Anda di halaman 1dari 236

2019

SMK/MAK

KERJA BENGKEL
DAN GAMBAR TEKNIK

bidang keahlian Teknologi dan Rekayasa


program keahlian Teknik Elektronika

Didik Agus Setyawan


Santo Trijatmiko
Kurniawan Eko Saputro
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

REDAKSIONAL

Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran

Penulis:
Didik Agus Setyawan
Santo Trijatmiko
Kurniawan Eko Saputro

Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono

Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah

Editor:
Nur Aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto

Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih

iii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

KATA PENGANTAR

KA Dalam menyediakan referensi materi pembelajaran bagi guru dan peserta


didik di SMK, Direktorat Pembinaan SMK berupaya menyediakan bahan ajar ke-
juruan yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di SMK pada mata pelajaran
C2 dan CJ dari 142 kompetensi keahlian yang ada pada Perdirjen
Dikdasmen Nomor 06/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 tentang Spektrum
Keahlian SMK/MAK dan Struktur Kurikulum 2013 sesuai Perdirjen Dikdas-
men Nomor 07/D.DS/KK/2018 tanggal 7 Juni 2018 ten tang Struktur Kurikulum
SMK/MAK.
Bah an ajar yang disusun pad a tahun anggaran 2019 diharapkan
dapat rnenumbuhkan motivasi belajar bagi peserta didik maupun guru kejuruan
di SMK. Karena bahan ajar yang telah disusun ini selain menyajikan materi secara
tertulis, juga dilengkapi dengan beberapa materi yang bersifat interaktifdengan
penggunaan tautan pencarian yang dapat mernperluas pernahaman individu yang
menggunakannya.
Bahan ajar kejuruan yang disusun pada tahun 2019 ini disusun oleh para
guru kejuruan di SMK yang telah berpengalalaman menyelenggarakan proses
pembelajaran sesuai dengan kompetensi keahlian masing-rnasing. Oleh karena itu,
diharapkan dapat menjadi referensi bagi guru yang mengarnpu m a t a pelajaran yang
sama pada program keahlian sejenis di SMK seluruh Indonesia.
Kepada para guru penyusun bahan ajar kejuruan yang telah mendedikasikan
waktu, kompetensi, clan perhatiannya, Direktorat Pembinaan SMK menyampaikan
ucapan terimakasih. Diharapkan karya ini bukan merupakan karya terakhir, namun
seterusnya akan dilanjutkan dengan karya-karya berikutnya, sehingga SMK
rnempunyai guru-guru yang procluktif dan kreatif dalam menyumbangkan
pemikiran, potensi dan kornpetensinya bagi pengembangan pernbelajaran di SMK.

SMK Bisa! SMK Hebat!

iv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PRAKATA PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmad, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga Buku “ Kerja Bengkel dan Gambar Teknik
“ ini dapat diselesaikan dengan sepenuh hati. Buku ini dapat digunakan sebagai
panduan atau referensi penunjang pembelajaran disekolah SMK Program Keahlian
Elektronika kelas X maupun masyarakat umum yang memiliki pemerhati pendidikan
kejuruan.

Materi yang disajikan dalam buku ini diantaranya tentang eselamatan dan
kesehatan kerja, peralatan kerja bengkel, instalasi listrik sederhana, menerapan teknik
soldering dan desoldering, serta menggambar rangkaian listrik dan elektronika serta
menggambar PRT dan instalasi listrik menggunakan software. Didalam buku ini juga
terdapat fitur – fitur yang memuat uji pengetahuan dan ketrampilan sehingga peserta
didik dapat mengasah kemampuanya dan membantu guru dalam melakukan evaluasi
belajar peserta didik.

Buku ini tidak akan muncul, jika tidak ada dorongan dari berbagai pihak serta
pengembang-pengembang sebelumnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga besar SMK Muhammadiyah Susukan yang selalu memberikan kemudahan
bagi penulis dan juga kepada ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada penerbit yang telah memfasilitasi terwujudnya buku ini, sebagai
salah satu upaya penyediaan buku-buku sumber yang terkait dengan buku kerja
bengkel dan gambar teknik.

Penulis menyadari buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta
jauh dari sempurna. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para ahli dalam rangka menyempurnakan buku ini. Semoga buku
ini bermanfaat bagi para pembaca.. aamiin.

Semarang, Januari 2020

Didik Agus Setyawan


Santo Trijatmiko
Kurniawan Eko Saputro

v
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.......................................................................... xiv
PETA KONSEP BUKU ............................................................................................ xv
APERSEPSI ......................................................................................................... xvi
BAB I KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3).................................................. 1
A. Keselamatan Kerja.................................................................................................. 3
B. Kesehatan Kerja.................................................................................................... 12
C. Alat Pelindung Diri............................................................................................... 35
D. Penerapan K3 Dalam Bidang Elektronika....................................................... 41
BAB II PERALATAN KERJA BENGKEL...................................................................... 51
A. Jenis-Jenis Alat Kerja Bengkel.......................................................................... 52
B. Teknik Alat Penggunaan Peralatan Kerja Bengkel........................................ 66
BAB III INSTALASI LISTRIK.................................................................................... 77
A. Penghantar Listrik................................................................................................ 79
B. Jenis-Jenis Kabel dalam Instalasi Listrik........................................................ 79
C. Nomenklatur Kabel.............................................................................................. 84
D. Warna Pada Kabel................................................................................................ 88
E. Sambungan Kabel................................................................................................ 89
F. Pemasangan Instalasi Listrik Sederhana........................................................ 93
G. Bahaya Listrik........................................................................................................ 99
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL..................................................................106

BAB IV SOLDERING, DESOLDERING, MEMBUAT BOKS DAN LAY OUT PCB,


SERTA WIRING DAN KABEL.................................................................................113
A. Soldering Desoldering Dan Bahaya Akibat Solder..................................... 115
B. Membuat Boks Dan Lay Out Pcb, Serta Wiring Dan Kabel........................ 119
BAB V GAMBAR TEKNIK.....................................................................................127
A. Peralatan Gambar Teknik.................................................................................. 129
B. Garis, Huruf, dan Etiket..................................................................................... 133
C. Konstruksi Geometris........................................................................................ 135
D. Gambar Proyeksi dan Gambar Potongan...................................................... 139
BAB VI MENGGAMBAR RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA.........................147
A. Simbol – Simbol Listrik .................................................................................... 149
B. Simbol – Simbol Elektronika............................................................................ 153
C. Menggambar Elektronika Dengan Diagram Blok........................................ 157
D. Perbedaan Dalam Diagram Connection, Diagram Point-To-Point,
Diagram Lineless, Diagram High Way, Dan Diagram Base Line................ 158

vi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR ISI

BAB VII MENGGAMBAR PRT DAN INSTALASI LISTRIK DENGAN MENGGUNAKAN


SOFWARE..........................................................................................................165
A. Menggambar Rangkaian Elektronika Dengan Autodesk Eagle . ............. 166
B. Membuat Layout Papan Rangkaian Tercetak .............................................. 182
C. Menggambar Rangkaian Listrik Dengan Fluidsim...................................... 192
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP..................................................................209
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................216
GLOSARIUM.......................................................................................................217
BIODATA PENULIS..............................................................................................218

vii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR GAMBAR DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja....................................................... 2


Gambar 1.2. Poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium
Elektronika.......................................................................................................... 2
Gambar 1.3. Simbol- Simbol Peringatan dan Himbauan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja................................................................................................. 3
Gambar 1.4. Software KBBI..................................................................................................... 4
Gambar 1.5. Arti Kata Selamat pada KBBI edisi III............................................................. 4
Gambar 1.6. Arti Kata Kerja pada KBBI edisi III.................................................................. 5
Gambar 1.7. Arti Kata Sehat pada KBBI edisi III.............................................................. 12
Gambar 1.8. Arti Kata Kerja pada KBBI edisi III............................................................... 13
Gambar 1.9. Penggunaan Helm Pelindung Kepala Saat di Dalam Area Kerja.......... 36
Gambar 1.10. Penggunaan Kacamata Saat Menyolder Melindungi Mata dari
Asap Solder................................................................................................... 36
Gambar 1.11. Penggunaan penutup telinga sekaligus sarana komunikasi untuk
mengindari suara bising............................................................................ 37
Gambar 1.12. Penggunaan Penutup Wajah Saat Menggerinda.................................. 37
Gambar 1.13. Penggunaan Penutup Mulut dan Hidung............................................... 38
Gambar 1.14. Penggunaan Apron atau Celemek pada Pekerjaan Metalurgi........... 38
Gambar 1.15. Penggunaan wearpack untuk melindungi seluruh anggota tubuh
kita.................................................................................................................. 39
Gambar 1.16. Penggunaan sarung tangan bahan kain untuk melindungi tangan
dari bahaya bahan korosif karat............................................................... 39
Gambar 1.17. Sepatu Safety Sesuai Penggunaan pada Bidang Kerja Tertentu....... 40
Gambar 1.18. Simbol dan Kode Warna Peringatan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja............................................................................................................... 41
Gambar 1.19. Kode Warna Peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.............. 42
Gambar 1.20. Rambu Larangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................... 42
Gambar 1.21. Rambu Perintah Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................ 43
Gambar 1.22. Rambu Waspada Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................... 43
Gambar 1.23. Rambu Pertolongan Keselamatan dan Kesehatan Kerja..................... 44
Gambar 1.23. Rambu Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja.......................... 44
Gambar 1.24. Poster Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................... 45
Gambar 1.25. Poster Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja........................... 46
Gambar 2.1 Penitik................................................................................................................ 53
Gambar 2.2. Macam-Macam Penggores........................................................................... 54
Gambar 2.3. Penggaris.......................................................................................................... 55
Gambar 2.4. Mistar Gulung.................................................................................................. 55
Gambar 2.5. Mistar Lipat...................................................................................................... 56
Gambar 2.6. Jangka sorong................................................................................................. 56
Gambar 2.7. Skala Nonius pada Jangka Sorong.............................................................. 57
Gambar 2.8. Penyiku............................................................................................................. 58
Gambar 2.9. palu pen............................................................................................................ 59
Gambar 2.10. Palu konde..................................................................................................... 59
Gambar 2.11. Palu terak....................................................................................................... 59
Gambar 2.12. Palu plastik.................................................................................................... 60
Gambar 2.13. Ragum............................................................................................................. 60

viii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.14. Klem................................................................................................................ 61


Gambar 2.15. Gergaji Kayu dan Besi................................................................................. 62
Gambar 2.16. Gerenda tangan............................................................................................ 62
Gambar 2.17. Penggunaan Gerinda Tangan.................................................................... 63
Gambar 2.18. Macam-Macam Kikir.................................................................................... 63
Gambar 2.19. Bor tangan..................................................................................................... 64
Gambar 2.20. Macam Macam Ulir...................................................................................... 65
Gambar 2.21. Sney................................................................................................................ 66
Gambar 2.22. Posisi kaki saat mengikir............................................................................ 67
Gambar 2.23. Gerakan Badan Saat Mengikir................................................................... 67
Gambar 2.24. Memegang kikir............................................................................................ 68
Gambar 2.25. Gerakan Arah Pengikiran............................................................................ 68
Gambar 2.26. Memeriksa kerataan benda....................................................................... 69
Gambar 2.26. Teknik Menitik.............................................................................................. 70
Gambar 2.27. Teknik mengebor......................................................................................... 71
Gambar 3.1 Instalasi Listrik Sederhana............................................................................ 78
Gambar 3.2 Kabel NYA.......................................................................................................... 80
Gambar 3.3 Kabel NYM......................................................................................................... 81
Gambar 3.4 Kabel NYY.......................................................................................................... 81
Gambar 3.5 Kabel NYAF........................................................................................................ 82
Gambar 3.6 Kabel NYMHY................................................................................................... 82
Gambar 3.7 Kabel NYYHY.................................................................................................... 83
Gambar 3.8 Kabel NYRGbY/NYBY...................................................................................... 83
Gambar 3.9 Kabel NYCY....................................................................................................... 84
Gambar 3.10 Pembacaan Nomenklatur kabel NYHGbY................................................ 87
Gambar 3.11 Pembacaan Nomenklatur kabel NYA........................................................ 87
Gambar 3.12 Warna Isolator Kabel.................................................................................... 88
Gambar 3.13 Sambungan Ekor Babi.................................................................................. 89
Gambar 3.14 Sambungan Bell Hangers........................................................................... 90
Gambar 3.15 Sambungan Western Union....................................................................... 90
Gambar 3.16 Sambungan Britania/bolak balik.............................................................. 91
Gambar 3.17 Sambungan Scraf......................................................................................... 91
Gambar 3.18 Sambungan Single Plan Joint...................................................................... 92
Gambar 3.19 Knotted Tab Joint............................................................................................ 92
Gambar 3.20 Sambungan Datar Percabangan Ganda satu nadi................................ 93
Gambar 3.21 Sambungan Single Wrapped Cable Slice.................................................. 93
Gambar 3.22 Pengaman Listrik......................................................................................... 94
Gambar 3.23 Simbol-simbol komponen listrik.............................................................. 95
Gambar 3.24 PHB.................................................................................................................. 95
Gambar 3.25 Fitting Lampu................................................................................................. 96
Gambar 3.26 Kotak Kontak................................................................................................. 96
Gambar 3.27 Kabel Penghantar........................................................................................ 97
Gambar 3.28 Pipa Instalasi Listrik.................................................................................... 97
Gambar 3.29 Kotak Sambung............................................................................................. 98
Gambar 3.30 Lasdop............................................................................................................. 98
Gambar 3.31 Roset Kayu...................................................................................................... 99

ix
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.32 Elbow.............................................................................................................. 99


Gambar 4.1. Kegiatan Soldering dan Desoldering dengan Solder Tipe Blower... 114
Gambar 4.2. Membuat Layout PCB dengan Software dan Printer Laser................. 115
Gambar 4.3. Solder Yang Baik dan Timah Solder......................................................... 115
Gambar 4.4. Posisi Solder, PCB, dan Kaki Komponen agar Hasil Solderan
Sempurna...................................................................................................... 116
Gambar 4.5. Hasil Solderan yang Sempurna................................................................. 117
Gambar 4.6. Atracktor Timah............................................................................................ 117
Gambar 4.7. Posisi Solder dan Atracktor Saat Desoldering....................................... 118
Gambar 4.9. Asap Hasil Pemanasan Timah Solder....................................................... 119
Gambar 4.10. Proses Pengecekan Hasil Print Laser..................................................... 120
Gambar 4.11. Proses Wiring atau Perkabelan Sebelum Finishing............................121
Gambar 4.12. Contoh Wiring atau Perkabelan............................................................. 122
Gambar 4.13. Contoh Posisi Kit atau Rangkaian Elektronika Berdasarkan
Fungsi........................................................................................................... 122
Gambar 5.1 Gambar Teknik............................................................................................... 128
Gambar 5.2. Gambar Cara Menggunaan Pensil............................................................. 130
Gambar 5.3. Gambar Rapido............................................................................................. 130
Gambar 5.4. Gambar Jangka Tusuk.................................................................................. 131
Gambar 5.5. Mistar Penggaris........................................................................................... 131
Gambar 5.6. Mistar Segitiga.............................................................................................. 132
Gambar 5.7. Gambar Meja Gambar. ................................................................................ 132
Gambar 5.8. Gambar Penghapus...................................................................................... 133
Gambar 5.9. Standardisasi Huruf dan Angka................................................................. 134
Gambar 5.10. Gambar Etiket............................................................................................. 135
Gambar 5.11. Membagi Sudut Sama Besar.................................................................... 135
Gambar 5.12. Membuat Garis Lurus pada Sebuah Garis............................................ 136
Gambar 5.13. Membuat Sudut 90 Derajat..................................................................... 136
Gambar 5.14. Membuat Sudut 60 Derajat..................................................................... 137
Gambar 5.15. Membuat Sudut 45 Derajat..................................................................... 137
Gambar 5.16. Membuat Sudut 30 Derajat..................................................................... 138
Gambar 5.17. Membuat Segi Enam................................................................................. 138
Gambar 5.18. Membuat Segilima..................................................................................... 139
Gambar 5.19. Proyeksi Piktorial Isometri...................................................................... 140
Gambar 5.20. Proyeksi Miring........................................................................................... 140
Gambar 5.21. Proyeksi Perspektif.................................................................................... 141
Gambar 5.22. Proyeksi Orthogonal (a) titik (b) garis (c) bidang (d) benda............. 141
Gambar 5.23. Proyeksi Eropa............................................................................................ 142
Gambar 5.24. Proyeksi America....................................................................................... 142
Gambar 5.25. Simbol Proyeksi.......................................................................................... 143
Gambar 6.3. Gambar diagram garis tunggal dan ganda............................................. 152
Gambar 6.1. Gambar Rangkaian Pengendali Motor..................................................... 152
Gambar 6.2. Gambar Rangkaian Amplifier..................................................................... 157
Gambar 6.3. Diagram Blok Radio Penerima AM............................................................ 158

x
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.4. Skema Rangkaian Radio Penerima AM.................................................... 158


Gambar 6.5. Diagram Point-to-Point.................................................................................159
Gambar 6.6. Diagram Lineless.............................................................................................159
Gambar 6.7. Diagram Highway............................................................................................160
Gambar 6.8. Gambar Diagram Base Line...........................................................................160
Gambar 7.1. Menggambar dengan sofware.....................................................................166
Gambar 7.2. Tampilan Licence Agreement........................................................................167
Gambar 7.3. Tampilan Select Destination Location........................................................167
Gambar 7.4. Tampilan Select Additional Tasks................................................................168
Gambar 7.5. Tampilan Ready to Install..............................................................................168
Gambar 7.6. Tampilan Installing.........................................................................................169
Gambar 7.7. Tampilan Eagle selesai diinstal................................................................. 169
Gambar 7.8. Tampilan Sign In Account.............................................................................170
Gambar 7.9. Tampilan Mengisi Nama Email.................................................................. 170
Gambar 7.10. Tampilan mengisi password......................................................................171
Gambar 7.11. Tampilan Step Verification.........................................................................171
Gambar 7.12. Security Code.................................................................................................172
Gambar 7.13. Aplikasi Eagle............................................................................................. 172
Gambar 7.14. Aplikasi Eagle............................................................................................. 173
Gambar 7.15. Menu File..................................................................................................... 173
Gambar 7.16. Menu File..................................................................................................... 174
Gambar 7.17. New dan Scematik..................................................................................... 174
Gambar 7.18. Halaman Schematic................................................................................... 175
Gambar 7.19. Gambar Tampilan Toolbar Sschematic....................................................175
Gambar 7.20. Tool In Schematic . .................................................................................... 175
Gambar 7.21. Add Part...........................................................................................................176
Gambar 7.22. Kolom Search.................................................................................................176
Gambar 7.23. Komponen yang dipilih............................................................................ 177
Gambar 7.24. Membuat Jalur Rangkaian....................................................................... 177
Gambar 7.25. Menghubungkan Jalur Rangkaian.......................................................... 178
Gambar 7.26. Komponen yang sudah terhubung........................................................ 178
Gambar 7.27. Ukuran Grid................................................................................................. 179
Gambar 7.28. Menu View................................................................................................... 179
Gambar 7.29. Rangkaian Elektronika.............................................................................. 180
Gambar 7.30. Frame............................................................................................................ 180
Gambar 7.31. ukuran frame.............................................................................................. 181
Gambar 7.32. Frame dengan Warna Merah................................................................... 181
Gambar 7.33. Move Group................................................................................................. 182
Gambar 7.34. Tata Letak Frame........................................................................................ 182
Gambar 7.35. Skema Rangkaian....................................................................................... 183
Gambar 7.36. SCH BRD....................................................................................................... 183
Gambar 7.37. Tampilan Yes............................................................................................... 184
Gambar 7.38. Memindahkan Komponen ke dalam Kotak.......................................... 184
Gambar 7.39. Route Airwire.................................................................................................185
Gambar 7.40. Tampilan Via............................................................................................... 185

xi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR GAMBAR

Gambar 7.41. New Name.......................................................................................................186


Gambar 7.42. Name Komponen....................................................................................... 186
Gambar 7.43. layout Akhir................................................................................................. 187
Gambar 7.44. Skema Rangkaian....................................................................................... 187
Gambar 7.45. New Scematict...............................................................................................188
Gambar 7.46. Halaman Baru............................................................................................. 188
Gambar 7.47. Sheet to Add part...........................................................................................189
Gambar 7.48. Menghubungkan Kaki Komponen.......................................................... 189
Gambar 7.49. Halaman Board..............................................................................................190
Gambar 7.50. Drag and Drop...............................................................................................190
Gambar 7.51. Bottom Layer..................................................................................................191
Gambar 7.52. Top Layer.........................................................................................................191
Gambar 7.53. Double layer...................................................................................................192
Gambar 7.54. Layar Fluidsim...............................................................................................192
Gambar 7.55. Macam-Macam Library Fluidsim...............................................................193
Gambar 7.56. (a) langkah membuat lembar kerja baru (b) hasil tampilan
lembar kerja baru...................................................................................... 194
Gambar 7.57. (a) Pemilihan Komponen (b) Komponen sudah siap digunakan..... 195
Gambar 7.58. memasukkan Komponen yang dibutuhkan......................................... 196
Gambar 7.59. Mengeblok Komponen yang akan Digunakan..................................... 196
Gambar 7.60. Opsi mengatur posisi komponen........................................................... 197
Gambar 7.61. Contoh posisi komponen rata kiri.......................................................... 197
Gambar 7.62. Memilih komponen yang akan diberi nama........................................ 197
Gambar 7.63. Label Menulis Komponen........................................................................ 198
Gambar 7.64. (a) Memberi nama komponen (b) Hasil komponen yang sudah
diberi nama................................................................................................. 198
Gambar 7.65. Komponen yang akan Dibuat Pengawatan.......................................... 199
Gambar 7.66. Hasil setelah VCC 24 V yang dihubungkan dengan saklar on/off.. 199
Gambar 7.67. Hubungan kaki VCC 0 V ke kaki relay.................................................... 200
Gambar 7.68. Menghubungkan VCC 24 V dengan saklar stop.................................. 200
Gambar 7.69. Menghubungkan kaki push button stop dan star.................................201
Gambar 7.70. Menghubungkan kaki kedua push button dengan kaki kedua
relay.............................................................................................................. 201
Gambar 7.71. Menghubungan kaki switch K1dengan pertemuan antara
tombol start dan stop.................................................................................202
Gambar 7.72. Hubungan kaki kedua switch K1 dengan pertemuan kaki Push
button dan kaki kedua relay................................................................... 202
Gambar 7.73. Hubungan kaki pertama switch K1 (2) dengan pertemuan kaki
Push button dan saklar on off...................................................................203
Gambar 7.74. Hubungan kaki pertama switch K1 (4) dengan ke pertemuan
kaki pertama K1 (3)................................................................................... 203
Gambar 7.75. Hubungan kaki kedua lampu 1 dan 2 dengan switch K1(3,4)......... 204
Gambar 7.76. Hubungan kaki lampu satu dan dua dengan VCC 0 V....................... 204
Gambar 7.77. Menu Operasi Fluidsim...............................................................................205

xii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR TABEL DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kode Huruf Kabel................................................................................................. 84


Tabel 5.1. Tabel Standart Ukuran Kertas......................................................................... 129
Tabel 5.2. Tabel Standar Tingkat Kekerasan Pensil...................................................... 130
Tabel 5.3. Tabel Macam- Macam Garis dan Ukuranya................................................. 133
Tabel 5.4. Tabel Perbandingan Huruf.............................................................................. 134
Tabel 6.1. Tabel Simbol Sambungan............................................................................... 149
Tabel 6.2. Tabel Switch dan Relay.......................................................................................149
Tabel 6.3. Tabel Simbol Kelistrikan.................................................................................. 150
Tabel 6.4. Tabel Grounding............................................................................................... 151
Tabel 6.5. Tabel Simbol Resistor...................................................................................... 153
Tabel 6.6. Tabel Simbol Induktor...................................................................................... 154
Tabel 6.7. Tabel Simbol Dioda.......................................................................................... 154
Tabel 6.8. Tabel Simbol kapastitor................................................................................... 155
Tabel 6.9. Tabel Simbol Transistor................................................................................... 155
Tabel 6.10. Tabel Power Supply...........................................................................................156
Tabel 6.11. Tabel Komponen Elektronika....................................................................... 156

xiii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PETUNJUK PETUNJUK PENG-


PENGGUNAAN BUKU
GUNAAN BUKU
Puji Syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmatnya sehingga dapat menyelesaian buku ini.
Buku ini merupakan buku pelajaran Kerja Bengkel dan Gambar Teknik yang
diharapkan dapat menjadi panduan, memperkaya dan meningkatkan penguasaan
pengetahuan dan keterampilan bagi peserta didik. Mengingat pentingnya buku ini,
disarankan mmemperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Bacalah Tujuan pembelajaran terlebih dahulu untuk mengetahui apa yang akan
kamu capai dalam bab ini serta lihatlah peta konsep untuk megetahui pemetaan
materi.
2. Bacalah buku ini dengan teliti dan seksama, serta bila ada yang kurang jelas bisa
ditanyakan kepada guru.
3. Lakukan kegiatan literasi pada bagian cakrawala dan jelajah internet untuk
memperluas wawasanmu.
4. Pada bagian akhir bab terdapat tes kompetensi yang dapat kalian gunakan untuk
mengetahui apakah sudah menguasai materi dalam bab ini.
Untuk membantu anda dalam menguasai kemampuan di atas, materi dalam
buku ini dapat kamu cermati tahap demi tahap. Jangan memaksakan diri sebelum
benar-benar menguasai bagian demi bagian dalam modul ini, karena masing-masing
saling berkaitan. Pada akhir bab dilegkapi dengan Penilaian Akhir Bab. Jika anda
belum menguasai 75% dari setiap kegiatan, maka anda dapat mengulangi untuk
mempelajari materi yang tersedia dalam buku ini. Apabila anda masih mengalami
kesulitan memahami materi yang ada dalam bab ini, silahkan diskusikan dengan
teman atau guru anda.
Buku ini terdapat bagian-bagian untuk memperkaya dan menguji pengetahuan
dan keterampilanmu. Adapun bagian-bagian tersebuut adalah:

Digunakan untuk memberikan gambaran soal yang akan


Contoh Soal
ditanyakan dan cara menyelesaikannya.
Lembar acuan yang digunakan untuk melatih keterampilan
Praktikum
peserta didik sesuai kompetensi keahlianya.
Fitur yang dapat digunakan peserta didik untuk menambah
sumber belajar dan wawasan. Menampilkan link sumber belajar
Jelajah Internet
dan QR code yang dapat diakses melalui QR code scanner yang
terdapat pada smartphone.
Berisi tentang wawasan dan pengetahuan yang berkaitan
Cakrawala
dengan ilmu yang sedang dipelajari.
Kegiatan yang bertujan untuk melatih peserta didik dalam
Tugas Mandiri
memahami suatu materi dan dikerjakan secara individu.
Rangkuman Berisi ringkasan pokok materi dalam satu bab.
Digunakan untuk mengetahui sejauh mana kompetensi yang
Penilaian Akhir Bab
sudah dicapai peserta didik setelah mempelajari satu bab.
Digunakan untuk mengevaluasi kompetensi peserta didik
Penilaian Akhir Semester
setelah mempelajari materi dalam satu semester.
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh peserta didik maupun guru
Refleksi di akhir kegiatan pembelajaran guna mengevaluasi kegiatan
belajar mengajar.

xiv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PETA KONSEP PETA KONSEP


BUKU BUKU

KERJA BENGKEL DAN GAMBAR TEKNIK

SEMESTER GASAL SEMESTER GENAP

Soldering, Desoldering, Mem-


Keselamatan dan
buat Boks dan Lay Out PCB,
KesehatanKerja
serta Wiring dan Kabel

Peralatan Kerja Bengkel Gambar Teknik

Instalasi Listrik MenggambarRangkaian Listrik


dan Elekteronika

Menggambar PRT
dan Instalasi Listrik
denganMenggunakanSofware

xv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

APERSEPSI
APERSEPSI

Dasar Listrik dan Elektronika merupakan salah satu mata pelajaran bidang
keahlian Teknik Elektronika. Buku ini akan memuat materi kelas X atau yang terbagi
dalam dua semester dan tujuh bab. Buku ini memuat materi, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Peralatan Kerja Bengkel, Instalasi Listrik, Soldering, Desoldering,
Membuat Boks dan Layout PCB, serta Wiring dan Kabel, Gambar Teknik Menggambar
Rangkaian Listrik dan Elekteronika, dan Menggambar PRT dan Instalasi Listrik dengan
Menggunakan Sofware.

Buku ini diharapkan dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk
belajar mengenai kompetensi keahliannya sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaatnya untuk diterapkan di dunia industri maupun di dunia usaha.

xvi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BAB
KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3) I
BAB I KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) siswa
memahami tentang keselamatan kerja, memahami kesehatan kerja, dan memahami
dasar peraturan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) berdasarkan perundangan
di Indonesia dan OSHA (Occupational Safety and Health Administration). Siswa
juga dapat mendemonstrasikan peralatan pelindung diri untuk keselamatan dan
keamanan kerja (K3) dalam bidang elektronika.

PETA KONSEP

Keselamatan Dan Kesehatan Kerja

Keselamatan
Keselamatan Kesehatan Alat Pelindung Kerja dan
Kerja Kerja Diri Keamanan Kerja
(K3) dalam Bidang
Elektronika

1. Pengertian 1. Pengertian 1. Kategori 1. Simbol-sim-


Keselamatan Kesehatan 2. Alat bol K3
Kerja Kerja Pelindung 2. Poster
2. UU No.1 2. UU Diri untuk Peringatan
/1970 No.23/1992 Bahaya K3
tentang tentang Tertentu 3. Simbol dan
Keselamatan Kesehatan 3. Petunjuk Poster K3
Kerja Kerja Pemakaian

KATA KUNCI

Keselamatan Kerja – Keamanan Kerja – UU No 1 / 1970 Tentang Keselamatan Kerja


– UU No 23/1992 Tentang Kesehatan – Alat Perlindungan Diri – Simbol K3 – Poster
K3 – K3 Bidang Elektronika

1
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Pemerintah Indonesia melalui Departemen Tenaga Kerja atau Depnaker


telah membuat undang-undang tentang keselamatan dan kesehatan kerja untuk
melindungi para pekerja Indonesia agar tetap terlindungi dalam bekerja. Secara
global negara- negara di dunia membuat udang-undang keselamatan dan kesehatan
kerja berdasarkan standar OSHA (Occupational Safety and Health Administration)
Seberapa pentingkah keselamatan dan kesehatan kerja sampai negara Indonesia
melalui Departemen Tenaga Kerja atau Depnaker mengeluarkan perundangan?
mengapa hampir semua perusahaan besar di dunia menerapkan dan mewajibkan
standar keselamatn dan kesehatan kerja dengan maksimal?
Pada bab 1 ini akan kita bahas seberapa pentingkah keselamatan dan kesehatan
kerja juga akan dibahas peralatan-peralatan keselamatan dan kesehatan kerja seperti
pada gambar 1.1. ini

Gambar 1.1. Alat Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://papper.siswapelajar.com/2019/03/alat-keselamatan-kerja-k3.html
Di dalam bab 1 ini juga akan dibahas poster-poster dan sImbol-simbol
peringatan dan himbauan tentang keselatan dan kesehatan kerja seperti pada gambar
1.2. dan 1.3. ini

Gambar 1.2. Poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium Elektronika
Sumber: https://k3lh.com/2016/08/26/safety-poster-k3/

2
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.3. Simbol- Simbol Peringatan dan Himbauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber: http://aantomatika.blogspot.com/2011/09/pada-simbol-simbol-keselamatan-sangat.html

MATERI PEMBELAJARAN
A. Keselamatan Kerja
1. Pengertian
Keselamatan kerja berasal dari gabungan kata keselamatan dan kerja.
Kata keselamatan terdiri dari kata dasar selamat. Dalam software KBBI gambar
1.4. oleh Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi III, arti kata selamat gambar 1.5. adalah :

3
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.4. Software KBBI


Sumber: http://ebsoft.web.id

Gambar 1.5. Arti Kata Selamat pada KBBI edisi III


Sumber: Software KBBI http://ebsoft.web.id
se·la·mat 1 a terbebas dr bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya,
malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan;
kerusakan, dsb.

Sedangkan arti kata kerja pada gabungan kata keselamatan kerja pada
software KBBI oleh ebta setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar

4
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

bahasa Indonesia edisi III gambar 1.6. adalah :

Gambar 1.6. Arti Kata Kerja pada KBBI edisi III


Sumber: Software KBBI http://ebsoft.web.id

ker·ja 1 n kegiatan melakukan sesuatu; yang dilakukan (diperbuat); 2 n sesuatu


yang dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian

Jadi dari dua pengertian dari software KBBI oleh Ebta Setiawan yang dibuat
berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III kata selamat dan kerja
bisa kita simpulkan keselamatan kerja adalah kegiatan atau sistem yang
dibuat agar terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya,
malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan;
kerusakan, pada saat mencari nafkah.

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja


Pada tahun 1970, pemerintah telah mendukung kegiatan keselamatan
kerja di dalam industri. Hal ini dibuktikan dengan keluarnya undang-undang
nomor 1 tahun 1970 yang berisi tentang hal-hal yang terkait dengan
keselamatan kerja. Berikut ini adalah isi undang-undang nomor 1 tahun 1970 :

5
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 1 TAHUN 1970
TENTANG
KESELAMATAN KERJA
BAB I
TENTANG ISTILAH-ISTILAH
Pasal 1
Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. "tempat kerja" ialah tiap ruangan atau lapangan, tertutup atau terbuka,
bergerak atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau sering dimasuki tempat
kerja untuk keperluan suatu usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-
sumber bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; termasuk tempat kerja
ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan sekelilingnya yang merupakan
bagian-bagian atau berhubung dengan tempat kerja tersebut;
2. "pengurus" ialah orang yang mempunyai tugas langsung sesuatu tempat kerja
atau bagiannya yang berdiri sendiri;
3. "pengusaha" ialah :
1. orang atau badan hukum yang menjalankan sesuatu usaha milik sendiri dan
untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja;
2. orang atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan sesuatu
usaha bukan miliknya dan untuk keperluan itu mempergunakan tempat kerja;
3. orang atau badan hukum, yang di Indonesia mewakili orang atau badan
hukum termaksud pada (a) dan (b), jikalau yang mewakili berkedudukan di
luar Indonesia.
4. "direktur" ialah pejabat yang ditunjuk oleh Mneteri Tenaga Kerja untuk
melaksanakan Undang-undang ini.
5. "pegawai pengawas" ialah pegawai teknis berkeahlian khusus dari Departemen
Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja.
6. "ahli keselamatan kerja" ialah tenaga teknis berkeahlian khusus dari luar
Departemen Tenaga Kerja yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja untuk
mengawasi ditaatinya Undang-undang ini.
BAB II
RUANG LINGKUP
Pasal 2
1. Yang diatur oleh Undang-undang ini ialah keselamatan kerja dalam segala
tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air
maupun di udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik
Indonesia.
2. Ketentuan-ketentuan dalam ayat (1) tersebut berlaku dalam tempat kerja di
mana :
a. dibuat, dicoba, dipakai atau dipergunakan mesin, pesawat, alat, perkakas,
peralatan atau instalasi yang berbahaya atau dapat menimbulkan
kecelakaan atau peledakan;
b. dibuat, diolah, dipakai, dipergunakan, diperdagangkan, diangkut, atau
disimpan atau bahan yang dapat meledak, mudah terbakar, menggigit,
beracun, menimbulkan infeksi, bersuhu tinggi;

6
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

c. dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau


pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan
perairan, saluran atau terowongan di bawah tanah dan sebagainya atau
dimana dilakukan pekerjaan persiapan.
d. dilakukan usaha: pertanian, perkebunan, pembukaan hutan, pengerjaan
hutan, pengolahan kayu atau hasil hutan lainnya, peternakan, perikanan
dan lapangan kesehatan;
e. dilakukan usaha pertambangan dan pengolahan : emas, perak, logam atau
bijih logam lainnya, batu-batuan, gas, minyak atau minieral lainnya, baik
di permukaan atau di dalam bumi, maupun di dasar perairan;
f. dilakukan pengangkutan barang, binatang atau manusia, baik di darat,
melalui terowongan, dipermukaan air, dalam air maupun di udara;
g. dikerjakan bongkar muat barang muatan di kapal, perahu, dermaga, dok,
stasiun atau gudang;
h. dilakukan penyelamatan, pengambilan benda dan pekerjaan lain di dalam
air;
i. dilakukan pekerjaan dalam ketinggian diatas permukaan tanah atau
perairan;
j. dilakukan pekerjaan di bawah tekanan udara atau suhu yang tinggi atau
rendah;
k. dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah,
kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut
atau terpelanting;
l. dilakukan pekerjaan dalam tangki, sumur atau lobang;
m. terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, suhu, kotoran, api, asap, uap,
gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran;
n. dilakukan pembuangan atau pemusnahan sampah atau limbah;
o. dilakukan pemancaran, penyinaran atau penerimaan radio, radar, televisi,
atau telepon;
p. dilakukan pendidikan, pembinaan, percobaan, penyelidikan atau riset
(penelitian) yang menggunakan alat teknis;
q. dibangkitkan, dirobah, dikumpulkan, disimpan, dibagi-bagikan atau
disalurkan listrik, gas, minyak atau air;
r. diputar film, pertunjukan sandiwara atau diselenggarakan reaksi lainnya
yang memakai peralatan, instalasi listrik atau mekanik.
3. Dengan peraturan perundangan dapat ditunjuk sebagai tempat kerja,
ruangan-ruangan atau lapangan-lapangan lainnya yang dapat membahayakan
keselamatan atau kesehatan yang bekerja atau yang berada di ruangan atau
lapangan itu dan dapat dirubah perincian tersebut dalam ayat (2).

