Kebijakan Pemulihan Pembelajaran - 11 MEI 2022
Kebijakan Pemulihan Pembelajaran - 11 MEI 2022
Pemulihan Pembelajaran
Bahan Sosialisasi Implementasi Kurikulum Merdeka
Tujuan Bimbingan Teknis
Survei pada 18.370 siswa kelas 1-3 SD di 612 sekolah di Bila kenaikan hasil belajar itu direfleksikan ke proyeksi
20 kab/kota dari 8 provinsi menunjukkan perbedaan learning loss numerasi dan literasi, penggunaan
hasil belajar yang signifikan antara Kurikulum 2013 dan kurikulum darurat dapat mengurangi dampak
Kurikulum Darurat pandemi sebesar 73% (literasi) dan 86% (numerasi)
Sebagai bagian dari mitigasi ketertinggalan pembelajaran, satuan
pendidikan diberi opsi untuk menggunakan kurikulum yang
disederhanakan agar dapat berfokus pada penguatan karakter dan
kompetensi mendasar
Kemendikbudristek Kemendikbudristek menyusun modul Data kualitatif mengkonfirmasi bahwa guru merasa
mengembangkan “Kurikulum literasi dan numerasi untuk membantu terbantu untuk melihat materi yang esensial, sehingga bisa
Darurat” dengan merancang dan menerapkan pembelajaran yang lebih baik.
guru menerapkan kurikulum. Juga
menyederhanakan Kompetensi Modul literasi-numerasi dari Kemendikbudristek juga
tersedia modul untuk orang tua yang
Inti dan Kompetensi Dasar (KI dan sering disebutkan sebagai alat bantu yang bermanfaat
dapat digunakan di rumah.
KD) yang dicapai. untuk penerapan kurikulum.
Refleksi
Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam
satu tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan Fokus pada materi yang esensial, Capaian
yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
didik
Memberikan keleluasaan bagi guru
Materi pembelajaran yang tersedia kurang beragam menggunakan berbagai perangkat ajar sesuai
sehingga guru kurang leluasa dalam kebutuhan dan karakteristik peserta didik
mengembangkan pembelajaran kontekstual
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis
bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
untuk mendukung proses belajar guru melalui
berbagi praktik baik praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
praktik baik.
Keunggulan Kurikulum Merdeka
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu)
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
jenis seni atau
prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Tari, dan/atau
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Prakarya). Peserta didik memilih 1 (satu) jenis seni
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 72 (2) 36 108 atau prakarya
Pekerti*
(Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
Prakarya)
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216
Matematika 144 (4) 36 180 *** Maksimal 2 JP per minggu atau 72 JP per tahun.
IPA 144 (4) 36 180
Bagaimana menyusun
pedoman penyelenggaraan
pembelajaran sesuai dengan
karakteristik dan kebutuhan
satuan pendidikan?
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
1. Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi, kebutuhan
perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil Pelajar Pancasila selalu menjadi
rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan kurikulum operasional sekolah
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan, konteks sosial
budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau
kekhususan peserta didik berkebutuhan khusus (khusus SLB)
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan digunakan di satuan
pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami
Implementasi Kurikulum
2 Merdeka dapat disesuaikan
dengan kesiapan masing-
masing satuan pendidikan
Penyediaan ● Perangkat ajar (buku teks, contoh-contoh alur tujuan pembelajaran, kurikulum operasional
Perangkat ajar: sekolah, serta modul ajar dan projek penguatan profil Pelajar Pancasila disediakan melalui
01 buku teks dan platform digital bagi guru. Satuan pendidikan dapat melakukan pengadaan buku teks secara
mandiri dengan BOS/BOP reguler atas dukungan Pemda dan yayasan
bahan ajar
● Buku cetak dapat dibeli menggunakan dana BOS/BOP melalui SIPLah atau cetak mandiri
pendukung
● Pelatihan mandiri bagi guru dan kepala sekolah melalui micro learning di aplikasi
digital Merdeka Mengajar (dapat diunduh pada Playstore dan website
Pelatihan dan https://guru.kemdikbud.go.id/).
penyediaan ● Menyediakan berbagai narasumber dalam pelatihan Kurikulum Merdeka. Misalnya,
sumber belajar melalui pengimbasan dari Sekolah Penggerak.
