152-Kerja Bengkel Dan Gambar Teknik-1-236
152-Kerja Bengkel Dan Gambar Teknik-1-236
SMK/MAK
KERJA BENGKEL
DAN GAMBAR TEKNIK
REDAKSIONAL
Pengarah:
Direktur Pembinaan SMK
Kepala Sub Direktorat Kurikulum
Kepala Seksi Penilaian
Kepala Seksi Pembelajaran
Penulis:
Didik Agus Setyawan
Santo Trijatmiko
Kurniawan Eko Saputro
Pengendali Mutu:
Winih Wicaksono
Penyunting:
Rais Setiawan
Erna Fauziah
Editor:
Nur Aini Farida
Desain Sampul
Sonny Rasdianto
Layout/Editing:
Indah Mustika Ar Ruum
Apfi Anna Krismonita
Ratna Murni Asih
iii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
KATA PENGANTAR
iv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PRAKATA PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
Rahmad, Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga Buku “ Kerja Bengkel dan Gambar Teknik
“ ini dapat diselesaikan dengan sepenuh hati. Buku ini dapat digunakan sebagai
panduan atau referensi penunjang pembelajaran disekolah SMK Program Keahlian
Elektronika kelas X maupun masyarakat umum yang memiliki pemerhati pendidikan
kejuruan.
Materi yang disajikan dalam buku ini diantaranya tentang eselamatan dan
kesehatan kerja, peralatan kerja bengkel, instalasi listrik sederhana, menerapan teknik
soldering dan desoldering, serta menggambar rangkaian listrik dan elektronika serta
menggambar PRT dan instalasi listrik menggunakan software. Didalam buku ini juga
terdapat fitur – fitur yang memuat uji pengetahuan dan ketrampilan sehingga peserta
didik dapat mengasah kemampuanya dan membantu guru dalam melakukan evaluasi
belajar peserta didik.
Buku ini tidak akan muncul, jika tidak ada dorongan dari berbagai pihak serta
pengembang-pengembang sebelumnya. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
keluarga besar SMK Muhammadiyah Susukan yang selalu memberikan kemudahan
bagi penulis dan juga kepada ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada penerbit yang telah memfasilitasi terwujudnya buku ini, sebagai
salah satu upaya penyediaan buku-buku sumber yang terkait dengan buku kerja
bengkel dan gambar teknik.
Penulis menyadari buku ini masih banyak kekurangan dan kesalahan serta
jauh dari sempurna. Oleh karenanya penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
yang konstruktif dari para ahli dalam rangka menyempurnakan buku ini. Semoga buku
ini bermanfaat bagi para pembaca.. aamiin.
v
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................iv
PRAKATA............................................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiii
PETUNJUK PENGGUNAAN BUKU.......................................................................... xiv
PETA KONSEP BUKU ............................................................................................ xv
APERSEPSI ......................................................................................................... xvi
BAB I KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3).................................................. 1
A. Keselamatan Kerja.................................................................................................. 3
B. Kesehatan Kerja.................................................................................................... 12
C. Alat Pelindung Diri............................................................................................... 35
D. Penerapan K3 Dalam Bidang Elektronika....................................................... 41
BAB II PERALATAN KERJA BENGKEL...................................................................... 51
A. Jenis-Jenis Alat Kerja Bengkel.......................................................................... 52
B. Teknik Alat Penggunaan Peralatan Kerja Bengkel........................................ 66
BAB III INSTALASI LISTRIK.................................................................................... 77
A. Penghantar Listrik................................................................................................ 79
B. Jenis-Jenis Kabel dalam Instalasi Listrik........................................................ 79
C. Nomenklatur Kabel.............................................................................................. 84
D. Warna Pada Kabel................................................................................................ 88
E. Sambungan Kabel................................................................................................ 89
F. Pemasangan Instalasi Listrik Sederhana........................................................ 93
G. Bahaya Listrik........................................................................................................ 99
PENILAIAN AKHIR SEMESTER GASAL..................................................................106
vi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR ISI
vii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
viii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR GAMBAR
ix
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR GAMBAR
x
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR GAMBAR
xi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR GAMBAR
xii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
xiii
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
xiv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
Menggambar PRT
dan Instalasi Listrik
denganMenggunakanSofware
xv
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
APERSEPSI
APERSEPSI
Dasar Listrik dan Elektronika merupakan salah satu mata pelajaran bidang
keahlian Teknik Elektronika. Buku ini akan memuat materi kelas X atau yang terbagi
dalam dua semester dan tujuh bab. Buku ini memuat materi, Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, Peralatan Kerja Bengkel, Instalasi Listrik, Soldering, Desoldering,
Membuat Boks dan Layout PCB, serta Wiring dan Kabel, Gambar Teknik Menggambar
Rangkaian Listrik dan Elekteronika, dan Menggambar PRT dan Instalasi Listrik dengan
Menggunakan Sofware.
Buku ini diharapkan dapat menjadi penunjang bagi peserta didik untuk
belajar mengenai kompetensi keahliannya sehingga peserta didik dapat mengambil
manfaatnya untuk diterapkan di dunia industri maupun di dunia usaha.
xvi
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BAB
KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3) I
BAB I KESELAMATAN DAN KEAMANAN KERJA (K3)
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) siswa
memahami tentang keselamatan kerja, memahami kesehatan kerja, dan memahami
dasar peraturan Keselamatan dan Keamanan Kerja (K3) berdasarkan perundangan
di Indonesia dan OSHA (Occupational Safety and Health Administration). Siswa
juga dapat mendemonstrasikan peralatan pelindung diri untuk keselamatan dan
keamanan kerja (K3) dalam bidang elektronika.
PETA KONSEP
Keselamatan
Keselamatan Kesehatan Alat Pelindung Kerja dan
Kerja Kerja Diri Keamanan Kerja
(K3) dalam Bidang
Elektronika
KATA KUNCI
1
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
Gambar 1.2. Poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Laboratorium Elektronika
Sumber: https://k3lh.com/2016/08/26/safety-poster-k3/
2
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.3. Simbol- Simbol Peringatan dan Himbauan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber: http://aantomatika.blogspot.com/2011/09/pada-simbol-simbol-keselamatan-sangat.html
MATERI PEMBELAJARAN
A. Keselamatan Kerja
1. Pengertian
Keselamatan kerja berasal dari gabungan kata keselamatan dan kerja.
Kata keselamatan terdiri dari kata dasar selamat. Dalam software KBBI gambar
1.4. oleh Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada Kamus Besar Bahasa
Indonesia edisi III, arti kata selamat gambar 1.5. adalah :
3
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Sedangkan arti kata kerja pada gabungan kata keselamatan kerja pada
software KBBI oleh ebta setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar
4
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Jadi dari dua pengertian dari software KBBI oleh Ebta Setiawan yang dibuat
berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III kata selamat dan kerja
bisa kita simpulkan keselamatan kerja adalah kegiatan atau sistem yang
dibuat agar terbebas dari bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya,
malapetaka; bencana; tidak kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan;
kerusakan, pada saat mencari nafkah.
5
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
6
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
7
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
BAB III
SYARAT-SYARAT KESELAMATAN KERJA
Pasal 3
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
untuk :
a. mencegah dan mengurangi kecelakaan;
b. mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran;
c. mencegah dan mengurangi bahaya peledakan;
d. memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu
kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya;
e. memberi pertolongan pada kecelakaan;
f. memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja;
g. mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar
radiasi, suara dan getaran;
h. mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik
physik maupun psychis, peracunan, infeksi dan penularan.
i. memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai;
j. menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik;
k. menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup;
l. memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban;
m. memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara
dan proses kerjanya;
n. mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang,
tanaman atau barang;
o. mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan;
p. mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan
dan penyimpanan barang;
q. mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya;
r. menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2. Dengan peraturan perundangan dapat dirubah perincian seperti tersebut
dalam ayat (1) sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan
teknologi serta pendapatan-pendapatan baru di kemudian hari.
Pasal 4
1. Dengan peraturan perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja
dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, perdagangan,
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan
bahan, barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan
dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.
2. Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi
suatu kumpulan ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis
yang mencakup bidang konstruksi, bahan, pengolahan dan pembuatan,
8
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
9
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
10
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
BAB IX
KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT KERJA
Pasal 13
Barang siapa akan memasuki sesuatu tempat kerja, diwajibkan mentaati semua
petunjuk keselamatan kerja dan memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan.
BAB X
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 14
Pengurus diwajibkan :
a. secara tertulis menempatkan dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua
syarat keselamatan kerja yang diwajibkan, sehelai Undang-undang ini dan
semua peraturan pelaksanaannya yang berlaku bagi tempat kerja yang
bersangkutan, pada tempat-tempat yang mudah dilihat dan menurut petunjuk
pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja;
b. Memasang dalam tempat kerja yang dipimpinnya, semua gambar keselamatan
kerja yang diwajibkan dan semua bahan pembinaan lainnya, pada tempat-
tempat yang mudah dilihat dan terbaca menurut petunjuk pegawai pengawas
atau ahli keselamatan kerja.
c. Menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan diri yang diwajibkan
pada tenaga kerja berada di bawah pimpinannya dan menyediakan bagi setiap
orang lain yang memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-
petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk-petunjuk yang diperlukan
menurut petunjuk pegawai pengawas atau ahli keselamatan kerja.
BAB XI
KETENTUAN-KETENTUAN PENUTUP
Pasal 15
1. Pelaksanaan ketentuan tersebut pada pasal-pasal di atas diatur lebih lanjut
dengan peraturan perundangan.
2. Peraturan perundangan tersebut pada ayat (1) dapat memberikan ancaman
pidana atas pelanggaran peraturannya dengan hukuman kurungan selama-
lamanya 3 (tiga) bulan atau denda setinggi-tingginya Rp. 100.000,- (seratus
ribu rupiah).