7
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk : 
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan
teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,

8
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

perlengkapan alat-alat perlindungan, pengujian dan pengesyahan,


pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda pengenal atas
bahan, barang, produk teknis dan aparat produk guna menjamin keselamatan
barang-barang itu sendiri, keselamatan tenaga kerja yang melakukannya dan
keselamatan umum.
3. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang
berkewajiban memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
BAB IV
PENGAWASAN
Pasal 5
1. Direktur melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini
sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan kerja ditugaskan
menjalankan pengawasan langsung terhadap ditaatinya Undang-undang ini
dan membantu pelaksanaannya.
2. Wewenang dan kewajiban direktur, pegawai pengawas dan ahli keselamatan
kerja dalam melaksanakan Undang-undang ini diatur dengan peraturan
perundangan.
Pasal 6
1. Barang siapa tidak dapat menerima keputusan direktur dapat mengajukan
permohonan banding kepada Panitia Banding.
2. Tata cara permohonan banding, susunan Panitia Banding, tugas Panitia
Banding dan lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
3. Keputusan Panitia Banding tidak dapat dibanding lagi.
Pasal 7
Untuk pengawasan berdasarkan Undang-undang ini pengusaha harus
membayar retribusi menurut ketentuan-ketentuan yang akan diatur dengan
peraturan perundangan.
Pasal 8
1. Pengurus di wajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan
kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya maupun akan
dipindahkan sesuai dengan sifat-sifat pekerjaan yang diberikan padanya.
2. Pengurus diwajibkan memeriksakan semua tenaga kerja yang berada di bawah
pimpinannya, secara berkala pada Dokter yang ditunjuk oleh Pengusaha dan
dibenarkan oleh Direktur.
3. Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan dengan peraturan
perundangan.
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 9
1. Pengurus diwajibkan menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja
baru tentang :
a. Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang dapat timbul dalam tempat
kerja;
b. Semua pengamanan dan alat-alat perlindungan yang diharuskan dalam
tempat kerja;

9
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

c. Alat-alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan;


d. Cara-cara dan sikap yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Pengurus hanya dapat mempekerjakan tenaga kerja yang bersangkutan
setelah ia yakin bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami syarat-syarat
tersebut di atas.
3. Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga
kerja yang berada di bawah pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan kesehatan
kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan.
4. Pengurus diwajibkan memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat dan
ketentuan-ketentuan yang berlaku bagi usaha dan tempat kerja yang
dijalankan.
BAB VI
PANITIA PEMBINA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pasal 10
1. Menteri Tenaga Kerja berwenang membertuk Panitia Pembina Keselamatan
Kerja guna memperkembangkan kerja sama, saling pengertian dan partisipasi
efektif dari pengusaha atau pengurus dan tenaga kerja dalam tempat-tempat
kerja untuk melaksanakan tugas dan kewajiban bersama di bidang keselamatan
dan kesehatan kerja, dalam rangka melancarkan usaha berproduksi.
2. Susunan Panitia Pembina dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, tugas dan
lain-lainnya ditetapkan oleh Menteri Tenaga Kerja.
BAB VII
KECELAKAAN
Pasal 11
1. Pengurus diwajibkan melaporkan tiap kecelakaan yang terjadi dalam tempat
kerja yang dipimpinnya, pada pejabat yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga
Kerja.
2. Tata cara pelaporan dan pemeriksaan kecelakaan oleh pegawai termaksud
dalam ayat (1) diatur dengan peraturan perundangan.
BAB VIII
KEWAJIBAN DAN HAK TENAGA KERJA
Pasal 12
Dengan peraturan perundangan diatur kewajiban dan atau hak tenaga kerja untuk:
a. Memberikan keterangan yang benar bila diminta oleh pegawai pengawas dan
atau keselamatan kerja; b. Memakai alat perlindungan diri yang diwajibkan; c.
Memenuhi dan mentaati semua syarat-syarat keselamatan dan kesehatan kerja
yang diwajibkan; d.Meminta pada Pengurus agar dilaksanakan semua syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang diwajibkan; e. Menyatakan keberatan
kerja pada pekerjaan dimana syarat kesehatan dan keselamatan kerja serta alat-
alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan olehnya kecuali dalam hal-hal
khususditentukan lain oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dapat dipertanggung jawabkan.

10
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
1. Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2. Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-
lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah).
3. Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.

Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada
waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di dalam satu tahun
sesudah Undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
menurut atau berdasarkan Undang-undang ini.

Pasal 17
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam Undang-
undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja
yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.

11
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1970
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1970
Sekretaris Negara Republik Indonesia,
ttd
ALAMSYAH

Berdasarkan hal – hal yang telah terinci dalam bab – bab dan pasal –
pasal pada undang – undang nomor 1 tahun 1970 tersebut diatas maka secara
umum pemerintah Indonesia telah mengakomodir perlindungan atas hak pekerja
di Indonesia tentang keselamatan diri mereka di tempat kerja masing – masing
bahkan terdapat sanksi.
B. Kesehatan Kerja
1. Pengertian
Kesehatan kerja berasal dari gabungan kata Kesehatan dan kerja. kata
Kesehatan terdiri dari kata dasar sehat. Dalam software KBBI gambar 1.4. oleh
Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar bahasa Indonesia edisi
III, arti kata selamat gambar 1.7. adalah:

Gambar 1.7. Arti Kata Sehat pada KBBI edisi III


Sumber: Software KBBI http://ebsoft.web.id

12
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

se·hat /séhat/ a 1 baik seluruh badan serta bagian-bagiannya (bebas dr sakit);


waras: sampai tua ia tetap -- krn rajin berolahraga
ke·se·hat·an n keadaan (hal) sehat; kebaikan keadaan (badan dsb);

Sedangkan arti kata kerja pada gabungan kata Kesehatan kerja pada software
KBBI oleh Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar bahasa
Indonesia edisi III gambar 1.8. adalah:

Gambar 1.8. Arti Kata Kerja pada KBBI edisi III


Sumber: Software KBBI http://ebsoft.web.id

ker·ja 1 n kegiatan melakukan sesuatu; yg dilakukan (diperbuat); 2 n sesuatu


yg dilakukan untuk mencari nafkah; mata pencaharian

Jadi dari dua pengertian dari software KBBI oleh Ebta Setiawan yang
dibuat berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III kata sehat dan
kerja bisa kita simpulkan Kesehatan kerja adalah keadaan baik seluruh tubuh
serta bagian-bagiannya dari sakit baik secara langsung maupun tidak langsung
pada saat bekerja mencari nafkah.

2. Undang-Undang Nomor 1 tahun 1970 Tentang Kesehatan Kerja


Seperti halnya keselamatan kerja, kesehatan kerja juga telah di undang-
undangkan oleh pemerintah Indonesia dengan keluarnya undang-undang
nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan. Berikut ini adalah isi dari undang-
undang kesehatan :

13
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA


NOMOR 23 TAHUN 1992
TENTANG
KESEHATAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Menimbang :
1. bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembangunan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan
nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan, yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber
daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan naional
yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia;
3. bahwa dengan memperhatikan peranan kesehatan diatas, diperlukan upaya
yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan
penyelenggaraan upaya kesehatan untuk kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu
4. bahwa dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud butir b dan butir c, beberapa undang-undang di bidang kesehatan
dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan
pembangunan kesehatan;
5. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Undang-
Undang tentang Kesehatan;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

14
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis;
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat;
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melaui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan;
5. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ
dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau
tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau
jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik;
6. Implan adalah bahan berupa obat dan atau alat kesehatan yang ditanamkan
ke dalam jaringan tubuh untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, pencegahan
dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan atau kosmetika;
7. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara,
obat, dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan ketrampilan
turun temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat;
8. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah secara bermakna baik lingkungan darat, udara, angkasa, maupun
air;
9. Sediman farmasi adalah obat, bahan obat, obat trdisional, dan kosmetik;
10. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman;
11. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit memulihkan
kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh;
12. Zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan psikis;

15
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

13. Pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu


sediaan farmasi, pengamanan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi
obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional;
14. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang diperlukan
untuk menyelenggarakan upaya kesehatan;
15. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat adalah suatu cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang paripurna berdasarkan asas
usaha bersama dan kekeluargaan, yang berkeseinambungan dan dengan mutu
yang terjamin serta pembiayaan yang dilaksanakan secara praupaya.
B A B II
ASAS DAN TUJUAN
Pasal 2
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berasaskan perikemanusiaan yang
berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, manfaat, usaha bersama dan kekeluargaan,
adil dan merata, perikehidupan dalam keseimbangan, serta kepercayaan akan
kemampuan dan kekuatan sendiri.
Pasal 3
Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemampuan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
B A B III
HAK DAN KEWAJIBAN
Pasal 4
Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan
yang optimal
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan
derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya.
B A B IV
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
Pasal 6
Pemerintah bertugas mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggarakan
upaya kesehatan
Pasal 7
Pemerintah bertugas menyelenggarakan upaya kesehatan yang merata dan
terjangkau oleh mayarakat.
Pasal 8
Pemerintah bertugas menggerakan peran serta masyarakat dalam
menyelenggarakan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi
sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap
terjamin.
Pasal 9
Pemerintah bertanggung jawab untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.

16
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

BABV
UPAYA KESEHATAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 10
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan.
Pasal 11
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dilaksanakan melalui kegiatan :
a. kesehatan keluarga;
b. perbaikan gizi;
c. pengamanan makanan dan minuman;
d. kesehatan lingkungan;
e. kesehatan kerja;
f. kesehatan jiwa;
g. pemberantasan penyakit;
h. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
i. penyuluhan kesehatan masyarakat;
j. pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
k. pengamanan zat adiktif;
l. kesehatan sekolah;
m. kesehatan olah raga;
n. pengobatan tradisional;
o. kesehatan matra;
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didukung oleh sumber daya kesehatan.
Bagian Kedua
Kesehatan Keluarga
Pasal 12
1. Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil,
bahagia, dan sejahtera.
2. Kesehatan keluarga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kesehatan
suami istri, anak, dan anggota keluarga lainnya.
Pasal 13
Kesehatan suami istri diutamakan pada upaya pengaturan kelahiran dalam rangka
menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis.
Pasal 14
Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa prakehamilan, kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa di luar kehamilan, dan persalinan
Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.

17
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat
dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersngkutan atau suami atau
keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 16
1. Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapatkan keturunan.
2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan,
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara
alami sebagai dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
1. Kesehatan anak diselengarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia
prasekolah dan usia sekolah.
Pasal 18
1. Setiap keluarga melakukan dan mengembangkan kesehatan keluarga dalam
keluarganya.
2. Pemerintah membantu pelaksanaan dan mengembangkan kesehatan
keluarga melalui penyediaan sarana dan prasarana atau dengan kegiatan yang
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
Pasal 19
1. Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif.
2. Pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan manusia usia
lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal.

18
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian Ketiga
Perbaikan Gizi
Pasal 20
1. Perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
gizi.
2. Perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi, pencegahan,
penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi salah.
Bagian Keempat
Pengamanan Makanan dan Minuman
Pasal 21
1. Pengaman makanan dan minuman diselenggarakan utuk melindungi
masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar
dan atau persyaratan kesehatan.
2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi
a. bahan yang dipakai;
b. komposisi setiap bahan;
c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa;
d. ketenuan lainnya.
3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,
dan disita untuk dimusnakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kelima
Kesehatan Lingkungan
Pasal 22
1. Kesehatan lingkngan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan
limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian
vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.

19
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

5. Ketentuan mengenai penyelenggaraan kesehatan lingkungan sebagaimana


dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2), Ayat (3), dan Ayat 4) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Bagian keenam
Kesehatan Kerja
Pasal 23
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,pencegahan penyakit
akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketujuh
Kesehatan Jiwa
Pasal 24
1. Kesehatan jiwa diselenggarakan untuk mewujudkan jiwa yang sehat secara
optimal baik intelektual maupun emosional.
2. Kesehatan jiwa meliputi pemeliharaan dan peningkatan kesehatan jiwa,
pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan jiwa,
penyembuhan dan pemulihan penderita gangguan jiwa.
3. Kesehatan jiwa dilakukan oleh perorangan, lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan pekerjaan, lingkungan masyarakat, didukung sarana
pelayanan kesehatan jiwa dan sarana lainnya.
Pasal 25
1. Pemerintah melakukan pengobatan dan perawatan, pemulihan, dan
penyaluran bekas penderita gangguan jiwa yang telah selesai menjalani
pengobatan dan atau perawatan ke dalam masyarakat.
2. Pemerintah membangkitkan, membantu, dan membina kegiatan masyarakat
dalam pencegahan dan penanggulangan masalah psikososial dan gangguan
jiwa, pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa, pemulihan serta
penyaluran bekas penderita ke dalam masyarakat.
Pasal 26
1. Penderita gangguan jiwa yang dapat menimbulkan gangguan terhadap
keamanan dan ketertiban umum wajib diobati dan dirawat di sarana pelayanan
kesehatan jiwa atau sarana pelayanan kesehatan lainnya.
2. Pengobatan dan perawatan penderita gangguan jiwa dapat dilakukan atas
permintaan suami atau istri atau wali atau anggota keluarga penderita atau
atas prakarsa pejabat yang bertanggung jawa atas keamanan dan ketertiban
di wilayah setempat atau haakim pengadilan bilamana dalam suatu perkara
timbul persangkaan bahwa yang bersangkutan adalah penderita gangguan
jwa.
Pasal 27
Ketentuan mengenai kesehatan jiwa dan upaya penanggulangannya ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.

20
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

 Bagian Kedelapan
Pemberantasan Penyakit
Pasal 28
1. Pemberantasan Penyakit diselenggarakan untuk menurunkan angka kesakitan
dan atau angka kematian.
2. Pemberantasan penyakit dilaksanakan terhadap penyakit menular dan
penyakit tidak menular.
3. Pemberantasan penyakit menular atau penyakit yang dapat menimbulkan
angka kesakitan dan atau angka kematian yang tinggi dilaksanakan sedini
mungkin.
Pasal 29
Pemberantasan penyakit tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan
mengurangi penyakit dengan perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat dan
dengan cara lain.
Pasal 30
Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit,
tindakan karantina, dan upaya lain yang diperlukan.
Pasal 31
Pemberantasan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit
karantina dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Bagian Kesembilan
Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
Pasal 32
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatn diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi
badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan dan atau perawatan.
3. Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pelaksanakan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
5. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengobatan dan atau perawatan berdasarkan cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 33
1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan
atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan rekonstruksi.
2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
dilarang untuk tujuan komersial.

21
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Pasal 34
1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan
donor dan ahli waris atau keluarganya,
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 35
1. Transfusi darah hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
2. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara transfusi darah sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 36
1. Implan obat dan atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
2. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan impaln sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
1. Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana
kesehatan tertentu.
2. Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tatacara bedah plastik dan rekonstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemeintah.
Bagian Kesepuluh
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Pasal 38
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat, dan
aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.
2. Ketentuan mengenai penyuluhan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Perauran Pemerintah.
Bagian Kesebelas
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Pasal 39
Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya yang dsebabkan oleh penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan atau
keamanan dan atau kemanfaatan.

22
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Pasal 40
1. Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi syarat
farmakope Indonesia atau baku standar lainnya.
2. Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat
kesehatan harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan.
Pasal 41
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya apat diedarkan setelah mendapat
izin edar
2. Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
persyaratan objektivias dan kelengkapan serta tidak menyesatkan.
3. Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan penarikan
dari peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah memperoleh
izin edar, yang kemudian tebukti tidak memenuhi mutu dan atau keamanan
dan atau kemanfaatan, dapat disita dan dimusnakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 42
Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan
farmasi yang beredar.
Pasal 43
Ketentuan tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Bagian Kedua Belas
Pengamanan Zat Adiktif
Pasal 44
1. Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan
agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perorangan keluarga,
masyarakat, dan lingkungannya.
2. Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif
harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan.
3. Ketentuan mengenai pengaman bahan mengandung zat adiktif sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga Belas
Kesehatan Sekolah
Pasal 45
1. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
2. Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diselenggarakan
melalui sekolah atau lembaga pendidikan lain.
3. Ketentuan mengenai kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

23
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian Keempat Belas


Kesehatan Olahraga
Pasal 46
1. Kesehatan olahraga diselenggarakan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan melalui kegiatan olahraga
2. Kesehatan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diselenggarakan
melalui sarana olahraga atau sarana lain.
3. Ketentuan mengenai kesehatan olahraga sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) dan Ayat(2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kelima Belas
Pengobatan Tradisional
Pasal 47
1. Pengobatan tradisional merupakan salah satu upaya pengobatan dan atau
perawatan cara lain diluar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan.
2. Pengobatan tradisional sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) perlu dibina dan
diawasi untuk diarahkan agar dapat menjadi pengobatan dan atau perawatan
cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya.
3. Pengobatan tradisional yang sudah dapat dipertanggungjawabkan maanfaat
dan keamanannya perlu terus ditingkatkan dan dikembangkan untuk digunakan
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
4. Ketentuan mengenai pengobatan tradisional sebagamana dimaksud dalam
Ayat (2) dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keenam Belas
Kesehatan Matra
Pasal 48
1. Kesehatan matra sebagai bentuk khusus upaya kesehatan diselenggarakan
untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dalam lingkungan matra
yang serba berubah.
2. Kesehatan matra meliputi kesehatan lapangan, kesehatan kelautan dan bawah
air, serta kesehatan kedirgantaraan.
3. Ketentuan mengenai kesehatan matra sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dan ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
SUMBER DAYA KESEHATAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 49
Sumber daya kesehatan meupakan semua perangkat keras dan perangkat lunak
yang diperlukan sebagai pendukung penyelenggaraan upaa kesehatan, melputi :
a. Tenaga kesehatan;
b. Sarana kesehatan;
c. Perbekalan kesehatan;
d. Pembiayaan kesehatan;
e. Pengelolaan kesehatan;
f. Penelitian dan pengembangan kesehatan.

24
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian Kedua
Tenaga Kesehatan
Pasal 50
1. Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan
kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
2. Ketentuan mengenai kategori, jenis, dan kualifikasi tenaga kesehatan
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
1. Pengadaan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan diselenggarakan
antara lain melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 52
1. Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan.
2. Ketentuan mengenai penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 53
1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Tanaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
3. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan yang bersangkutan.
4. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 54
1. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
2. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) ditentukan oleh Majelis disiplin Tenaga Kesehatan.
3. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja Majelis
Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 55
1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan.
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

25
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian Ketiga
Sarana Kesehatan
Pasal 56
1. Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat,
apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana
kesehatan lainnya.
2. Sarana kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dapat diselenggarakan
oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Pasal 57
1. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau kesehatan penunjang.
2. Sarana kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) tetap memperhatikan fungsi sosial.
3. Sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan
dan pelatihan serta penelitihan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Pasal 58
1. Sarana kesehatan tertentu yang diselenggarakan masyarakat harus berbentuk
badan hukum.
2. Sarana kesehatan tertentu sebagaiamana dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan
oleh pemerintah.
Pasal 59
1. Semua penyelenggaraan sarana kesehatan haarus memiliki izin.
2. Izin penyelenggaraan sarana kesehatan diberikan dengan memperhatikan
pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3. Ketentuan mengenai sayarat dan tata cara memperoleh izin penyelenggaraan
sarana kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keempat
Perbekalan Kesehatan
Pasal 60
Perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan lainnya.
Pasal 61
1. Pengolahan perbekalan kesehatan dilakukan agar dapat terpenuhinya
kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta perbekalan lainnya yang
terjangkau oleh masyarakat.
2. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa sediaan farmasi dan alat
kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan
kemanfaatan, harga, dan faktor yang berkaitan dengan pemerataan penyediaan
perbekalan kesehatan.
3. Pemerintah membantu penyediaan perbekalan kesehatan yang menurut
pertimbangan diperlukan oleh sarana kesehatan.

26
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Pasal 62
1. Pengadaan dan penggunaan sediaan faarmasi dan alat kesehatan dibina
dan diarahkan agar menggunakan potensi nasional yang tersedia dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup termasuk sumber daya alam
dan sosial budaya.
2. Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik yang berlaku dan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam farmakope Indonesia atau buku standar lainnya dan atau syarat lain
yang ditetapkan.
3. Pemerintah mendorong, membina, dan mengarahkan pemanfaatan obat
tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mewujudkan
drajat kesehatan yang optimal.
Pasal 63
1. Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan
sediaan farmasi harus dilakuan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
2. Ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 64
Ketentuan mengenai perbekalan kesehatan ditetakan dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kelima
Pembiayaan Kesehatan
Pasal 65
1. Penyelengaraan upaya kesehatan dibiayai oleh pemerintah dan atau
masyarakat.
2. Pemerintah membantu upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
terutama upaya kesehatan bagi masyarakat rentan.
Pasal 66
1. Pemerintah mengembangkan, membina, dan mendorong jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai cara yang dijadikan landasan
setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya
dilaksanakan secara praupaya, berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan.
2. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyaarakat merupakan cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dan pembiayaannya, dikelola
secara terpadu untuk tujuan meningkatkan derajat kesehatan, wajib
dilaksanakan oleh setiap penyelenggara.
3. Penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat harus berbentuk
badan hukum dan memiliki izin operasional serta kepesertaannya bersifat
aktif.
4. Ketentuan mengenai penyelengaraan jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

27
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Bagian Keenam
Pengelolaan Kesehatan
Pasal 67
1. Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
masyarakat diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan
aagar upaya kesehatan dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan
berhasilguna.
2. Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian program
serta sumber daya yang dapat menunjang peningkatan upaya kesehatan.
Pasal 68
Pengelolaan kesehatan yang diselengarakan oleh pemerintah dilaksanakan oleh
perangkat kesehatan dan badan pemerintah lainnya, baik di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah.
Bagian Ketujuh
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pasal 69
1. Penelitian dan pengembangna kesehatan dilaksanakan untuk memilih dan
menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
2. Penelitian pengembangan, dan penerapan hasil penelitian pada manusia
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan
norma yang berlaku dalam masyarakat.
3. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan pada manusia haarus dilakukan dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
4. Ketentuan mengenai penelitian, pengembangan, dan penerapan hasil
penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan Ayat (3)
ditetapkan dengan Peraturan pemerintah.
Pasal 70
1. Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan bedah
mayat untuk penyelidikan sebab penyakit dan atau sebab kematian serta
pendidikan tanaga kesehatan.
2. Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
3. Ketentuan mengenai bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan
Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 71
1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
2. Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang kesehatan agar dpat lebih berdayaguna dan
berhasilguna.

28
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara peranan serta masyarakat dibidang
kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
1. Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam ikut
menentukan kebijaksanaan pemerintah pada penyelenggaraan kesehatan
dapat dilakukan melalui Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang
beranggotakan tokoh masyarakat dan pakar lainnya.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi, dan tata kerja Badan
Pertimbangan Kesehatan Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 73
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan upaya kesehatan.
Pasal 74
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 diarahkan untuk
1. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal;
2. terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan perbekalan
kesehatan yang cukup, aman, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat;
3. melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan atau bahaya terhadap kesehatan;
4. memberikan kemudahan dalam rangka menunjang peningkatan upaya
kesehatan;
5. meningkatkan mutu pengabdian profesi tenaga kesehatan.
Pasal 75
Ketentuan mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 dan
Pasal 74 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 76
Pemerintah melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan upaya kesehatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Pasal 77
Pemerintah berwenang mengambil tindakan administratif terhadap tenaga
kesehatan dan atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang ini.
Pasal 78
Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

29
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

BAB IX
PENYIDIKAN
Pasal 79
1. Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia juga kepada pejabat
pegawai negeri tertentu di Departemen Kesehatan diberi wewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76; Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor
3209) untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) berwenang
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang
tindak pidana di bidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang tindak
pidana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam
perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dlam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak cukup bukti yang membuktikan
tentang adanya tindak pidana di bidang kesehatan.
3. Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dlam Ayat (2) dilaksanakan
menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB X
KETETUAN PIDANA
Pasal 80
1. Barangsiapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu
hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 Ayat (1) dan Ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
2. barangsiapa dengan sengaja menghimpun dana dari masyarakat untuk
menyelenggaraakan pemeliharaan kesehatan, yang tidak berbentuk badan
hukum dan tidak memiliki izin operasional serta tidak melaksanakan
ketentuan tentang jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 Ayat (2) dan Ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Barangsiapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial
dalam melaksanakan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau
transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 aayat (2) dipidana

30
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
4. Barangsiapa dengan sengaja
a. mengedarkan makanan dan atau minuman yang tidak memenuhi standar
dan atau persyaratan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 21 Ayat (3);
b. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau
bahan obat yang tidak memenuhi syarat farmakope Indonesia dan atau
uku standar lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 Ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 81
1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan degan sengaja
a. melakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1);
b. melakukan implan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dlam Pasal 36
Ayat (1);
c. melakukan bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 37 ayat (1);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp. 140.000.000.00 (seratus empat puluh juga rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja
a. a. mengambil organ dari seorang donor tanpa memperhatikan kesehatan
donor dan atau tanpa persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2);
b. b. memproduksi dan atau mengedarkan alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 Ayat (2);
c. c. mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa izin edar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1);
d. d. menyelenggarakan penelitian dan atau pengmbangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan pada manusia tanpa memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan serta norma yang berlaku dalam
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2) dan Ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (trujuh) tahun dan aatau pidana
denda paling banyak Rp. 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah).
Pasal 82
1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja
a. melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 Ayat (4);
b. melakukan transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat
(1);
c. melakukan implan obat sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (10);
d. melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1);
e. melakukan bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2);

31
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

f. dipidana dengan pidana penjara paing lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana dengan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja
1. melakukan upaya kehamilan diluar cara alami yang tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Ayat (2);
2. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat
tradisional yang tidak memenuhi standar dan tau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 40 Ayat (2);
3. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmassi berupa kosmetika
yang tidak memenuhi standar dan tatau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 40 ayat (2);
4. mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan penandan dan informasi sebagaimana dimassud
dalam Pasal 41 Ayat (2);
5. memproduksi dan atau menggedarkan bahan yang mengandung zat adiktif
yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Ayat (2);
6. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 83
Ancaman pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 80, Pasal 81, dam Pasal
82 ditambah seperempat apabila menimbulkan luka berat atau sepertiga apabila
menimbulkan kematian.
Pasal 84
Barangsiapa
1. mengedarkan makanan dan atau minuman yang dikemas tanpa mencantumkan
tanda atau label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Ayat (2)
2. menyelenggarakan tempat atau sarana pelayanan umum yang tidak memenuhi
ketentuan standar dan atau persyaratan lingkungan yang sehat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4);
3. menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3);
4. menghalangi penderita gangguan jiwa yang akan diobaati dan atau dirawat
pada sarana pelayanan kesehatan jiwa atau sarana pelayanan kesehatan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1);
5. menyelenggarakan sarana kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat (1) atau tidak memilki izin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 Ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Pasal 85
1. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 80, Pasal 81, dan Pasal 82
adalah kejahatan.
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 84 adalah pelanggaran.

32
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Pasal 86
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan undang-undang ini dapat
ditetapkan denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 87
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan
dari
1. Undang-undang Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembukaan apotik (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 18)
2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1953 tentang Penunjukan Rumah Sakit-
Rumah Sakit Pertikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-Orang
Yang Kurang Mampu (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2068);
4. Undang-undang Nomr 11 Tahun 1962 tentang Hygiene untuk Usaha-usaha
bagi Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2475);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun tentang Tenaga Kesehatan (Lembaga Negara
tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaga Negara
tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 tentang Wajib Kerja Tenaga Paramedis
(Lembaga Negara tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2698);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran negara
tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804);
9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 tentang Kesehatn Jiwa (Lembaran
Negara tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805);
Pada saat diundangkannya undang-undang ini masih tetap berlaku, sepanjang
tidak bertentangan dan atau belum diganti degan peraturan yang baru berdasarkan
undang-undang ini.
Pasal 88
1. Dengan berlakunya undang-undang ini sarana kesehatan tertentu yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang belum berbentuk dalam hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat (1), tetap dapat melaksanakan,
fungsinya sampai dengan disesuaikan bentuk badan hukumnya.
2. Penyesuaian bentuk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Aat (1)
wajib dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak tanggal mulai
berlakunya undang-undang ini.

33
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 89
Dengan berlakunya undang-undang ini, maka
Undang-undang Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembukaan Apotik (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 8);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1953 tentang Penunjukan Rumah sakit-Rumah
Sakit Partikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-orang Yang Kurang
Mampu(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomr 2068);
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha-usaha Bagi
Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
2475);
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1963 Tahun 1963 Nomor 79, tambahan Lembaran Negara Nomor
2576);
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 Nomor 1964 tentang Wajib Kerja Tenaga
Paramedis (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2698);
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran Negara Tahun
1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804);
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa (Lembaran Negara
Tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805) dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 90
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 September 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 September 1992
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Ttd

MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1992 Nomor 100
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3495

34
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Berdasarkan hal – hal yang telah terinci dalam bab – bab dan pasal – pasal
pada undang – undang nomor 23 tahun 1992 tersebut diatas maka secara umum
pemerintah Indonesia telah mengakomodir perlindungan atas hak pekerja di
Indonesia tentang Kesehatan diri mereka di tempat kerja masing – masing bahkan
terdapat sanksi. Pada Bagian keenam tentang Kesehatan Kerja Pasal 23 bahkan
diperinci tentang kesehatan kerja berikut ini :
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,pencegahan penyakit
akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

C. Alat Pelindung Diri


Alat Pelindung Diri atau APD adalah peralatan keselamatan yang berfungsi
melindungi diri kita dari hal-hal yang menyebabkan kita cidera maupun terkena
penyakit dalam jangka panjang. Alat-alat tersebut wajib dipakai pada saat kit
bekerja pada bidang tertentu.
Berdasarkan fungsinya, alat pelindung diri dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kategori antara lain alat pelindung area kepala, alat pelindung area
tubuh, dan alat pelindung anggota tubuh.
1. Alat Pelindung Area Kepala
Alat pelindung area kepala adalah peralatan pelindung yang dipakai
atau digunakan untuk melindungi kepala dan anggota tubuh di kepala seperti
otak, mata, telinga, wajah, mulut, dan hidung. Berikut ini adalah contoh alat
pelindung kepala :
a. Helm
Salah satu alat pelindung diri yang paling sering dipakai adalah
helm. Helm berfungsi untuk melindungi kepala dan otak kita dari
benturan-benturan. Sebuah benturan keras pada kepala dapat berakibat
fatal seperti gegar otak yang berakibat rusaknya jaringan otak, penurunan
daya ingat, bahkan dapat menyebabkan kematian. Helm keselamatan
biasanya dibuat sedemikian mungkin untuk melindungi seluruh bagian
otak. Untuk area-area kerja tertentu helm dibuat menutupi seluruh area
kepala sekaligus sebagai pelindung bagian-bagian tubuh yang ada di
kepala seperti mata, telinga, hidung, dan mulut.

35
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.9. Penggunaan Helm Pelindung Kepala Saat di Dalam Area Kerja
Sumber: koleksi penulis

b. Kacamata
Saat melakukan pekerjaan bengkel seperti menyolder, mengelas,
mengebor, memotong besi atau plat dengan gerinda, dan lain-lain salah
satu anggota tubuh di kepala yang paling riskan cidera terkena loncatan
partikel benda kerja seperti besi bram bahkan asap solder atau las adalah
mata. Dan sayangnya partikel kecil pun dapat menyebabkan kerusakan
parah pada mata. Untuk itu dibutuhkan alat pelindung mata daari loncatan
partikel-partikel tersebut. Kacamata adalah salah satu alat pelindung
mata dari hal-hal tersebut.

Gambar 1.10. Penggunaan Kacamata Saat Menyolder Melindungi Mata dari Asap Solder
Sumber: koleksi penulis
c. Penutup telinga
Suara bising mesin maupun sistem audio area kerja dapat merusak
pendengaran kita dalam jangka waktu yang lama tanpa kita sadari. Untuk
itu, agar telinga kita terlindungi dari bisingnya suara, maka dibutuhkan
penutup telinga disamping juga sebagai sarana komunikasi.

36
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.11. Penggunaan penutup telinga sekaligus sarana komunikasi untuk mengindari suara bising
Sumber: koleksi penulis
d. Penutup wajah
Penutup wajah mutlak diperlukan pada saat mengelas atau menggerinda.
Hal ini agar wajah kita tidak terkena percikan bunga api las. Penutup
wajah pada saat mengelas juga berfungsi melindungi mata kita dari sinar
las yang berintensitas tinggi.

Gambar 1.12. Penggunaan Penutup Wajah Saat Menggerinda


Sumber: https://www.ruparupa.com/blog/alat-pelindung-diri-kesehatan-dan-keselamatan-kerja-k3/

e. Masker mulut dan hidung


Pada area tertentu seperti ruang yang berasap beracun atau berkadar
gas tinggi, dibutuhkan masker mulut dan hidung. Untuk area ekstrem
terkadang masker ini terhubung dengan tabung gas oksigen agar sistem
pernafasan kita tidak terganggu.