02 guru, kepala ● Berbagai sumber belajar untuk guru dalam bentuk e-book, video, podcast dll., yang
dapat diakses daring dan didistribusikan melalui media penyimpanan (flashdisk) bagi
sekolah, dan wilayah 3T.
pemda ● Guru membentuk komunitas belajar untuk saling berbagi praktik baik dalam adopsi
Kurikulum Merdeka, baik di satuan pendidikan maupun di komunitasnya
Jaminan jam
mengajar ● Perubahan struktur mata pelajaran tidak merugikan guru
03 dan tunjangan ● Semua guru yang berhak mendapatkan tunjangan profesi ketika menggunakan
profesi Kurikulum 2013 akan tetap mendapatkan hak tersebut
guru
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar (tidak hanya buku teks)
yang digunakan untuk mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian
Pembelajaran
Buku teks mata pelajaran Pendidikan Modul ajar Bahasa Indonesia untuk Modul projek penguatan profil pelajar
Pancasila dan Kewarganegaraan untuk Fase D (SMP) Pancasila dengan tema Bhineka
kelas X Tunggal Ika untuk Fase A
Dukungan yang dapat diberikan Direktorat Teknis
Krisis pembelajaran merupakan Kurikulum Merdeka melanjutkan Sebagai upaya pemulihan pembelajaran,
masalah yang berkepanjangan di upaya penyederhanaan implementasi Kurikulum Merdeka tidak
Indonesia, terjadi bahkan sejak kurikulum yang diawali dengan diwajibkan.
sebelum pandemi COVID-19, dan Kurikulum Darurat, juga upaya
diperparah dengan situasi penguatan karakter dan Satuan pendidikan dapat memilih salah satu
pembelajaran di masa pandemi. kompetensi yang sudah dimulai dari 3 kurikulum: Kurikulum 2013, kurikulum
sejak kurikulum sebelumnya. darurat, atau Kurikulum Merdeka.
Krisis ini ditunjukkan dengan
capaian hasil belajar yang relatif Secara garis besar, kebaruan dari Untuk Kurikulum Merdeka, satuan
rendah dibandingkan banyak Kurikulum Merdeka adalah adanya: pendidikan dapat mengimplementasikannya
negara lain, serta kesenjangan (1) pembelajaran yang lebih sesuai kesiapan masing-masing.
kualitas belajar yang nyata. mendalam, tidak terburu-buru,
sehingga setiap peserta didik Pemerintah menyediakan dukungan
Kurikulum saja tidak cukup untuk dapat mencapai kompetensi kebijakan dan teknis, termasuk berbagai
menjadi jalan keluar masalah minimum; (2) pembelajaran sesuai sumber untuk guru dalam Platform Merdeka
ketertinggalan pembelajaran tahap capaian peserta didik; dan Mengajar.
(learning loss). Namun karena (3) pembelajaran melalui projek
kurikulum mempengaruhi cara Pemerintah Daerah diharapkan mendukung
untuk penguatan karakter dalam
pendidik bekerja, maka dan memfasilitasi satuan pendidikan untuk
profil pelajar Pancasila
penyesuaian kurikulum perlu menentukan pilihan kurikulum, mempelajari
dilakukan bersama upaya-upaya Kurikulum Merdeka, serta dalam proses
lainnya. mengimplementasikannya sesuai filosofi dari
Kurikulum Merdeka ini.
Terima Kasih
Sosialisasi Kurikulum untuk Pemulihan Pembelajaran 2022