3. Tindak pidana tersebut adalah pelanggaran.
Pasal 16
Pengusaha yang mempergunakan tempat-tempat kerja yang sudah ada pada
waktu Undang-undang ini mulai berlaku wajib mengusahakan di dalam satu tahun
sesudah Undang-undang ini mulai berlaku, untuk memenuhi ketentuan-ketentuan
menurut atau berdasarkan Undang-undang ini.
Pasal 17
Selama peraturan perundangan untuk melaksanakan ketentuan dalam Undang-
undang ini belum dikeluarkan, maka peraturan dalam bidang keselamatan kerja
yang ada pada waktu Undang-undang ini mulai berlaku, tetap berlaku sepanjang
tidak bertentangan dengan Undang-undang ini.
11
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Pasal 18
Undang-undang ini disebut "UNDANG-UNDANG KESELAMATAN KERJA" dan mulai
berlaku pada hari diundangkan.
Agar supaya setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Undang-undang ini dengan penempatan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia.
Disahkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1970
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta pada tanggal 12 Januari 1970
Sekretaris Negara Republik Indonesia,
ttd
ALAMSYAH
Berdasarkan hal – hal yang telah terinci dalam bab – bab dan pasal –
pasal pada undang – undang nomor 1 tahun 1970 tersebut diatas maka secara
umum pemerintah Indonesia telah mengakomodir perlindungan atas hak pekerja
di Indonesia tentang keselamatan diri mereka di tempat kerja masing – masing
bahkan terdapat sanksi.
B. Kesehatan Kerja
1. Pengertian
Kesehatan kerja berasal dari gabungan kata Kesehatan dan kerja. kata
Kesehatan terdiri dari kata dasar sehat. Dalam software KBBI gambar 1.4. oleh
Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar bahasa Indonesia edisi
III, arti kata selamat gambar 1.7. adalah:
12
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Sedangkan arti kata kerja pada gabungan kata Kesehatan kerja pada software
KBBI oleh Ebta Setiawan yang dibuat berdasar pada kamus besar bahasa
Indonesia edisi III gambar 1.8. adalah:
Jadi dari dua pengertian dari software KBBI oleh Ebta Setiawan yang
dibuat berdasar pada Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi III kata sehat dan
kerja bisa kita simpulkan Kesehatan kerja adalah keadaan baik seluruh tubuh
serta bagian-bagiannya dari sakit baik secara langsung maupun tidak langsung
pada saat bekerja mencari nafkah.
13
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Menimbang :
1. bahwa kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus
diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud
dalam Pembangunan Undang-Undang Dasar 1945 melalui pembangunan
nasional yang berkesinambungan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945.
2. bahwa pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat
kesehatan, yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber
daya manusia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan naional
yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia;
3. bahwa dengan memperhatikan peranan kesehatan diatas, diperlukan upaya
yang lebih memadai bagi peningkatan derajat kesehatan dan pembinaan
penyelenggaraan upaya kesehatan untuk kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu
4. bahwa dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud butir b dan butir c, beberapa undang-undang di bidang kesehatan
dipandang sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan
pembangunan kesehatan;
5. bahwa sehubungan dengan hal-hal tersebut di atas, perlu ditetapkan Undang-
Undang tentang Kesehatan;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
14
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KESEHATAN
BABI
KETENTUANUMUM
Pasal 1
Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan :
1. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis;
2. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat;
3. Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau ketrampilan melaui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan;
4. Sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan
upaya kesehatan;
5. Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan organ
dan atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain atau
tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk menggantikan organ dan atau
jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik;
6. Implan adalah bahan berupa obat dan atau alat kesehatan yang ditanamkan
ke dalam jaringan tubuh untuk tujuan pemeliharaan kesehatan, pencegahan
dan penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan, dan atau kosmetika;
7. Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan atau perawatan dengan cara,
obat, dan pengobatannya yang mengacu kepada pengalaman dan ketrampilan
turun temurun, dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dalam
masyarakat;
8. Kesehatan matra adalah upaya kesehatan yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri terhadap lingkungan
yang berubah secara bermakna baik lingkungan darat, udara, angkasa, maupun
air;
9. Sediman farmasi adalah obat, bahan obat, obat trdisional, dan kosmetik;
10. Obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan
tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau
campuran dari bahan tersebut secara turun-temurun telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman;
11. Alat kesehatan adalah instrumen, aparatus, mesin, implan yang tidak
mengandung obat yang digunakan untuk mencegah, mendiagnosis,
menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat orang sakit memulihkan
kesehatan pada manusia dan atau untuk membentuk struktur dan memperbaiki
fungsi tubuh;
12. Zat adiktif adalah bahan yang penggunaannya dapat menimbulkan
ketergantungan psikis;
15
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
16
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
BABV
UPAYA KESEHATAN
Bagian Pertama
Umum
Pasal 10
Untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu , dan berkesinambungan.
Pasal 11
1. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10
dilaksanakan melalui kegiatan :
a. kesehatan keluarga;
b. perbaikan gizi;
c. pengamanan makanan dan minuman;
d. kesehatan lingkungan;
e. kesehatan kerja;
f. kesehatan jiwa;
g. pemberantasan penyakit;
h. penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan;
i. penyuluhan kesehatan masyarakat;
j. pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan;
k. pengamanan zat adiktif;
l. kesehatan sekolah;
m. kesehatan olah raga;
n. pengobatan tradisional;
o. kesehatan matra;
2. Penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didukung oleh sumber daya kesehatan.
Bagian Kedua
Kesehatan Keluarga
Pasal 12
1. Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil,
bahagia, dan sejahtera.
2. Kesehatan keluarga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi kesehatan
suami istri, anak, dan anggota keluarga lainnya.
Pasal 13
Kesehatan suami istri diutamakan pada upaya pengaturan kelahiran dalam rangka
menciptakan keluarga yang sehat dan harmonis.
Pasal 14
Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa prakehamilan, kehamilan,
persalinan, pasca persalinan dan masa di luar kehamilan, dan persalinan
Pasal 15
1. Dalam keadaan darurat sebagai upaya menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.
17
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2. Tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) hanya dapat
dilakukan :
a. berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan
tersebut;
b. oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk
itu dan dilakukan sesuai dengan tanggung jawab profesi serta berdasarkan
pertimbangan tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil yang bersngkutan atau suami atau
keluarganya;
d. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan lebih lanjut mengenai tindakan medis tertentu sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 16
1. Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk
membantu suami istri mendapatkan keturunan.
2. Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan
a. hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkutan,
ditanamkan dalam rahim istri dari mana ovum berasal;
b. dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu;
c. pada sarana kesehatan tertentu.
3. Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan di luar cara
alami sebagai dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 17
1. Kesehatan anak diselengarakan untuk mewujudkan pertumbuhan dan
perkembangan anak.
2. Kesehatan anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan melalui
peningkatan kesehatan anak dalam kandungan, masa bayi, masa balita, usia
prasekolah dan usia sekolah.
Pasal 18
1. Setiap keluarga melakukan dan mengembangkan kesehatan keluarga dalam
keluarganya.
2. Pemerintah membantu pelaksanaan dan mengembangkan kesehatan
keluarga melalui penyediaan sarana dan prasarana atau dengan kegiatan yang
menunjang peningkatan kesehatan keluarga.
Pasal 19
1. Kesehatan manusia usia lanjut diarahkan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan dan kemampuannya agar tetap produktif.
2. Pemerintah membantu penyelenggaraan upaya kesehatan manusia usia
lanjut untuk meningkatkan kualitas hidupnya secara optimal.
18
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Bagian Ketiga
Perbaikan Gizi
Pasal 20
1. Perbaikan gizi diselenggarakan untuk mewujudkan terpenuhinya kebutuhan
gizi.
2. Perbaikan gizi meliputi upaya peningkatan status dan mutu gizi, pencegahan,
penyembuhan, dan atau pemulihan akibat gizi salah.
Bagian Keempat
Pengamanan Makanan dan Minuman
Pasal 21
1. Pengaman makanan dan minuman diselenggarakan utuk melindungi
masyarakat dari makanan yang tidak memenuhi ketentuan mengenai standar
dan atau persyaratan kesehatan.
2. Setiap makanan dan minuman yang dikemas wajib diberi tanda atau label
yang berisi
a. bahan yang dipakai;
b. komposisi setiap bahan;
c. tanggal, bulan, dan tahun kadaluarsa;
d. ketenuan lainnya.
3. Makanan dan minuman yang tidak memenuhi ketentuan standar dan atau
persyaratan kesehatan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dilarang untuk diedarkan, ditarik dari peredaran,
dan disita untuk dimusnakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
4. Ketentuan mengenai pengamanan makanan dan minuman sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1), Ayat (2), dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kelima
Kesehatan Lingkungan
Pasal 22
1. Kesehatan lingkngan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan
yang sehat.
2. Kesehatan lingkungan dilaksanakan terhadap tempat umum, lingkungan
pemukiman, lingkungan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.
3. Kesehatan lingkungan meliputi penyehatan air dan udara, pengamanan
limbah padat, limbah cair, limbah gas, radiasi dan kebisingan, pengendalian
vektor penyakit, dan penyehatan atau pengamanan lainnya.
4. Setiap tempat atau sarana pelayanan umum wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan.
19
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
20
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Bagian Kedelapan
Pemberantasan Penyakit
Pasal 28
1. Pemberantasan Penyakit diselenggarakan untuk menurunkan angka kesakitan
dan atau angka kematian.
2. Pemberantasan penyakit dilaksanakan terhadap penyakit menular dan
penyakit tidak menular.
3. Pemberantasan penyakit menular atau penyakit yang dapat menimbulkan
angka kesakitan dan atau angka kematian yang tinggi dilaksanakan sedini
mungkin.