37
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.13. Penggunaan Penutup Mulut dan Hidung


Sumber: https://www.ansell.com/us/en/campaigns/feelequipped
2. Alat Pelindung Area Tubuh
Alat pelindung area tubuh berfungsi untuk melindungi bagian tubuh utama
dari amcaman cedera maupun noda. Contoh dari alat pelindung area tubuh
misalnya apron atau celemek, wearpack.
a. Apron atau celemek
Apron atau celemek berfungsi untuk menutupi bagian depan tubuh kita
dari cipratan noda misalnya pada saat proses pengecatan objek. Atau
untuk yang lebih ekstrem lagi pada saat mengelas atau menggerinda.

Gambar 1.14. Penggunaan Apron atau Celemek pada Pekerjaan Metalurgi


Sumber: https://id.aliexpress.com/item/32900172723.html
b. Wearpack
Perangkat wajib yang sering dipakai pekerja teknik adalah wearpack.
Wearpack didesain agar senyaman mungkin saat bekerja dan dapat
menutupi anggota tubuh. Bahan wearpack sendiri juga dipilih dari bahan
yang kuat namun tidak panas dan tidak mengganggu pergerakan kita.

38
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.15. Penggunaan wearpack untuk melindungi seluruh anggota tubuh kita
Sumber: https://listed.id/coverallid/konveksi-wearpack-bengkel

3. Alat Pelindung Anggota Tubuh


Anggota tubuh dalam hal ini adalah tangan dan kaki. Pada pekerjaan-
pekerjaan tertentu dibutuhkan pelindung untuk tangan dan kaki kita.
Pelindung untuk tangan adalah sarung tangan sedangkan untuk kaki kita
adalah sepatu.
a. Alat pelindung tangan
Alat pelindung tangan kita antara lain untuk melindungi tangan dari
bahaya luka bakar, panas api maupun cairan, bahan korosif seperti karat,
bahan kimia berbahaya, dan lain sebagainya.

Gambar 1.16. Penggunaan sarung tangan bahan kain untuk melindungi tangan dari bahaya bahan
korosif karat
Sumber: koleksi penulis

39
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Alat pelindung kaki


Alat pelindung kaki adalah sepatu, berbagai macam sepatu dengan fungsi
perlindungan yang berbeda-beda dan juga dengan keunggulan masing-
masing.

Gambar 1.17. Sepatu Safety Sesuai Penggunaan pada Bidang Kerja Tertentu
Sumber: http://blog.safetyshoes.co.id/pengertian-safety-shoes/
4. Alat Pelindung Diri di Laboratorium Elektronika
Alat pelindung diri untuk bidang elektronika banyak sekali macamnya.
Beberapa alat pelindung diri diantaranya adalah pelindung area kepala,
pelindung tubuh, dan pelindung anggota tubuh. Berikut ini beberapa alat
pelidung diri dalam laboratorium elektronika.
a. Alat pelindung area kepala
1) Kacamata
Didalam laboratorium elektronika kacamata digunakan untuk
melindungi mata dari bahaya asap solder, percikan obyek pada saat
mengebor maupun menggerinda.
2) Masker
Masker digunakan untuk melindungi paru – paru kita dari asap solder
danjuga asap panas hasil kontak pisau gerinda dengan obj=yek yang
kita potong atau tipiskan
3) Penutup telinga
Penutup telingan digunakan saat kita mensetting audio didalam
laboratorium elektronika maupun audio outdoor, karena
mendengarkan suara bising secara terus menerus dapat merusak
permanen pendengaran kita
b. Alat pelindung tubuh
1) Wearpack
2) Waerpack berfungsi untuk melindungi seluruh anggota tubuh kita
dari obyek-obyek kecil yang tidak begitu berbahaya juga cairan yang
tidak terlalu berbahaya agar tidak kontak langsung dengan kulit kita.
3) Apron
Apron atau disebut juga dengan celemek adalah penutup tubuh kita
bagian depan. Apron melindungi kita dari percikan bunga api, cairan

40
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

kimia, dan objek yang terlempar.


c. Alat pelindung anggota tubuh
1) Sarung tangan karet
Sarung tangan digunakan saat kita memasang instalasi kelistrikan
agar tidak tesengat listrik.
2) Sepatu karet atau bersol karet
Sepatu karet atau sepatu ber sol karet mutlak dibutuhkan untuk
menjaga kita agar tidak tersengat listrik saat memasang instalasi
listrik. Karena dengan sepatu karet atausepatu bersol karet maka
tubuh kita tidak terkoneksi dengan ground sehingga listrik tidak
megalir di tubuh kita.

D. Penerapan K3 Dalam Bidang Elektronika


1. Simbol-Simbol Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)
Berikut ini adalah beberapa contoh symbol-simbol keselamatan dan kesehatan
kerja (K3) yang sering kita temui di dunia industri

Gambar 1.18. Simbol dan Kode Warna Peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

41
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.19. Kode Warna Peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

Gambar 1.20. Rambu Larangan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

42
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.21. Rambu Perintah Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

Gambar 1.22. Rambu Waspada Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

43
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.23. Rambu Pertolongan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

Gambar 1.23. Rambu Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/

44
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2. Poster Peringatan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3)


Berikut ini adalah beberapa contoh poster-poster peringatan keselamatan
dan kesehatan kerja (K3) yang sering kita temui di dunia industri

Gambar 1.24. Poster Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://k3lh.com/2016/08/26/safety-poster-k3/

3. Simbol dan Poster Peringatan Keselamatan dan Keamanan Kerja Dalam Bidang
Elektronika
Berikut ini adalah beberapa contoh poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang sering kita temui di bidang elektronika.

45
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 1.25. Poster Informasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sumber: https://k3lh.com/2016/08/26/safety-poster-k3/

46
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CONTOH SOAL

1. Sebutkan inti dari undang-undang keselamatan kerja nomor 1 tahun 1970!


2. Sebutkan inti dari undang-undang kesehatan kerja nomor 23 tahun 1992!
3. Sebutkan fungsi dari alat pelindung diri berikut ini :
a. Helm
b. Kacamata
c. Penutup telinga
d. Penutup wajah
e. Masker mulut dan hidung
4. Sebutkan ancaman-ancaman keselamatan yang mungkin terjadi di
laboratoium elektronika !
5. Sebutkan peralatan keselamatan diri yang wajib kita pakai saat merakit
perangkat elektronika !
Kunci Jawaban :
1. Undang-undang keselamatan kerja nomor 1 tahun 1970 mengatur tentang
hak pekerja atas keselamatan kerja dan kewajiban pemberi kerja untuk
memfasilitasinya.
2. Undang-undang kesehatan kerja nomor 23 tahun 1992 mengatur tentang hak
pekerja atas kesehatan dan kewajiban pemberi kerja untuk memfasilitasinya.
3. Fungsi dari alat pelindung diri berikut ini adalah :
a. Helm : melindungi otak dan kepala dari benturan
b. Kacamata : melindungi mata dari asap dan percikan
benda kerja
c. Penutup telinga : melindungi pendengaran dari suara bising
d. Penutup wajah : melindungi wajah kita dari percikan benda
kerja
e. Masker mulut dan hidung : melindungi paru-paru dari asap atau gas
beracun
4. Beberapa ancaman-ancaman keselamatan yang mungkin terjadi di
laboratoium elektronika :
a. Kebakaran
b. Tersengat listrik
c. Terkena atau terpapas asap penyolderan
5. Beberapa peralatan keselamatan diri yang wajib kita pakai saat merakit
perangkat elektronika :
a. Kacamata
b. Penutup hidung dan mulut
c. Sarung tangan
d. Wearpack

47
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Sejarah K3 di Indonesia

Sejarah keselamatan kerja di Negara Indonesia (k3)


di mulai setelah Belanda hadir ke Indonesia pada
era ke-17. Saat itu, permasalahan keselamatan kerja
di lokasi Indonesia mulai terasa untuk melindungi
modal yang ditanam untuk industri. Saat jumlah
ketel uap yang dipakai industri Indonesia sekitar
120 ketel uap, hingga munculah undang-undang
tentang kerja ketel uap di tahun 1853.
Pada tahun 1898, jumlah ketel uap yang dipakai industri kerja makin
bertambah jadi 2.277 ketel uap. Tahun 1890 lalu dikeluarkan ketentuan mengenai
pemasangan serta penggunaan jaringan listrik di lokasi Indonesia. Menyusul
pada tahun 1907, dikeluarkan ketentuan mengenai pengangkutan obat, senjata,
petasan, peluru serta beberapa bahan yang bisa meledak serta berdampak pada
keselamatan kerja.
Veiligheids Reglement serta pengaturan khusus menjadi pelengkap
ketentuan pengerjaannya dikeluarkan pada tahun 1905. Lalu direvisi pada tahun
1910 di mana pengawasan undang-undang kerja dikerjakan oleh Veiligheids
Toezich. Sedang pada tahun 1912 muncul pelarang pada pemakaian fosfor putih.
Undang-undang pengawasan kerja yang berisi kesehatan serta keselamatan kerja
atau K3 dikeluarkan tahun 1916. Pada tahun 1927 lahir undang-undang masalah
serta di tahun 1930 pemerintah Hindia Belanda membuat revisi undang-undang
ketel uap.Riwayat keselamatan kerja di Negara Indonesia (k3) di mulai setelah
Belanda hadir ke Indonesia pada era ke-17.
Saat terjadi perang dunia ke II, sedikit catatan riwayat tentang keselamatan dan
kesehatan industri kerja, karena waktu itu masih dalam situasi perang hingga
banyak industri yang berhenti beroprasi. Semenjak zaman kemerdekaan, riwayat
keselamatan kerja berkembang sama dengan dinamika bangsa Indonesia.
Beberapa waktu setelah Proklamasi, undang-undang kerja serta undang-undang
kecelakaan (khususnya tersangkut permasalahan kompensasi) mulai dibuat. Di
tahun 1957 didirikanlah Instansi Kesehatan serta Keselamatan Kerja.
Sedang di tahun 1970, undang-undang no I mengenai keselamatan kerja dibuat.
Undang-undang ini sendiri dibuat jadi alternatif Veiligheids Reglement tahun
1920. Sejarah selanjutnya pada tahun 1969, berdirilah ikatan Higiene Perusahaan,
Kesehatan serta keselamatan kerja, serta di tahun 1969 dibuat laboratorium
keselamatan kerja.
Di tahun 1957, diselenggarakan seminar nasional Higiene Perusahaan
serta Keselamatan Kerja K3 dengan topik penerapan Keselamatan Kerja Untuk
Pembangunan. Persisnya di bulan Februari 1990, Fakultas Kedokteran Unissula
yang bekerja bersama dengan Rumah Sakit Sultan Agung Semarang mengadakan
simposium gangguan pendengaran karena kerja yang di buka oleh Menteri Tenaga
Kerja Republik Indonesia yang saat itu dijabat oleh Cosmas Batubara.
Sumber: https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-
apd-k3-jenis-apd/

48
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai Keselamatan dan kesehatan


kerja serta materi pendukung lainnya kalian dapat mengunjungi link di bawah
atau menggunakan kode QR di samping. Materi yang disajikan link di bawah
terdapat referensi yang lain untuk menabah wawasan.

https://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-keselamatan-kerja/
https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-apd-k3-
jenis-apd/

RANGKUMAN
1. Keselamatan kerja adalah kegiatan atau sistem yang dibuat agar terbebas dari
bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya, malapetaka; bencana; tidak
kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, pada saat mencari
nafkah
2. Kesehatan kerja adalah keadaan baik seluruh tubuh serta bagian-bagiannya
dari sakit baik secara langsung maupun tidak langsung pada saat bekerja
mencari nafkah.
3. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 adalat tentang tentang keselamatan
kerja.
4. Hal tentang kesehatan kerja terdapat pada undang-undang nomor 23 tahun
1992 tentang kesehatan kerja
5. Alat pelindung diri (apd) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Alat pelindung kepala antara lain : helmet (topi pengaman), safety glass
(kacamata pengaman), masker, respirator, ear plugs (penutup telinga).
b. Alat pelindung badan antara lain : apron, jas laboratorium
c. Alat pelindung anggota badan diantaranya adalah : sepatu pelindung (safety
shoes/boot), sarung tangan (hand gloves).
6. Kode warna kelompok simbol keselamatan dan kesehatan kerja.

49
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

TUGAS MANDIRI

Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kewajiban bagi perusahaan dan pekerja,
coba carilah informasi beberapa program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja sebuah perusahaan dari berbagai sumber belajar (internet, buku teks, guru,
dan lain-lain), kemudian tuliskan hasil pekerjaan kalian pada buku tugas masing-
masing!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keselamatan kerja !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kesehatan kerja !
3. Sebutkan 5 alat pelindung diri dan jelaskan fungsinya masing-masing !
4. Sebutkan undang-undang yang berisi tentang keselamatan kerja dan undang-
undang yang berisi tentang kesehatan kerja !
5. Berikan 5 contoh simbol peringatan keselamatan dan kesehatan kerja di
bidang elektronika !

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada
bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda
diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini
kalian akan sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya.

50
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BAB
PERALATAN KERJA BENGKEL II
BAB II PERALATAN KERJA BENGKEL

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang peralatan kerja bengkel, peserta didik mampu:
1. Memahami Standard Operational Procedure (SOP) peralatan kerja bengkel
2. Mengklasifikasikan peralatan kerja bengkel berdasarkan jenis dan
fungsinya
3. Menggunakan jenis-jenis peralatan kerja bengkel sesuai Standard
Operational Procedure (SOP)
4. Mengoperasikan peralatan kerja bengkel berdasarkan jenis dan fungsinya
sesuai Manual Book

PETA KONSEP

PERALATAN BENGKEL

Jenis-Jenis Peralatan Bengkel

1. Alat Penanda 5. Alat Pemotong


2. Alat Pengukur 6. Alat Pengerut
3. Alat Pemukul 7. Palat Pelubang
4. Alat Pemegang 8. Alat Pengulir
Benda

Teknik Penggunaan Alat Bengkel

1. Teknik Mengikir
2. Teknik Menandai
3. Teknik Menggergaji
4. Teknik Mengebor
5. Teknik Mengulir
dan Mengeling

KATA KUNCI

alat bengkel – jenis peralatan bengkel – teknik penggunaan alat

51
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Pekerjaan bengkel pada umumnya menggunakan alat-alat bengkel yang


serba otomatis guna memudahkan dalam pekerjaan. Namun ada pula pekerjaan
yang menggunakan peralatan manual yang dilakukan oleh tangan manusia dalam
mengoperasikanya. Menggunakan peralatan modern tentu lebih mudah penggunaan
dan hasilnya tentu juga lebih bagus disbanding dengan menggunakan peralatan
tangan. Tetapi dengan menggunakan perlatan tangan/manual dapat melatih ketelitian,
kekuatan serta kreatifitas dalam mengerjakan pekerjaan bengkel. Ada banyak perlatan
tangan yang digunakan untuk pekerjaan bengkel yang kita ketahui. Tahukah anda
peralatan tangan tersebut? Pernahkah Anda mencoba menggunakanya?
Untuk mempelajari lebih jauh mengenai peralatan tangan yang digunakan
dibengkel, mari kita pelajari uraian materi di bawah ini!

Sumber : https://rumahlia.com/wp-content/uploads/2016/12/alat-pasang-tukang

MATERI PEMBELAJARAN
A. Jenis-Jenis Alat Kerja Bengkel
Macam-macam peralatan kerja bengkel adalah sebagai berikut :
1. Alat Penanda
Menandai merupakan kegiatan memberi batas tanda suatu ukun pada
permukaan sebuh benda sebelum benda tersebut dikerjakan. Adapun tanda
permukaan benda dapat berupa garis lurus, garis belok, garis sejajar, garis
belok, garis siku dan menyudut. Menandai pada permukaan sangatlah penting
karena nantinya akan menentukan hasil yang sesuai dengan ukuran yang kita
inginkan. Berikut ini macam-macam alat penanda beserta kegunaanya.
a. Penitik
Penitik pusat digunakan untuk menandai titik tengah suatu benda
kerja. Penitik pusat mempunyai sudut lancip sebesar 90° yang terbuat dari
baja perkakas. Hasil dari penitik pusat ini adalah pada titik perpotongan
dari suatu garis x dan y yang terdapat titik pukulan dari ujung lancip penitik
yang dipukul oleh menggunakan palu. Bekas titik itulah yang digunakan
sebagai tanda mata bor untuk melubangi benda kerja tersebut. Sehingga

52
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

nantinya pada saat mata bor bekerja akan menghasilkan pengeboran


yang lurus
Berdasarkan fungsinya penitik dibagi menjadi dua jenis yaitu :
1) Penitik garis adalah suatu penitik yang mempunyai mata penitik
dengan sudut sebesar 60 derajat. Sudut kemiringan pada ujung penitik
garis lebih panjang dibanding penitik pusat. Dalam pengerjaan suatu
benda kerja penitik ini berguna untuk membuat tanda pada benda
kerja tersebut. Tanda batas yang telah dibuat oleh penitik garis harus
dihilangkan pada saat pengerjaan akhir.

Gambar 2.1 Penitik


Sumber : https%3a%2f%2fwww.bukusekolah.net%2f2019%2f01%2fperalatan-ker-
ja-bangku-pada-pengerjaan_30.html/RK=2/RS=Pe0hQ84RQ_bKl_JzXBx9IeDOhz8-

2) Penitik garis
Penitik garis adalah suatu penitik di mana sudut mata penitiknya
sebesar 30-60 derajat. Dengan sudut yang kecil ini maka ia dapat
menghasilkan suatu tanda yang tipis. Penitik garis sangat cocok
digunakan untuk membuat tanda-tanda batas pengerjaan pada
benda kerja. Tanda-tanda batas tersebut dapat dihilangkan pada
waktu finishing (pengerjaan akhir). Tanda yang tipis dan jelas sangat
diperlukan agar tidak menimbulkan bekas setelah selesai finishing.
b. Penggores
Penggores merupakan alat yang digunakan untuk membuat tanda
dipermukaan benda kerja yang berupa garis. Penggores dibuat dari bahan
yang keras seperti besi atau baja sehingga nanti dapat memberikan tanda
pada benda kerja yang lunak. Penggores mempunyai ujung yang runcing
dengan sudut 20 – 30 derajat. Ujung yang runcing itu nantinya yang akan
memberikan tanda goresan pada permukaan benda yang dikerjakan.
Berikut ini jenis-jenis penggores :
1) Penggores tangan sedukan
2) Penggores dengan satu ujung bengkok
3) Penggores dengan satu ujung dirubah
Bahan penggores haruslah lebih kuat dari benda kerjanya, dan jika
mau membuatnya bisa dengan potongan gergaji besi yang telah dibentuk
ujungnya dengan gerindra.

53
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.2. Macam-Macam Penggores


Sumber : http%3a%2f%2fdesainmanufaktur.bayuwiro.net%2findex.
php%2f2015%2f09%2f29%2f73%2f/RK=2/RS=RI26wmxNANvkiLXsesHDCsFJW2c-

c. Jangka Tusuk
Jangka tusuk adalah jangka yang digunakan untuk membuat
lingkaran pada suatu benda kerja dan bisa juga digunakan untuk
memindahkan jarak dari suatu alat ukur ke benda lain. Jangka ini bisa
disetel dengan cara memutar mur penyetel. Jangka tusuk ini mempunyai
dua kaki dan kedua kaki tersebut mempunyai ujung yang runcing serta
ada sebuah poros dari pertemuan kedua kakinya tersebut.
d. Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
ketebalan benda kerja yang terbuat dari baja. Jangka bengkok dibuat dari
bahan baja pada umumnya. Jangka bengkok terdiri dari dua bagian dengan
bagian sstu mempunyai ujung yang lancip dan satunya mempunyai ujung
agak bengkok.
e. Stempel
Stempel digunakan untuk untuk mrmberikan tanda di permukaan
benda kerja berupa huruf, angka, simbol. Stempel mempunyai bentuk
batang persegi dan terbuat dari baja setiap batang memuat satu benda
huruf.

2. Alat Pengukur
Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai
besaran ukuran dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Maka dari itu alat
ukur diciptakan untuk mengetahui sebuah ukuran suatu benda dengan tepat
dan bisa dituliskan. Jadi memang sekarang ini zaman sudah semakin maju dan
macam-macam alat ukur ini sudah menjadi patokan yang memang digunakan
oleh berbagai kalangan masyarakat baik untuk para peneliti ataupun untuk
kebutuhan sehari-hari.
Berikut ini macam-macam alat pengukur :
a. Mistar ukur
Mistar ukur merupakan jenis alat ukur yang digunakan untuk
mengukur panjang, lebar, tinggi, ketebalan, kedalaman dari suatu benda.
Mistar ukur ini bentuknya panjang lurus dilengkapi dengan satuan
ukuran metrik dan imperial. Mistar ukur ini dibuat dari bahan baja atau
alumunium.

54
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Mistar baja
Mistar baja adalah suatu alat ukur yang terbuat dari baja. Meteran
ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal suatu benda kerja.
Mistar baja ini dapat juga digunakan untuk mengukur dan menentukan
batas ukuran serta digunakan untuk menarik garis pada saat menggambar
teknik.
Berikut ini adalah cara menggunakan mistar baja :
1) Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan /balok landas
2) Letakan mistar baja di atas benda ukur, letakan titik nol atau ujung
mistar bertumpu pada balok landas.
3) Baca dimensi/ukuran panjang benda ukur.
4) Gores permukaan benda dengan bantuan penggores
5) Periksa hasil penggunaan mistar baja

Gambar 2.3. Penggaris


Sumber : https%3a%2f%2fwww.sinarmegastore.com%2fproducts%2fjoyko-penggaris-be-
si-100cm/RK=2/RS=88Hts5iBvqsaYS1_lhgwEUPvdks-

c. Mistar gulung
Mistar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
benda dengan ukuran benda yang panjang lebih dari 5 meter, karena tidak
mungkin mengukur lebih dari 5 meter menggunakan penggaris. Mistar
gulung mempunyai ukuran panjang lebih dari 5 – 100 meter. Meteran
ini terbuat dari bahan lembaran pelat tipis, nilon, kulit sehingga dapat
digulung pada sebuah selubung. Meteran ini mempunyai kontruksi yang
dapat menggulung secara otomatis dan secara manual.

Gambar 2.4. Mistar Gulung


Sumber : https://soloabadi.com/wp-content/uploads/2019/05/roll-badan.jpg

55
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Mistar lipat
Mistar lipat adalah mistar ukur yang dapat dilipat-lipat karena
adanya suatu sambungan di setiap panjang tertentu. Meteran ini terbuat
dari bahan kayu dengan ukuran panjang tertentu. Mistar ini sering
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai diameter yang besar.
Biasanya digunakan oleh tukang jahit untuk mengukur diameter lengan
suatu baju atau pinggang manusia.

Gambar 2.5. Mistar Lipat


Sumber : https%3a%2f%2fmetrologiindustri.tumblr.com%2fpost%2f103706273422%2fpenguku-
ran-linier/RK=2/RS=tWGtpRAeeiJ8z_JCprDVQW4Ndso-

f. Jangka sorong
Jangka sorong adalah jangka yang berfungsi mengukur, diameter,
ketebalan, dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian sampai 0,01
mm.

Gambar 2.6. Jangka sorong


Sumber : https%3a%2f%2ffisika.id%2f2017%2f01%2f18%2fpengukuran-jangka-sorong%2f/RK=2/
RS=Jq9S_lDDkIM4A.I8PvTvlJGb4_8-

56
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Cara menggunakan jangka sorong adalah :


1) Mengukur ukuran luar
a) Putar pengunci kea rah kiri
b) Geser rahang bawah jangka sorong sampai terbuka
c) Masukkan benda yang akan diukur ke dalam rahang bawah jangka
sorong
d) Geser kembali rahang bawah sampai posisinya tepat menempel
benda yang akan diukur
e) Putar pengunci ke kanan agar posisi rahang jangka sorong tidak
tergeser
f) Hasil pengukuran dapat dibaca dengan perhatikan skala nonius
yang digunakan.
2) Mengukur ukuran dalem
a) Putar pengunci kearah kiri
b) Masukkan rahang atas jangka sorong ke dalam benda yang akan
diukur
c) Geser rahang atas sampai posisi tepat pada benda
d) Putar pengunci kea rah kanan agar rahang atas jangka sorong
tidak tergeser
e) Hasil pengukuran dapat dibaca
3) Mengukur kedalaman
a) Putar pengunci ke arah kiri
b) Geser keluar sampai batas kedalaman benda kerja gurat ukur
kedalaman
c) Mistar geser keluarkan dari lubang tersebut
d) Baca ukuran garis dengan pembagian

Cara membaca jangka sorong sebagai berikut

Gambar 2.7. Skala Nonius pada Jangka Sorong


Sumber : https://i0.wp.com/www.studiobelajar.com/wp-content/uploads/2017/02/contoh-soal-pen-
gukuran.png?resize=339%2C198

57
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

1) Pembacaan skala utama menunjukan angka 10 cm (angka 10 persis


bersebrangan dengan angka nol pada skala vernier di sebelah
kanannya yang ada pda bawah skala utama).
2) Pembacaan skala vernier/ skala nonius (bawah) = 0,02 cm (garis kedua
setelah nol pada skala vernier tepat lurus dengan garis di atasnya).
3) Jadi, hasil pengukuran pada gambar di atas adalah = 10 cm + 0,02 cm
= 10,02 cm
g. Penyiku
Penyiku adalah alat yang digunakan untuk memeriksa kesikuan
suatu benda setelah benda itu dikerjakan. Penyiku dapat digunakan untuk
melihat kelurusan benda dengan penggunaan bagian dalam penyiku.
Penyiku terbuat dari bahan logam baja dengan dua bagian tipis dan tebal.
Penyiku mempunyai sudut siku 90 derajat. Cara menggunakan penyiku
dengan cara menempelkan penyiku pada sisi benda kerja dan digeser
perlahan-lahan sampai rapat di kedua sisinya.

Gambar 2.8. Penyiku


Sumber : http%3a%2f%2fmetrologiindustri.tumblr.com%2fpost%2f103803727142%2fpemerik-
saan-kesikuan/RK=2/RS=dRBuoqIjlr5HsqFj2tURQM7uadA-
3. Alat pemukul
a. Palu Pen
Palu Pen berguna untuk memukul paku atau benda kerja yang lain. Palu
pen terdiri dari dua buah sisi yang mana sisi bagian depan itu rata dan
yang satu sisinya berbentuk cakar. Bagian yang rata digunakan untuk
memukul benda kerja sedangkan yang cakar berfungsi untuk mencabut
paku.

Gambar 2.9. palu pen


Sumber : http%3a%2f%2fsmiththomasandsmith.com%2fnews-blogs%2f10-basic-home-repair-tools-
every-home-should-have-georgetown/RK=2/RS=MPxDbkr1hoFRwPaf9P1ozEgN5RM-

58
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Palu Konde
Palu konde tadalah palu yang terbuat dari bahan logam atau baja
yang keras. Palu konde terdiri dari dua bagian yang berbeda. Satu sisi
mempunyai permukaan rata yang berguna untuk memukul benda kerja
seperti paku sedangkan sisi yang lain berbentuk bulat yang berguna
untuk membentuk atau memadatkan benda kerja yang cekung.

Gambar 2.10. Palu konde


Sumber : https%3a%2f%2fwww.kaskus.co.id%2fthread%2f5339888f38cb175e778b465c%2fapa-
kah-agan-sudah-tau-nama-asli-peralatan-bengkel-ini-atau-agan-punya-nama-lain/RK=2/RS=A7Rtb1z-
FA9J0qD.ao4AgCNPVYJE-

c. Palu Terak
Palu terak disebut juga palu las yang mempunyai dua sisi yang
mempunyai fungsi dan bentuk yang berbeda. Ujung yang pertama
berbentuk rata yang berfungsi untuk memukul benda dengan permukaan
yang rata sedangkan bagian yang satunya berbentuk pipih yang
berguna untuk membuang rigi-rigi atau membersihkan terak-terak hasil
pengelasan. Palu terak ini terbuat dari bahan baja yang keras.

Gambar 2.11. Palu terak


Sumber : https%3a%2f%2fgoodmenproject.com%2ffeatured-content%2fnight-of-the-hammer-part-
1%2f/RK=2/RS=r9blvh0WMaFQ_HvZMmdbmVPpcRM-

59
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Palu Plastik
Palu plastik adalah palu yang terbuat dari palstik digunakan untuk
mengetok ataupun memukul benda kerja yang lunak. Tujuan pemakaian
palu lunak ini supaya benda kerja tidak tergores atau pecah.

Gambar 2.12. Palu plastik


Sumber : http%3a%2f%2ftokootomotif.com%2fproduct%2fpalu-plastik-h-kayu-wp-60425-40mm/
RK=2/RS=zfWQNHEBlfK8ZZKwXQd5F6SZ5BE-

4. Alat Pemegang Benda


Alat pemegang benda adalah alat yang digunakan untuk memegang benda
yang akan dikerjakan dengan cara dijepit dan pengekleman
a. Ragum
Ragum adalah alat yang berfungsi untuk menjepit benda kerja yang akan
dikikir, dipotong dipukul atau dipahat dan dibengkokkan. Ragum lebih
dikenal dengan nama tanggem. Ragum terdiri dari beberapa bagian yaitu :
1) Rahang / mulut
2) Slide
3) Handle
4) Screw
5) Bodi
6) alas

Gambar 2.13. Ragum


Sumber : https%3a%2f%2fteknikece.com%2fragum%2f/RK=2/RS=4Cf6UnoATnFLMb7TFw6d0wx8Jkg-

60
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Cara menggunakan ragum :


1) Periksa ragum dalam kondisi baik
2) Pegang tangkai ragum dengan kuat
3) Putar tangkai ragum ke arah kanan mulut ragum akan terbuka dan
sebaliknya jika tangkai diutar ke arah kiri maka mulut ragum akan
menutup
4) Periksa mulut ragum sudah sesuai dengan kebutuhan untuk dalam
menjepit benda kerja
b. Klem
Klem adalah suatu alat perkakas yang berfungsi untuk menjepit
benda kerja yang berbentuk huruf U. klem berfungsi membantu dalam
pekerjaan agar benda kerja yang dijepit tidak berubah dari posisinya,
sehingga posisi benda benar-benar presisi dan kuat.

Gambar 2.14. Klem


Sumber : https%3a%2f%2fwww.ralali.com%2fkrisbow-kw0400270-angle-clamp-
35x60mm-118132001/RK=2/RS=vEWQMOtSpJ2xu1okQxP92XLobX4-

5. Alat Pemotong
a. Gergaji tangan
Gergaji tangan merupakan alat yang berfungsi untuk memotong atau
mengurangi tebal dari benda kerja yang telah diukur. Gergaji tangan terdiri
dua bagian yaitu sengkang dan daun gergaji. Daun gergaji digunakan
untuk tempat pegangan pada kita akan menggergaji sedangkan Sengkang
berfungsi untuk mengancing/mengunci gergaji yang akan dipasang
dengan cara memutar sengkang ke kanan.

61
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.15. Gergaji Kayu dan Besi


Sumber : https%3a%2f%2fforum.lowyat.net%2ftopic%2f2743246%2fall/RK=2/RS=BpYCGkhYN-
Mc0XSL19Culgg8hxFM-
b. Mesin gerindra tangan
Mesin gerinda tangan adalah alat yang digunakan untuk memotong benda
kerja dan merapikan permukaan benda kerja yang memakai sumber listrik.
Dengan proses ini permukaan benda akan lebih halus, rapi rata dan bersih.

Gambar 2.16. Gerenda tangan


Sumber : https%3a%2f%2fwww.kaskus.co.id%2fthread%2f590af4c95074105d648b456a%2f4-je-
nis-mesin-gerinda-dan-fungsinya-yang-wajib-anda-tahu%2f/RK=2/RS=nZvO2Au2m5J684wG3ocPbm-
5m1os-

Cara menggunakan bor tangan :


1) Persiapkan benda kerja yang akan di kerjakan
2) Gunakan ragum untuk menjepit benda kerja
3) Mulailah menggerinda dengan posisi yang benar, pakailah kacamata
sebagai pengaman mata agar serbuk benda kerja tidak mengenai mata
4) Periksa hasil penggerindaan benda kerja

62
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.17. Penggunaan Gerinda Tangan


Sumber : https%3a%2f%2fwww.cnzahid.com%2f2015%2f11%2fsebab-sebab-terjadinya-cide-
ra-saat.html/RK=2/RS=Tbb1N6ap1HhkbdklYG4e7he32wM-

6. Alat Pengerut (kikir)


Alat pengerut dalah alat yang digunakan untuk mengerut benda kerja pengerut
sangat membantu pekerjaan manusia dalam membuat alat dari bahan kayu
mupun besi. Kikir merupakan salah satu alat perkakas yang digunakan untuk
mengerut/menyayat benda kerja secara manual menggunakan tangan.

Gambar 2.18. Macam-Macam Kikir


Sumber : https%3a%2f%2fwww.teknik-otomotif.com%2f2017%2f01%2fkikir.html/RK=2/RS=yYjP0CN0Of-
sago5JhpH_0j_4Lqc-
Macam-macam kikir dan kegunaannya :
a. Kikir datar digunakan untuk mendapatkan pengikiran yang rata
b. Kikir segitiga digunakan untuk mengikir bagian dalam benda kerja yang
berlubang dengan sudut 90 derajat
c. Kikir bujur sangkar digunakan untuk merapikan alur celah yang berbentuk
segi empat pada benda kerja.
d. Kikir bulat digunakan untuk membuat cekungan dn juga untuk memperluas
cekungan benda kerja
e. Kikir setengah bulat digunakan untuk mengikir lengkungan bagian dalam
benda kerja

63
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

7. Alat pelubang
Alat pelubang digunakan untuk melubangi benda kerja yang sudah ditentukan
titik lubangnya. Biasanya digunakan untuk melubangi benda kerja seperti
besi, kayu dan sebagainya.
a. Mesin bor tangan
Mesin bor merupakan alat yang bisa digunakan untuk membuat lubang,
alur, perluasan, dan penghalusan dengan presisi dan keakuratan. Terdapat
beberapa jenis mesin bor, dia diantaranya yaitu mesin bor duduk dan
mesin bor tangan. Mesin bor tangan digunakan dengan cara dipegang
oleh kedua tangan dan mempunyai bentuk seperti pistol.

Gambar 2.19. Bor tangan


Sumber : http%3a%2f%2falatotomotif.com%2fbor-tangan-6538%2f/RK=2/RS=LRl5JmeSNkkojrow-
7cY4h6PAq5c-

Bor tangan mempunyai mata bor yang sudah ditentukan


ukuranya. Ukuran mata bor diantaranya ¼ sampai 3/8 inci untuk rumah
tangga. Sedangkan non rumah tangga menggunakan ukuran ½ sampai ¾
inci
Jenis-jenis mata bor tangan :
1) Mata Bor Kayu (Brad Point/Spur Bits)
Mata bor kayu berguna mengebor atau membuat lubang benda kerja
yang terbuat dari kayu. Mata bor ini mempunyai ujung yang sangat
runcing sehingga akan menghasilkan lubang yang cukup bagus dan
presisi.
2) Mata Bor Kipas (Spade Bits)
Mata bor kipas ini mempunyai ukuran yang lebih lebar dibanding
mata bork kayu dan mempunyai ujung yang runcing juga. Mata bor ini
digunakan untuk melebarkan ukuran lubang jadi biasanya digunakan
setelah penggunaan mata bor kayu.
3) Mata Bor Auger (Auger Bits)
Mata bor jenis ini berguna untuk membuat lubang yang lebih besar dari
mata bor kayu dan kipas. Sistem kerja dari bor ini tidak membutuhkan
tekanan yang kuat karena mata bor ini dapat mendorong mesin bor
maju sambal mengebor.

