah
dilaksanakan pada bulan tersebut.

IX. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan


Pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan Posbindu PTM dilakukan
secara manual dan menggunakan sistem informasi manajemen PTM.
Koordinator PTM menerima hasil pencatatan dari petugas pelaksana
posbindu PTM. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam
pembinaan, sekaligus melaporkan ke dinas Kesehatan yang dilakukan
setiap bulan.

Anda mungkin juga menyukai