Pasal 29
Pemberantasan penyakit tidak menular dilaksanakan untuk mencegah dan
mengurangi penyakit dengan perbaikan dan perubahan perilaku masyarakat dan
dengan cara lain.
Pasal 30
Pemberantasan penyakit menular dilaksanakan dengan upaya penyuluhan,
penyelidikan, pengebalan, menghilangkan sumber dan perantara penyakit,
tindakan karantina, dan upaya lain yang diperlukan.
Pasal 31
Pemberantasan penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah dan penyakit
karantina dilaksanakan sesuai dengan ketentuan undang-undang yang berlaku.
Bagian Kesembilan
Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
Pasal 32
1. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatn diselenggarakan untuk
mengembalikan status kesehatan akibat penyakit, mengembalikan fungsi
badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.
2. Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan dengan
pengobatan dan atau perawatan.
3. Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan ilmu kedokteran
dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat dipertanggungjawabkan.
4. Pelaksanakan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran
atau ilmu keperawatan hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
5. Pemerintah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengobatan dan atau perawatan berdasarkan cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 33
1. Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat dilakukan
transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan
atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan rekonstruksi.
2. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dilakukan hanya untuk tujuan kemanusiaan dan
dilarang untuk tujuan komersial.
21
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Pasal 34
1. Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh hanya dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
2. Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh dari seorang donor harus
memperhatikan kesehatan donor yang bersangkutan dan ada persetujuan
donor dan ahli waris atau keluarganya,
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan transplantasi
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah.
Pasal 35
1. Transfusi darah hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
2. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara transfusi darah sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 36
1. Implan obat dan atau alat kesehatan ke dalam tubuh manusia hanya dapat
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan
untuk itu dan dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
2. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara penyelenggaraan impaln sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 37
1. Bedah plastik dan rekonstruksi hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan di sarana
kesehatan tertentu.
2. Bedah plastik dan rekonstruksi tidak boleh bertentangan dengan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tatacara bedah plastik dan rekonstruksi
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Pemeintah.
Bagian Kesepuluh
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat
Pasal 38
1. Penyuluhan kesehatan masyarakat diselenggarakan guna meningkatkan
pengetahuan, kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat, dan
aktif berperan serta dalam upaya kesehatan.
2. Ketentuan mengenai penyuluhan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Perauran Pemerintah.
Bagian Kesebelas
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
Pasal 39
Pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan diselenggarakan untuk
melindungi masyarakat dari bahaya yang dsebabkan oleh penggunaan sediaan
farmasi dan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan mutu dan atau
keamanan dan atau kemanfaatan.
22
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Pasal 40
1. Sediaan farmasi yang berupa obat dan bahan obat harus memenuhi syarat
farmakope Indonesia atau baku standar lainnya.
2. Sediaan farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat
kesehatan harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan.
Pasal 41
1. Sediaan farmasi dan alat kesehatan hanya apat diedarkan setelah mendapat
izin edar
2. Penandaan dan informasi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus memenuhi
persyaratan objektivias dan kelengkapan serta tidak menyesatkan.
3. Pemerintah berwenang mencabut izin edar dan memerintahkan penarikan
dari peredaran sediaan farmasi dan alat kesehatan yang telah memperoleh
izin edar, yang kemudian tebukti tidak memenuhi mutu dan atau keamanan
dan atau kemanfaatan, dapat disita dan dimusnakan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 42
Pekerjaan kefarmasian harus dilakukan dalam rangka menjaga mutu sediaan
farmasi yang beredar.
Pasal 43
Ketentuan tentang pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah
Bagian Kedua Belas
Pengamanan Zat Adiktif
Pasal 44
1. Pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif diarahkan
agar tidak mengganggu dan membahayakan kesehatan perorangan keluarga,
masyarakat, dan lingkungannya.
2. Produksi, peredaran, dan penggunaan bahan yang mengandung zat adiktif
harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan.
3. Ketentuan mengenai pengaman bahan mengandung zat adiktif sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dan (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Ketiga Belas
Kesehatan Sekolah
Pasal 45
1. Kesehatan sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan hidup
sehat peserta didik dalam lingkungan hidup sehat sehingga peserta didik
dapat belajar, tumbuh, dan berkembang secara harmonis dan optimal menjadi
sumber daya manusia yang lebih berkualitas.
2. Kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) diselenggarakan
melalui sekolah atau lembaga pendidikan lain.
3. Ketentuan mengenai kesehatan sekolah sebagaimana dimaksud dalam Ayat
(1) dan Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
23
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
24
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Bagian Kedua
Tenaga Kesehatan
Pasal 50
1. Tenaga kesehatan bertugas menyelenggarakan atau melakukan kegiatan
kesehatan sesuai dengan bidang keahlian dan atau kewenangan tenaga
kesehatan yang bersangkutan.
2. Ketentuan mengenai kategori, jenis, dan kualifikasi tenaga kesehatan
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 51
1. Pengadaan tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan diselenggarakan
antara lain melalui pendidikan dan pelatihan yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan atau masyarakat.
2. Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan
tenaga kesehatan ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
Pasal 52
1. Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan dalam rangka
pemerataan pelayanan kesehatan.
2. Ketentuan mengenai penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 53
1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam
melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
2. Tanaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi
standar profesi dan menghormati hak pasien.
3. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan
tindakan medis terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan
keselamatan yang bersangkutan.
4. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 54
1. Terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kesalahan atau kelalaian dalam
melaksanakan profesinya dapat dikenakan tindakan disiplin.
2. Penentuan ada tidaknya kesalahan atau kelalaian sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) ditentukan oleh Majelis disiplin Tenaga Kesehatan.
3. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas, fungsi, dan tata kerja Majelis
Disiplin Tenaga Kesehatan ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Pasal 55
1. Setiap orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang
dilakukan tenaga kesehatan.
2. Ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
25
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Bagian Ketiga
Sarana Kesehatan
Pasal 56
1. Sarana kesehatan meliputi balai pengobatan, pusat kesehatan masyarakat,
rumah sakit umum, rumah sakit khusus, praktik dokter, praktik dokter gigi,
praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi spesialis, praktik bidan, toko obat,
apotek, pedagang besar farmasi, pabrik obat dan bahan obat, laboratorium,
sekolah dan akademi kesehatan, balai pelatihan kesehatan, dan sarana
kesehatan lainnya.
2. Sarana kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dapat diselenggarakan
oleh pemerintah dan atau masyarakat.
Pasal 57
1. Sarana kesehatan berfungsi untuk melakukan upaya kesehatan dasar atau
upaya kesehatan rujukan dan atau kesehatan penunjang.
2. Sarana kesehatan dalam penyelenggaraan kegiatan sebagaimana dimaksud
dalam Ayat (1) tetap memperhatikan fungsi sosial.
3. Sarana kesehatan dapat juga dipergunakan untuk kepentingan pendidikan
dan pelatihan serta penelitihan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi di bidang kesehatan.
Pasal 58
1. Sarana kesehatan tertentu yang diselenggarakan masyarakat harus berbentuk
badan hukum.
2. Sarana kesehatan tertentu sebagaiamana dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan
oleh pemerintah.
Pasal 59
1. Semua penyelenggaraan sarana kesehatan haarus memiliki izin.
2. Izin penyelenggaraan sarana kesehatan diberikan dengan memperhatikan
pemerataan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan.
3. Ketentuan mengenai sayarat dan tata cara memperoleh izin penyelenggaraan
sarana kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Keempat
Perbekalan Kesehatan
Pasal 60
Perbekalan kesehatan yang diperlukan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
meliputi sediaan farmasi, alat kesehatan dan perbekalan lainnya.
Pasal 61
1. Pengolahan perbekalan kesehatan dilakukan agar dapat terpenuhinya
kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan serta perbekalan lainnya yang
terjangkau oleh masyarakat.
2. Pengelolaan perbekalan kesehatan yang berupa sediaan farmasi dan alat
kesehatan dilaksanakan dengan memperhatikan pemenuhan kebutuhan
kemanfaatan, harga, dan faktor yang berkaitan dengan pemerataan penyediaan
perbekalan kesehatan.
3. Pemerintah membantu penyediaan perbekalan kesehatan yang menurut
pertimbangan diperlukan oleh sarana kesehatan.
26
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Pasal 62
1. Pengadaan dan penggunaan sediaan faarmasi dan alat kesehatan dibina
dan diarahkan agar menggunakan potensi nasional yang tersedia dengan
memperhatikan kelestarian lingkungan hidup termasuk sumber daya alam
dan sosial budaya.
2. Produksi sediaan farmasi dan alat kesehatan harus dilakukan dengan cara
produksi yang baik yang berlaku dan memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan
dalam farmakope Indonesia atau buku standar lainnya dan atau syarat lain
yang ditetapkan.
3. Pemerintah mendorong, membina, dan mengarahkan pemanfaatan obat
tradisional yang dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka mewujudkan
drajat kesehatan yang optimal.
Pasal 63
1. Pekerjaan kefarmasian dalam pengadaan, produksi, distribusi, dan pelayanan
sediaan farmasi harus dilakuan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu.
2. Ketentuan mengenai pelaksanaan pekerjaan kefarmasian sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 64
Ketentuan mengenai perbekalan kesehatan ditetakan dengan Peraturan
Pemerintah.
Bagian Kelima
Pembiayaan Kesehatan
Pasal 65
1. Penyelengaraan upaya kesehatan dibiayai oleh pemerintah dan atau
masyarakat.
2. Pemerintah membantu upaya kesehatan yang diselenggarakan oleh
masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
terutama upaya kesehatan bagi masyarakat rentan.
Pasal 66
1. Pemerintah mengembangkan, membina, dan mendorong jaminan
pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagai cara yang dijadikan landasan
setiap penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan yang pembiayaannya
dilaksanakan secara praupaya, berasaskan usaha bersama dan kekeluargaan.