64
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

4) Mata Bor Beton (Masonry Bits)


Mata bor ini digunakan untuk mengebor atau membuat lubang pada
tembok rumah. Prinsip kerja mata bor ini yaitu berputar dan memukul
benda yang akan dibor. Mata bor ini terbuat dari bahan baja yang
sangat keras dan mempunyai ujung yang sangat runcing.
5) Mata Bor Multifungsi (Multi-Purpose Bits)
Mata bor multifungsi digunakan untuk membuat lubang dengan
berbagai material seperti kayu, plastic, beton dan logam. Mata
bor ini terbuat dari bahan baja keras dan mempunyai ujung yang
sangat keras pula. Walau demikian tetap gunakan mata bor sesuai
dengan pekerjaan dan materialnya sehingga memperoleh hasil yang
sempurna dan maksimal.
6) Mata Bor Kaca (Spear Point Bits)
Mata Bor Kaca berguna untuk membuat lubang dengan material kaca.
Dalam penggunaanya mata bor ini harus digunakan putaran mesin
yang rendah. Karena jika menggunakan putaran yang keras bisa
memecahkan kaca yang akan dibuat lubang.
8. Alat pengulir
Penguliran merupakan usaha membuat suatu benda kerja menjadi
bergerigi dengan prinsip kerja mengencangkan ulir dalam dan ulir luar.
a. Tap (pengulir dalam)
Untuk membuat ulir bagian dalam dapat digunakan satu stel ulir
pengulir dalam (tap) bagian atas tab dibuat berbentuk segi empat sebagai
tempat untuk memasang dudukan pada tangkai tap. Di bagian kepala tap
biasanya diberi nomor sesuai dengan urutan pemakaian tap yaitu :
1) Taper digunakan pada saat awal penguliran (sedikit ulir)
2) Plug digunakan setelah tap kedua (setengah ulir)
3) Bottoming digunakan setelah tap ketiga (finishing)

Gambar 2.20. Macam Macam Ulir


Sumber : https%3a%2f%2fwww.klikteknik.com%2fblog%2fcara-menggunakan-tap-dan-snai.
html/RK=2/RS=YYcLXvNKef_3e97uxIWwMT1pzaI-

65
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Sney (pengulir luar)


Sney merupakan alat untuk membuat ulir luar suatu benda kerja.
Bahan sney dibuat dari baja sayat cepat. Dalam pemakainya sney dijepit
dengan bantuan rumah sney yang dilengkapi dengan tangka. Sedangkan
bentuk sney dibagi menjaadi 2 macam yaitu :
1) Sney belah bulat
2) Sney segi enam

Gambar 2.21. Sney


Sumber : https%3a%2f%2fzwingly.wordpress.com%2ftag%2fsnei%2f/RK=2/RS=uFcHCM4u-
2Zhle5vhRZRMj2fV5vw-

B. Teknik Alat Penggunaan Peralatan Kerja Bengkel


Setelah kita mengetahui dan memahami jenis-jenis peralatan bengkel
langkah selanjutnya adalah bagaimana kita memahami teknik menggunakannya
atau mengoperasikanya alat bengkel tersebut. Hal ini sangat penting karena bisa
mempengaruhi hasil pekerjaan. Jika menggunakan peralatan tangan dengan baik
sesuai dengan Standart Operational Procedure (SOP) maka akan menghasilkan
maksimal dan keamanan keselamatan kerja bisa terjamin. Berikut ini akan kita
bahas teknik-teknik penggunaan alat bengkel:
1. Teknik Mengikir
Peralatan utama dalam kegiatan mengikir adalah kikir. Proses mengikir
dimulai dengan cara melepas dan memasang pegangan pada kikir dengan
baik dan benar.
Siapkan gagang kikir dengan memberi lubang yang sesuai dengan
tangkai kikir. Lalu masukkan tangkai kikir pada lubang tersebut dan beri
sedikit tekanan ringan dan selanjutnya pukulkan gagang kikir itu ke landasan
yang keras supaya tangkai kikir bisa menancap kuat ke dalam ke gagang kikir.
Mengikir merupakan pekerjaan manual sehingga teknik mengikir harus
kita pahami dengan benar. Berikut ini teknik mengikir yang benar adalah :
a. Posisi Kaki
Posisi kaki pada saat mengikir adalah kedua kaki diatur satu di depan
satu di belakang dengan lutut sedikit ditekuk dan direnggangkan. Posisi
kaki juga berada di sebelah kiri ragum dengan kaki tetap pada tempatnya.
Letak kaki kiri dan ragum mempunyai sudut kira-kira 30°sedangkan untuk
kaki kanan membentuk sudut kurang lebih 75°.

66
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.22. Posisi kaki saat mengikir


Sumber : https%3a%2f%2fwww.bukusekolah.net%2f2019%2f01%2fteknik-mengikir.html/RK=2/
RS=wb7JeAENfRhNdVmpO_XnlrZn8fk-

b. Gerakan Badan dan Lutut


Posisi badan pad saat mengikir adalah badan tetap tegak dan agak
condong ke depan lurus. Badan tidak lemas dan gerakan tidak goyang
serta tetap fokus pada benda kerja yang dikerjakan. Gerakan badan maju
mundur badan dan lutut seiring dengan gerakan tangan.

Gambar 2.23. Gerakan Badan Saat Mengikir


Sumber : https%3a%2f%2fandhymoe.wordpress.com%2f2015%2f10%2f29%2fteknik-mengikir%2f/
RK=2/RS=F4LLKr_R0wyHeEEMTw5aJImsKAQ-

c. Memegang Kikir
Cara memegang kikir adalah dengan menggunakan tangan kanan,
tangan kanan memegang gagang kayu dan telapak tangan kiri memegang
atau menempel pada ujung kikir.

67
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.24. Memegang kikir


Sumber : https%3a%2f%2fwww.bukusekolah.net%2f2019%2f01%2fteknik-mengikir.html/RK=2/
RS=XjT91aJ1.1ITtBrfRRKaB9BIaC4-

d. Tekanan Pada Kikir


Tekanan yang diberikan pada kikir tergantung pada ukuran kikir
dan benda kerja. Tekanan diberikan pada ujung kikir pada saat gerakan
mengikir ke depan. Pada saat gerakan kebelakang tekanan pada ujung
kikir agak dikurangi atau tidak ada tekanan sama sekali. Tekanan yang
diberikan juga tergantung dari kekerasan bahan kerja yang akan dikikir.
e. Arah pengikiran
Pengikiran dapat dilakukan dengan berbagai arah yaitu arah
melintang, dan arah memanjang. Berikut ini contoh berbagai arah
pengikiran :

Gambar 2.25. Gerakan Arah Pengikiran


Sumber : https%3a%2f%2fwww.bukusekolah.net%2f2019%2f01%2fteknik-mengikir.html/RK=2/
RS=mHw1vheeEL1GZjpmb6qZZ_yVnyg-

f. Memeriksa kerataan benda


Memeriksa kerataan permukaan benda kerja merupakan langkah
akhir dalam pekerjaan mengikir. Memeriksa kerataan benda kerja dapat
dilakukan dengan tiga posisi, yaitu diagonal, membujur dan melintang.
Pemeriksaan kerataan benda dilakukan dengan menggunakan penggaris
atau mistar baja yang ditempel secara rapat ke benda kerja.

68
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 2.26. Memeriksa kerataan benda


Sumber : https%3a%2f%2fwww.bukusekolah.net%2f2019%2f01%2fteknik-mengikir.html/RK=2/
RS=8UhypEaKSNV9q6tItk63yVrgNmc-

2. Teknik Menandai
Ada tiga teknik menandai yang aan kita bahas adalah sebagai berikut:
a. Menggores
Menggores merupakan kegiatan menandai benda kerja sebelum benda
kerja itu dikerjakan dengan cara menggores. Dalam penggoresan kita
harus bisa mengarahkan penggores dengan benar sesuai SOP. Apabila
terjadi kesalahan dalam penggoresan maka akan menghasilkan goresan
yang tidak lurus atau tidak tepat dalam pengukuran. Cara memegang
penggores sama dengan memegang pensil atau pulpen. Bedanya
penggores mempunyai bagian tengah yang agak kasar agar tangan
kanan yang memegang tidak akan berubah posisi sedangkan tangan kiri
memegang mistar.
Cara menandai permukaan benda dengan penggores yang dibantu
memakai mistar adalah sabagai berikut :
1) Siapkan benda kerja yang akan digores pada posisi yang baik dan kuat
supaya tidak berubah posisi
2) Letakkan mistar baja dipermukaan benda yang akan digores sesuai
dengan tanda yang akan digaris
3) Pegang mistar baja dengan kuat agar tidak berubah posisi
4) Tarik penggores ke arah belakang dipermukaan benda sesuai dengan
tanda yang sudah ditentukan
5) Periksa hasil goresan
b. Menitik
Menitik adalah pemberian tanda pada benda kerja sebelum benda kerja
dengan menggunakan penitik. Hasil dari menitik ini adalah sebuah
cekungan kecil yang berbentuk kerucut. Kegiatan menitik ini harus
dilakukan secara hati-hati karena jika dilakukan dengan ceroboh akan
menghasilkan titikan yang tidak sempurna dan akan mengakibatkan
ketidaktepatan ukuran.

69
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Cara menggunakan penitik pusat sebagai berikut :


1) Siapkan benda kerja yang akan diberi titik pada posisi yang tepat
2) Tandai permukaan benda yang akan dititik
3) Ambil penitik dan palu
4) Pegang penitik dengan tangan kiri yang kuat
5) Penitik dipukul satu kali dengan pukulan yang ringan, dan periksa
posisinya. Jika sudah tepat pukul lagi lebih keras untuk memperjelas
tanda titik tersebut.
6) Periksalah hasil penitik pusat
7) Jika sudah tepat maka benda kerja siap dibor

Gambar 2.26. Teknik Menitik


Sumber : http%3a%2f%2fhima-tl.ppns.ac.id%2falat-penandaan%2f/RK=2/RS=fAFURjtNrOp2LM-
1ku_V.1uggN5g-

c. Teknik Menggergaji
Dalam menggergaji alat yang dibutukan adalah gergaji. Gergaji
ada dua macam yaitu gergaji kayu dan gergaji besi. Gergaji terdiri atas
bingkai untuk pembentangan, daun gergaji, tangkai untuk pegangan dan
daun gergaji untuk memotong serta mur baut untuk mengncangkan daun
gergaji. Cara memasang daun gergaji pada sengkangnya adalah :
1) Siapkan sengkang gergaji
2) Ambil daun gergaji pasangkan pada ke kedua pen ke Sengkang gergaji
arah sudut harus lurus supaya nanti hasil potongan juga lurus.
3) Selalu periksa daun gergaji supaya nanti bila digunakan utuk memotong
tidak kendur.

70
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Cara menggunakkan gergaji tangan untuk memotong benda kerja adalah


sebagai berikut :
1) Jepit benda kerja yang akan digergaji dengan menggunakan ragum.
2) Persiapkan gergaji yang akan digunakan untuk memotong
3) Potong benda kerja dengan gerakan maju mundur secara perlahan.
4) Periksa hasil potongan benda kerja apakah sudah lurus sesuai dengan
ukuran yang diinginkan.

3. Teknik Mengebor
Teknik mengebor adalah merupakan proses pembuatan lobang pada
benda kerja dengan menggunakan mata bor. Parameter proses pengeboran
adalah sama dengan proses permesinan yang lain yaitu tergantung kecepatan
putaran spindle maupun kecepatan potong, gerak makan dan kedalaman
potong. Supaya pengeboran memperoleh hasil yang baik bor harus disiapkan
dengan sebaik mungkin.
Cara mengebor yang benar adalah :
a. Siapkan benda kerja yang akan dibor dan bor tangan yang digunakan
untuk mengebor.
b. Atur putaran kecepatan mesin bor.
c. Persiapkan pada benda kerja
d. Tepatkan mata bor pada titik pada benda kerja yang akan dibor.
e. Lihatlah hasil pengeboran sudah tepat dan presisi

Gambar 2.27. Teknik mengebor


Sumber : https%3a%2f%2fwww.teknikmart.com%2fblog%2fcara-mengebor-yang-baik-dan-be-
nar%2f/RK=2/RS=dqDFp5KxsVRiHPEWcx_lPoa8Ylo-

71
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

4. Teknik Mengulir dan Mengeling


a. Cara mengulir (mengulir dalam) adalah sebagai berikut :
1) Siapkan tap yang akan yang akan digunakan sesuai dengan ukuran
yang ditetapkan
2) Siapkan benda kerja yang akan dibuat lubang
3) Pasang benda kerja yang akan di ulir pada ragum dengan posisi 90
derajat
4) Pasanglah tap pertama pada tangkinya
5) Lakukan pengetapan secara perlahan-lahan dan pastikan tangkai tap
benar-benar tegak lurus
6) Pasang tap selanjutnya ukuran yang lebih besar, lakukan penguliran
dalam
7) Lanjutkan dengan memasang tap 3 lalu lkukan proses penguliran dan
beri pelumas supaya hasilnya halus
b. Cara mengulir adalah sebagai berikut :
1) Siapkan paku keling dan plat besi yang akan disambung
2) Plat besi yang akan disambung diberi lubang yang lebih besar dari
paku keling
3) Masukkan paku keling kedalam lubang yang akan disambung
4) Paku keeling dipalu dengan kuat kemudian lepas paku keling
5) Rapikan bagian ekor paku keling
6) Besi sudah bisa disambung dengan baik

LEMBAR PRAKTIKUM

Membuat Boks Adaptor


A. Tujuan
Siswa dapat terampil menggunakan perlatan tangan dan trampil dalam
menggunakannya sesuai SOP seperti memotong plat, mengikir plat, melipat
plat, mengebor plat
B. Alat dan Bahan
1. Plat lembaran ukuran 70 x 30 cm
2. Baut kecil ukuran 3mm dan 4 mm
3. Mistar
4. Penggores
5. Bor tangan
6. Palu
7. Gunting
8. Mata bor
9. Tanggem
10. Kikir
C. Petunjuk Praktik
1. Amati dan pahami gambar kerja yang akan kamu buat !
2. Siapkan alat dan bahan kerja !

72
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

LEMBAR PRAKTIKUM

3. Lakukan perencaan merancang boks degan cara menggambar atau


menandai plat yang akan dibuat sesuai dengan ukuran!
4. Potong plat yang sudah di desain ukuranya dengan gunting plat!
5. Halusan bagian potongan plat dengan kikir!
6. Lubangi plat bagian samping dengan cara mengebor dengan mata bor
ukuran 3mm untuk tempat baut!
7. Tekuk plat tersebut yang sudah sesuai dengan gambar!
8. Gunakan palu untuk merapikan tekukan plat !
9. Periksa hasil pembuatan boks dan laporkan pada pembimbing!
10. Setelah selesai, kembalikan peralatan praktik ke tempat semula dengan
rapi!
D. Tindakan K3
1. Pakailah sarung tangan pada saat mengerjakan plat dan kacamata saat
mengebor dan memotong plat!
2. Hati hati dalam menggunakan peralatan tangan sehingga alat tangan
tidak terjadi kerusakan!
3. Gunakan teknik menggunakan alat tangan sesuai SOP!
4. Gunakan masker dalam praktik!
5. Periksa hasil pekerjaan membuat box !

CAKRAWALA

BENGKEL MODERN

Sumber : http%3a%2f%2ffurnizing.com%2farticle%2fcara-mendesain-garasi-menjadi-workshop/RK=2/
RS=74vootgacghwIJTnsfc3FqUuD.s-

73
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Bengkel merupakan tempat untuk perawatan, perbaikan, modifikasi alat dan dan
tempat untuk menempatkan peralatan bengkel. Bengkel yang kita gunakan harus
bersih dan rapi sehingga kita akan nyaman dalam praktek dibengkel. Peralatan
juga harus ditata yang bagus dan rapi jadi tidak terkesan berantakan. Dalam
penataan bengkel kita harus bisa mengaturnya sesuai ukuran, bentuk serta fungsi
dari perlatan tersebut. Jadi bengkel kerja harus didesain dengan sebaik mungkin
sehingga bengkel tidak terkesan kotor dan bengkel terlihat bersih, rapi dan indah.
Dan juga bengkel dilengkapi peralatan yang lebih modern untuk mendukung
kegiatan sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan baik. Dalam penataan peralatan
tangan harus ditata dengan SOP yang ada.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah wawasan lebih jauh peralatan bengkel


dan gambar teknik dan teknik penggunaan alat bengkel
kalian juga dapat mempelajari secara mandiri melalui
internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh materi
tentang peralatan bengkel tersebut disertai penjelasan
menggunakan video. Salah satu website yang dapat kalian
kunjungi untuk menambah wawasan dan pemahaman kalian
tentang peralatan bengel dan gambar teknik adalah sebagai
berikut: https://www.youtube.com/watch?v=sxrNOAQ-SiU,
atau dengan menggunakan QR code di atas.

74
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

1. Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat lobang pada
benda kerja yang dibagi menjadi dua macam yaitu penitik pusat dan penitik
garis
2. Penggores adalah alat yang digunakan untuk menandai garis pada permukaan
benda kerja dengan menggunakan alat bantu berupa mistar.
3. Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter dan kedalaman dengan ketilitian yang sangat tinggi sampai 0,01 mm
4. Ragum adalah alat kerja bengkel yang digunakan untuk menjepit benda
kerja sebelum kita memulai pekerjaan bengkel seperti mengikir, memotong,
mengebor, memahat, mengulir, mengetap dan membengkokkan
5. Dalam menggunakan kikir kita harus mengetahui jenis kikir yang akan
digunakan yang sesuai dengan benda kerja
6. Ada tiga posisi dalam proses menggergaji yaitu posisi bawah, posisi atas posisi
samping kiri dan posisi samping kanan.
7. Mesin bor tangan adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang atau
membuat lubang lebih besar dengan bahan kerja berupa besi, kayu plastik dan
beton.
8. Penggunaan peralatan tangan harus sesuai dengan Standart Opeational
Prosedure (SOP) sehingga keselamatan dan keamanan kerja bisa terjamin.
9. Mesin gerinda tangan adalah alat yang digunakan untuk merapikan permukaan
benda kerja dari hasil pemotongan
10. Dalam proses mengulir harus dimulai dari urutan tapyaitu 1. Taper, 2. Plug, 3.
Button
11. Memberi pelumas dalam pekerjaan tap akan menghasilkan ulir dalam yang
halus.
Di dalam mengoperasikan peralatan tangan kita harus tahu jenis dan fungsinya
peralatan tangan, sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja

TUGAS MANDIRI

Carilah suatu gambar atau video bentuk aplikasi dari penggunaan peralatan
bengkel yang pekerjaan tersebut sesuai dengan SOP! Anda dapat mengumpulkan
informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas
dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan
guru pengampu.

75
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan fungsi dari pada alat penggores !
2. Sebutkan jenis-jenis peralatan tangan dan jelaskan cara mengopersikan !
3. Jelaskan macam-macam alat pengulir !
4. Jelaskan cara menggunakan mesin gerindra tangan!
5. Tuliskan jenis-jenis palu dan fungsinya !
6. Jelaskan macam-macam kikir !
7. Jelakan macam-macam jangka dan jelaskan fungsinya !
8. Apa yang kamu ketahui tentang gergaji? Jelaskan !
9. Jelaskan cara membaca jangka sorong!
10. Alah satu alat pegukur adalah mistar gulung, jelakan !

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab kedua ini, Anda tentu memahami tentang macam-macam
peralatan tangan dan cara/teknik penggunaan alat bengkel tersebut yang sesuai
dengan SOP. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kedua ini, mana
yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman
maupun guru Anda, karena konsep dari peralatan tangan bengkel ini akan menjadi
pondasi awal dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.

76
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BAB
INSTALASI LISTRIK III
BAB III INSTALASI LISTRIK
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang Instalasi Listrik, peserta didik mampu


menjelaskan dan merencanakan instalasi listrik sesuai dengan ketentuan PUIL
2000 macam-macam peralatan bengkel dan menggunakan/mengoperasikan
peralatan kerja bengel sesuai Standard Operational Procedure (SOP)

PETA KONSEP

Penghantar Listrik

Jenis Jenis Kabel Dalam Instalasi Listrik


INSTALASI LISTRIK

Nomenklatur Kabel Dan Warna Kabel

Sambungan Kabel

Pemasangan Instalasi Listrik Sederhana

Bahaya Listrik

KATA KUNCI

Penghantar listrik – Jenis-jenis kabel dalam instalasi listrik - Nomenklatur kabel


- Warna pada kabel - Sambungan kabel - Pemasangan instalasi listrik sederhana
- Bahaya listrik

77
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Semua manusia di dunia pastinya membutuhkan listrik. Tahukah kamu


mengapa listrik dapat mengakir dari sumber listrik dirumah kamu seperti menyalakan
televisi, lampu, kulkas, kipas angin dan lain sebagainya. Itu dikarenakan pada saat
kita membuat rumah dilakukan instalasi listrik yang meliputi: pemasangan komponen
listrik, pemilihan kabel, jenis kabel serta sambungan kabel. Dalam pemasangan
instalasi listrik mempunyai risiko yang sangat besar salah satunya bisa menyebabkan
kebakaran. Untuk itu dalam pemasangan instalasi listrik perlu direncanakan terlebih
dahulu salah satunya adalah pemilihan jenis dan ukuran kabel yang tepat sesuai daya
listriknya. Instalasi listrik bangunan seharusnya berdasarkan peraturan dan ketentuan
yang berlaku sesuai dengan PUIL 2000 dan Undang-Undang Ketenaga listrikan
2002[1]. Untuk menjamin keamanan dan keandalannya maka kualitas material
yang dipasang harus memenuhi standar PLN-LMK. Di bab ini akan dibahas tentang
penghantar listrik, jenis kabel, nomenklatur kabel, warna kabel, dan pemasangan
instalasi listrik sederhana.

Gambar 3.1 Instalasi Listrik Sederhana


Sumber : http%3a%2f%2fnikifour.co.id%2fcara-meminimalisir-penggunaan-kabel-kecil-di-rumah%2f/RK=2/
RS=oKYleaN8moelRS6IyVdN0Blf8a8-

78
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

A. Penghantar Listrik
Hubungan pendek atau korsleting terjadi apabila aliran arus yang mengalir
pada kabel tidak sesuai dengan besarnya kabel yang digunakan. Sehingga kabel
menjadi panas dan lama kelamaan akan terbakar. Untuk itu dalam instalasi listrik
sangat diperhitungkan dalam menggunakan penghantar kabel. Di dalam PUIL
sudah dijelaskan bahwa penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam
ataupun nonlogam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari
satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat
penghantar.
1. Persyaratan penghantar
Penghantar listrik merupakan komponen utama dalam instalasi listrik.
Dalam pemasanganya tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang sesuai
dengan PUI, sehingga akan memberikan rasa aman kepada penggunanya. Oleh
karena itu pemilihan kabel sangatlah penting dan perlu dipertimbangkan. Hal-
hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih penghantar kabel diantaranya
adalah jenis pekerjaan, isolasi, batas ukur tegangan, arus listriknya dan kekuatan
penghantar kabel.
Dibawah ini adalah beberapa syarat penghantar sesuai PUIL 2000 (https://
mulyono.staff.uns.ac.id/files/2009/10/13707100-puil-2000.pdf):
a. Semua penghantar yang digunakan dibuat dari bahan yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaanya.
b. Telah diperiksa dan diuji menurut standart penghantar yang dikeluarkan dan
diakui oleh instansi yang berwenang.

2. Bahan Penghantar atau Konduktor


Konduktor merupakan benda yang dapat menghantarkan arus. Konduktor
ini yang digunakan sebagai isi dari suatu kabel penghantar. Konduktor
mempunyai beberapa sifat diantaranya: tahanan jenis listrik, koefisien suhu
tahanan, daya hantar panas, kekuatan tegangan tarik, dan timbulnya daya
elektro-motoristermo. Sedangkan sifat konduktor yang baik adalah sebagai
berikut:
a. Konduktifitas / daya hantarnya cukup baik
b. Kekuatan mekanis (kekuatan tariknya cukup tinggi)
c. Koefisien muai panjang kecil  

B. Jenis-Jenis Kabel dalam Instalasi Listrik


Kabel listrik  adalah suatu media yang digunakan untuk menyalurkan energi
listrik melalui konduktornya. Kabel listrik teridiri dari bagian yaitu isolator dan
konduktor.
Isolator adalah bagian luar dari kabel yang membungkus konduktor yang
tidak bisa menghantarkan arus listrik. Isolator berguna untuk melindungi kabel
agar tidak terpapar oleh pengaruh alam di sekelilingnya. Isolator juga berguna
untuk melindungi peralatan elektronik supaya tidak ada ganguan korsleting atau
hubungan pendek.
Konduktor adalah bagian kabel yang berfungsi menghantarkan aliran listrik.
Konduktor terbuat dari tembaga atau aluminum. Setiap konduktor mempunyai

79
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

kemampuan menghantarkan arus listrik yang berbeda-beda tergantung jenis dari


konduktornya. Konduktor ini mempunyai hambatan jenis yang kecil sehingga
sangat baik untuk megahantarkan arus.

Jenis-jenis kabel yang digunakan untuk instalasi listrik adalah sebagai berikut:
1. Kabel NYA. 
Kabel NYA merupakan kabel dengan inti tembaga tunggal dan berisolasi
PVC. Kabel ini biasanya mempunyai ketebalan 1.5 – 2.5 mm dan sangat cocok
digunakan untuk instalasi udara. Dikarenakan lapisnya ada 1 lapis maka kabel
ini kurang aman bila digunakan sehingga perlu membutuhkan pipa dalam
pemasanganya. Umumnya kabel NYA ini mempunya warna isolasi kuning,
merah, biru dan hitam. Dalam pemasangan kabel ini sebaiknya memakai pipa
PVC sebagai pelindung dari gangguan tikus dan goresan.

Gambar 3.2 Kabel NYA


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=SX-
gyldtBTHoZeZH3DCePqn_fpYQ-

2. Kabel NYM. 
Kabel NYM adalah kabel dengan inti/konduktor tembaga dan inti lebih
dari satu dibungkus dengan isolasi PVC. NYM mempunyai arti
N = kabel dengan inti tembaga
Y = berisolasi PVC
M = inti kabel lebih dari Satu
Dilihat dari susunanya kabel ini sangat kuat dan memiliki keamanan yang sangat
bagus sehingga direkomendasikan untuk instalasi listrik dengan pemasangan
kabel di luar dan didal am tembok. Kabel jenis ini sangat cocok digunakan di
daerah yang lembab atau basah. Kabel ini mempunyai inti 2 - 4 dengan isolasi
PVC dengan warna kuning, coklat, biru dan hitam. Kabel ini harganya lebih
mahal disbanding dengan kabel yang lain. Kabel ini mempunyai tegangan
nominal 230 - 400 (300) V.

80
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.3 Kabel NYM


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=dzDu-
eU7ryCxbki_bfcErpAiyVUc-
3. Kabel NYY. 
Kabel NYY mempunyai arti kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC
dan berselubung luar PVC. Kabel ini mempunyai selubung yang tebal dan
kuat sehingga tahan terhadap goresan dan gigitan tikus. Kabel ini sangat
cocok dipasang dengan dipendam didalam tanah. Tetapi dalam pemasanganya
sebaiknya tetap ditambahkan pipa untuk perlindungan.

Gambar 3.4 Kabel NYY


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=dzDu-
eU7ryCxbki_bfcErpAiyVUc-
4. Kabel NYAF. 
Kabel NYAF adalah kebel dengan inti tembaga tunggal berserabut dan
berisolasi PVC satu lapis. Kabel NYAF ini sangat fleksibel dibandingkan kabel
NYA, untuk itu sangat cocok digunakan pada belokan-belokan jaringan listrik.
Seperti kabel NYA. Dikarenakan isolasi kabel ini hanya satu lapis maka dalam
pemasanganya digunakan pipa pelindung dan tidak direkomendasikan untuk
pemasangan di luar ruangan.

81
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.5 Kabel NYAF


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/
RS=zMqPNYO59blYSFlX1C7niEZsvHc-
5. Kabel NYMHY. 
Kabel NYMHY adalah kabel dengan inti tembaga berisolasi PVC inti
kabel lebih dari satu kabel serabut dan mempunyai selubung luar PVC. Kabel
NYMHY ini biasanya banyak digunakan untuk penghubung peralatan rumah
tangga saja seperti kulkas, setrika, kipas angin yang bisa dipindah-pindahkan.
Karena intinya serabut penggunaan kabel ini digunakan untuk daya rendah saja
di bawah daya 900 watt. Bila listrik rumah tangga mempunyai daya lebih dari
900 watt gunakan saja kabel jenis NYA, NYM.

Gambar 3.6 Kabel NYMHY


Sumber : https%3a%2f%2fwww.kelistrikanku.com%2f2017%2f05%2fjenis-kabel-instalasi-listrik.html/RK=2/
RS=IdHsYaAHlate8hPUu5rSUD6Ux8Y-

6. Kabel NYYHY.
Kabel NYYHY adalah kabel dengan inti tembaga serabut berisolasi PVC
lapis dua dan selubung luar isolasi PVC. Kabel jenis ini sangat cocok dipasang
pada instalasi dengan fleksibilitas yang tinggi. Kabel ini banyak digunakan
untuk instalasi rumah dengan listrik berdaya rendah. Kabel ini sangat bagus
digunakan untuk peralatan elektronik yaitu mesin gerinda, mesin bor, mesin
las dan sebagainya karena mempunyai flesibilitas yang baik. Tegangan nominal
berkisar antara 450 – 750 V.

82
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.7 Kabel NYYHY


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=JejYPZ-
kewXB4Mpc.ISw3ZxGwXfY-

7. Kabel NYRGbY/NYBY. 
Kabel NYRGbY/NYBY adalah kabel dengan inti tembaga tunggal lebih
dari satu dengan selubung luar isolasi PVC. Kabel ini mempunyai insulator yang
cukup kuat dan memiliki lapisan pita serat baja galvanis diantara selubung
dalam dan selubung luarnya yang terbuat dari PVC. Kabel ini dapat dipendam
tanpa perlindungan tambahan. Tegangan nominalnya 0.6 - 1 (1.2) kV.

Gambar 3.8 Kabel NYRGbY/NYBY


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=EeuIZih-
LY823A.GTrk_oWQmK61o-

83
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

8. Kabel NYCY. 
Kabel NYCY adalah kabel dengan inti tembaga serabut tunggal dengan
isolasi dalam dan luar PVC. Kabel ini sangat cocok digunakan di luar ruangan
atau outdoor.

Gambar 3.9 Kabel NYCY


Sumber : https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fjenis-kabel-listrik-fungsi-harganya.html/RK=2/RS=8bRI-
hXxvYi_wbthTHvBw50RSZJk-

C. Nomenklatur Kabel
Setiap penghantar memiliki kode atau nama yang yang ditulis dengan huruf dan
angka. Tulisan tersebut berada di selubung kabel atau pembungkusnya. Setiap
tulisan dan huruf yang tertulis di pembungkus kabel pasti mempunyai arti dan
maksud supaya memudahkan pengguna jenis kabel apa yang digunakan. Salah
satu cara untuk mengetahui kode kabel yaitu dengan nomenklatur kabel. Di bawah
ini nomenkaltur kabel sesuai PUIL 2000 :
Tabel 3.1 Kode Huruf Kabel
Kode Penjelasannya
Kabel standar atau penghantar berisolasi dengan penghantar tembaga
N
sebagai inti.
A Penghantar aluminium Contoh kabel: NAYY, NAYFGbY
A Kabel berisolasi tunggal Contoh kabel: NYA, NGA, NYAF
A Selubung perlindungan luar Contoh kabel: NKBA, NEKBA
AA Dua lapisan selubung perlindungan luar Contoh kabel: NKZAA
B Perisai pita baja Contoh kabel: NYBY
B Selubung timah hitam (timbel) Contoh kabel: NYBUY
C Kosentris penghantar tembaga Contoh kabel: NYCY
C Selubung penghantar dibawah selubung luar Contoh kabel: NHSSHCu

84
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Kode Penjelasannya
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, dalam hal kabel
CE
berurat banyak Contoh kabel: NYCEY
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, yang dipasang secra
CW
berlawanan arah Contoh kabel: NYCWY
D Spiral anti tekanan
Kabel dengan urat yang masing-masing berselubung logam Contoh
E
kabel: NEKBA
F Persai kawat baja pipih Contoh kabel: NYFGbY
F Penghantarkawathalus Contoh kabel: NYAF
FA Kabel lampu Contoh kabel: NYFA, NYFAZ, NYAFD
fl Pipih Contoh kabel: NYLHYfl, NYMHYfl
G Spiral dari kawat baja pipih Contoh kabel: NYKRG
G Selubung isolasi dari karet Contoh kabel: NGA
2G Selubung isolasi dari karet tahan panas Contoh kabel: N2GAU

Kode Penjelasannya
Gb Spiral dari pita baja Contoh kabel : NYFGbY
H Pelindung medan electromagnet Contoh kabel: NHKBA
H Selubung luar dari karet Contoh kabel : NLH, NMH, NSHöu
HY Selubung luar dari bahan buatan Contoh kabel : NYLHY, NYMHY
System J: dengan urat berwarna majemuk hijau kuning Contoh kabel:
J
NYRGbY J 4×6 re
K Selubung dari timah hitam (timbel) Contoh kabel: NKA
KL Selubung aluminiumdengan permukaan licin Contoh kabel: NKLY
Selubung dari pita baja tembaga yang terpasangdan di las
KWK
memanjang Contoh kabel : NKWK2Y
L Perisai dari jalinan kawat baja bulat Contoh kabel: NTRLA
NI Kabel bertekanan gas Contoh kabel: NIKLDEY
NO Kabel bertekanan minyak Contoh kabel : NOKDEFOA
NP Kabel dalam pipa bertekanan gas

85
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Kode Penjelasannya
System O: urat berwarna majemuk tanpa hijau kuning Contoh kabel:
O
NYYFGbY O 3×120 sm
O Perisai terbuka dari kawat-kawat baja Contoh kabel: NKROA
PL Kabel gantung Contoh kabel: NPL, NYPLYw
Jalinan (braid) kawat-kawat baja berselubung seng (zinc coated)
Q
Contoh kabel: NYKQ
R Perisai dari kawat baja bulat Contoh kabel: NYRGbY
RR Dua lapisan perisai kawat baja bulat Contoh kabel: NKRRGbY
rd Bulat Contoh kabel: NYLHYrd, NYMHYrd
re Penghantar padat bulat Contoh kabel: NYRGbY 4×10 re
rm Penghantar bulat kawat banyak Contoh kabel: NYFGbY 4×25 rm
S Kabel khusus Contoh kabel : NSYA, NSYAF
S Pelindung (shield) dari tembaga Contoh kabel: NYSY
SL Kabellas Contoh kabel : NSLFFöu
se Penghantar padat bentuk sector Contoh kabel : NAYFGbY 3×120 se

Kode Penjelasannya
Penghantar kawat banyak bentuk sector Contoh kabel: NYFGbY 4×70
sm
sm
T Kawat gantung Contoh kabel: NYMT
W Tahan cuaca Contoh kabel: NSYAW
w Tahan panas Contoh kabel : NYFAw, NYFAZw
Y Selubung isolasi dari PVC Contoh kabel: NYA, NYM, NYY
Y Selubung luar dari PVC Contoh kabel:NYFGbY
Perisai dari kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk  “Z”
Z
Contoh kabel: NKZAA
Z Kabel dengan pengurangan beban tarik Contoh kabel: NYMZ
Selubung logam dari pita seng Contoh kabel: NYRUZY
Z

Sumber : https://vdocuments.mx/6nomenklatur-kabel.html

86
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam mendiskripsikan kabel ada beberapa jenis kabel yang diartikan secara
berurutan,
Contoh : Kabel  NYHGbY  

Gambar 3.10 Pembacaan Nomenklatur kabel NYHGbY


Sumber : https%3a%2f%2fwww.indonetwork.co.id%2fproduct%2fkabel-nyfgby-merk-supreme-kabel-metal-kabe-
lindo-jembo-dll-ukuran-4-core-surabaya-sidoarjo-4661315/RK=2/RS=DS2A9JHVsuaq4yWG75N7X4tMyNg-

NYHGbY mempunyai arti :


1. N   : Kabel jenis standar dengan penghantar tembaga
2. Y   :  Mempunyai isolasi PVC
3. H   : Kabel Untuk Alat Bergerak
4. Gb   : Kawat Pita baja (perisai)

Kabel NYA mempunyai arti :

Gambar 3.11 Pembacaan Nomenklatur kabel NYA


Sumber : =https%3a%2f%2fpanduanteknisi.com%2fkabel-listrik-nya.html/RK=2/RS=79iHplxboGbgsWf-
gNeTdssCzIFc-

87
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Arti kode huruf penamaan kabel listrik


1. N : Normal artinya penghantar tersebut dari tembaga
2. Y : Isolasi dari PVC yaitu Pollyvinil Chlorida
3. A : adder artinya terdiri dari satu penghantar.

D. Warna Pada Kabel


Dalam pemasangan instalasi listrik kita harus tahu warna-warna kabel
yang digunakan. Instalasi rumah hanya menggunakan listrik satu fasa sehingga
penghantar yang sering dilihat adalah warna kebel merah dan hitam. Ada perbedaan
dalam penggunaan warna kabel antara satu fasa dan tiga fasa karena sudah diatur
oleh PUIL 2000.
Tujuan dari warna kabel yang dibuat adalah memudahkan dalam
pemasangan instalasi sebab sudah sesuai dengan arti dan fungsi dari kabel itu
sendiri. Warna kabel yang umun digunakan untuk kelistrikan adalah biru, merah,
hitam, kuning,hijau dan strip hijau. Kebanyakan listrik rumah tinggal menggunakan
listrik satu fasa, biasanya banyak digunakan warna hitam dan merah. Penggunaan
warna pada isolasi kabel sudah diatur oleh PUIL 2000.

No Warna Kebel Penggunaan Keterangan


1 Merah Pengahantar fasa R
Untuk muatan listrik
2 Kuning Penghantar fasa S
positif,
3 Hijau Penghantar fasa T
4 Biru Grounding Untuk muatan ground
yang dihubungkan logam
yang ditanam dibawah
meteran listrik
5 Strip Hijau Penghantar netral Untuk muatan listrik
negative.

Gambar 3.12 Warna Isolator Kabel


Sumber : https%3a%2f%2finfopromodiskon.com%2fnews%2fdetail%2f191%2fpengaturan-warna-kabel-ber-
dasarkan-standar-nasional-dan-internasional.html/RK=2/RS=IUgy8h11UjFH_XDybGuwk0WVRdM-

88
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Penegtahuan warna kabel sangat diperlukan karena sangat membantu kita saat
akan memasang instalasi listrik dirumah dan kita dapat mencegah atau meminimal
korsleting pada sambungan kabel. Warna kabel mempunyai keterangan atau arti
sendiri sehingga pada saat pemasangan tidak akan tertukar. Selain warna kabel
diameter kabel juga perlu diperhatikan dan harus sesuai dengan PUIL 2000.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memasang kabel:
1. Memilih ukuran kabel disesuaikan dengan daya dan arus listrik yang mengalir
apabila dalam pemilihan salah maka bisa menyebabkan kabel panas dan terjadi
korsleting.
2. Pertimbangkan adanya penambahan daya ke depannya, sehingga menggunakan
ukuran kabel ayng lebih besar.

E. Sambungan Kabel
Dalam pemasangan instalasi listrik pastinya ada penyambungan atau
percabangan kabel baik satu atau dua kabel dalam suatu titik tertentu. Sambungan
listrik haruslah baik, benar, aman serta bebas dari gaya tarik. Dalam sambungan
sudah diatur oleh PUIL 2000. Di bawah ini merupakan macam-macam sambungan
listrik :
1. Sambungan Ekor Babi
Sambungan kabel jenis ini digunakan untuk meyambung satu atau
lebih kabel dalam satu titik. Sambungan dapat dilakukan dengan mudah dan
sederhana hanya dengan memuntir dua kabel atau lebih dan akan terlihat
seperti ekor babi. Setelah selesai disambung potong sisa sambungan agar lebih
rapi lalu diisolasi dan ditutup dengan menggunakan tutup (lasdop).

Gambar 3.13 Sambungan Ekor Babi


Sumber : https%3a%2f%2fwww.kelistrikanku.com%2f2017%2f01%2fmacam-sambungan-kabel.html/RK=2/
RS=cwhLLJ0JyQYPDWVSwqjlEVxHSVM-
Salah satu kelebihan sambungan ekor babi yaitu mudah dalam
penyambunganya dan tidak butuh waktu lama, sedangkan kekuranganya kabel
bisa lepas apabila terjadi tarikan kabel yang kuat.
2. Sambungan Puntir
Sambungn puntir merupakan sambungan dua buah kabel yang akan
dibentangkan. Sambungan puntir ini lebih kuat dari sambungan ekor babi,
karena kedua kabel saling mengikat kuat, sambungan ini biasanya digunakan
apabila terjadi ada kabel yang mengelupas sehingga harus dipotong.

89
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Ada dua macam sambungan puntir yaitu :


a. Sambungan Bell Hangers

Gambar 3.14 Sambungan Bell Hangers


Sumber : http%3a%2f%2fdianeagle.blogspot.com%2f2015%2f12%2fjenis-jenis-sambungan-ka-
bel-dan-teknik.html/RK=2/RS=DRXPj0jfvQa_8Po76YbBQ5Z6MDs-

Sambungan bell hangers ini sangat mudah dilakukan yaitu dengan


cara menggabungkan dua buah kabel yang sudah dikupas isolasinya antara
1-2 cm. Lalu gabungkannya dan bengkokkannya seperti huruf L. Jika sudah
lalu plintir ujung kabel ke arah yang berlawanan satu sama lain hingga
terikat dengan kuat.
b. Sambungan Western Union

Gambar 3.15 Sambungan Western Union


Sumber : https%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=t_L7Cd81O2JF.9urjaznBEytguk-

90
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Cara membuat sambungan wester union adalah :


1) Kupas dua buah ujung kabel sekitar 5 – 7 cm
2) Tempelkan kedua ujung kabel tersebut lalu salah satu ujung kabel ke
kanan
3) Puntir satu ujung kabel yang lainya searah jarum jam, sehingga kabel
akan terkait dengan kuat dan sempurna
3. Sambungan Bolak-balik ( britania )

Jenis sambungan kabel yang ketiga adalah sambungan bolak balik.


Sambungan jenis ini lebih sulit dan rumit dengan sambungan sebelumnya Jenis
sambungan ini lebih kuat digunakan untuk mendapatkan sambungan yang kuat
dari tarikan. Sambungan bolak balik ini dibagi menjadi dua yaitu sambungan
britania dan scraf.
a. Sambungan Britania

Gambar 3.16 Sambungan Britania/bolak balik


Sumber : https%3a%2f%2fngertiaja.com%2fsambungan-kabel%2f/RK=2/RS=7cRW4A4N_YAmt5abtZYm-
7rEjIeQ-

b. Sambungan Scraf

Gambar 3.17 Sambungan Scraf


Sumber : https%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=tQ_cmzKI1rAMkmjk01mLR3XSn8k-
4. Sambungan Percabangan ( single plan joint )
Sambungan percabangan ini digunakan untuk menyambung kabel
lebih dari 2 kabel. Tujuan dari smbungan ini adalah untuk menghemat kabel.
Teknik dalam penyambungan kabel percabangan cukup bervariasi mulai
dari datar single plan joint, datar knotted tab joint, datar percabangan ganda satu
nadi, single wrapped cable slice, dan bulatan mata itik.

91
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

a. Sambungan datar single plan joint

Gambar 3.18 Sambungan Single Plan Joint


Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=L1zQSrlSo_dlXBUXmNx6_ZAJqyQ-

Cara menyambung kabel jenis datar single plan joint adalah :


1) Kupas kabel utama yang akan disambung sekitar 5 – 7 cm
2) Kupas ujung kabel ketiga yang akan disambungkan ke kabel utama
3) Lalu lilitkan kabel ketiga ke kabel utama hingga menempel dengan kuat
dan sempurna
b. Sambungan Datar Knotted Tab Joint

Gambar 3.19 Knotted Tab Joint


Sumber : https%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=m2ljuwleXrlS4fkkbnRNAADXI4c-

Cara menyambung kabel kabel datar knotted tab joint adalah hampir sama
jenis sambungan sebelumnya. Hanya saja sambungan kabel ketiga pada
kabel utama memiliki ikatan simpul. Jadi sambungan jenis datar knotted tab
joint ini lebih kuat dibandingkan dengan jenis sambungan sebelumnya.
c. Sambungan Datar Percabangan Ganda Satu Nadi

92
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.20 Sambungan Datar Percabangan Ganda satu nadi


Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=Tbpb0U48NSGV_4bYhPHT7BsdH.k-

Cara menyambung kabel ini cukup mudah yaitu dengan cara melilitkan dua
buah kabel yang akan disambung ke kabel utama, lalu kabel itu kita puntir.
Dari kedua yang telah dipuntir lalu Tarik kabel tersebut yang satu keatas dan
satunya ke bawah. Jadi akan mendapatkan sambungan cabang empat.
d. Sambungan Single Wrapped Cable Slice

Gambar 3.21 Sambungan Single Wrapped Cable Slice


Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fmacam-macam-sambungan-kabel-instalasi-lis-
trik%2f/RK=2/RS=._X3jdKrKyi81Pn_SMvDHmb9QZE-

Sambungan  single wrapped cable slice tergolong jenis sambungan yang


paling ribet karena kita harus menyambungkan banyak kabel satu per satu.
Kabel yang disambungkan dengan teknik ini akan tersambung dengan kuat.
Namun usaha yang diperlukan juga cukup besar dan waktunya lama

F. Pemasangan Instalasi Listrik Sederhana


Pemasangan instalasi listrik merupan suatu pekerjaan listrik yang tidak
mudah. Oleh karena itu dibutuhkan kompetensi dan pengetahuan tentang instalasi
listrik sehingga nantinya dapat memperoleh hasil yang maksimal. Ada beberapa
hal perlu diperhatikan dalam pemasangan instalasi listrik.
1. Membuat perencanaan instalasi yang akan dipasang
2. Menggambar denah bangunan yang akan dipasang
3. Menentukan kebutuhan komponen listrik yang akan dipasang.
4. Menentukan titik-titik sambungan
5. Menentukan biaya, rekapitulasi daya yang akan digunakan.

93
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Dalam pemasangan instalasi listrik harus memperhatikan aturan-aturan tertentu,


seperti di Indonesia dalam dunia teknik listrik aturan yang ada antara lain PUIL
(Persyaratan Umum Instalasi Listrik).
1. Komponen instalasi listrik ada beberapa macam, antara lain :
a. Pengaman,
Pengaman merupakan peralatan listrik digunakan untuk melindungi
sistem instalasi dari beban yang melebihi kemampuannya atau korsleting
listrik. Pengaman ini akan memutuskan arus listrik secara otomatis jika
terjadi korsleting atau beban lebih. Biasanya arus yang mengalir pada
suatu penghantar akan menimbulkan panas, baik pada saluran penghantar
maupun pada alat listriknya sendiri.

Gambar 3.22 Pengaman Listrik


Sumber : http%3a%2f%2fwww.asalasah.com%2f2013%2f05%2fmacam-macam-jenis-sekering-yang-bi-
asa.html/RK=2/RS=4YpC2efF0r.e8Q90XAblgzGBoPo-

b. Sakelar,
Saklar merupakan komponen listrik yang berguna untuk memutuskan
dan menghubungkan  rangkaian listrik. Pemasangan saklar sudah diatur
dalam PUIL 2000, bahwa saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai.
Berdasarkan sistem kerjanya sakelar dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu sakelar tunggal, sakelar kutub dua, sakelar kutub tiga, sakelar seri,
sakelar tukar dan sakelar silang.

94
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 3.23 Simbol-simbol komponen listrik


Sumber : http%3a%2f%2fslideshare.net%2faghie%2fteknik-dasar-elektronika/RK=2/RS=XVdh-
pvt3AV1CXUarIqt09AhihDM-
c. Kotak Perangkat Hubung Bagi (PHB),
PHB merupakan perlengkapan hubung bagi yang digunakan untuk
membagi arus atau daya listrik. Perelangkapan hubung bagi ini dilengkapi
dengan pengaman seperti MCB sesuai persyaratan yang telah ditentukan
Kotak PHB harus dibuat dari bahan yang tidak dapat terbakar, tahan lembab
dan kukuh (PUIL 2000 ayat 610 A1). Pada setiap hantaran fasa keluar suatu
perlengkapan hubung bagi harus dipasang pengaman arus (ayat 602 D1).

Gambar 3.24 PHB


Sumber : https%3a%2f%2fwww.indotrading.com%2fproduct%2fjasa-elektrik-dan-p115651.aspx/RK=2/
RS=kOVT3lpMLDFt9wJiG8eABqdrYaA-

95
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Fitting,
Fitting merupakan peralatan/komponen listrik yang berfungsi untuk tempat
bolam lampu. Fiting dibuat dengan bahan isolasi yang sangat besar dan
tahan terhadap panas. Macam-macam fiting diantaranya: fitting duduk,
fitting gantung, dan fitting kedap air.

Gambar 3.25 Fitting Lampu


Sumber : http%3a%2f%2fdigiwarestore.com%2fid%2fdigiware-news%2f28_iot-kendali-lampu-raspber-
ry/RK=2/RS=PVl2R6FKK4K.lHcU8viBqP8M3j0-
e. Stop kontak
Stop Kontak adalah komponen listrik yang berguna untuk
menyambungkan peralatan elektronik dengan sumber listrik. Peralatan
elektronik ini misalnya : kulkas, televisi, amplifier, mesin cuci, setrika dan
lain-lain. Dalam pemakain kotak kontak ini dibutuhkan tusuk kontak sebagai
pasangan kotak kontak. Menurut PUIL 2000 stop kontak dibedakan menjadi
Kotak Kontak Biasa (KKB) dan Kotak Kontak Khusus ( KKK). KKB digunakan
untuk menyambungkan secara permanen sedangkan KKK digunakan secara
permanen. Pemasangan stop kontak bisa dipasang di dalam dinding maupun
di permukaan dinding. Berikut macam-macam stop kontak :

Gambar 3.26 Kotak Kontak


Sumber : https%3a%2f%2finfopromodiskon.com%2fnews%2fdetail%2f169%2ftabel-lengkap-tegan-
gan-listrik-dan-dan-model-stop-kontak-colokan-di-berbagai-negara-di-seluruh-dunia.html/RK=2/
RS=3cTqm4SMuCFOCLNjY_fdo.KfAcA-

96
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

f. Kabel penghantar,
Kabel pengahantar adalah bahan yang berfungsi untuk menghantarkan
arus listrik. Kabel penghantar ini terbuat dari bahan tembaga dan alumunium.
Penggunaan kabel listrik harus disesuaikan dengan arus dan daya yang
digunakan agar tidak terjadi panas yang berlebihan pada kabel penghantar
tersebut. Karena apabila terjadi panas yang berlebihan bisa mengakibatkan
kabel tersebut terbakar.

Gambar 3.27 Kabel Penghantar


Sumber : http%3a%2f%2fgajah-listrik.com%2fjenis-jenis-kabel-listrik%2fmacam-macam-kabel-lis-
trik%2f/RK=2/RS=KsPsfLLs4t6PEbTAQtPZKtp_2rU-

g. Pipa Instalasi
Pipa Instalasi digunakan untuk pengaman atau isolasi dari gangguan
tikus dan gangguan lain. Jadi pemasanganya kabel dimasukkan ke dalam pipa
instalasi. Sebagai syarat pipa instalasi adalah harus tahan terhadap panas,
lembab, tekanan mekanis dan tidak menjalarkan api. Jenis pipa instalasi
diantaranya: pipa PVC, pipa baja dan pipa fleksibel. Dalam penggunaanya
harus dipasang klem sebagai pasanganya.

Gambar 3.28 Pipa Instalasi Listrik


Sumber : http%3a%2f%2fmultimakmurlemindo.com%2fweb%2findex.php%2fpipapvc%2fpipa-listrik/
RK=2/RS=jfzK4dCpRUkWgY9DvymsS1rfsI0-

97
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

h. Kotak sambung,
Kotak sambung merupakan tempat penyambungan kabel atau percabangan
kabel. Tujuan pemasangan kotak sambung ini untuk keamanan menghindari
gangguan dari korsleting listrik. Macam-macam kotak sambung diantaranya:
kotak sambung dalam (inbow) dan kotak sambung luar (Tdos). Berdasarkan
konstruksinya kotak sambung dibagi menjadi 4 yaitu : kotak sambung satu
cabang, dua cabang, tiga cabang dan empat cabang.

Gambar 3.29 Kotak Sambung


Sumber : https%3a%2f%2fwww.tokopedia.com%2fpe-store%2ft-dos-putih-20-mm-cabang-3-kabel-bu-
lat-tempat-percabangan-lubang-20mm/RK=2/RS=LqzB_U4RH12h1UejJU7aHqVyXHg-
i. Lasdop
Lasdop merupakan perlatan/komponen instalasi lisrik yang berguna untuk
menutup sambungan kabel. Sebelum ditutup sambungan kabel harus
dibungkus dulu oleh isolasi.

Gambar 3.30 Lasdop


Sumber : http%3a%2f%2fwww.klusidee.nl%2fForum%2flasdoppen-uit-de-bouwmarkten-t66596.html/
RK=2/RS=bSQF8wiBd9IDAYtjNMij9Ae_Eio-

98
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

j. Roset kayu
Roset kayu merupakan komponen instalasi yang berfungsi untuk
tempat dudukan fiting, saklar, stop kontak dan kotak sambung. Roset kayu
terbuat dari bahan kayu. Roset ini biasanya digunakan untuk instalasi di luar
tembok.

Gambar 3.31 Roset Kayu


Sumber : https%3a%2f%2fwww.junhasindo.com%2ftoko%2froset-kayu-bundar-untuk-fiting-tempel%2f/
RK=2/RS=.q_vh1gVlbHfvQOV9VCLbD46Z9A-
k. Elbow
Elbow merupakan komponen instalasi listrik yang difungsikan untuk
sambungan di tikungan dalam ruangan. Elbow ini terbuat dari bahan
pipa PVC yang kuat dan selalu berpasangan dengan pipa instlasi dalam
pemasangannya.

Gambar 3.32 Elbow


Sumber : http%3a%2f%2fwww.abwplastics.co.uk%2fpvc-elbow---90-plain-378-p.asp/RK=2/RS=KUax-
MYYa47irqz52RUuYlkaTR2o-
G. Bahaya Listrik
Pada satu sisi, dalam menjalankan aktivitas sehari-hari kita sangat

99
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

membutuhkan daya listrik. Listrik sangat bermanfaat bagi manusia tetapi juga
berbahaya bagi keselamatan manusia. Apakah pernah terjadi kecelakaan akibat
listrik dan sekitar lingkungan Anda? Sudah banyak sekali terjadi kecelakaan akibat
listrik sehingga menimbulkan kerugian dan juga yang fatal bisa menyebabkan
kematian.
Arus listrik dapat menimbulkan kecelakaan kerja secara langsung maupun
tidak langsung. Tersengat listrik merupakan contoh bahaya listrik yang disebabkan
oleh listrik secara langsung. Sedangkan bahaya listrik yang tidak langsung adalah
terkena percikan api sehingga tubuh (kaki, tangan) bisa terbakar.
1. Bahaya listrik bagi manusia
Kecelakaan bisa saja terjadi pada saat kita berhubungan dengan listrik. Hal
ini dikarenakan kesalahan prosedur, dan kurang hati-hati dalam pemasangan
instalasi listrik. Salah satu bahaya listrik adalah tersengat oleh aliran listrik itu
disebabkan menyentuh kabel listrik terkelupas isolasinya.
2. Penyebab bahaya listrik
Dalam instalasi listrik banyak kasus yang terjadi karena hubungan arus pendek
atau korsleting. Di bawah ini penyebab terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik
diantaranya adalah :
a. Kabel isolasi rusak/terkelupas
Disebabkan karena gigitan tikus, mutu kabel kurang baik, peampang kabel
yang terlalu kecil
b. Perlatan listrik yang rusak
c. Pergantian kawat plebur pada pengaman yang tidak sesuai dengan kapasitas
d. Kebocoran arus listrik bisa disebabkan
Kebocoran arus listrik bisa menyebabkan timbulnya tegangan pada rangka
peralatan elektronik, ini sangat berbahaya karena kita tersentuh oleh rangka
tersebut kita bisa tersengat listrik.
e. PHB dalam kondisi rusak atau terbuka
f. Penyambungan peralatan listrik yang tidak baik.
Penyambungan kabel yang bertumpuk dan tidak diisolasi dapat menimbulkan
panas dan kebakaran.
3. Pencegahan bahaya listrik
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat arus listrik sudah dijelaskan
oleh PUIL oleh karena itu sangatlah penting memahami dan melaksanakan
keselamatan kerja yang berhubungan dengan instalasi listrik. Peraturan umum
instalasi listrik diantaranya :
a. Peralatan yang rusak harus segera diganti
a. Tidak menumpuk stop kontak pada sumber listrik
b. Tidak diperbolehkan mengganti komponen :
1) Pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
2) Kawat pengaman lebur dengan kawat berkapasitas besar
3) Memesag kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah
daya.

100
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

a) Bagian yang bertegangan seperti terminal sambungan kabel harus


ditutup dan tidak boleh disentuh
b) Peralatan listrik yang terbuat dari logam harus ditanahkan
c) Jika ingin memeriksa, memasang instalasi listrik sebaiknya
menggunakan jasa instalasi yang resmi sebagai anggota AKLI
(Asosiasi Kontraktor Listrik Indonesia)
4. Bahaya kebakaran
Arus listrik merupakan factor utama yang menyebabkan kebakaran rumah.
Kebakaran ini disebabkan oleh hubungan arus pendek, juga bisa disebabkan
karena penggunaan penghantar yang tidak sesuai dengan daya yang digunakan.
Arus listrik yang mengalir pada suatu penghantar yang melebihi kemampuan
hantar arus bisa menyebabkan penghantar kabel panas dan merusak isolasi
kabel sehingga isolasi bisa terbakar dan bisa membakar benda disekitarnya.
Oleh sebab itu dalam penggunaan kabel penghantar harus benar-benar
sesuai dengan daya listrik yang digunakan. Maka sebagai pengaman listrik akan
dipasang sekering, MCB.

LEMBAR PRAKTIKUM

Membuat Macam-Macam Sambungan Kabel


A. Tujuan
Peserta didik mampu membuat sambungan kabel
B. Peralatan dan Bahan
1. Kabel NYA
2. Tang
3. Pengupas kabel
C. PetunjukPraktik
1. Persiapkan alat dan bahan
2. Gunakan alat pelindung diri
3. Mulai memotong dan mengupas kabel
4. Lakukan penyambungan kabel
5. Periksa kembali hasil praktik dan laporkan pada pembimbing
6. Kembalikan alat- alat praktik ke tempat semula dengan rapi
D. Tindakan K3
1. Pakailah baju kerja ( wepack ) saat melakukan praktek
2. Hati – hati dalam menggunakan peralatan tangan sehingga alat tangan
tidak terjadi kerusakan
3. Gunakan teknik menggunakan alat tangan sesuai SOP
4. Periksa hasil pekerjaan membuat sambungan kabel

E. Gambar Kerja

101
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

LEMBAR PRAKTIKUM

CAKRAWALA

PUIL 2011 Standar Baru Instalasi Listrik di Indonesia

Pemerintah melalui Kementerian Energi Sumber Daya Manusia (ESDM),


telah mengeluarkan Permen ESDM no. 36 tahun 2014 tentang pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia 0225:2011 mengenai persyatan umum instalasi
listrik 2011 (PUIL 2011) dan standar nasional Indonesia 0225:2011/Amd:2013
mengenai persyaratan umum instalasi listrik 2011 (PUIL 2011) amandemen
1 sebagai standar wajib. Peraturan ini ditandatangani oleh menteri Sudirman
Said, pada tanggal 24 Desember 2014. Kemudian melalui siaran persnya no. 02/
SJI/2015 pada tanggal 23 Januari 2015 yang ditandatangani oleh Bpk. Saleh
Abdurrahman, selaku kepala pusat komunikasi publik, menyiarkan bahwa SNI PUIL
2011 telah diberlakukan secara wajib, berikut bunyi lengkap siaran pers tersebut
(http://www.esdm.go.id/siaran-pers/55-siaran-pers/7074-pemberlakuan-sni-
puil.html):

102
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber


Daya Mineral pada hari Jumat (23/1) meluncurkan secara resmi Peraturan Menteri
Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 36 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan
Standar Nasional Indonesia 0225:2011 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2011 (PUIL 2011) dan Standar Nasional Indonesia 0225:2011/Amd1:2013
Mengenai Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2011 (PUIL 2011) Amandemen 1
sebagai standar wajib.
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah dokumen SNI yang
digunakan sebagai standar acuan dalam pemasangan instalasi tenaga listrik
tegangan rendah untuk rumah tangga, gedung perkantoran, gedung publik dan
bangunan lainnya. PUIL 2011 merupakan revisi dari PUIL 2000 yang selama ini
digunakan oleh instalatur sebagai standar wajib dalam pemasangan instalasi
listrik, serta digunakan oleh lembaga inspeksi teknik tegangan rendah dalam
pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik sebelum diterbitkan Sertifikat Laik
Operasi (SLO).
PUIL 2011 memuat ketentuan-ketentuan pemasangan instalasi listrik serta
pemilihan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik tegangan rendah. Dalam
PUIL 2011 juga diperkenalkan penggunaan peralatan dan perlengkapan instalasi
dengan teknologi yang lebih maju yang bertujuan meningkatkan keamanan
instalasi.
Dengan pemberlakuan PUIL 2011, diharapkan keamanan instalasi listrik
dapat ditingkatkan guna mengurangi atau mencegah risiko kecelakaan listrik
bagi manusia dan lingkungan atau resiko kebakaran yang diakibatkan oleh
listrik. Selain itu, dengan pemasangan instalasi yang mengikuti ketentuan PUIL,
diharapkan instalasi listrik akan lebih handal serta efisiensinya meningkat dengan
berkurangnya kerugian (losses) arus bocor, sehingga energi listrik dapat optimal
pemanfaatannya.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah pengetahuan tentang instalasi listrik kalian


juga bisa belajar sendiri dengan membuka situs internet.
Di dalam situs internet banyak dijelaskan materi tentang
instalasi listrik tersebut disertai penjelasan menggunakan
video. Silakan buka satu website di bawah ini :
https://youtu.be/54gIlzrKIbg
https://youtu.be/2UDCIjzlAcg
https://youtu.be/0R5CDo86LD8
https://youtu.be/xT6EwWMK9cA

103
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

1. Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat lobang pada
benda kerja yang dibagi menjadi dua macam yaitu penitik pusat dan penitik
garis
2. Penggores adalah alat yang digunakan untuk menandai garis pada permukaan
benda kerja dengan menggunakan alat bantu berupa mistar.
3. Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter dan kedalaman dengan ketilitian yang sangat tinggi sampai 0,01 mm
4. Ragum adalah alat kerja bengkel yang digunakan untuk menjepit benda
kerja sebelum kita memulai pekerjaan bengkel seperti mengikir, memotong,
mengebor, memahat, mengulir, mengetap dan membengkokkan
5. Dalam menggunakan kikir kita harus mengetahui jenis kikir yang akan
digunakan yang sesuai dengan benda kerja
6. Ada tiga posisi dalam proses menggergaji yaitu posisi bawah, posisi atas posisi
samping kiri dan posisi samping kanan.
7. Mesin bor tangan adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang atau
membuat lubang lebih besar dengan bahan kerja berupa besi, kayu plastik
dan beton.
8. Penggunaan peralatan tangan harus sesuai dengan Standart Opeational
Prosedure (SOP) sehingga keselamatan dan keamanan kerja bisa terjamin.
9. Mesin gerinda tangan adalah alat yang digunakan untuk merapikan permukaan
benda kerja dari hasil pemotongan
10. Dalam proses mengulir harus dimulai dari urutan tapyaitu 1. Taper, 2. Plug, 3.
Button
11. Memberi pelumas dalam pekerjaan tap akan menghasilkan ulir dalam yang
halus.
Di dalam mengoperasikan peralatan tangan kita harus tahu jenis dan fungsinya
peralatan tangan, sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja

TUGAS MANDIRI

1. Buatlah sebuah denah rumah tinggal sederhana yang terdapat :


a. Ruangan keluarga
b. Ruangan tamu
c. 2 ruangan kamar tidur
d. Ruangan dapur
e. Ruangan kamar mandi
2. Buatlah komponen-komponen instalasi listrik yang mengisi setiap ruangan
tersebut!
3. Apabila sudah selesai kumpulkan kepada guru!

104
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan fungsi dari sebuah penghantar kabel !
2. Sebutkan macam-macam kabel !
3. Apa makna dari jenis kabel NYM dan NYA menurut nomenklatur kabel yang
kalian ketahui?
4. Apa Fungsi saklar listrik ?
5. Sebutkan 2 jenis saklar listrik!
6. Sebutkan manfaat sekring listrik!
7. Apa fungsi dari kotak sambung?
8. Gambarkan sambungan pigtail atau sambungan ekor babi!
9. Sebutkan bahaya-bahaya listrik yang kalian ketahui!
10. Jelaskan cara pencegahan bahaya listrik!

REFLEKSI

Selesai kita belajar bab ketiga ini, tentunya ada beberapa materi tentang instalasi
listrik yang sesuai dengan PUIL 2000 yang kalian belum paham atau kesulitan
dalam memahaminya. Silakan diskusikan dengan teman-teman seandainya
masih belum paham bisa didiskusikan dengan guru, karena materi ini merupakan
gambaran pengetahuan di bab-bab berikutnya.

105
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR PENILAIAN AKHIR SEMESTER


SEMESTER GASAL GASAL

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Alat pelindung diri (APD) merupakan alat digunakan untuk menjaga
keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan. APD yang diperlukan pada
saat melakukan sebuah pekerjaan dibengkel elektronika adalah…
a. kacamata, sepatu, sarung tangan, pelindung telinga, dan respirator
b. werpak, kacamata, sepatu, helm
c. safetyharness, kacamata, sepatu, dan penutup topeng
d. baju kerja, kacamata, sarung tangan, sepatu, dan penutup hidung
e. sepatu, sarung tangan, kacamata, topeng dan helm
2. Komponen-komponen yang berkaitan dengan k3 adalah…
a. manusia, lingkungan, bahaya
b. bahaya, sosial, pekerjaan
c. manusia, bahaya, pekerjaan
d. manusia, bahaya, peralatan
e. manusia, lingkungan, pekerjaan
3. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya
kecelakaan kerja adalah…
a. tidak mematuhi perintah
b. kondisi tubuh lemah
c. tidak hati-hati
d. tidak mengikuti prosedur kerja
e. menggunakan alat pelindung
4. Pernyataan berikut yang bukan merupakan tujuan dari keselamatan kerja
adalah…
a. mencegah terjadinya kecelakaan diluar tempaat kerja
b. mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja
c. memberikan pertolongan pertama bagi pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja
d. memberikan perlindungan pada tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaanya
e. menjamin peningkatan produktivitas pekerja
5. Perhatikan gambar rambu K3 berikut !

Gambar rambu K3 tersebut diatas mempunyai arti…


a. dilarang menyalakan api
b. dilarang memasukkan tangan
c. dilarang menyentuh bertegangan
d. tanpa kelengkapan dilarang masuk
e. dilarang merokok

106
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

6. Dari rambu K3 berikut yang mempunyai arti peringatan areal elektro


magnetic adalah…

a.

b.

c.

d.

e.

7. Perhatikan gambar rambu K3 berikut !

1 2 3 4 5

Gambar yang mempunyai arti pintu darurat arah kanan adalah


a. 1
b. 2
c. 3
d. 4
e. 5
8. Menandai permukaan benda keja agar garisnya lurus dan jelas, maka bisa
menggunakan alat…
a. penggores
b. mistar baja
c. gerinda tangan
d. jangka sorong
e. penitik
9. Alat perkakas yang digunakan untuk menjepit benda kerja supaya benda kerja
tidak berubah posisi adalah …
a. mistar baja
b. tang
c. jangka sorong
d. gergaji
e. ragum

107
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

10. Sudut lancip pahat untuk memotong baja lunak mempunyai sudut…. derajat
a. 60
b. 55
c. 50
d. 45
e. 35
11. Sebuah perkakas alat tangan yang bernama gergaji mempunyai fungsi untuk…
a. memasang baut
b. memasanag pen baut
c. menggaris benda kerja
d. memotong benda kerja
e. memasang daun gergaji

12. Perhatikan gambar dibawah ini !

Alat kerja pada gambar tersebut adalah palu …


a. konde
b. pen
c. terak
d. plastik
e. lunak
13. Untuk membuat ulur pad bagian dalam secara manual atau dengan tangan,
umumnya menggunakan alat…
a. snei
b. tap
c. rimer
d. pahat
e. penitik
14. Hal-hal yang tidak perlu diperhatikan saat mengikir benda kerja adalah…
a. posisi kedua kaki dibentangkan
b. memegang kikir dengan tangan kanan
c. pengikiran dapat dilakukan dari segala arah
d. memriksa kerataan benda
e. posisi badan tegak lurus

108
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

15. Hasil pengukuran jangka sorong pada gambar dibawah ini adalah…

a. 10,02 cm
b. 10,05 cm
c. 10,07 cm
d. 1, 02 cm
e. 1, 05 cm
16. Jenis penghantar kabel yang hanya memiliki satu isolasi adalah…
a. NYM
b. NYY
c. NYA
d. NYAF
e. NYAGby
17. Kabel jenis NYFGby merupakan salah satu kabel yang digunakan dalam
instalasi listrik. Dalam nomenklatur kabel yang menunjukkan perisai kawat
baja pipih adalah huruf …
a. N
b. Y
c. F
d. G
e. by
18. dari macam – macam sambungan kabel dibawah ini yang merupakan
sambungan ekor babi adalah…

a.

b.

c.

d.

e.

109
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

19. Dalam PUIL 2000, warna kabel untuk fasa R,S,T, netral dan ground
(pentanahan) adalah…
a. merah, kuning, hitam, biru dan kuning strip hijau
b. merah, hitam, biru, kuning dan kuning strip hijau
c. merah, kuning, coklat, biru dan kuning strip hijau
d. merah, hitam, coklat, biru dan hijau strip kuning
e. hitam, kuning, biru, merah dan hijau strip kuning
20. Kompone listrik yang berfungsi untuk tempat memasang bolam lampu
adalah…
a. sekering
b. saklar
c. fiting
d. stop kontak
e. phb
21. Sedangkan komponen listrik yang berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik adalah…
a. sekering
b. saklar
c. fiting
d. stop kontak
e. PHB
22. Perhatikan gambar berikut !