2. Jaminan pemeliharaan kesehatan masyaarakat merupakan cara
penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dan pembiayaannya, dikelola
secara terpadu untuk tujuan meningkatkan derajat kesehatan, wajib
dilaksanakan oleh setiap penyelenggara.
3. Penyelenggara jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat harus berbentuk
badan hukum dan memiliki izin operasional serta kepesertaannya bersifat
aktif.
4. Ketentuan mengenai penyelengaraan jaminan pemeliharaan kesehatan
masyarakat ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
27
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Bagian Keenam
Pengelolaan Kesehatan
Pasal 67
1. Pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh pemerintah atau
masyarakat diarahkan pada pengembangan dan peningkatan kemampuan
aagar upaya kesehatan dapat dilaksanakan secara berdayaguna dan
berhasilguna.
2. Pengelolaan sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) meliputi kegiatan
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian program
serta sumber daya yang dapat menunjang peningkatan upaya kesehatan.
Pasal 68
Pengelolaan kesehatan yang diselengarakan oleh pemerintah dilaksanakan oleh
perangkat kesehatan dan badan pemerintah lainnya, baik di tingkat pusat maupun
di tingkat daerah.
Bagian Ketujuh
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Pasal 69
1. Penelitian dan pengembangna kesehatan dilaksanakan untuk memilih dan
menetapkan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna yang diperlukan
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
2. Penelitian pengembangan, dan penerapan hasil penelitian pada manusia
sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dilaksanakan dengan memperhatikan
norma yang berlaku dalam masyarakat.
3. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan pada manusia haarus dilakukan dengan memperhatikan
kesehatan dan keselamatan yang bersangkutan.
4. Ketentuan mengenai penelitian, pengembangan, dan penerapan hasil
penelitian sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2), dan Ayat (3)
ditetapkan dengan Peraturan pemerintah.
Pasal 70
1. Dalam melaksanakan penelitian dan pengembangan dapat dilakukan bedah
mayat untuk penyelidikan sebab penyakit dan atau sebab kematian serta
pendidikan tanaga kesehatan.
2. Bedah mayat hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
keahlian dan kewenangan untuk itu dan dengan memperhatikan norma yang
berlaku dalam masyarakat.
3. Ketentuan mengenai bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) dan
Ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VII
PERAN SERTA MASYARAKAT
Pasal 71
1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
2. Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya masyarakat
yang bergerak di bidang kesehatan agar dpat lebih berdayaguna dan
berhasilguna.
28
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara peranan serta masyarakat dibidang
kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
1. Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam ikut
menentukan kebijaksanaan pemerintah pada penyelenggaraan kesehatan
dapat dilakukan melalui Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang
beranggotakan tokoh masyarakat dan pakar lainnya.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi, dan tata kerja Badan
Pertimbangan Kesehatan Nasional ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
BAB VIII
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Bagian Pertama
Pembinaan
Pasal 73
Pemerintah melakukan pembinaan terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan upaya kesehatan.
Pasal 74
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 73 diarahkan untuk
1. mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal;
2. terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan dan perbekalan
kesehatan yang cukup, aman, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat;
3. melindungi masyarakat terhadap segala kemungkinan kejadian yang dapat
menimbulkan gangguan dan atau bahaya terhadap kesehatan;
4. memberikan kemudahan dalam rangka menunjang peningkatan upaya
kesehatan;
5. meningkatkan mutu pengabdian profesi tenaga kesehatan.
Pasal 75
Ketentuan mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 73 dan
Pasal 74 ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Bagian Kedua
Pengawasan
Pasal 76
Pemerintah melakukan pengawasan terhadap semua kegiatan yang berkaitan
dengan penyelenggaraan upaya kesehatan, baik yang dilakukan oleh pemerintah
maupun masyarakat.
Pasal 77
Pemerintah berwenang mengambil tindakan administratif terhadap tenaga
kesehatan dan atau sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan undang-undang ini.
Pasal 78
Ketentuan mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
29
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
BAB IX
PENYIDIKAN
Pasal 79
1. Selain penyidik pejabat polisi negara Republik Indonesia juga kepada pejabat
pegawai negeri tertentu di Departemen Kesehatan diberi wewenang khusus
sebagai penyidik sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaga Negara Republik Indonesia
Tahun 1981 Nomor 76; Tambahan Lembaga Negara Republik Indonesia Nomor
3209) untuk melakukan penyidikan tindak pidana sebagaimana diatur dalam
undang-undang ini.
2. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1) berwenang
a. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan serta keterangan tentang
tindak pidana di bidang kesehatan;
b. melakukan pemeriksaan terhadap orang yang diduga melakukan tindak
pidana di bidang kesehatan;
c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang atau badan hukum
sehubungan dengan tindak pidana di bidang kesehatan;
d. melakukan pemeriksaan atas surat dan atau dokumen lain tentang tindak
pidana di bidang kesehatan;
e. melakukan pemeriksaan atau penyitaan bahan atau barang bukti dalam
perkara tindak pidana di bidang kesehatan;
f. meminta bantuan ahli dlam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak
pidana di bidang kesehatan;
g. menghentikan penyidikan apabila tidak cukup bukti yang membuktikan
tentang adanya tindak pidana di bidang kesehatan.
3. Kewenangan penyidik sebagaimana dimaksud dlam Ayat (2) dilaksanakan
menurut Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.
BAB X
KETETUAN PIDANA
Pasal 80
1. Barangsiapa dengan sengaja melakukan tindakan medis tertentu terhadap ibu
hamil yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
15 Ayat (1) dan Ayat (2), dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima
belas) tahun dan pidana denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus
juta rupiah).
2. barangsiapa dengan sengaja menghimpun dana dari masyarakat untuk
menyelenggaraakan pemeliharaan kesehatan, yang tidak berbentuk badan
hukum dan tidak memiliki izin operasional serta tidak melaksanakan
ketentuan tentang jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 66 Ayat (2) dan Ayat (3) dipidana dengan pidana
penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
3. Barangsiapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan komersial
dalam melaksanakan transplantasi organ tubuh atau jaringan tubuh atau
transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33 aayat (2) dipidana
30
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda
paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah)
4. Barangsiapa dengan sengaja
a. mengedarkan makanan dan atau minuman yang tidak memenuhi standar
dan atau persyaratan dan atau membahayakan kesehatan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 21 Ayat (3);
b. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat atau
bahan obat yang tidak memenuhi syarat farmakope Indonesia dan atau
uku standar lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 40 Ayat (1)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 (lima belas) tahun dan
pidana denda paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah).
Pasal 81
1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan degan sengaja
a. melakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 34 Ayat (1);
b. melakukan implan alat kesehatan sebagaimana dimaksud dlam Pasal 36
Ayat (1);
c. melakukan bedah plastik dan rekonstruksi sebagaimana dimaksud dalam
pasal 37 ayat (1);
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp. 140.000.000.00 (seratus empat puluh juga rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja
a. a. mengambil organ dari seorang donor tanpa memperhatikan kesehatan
donor dan atau tanpa persetujuan donor dan ahli waris atau keluarganya
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 34 ayat (2);
b. b. memproduksi dan atau mengedarkan alat kesehatan yang tidak
memenuhi standar dan atau persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 40 Ayat (2);
c. c. mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan tanpa izin edar
sebagaimana dimaksud dalam pasal 41 ayat (1);
d. d. menyelenggarakan penelitian dan atau pengmbangan ilmu pengetahuan
dan teknologi kesehatan pada manusia tanpa memperhatikan kesehatan
dan keselamatan yang bersangkutan serta norma yang berlaku dalam
masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 69 ayat (2) dan Ayat (3)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (trujuh) tahun dan aatau pidana
denda paling banyak Rp. 140.000.000,00 (seratus empat puluh juta rupiah).
Pasal 82
1. Barangsiapa yang tanpa keahlian dan kewenangan dengan sengaja
a. melakukan pengobatan dan atau perawatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 32 Ayat (4);
b. melakukan transfusi darah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat
(1);
c. melakukan implan obat sebagaiamana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (10);
d. melakukan pekerjaan kefarmasian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 63
ayat (1);
e. melakukan bedah mayat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 70 ayat (2);
31
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
f. dipidana dengan pidana penjara paing lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana dengan paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
2. Barangsiapa dengan sengaja
1. melakukan upaya kehamilan diluar cara alami yang tidak sesuai dengan
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 Ayat (2);
2. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmasi berupa obat
tradisional yang tidak memenuhi standar dan tau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 40 Ayat (2);
3. memproduksi dan atau mengedarkan sediaan farmassi berupa kosmetika
yang tidak memenuhi standar dan tatau persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 40 ayat (2);
4. mengedarkan sediaan farmasi dan atau alat kesehatan yang tidak
memenuhi persyaratan penandan dan informasi sebagaimana dimassud
dalam Pasal 41 Ayat (2);
5. memproduksi dan atau menggedarkan bahan yang mengandung zat adiktif
yang tidak memenuhi standar dan atau persyaratan yang ditentukan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 Ayat (2);
6. dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau
pidana denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 83
Ancaman pidana sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 80, Pasal 81, dam Pasal
82 ditambah seperempat apabila menimbulkan luka berat atau sepertiga apabila
menimbulkan kematian.
Pasal 84
Barangsiapa
1. mengedarkan makanan dan atau minuman yang dikemas tanpa mencantumkan
tanda atau label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Ayat (2)
2. menyelenggarakan tempat atau sarana pelayanan umum yang tidak memenuhi
ketentuan standar dan atau persyaratan lingkungan yang sehat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 22 ayat (4);
3. menyelenggarakan tempat kerja yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23 ayat (3);
4. menghalangi penderita gangguan jiwa yang akan diobaati dan atau dirawat
pada sarana pelayanan kesehatan jiwa atau sarana pelayanan kesehatan
lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 Ayat (1);
5. menyelenggarakan sarana kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat (1) atau tidak memilki izin
sebagaimana dimaksud dalam pasal 59 Ayat (1)
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun dan atau pidana
denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Pasal 85
1. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 80, Pasal 81, dan Pasal 82
adalah kejahatan.
2. Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 84 adalah pelanggaran.
32
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Pasal 86
Dalam Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan undang-undang ini dapat
ditetapkan denda paling banyak Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 87
Semua peraturan perundang-undangan yang merupakan peraturan pelaksanaan
dari
1. Undang-undang Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembukaan apotik (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 18)
2. Undang-undang Nomor 18 tahun 1953 tentang Penunjukan Rumah Sakit-
Rumah Sakit Pertikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-Orang
Yang Kurang Mampu (Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
3. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 2068);
4. Undang-undang Nomr 11 Tahun 1962 tentang Hygiene untuk Usaha-usaha
bagi Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2475);
5. Undang-undang Nomor 6 Tahun tentang Tenaga Kesehatan (Lembaga Negara
tahun 1963 Nomor 79, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2576);
6. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaga Negara
tahun 1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);
7. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 tentang Wajib Kerja Tenaga Paramedis
(Lembaga Negara tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Nomor
2698);
8. Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran negara
tahun 1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804);
9. Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 tentang Kesehatn Jiwa (Lembaran
Negara tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805);
Pada saat diundangkannya undang-undang ini masih tetap berlaku, sepanjang
tidak bertentangan dan atau belum diganti degan peraturan yang baru berdasarkan
undang-undang ini.
Pasal 88
1. Dengan berlakunya undang-undang ini sarana kesehatan tertentu yang
diselenggarakan oleh masyarakat yang belum berbentuk dalam hukum
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 58 Ayat (1), tetap dapat melaksanakan,
fungsinya sampai dengan disesuaikan bentuk badan hukumnya.
2. Penyesuaian bentuk badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Aat (1)
wajib dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak tanggal mulai
berlakunya undang-undang ini.
33
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 89
Dengan berlakunya undang-undang ini, maka
Undang-undang Nomor 3 tahun 1953 tentang Pembukaan Apotik (Lembaran
Negara Tahun 1953 Nomor 8);
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 1953 tentang Penunjukan Rumah sakit-Rumah
Sakit Partikulir Yang Merawat Orang-orang Miskin dan Orang-orang Yang Kurang
Mampu(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 48);
Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1960 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Nomr 2068);
Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha-usaha Bagi
Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara
2475);
Undang-undang Nomor 6 Tahun 1963 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran
Negara Tahun 1963 Tahun 1963 Nomor 79, tambahan Lembaran Negara Nomor
2576);
Undang-undang Nomor 7 Tahun 1963 tentang Farmasi (Lembaran Negara Tahun
1963 Nomor 81, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2580);
Undang-undang Nomor 18 Tahun 1964 Nomor 1964 tentang Wajib Kerja Tenaga
Paramedis (Lembaran Negara Tahun 1964 Nomor 106, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 2698);
Undang-undang Nomor 2 Tahun 1966 tentang Hygiene (Lembaran Negara Tahun
1966 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2804);
Undang-undang Nomor 3 Tahun 1966 tentang Kesehatan Jiwa (Lembaran Negara
Tahun 1966 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2805) dinyatakan
tidak berlaku lagi.
Pasal 90
Undang-undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan undang-
undang ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 17 September 1992
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Ttd
SOEHARTO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 17 September 1992
MENTERI/SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
Ttd
MOERDIONO
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1992 Nomor 100
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3495
34
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Berdasarkan hal – hal yang telah terinci dalam bab – bab dan pasal – pasal
pada undang – undang nomor 23 tahun 1992 tersebut diatas maka secara umum
pemerintah Indonesia telah mengakomodir perlindungan atas hak pekerja di
Indonesia tentang Kesehatan diri mereka di tempat kerja masing – masing bahkan
terdapat sanksi. Pada Bagian keenam tentang Kesehatan Kerja Pasal 23 bahkan
diperinci tentang kesehatan kerja berikut ini :
1. Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal.
2. Kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,pencegahan penyakit
akibat kerja, dan kesehatan kerja.
3. Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan kerja.
4. Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana dimaksud dalam Ayat (2)
dan Ayat (3) ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
35
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.9. Penggunaan Helm Pelindung Kepala Saat di Dalam Area Kerja
Sumber: koleksi penulis
b. Kacamata
Saat melakukan pekerjaan bengkel seperti menyolder, mengelas,
mengebor, memotong besi atau plat dengan gerinda, dan lain-lain salah
satu anggota tubuh di kepala yang paling riskan cidera terkena loncatan
partikel benda kerja seperti besi bram bahkan asap solder atau las adalah
mata. Dan sayangnya partikel kecil pun dapat menyebabkan kerusakan
parah pada mata. Untuk itu dibutuhkan alat pelindung mata daari loncatan
partikel-partikel tersebut. Kacamata adalah salah satu alat pelindung
mata dari hal-hal tersebut.
Gambar 1.10. Penggunaan Kacamata Saat Menyolder Melindungi Mata dari Asap Solder
Sumber: koleksi penulis
c. Penutup telinga
Suara bising mesin maupun sistem audio area kerja dapat merusak
pendengaran kita dalam jangka waktu yang lama tanpa kita sadari. Untuk
itu, agar telinga kita terlindungi dari bisingnya suara, maka dibutuhkan
penutup telinga disamping juga sebagai sarana komunikasi.
36
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.11. Penggunaan penutup telinga sekaligus sarana komunikasi untuk mengindari suara bising
Sumber: koleksi penulis
d. Penutup wajah
Penutup wajah mutlak diperlukan pada saat mengelas atau menggerinda.
Hal ini agar wajah kita tidak terkena percikan bunga api las. Penutup
wajah pada saat mengelas juga berfungsi melindungi mata kita dari sinar
las yang berintensitas tinggi.
37
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
38
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.15. Penggunaan wearpack untuk melindungi seluruh anggota tubuh kita
Sumber: https://listed.id/coverallid/konveksi-wearpack-bengkel
Gambar 1.16. Penggunaan sarung tangan bahan kain untuk melindungi tangan dari bahaya bahan
korosif karat
Sumber: koleksi penulis
39
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.17. Sepatu Safety Sesuai Penggunaan pada Bidang Kerja Tertentu
Sumber: http://blog.safetyshoes.co.id/pengertian-safety-shoes/
4. Alat Pelindung Diri di Laboratorium Elektronika
Alat pelindung diri untuk bidang elektronika banyak sekali macamnya.
Beberapa alat pelindung diri diantaranya adalah pelindung area kepala,
pelindung tubuh, dan pelindung anggota tubuh. Berikut ini beberapa alat
pelidung diri dalam laboratorium elektronika.
a. Alat pelindung area kepala
1) Kacamata
Didalam laboratorium elektronika kacamata digunakan untuk
melindungi mata dari bahaya asap solder, percikan obyek pada saat
mengebor maupun menggerinda.
2) Masker
Masker digunakan untuk melindungi paru – paru kita dari asap solder
danjuga asap panas hasil kontak pisau gerinda dengan obj=yek yang
kita potong atau tipiskan
3) Penutup telinga
Penutup telingan digunakan saat kita mensetting audio didalam
laboratorium elektronika maupun audio outdoor, karena
mendengarkan suara bising secara terus menerus dapat merusak
permanen pendengaran kita
b. Alat pelindung tubuh
1) Wearpack
2) Waerpack berfungsi untuk melindungi seluruh anggota tubuh kita
dari obyek-obyek kecil yang tidak begitu berbahaya juga cairan yang
tidak terlalu berbahaya agar tidak kontak langsung dengan kulit kita.
3) Apron
Apron atau disebut juga dengan celemek adalah penutup tubuh kita
bagian depan. Apron melindungi kita dari percikan bunga api, cairan
40
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 1.18. Simbol dan Kode Warna Peringatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber: https://slideplayer.info/slide/13678835/
41
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
42
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
43
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
44
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Simbol dan Poster Peringatan Keselamatan dan Keamanan Kerja Dalam Bidang
Elektronika
Berikut ini adalah beberapa contoh poster Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(K3) yang sering kita temui di bidang elektronika.
45
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
46
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CONTOH SOAL
47
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
Sejarah K3 di Indonesia
48
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
JELAJAH INTERNET
https://www.safetyshoe.com/tag/pengertian-keselamatan-kerja/
https://www.produksielektronik.com/pengertian-alat-pelindung-diri-apd-k3-
jenis-apd/
RANGKUMAN
1. Keselamatan kerja adalah kegiatan atau sistem yang dibuat agar terbebas dari
bahaya, malapetaka, bencana; terhindar dr bahaya, malapetaka; bencana; tidak
kurang suatu apa; tidak mendapat gangguan; kerusakan, pada saat mencari
nafkah
2. Kesehatan kerja adalah keadaan baik seluruh tubuh serta bagian-bagiannya
dari sakit baik secara langsung maupun tidak langsung pada saat bekerja
mencari nafkah.
3. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 adalat tentang tentang keselamatan
kerja.
4. Hal tentang kesehatan kerja terdapat pada undang-undang nomor 23 tahun
1992 tentang kesehatan kerja
5. Alat pelindung diri (apd) dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :
a. Alat pelindung kepala antara lain : helmet (topi pengaman), safety glass
(kacamata pengaman), masker, respirator, ear plugs (penutup telinga).
b. Alat pelindung badan antara lain : apron, jas laboratorium
c. Alat pelindung anggota badan diantaranya adalah : sepatu pelindung (safety
shoes/boot), sarung tangan (hand gloves).