Gambar saklar diatas merupakan simbol…


a. seri
b. tukar
c. kelompok
d. ganda
e. silang
23. Komponen listrik yang bernama stop kontak mempunyai fungsi …
a. tempat menempelkan saklar
b. tempat persambungan kabel
c. tempat untuk mendapatkan sumber tegangan
d. melindungi system instalasi dari kelebihan beban
e. memutus dan menghubungkan arus listrik
24. Jika pada kerja terjadi kecelakaan karena adanya adanya hubungan arus
pendek, pertama kali yang dilakukan adalah…
a. mematikan arus listrik
b. menarik tangan korban
c. minta pertolongan pada orang lain
d. menjauhka orang yang tersengat arus listrik dari aliran listrik
e. melaporkan pada atasan

110
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

25. Sesuai dengan nomenklatur kabel pada PUIL 2000, kabel NYAF mempunyai
arti…
a. kabel berinti tunggal, pejal dan berisolasi pvc
b. kabel berinti serabut, fleksibel, dan berisolasi pvc
c. kabel berinti serabut, fleksibel, dan berisolasi karet
d. kabel berinti tunggal, pejal, dan berisolasi karet
e. kabel berisi tunggal, fleksibel dan berisolasi karet
26. Efek yang terjadi akibat sengatan arus listrik sangat bergantung pada
besarnya arus, besar arus 2 – 8 mA akan mengakibatkan…
a. tidak terjadi efek.
b. terjadi gerakan reflek yang tidak terkendali ada kemungkinan kita akan
membentur sesuatu yang mengakibatkan cedera.
c. akan mengakibatkan sistem saraf terganggu
d. korban akan merasa sangat sakit bahkan pingsan
e. korban bisa meninggal dunia.
27. Dalam sebuag pekerjaan menggerinda benda kerja akan menghasilkan debu
dan partikel, untuk melindungi hidung dari debu pada saat menggerinda
digunakan alat pelindung…
a. ear plug
b. safety shoes
c. dust masker
d. safety glasses
e. body protector
28. Perhatikan gambar dibawah ini !

Gambar peralatan tangan diatas berfungsi …


a. menjepit benda kerja
b. memotong benda kerja
c. memukul benda kerja
d. mengerut benda kerja
e. membuat lubang benda kerja
29. Listrik adalah salah satu penyebab kebakaran. Dibawah ini adalah pernyataan
yang bukan merupakan penyebab kebakaran…
a. adanya beban besar
b. sambungan kabel yang lepas
c. sambungan kabel yang tidak sempurna
d. penggunaan batas arus yang tidak sesuai
e. penggunaan peralatan instalasi yang tidak standart

111
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL

30. Alat bantu yang digunakan untuk menedai garis lurus dan siku terhadap
pinggir benda kerja adalah…
a. penitik
b. penggores
c. penyiku
d. mistar baja 30 cm
e. snei

B. Uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud keselamatan dan kesehatan kerja !
2. Jelaskan syarat keselamatan kerja yang terdapat pada undang-undang RI no.
1 Tahun 1970!
3. Jelaskan kegunaan peralatan bengkel dibawah ini :
a. Penitik
b. Palu karet
c. Gergaji
d. Ragum
4. Jelaskan cara mengikir yang benar !
5. Jelaskan langkah-langkah mencegah terjadinya bahaya listrik !

112
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

SOLDERING, DESOLDERING, MEMBUAT BOKS DAN LAY


BAB
OUT PCB, SERTA WIRING DAN KABEL IV
BAB IV SOLDERING, DESOLDERING, MEM-
BUAT BOKS DAN LAY OUT PCB, SERTA
WIRING DAN KABEL
TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang soldering, desoldering, membuat boks dan


layout pcb, serta wiring dan kabel siswa diharapkan mampu mengetahui teknik
soldering dan desoldering sehingga menguasai teknik soldering dan desoldering
teori maupun praktik. Siswa juga mampu membuat boks peralatan elektronika
dengan baik sampai proses membuat layout PCB dan perkabelan atau wiring.

PETA KONSEP

SOLDERING, DESOLDERING, MEMBUAT BOKS DAN LAY OUT PCB,


SERTA WIRING DAN KABEL

SOLDERING, DESOLDERING, MEM-


SOLDERING, DESOLDERING BUAT BOKS DAN LAY OUT PCB,
SERTA WIRING DAN KABEL

1. Soldering 1. Membuat Boks Peralatan


2. Desoldering Elektronika
3. Cahaya akibat Solder 2. Membuat LAyout PCB
3. Pengawatan/Perkabelan

KATA KUNCI

Soldering – Desoldering – Bahaya Akibat Solder – Membuat Boks – Membuat


Layout PCB – Perkabelan atau Pengawatan

113
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Soldering dan desoldering adalah sebuah kegiatan yang hampir dikatakan


wajib untuk teknisi elektronika. Soldering adalah kegiatan memasang komponen
elektronika sedangkan desoldering identik dengan melepas komponen elektronika
dari PCB. Bagaimanakah cara menyolder dan desoldering yang baik dan benar?
Tidak dipungkiri dalam proses soldering dan desoldering tidak terlepas dari
bahaya yang mengintai para teknisi elektronika. Bahaya-bahaya apa saja kah yang
kira-kira akan mempengaruhi kerja kita maupun kesehatan kita dalam jangka panjang?

Gambar 4.1. Kegiatan Soldering dan Desoldering dengan Solder Tipe Blower
Sumber: koleksi penulis

Dalam Bab IV ini juga akan dibahas proses membuat boks perangkat
elektronika, membuat layout PCB secara umum, dan memasang perkabelan atau
wiring di dalam boks. Alat dan bahan serta langkah-langkah apa saja yang harus ada
maupun dilaksanakan untuk membuat boks sampai dengan wiring dengan baik?

114
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.2. Membuat Layout PCB dengan Software dan Printer Laser
Sumber: koleksi penulis

MATERI PEMBELAJARAN

A. Soldering Desoldering Dan Bahaya Akibat Solder


1. Soldering
Soldering atau mematri adalah sebuah kegiatan menempelkan kaki
komponen ke PCB dengan menggunakan timah. Agar hasil solderan baik maka
dibutuhkan teknik teknik khusus yang dlakukan dengan biak dan benar. Berikut
ini adalah cara menyolder yang baik dan benar:
a. Persiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti solder, timah yang bersih,
pasta solder bila diperlukan.

Gambar 4.3. Solder Yang Baik dan Timah Solder


Sumber: https://www.123rf.com/photo_76447254_soldering-iron-with-solder-wire-and-flux.html

115
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Pastikan ujung mata solder benar benar bersih untuk hasil solder yang baik.
c. Bila mata solder kurang bersih maka hasil solderan tidak bagus dan
cenderung akan terlalu banyak timah. Cara membersihkan mata solder
adalah dengan memberikan timah ke ujung mata solder sampai timah dapat
menempel dengan sempurna pada ujung mata solder. Bila timah masih
belum menempel sempurna maka terindikasi mata solder masih belum
bersih. Gunakan kertas atau tissue untuk menyeka ujung solder jangan sekali-
sekali menggosok gosokan pada media yang keras atau bahkan mengikirnya,
karena mata solder justru akan rusak.
d. Gunakan timah atau tenol yang bermutu baik.
e. Colokkan steker kabel solder ke jala jala listrik, tunggu sekitar 5 sampai
dengan 10 menit agar solder dalam kondisi panas sempurna. Jangan
memaksakan untuk segera menyolder agar hasil solderan sempurna.
f. Bersihkan PCB dan kaki komponen yang akan disolder.
g. Pasang kaki komponen elektronika pada lubang PCB, tempatkan PCB pada
posisi yang stabil dan tidak bergeser-geser atau bergerak saat ditempel
solder.
h. Tempelkan ujung solder pada kaki komponen sekaligus pada PCB dengan
posisi sekitar 45°, tunggu sekitar 2 detik baru tempelkan timah pada
pertemuan kaki komponen dengan PCB. Tidak perlu banyak timah tapi
menempel sempurna.

Gambar 4.4. Posisi Solder, PCB, dan Kaki Komponen agar Hasil Solderan Sempurna
Sumber: https://slideplayer.info/slide/2032997/

i. Hasil soder yang baik timah akan terlihat mengkilap dan meleleh sempurna
menempel di semua sisi PCB dan kaki komponen.

116
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.5. Hasil Solderan yang Sempurna


Sumber: https://www.kitronik.co.uk/blog/how-to-solder-in-ten-easy-steps/

j. Potong kaki komponen dengan memegang ujung kaki komponen dan


memotong menggunakan tang potong tepat pada ujung terakhir timah
menempel.
2. Desoldering
Desoldering adalah kegiatan melepas komponen elektronika dengan
menghilangkan timah yang menempel dengan menggunakan atractor. Berikut
ini adalah langkah untuk melakukan desoldering.
a. Bersihkan permukaan solderan yang akan dilepas dengan menggunakan
kuas kasar.
b. Panaskan solder dengan maksimal sekira 2 sampai 3 menit sebelumnya.
c. Persiapkan atractor dalam posisi siap isap.

Gambar 4.6. Atracktor Timah


Sumber: https://www.flipkart.com/isc-desoldering-pump-2-pcs-tweezers-any-electronic-work-0-w-sim-
ple/p/itmf5pvzs35jhq34

117
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Tempelkan ujung solder pada timah yang terpasang sampai meleleh


sempurna, dekatkan atractor ke timah yang sudah meleleh, tekan tombol
tarik. Ulangi beberapa kali sampai timah tertarik semua atau posisi kaki
komponen telah terlepas.

Gambar 4.7. Posisi Solder dan Atracktor Saat Desoldering


Sumber: https://en.wikipedia.org/wiki/Desoldering

e. Pastikan kaki komponen telah terlepas sempurna dengan pinset, bila sudah
bergeser sempurna lepaskan kaki komponen.
f. Jangan memaksakan melepas kaki komponen bila timah masi menempel,
bila dipaksakan tembaga PCB akan terlepas atau rusak.

3. Bahaya Akibat Solder


Pekerjaan menyolder dan desoldering mungkin bukan pekerjaan yang
berat, tapi memiliki risiko atau bahaya yang sama besar dengan pekerjaan teknik
yang lain. Ada beberapa bahaya yang mengacam bila kita tidak mempersiapkan
segalanya dengan baik. Berikut ini beberapa bahaya yang dapat terjadi pada
saar melakukan pekerjaan soldering dan desoldering.
a. Tersengat listrik
Saat melakukan pekerjaan menyolder maupun desoldering sebaiknya
cek dulu kondisi solder yang kita pakai. Cek perkabelan apakah ada bekas
terkena panas hingga terbuka. Cek body tutup elemen pemanas apakah ada
arus bocor dengan tespen. Bial terdapat luka pada kabel segera perbaiki
dengan mengganti kabel atau menutup dengan isolasi. Bila body tutup
elemen pemanas terdapat bocor dengan ditandai lampu tespen menyala
saat solder dihidupkan maka segera perbaiki dengan mengganti elemen
pemanas atau mengganti dengan solder yang baru.
Tindakan di atas adalah langkah keselamatan kerja agar terhindar dari cidera
yang diakibatkan oleh sengatan listrik.
b. Luka bakar
Karena pekerjaan soldering dan desoldering adalah pekerjaan yang

118
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

menggunakan media besi dipanaskan maka besar kemungkinan bahaya luka


bakar dapat mengenai kita. Selalu waspada dengan ujung solder, tempatkan
pada tempat yang tersedia atau posisikan pada posisi yang aman.

Gambar 4.8. Tatakan Tempat Solder yang Aman


Sumber: https://www.adafruit.com/product/1154?&main_page=product_info&cPath=84&products_id=1154
c. Bahaya asap timah bakar
Dirasakan atau tidak asap hasil pembakaran timah yang di dalamnya terdapat
pasta atau flux untuk jangka panjang dapat merusak paru-paru kita. Hal
paling ringan adalah sesak nafas, kanker paru-paru atau yang paling parah
dapat menjadi pemicu kematian.

Gambar 4.9. Asap Hasil Pemanasan Timah Solder


Sumber: https://www.123rf.com/photo_63588229_repair-of-electronic-devices.html?fromid=M3ZKVSs1MjNWalBT-
TVg0T3JiYnA5Zz09

119
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Untuk menghindari terhisapnya asap haisl pemanasan timah kita dapat


menggunakan masker atau menggunakan perangkat penyedot asap yang di
beberapa solder kit sudah termasuk di dalamnya.

B. Membuat Boks Dan Lay Out Pcb, Serta Wiring Dan Kabel
1. Membuat Boks Perangkat Elektronika
Boks perangkat elektronika mutlak harus ada karena berfungsi sebagai
tempat memasang komponen-komponen perangkat juga sebagai pelindung
komponen-komponen tersebut.
Pembuatan boks disesuaikan dengan kebutuhan perangkat yang akan
dipasang. Seperti amplifier dibutuhkan ruang agak besar karena cenderung
panas sedangkan equalizer tidak membutuhkan ruang yang besar.
Untuk detail pembuatan boks akan dijelaskan pada materi dan soal
praktik di bab selanjutnya.

2. Membuat layout PCB


PCB atau printed circuit board atau disebut juga dengan nama papan
rangkaian tercetak adalah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan
antarkomponen sesuai gambar rangkaian agar dapat bekerja dengan normal.
Langkah dalam pembuatan PCB adalah berikut ini:
a. Menganalisis gambar rangkaian.
b. Menggambar tata letak atau layout PCB dengan menggunakan software
komputer yang detailnya akan dijelaskan pada bab VII.
c. Mencetak hasil menggambar dengan software ke dalam kertas transfer
dengan menggunakan printer laser.

Gambar 4.10. Proses Pengecekan Hasil Print Laser


Sumber: koleksi penulis

120
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Mentransfer gambar dari kertas ke PCB dengan menempelkan gambar ke


PCB dan dipanaskan dengan setrika pemanas.
e. Mengecek ulang hasil transfer gambar, bila ada jalur yang rusak perbaiki
dengan menggunakan spidol permanen.
f. Setelah benar-benar tidak ada jalur yang rusak, dilanjutkan dengan proses
pelarutan.
g. Proses pelarutan menggunakan larutan FeCl atau ferrie chloride. Campurkan
ferrie chloride dengan air dengan perbandingan 1 ons ferrie chloride
dicampur air 2 liter.
h. Masukan PCB yang sudah dicek jalur-jalurnya, bila terpaksa dalam satu boks
pelarut harus lebih dari 1 PCB usahakan tidak saling menumpuk menghindari
gambar jalur PCB terkelupas dan terlarut.
i. Setelah terlarut sempurna, bersihkan PCB dengan air bersih agar sisa-sisa
pelarut hilang. Cek ulang gambar jalur-jalur PCB-nya, bila sudah benar
dan tidak ada kesalahan atau kerusakan hapus gambar pada PCB dengan
menggunakan thinner.
j. Langkah terakhir adalah pengeboran PCB dengan mesin bor. Usahakan
menggunakan mesin bor duduk agar mendapatkan hasil maksimal.
k. PCB siap digunakan untuk pemasangan komponen elektronika.

3. Wiring atau perkabelan


Wiring atau perkabelan adalah langkah terakhir setelah diawali
dengan mebuat PCB, memasang komponen elektronika, dan membuat boks
perangkat elektronika. Tata letak PCB yang sebaiknya diatur berdasarkan
posisi panel yang akan digunakan misalnya untuk tone control, equalizer
dipasang dibagian depan. Untuk amplifier karena terdapat output ke speaker
yang biasanya berada dibelakang maka dipasang pada posisi paling belakang
boks. Untuk sistem catudaya atau adaptor biasanya dipasang di posisi samping
belakang untuk mempermudah memasang kabel power.
Setelah semua PCB kit elektronika terpasang dengan benar maka
langkah selanjutnya adalah menghubungkan perangkat-perangkat tersebut
dengan kabel. Ukuran kabel disesuaikan dengan arus dan tegangan yang
dilewatkan jangan sampai terjadi rugi-rugi arus yang dapat mempengaruhi
kualitas atau hasil akhir.

121
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 4.11. Proses Wiring atau Perkabelan Sebelum Finishing


Sumber: koleksi penulis

Gambar 4.12. Contoh Wiring atau Perkabelan


Sumber: https://belajarelektronika.net/cara-memasang-amplifier-ke-tone-control/

Gambar 4.13. Contoh Posisi Kit atau Rangkaian Elektronika Berdasarkan Fungsi
Sumber: https://www.baharelectronic.com/2017/12/cara-pasang-kit-btl-pada-power.html

122
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CONTOH SOAL

1. Sebutkan bahan pelarut tembaga PCB!


2. Jelaskan fungsi dari masker penutup hidung dan mulut saat melakukan
pekerjaan soldering dan desoldering!
3. Jelaskan alasan kenapa PCB tidak boleh saling menumpuk pada saat
melarutkan PCB dalam 1 boks pelarut terdapat lebih dari 1 PCB!
4. Sebutkan peralatan keselamatan diri yang wajib kita pakai saat melarutkan
PCB!
5. Jelaskan fungsi boks perangkat elektronika!
Kunci Jawaban:
a. Bahan pelarut tembaga PCB adalah FeCl atau ferrie chloride.
b. Fungsi dari masker penutup hidung dan mulut saat melakukan pekerjaan
soldering dan desoldering adalah untuk mengamankan paru-paru kita dari
bahaya jangka panjang asap.
c. Bila dalam 1 boks pelarut terdapat lebih dari 1 PCB maka sebaiknnya hindari
saling menumpuk karena dapat mengakibatkan gambar PCB hilang atau
tergores.
d. Beberapa perangkat keselamatan yang dipakai saat melarutkan PCB adalah
masker, wearpack atau apron, sarung tangan kedap air.
e. Sebagai pelindung komponen elektronika didalam boks dan sebagai tempat
memasang komponen-komponen perangkat tersebut.

CAKRAWALA
MANUFAKTUR ELEKTRONIK

Industri proses manufaktur elektronik untuk rakitan elektronik yang


ditemukan di banyak perangkat elektronik saat ini, adalah proses multi-langkah.
Manufaktur Komponen dan PCB

Komponen seperti resistor, kapasitor dan sirkuit terpadu umumnya


dibuat oleh kontraktor khusus. Sirkuit terpadu umumnya dibuat oleh proses
photolithography. Papan sirkuit cetak (PCB) biasanya diproduksi oleh kontraktor
khusus.

123
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Pemasangan komponen permukaan


Komponen Permukaan dapat disolder tangan, tetapi biasanya mereka
dipasang menggunakan teknologi permukaan mount. Proses ini biasanya terdiri
dari tiga langkah:
1. Sebuah pasta solder dicetak di mana komponen harus membuat koneksi
dengan trek PCB
2. Komponen ditempatkan menggunakan pick dan tempat mesin
3. PCB melewati oven reflow
Proses ini diulang dua kali untuk mengisi kedua sisi PCB.

Pemasangan melalui lubang komponen


Melalui lubang komponen dan konektor dapat dengan solder tangan, tetapi
biasanya mereka dipasang dengan menggunakan gelombang solder atau teknik
solder selektif.
Depanel
Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi, PCB sering dirancang
sehingga mereka terdiri dari banyak individu yang lebih kecil PCB yang akan
digunakan dalam produk akhir. Cluster PCB ini disebut panel atau multiblock.
Panel besar yang depaneled pada tahap tertentu dalam proses.
Pembersihan dan pengeringan
Sebuah perakitan selesai harus dibersihkan. Berbagai teknik yang digunakan
tergantung pada jenis solder dan flux digunakan. Sebuah perakitan dibersihkan
harus dikeringkan sebelum kekuatan apapun dapat diterapkan.
Case-up
Proses Case-up terdiri dari satu atau lebih dari berikut ini:
1. Menambahkan lapisan konformal atau pot
2. Pemasangan Final PCB depaneled dalam kandang dengan menggunakan
berbagai metode: screwing dll ° ≈ °
Pengujian
Rakitan elektronik diuji di berbagai tahapan proses menggunakan metode
berikut:
1. Dalam sirkuit pengujian sirkuit terpadu dan komponen lainnya
2. Pemeriksaan komponen dan kualitas bersama, menggunakan pemeriksaan
sederhana visual, X-Ray pemeriksaan (biasanya tak terlihat sendi, misalnya
BGA), dan / atau inspeksi optik otomatis
3. Uji fungsional final setelah kasus-up
4. Berbagai tes lain untuk fungsi perakitan di berbagai kondisi (suhu,
kelembaban, getaran, ketegangan, dll)
Variasi
Kadang-kadang, ketika hanya satu atau dua perangkat selesai akan dibutuhkan,
mereka mengumpulkan menggunakan salah satu lebih tahan lama teknik
prototyping elektronik.Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Manufaktur_
elektronik

124
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai soldering, desoldering,
membuat boks dan layout pcb, serta wiring dan kabel serta materi pendukung
lainnya kalian dapat mengunjungi link di bawah atau menggunakan kode QR di
samping. Materi yang disajikan link di bawah terdapat referensi yang lain untuk
menambah wawasan.

https://id.wikihow.com/Menyolder
http://www.masputz.com/2015/07/bahaya-yang-harus-dihindari-saat.html
https://slideplayer.info/slide/2032997/
https://belajarelektronika.net/cara-memasang-amplifier-ke-tone-control/

RANGKUMAN

1. Menyolder adalah kegiatan menggabungkan atau menghubungkan PCB


dengan kaki komponen dengan menggunakan timah.
2. Desoldering adalah kegiatan melepaskan hasil solderan dengan tujuan untuk
melepaskan komponen agar komponen dapat diganti dengan yang baru.
3. Soldering dan desoldering menggunakan istem kerja pemanasan besi dengan
kawat elemen agar timah dapat meleleh dengan sempurna.
4. Meskipun merupakan pekerjaan ringan, soldering dan desoldering juga
memiliki resiko pekerjaan yang berbahaya seperti tersengat listrik, luka
bakar, dan bahaya jangka panjang asap.
5. Boks perangkat elektronika sebaiknya terbuat dari bahan tidak menghantarkan
listrik.
6. Fungsi boks pada peralatan elektronika salah satunya untuk melindungi
komponen komponen elektronika dan kit-kit peranglat elektronika.
7. PCB adalah printed circuit board atau papan rangkaian tercetak yang
fungsinya sebagai media menempelkan dan menghubungkan komponen-
komponen elektronika sesuai dengan gambar rangkaian elektronika agar
bekerja dengan baik.
8. Fungsi dari wiring atau perkabelan adalah menghubungkan kit rangkaian
elektronika satu dengan kit rangkaian yang lain didalam boks perangkat
elektronika agar dapat bekerja dengan baik.

125
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

TUGAS MANDIRI

Dari materi yang telah dibahas pada bab IV ini, buatlah kubus dengan menggunakan
kabel kawat dengan panjang kabel masing-masing 7 cm! Solderlah tiga ujung
kabel dengan timah solder. Tunjukan hasil solderan kalian kepada guru untuk
dievaluasi!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan cara menyolder yang baik dan benar!
2. Jelaskan cara desoldering yang baik dan benar!
3. Sebutkan beberapa bahaya saat menyolder!
4. Sebutkan fungsi dari boks perangkat elektronika!
5. Apa yang dimaksud dengan PCB? Jelaskan!

REFLEKSI

Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada
bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda
diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini
kalian akan sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya.

126
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BAB
GAMBAR TEKNIK V
BAB V GAMBAR TEKNIK

TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang gambar teknik, peserta didik mampu


menerapkan ukuran kertas gambar, peralatan gambar, garis dan huruf, konstruksi
geometris, proyeksi dan menggambar proyeksi, geometris, isometric, dimetrik,
perpektif, proyeksi miring.

PETA KONSEP

GAMBAR TEKNIK

Peralatan Garis, Huruf, dan Konstruksi


Gambar
Gambar Teknik Etikad Gambar Geometri
Proyeksi

1. Kertas Gambar 1. Macam-macam 1. Membuat 1. Proyeksi


2. Pensil dan Garis garis, sudut, Piktorial
Rapido 2. Standarisasi dan bidang 2. Proyeksi
3. Jangka Huruf dan Ortogonal
4. Mistar Peng- Angka
garis 3. Etikad
5. Meja Gambar Gambar
6. Mistar Segitiga
7. Penghapus

KATA KUNCI

gambar – garis – huruf – proyeksi - teknik

127
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Gambar teknik merupakan wadah komunikasi antara perancang dan eksekutor.


Gambar Teknik harus bisa mewakili tujuan perancang dalam mendesain sistem agar
orang dapat membaca dan memahami desain tersebut. Dalam menggambar Teknik
tentunya ada aturan-aturan yang harus diikuti sehingga akan menghasilkan gambar
yang baik dan mudah dimengerti.
Para ahli teknik sudah menyepakati tentang apapun itu termasuk masalah
bagaimana tentang teknik menggambar. Ada ketentuan-ketentuan yang harus
disamakan atau distandarkan. Selain itu ada juga penggunaan simbol-simbol atau
jika ada informasi yang disampaikan melalui gambar itu harus sesuai atau berstandar
internasional. Bahkan alat-alat yang digunakan pun juga harus sesuai standar seperti
pensil, kertas gambar, mistar, dsb
Pada bab ini akan kita bahas apa saja aturan yang harus diikuti dalam
menggambar teknik dan peralatan apa saja yang digunakan untuk menggambar teknik
serta contoh menggambar proyeksi.

Gambar 5.1 Gambar Teknik


Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fgambar-teknik-elektronika%2f/RK=2/RS=uGHqlKF3LmhlG2vH-
FUu6dr6XhHw-

128
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

A. Peralatan Gambar Teknik


1. Kertas gambar
Kertas gambar merupakan bagian utama peralatan yang digunakan
untuk menggambar, berwarna putih dan mempunyai ciri-ciri tidak tembus
pandang, agak tebal. Kertas gambar yang digunakan mempunyai ukuran-ukuran
yang telah dinormalisasi. Kertas gambar yang digunakan utuk menggambar
sebenarnya mengacu pada ukuran kertas standar untuk gambar teknik, yaitu
kertas standarisasi ISO. Ukuran kertas yang digunakan sebenarnya didasarkan
dengan perbandingan antara lebar kertas dengan panjang kertas gambar yang
ada dengan mengacu kepada luas area dari kertas gambar. Ukuran yang paling
banyak digunakan adalah dari seri A. Berikut ini tabel ukuran kertas gambar:

Tabel 5.1. Tabel Standart Ukuran Kertas

Sumber : http%3a%2f%2fteknikmesin.id%2fjenis-dan-ukuran-kertas-gambar-teknik%2f/RK=2/RS=LD1JzpGNw18rI6a-
H1ircRFHPV4Q-

2. Pensil dan Rapido


Untuk menggambar teknik diperlukan pensil (potlot) yang berbeda
untuk keperluan menulis, baik kualitas maupun tingkat kekerasannya. Biasanya
kekerasan pensil dicantumkan pada salah satu ujungnya. Cara penggunaan
pensil gambar yaitu arahkan pensil dengan sudut kemiringan 80 derajat kea
rah tarikan garis. Sewaktu menitik garis dapat diberi tekanan sedikit sehingga
dapat menghasilkan garis yang terang dan jelas. Di bawah ini tabel tingkatan
kekerasan pensil:

129
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Tabel 5.2. Tabel Standar Tingkat Kekerasan Pensil


TABEL TINGKAT KEKERASAN PENSIL
LUNAK SEDANG KERAS
2B B 4H
3B HB 5H
4B F 6H
5B H 7H
6B 2H 8H
7B 3H 9H
Sumber : Dokumen penulis

Gambar 5.2. Gambar Cara Menggunaan Pensil


Sumber : https%3a%2f%2fwww.slideshare.net%2fctrpw7500%2f12-menggunakan-alat-gambar/RK=2/
RS=x0_FfpLiVS0ZTHU43mkSXnz008w-

Rapido merupakan pena gambar yang digunakan untuk membuat


garis-garis gambar. Penggunaannya hamper sama dengan pensil, rapido
mempunyai beberapa ukuran ketebalan mulai ukuran 0,1 mm s/d 2 mm. Dalam
menggambar teknik apabila meggambar dengan ketebalan garis yang berbeda
maka kita menyiapkan ukuran sesuai garisnya.

Gambar 5.3. Gambar Rapido


Sumber : http%3a%2f%2fwww.omesin.com%2f2018%2f05%2fperalatan-dan-bahan-gambar-dasar-teknik.
html/RK=2/RS=bg3X3sIaHOys6BrbI7bca0tAzxE-

130
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3. Jangka
Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran.
Jangka terdiri dari dua bagian yaitu bagian untuk tempat pena/pensil dan
yang satu digunakan sebagai temapt tumpuan jangka yang berupa ujung yang
runcing. Jangka yang sering digunakan adalah jangka tusuk karena bentuknya
yang lancip digunakan untuk meneliti, meraba dan menentukan jarak antartitik,
antargaris.

Gambar 5.4. Gambar Jangka Tusuk


Sumber : http%3a%2f%2fwww.polyvore.com%2fcgi%2fthing%3fid%3d63110483/RK=2/RS=nNU7mukk3st-
4kEOGRhjkZS2.TYo-

4. Mistar Penggaris
Mistar penggaris adalah sebuah alat pengukur atau alat bantu untuk
menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar
1mm atau 0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecil yang dimilikinya yakni 0.5mm.
Ketika melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah
pandangan tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang diukur.
Mengapa demikian? Jika tidak tegak lurus maka akan terjadi kesalahan dalam
pengukurannya bisa lebih besar maupun lebih kecil dari ukuran aslinya. Lalu
apa fungsi dari mistar penggaris ini? Simak ulasan selanjutnya.

Gambar 5.5. Mistar Penggaris


Sumber : https%3a%2f%2fwww.perpusku.com%2f2016%2f10%2fjenis-jenis-alat-ukur-besaran-panjang.
html/RK=2/RS=PMIVtJ5yNvm_xR4uzXUX17wmvcA-

5. Mistar Segitiga
Mistar segitiga digunakan untuk menarik garis yang mempuyai salah
satu sudut 90 derajat. Sepasang mistar segitiga siku-siku terdiri dari penggarais
segirtiga siku-siku yang satu sudut 45 derajat dan 60 derajat.

131
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.6. Mistar Segitiga


Sumber : https%3a%2f%2fmafia.mafiaol.com%2f2012%2f12%2fdefinisi-dan-jenis-mistar-sebagai-alat.html/
RK=2/RS=qqF1V_prpeKXQVMqw1tg0DP77F0-

6. Meja Gambar
Meja gambar teknik digunakan untuk landasan kertas gambar untuk
menggambar teknik. Ukuran meja gambar disesuaikan ukuran kertas A0 atau
841x1.189 mm. Pada posisi meja gambar biasanya dibuat agak miring dan di
depannya tempat duduk sehingga orang menggambar akan lebih nyaman. Meja
gambar yang baik harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Permukaannya harus rata, datar dan halus
b. Empat tepi sisinya harus lurus
c. Empat sudutnya 90 derajat
d. Bentuk meja gambar harus empat persegi panjang

Gambar 5.7. Gambar Meja Gambar.


Sumber : https%3a%2f%2fwww.flickr.com%2fphotos%2fdeanadhia%2f10126986154%2f/RK=2/
RS=pZz4m6yENbBef7bKulw37xz9Njo-
7. Penghapus
Penghapus digunakan untuk menghapus gambar bila terjadi kesalahan
menggambar. Cara menggunakannya dengan menggosok-gosokkan penghaapus
ke bagian gambar yang akan dihapus sampai bersih. Penghapus dibuat dari
bahan karet yang tebal dan bersih.

132
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.8. Gambar Penghapus


Sumber : http%3a%2f%2fwww.stationary.co.id%2fid%2fpenghapus-pensil-faber-castell-eras-
er-dust-free-7296-putih/RK=2/RS=7BM_7Al91Gx02JNaV5sLePzQwXU-

B. Garis, Huruf, dan Etiket


1. Macam-macam garis
a. Garis tebal atau disebut dengan garis tebal kontinyu digunakan untuk
membuat garis tepi, garis gambar dan garis nyata lainnnya
b. Garis tipis kontinyu, digunakan untuk garis-garis ukur, garis arsir, dan garis
proyeksi serta garis bantu lainnya
c. Garis kontinyu bebas, digunakan untuk garis batas dari pemotongan sebagian
d. Garis gores tipis, digunakan untuk menyatakan garis gambar yang tidak
terlihat/terhalang
e. Garis Sumbu atau garis strip titik, digunakan untuk garis sumbu gambar

Tabel 5.3. Tabel Macam- Macam Garis dan Ukuranya


Bentuk Garis Nama Garis Tebal Garis Penggunaan
Garis benda,
Garis kontinu (tebal) 0,50-0,70
Garis nyata
Garis ukuran,
Garis bantu,
Garis kontiu (tipis) 0,25-0,35
Garis ulir, Garis
arsir
Garis putus-putus (tebal Garis bayang-
0,35-0,50
sedang) bayang
Garis titik garis (tebal) 0,50-0,70 Garis potong
Garis sumbu,
Garis titik garis (tipis) 0,25-0,35
Garis lipatan

Garis bebas (tipis) 0,25-0,35 Garis potong

Garis bagian
bergerak, Garis
Garis titik dua garis didepang
0,25-0,35
(tipis) bidang potong,
Garis bentuk
awal
Sumber : Dokumen penulis

2. Standardisasi huruf dan angka


Standardisasi gambar teknik, biasanya lebih terlihat pada huruf dan
angka. Huruf dan angka yang digunakan harus mengacu pada standarisasi
internasional yaitu ISO 3098/I-1974. Gambar teknik tidak memperbolehkan

133
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

huruf dan angka yang bentuknya seni, dikarenakan angka dan huruf terlihat
tidak jelas sehingga mengakibatkan salah dalam menggambar.
Contoh : huruf dan angka standar

Gambar 5.9. Standardisasi Huruf dan Angka


Sumber : https%3a%2f%2fwww.teknikpemesinan.com%2f2019%2f04%2fMemahami-standar-huruf-ang-
ka-gambar-teknik.html/RK=2/RS=7unanKct9nI7PY67y5r4FzqXOyI-

Tabel 5.4. Tabel Perbandingan Huruf


Model
No Nama Ketentuan
Type A Type B
1 Huruf besar 7 mm 7 mm
2 Huruf kecil 5 mm 4,9 mm
3 Jarak tiap huruf 1 mm 1,4 mm
4 Jarak tiap garis 10 mm 9,8 mm
5 Jarak tiap kata 3 mm 4,2 mm
6 Lebar huruf 0,5 mm 0,7 mm
Sumber : Dokumen penulis

3. Etikat gambar
Dalam menggambar teknik di kertas gambar dibutuhkan suatu identitas.
Untuk diperlukan yang namanya etiket gambar atau kepala gambar.
Kepala gambar ini digunakan untuk menjelaskan berbagai keterangan
pendukung. Identitas gambar ini berisi / terdiri dari :
a. Nama gambar
b. Nama penggambar
c. Pemeriksa gambar
d. Skala ukuran
e. Satuan ukuran
f. Tanggal pembuatan gambar

134
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

g. Proyeksi yang dipakai


Contoh etiket gambar

Gambar 5.10. Gambar Etiket


Sumber : Dokumen penulis

C. Konstruksi Geometris
Konstruksi geometris sering digunakan pada gambar teknik. Hal ini
dikarenakan konstruksi geometris dapat membantu untuk menghasilkan bentuk
yang rapi dan presisi. Konstuksi geometris merupakan garis, sudut, lingkaran, dan
lain sebagainya. Tentunya dengan berbagai jenis konstruksi geometris tersebut
dapat membantu dalam menyelesaikan gambar teknik.
Dalam penggunaan konstruksi geometris ini diperlukan agar setiap hasil
gambar teknik dapat maksimal. Tentunya menggambar dengan teknik hasilnya
akan jauh lebih baik daripada menggambar dengan perkiraan. Dengan hasil yang
lebih akurat dan pantas tentunya akan memudahkan dalam proses pengerjaan.
Oleh karena itu seorang penggambar teknik harus menguasai berbagai konstruksi
geometris.
1. Membagi sudut menjadi sama besar
Langkah-langkah membagi sudut menjadi sama besar adalah:
a. Buat garis AB dan BC
b. Berpusat di titik B, buat busur lingkaran yang memotong garis AB dan BC
yang disebut titik D dan E.
c. Berpusat di titik D dan E, buat busur lingkaran yang saling berpotongan yang
disebut titik T.
d. Tarik garis dari B ke T, yaitu garis BT .
e. Jadi, garis BT membagi ABC menjadi dua sama besar.

Gambar 5.11. Membagi Sudut Sama Besar


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

135
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2. Membuat garis lurus pada sebuah garis


Langkah-langkah membuat garis tegak lurus (siku) pada sebuah garis lurus.
a. Buat garis lurus AB
b. Berpusat di titik Q buat busur lingkaran 180 derajat sehingga memotong AQ
dan QB yang disebut titik S dan T
c. Berpusat dititik S dan T buatlah lingkarkan jari-jari sembarangan ke atas.
d. Dengan cara yang sama lingkarkan jari-jari tersebut dari titik T sehingga
memotong di titik P.
e. Hubungkan titik P dan Q. Garis PQ tegak lurus AB.

Gambar 5.12. Membuat Garis Lurus pada Sebuah Garis


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

3. Membuat sudut 90 derajat


a. Buat garis horizontal AB
b. Buat titik ditengah garis AB,
c. Berpusat di titik C, buat busur lingkaran sehingga memotong garis AB yaitu
titik P dan Q.
d. Berpusat dititik P buat busur setengah lingkaran
e. Berpusat dititik Q buat busur setengah lingkaran
f. Dari pertemuan kedua busur P dan Q terdapat titik R
g. Tarik garis dari titik C ke R, yaitu garis CR, jadilah sudut 90o, yaitu RCA =
RCD = 90o (siku-siku).

Gambar 5.13. Membuat Sudut 90 Derajat


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

136
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

4. Membuat sudut 60 derajat


a. Tarik garis lurus AB
b. Berpusat di titik A buat busur setengah lingkaran memotong AB yaitu titik P
c. Berpusat di titik P buat busur lingkaran dan memotong busur lingkaran yang
dibuat dari titik A.
d. Tarik garis dari titik A ke R
e. Hasilnya terdapat sudut 60 derajat RAB

Gambar 5.14. Membuat Sudut 60 Derajat


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

5. Membuat sudut 45 derajat


a. Tarik garis lurus AB dan AC
b. Berpusat di titik A, buat busur setengah yang memotong AB dan AC, yaitu P
dan Q
c. Berpusat dititik P buat busur lingkaran baru
d. Berpusat dititik Q buat busur lingkaran berikutnya sehingga terdapat titik
perpotongan R
e. Tarik garis A ke R sehingga terdapat garis AR
f. Hasilnya garis AR ini yang membagi sudut BAC menjadi dua sudut sama
besar. Jadi, BAR = CAR = 45o

Gambar 5.15. Membuat Sudut 45 Derajat


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

137
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

6. Membuat sudut 30 derajat


a. Tarik garis lurus AB
b. Buat sudut 60 derajat yaitu garis AC
c. Berpusat di titik A buat busur lingkaran yang memotong AB dan AC yaitu titik
P dan Q
d. Berpusat dari titik P dan Q buat busur lingkaran sehingga kedua busur itu
berpotongan di titik S.
e. Dari titik A, Tarik garis titik A ke titik S
f. Hasilnya garis AS membagi sudut BAC menjadi 2 sama besar, maka terjadi
sudut 30o, yaitu BAS = CAS = 30o

Gambar 5.16. Membuat Sudut 30 Derajat


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg
7. Membuat segi enam
a. Buat garis AB
b. Buat lingkaran dengan pusat titik Q yaitu pertengahan garis AB
c. Berpusat di titik O buat sudut 30 sehingga terbentuk sudut COQ dan QOD.
d. Tarik garis dari C ke Q dan E dan D ke Q dan F.
e. Tarik garis dari titik C ke D, serta titik F ke E sehingga terbentuk garis CD dan
FE.
f. Tarik garis AC, CD, DB, BE, EF dan FA yang menyinggung lingkaran di titik P, V,
S, dan R. Terbentuk segi enam ACDBEF yang terletak di luar lingkaran.

Gambar 5.17. Membuat Segi Enam


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

138
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

8. Membuat segi lima


a. Tarik garis AB dan CD yang saling tegak lurus melalui titik O.
b. Bagi sama panjang CO, dengan cara melingkarkan jari-jari sepanjang CO dari
titik C dan O ke atas dan bawah memotong lingkaran di titik E dan F.
c. Hubungkan titik E dan F, sehingga didapatkan titik G.
d. Dari titik G lingkarkan jari-jari r = GA didapatkan titik H.
e. Dari titik A lingkarkan jari- jari l = AH, sehingga didapatkan titik I dan J.
f. Dari titik I lingkarkan jari-jari l didapat titik L, dan dari titik J didapatkan titik
K, hubungkan garis dari titik A ke J, J ke L, L ke I, dan I ke A, sehingga didapat
segilima beraturan AJKLI

Gambar 5.18. Membuat Segilima


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

D. Gambar Proyeksi dan Gambar Potongan


1. Proyeksi Piktorial
Proyeksi piktorial digunakan untuk menggambar benda tiga dimensi
pada sebuah bidang dua dimensi, dapat dilakukan dengan beberapa macam
cara proyeksi sesuai dengan aturan menggambar. Ada beberapa cara untuk
menggambarkan proyeksi piktorial adalah:
a. Proyeksi piktorial isometri
Proyeksi piktorial isometri adalah suatu proyeksi yang terdapat
perbandingan panjang ketiga sumbunya yaitu sumbu x, y dan y dengan jarak
antar sumbu membentuk sudut 120 derajat. Dalam menggambar proyeksi
isometri harus memenuhi ketentuan-ketentuan dibawah ini:
1) Sumbu x dan sumbu y membentuk sudut 30° terhadap garis mendatar.
2) Sudut antar sumbu 120°.
3) Panjang benda yang digambar sama dengan masing-masing sumbunya.

139
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.19. Proyeksi Piktorial Isometri


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

b. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring adalah suatu proyeksi yang membandingkan
panjang sumbu x,y,z. perbandinganya skalanya 1:1:1 dan membentuk sudut
30, 45 dan 60 derajat.

Gambar 5.20. Proyeksi Miring


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

c. Gambar Perspektif
Gambar perspektik merupakan gambar dibuat sesuai dengan pandangan
mata manusia. Apabila gambar/benda itu dilihat dari jarak dekat maka
gambar terlihat besar sedangkan jika dilihat dari jarak jauh maka gambar/
benda kelihatan kecil. Gambar perspektif terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Perspektif dengan satu titik hilang
b. Perspektif dengan dua titik hilang
c. Perspektif dengan tiga titik hilang

140
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.21. Proyeksi Perspektif


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal merupakan gambar yang dapat memberikan
informasi yang lengkap dan tepat pada pada suatu benda tiga dimensi dengan
meletakkan benda dan bidangnya sejajar terhadap bidang proyeksi. Oleh karena
itu proyeksi ortogonal memberikan gambaran benda dalam bidang proyeksi.
Cara ini dikenal dengan cara majemuk. Di bawah ini contoh proyeksi ortogonal:

Gambar 5.22. Proyeksi Orthogonal (a) titik (b) garis (c) bidang (d) benda
Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

a. Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa adalah proyeksi yang letaknya terbalik dari arah pandangan
manusia. Kalau kita paham proyeksi amerika kita tidak akan kesulitan disebut
juga proyeksi karena hanya hanya menukar posisi saja.
Berikut ini contoh gambar proyeksi eropa :

141
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 5.23. Proyeksi Eropa


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika adalah merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama
dengan arah pandangnya. Berikut ini contoh gambar proyeksi amerika:

Gambar 5.24. Proyeksi America


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg
Keterangan :
P.A = Pandangan Atas
P.Ki = Pandangan Kiri
P.Ka = Pandangan Kanan
P.Ba = Pandangan Bawah
P.Be = Pandangan Belakang

142
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3. Simbol Proyeksi

Gambar 5.25. Simbol Proyeksi


Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg

LEMBAR PRAKTIKUM

Menggambar Proyeksi Amerika


A. Tujuan
Siswa dapat menggamabar proyeksi Amerika
B. Alat dan Bahan
1. Kertas gambar A4
2. Peralatan gambar
3. Gambar kerja
C. Petunjuk Praktik
1. Siapkan gambar yang akan dibuat !
2. Siapkan kertas A4 !
3. Siapkan peralatan gambar sesuia kebutuhan!
4. Buatlah garis tepi sesuai ketentuan!
5. Buatlah etiket gambar sesuai ketentuan!
6. Gambarlah macam-macam garis sesuai dengan aturan !
7. Buatlah pandangan kerja dengan proyeksi Amerika !
D. Tindakan K3
1. Gunakanlah pakaian kerja
2. Hati-hati dalam menggunakan peralatan tangan sehingga alat tangan
tidak terjadi kerusakan
3. Gunakan teknik menggambar yang sesuai dengan ketentuan
4. Ikutilah petunjuk praktik yang sudah ada
5. Periksa hasil pekerjaan membuat gambarmu
E. Gambar Kerja

143
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

LEMBAR PRAKTIKUM

CAKRAWALA

Sejarah Proyeksi Amerika


Pada akhir abad ke 16 seorang ahli matematika dari Prancis ang bernama Gaspard
Monge menemukan trobosan menggambar menggunakan dua bidang saling
tegak lurus yang dikenal proyeksi Amerika dan sampai sekarang proyeksi itu
masih kita gunakan bahkan sekarang masuk ke kurikulum sekolah. Manfaatnya
sangat banyak sekali untuk membuat suatu rancangan yang baik dan terukur.

JELAJAH INTERNET

Dalam menambah pengetahuan tentang gambar teknik tentang peralatan gambar


teknik, gambar proyeksi, konstruksi geometris peralatan bengkel dan gambar teknik
dan teknik penggunaan alat bengkel kamu dapat belajar sendiri dengan membuka
internet. Silakan buka alamat berikut ini : https://youtu.be/HZ-KH0HmgCE

https://youtu.be/hBy_wXEsFkE

atau dengan menggunakan QR code di


samping.

144
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

1. Kertas gambar merupakan perlatan gambar yang utama pada saat kita
menggambar teknik dengan normalisasi ukuran.
2. Kertas gambar yang paling banyak digunakan untuk menggambar teknik
adalah dengan seri A (A0, A1, A2, A3, A4 dan A5).
3. Di dalam menggambar teknik ada dua proyeksi yaitu proyeksi piktorial dan
orthogonal.
4. Etiket gambar teknik memiliki fungsi untuk memuat data-data dan informasi
mengenai gambar yang dibuat
5. Penulisan huruf dan angka pada gambar teknik telah diatur dalam ISO3098/1-
1974
6. Dalam konstruksi geometri terdapat empat sudut gambar yang bisa dibuat
yaitu sudut 90, 60, 45, dan 30 derajat
7. Gambar proeksi digunakan untuk memepermudah orang membaca rancangan
gambar yang disajikan
8. Proyeksi orthogonal adalah proyeksi yang menyajikan informasi dengan
lengkap benda tiga dimensi dengan melatakkan benda sejajar dengan
bidang proyeksi

TUGAS MANDIRI

Buatlah suatu projek gambar proyeksi orthogonal sebuah benda kerja. Anda dapat
mengumpulkan informasi atau referensi proyek gambar tersebut melalui buku,
internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk
laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Berapa ukuran kertas dari tipe A0, A1, A2, A3?
2. Jalaskan fungsi jangka tusuk dalam menggambar teknik!
3. Jelaskan kegunaan garis tebal kontinu!
4. Apa saja yang terdapat pada etiket gambar?
5. Jelaskan pengertian dari proyeksi!
6. Jelaskan langkah-langkah membuat segienam beraturan!
7. Apa yang dimaksud proyeksi ortogonal?
8. Jelaskan bagaimana cara menggambar sudut 45 derajat!

145
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

REFLEKSI

Setelah memahami bab kelima ini, kalian menjadi paham tentang bagaimana cara
menggambar teknik yang benar dengan menggunakan peralatan gambar yang
sesuai standar dan bisa paham juga tentang macam-macam proyeksi. Berdasarkan
ulasan materi yang sudah dipahami bab mana yang yang kalian kesulitan dalam
memahaminya. Sekarang Anda Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab
kelima ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba kalian diskusikan
dengan teman-teman dan guru yang mengajar mapel ini.

146
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BAB
MENGGAMBAR RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA VI
BAB VI MENGGAMBAR RANG-
KAIAN LISTRIK DAN ELEKTRON-
IKA TUJUAN PEMBELAJARAN

Selesai memahami materi tentang menggambar rangkaian listrik dan elektronika


peserta didik mampu menerapkan symbol-symbol komponen listrik dan
elektronika, menggambar simbol-simbol komponen listrik dan elektronika serta
menggambar rangkaian elektronika dan listrik dengan blok dengan metode
diagram point-to-point, linneles, high way, base line

PETA KONSEP

MENGGAMBAR RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

Simbol-simbol Listrik dan Menggambar Rangkaian


Elektronika Elektronika

1. Menggambar simbol listrik 1. Menggambar Rangkaian Elek-


2. Menggambar simbol elektron- tronika dengan diagram blok
ika 2. Perbedaan dalam diagram Con-
nection, Diagram Point to point,
Diagram lineless, Diagram High
Way, dan Diagram Base Line

KATA KUNCI

Symbol listrik,- Symbol elektronika - Gambar rangkaian listrik – Diagram blok

147
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Dalam bidang elektronika suatu peralatan elektronik dan listrik seperti televisi,
radio, kulkas, kipas angin. Pernahkah kita berpikir bagaimana peralatan elektronika
dan listrik tersebut dapat bekerja atau berfungsi. Tentunya di dalamnya terdapat
gabungan dari beberapa komponen elektronika atau komponen listrik. Komponen
tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Contoh kompoenen
elektronika: resistor, kapasitor, diode sedangkan komponen listrik seperti stop kontak,
kotak sambung, saklar dan lain-lain. Elektronika sangat membutuhkan komponen-
komponen tersebut.
Komponen-komponen elektronika yang dihubungkan akan membentuk suatu
rangkaian elektronika maupun rangkaian listrik. Dalam menyusun rangkaian tersebut
dibutuhkan perencanaan yang baik sehingga rangkaian tadi bisa berfungsi. Salah
satu metode perencanaan tersebut adalah dengan cara menggambar desain atau
skema terlebih dahulu. Dalam menggambar desain rangkaian tentunya kita harus
tahu terlebih dahulu simbol-simbol dari komponen baik itu komponen elektronika
maupun listrik. Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana cara menggambar
perencanaan desain dan skema rangkaian listrik dan elektronika.

Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fgambar-komponen-elektronika%2f/RK=2/RS=_3f_X_dlEMdJdIUm-
FIuMsDdM3Ak-

148
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

A. Simbol – Simbol Listrik


Simbol listrik adalah suatu lambang komponen alat listrik yang digunakan
untuk membuat rangkaian listrik. Contohnya rangkaian instalasi rumah tinggal.
Tujuan dari pada menggambar symbol listrik adalah untuk menyingkat keterangan
sehingga tidak mempunyai perbedaan arti. Gambar simbol-simbol listrik harus
distandardisasi sebelum digunakan. Materi di bawah ini akan menjelaskna dan
memahamkan simbol-simbol listrik tersebut.
1. Menggambar Simbol Listrik
Tabel 6.1. Tabel Simbol Sambungan
No Simbol Nama Komponen Keterangan
1 Kabel Kabel penghubung
2 Konelsi kabel Terhubung

3 Kabel tidak koneksi Terputus

Sumber : Dokumen penulis


Tabel 6.2. Tabel Switch dan Relay
No Simbol Nama Komponen Keterangan

Terputus pada kondisi


1 Toggle switch SPST
open

Memilih dua terminal


2 Toggle switch SPDT
koneksi

Terhubung ketika
3 Sakelar push botton (NO)
ditekan

Terputus ketika
4 Sakelar push botton (NC)
ditekan

5 DIP switch Saklar banyak

149
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

No Simbol Nama Komponen Keterangan

6 Relay SPST Multiswitch

Koneksi dengan
7 Relay SPDT
pemakaian jumper

8 Jumper Koneksi disolder

9 Solder Bridge

Sumber : PUIL 2000


Tabel 6.3. Tabel Simbol Kelistrikan

No Simbol Nama Komponen


1 a. Saklar penghubung

b. Saklar pemutus

c. Saklar berselungkup
2 Saklar dengan pemutusan :

a. Secara thermis

b. Secara elektromagnetis
3 Saklar dengan pelayanan :

a. Relay termal

b. Relay elektromagnetis
4 a. Saklar, lambang umum

b. Saklar kutub tiga

5 a. Saklar pengubah aliran

b. Ssaklar pengubah aliran dengan dudukan


netral

150
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

No Simbol Nama Komponen


6 Pemutus

7 Pemisah

Sumber : PUIL 2000


Tabel 6.4. Tabel Grounding
No Simbol Nama Komponen Keterangan
1 Earth ground Referensi 0 sebuah sumber listrik

2 Cassis ground Ground yang dihubungkan pada


badan sebuah rangkaian listrik

3 Common/digital Ground yang dihubungkan


ground dengan ground analog

Sumber : PUIL 2000

2. Menggambar Rangkaian Listrik


Menggambar rangkaian listrik dibagi menjadi 2 yaitu
a. Gambar Instalasi penerangan
Gambar instalasi penerangan adalah gambar yang menunjukkan instalasi
berupa lampu penerangan yang dipasang di rumah-rumah tinggal,
perkantoran dan gedung lainya.
1) Gambar instalasi
Gambar ini berfungsi menunjukkan tata letak peralatan listrik dan
pengendali yang akan dipasang, contoh letak penempatan lampu, stop
kontak, saklar dan PHB.
2) Gambar diagram
Gambar diagram dibagi menjadi 2 yaitu diagram garis tunggal dan
diagram garis ganda.

151
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.3. Gambar diagram garis tunggal dan ganda


Sumber : PUIL 2000

b. Gambar Instalasi tenaga listrik


Gambar Instalasi Listrik merupakan instalasi listrik yang beban kerjanya
berupa motor-motor listrik yang digunakan sebagai penggerak mesin
mesin produksi dipabrik-pabrik dan bengkel. Rangkaian instalasi tenaga ini
biasanya menggunakan beban motor listrik yang dikendalikan oleh kontaktor.
Kontaktor akan bekerja dengan prinsip induktansi atau kemagnetan listrik
c. Rangkaian pengendali
Rangkaian pengendali merupakan rangkaian yang menggambarkan
kontaktor bekerja

Gambar 6.1. Gambar Rangkaian Pengendali Motor


Sumber : http%3a%2f%2fblog.unnes.ac.id%2friset%2f2015%2f10%2f16%2frangkaian-daya-pengen-
dali-motor-3-phase%2f/RK=2/RS=W2AcoI1gufh2EItfyUwHQOOrwqs-

152
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

B. Simbol – Simbol Elektronika


Simbol elektronika diperlukan saat kita membuat gambar sistem rangkaian
elektronika. Penggunaan simbol-simbol ini akan mempermudah membuat
skema rangkaian serta mempermudah pemahaman di saat kita melakukan
proses perakitan. Sebelum kita merakit suatu rangkaian elektronika kita akan
membaca skema rangkaian dulu sebelum proses pemasangan komponen. Selain
itu penerapan simbol listrik dan elektronika akan membantu kita dalam proses
perbaikan karena dalam proses perbaikan (trouble shoting) yang pertama kita lihat
adalah skema rangkaian yang berupa simbol-simbol komponen. Jadi sangatlah
penting bagi seorang elektronika memahami simbol-simbol elektronika sebelum
kita menggambar rangkaian listrik maupun elektronika. Berikut ini simbol-simbol
elektronika dasar.

1. Simbol Resistor
Tabel 6.5. Tabel Simbol Resistor
No Simbol Nama Komponen Keterangan

Resistor berguna untuk


1 Resistor
menghambat aliran arus

2 Resistor

Resistor yang dapat diubah-


ubah nilai tahananya dengan
3 Potensio meter
memutar potensionya yang
mempunyai 3 terminal

4 Potensio meter

Resistor yang dapat diubah-


ubah nilai tahananya dengan
5 Varabel resistor
memutar potensionya yang
mempunyai 2 terminal

6 Varabel resistor

Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

153
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2. Simbol Induktor
Tabel 6.6. Tabel Simbol Induktor
No Simbol Nama Komponen Keterangan
Induktor, lilitan Dapat menghasilkan medan
1 kumparan, spul dan magnet ketika dialiri arus
koil listrik

Lilitan yang nilai


2 Variable induktor
induktansinya dapat diatur

Induksi dengan inti


3 Kumparan dengan inti besi
besi
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

3. Simbol Dioda
Tabel 6.7. Tabel Simbol Dioda
No Simbol Nama Komponen Keterangan

1 Diode Berfungsi sebagai penyearah arus

2 Diode Schottky Dioda bertegangan sangat kecil

3 Diode tunnel Diode tunnel

4 Diode varactor Gabungan diode dan kapasitor

5 Diode Zener Sebagai penstabil tegangan DC

Akan menghasilkan cahaya ketika


6 LED
dialairi arus listrik DC

Menghasilkan arus listrik ketika


7 Fotodioda
mendapat cahaya
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

154
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

4. Simbol Kapasitor
Tabel 6.8. Tabel Simbol kapastitor
No Simbol Nama Komponen Keterangan

Berguna untuk menyimpan


1 Kondensator bipolar
arus listrik

2 Kondensator nonpolar

3 Kondensator bipolar Elco

4 Kondensator bipolar Elco

Nilai kondensator dapat


5 Kondensator variabel
diatur
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html
5. Simbol Transistor
Tabel 6.9. Tabel Simbol Transistor
Nama
No Simbol Keterangan
Komponen

Arus listrik akan mengalir (EC) ketika


1 Transistor PNP
basis (B) diberi positif

Arus listrik akan mengalir (EC) ketika


2 Transistor NPN
basis (B) diberi negatif

Transistor
3 Field Effect Transistor kanal N
JFET-N

Transistor
4 Field Effect Transistor kanal P
JFET-P

Transistor
5 Transistor MOSFET kanal N
NMOS

Transistor
6 Transistor MOSFET kanal P
PMOS

Transistor Gabungan dari dua buah transistor


7
dralington bipolar
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

155
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

6. Simbol Power Supply


Tabel 6.10. Tabel Power Supply
No Simbol Nama Komponen Keterangan
1 Sumber tegangan DC Menghasilkan tegangan
searah konstan

2 Sumber arus Menghasilkan sumber arus


tetap

3 Sumber tegangan AC Sumber tegangan bolak balik


dari PLN

4 Generator Penghasil sumber tegangan


balik balik seperti
pembangkit listrik di PLN
5 Baterai

Menghasilkan tegangan serah


6 Baterai lebih dari 1 tetap
cell

Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

7. Simbol Komponen Elektronika


Tabel 6.11. Tabel Komponen Elektronika
No Simbol Nama Komponen Keterangan

1 Motor Motor listrik

2 Trafo Penurun dan penaik tegangan

3 Loudspeaker Mengubah sinyal listrik menjadi suara

4 Lampu Menyala jika dialiri arus listrik

5 Op-Amp Pengut sinyal input

6 Antenna Pemancar dan penerima sinyal


Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html

156
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

8. Menggambar Rangkaian Elektronika


Menggambar rangkaian elektronika merupakan proses penyusunan
dan menghubungkan simbol-simbol elektronika yang dibantu oleh sebuah garis
tunggal sehingga membentuk suatu skema rangkaian elektronika. Contohnya
amplifier, radio, tone control, penguat mic dan lain-lain. Dalam menggambar
rangkaian elektronika kita harus menggunakan kaidah-kaidah gambar teknik
sehingga gambar rangkaian akan terlihat bagus dan juga berfungsi dengan baik.
Di bawah ini adalah contoh rangkaian elektronika.

Gambar 6.2. Gambar Rangkaian Amplifier


Sumber : https%3a%2f%2fskemaku.com%2frangkaian-amplifier-tda2003%2f/RK=2/RS=Pb4yB_OiTh_
Nrq62ryE2x.2ikEo-

C. Menggambar Elektronika Dengan Diagram Blok


Diagram blok suatu rangkaian adalah diagram yang terdiri dari beberapa
blok-blok suatu rangkaian dimana setiap blok tersebut mempunyai fungsi yang
berbeda-beda. Diagram blok berfungsi untuk mempermudah membaca skema
rangkaian. Diagram blok juga bisa membantu mencari kerusakan pada rangkaian
elektronika karena dengan blok yang sudah terbagi bagian bagianya sehingga
dalam memperbaiki rangkaian tersebut langsung bisa mengerti blok mana yang
rusak, jadi perbaikan bisa fokus ke kerusakan blok tersebut. Setiap blok rangkaian
elektronika mempunyai fungsi yang berbeda contohnya rangkaian amplifier
dengan tone control pasti berbeda bloknya.

157
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.3. Diagram Blok Radio Penerima AM


Sumber : http%3a%2f%2fblog.ub.ac.id%2fghazalilol%2f2011%2f06%2f01%2fproposal-sismik%2f/RK=2/
RS=Oh3BVcOouAM4guDfaNDIddn_2Bg-

Gambar 6.4. Skema Rangkaian Radio Penerima AM


Sumber : https%3a%2f%2fskemaku.com%2frangkaian-radio-penerima-fm-sederhana-3-volt%2f/RK=2/RS=YnZo-
Plyp7siVeRkJ0cQM2IX0bss-

D. Perbedaan Dalam Diagram Connection, Diagram Point-To-Point, Diagram Line-


less, Diagram High Way, Dan Diagram Base Line
1. Diagram Point-to-point
Diagram point-to-point adalah hubungan terminal dan arah jalur kawat yang
digunakan dalam sistem. Kawat-kawat ini tidak diikat menjadi satu atau
menggunakan ketentuan. Tiap garis yang digambar menunjukkan satu kawat,
dimulai dari satu titik ke titik yang lainya.

158
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 6.5. Diagram Point-to-Point


Sumber : Dokumen penulis
2. Diagram Lineless
Diagram lineless adalah diagram komponen yang tidak menggambarkan jalur
kawat melainkan menggunakan tabel gambar. Diagram lineless digunakan untuk
menerangkan gambar yang komplek dengan jumlah kawat yang banyak sekali.
Kekurangan dari diagram ini adalah semua garis kawatnya hilang sehingga
diagram ini tidak menunjukkan bentuk pengawatan akhir.

Gambar 6.6. Diagram Lineless


Sumber : Dokumen penulis

159
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3. Diagram Highway
Diagram highway adalah diagram yang menyatukan kawat-kawat yang arah
jalurnya sama. Keuntungan menggunakan diagram ini memungkinkan untuk
meletakkan banyak kabel karena terorganisasi.

Gambar 6.7. Diagram Highway


Sumber : Dokumen penulis
4. Diagram Base Line
Diagram base line adalah gambar yang menyalurkan semua kawat ke dalam
satu garis pusat. Diagram ini digunakan untuk menggambar gambar yang besar
dengan banyak gambar komponen. Biasanya digunakan dalam perakitan dan
pemeliharaan dengan tangan.

Gambar 6.8. Gambar Diagram Base Line


Sumber : Dokumen penulis

160
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

LEMBAR PRAKTIKUM

Menggambar Simbol Resistor


A. Tujuan
Siswa dapat menggambar symbol elektronika
B. Peralatan dan bahan
a. Kertas ukuran A3
b. Penggaris
c. Rapido
d. Pensil
e. Sablon huruf dan lingkaran
f. Penghapus
C. Petunjuk Praktik
a. Persiapkan alat dan bahan praktik!
b. Buatlah etiket gambar pada kertas gambar!
c. Rencanakan tata letak pembuatan gambar symbol elektonika!
d. Gambarlah simbol-simbol elektronika tersebut dengan alat gambar!
e. Gambarlah simbol-simbol elektrionika tersebut dengan pensil dahulu lalu
ditebalkan denga rapido!
f. Cek hasil gambar simbol yang sudah dibuat!
g. Kumpulkan hasil praktik kepada guru pembimbing!
D. Tindakan K3
a. Gunakan pakaian kerja dan masker dalam praktik!
b. Jagalah kebersihan buku gambar!
c. Gunakan peralatan praktik sesuai dengan kegunaanya!
d. Periksa hasil pekerjaanmu!
Gambar Kerja
Nama
No Simbol Keterangan
Komponen

Resistor berguna untuk menghambat


1 Resistor
aliran arus

2 Resistor

Resistor yang dapat diubah-ubah


nilai tahananya dengan memutar
3 Potensio meter
potensionya yang mempunyai 3
terminal

4 Potensio meter

Resistor yang dapat diubah-ubah


Varabel nilai tahananya dengan memutar
5
resistor potensionya yang mempunyai 2
terminal

Varabel
6
resistor

161
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Robotika

Dengan adanya perkembangan zaman dan teknologi robotika merupakan salah


satu teknologi yang canggih disaat ini. Robotika dibuat dengan bahan dasarnya
adalah komponen elektronika. Konsep dari robot sendiri merupakan gabungan
dari berbagai komponen elektronika yang disusun dengan sedemikian rupa
sehingga menjadi suatu rangkaian elektronika yang canggih yang sesuai dengan
tuntutan zaman sekarng.
Jadi dengan kita mempelajari menggambar rangkaian elektronika dan listrik
diharapkan kita bisa mendesain, momodifikasi, membuat rangkaian robot sendiri
sesuai dengan keinginan kita serta bisa mengikuti perkembangan robotika.
Karena robot sendiri terdiri dari komponen-komponen elektronika.

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah pengetahuan tentang simbol-simbol


listrik dan elektronika kalian juga dapat mempelajari
sendiri melalui internet. Dengan internet anda bisa
mencari dan memperbanyak materi tentang simbol-
simbol listrik dan elektronika. Silakan buka alamat
website tentang simbol-simbol listrik dan elektronika:
https://youtu.be/xl_rNm07BFM
atau dengan menggunakan QR code di samping.

162
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

1. Simbol listrik adalah lambang dari komponen kelistrikan, misalnya saklar, stop
kontak, fiting dan lain-lain. Simbol ini digunakan untuk memberi keterangan
pada saat menggambar Teknik.
2. Simbol elektronika adalah lambang dari komponen elektronika, misalnya :
resistor, diode, transistor dan lain-lain.
3. Gambar rangkaian elektronika merupakan gambar yang menunjukkan
hubungan symbol-simbol elektronika. Dalam gambar rangkaian elektronika
terdapat garis penghubung untuk menghubungkan komponen yang satu
dengan yang lain.
4. Diagram blok digunakan untuk memudahkan dalam membaca sebuah
rangkaian elektronika karena di dalam gambar blok sudah menggambarkan
cara kerja rangkaian tersebut.
5. Rangkaian elektronika juga bisa digambarkan dengan metode diagram pont-
to-point, lineless, highway, dan base line

TUGAS MANDIRI

Carilah suatu rangkaian elektronika amplifier OCLl 150 Watt, lalu gambarlah
rangkaian amplifier OCL 150 W tersebut di kertas A3! Anda dapat mencarinya
di internet maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk
gambar tangan manual dan hasil gambar rangkaian amplifier tersebut dikumpulkan
minggu depan.

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Gambarkan simbol macam-macam resistor!
2. Gambarkan simbol macam-macam kapasitor!
3. Jelaskan apa yang dimaksud simbol listrik!
4. Apa kegunaan dari simbol elektronika?
5. Jelaskan yang dimaksud dengan gambar instalasi dan rangkaian pengendali!

163
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

REFLEKSI

Setelah memahami bab ke enam ini, kalian tentu sudah lebih mengerti tentang
menggambar rangkaian listrik dan elektronika. Tentunya ada bebrapa materi
yang sulit untuk dipahami, sekarang diskusikan dengan teman Anda dan kalau
masih kesulitan bisa ditanyakan kepada guru Anda.

164
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MENGGAMBAR PRT DAN INSTALASI LISTRIK DENGAN


BAB
MENGGUNAKAN SOFWARE VII

BAB VII MENGGAMBAR PRT DAN


INSTALASI LISTRIK DENGAN
MENGGUNAKAN SOFWARE TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mempelajari materi tentang menggambar PRT dan instalasi listrik dengan
software peserta didik mampu menerapkan teknik gambar PRT, gambar rangkaian
menggunakan software, juga mampu menggambar rangkaian tercetak (PRT) dan
instalasi listrik dengan software Autodesk eagle dan fluidsim, serta mengevaluasi
hasil gambar PRT baik itu single layer maupun double layer.

PETA KONSEP

MENGGAMBAR PRT DAN INSTALASI LISTRIK DENGAN MENGGU-


NAKAN SOFWARE

Menggambar Rangkaian
Menggambar Rangkaian
Elektronika dan Layout dengan
Elektronika
Autodesk Eagle

1. Cara Menggambar Skema 1. Cara Menggambar Rangkaian


Rangkaian Elektronik Listrik
2. Cara Menggambar Layout PRT

KATA KUNCI

Autodesk eagle – fluidsim - skema rangkaian – layout – rangkaian listrik –


komponen - PRT

165
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENDAHULUAN

Menggambar rangkaian elektronika dan listrik dengan software akan lebih


memudahkan dalam menyelesaikan gambar yang kita inginkan dibanding dengan
menggambar secara manual, karena menggambar secara manual apabila terjadi
kesalahan maka kita akan mengulang gambar dari awal sampai akhir. Belum lagi
kertas yang kotor dan bahkan kalau fatal lagi kita akan mengganti kertas gambar
tersebut. Dengan demikian kita dalam menggambar akan memerlukan waktu yang
lebih lama, contohnya kesalahan dalam menggambar garis, simbol komponen dan
juga pengawatan gambar.

Banyak software yang dapat digunakan untuk menggambar atau mendesain


rangkaian elektronika dan rangkian listrik. Apabila terjadi kesalahan dalam
menggambar atau mendesain dapat dengan mudah kita melakukan editing atau
perbaikan. Di sini untuk mempelajari lebih lanjut dalam menggambar rangkaian
elektronika dan rangkaian listrik kita akan menggunakan software Autodesk Eagle dan
fluidsims, mari kita pelajari uraian materi di bawah ini!

Gambar 7.1. Menggambar dengan sofware


Sumber : Shuttersock.com

A. Menggambar Rangkaian Elektronika Dengan Autodesk Eagle


Ada banyak software yang digunakan untuk menggambar rangkian elektronika baik
itu untuk membuat skema rangkaian dan juga menggambar jalur PCB. Diantara
software yang ada antara lain: Autodesk Eagle, Altium Designer, PCB Wizar, Multisim,
Linewire dan proteus. Dari masing-masing software tersebut pasti mempunyai
kelebihan dan kekurangannya. Salah satu software yang sekarang sangat popular
dan sering digunakan untuk oleh para designer elektronika adalah Autodesk Eagle.
Berikut ini cara menggunakan software Autodesk Eagle
1. Install Autodesk Eagle
Setelah selesai mengunduh software Autodesk Eagle, selanjutnya adalah cara
menginstal Eagle pada laptop/PC. Langkah install Eagle adalah sebagai berikut:
a. Buka software Eagle di file laptop, lalu jalankan sehingga akan terdapat
tampilan pada gambar berikut.