6. Kode warna kelompok simbol keselamatan dan kesehatan kerja.
49
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah kewajiban bagi perusahaan dan pekerja,
coba carilah informasi beberapa program pelaksanaan keselamatan dan kesehatan
kerja sebuah perusahaan dari berbagai sumber belajar (internet, buku teks, guru,
dan lain-lain), kemudian tuliskan hasil pekerjaan kalian pada buku tugas masing-
masing!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada
bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda
diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini
kalian akan sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya.
50
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BAB
PERALATAN KERJA BENGKEL II
BAB II PERALATAN KERJA BENGKEL
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari materi tentang peralatan kerja bengkel, peserta didik mampu:
1. Memahami Standard Operational Procedure (SOP) peralatan kerja bengkel
2. Mengklasifikasikan peralatan kerja bengkel berdasarkan jenis dan
fungsinya
3. Menggunakan jenis-jenis peralatan kerja bengkel sesuai Standard
Operational Procedure (SOP)
4. Mengoperasikan peralatan kerja bengkel berdasarkan jenis dan fungsinya
sesuai Manual Book
PETA KONSEP
PERALATAN BENGKEL
1. Teknik Mengikir
2. Teknik Menandai
3. Teknik Menggergaji
4. Teknik Mengebor
5. Teknik Mengulir
dan Mengeling
KATA KUNCI
51
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
Sumber : https://rumahlia.com/wp-content/uploads/2016/12/alat-pasang-tukang
MATERI PEMBELAJARAN
A. Jenis-Jenis Alat Kerja Bengkel
Macam-macam peralatan kerja bengkel adalah sebagai berikut :
1. Alat Penanda
Menandai merupakan kegiatan memberi batas tanda suatu ukun pada
permukaan sebuh benda sebelum benda tersebut dikerjakan. Adapun tanda
permukaan benda dapat berupa garis lurus, garis belok, garis sejajar, garis
belok, garis siku dan menyudut. Menandai pada permukaan sangatlah penting
karena nantinya akan menentukan hasil yang sesuai dengan ukuran yang kita
inginkan. Berikut ini macam-macam alat penanda beserta kegunaanya.
a. Penitik
Penitik pusat digunakan untuk menandai titik tengah suatu benda
kerja. Penitik pusat mempunyai sudut lancip sebesar 90° yang terbuat dari
baja perkakas. Hasil dari penitik pusat ini adalah pada titik perpotongan
dari suatu garis x dan y yang terdapat titik pukulan dari ujung lancip penitik
yang dipukul oleh menggunakan palu. Bekas titik itulah yang digunakan
sebagai tanda mata bor untuk melubangi benda kerja tersebut. Sehingga
52
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2) Penitik garis
Penitik garis adalah suatu penitik di mana sudut mata penitiknya
sebesar 30-60 derajat. Dengan sudut yang kecil ini maka ia dapat
menghasilkan suatu tanda yang tipis. Penitik garis sangat cocok
digunakan untuk membuat tanda-tanda batas pengerjaan pada
benda kerja. Tanda-tanda batas tersebut dapat dihilangkan pada
waktu finishing (pengerjaan akhir). Tanda yang tipis dan jelas sangat
diperlukan agar tidak menimbulkan bekas setelah selesai finishing.
b. Penggores
Penggores merupakan alat yang digunakan untuk membuat tanda
dipermukaan benda kerja yang berupa garis. Penggores dibuat dari bahan
yang keras seperti besi atau baja sehingga nanti dapat memberikan tanda
pada benda kerja yang lunak. Penggores mempunyai ujung yang runcing
dengan sudut 20 – 30 derajat. Ujung yang runcing itu nantinya yang akan
memberikan tanda goresan pada permukaan benda yang dikerjakan.
Berikut ini jenis-jenis penggores :
1) Penggores tangan sedukan
2) Penggores dengan satu ujung bengkok
3) Penggores dengan satu ujung dirubah
Bahan penggores haruslah lebih kuat dari benda kerjanya, dan jika
mau membuatnya bisa dengan potongan gergaji besi yang telah dibentuk
ujungnya dengan gerindra.
53
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Jangka Tusuk
Jangka tusuk adalah jangka yang digunakan untuk membuat
lingkaran pada suatu benda kerja dan bisa juga digunakan untuk
memindahkan jarak dari suatu alat ukur ke benda lain. Jangka ini bisa
disetel dengan cara memutar mur penyetel. Jangka tusuk ini mempunyai
dua kaki dan kedua kaki tersebut mempunyai ujung yang runcing serta
ada sebuah poros dari pertemuan kedua kakinya tersebut.
d. Jangka Bengkok
Jangka bengkok adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
ketebalan benda kerja yang terbuat dari baja. Jangka bengkok dibuat dari
bahan baja pada umumnya. Jangka bengkok terdiri dari dua bagian dengan
bagian sstu mempunyai ujung yang lancip dan satunya mempunyai ujung
agak bengkok.
e. Stempel
Stempel digunakan untuk untuk mrmberikan tanda di permukaan
benda kerja berupa huruf, angka, simbol. Stempel mempunyai bentuk
batang persegi dan terbuat dari baja setiap batang memuat satu benda
huruf.
2. Alat Pengukur
Alat pengukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur nilai
besaran ukuran dimensi dan kondisi fisik suatu komponen. Maka dari itu alat
ukur diciptakan untuk mengetahui sebuah ukuran suatu benda dengan tepat
dan bisa dituliskan. Jadi memang sekarang ini zaman sudah semakin maju dan
macam-macam alat ukur ini sudah menjadi patokan yang memang digunakan
oleh berbagai kalangan masyarakat baik untuk para peneliti ataupun untuk
kebutuhan sehari-hari.
Berikut ini macam-macam alat pengukur :
a. Mistar ukur
Mistar ukur merupakan jenis alat ukur yang digunakan untuk
mengukur panjang, lebar, tinggi, ketebalan, kedalaman dari suatu benda.
Mistar ukur ini bentuknya panjang lurus dilengkapi dengan satuan
ukuran metrik dan imperial. Mistar ukur ini dibuat dari bahan baja atau
alumunium.
54
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Mistar baja
Mistar baja adalah suatu alat ukur yang terbuat dari baja. Meteran
ini digunakan untuk mengukur panjang, lebar, tebal suatu benda kerja.
Mistar baja ini dapat juga digunakan untuk mengukur dan menentukan
batas ukuran serta digunakan untuk menarik garis pada saat menggambar
teknik.
Berikut ini adalah cara menggunakan mistar baja :
1) Rapatkan benda ukur pada landasan tumpuan /balok landas
2) Letakan mistar baja di atas benda ukur, letakan titik nol atau ujung
mistar bertumpu pada balok landas.
3) Baca dimensi/ukuran panjang benda ukur.
4) Gores permukaan benda dengan bantuan penggores
5) Periksa hasil penggunaan mistar baja
c. Mistar gulung
Mistar adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur suatu
benda dengan ukuran benda yang panjang lebih dari 5 meter, karena tidak
mungkin mengukur lebih dari 5 meter menggunakan penggaris. Mistar
gulung mempunyai ukuran panjang lebih dari 5 – 100 meter. Meteran
ini terbuat dari bahan lembaran pelat tipis, nilon, kulit sehingga dapat
digulung pada sebuah selubung. Meteran ini mempunyai kontruksi yang
dapat menggulung secara otomatis dan secara manual.
55
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
d. Mistar lipat
Mistar lipat adalah mistar ukur yang dapat dilipat-lipat karena
adanya suatu sambungan di setiap panjang tertentu. Meteran ini terbuat
dari bahan kayu dengan ukuran panjang tertentu. Mistar ini sering
digunakan untuk mengukur benda yang mempunyai diameter yang besar.
Biasanya digunakan oleh tukang jahit untuk mengukur diameter lengan
suatu baju atau pinggang manusia.
f. Jangka sorong
Jangka sorong adalah jangka yang berfungsi mengukur, diameter,
ketebalan, dan kedalaman suatu benda dengan ketelitian sampai 0,01
mm.
56
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
57
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
58
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Palu Konde
Palu konde tadalah palu yang terbuat dari bahan logam atau baja
yang keras. Palu konde terdiri dari dua bagian yang berbeda. Satu sisi
mempunyai permukaan rata yang berguna untuk memukul benda kerja
seperti paku sedangkan sisi yang lain berbentuk bulat yang berguna
untuk membentuk atau memadatkan benda kerja yang cekung.
c. Palu Terak
Palu terak disebut juga palu las yang mempunyai dua sisi yang
mempunyai fungsi dan bentuk yang berbeda. Ujung yang pertama
berbentuk rata yang berfungsi untuk memukul benda dengan permukaan
yang rata sedangkan bagian yang satunya berbentuk pipih yang
berguna untuk membuang rigi-rigi atau membersihkan terak-terak hasil
pengelasan. Palu terak ini terbuat dari bahan baja yang keras.
59
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
d. Palu Plastik
Palu plastik adalah palu yang terbuat dari palstik digunakan untuk
mengetok ataupun memukul benda kerja yang lunak. Tujuan pemakaian
palu lunak ini supaya benda kerja tidak tergores atau pecah.
60
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
5. Alat Pemotong
a. Gergaji tangan
Gergaji tangan merupakan alat yang berfungsi untuk memotong atau
mengurangi tebal dari benda kerja yang telah diukur. Gergaji tangan terdiri
dua bagian yaitu sengkang dan daun gergaji. Daun gergaji digunakan
untuk tempat pegangan pada kita akan menggergaji sedangkan Sengkang
berfungsi untuk mengancing/mengunci gergaji yang akan dipasang
dengan cara memutar sengkang ke kanan.