166
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.2. Tampilan Licence Agreement


Sumber : dokumen penulis

b. Pilih I accept the agreement, kemudian klik tombol next sampai proses install
selesai seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 7.3. Tampilan Select Destination Location


Sumber : dokumen penulis

167
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.4. Tampilan Select Additional Tasks


Sumber : dokumen penulis

c. Klik tombol Install dan tunggu proses penginstalan selesai sampai muncul
tampilan berikut.

Gambar 7.5. Tampilan Ready to Install


Sumber : dokumen penulis

168
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.6. Tampilan Installing


Sumber : dokumen penulis

d. Lalu klik finish untuk menyelesaikan proses install Eagle

Gambar 7.7. Tampilan Eagle selesai diinstal


Sumber : dokumen penulis

169
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2. Mengoperasikan Aplikasi Eagle


Berikut ini adalah langkah-langkah mengoperasikan aplikasi eagle :
a. Koneksikan laptop/PC anda dengan internet, karena saat pertama aplikasi
eagle dijalankan akan meminta sign in sesuai dengan akun pada saat
regristrasi yang ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar 7.8. Tampilan Sign In Account


Sumber : dokumen penulis
b. Masukkan email Anda sesuai pada saat regristrasi, lalu klik tombol “NEXT”

Gambar 7.9. Tampilan Mengisi Nama Email


Sumber : dokumen penulis

170
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

c. Masukkan paswoord sesuai pada saat registrasi, lalu klik tombol “SIGN IN”

Gambar 7.10. Tampilan mengisi password


Sumber : dokumen penulis

d. Kemudian anda akan diminta memasukkan kode dengan 6 digit. Kode


tersebut dapat didapatkan dengan melakukan scan barcode dan meminta
kode melalui email

Gambar 7.11. Tampilan Step Verification


Sumber : dokumen penulis
e. Setelah kode 6 digit didapat, lalu masukan kode tersebut / dengan klik
“ENTER CODE”

171
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.12. Security Code


Sumber : dokumen penulis
f. Aplikasi Eagle sudah selesai diinstal, tampilannya akan seperti berikut

Gambar 7.13. Aplikasi Eagle


Sumber : dokumen penulis

3. Membuat Skema Rangkaian Elektronika dengan Aplikasi Eagle


Langkah-langkah membuat skema rangkiana elektronika mengguakan aplikasi
Eagle adalah:
a. Menyiapkan skema rangkaian elektronika yang akan digambar

172
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.14. Aplikasi Eagle


Sumber : dokumen penulis

b. Membuat proyek dan halaman skematik baru


1) Pilih menu file
2) Lalu klik new dan pilih project seperti gambar berikut.

Gambar 7.15. Menu File


Sumber : dokumen penulis

173
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3) Memberi nama pada project dengan nama latihan ke 1

Gambar 7.16. Menu File


Sumber : dokumen penulis

4) Langkah berikutnya klik kanan pada project latihan ke 1


5) Pilih New-Scematic untuk menggambar rangkaian

Gambar 7.17. New dan Scematik


Sumber : dokumen penulis

174
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

6) Kemudain di layar laptop akan muncul gambar seperti ini

Gambar 7.18. Halaman Schematic


Sumber : dokumen penulis

7) Tampilan toolbar bagian atas pada program eagle

Gambar 7.19. Gambar Tampilan Toolbar Sschematic


Sumber : dokumen penulis

Gambar 7.20. Tool In Schematic


Sumber : dokumen penulis

175
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

c. Membuka komponen elektronika yanga akan digunakan pada library eagle


Langkah-langkah mencari komponen yang akan digunakan adalah sebagai
berikut :
1) Klik tombol add part seperti ditunjukkan pada gambar gambar berikut
ini.

Gambar 7.21. Add Part


Sumber : dokumen penulis

2) Cari komponen yang dibutuhkan di add part dan untuk lebih cepatnya
dalam pencarian bisa langsung diketik nama komponen di search

Gambar 7.22. Kolom Search


Sumber : dokumen penulis

176
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3) Kemudian klik komponen tersebut contohnya kapsitor

Gambar 7.23. Komponen yang dipilih


Sumber : dokumen penulis

4) Untuk mencari komponen yang lain lakukan hal yang sama seperti
mencari komponen kapasitor, lalu atur posisi komponen yang akan
dipasang dengan cara drag dan drop

Gambar 7.24. Membuat Jalur Rangkaian


Sumber : dokumen penulis

177
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

d. Membuat jalur rangkaian pada eagle


1) Memilih tombol net pada toolbar yang ditunjukkan anak panah biru

Gambar 7.25. Menghubungkan Jalur Rangkaian


Sumber : dokumen penulis
2) Menghubungkan jalur rangkaian antara komponen sesuai skema sesuai
gambar skema yang dikehendaki.

e. Mengedit grid
1) Pilih menu view, lalu pilih grid

Gambar 7.26. Komponen yang sudah terhubung


Sumber : dokumen penulis

178
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

2) Lalu atur grid yang kita inginkan, tampilan sebagai berikut.

Gambar 7.27. Ukuran Grid


Sumber : dokumen penulis

f. Mengubah value dan nama


Klik komponen pilih menu edit lalu pilih value atau dengan cara klik dua
kali pada komponen kemudian ganti nilai komponen

Gambar 7.28. Menu View


Sumber : dokumen penulis

179
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.29. Rangkaian Elektronika


Sumber : dokumen penulis

g. Menambah frame
Frame digunakan untuk membuat identitas gambar. Berikut ini cara
menambah frame adalah :
1) Klik pada menu Add part lalu pilih frame

Gambar 7.30. Frame


Sumber : dokumen penulis

180
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.31. ukuran frame


Sumber : dokumen penulis

Gambar 7.32. Frame dengan Warna Merah


Sumber : dokumen penulis

2) Bila posisi gambar belum tepat ditengah frame, Anda bisa


memindahkanya dengan cara blok gambar lalu klik kanan pilih move
group

181
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.33. Move Group


Sumber : dokumen penulis

3) Letakkan gambar skema rangkaian di tengah frame

Gambar 7.34. Tata Letak Frame


Sumber : dokumen penulis

B. Membuat Layout Papan Rangkaian Tercetak


Setelah kita mempelajari aplikasi eagle dalam membuat skema rangkaian
elektronika, selanjutnya kita akan mempelajari bagaimana cara membuat layout
PCB. Dalam membuat layout PCB tentunya harus disiapkan gambar skema rangkaian
yang akan dibuat. Apabila kita sudah memahami aplikasi eagle kita akan mudah
untuk membuat jalur PCB karena di dalam aplikasi eagle sudah ada menu yang
mendukung untuk membuat layout PCB. Berikut ini adalah cara membuat layout
dengan aplikasi eagle

182
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

1. Membuat layout PCB single layer


a. Menyiapkan gambar skema yang akan dibuat layout

Gambar 7.35. Skema Rangkaian


Sumber : dokumen penulis

b. Klik tombol SCB BRD pada toolbar bagian atas

Gambar 7.36. SCH BRD


Sumber : dokumen penulis

c. Setelah muncul tampilan seperti berikut, Kemudian klik yes

183
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.37. Tampilan Yes


Sumber : dokumen penulis
d. Setelah itu akan muncul tampilan layer dengan tampilan kotak hitam dimana
kotak hitam itu digunakan untuk menggambar layout

Gambar 7.38. Memindahkan Komponen ke dalam Kotak


Sumber : dokumen penulis

e. Membuat jalur PCB


Klik route airwire dan nanti akan muncul garis tipis yang digunankan
untuk menghubungkan jalu antarkomponen

184
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.39. Route Airwire


Sumber : dokumen penulis
f. Buatlah pad dengan memilih bentuk bulat atau kotak dengan mengeklik
tombol via yang ditunjukkan anak panah hitam

Gambar 7.40. Tampilan Via


Sumber : dokumen penulis
g. Beri nama pad yang telah dibuat, sehingga nanti terhubung dengan
rangkaian dengan cara pilih komponen lalu klik kanan pilih name lalu ketik
nama komponen

185
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.41. New Name


Sumber : dokumen penulis

Gambar 7.42. Name Komponen


Sumber : dokumen penulis
h. Hubungkan pad dengan sumber tegangan, input dan output-nya disesuaikan
dengan rangkaian yang telah dibuat.

186
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

i. Layout PCB telah selesai dibuat, seperti tampilan gambar berikut

Gambar 7.43. layout Akhir


Sumber : dokumen penulis

2. Membuat layout Double Layer


a. Menyiapkan skema rangkaian elektronika yang akan dibuat

Gambar 7.44. Skema Rangkaian


Sumber : belajarelektronika.net
b. Buka aplikasi eagle, lalu buat project baru dengan cara klik file new
project. Kemudian beri nama latihan ke 2, lalu klik latihan 2 new scematic
yang terlihat pada gambar berikut.

187
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.45. New Scematict


Sumber : dokumen penulis

c. Halaman baru akan muncul, lalu simpan nama latihan ke 2.sch.

Gambar 7.46. Halaman Baru


Sumber : dokumen penulis

d. Membuat skema rangkaian baru, klik tombol Add part pada toolbar pilih
komponen yang dibutuhkan lalu susunlah di kotak layer tersebut.

188
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.47. Sheet to Add part


Sumber : dokumen penulis
e. Hubungkan antarkomponen komponen tersebut dengan tombol net,
sehingga akan terbentuk rangkaian

Gambar 7.48. Menghubungkan Kaki Komponen


Sumber : dokumen penulis

f. Membuat layout PCB


Klik menu SCH BRD pada toolbar, maka akan muncul tampilan berikut

189
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.49. Halaman Board


Sumber : dokumen penulis
g. Tarik komponen yang ada dengan cara klik tombol move, lalu arahkan
kursor pada komponen yang diinginkan lalu drag and drop pada kotak hitam
sehingga akan tampil sebagai berikut.

Gambar 7.50. Drag and Drop


Sumber : dokumen penulis

190
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

h. Buat jalur pada menu bottom layer yang terdapat jalur berwarna biru seperti
gambar berikut.

Gambar 7.51. Bottom Layer


Sumber : dokumen penulis
i. Buat jalurnya pada menu top layer dengan jalur yang akan berwarna merah
seperti gambar berikut

Gambar 7.52. Top Layer


Sumber : Dokumen penulis

j. Untuk membuat jalur bottom layer, pastikan layout PCB berada pada 16
bottom kemudian dibuat jalur dan pada layer akan muncul garis warna biru
dan akan terlihat bersinggungan dengan garis warna merah, itu gak jadi
masalah karena sudah berbeda layer

191
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.53. Double layer


Sumber : dokumen penulis
C. Menggambar Rangkaian Listrik Dengan Fluidsim
Menggambar rangkaian listrik dengan fluidsim dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
1. Melakukan Install Aplikasi Fluidsim
2. Buka aplikasi flluidsim yang sudah diinstall, biasanya sudah muncul di layar
destop Komputer, dengan cara klik dua kali dan nanti akan muncul tampilan
sebagai berikut.

Gambar 7.54. Layar Fluidsim


Sumber : dokumen penulis

192
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.55. Macam-Macam Library Fluidsim


Sumber : dokumen penulis

193
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3. Membuka lembar kerja baru


Membuka lembar kerja baru dengan cara berikut :
a. klik menu File New, maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 7.56. (a) langkah membuat lembar kerja baru (b) hasil tampilan lembar kerja baru
Sumber : dokumen penulis

194
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

a. Memasukkan komponen
Cara memasukkan komponen baru, pilih komponen – drag ke lembar kerja
-lepas drag maka tampilan akan seperti ini

(a)

(b)

Gambar 7.57. (a) Pemilihan Komponen (b) Komponen sudah siap digunakan
Sumber : dokumen penulis

195
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Mengatur posisi komponen


Mengatur posisi komponen dapat dilakukan sebagai berikut :
1) Masukkan komponen yang dibutuhkan

Gambar 7.58. memasukkan Komponen yang dibutuhkan


Sumber : dokumen penulis
2) Lalu blok komponen tersebut (klik ujung kiri atas – drag – Tarik – ujung
bawah kanan – lepas drag)

Gambar 7.59. Mengeblok Komponen yang akan Digunakan


Sumber : dokumen penulis

196
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

3) Terdapat enam posisi untuk mengatur komponen

Gambar 7.60. Opsi mengatur posisi komponen


Sumber : dokumen penulis

Gambar 7.61. Contoh posisi komponen rata kiri


Sumber : dokumen penulis
4. Memberi nama komponen
Langkah langkah memberi nama komponen:
a. Klik kanan pada komponen lalu pilih properties

Gambar 7.62. Memilih komponen yang akan diberi nama


Sumber : dokumen penulis

197
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

b. Tampilan akan seperti berikut

Gambar 7.63. Label Menulis Komponen


Sumber : dokumen penulis

c. Isikan nama pada kolom label lalu klik ok

(a)

(b)
Gambar 7.64. (a) Memberi nama komponen (b) Hasil komponen yang sudah diberi nama
Sumber : dokumen penulis

198
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

5. Membuat Pengawatan
Pengawatan adalah menghubungkan antara komponen yang satu
dengan komponen yang lain sehingga membentuk suatu rangkaian. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Menyiapkan komponen

Gambar 7.65. Komponen yang akan Dibuat Pengawatan


Sumber : dokumen penulis
b. Klik kaki VCC 24 V - drag - tarik ke kaki saklar on/off, sehingga tampilan akan
sebagai berikut.

Gambar 7.66. Hasil setelah VCC 24 V yang dihubungkan dengan saklar on/off
Sumber : dokumen penulis

199
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

c. Klik kaki 0V – drag – Tarik ke kaki relay, tampilan akan seperti ini

Gambar 7.67. Hubungan kaki VCC 0 V ke kaki relay


Sumber : dokumen penulis
d. Klik kaki saklar on/off – drag – Tarik kaki push button stop, tampilan akan
seperti ini.

Gambar 7.68. Menghubungkan VCC 24 V dengan saklar stop


Sumber : dokumen penulis

e. Klik kaki push button stop – drag - Tarik ke kaki pushbutton start, tampilan
akan seperti ini

200
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.69. Menghubungkan kaki push button stop dan star


Sumber : dokumen penulis

f. Klik kaki kedua push button start – drag – Tarik ke kaki kedua relay, tampilan
akan seperti ini

Gambar 7.70. Menghubungkan kaki kedua push button dengan kaki kedua relay
Sumber : dokumen penulis

201
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

g. Klik switch K1 – drag – Tarik ke pertemuan kaki push button start dan stop

Gambar 7.71. Menghubungan kaki switch K1dengan pertemuan antara tombol start dan stop
Sumber : dokumen penulis
h. Klik kaki kedua switch – drag – Tarik ke pertemuan kaki Push button dengan
kaki kedua relay

Gambar 7.72. Hubungan kaki kedua switch K1 dengan pertemuan kaki Push button dan kaki kedua relay
Sumber : dokumen penulis

i. Klik kaki K1 – drag – Tarik ke pertemuan kaki antara saklar on/off dan push
button stop, tampilan akan seperti ini

202
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.73. Hubungan kaki pertama switch K1 (2) dengan pertemuan kaki Push button dan saklar on off
Sumber : dokumen penulis

j. Klik kaki K1 – drag – Tarik kaki switch KI ke pertemuan kaki K1 sampingnya,


tampilan akan seperti ini

Gambar 7.74. Hubungan kaki pertama switch K1 (4) dengan ke pertemuan kaki pertama K1 (3)
Sumber : dokumen penulis
k. Klik kaki kedua lampu – drag – tarik ke switch K1(3,4), tampilan akan seperti
ini kaki kedua lampu – drag – tarik ke switch K1(3,4), tampilan akan seperti
ini

203
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

Gambar 7.75. Hubungan kaki kedua lampu 1 dan 2 dengan switch K1(3,4)
Sumber : dokumen penulis
l. Klik kaki lampu satu dan dua – drag – Tarik ke VCC 0 v, tampilan akan seperti
ini

Gambar 7.76. Hubungan kaki lampu satu dan dua dengan VCC 0 V
Sumber : dokumen penulis

204
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

MATERI PEMBELAJARAN

6. Menjalankan simulasi rangkaian fluidsim


Untuk menjalankan rangkaian listrik dengan fluidsim dengan mengeklik
instruksi yang ada di menu fluidsim.

Gambar 7.77. Menu Operasi Fluidsim


Sumber : dokumen penulis

Fungsi dari instruksi di menu fluidsim


a. Berfungsi untuk menghentikan simulasi

b. Berfungsi untuk memulai simulasi

c. Berfungsi untuk membuat jeda simulasi

d. Berfungsi untuk mengatur simulasi pada kondisi awal

e. Berfungsi untuk memulai simulai secara bertahap

f. Berfungsi untuk menjalankan simulasi secara bertahap

LEMBAR PRAKTIKUM
Membuat Amplifier BTL
A. Tujuan
Siswa dapat mendesain gambar skema dan membuat layout PCB amplifier BTL
A. Alat dan Bahan
1. Laptop (ada aplikasi Audesk Eagle)
2. PCB polos ukuran 8 x 8 m
3. Kit komponen amplifier BTL
4. Mesin bor
5. Bor tangan
6. Toolset
7. Printer laser
8. Mata bor
9. Fericlorid
10. Solder
11. Atraktor
12. Power Supply DC 0 – 15 V
B. Petunjuk Praktik
1. Siapkan laptop untuk menggambar dan membuat layout!

205
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

2. Siapkan alat dan bahan kerja!


3. Lakukan desain skema dan layout amplifier BTL dengan aplikasi Audesk
Eagle!
4. Printer gambar layout yang sudah didesain dengan printer laser!
5. Potong PCB sesuai ukuran yang dibutuhkan!
6. Pindahkan gambar layout ke PCB dengan cara disetrika!
7. Setelah gambar sudah pindah di PCB lalu larutkan dengan feriklorid!
8. Bersihkan hasil layout diPCB dengan air bersih !
9. Lubangi PCB dititik kaki komponen elektronika dengan menggunakan
mesin bor!
10. Siapkan komponen yang akan dipasang di PCB, lalu pasang komponen
dengan disolder!
11. Setelah selesai uji coba dengan power supply !

C. Tindakan K3
1. Pakailah sarung tangan karet dan masker saat melakukan pelarutan PCB!
2. Hati hati dalam menggunakan peralatan praktik supaya alat tidak rusak!
3. Gunakan peralatan praktik sesuai dengan kegunaanya!
4. Gunakan herpak dan masker dalam praktik!
5. Periksa hasil pekerjaan membuat produk amplifier BTL!
D. Gambar Kerja

Gambar Rangkaian amplifier BTL

206
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

CAKRAWALA

Perkembangan Sofware untuk Menggambar Rangkaian Elektronika


Perkembangan dunia elektronika sangatlah pesat terutama software untuk
menggambar design rangkaian elektronika, untuk itu supaya tidak ketinggalan
zaman kita harus bisa mengikuti software yang ada sekarang bahkan yang akan
muncul, setiap software pasti terdapat kelebihan dan kekurangan. Salah satunya
aplikasi eagle yang kita bahas ini. Untuk meningkatkan kemampuan desain
gambar seorang desain teknik harus bisa menguasai beberapa software yang
lainya selain eagle antara lain Altium, Protel, Orcard. sehingga desain elektro
akan lebih banyak ilmu yang didapat dari aplikasi tersebut. Diharapkn software-
software desain akan ditambah fitur-fitur dan menu-menu yang lebih komplit
sehingga kalau mau menggambar dengan tingkat kesulitan dan jalur yang banyak
software desain dengan mudah mengatasinya.

Sumber : http%3a%2f%2fwww.jendelasarjana.com%2f2014%2f05%2fpengertian-pcb.html/RK=2/RS=BF-
6WA1253qop4h7hmQDy7m3Eaqo-

JELAJAH INTERNET

Untuk menambah pengetahuan tentang menggambar PRT


dan Instalasi listrik dengan menggunakan software fluidsim
dan Autodesk eagle kalian juga dapat mempelajari dengan
membuka internet. Di internet kalian bisa mencari lebih jauh
materi tentang macam-macam aplikasi gambar rangkaian
elektronika maupun listrik selain aplikasi eagle dan fluidsim.
Silakan kalian buka website di bawah ini sebagai tambahan
pengetahuan tentang arus listrik dan tegangan listrik. Berikut
alamat website-nya: https://youtu.be/JaY7juStarE atau dengan
menggunakan QR code di samping.

207
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

RANGKUMAN

1. Aplikasi audesk eagle dapat digunakan untuk menggambar rangkaian


elektronika dan layout PCB dengan single layer maupun double layer.
2. Aplikasi fluidsim dapat digunakan untuk menggambar rangkaian listrik.
3. Aplikasi fluidsim mempunyai fitur dan library komponen yang lengkap untuk
menggambar rangkaian listrik.
4. Aplikasi fluidsim dapat dijalankan secara langsung maupun tidak langsung.

TUGAS MANDIRI

Carilah suatu aplikasi untuk menggambar rangkaian elektronika dan layout


selain Autodesk Eagle, lalu buatlah suatu project membuat rangkaian elektronika
dengan aplikasi tersebut! Anda dapat mencarinya di internet maupun dari sumber
belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk file download aplikasi dan hasil
mendesain project rangkaian elektronika!

PENILAIAN AKHIR BAB

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan baik dan benar!


1. Jelaskan langkah-langkah menggambar skema rangkaian elektronika
menggunakan Autodesk eagle!
2. Jelaskan langkah-langkah menggambar layout rangkaian elektronika
menggunakan Autodesk eagle!
3. Jelaskan langkah-langkah menggambar rangkaian instalasi listrik dengan
fluidsim!
4. Jelaskan cara menjalankan simulasi fluidsim secara langsung!
5. Jelaskan fungsi tombol pada fluidsim: star, stop, pause, reset, single step!

REFLEKSI

Setelah Anda belajar bab ketujuh ini, tentunya akan menambah pengetahuan
Anda tentang menggambar rangkaian listrik dan elektronika dengan sofware. Dari
materi yang sudah disampaikan tentunya ada yang masih belum dipahami, silakan
diskusikan dengan teman Anda apabila masih ada kesulitan tanyakan pada guru
Anda, karena setiap software aplikasi menggambar mempunyai kelebihan dan
kekuranganya masing-masing.

208
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR SEMESTER GENAP PENILAIAN AKHIR


SEMESTER GENAP

A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Uuran kertas 420 x 594 merupakan ukuran dari kertas…
a. A0
b. A1
c. A2
d. A3
e. A4
2. Kegunaan huruf dan angka pada gambar teknik adalah untuk menunjukkan…
a. symbol
b. lambang diagram
c. lambang rangkaian
d. maksud dan tujuan gambar teknik
e. lambang
3. garis yang dipakai untuk menyatakan garis yang tidak terlihat adalah…
a. garis tipis kontinu
b. garis tebal kontinu
c. garis tebal putus-putus
d. garis tipis setrip-setrip
e. garis tipis setrip titik
4. Berikut ini yang bukan tindakan keselamatan kerja pada saat menyolder
adalah…
a. tidak menyentuh solder pada kondisi panas
b. mencuci tangan setelah menggunakan solder
c. menggunakan masker agar tidak menghirup asap solder
d. melakukan penyolderan pada ventilasi yang cukup
e. memegang kaki komponen yang sedang disolder tanpa pengaman tangan
5. Proses melepas komponen elektronika dengan menghilangkan timah yang
menempel dengan menggunakan atractor adalah…
a. desoldering
b. soldering
c. heatsink
d. etching
e. drilling
6. Bahan yang digunakan untuk perekat dalam proses soldering adalah..
a. isolasi
b. timah
c. kuningan
d. baja
e. lem
7. Peralatan gambar yang berfungsi untuk menggambar lingkaran adalah…
a. mistar segitiga
b. pensil
c. jangka
d. meja gambar
e. kertas gambar

209
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

8. Sebelum menggambar kita akan membuat yang namanya etikat gambar yang
berfungsi …
a. menunjukkan ukuran angka
b. menunjukkan ukuran garis
c. menunjukkan ukuran huruf
d. sebagai identitas rancangan gambar dan petunjuk pengerjaan
e. sebagai aksesoris gambar
9. Cara menggambar proyeksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu…
a. miring dan tegak
b. piktorial dan orthogonal
c. ortogonal dan pandangan
d. isometrik dan perspektif
e. isometrik dan perspektif
10. Seorang siswa akan menggambar menggunakan pensil 4B. Tingkat kekerasan
dari pensil 4B adalah…
a. 4H
b. 5H
c. 6H
d. 7H
e. 8H
11. Perhatikan gambar berikut

Simbol proyeksi pada gambar diatas adalah…


a. eropa
b. amerika
c. miring
d. isometrik
e. dimetrik
12. perhatikan gambar berikut :

Gambar diatas merupakan proyeksi…


a. piktorial
b. isometrik
c. miring
d. perspektif
e. orthogonal

210
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

13. Perhatikan gambar berikut

Gambar tersebut merupakan symbol…


a. sakelar push botton
b. sakelar push botton
c. toggle switch spst
d. toggle switch spdt
e. dip switch
14. Gambar yang berfungsi menunjukkan penempatan semua peralatan listrik
yang akan dipasang dan sarana peralatan missal titik lmpu, sakelar, kontak-
kontak dan perlengkapan hubung bagi adalah…
a. diagram garis tunggal
b. gambar instalasi
c. gambar situasi
d. gambar pengawatan
e. gambar diagram
15. Berikut ini yang merupakan symbol dari potensio adalah…

a.

b.

c.

d.

e.

211
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

16. Sedangkan yang merupakan symbol dari diode adalah…

a.

b.

c.

d.

e.

17. Perhatikan gambar berikut

Gambar tersebut diatas merupakan symbol transistor…


a. NPN
b. PNP
c. JFET – N
d. JFET – P
e. darlington
18. Simulasi Until State Change pada software fluidsim berguna untuk…
a. menghentikan simulasi
b. membuat jendela simulasi
c. mengatur simulasi pada kondisi awal
d. menjalankan simulasi langkah demi langkah
e. memulai simulasi langkah demi langkah
19. Berikut ini langkah-langkah untuk memulai project baru pada software Eagle
adalah…
a. Eagle-Project-New
b. Project-Eagle-New
c. New-Eagle-Project
d. New-Project-Eagle
e. Eagle-New-Project

212
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

20. Fungsi dari diagram lineless adalah…


a. diagram komponen yang tidak menggambarkan jalur kawat melainkan
menggunakan table gambar
b. menyatukan kawat-kawat yang arah jalurnya sama
c. menyalurkan semua kawat ke dalam satu garis pusat
d. menghubungkan terminal dan arah jalur kawat yang digunakan dalam
system
e. menghubungkan semua jalur
21. Fungsi dari kapasitor adalah…
a. Menyimpan arus
b. Sebagai mixer
c. Menahan arus
d. Sebagai penstabil tegangan
e. Sebagai penyearah arus
22. Berikut ini yang merupakan symbol dari LED adalah…

a.

b.

c.

d.

e.

Gambar instruksi pada menu fluidsim berfungsi untuk…


a. reset
b. memulai simulasi
c. menghentikan simulasi
d. memulai simulasi secara bertahap
e. membuat jeda simulasi
23. Berikut ini software yang bukan digunakan untuk menggambar desain
rangkaian kelistrikan adalah…
a. Fluidsim
b. Autodesk Eagle
c. Microsoft Visio
d. Autocad Elektrical
e. Design Spark elektrical

213
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

24. Tool yang berfungsi untuk memutar objeck pada software Eagle adalah…
a. move
b. paste
c. rotate
d. copy
e. show
25. Pada proyeksi miring besarnya sumbu Y adalah…
a. 00
b. 300
c. 450
d. 600
e. 900
26. Dibawah ini yang bukan peralatan dalam pembuatan PCB adalah…
a. bor
b. karet
c. amplas
d. cutter
e. pelarut feriklorida
27. Tool yang berfungsi untuk menghubungkan kaki-kaki komponen pada
Autodesk Eagle adalah…
a. splite
b. miter
c. wire
d. rotate
e. bus
28. Ukuran huruf besar yang sudah dinormalisasikan pada tipe A…
a. 0,5 mm
b. 3 mm
c. 5 mm
d. 7 mm
e. 10 mm
29. Tool yang berfungsi untuk menghubungkan kaki-kaki komponen pada
Autodesk Eagle adalah…
a. splite
b. miter
c. wire
d. rotate
e. bus
30. Ukuran huruf besar yang sudah dinormalisasikan pada tipe A…
a. 0,5 mm
b. 3 mm
c. 5 mm
d. 7 mm
e. 10 mm

214
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP

B. Uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dengan baik dan benar !
1. Jelaskan langkah-langkah membuat layout PCB secara manual !
2. Jelaskan cara membuat sudut 450 !
3. Tuliskan 5 macam peralatan digunakan untuk menggambar teknik, jelaskan !
4. Jelaskan langkah-langkah membuat gambar skema rangkaian elektronika
menggunakan Autodesk Eagle
5. Tuliskan empat menu library pada fluidsim, jelaskan fungsi menu tersebut !

215
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

DAFTAR PUSTAKA

Maryati. 2018. Kerja bengkel dan Gambar Teknik. Jakarta: Erlangga


Daryanto. 2017. Alat perkakas bengkel. Bandung: Satu Nusa
Modul Guru Pembelajar Teknik Kerja Bengkel Tahun 2016
Modul Guru Pembelajar Teknik Kerja Bengkel Tahun 2016
Daryanto. 2003. Teknik Pengerjaan Listrik. Jakarta: Bumi Aksara
Dirjen Dikdasmen. 2003. Instalasi Listrik Dasar. Jakarta: Depdiknas
Handoko, P. 2011. Pemasangan Dasar Instalasi Listrik. Jakarta:Balai Pustaka dan
Kanisius
https://www.kelistrikanku.com/2016/03/simbol-kelistrik-puil.html
https://mulyono.staff.uns.ac.id/files/2009/10/13707100-puil-2000.pdf
https://www.academia.edu/8646076/PUIL_2000_Peraturan_Umum_Instalasi_
Listrik_
https://jdih.esdm.go.id/peraturan/uu-01-1970.pdf . Diunduh tanggal 06 Juli 2020
jam 03.54 WIB
https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/46620/uu-no-23-tahun-1992 . Diunduh
tanggal 06 Juli 2020 jam 03.59 WIB
http://sdm.mercubuana.ac.id/?wpfb_dl=2
http://www.bphn.go.id/data/documents/92uu023.pdf
Sariadi dan B. Supriyanto. 1999. Perencanaan Insatalasi Listrik 1. Bandung: Angkasa
Wahyuningsih, D. 2016. Pekerjaan Dasar Elektronik XA. Suarakarta: Mediatama

216
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

GLOSARIUM

Keselamatan kerja : Suatu upaya agar pekerja selamat ditempat


kerjanya sehingga terhindar dari kecelakaan serta
menyelamatkan peralatan dan produksinya
Kesehatan kerja : Suatu upaya menjaga kesehatan pekerja dan
mencegah pencemaran disekitar tempat kerjanya
PCB (Printed Circuit Board) : Papan yang digunakan untuk menghubungkan
komponen-komponen elektronika dengan lapisan
konduktor
Lay out : Merupakan gambar terstruktur yang memuat
informasi mengenai tata letak footprint komponen
elektronika, sehingga jalur konduktor yang
menghubungkan antar komponen elektronika dan
menjadi satu kesatuan yang utuh yang membentuk
suatu papan PCB
OSHA : Sebuah organisasi keselamatan dan kesehatan
kerja yang berkaitan dengan para pekerja dan
pemberi kerja
HEALTH : Tingkat keadaan fisik dan psikologi individu
SAFETY : Kemampuan untuk mengidentifikasi dan
menghilangkan resiko yang tidak bias diterima
MCB : Alat pengaman yang digunakan untuk membatasi
arus listrik
Wiring : Sebuah cara penataan dan pengaturan kabel agar
kabel dapat terlihat rapi dan aman
PUIL : Persyaratan Umum Instalasi Listrik adalah
kumpulan peraturan yang harus ditaati dalam
kelistrikan

217
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BIODATAPENULIS

BIO DATA PENULIS 1 :

Nama Lengkap : DIDIK AGUS SETYAWAN, S.T.


Telepon /HP/WA : 085727449976
Email : didik_gabul2@yahoo.com
Akun Facebook : didik_gabul2@yahoo.com
Alamat Kantor : SMK Muhammadiyah Susukan
Jl. Sruwen – Karanggede Km.17 Gentan
Kompetensi Keahlian : Teknik Audio Video

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMK Muhammadiyah Susukan (Tahun 2002 s.d sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar


1. S1 Teknik Elektro Universitas Muhammadiyah Surakarta (Lulus Tahun 2004)
2. Akta IV, Universitas Muhammadiyah Surakarta (Lulus Tahun 2006)

Informasi Lain dari Penulis


Tinggal di Dusun Galangan, Gentan, Susukan, Kab. Semarang, Lahir di Kab. Semarang,
19 Agustus 1979. Sekolah Dasar di lalui di SD Gentan 01 daerah Susukan dan SMP
Negeri 1 Karanggede dan SMK Muhammadiyah Salatiga di daerah Kab. Semarang.
Tahun 1999 kuliah di Universitas Muhammadiyah Surakarta, lulus tahun 2004. Tahun
2006 melanjutkan kuliah Akta IV di Fakultas Keguruan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Menjadi guru di SMK Muhammadiyah Susukan Kab. Semarang , dari tahun
2002 - sekarang .

218
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BIODATAPENULIS

BIODATA PENULIS 2:

SANTO TRIJATMIKO, S.T.


Tempat/Tanggal Lahir : Demak, 09 Mei 1980
Alamat Rumah : Galangan RT 06 RW 05
Desa Gentan
Kecamatan Susukan
Kabupaten Semarang 50777
E-mail : santotj1@gmail.com / santo_tj@yahoo.co.id
Alamat Kantor : SMK Muhammadiyah Susukan
Kabupaten Semarang
HP, WA : 0858 7951 6965
Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)
1. Guru SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang (Tahun 2002 s.d
sekarang)

Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Ngelowetan 1 Kecamatan Mijen Kabupaten Demak ( Lulus 1986 )
2. SMP Negeri 1 Demak ( Lulus 1995 )
3. STM Negeri 1 Semarang Jurusan Elektronika Komunikasi ( Lulus 1998 )
4. Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas/Jurusan Teknik Elektro ( Lulus
2008 )

219
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK

BIODATAPENULIS

BIODATA PENULIS 3

Nama Lengkap : Kurniawan Eko Saputro ST


Telp/ WA : 085293607252
Email : arumbia797@gmail.com
Akun Facebook : onnysyahputra2@gmail.com
Alamat Kantor : SMK MUHAMMADIYAH SUSUKAN
Jl. Sruwen – Karanggede Km 17
Kode Pos. 50777
Kompetensi Keahlian : Elektronika

Riwayat Pekerjaan/Profesi (10 Tahun Terakhir)


1. Guru SMK Muhammadiyah Susukan Kabupaten Semarang (Tahun 2002 s.d
sekarang)

Riwayat Pendidikan Tinggi dan Tahun Belajar :


1. S1 Teknik Elektro , Universitas Semarang ( Lulus 2005 )
2. Akta IV, Universitas Muhammadiyah Surakarta

Informasi Lain dari Penulis :


Tinggal di Dusun Galangan RT/Rw : 4/05, Gentan Kec. Susukan Kab. Semarang, Lahir di
Kab. Semarang
19 Oktober 1978. Riwayat Pendidikan :
1. SD Negri Gentan 1 Lulus Th. 1991
2. SMP Muhammadiyah Susukan Lulus Th. 1994
3. STM Negeri 4 Semarang Lulus Th.1997
4. Universitas Semarang Lulus Th. 2005

220

Anda mungkin juga menyukai