61
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
62
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
63
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
7. Alat pelubang
Alat pelubang digunakan untuk melubangi benda kerja yang sudah ditentukan
titik lubangnya. Biasanya digunakan untuk melubangi benda kerja seperti
besi, kayu dan sebagainya.
a. Mesin bor tangan
Mesin bor merupakan alat yang bisa digunakan untuk membuat lubang,
alur, perluasan, dan penghalusan dengan presisi dan keakuratan. Terdapat
beberapa jenis mesin bor, dia diantaranya yaitu mesin bor duduk dan
mesin bor tangan. Mesin bor tangan digunakan dengan cara dipegang
oleh kedua tangan dan mempunyai bentuk seperti pistol.
64
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
65
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
66
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Memegang Kikir
Cara memegang kikir adalah dengan menggunakan tangan kanan,
tangan kanan memegang gagang kayu dan telapak tangan kiri memegang
atau menempel pada ujung kikir.
67
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
68
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2. Teknik Menandai
Ada tiga teknik menandai yang aan kita bahas adalah sebagai berikut:
a. Menggores
Menggores merupakan kegiatan menandai benda kerja sebelum benda
kerja itu dikerjakan dengan cara menggores. Dalam penggoresan kita
harus bisa mengarahkan penggores dengan benar sesuai SOP. Apabila
terjadi kesalahan dalam penggoresan maka akan menghasilkan goresan
yang tidak lurus atau tidak tepat dalam pengukuran. Cara memegang
penggores sama dengan memegang pensil atau pulpen. Bedanya
penggores mempunyai bagian tengah yang agak kasar agar tangan
kanan yang memegang tidak akan berubah posisi sedangkan tangan kiri
memegang mistar.
Cara menandai permukaan benda dengan penggores yang dibantu
memakai mistar adalah sabagai berikut :
1) Siapkan benda kerja yang akan digores pada posisi yang baik dan kuat
supaya tidak berubah posisi
2) Letakkan mistar baja dipermukaan benda yang akan digores sesuai
dengan tanda yang akan digaris
3) Pegang mistar baja dengan kuat agar tidak berubah posisi
4) Tarik penggores ke arah belakang dipermukaan benda sesuai dengan
tanda yang sudah ditentukan
5) Periksa hasil goresan
b. Menitik
Menitik adalah pemberian tanda pada benda kerja sebelum benda kerja
dengan menggunakan penitik. Hasil dari menitik ini adalah sebuah
cekungan kecil yang berbentuk kerucut. Kegiatan menitik ini harus
dilakukan secara hati-hati karena jika dilakukan dengan ceroboh akan
menghasilkan titikan yang tidak sempurna dan akan mengakibatkan
ketidaktepatan ukuran.
69
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Teknik Menggergaji
Dalam menggergaji alat yang dibutukan adalah gergaji. Gergaji
ada dua macam yaitu gergaji kayu dan gergaji besi. Gergaji terdiri atas
bingkai untuk pembentangan, daun gergaji, tangkai untuk pegangan dan
daun gergaji untuk memotong serta mur baut untuk mengncangkan daun
gergaji. Cara memasang daun gergaji pada sengkangnya adalah :
1) Siapkan sengkang gergaji
2) Ambil daun gergaji pasangkan pada ke kedua pen ke Sengkang gergaji
arah sudut harus lurus supaya nanti hasil potongan juga lurus.
3) Selalu periksa daun gergaji supaya nanti bila digunakan utuk memotong
tidak kendur.
70
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Teknik Mengebor
Teknik mengebor adalah merupakan proses pembuatan lobang pada
benda kerja dengan menggunakan mata bor. Parameter proses pengeboran
adalah sama dengan proses permesinan yang lain yaitu tergantung kecepatan
putaran spindle maupun kecepatan potong, gerak makan dan kedalaman
potong. Supaya pengeboran memperoleh hasil yang baik bor harus disiapkan
dengan sebaik mungkin.
Cara mengebor yang benar adalah :
a. Siapkan benda kerja yang akan dibor dan bor tangan yang digunakan
untuk mengebor.
b. Atur putaran kecepatan mesin bor.
c. Persiapkan pada benda kerja
d. Tepatkan mata bor pada titik pada benda kerja yang akan dibor.
e. Lihatlah hasil pengeboran sudah tepat dan presisi
71
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
72
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
BENGKEL MODERN
Sumber : http%3a%2f%2ffurnizing.com%2farticle%2fcara-mendesain-garasi-menjadi-workshop/RK=2/
RS=74vootgacghwIJTnsfc3FqUuD.s-
73
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
Bengkel merupakan tempat untuk perawatan, perbaikan, modifikasi alat dan dan
tempat untuk menempatkan peralatan bengkel. Bengkel yang kita gunakan harus
bersih dan rapi sehingga kita akan nyaman dalam praktek dibengkel. Peralatan
juga harus ditata yang bagus dan rapi jadi tidak terkesan berantakan. Dalam
penataan bengkel kita harus bisa mengaturnya sesuai ukuran, bentuk serta fungsi
dari perlatan tersebut. Jadi bengkel kerja harus didesain dengan sebaik mungkin
sehingga bengkel tidak terkesan kotor dan bengkel terlihat bersih, rapi dan indah.
Dan juga bengkel dilengkapi peralatan yang lebih modern untuk mendukung
kegiatan sehingga pekerjaan akan lebih cepat dan baik. Dalam penataan peralatan
tangan harus ditata dengan SOP yang ada.
JELAJAH INTERNET
74
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
1. Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat lobang pada
benda kerja yang dibagi menjadi dua macam yaitu penitik pusat dan penitik
garis
2. Penggores adalah alat yang digunakan untuk menandai garis pada permukaan
benda kerja dengan menggunakan alat bantu berupa mistar.
3. Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter dan kedalaman dengan ketilitian yang sangat tinggi sampai 0,01 mm
4. Ragum adalah alat kerja bengkel yang digunakan untuk menjepit benda
kerja sebelum kita memulai pekerjaan bengkel seperti mengikir, memotong,
mengebor, memahat, mengulir, mengetap dan membengkokkan
5. Dalam menggunakan kikir kita harus mengetahui jenis kikir yang akan
digunakan yang sesuai dengan benda kerja
6. Ada tiga posisi dalam proses menggergaji yaitu posisi bawah, posisi atas posisi
samping kiri dan posisi samping kanan.
7. Mesin bor tangan adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang atau
membuat lubang lebih besar dengan bahan kerja berupa besi, kayu plastik dan
beton.
8. Penggunaan peralatan tangan harus sesuai dengan Standart Opeational
Prosedure (SOP) sehingga keselamatan dan keamanan kerja bisa terjamin.
9. Mesin gerinda tangan adalah alat yang digunakan untuk merapikan permukaan
benda kerja dari hasil pemotongan
10. Dalam proses mengulir harus dimulai dari urutan tapyaitu 1. Taper, 2. Plug, 3.
Button
11. Memberi pelumas dalam pekerjaan tap akan menghasilkan ulir dalam yang
halus.
Di dalam mengoperasikan peralatan tangan kita harus tahu jenis dan fungsinya
peralatan tangan, sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja
TUGAS MANDIRI
Carilah suatu gambar atau video bentuk aplikasi dari penggunaan peralatan
bengkel yang pekerjaan tersebut sesuai dengan SOP! Anda dapat mengumpulkan
informasi melalui buku, internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas
dikerjakan dalam bentuk laporan dengan format yang sudah disepakati dengan
guru pengampu.
75
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab kedua ini, Anda tentu memahami tentang macam-macam
peralatan tangan dan cara/teknik penggunaan alat bengkel tersebut yang sesuai
dengan SOP. Dari semua materi yang sudah dijelaskan pada bab kedua ini, mana
yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda diskusikan dengan teman
maupun guru Anda, karena konsep dari peralatan tangan bengkel ini akan menjadi
pondasi awal dari materi-materi yang akan dibahas di bab-bab selanjutnya.
76
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BAB
INSTALASI LISTRIK III
BAB III INSTALASI LISTRIK
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
Penghantar Listrik
Sambungan Kabel
Bahaya Listrik
KATA KUNCI
77
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
78
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
A. Penghantar Listrik
Hubungan pendek atau korsleting terjadi apabila aliran arus yang mengalir
pada kabel tidak sesuai dengan besarnya kabel yang digunakan. Sehingga kabel
menjadi panas dan lama kelamaan akan terbakar. Untuk itu dalam instalasi listrik
sangat diperhitungkan dalam menggunakan penghantar kabel. Di dalam PUIL
sudah dijelaskan bahwa penghantar ialah suatu benda yang berbentuk logam
ataupun nonlogam yang bersifat konduktor atau dapat mengalirkan arus listrik dari
satu titik ke titik yang lain. Penghantar dapat berupa kabel ataupun berupa kawat
penghantar.
1. Persyaratan penghantar
Penghantar listrik merupakan komponen utama dalam instalasi listrik.
Dalam pemasanganya tentunya harus sesuai dengan ketentuan yang sesuai
dengan PUI, sehingga akan memberikan rasa aman kepada penggunanya. Oleh
karena itu pemilihan kabel sangatlah penting dan perlu dipertimbangkan. Hal-
hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih penghantar kabel diantaranya
adalah jenis pekerjaan, isolasi, batas ukur tegangan, arus listriknya dan kekuatan
penghantar kabel.
Dibawah ini adalah beberapa syarat penghantar sesuai PUIL 2000 (https://
mulyono.staff.uns.ac.id/files/2009/10/13707100-puil-2000.pdf):
a. Semua penghantar yang digunakan dibuat dari bahan yang memenuhi
persyaratan sesuai dengan tujuan penggunaanya.
b. Telah diperiksa dan diuji menurut standart penghantar yang dikeluarkan dan
diakui oleh instansi yang berwenang.
79
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Jenis-jenis kabel yang digunakan untuk instalasi listrik adalah sebagai berikut:
1. Kabel NYA.
Kabel NYA merupakan kabel dengan inti tembaga tunggal dan berisolasi
PVC. Kabel ini biasanya mempunyai ketebalan 1.5 – 2.5 mm dan sangat cocok
digunakan untuk instalasi udara. Dikarenakan lapisnya ada 1 lapis maka kabel
ini kurang aman bila digunakan sehingga perlu membutuhkan pipa dalam
pemasanganya. Umumnya kabel NYA ini mempunya warna isolasi kuning,
merah, biru dan hitam. Dalam pemasangan kabel ini sebaiknya memakai pipa
PVC sebagai pelindung dari gangguan tikus dan goresan.
2. Kabel NYM.
Kabel NYM adalah kabel dengan inti/konduktor tembaga dan inti lebih
dari satu dibungkus dengan isolasi PVC. NYM mempunyai arti
N = kabel dengan inti tembaga
Y = berisolasi PVC
M = inti kabel lebih dari Satu
Dilihat dari susunanya kabel ini sangat kuat dan memiliki keamanan yang sangat
bagus sehingga direkomendasikan untuk instalasi listrik dengan pemasangan
kabel di luar dan didal am tembok. Kabel jenis ini sangat cocok digunakan di
daerah yang lembab atau basah. Kabel ini mempunyai inti 2 - 4 dengan isolasi
PVC dengan warna kuning, coklat, biru dan hitam. Kabel ini harganya lebih
mahal disbanding dengan kabel yang lain. Kabel ini mempunyai tegangan
nominal 230 - 400 (300) V.
80
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
81
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
6. Kabel NYYHY.
Kabel NYYHY adalah kabel dengan inti tembaga serabut berisolasi PVC
lapis dua dan selubung luar isolasi PVC. Kabel jenis ini sangat cocok dipasang
pada instalasi dengan fleksibilitas yang tinggi. Kabel ini banyak digunakan
untuk instalasi rumah dengan listrik berdaya rendah. Kabel ini sangat bagus
digunakan untuk peralatan elektronik yaitu mesin gerinda, mesin bor, mesin
las dan sebagainya karena mempunyai flesibilitas yang baik. Tegangan nominal
berkisar antara 450 – 750 V.
82
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
7. Kabel NYRGbY/NYBY.
Kabel NYRGbY/NYBY adalah kabel dengan inti tembaga tunggal lebih
dari satu dengan selubung luar isolasi PVC. Kabel ini mempunyai insulator yang
cukup kuat dan memiliki lapisan pita serat baja galvanis diantara selubung
dalam dan selubung luarnya yang terbuat dari PVC. Kabel ini dapat dipendam
tanpa perlindungan tambahan. Tegangan nominalnya 0.6 - 1 (1.2) kV.
83
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
8. Kabel NYCY.
Kabel NYCY adalah kabel dengan inti tembaga serabut tunggal dengan
isolasi dalam dan luar PVC. Kabel ini sangat cocok digunakan di luar ruangan
atau outdoor.
C. Nomenklatur Kabel
Setiap penghantar memiliki kode atau nama yang yang ditulis dengan huruf dan
angka. Tulisan tersebut berada di selubung kabel atau pembungkusnya. Setiap
tulisan dan huruf yang tertulis di pembungkus kabel pasti mempunyai arti dan
maksud supaya memudahkan pengguna jenis kabel apa yang digunakan. Salah
satu cara untuk mengetahui kode kabel yaitu dengan nomenklatur kabel. Di bawah
ini nomenkaltur kabel sesuai PUIL 2000 :
Tabel 3.1 Kode Huruf Kabel
Kode Penjelasannya
Kabel standar atau penghantar berisolasi dengan penghantar tembaga
N
sebagai inti.
A Penghantar aluminium Contoh kabel: NAYY, NAYFGbY
A Kabel berisolasi tunggal Contoh kabel: NYA, NGA, NYAF
A Selubung perlindungan luar Contoh kabel: NKBA, NEKBA
AA Dua lapisan selubung perlindungan luar Contoh kabel: NKZAA
B Perisai pita baja Contoh kabel: NYBY
B Selubung timah hitam (timbel) Contoh kabel: NYBUY
C Kosentris penghantar tembaga Contoh kabel: NYCY
C Selubung penghantar dibawah selubung luar Contoh kabel: NHSSHCu
84
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Kode Penjelasannya
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, dalam hal kabel
CE
berurat banyak Contoh kabel: NYCEY
Penghantar kosentris pada masing-masing inti, yang dipasang secra
CW
berlawanan arah Contoh kabel: NYCWY
D Spiral anti tekanan
Kabel dengan urat yang masing-masing berselubung logam Contoh
E
kabel: NEKBA
F Persai kawat baja pipih Contoh kabel: NYFGbY
F Penghantarkawathalus Contoh kabel: NYAF
FA Kabel lampu Contoh kabel: NYFA, NYFAZ, NYAFD
fl Pipih Contoh kabel: NYLHYfl, NYMHYfl
G Spiral dari kawat baja pipih Contoh kabel: NYKRG
G Selubung isolasi dari karet Contoh kabel: NGA
2G Selubung isolasi dari karet tahan panas Contoh kabel: N2GAU
Kode Penjelasannya
Gb Spiral dari pita baja Contoh kabel : NYFGbY
H Pelindung medan electromagnet Contoh kabel: NHKBA
H Selubung luar dari karet Contoh kabel : NLH, NMH, NSHöu
HY Selubung luar dari bahan buatan Contoh kabel : NYLHY, NYMHY
System J: dengan urat berwarna majemuk hijau kuning Contoh kabel:
J
NYRGbY J 4×6 re
K Selubung dari timah hitam (timbel) Contoh kabel: NKA
KL Selubung aluminiumdengan permukaan licin Contoh kabel: NKLY
Selubung dari pita baja tembaga yang terpasangdan di las
KWK
memanjang Contoh kabel : NKWK2Y
L Perisai dari jalinan kawat baja bulat Contoh kabel: NTRLA
NI Kabel bertekanan gas Contoh kabel: NIKLDEY
NO Kabel bertekanan minyak Contoh kabel : NOKDEFOA
NP Kabel dalam pipa bertekanan gas
85
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Kode Penjelasannya
System O: urat berwarna majemuk tanpa hijau kuning Contoh kabel:
O
NYYFGbY O 3×120 sm
O Perisai terbuka dari kawat-kawat baja Contoh kabel: NKROA
PL Kabel gantung Contoh kabel: NPL, NYPLYw
Jalinan (braid) kawat-kawat baja berselubung seng (zinc coated)
Q
Contoh kabel: NYKQ
R Perisai dari kawat baja bulat Contoh kabel: NYRGbY
RR Dua lapisan perisai kawat baja bulat Contoh kabel: NKRRGbY
rd Bulat Contoh kabel: NYLHYrd, NYMHYrd
re Penghantar padat bulat Contoh kabel: NYRGbY 4×10 re
rm Penghantar bulat kawat banyak Contoh kabel: NYFGbY 4×25 rm
S Kabel khusus Contoh kabel : NSYA, NSYAF
S Pelindung (shield) dari tembaga Contoh kabel: NYSY
SL Kabellas Contoh kabel : NSLFFöu
se Penghantar padat bentuk sector Contoh kabel : NAYFGbY 3×120 se
Kode Penjelasannya
Penghantar kawat banyak bentuk sector Contoh kabel: NYFGbY 4×70
sm
sm
T Kawat gantung Contoh kabel: NYMT
W Tahan cuaca Contoh kabel: NSYAW
w Tahan panas Contoh kabel : NYFAw, NYFAZw
Y Selubung isolasi dari PVC Contoh kabel: NYA, NYM, NYY
Y Selubung luar dari PVC Contoh kabel:NYFGbY
Perisai dari kawat baja yang masing-masing mempunyai bentuk “Z”
Z
Contoh kabel: NKZAA
Z Kabel dengan pengurangan beban tarik Contoh kabel: NYMZ
Selubung logam dari pita seng Contoh kabel: NYRUZY
Z
Sumber : https://vdocuments.mx/6nomenklatur-kabel.html
86
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Dalam mendiskripsikan kabel ada beberapa jenis kabel yang diartikan secara
berurutan,
Contoh : Kabel NYHGbY
87
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
88
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Penegtahuan warna kabel sangat diperlukan karena sangat membantu kita saat
akan memasang instalasi listrik dirumah dan kita dapat mencegah atau meminimal
korsleting pada sambungan kabel. Warna kabel mempunyai keterangan atau arti
sendiri sehingga pada saat pemasangan tidak akan tertukar. Selain warna kabel
diameter kabel juga perlu diperhatikan dan harus sesuai dengan PUIL 2000.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memasang kabel:
1. Memilih ukuran kabel disesuaikan dengan daya dan arus listrik yang mengalir
apabila dalam pemilihan salah maka bisa menyebabkan kabel panas dan terjadi
korsleting.
2. Pertimbangkan adanya penambahan daya ke depannya, sehingga menggunakan
ukuran kabel ayng lebih besar.
E. Sambungan Kabel
Dalam pemasangan instalasi listrik pastinya ada penyambungan atau
percabangan kabel baik satu atau dua kabel dalam suatu titik tertentu. Sambungan
listrik haruslah baik, benar, aman serta bebas dari gaya tarik. Dalam sambungan
sudah diatur oleh PUIL 2000. Di bawah ini merupakan macam-macam sambungan
listrik :
1. Sambungan Ekor Babi
Sambungan kabel jenis ini digunakan untuk meyambung satu atau
lebih kabel dalam satu titik. Sambungan dapat dilakukan dengan mudah dan
sederhana hanya dengan memuntir dua kabel atau lebih dan akan terlihat
seperti ekor babi. Setelah selesai disambung potong sisa sambungan agar lebih
rapi lalu diisolasi dan ditutup dengan menggunakan tutup (lasdop).
89
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
90
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sambungan Scraf
91
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Cara menyambung kabel kabel datar knotted tab joint adalah hampir sama
jenis sambungan sebelumnya. Hanya saja sambungan kabel ketiga pada
kabel utama memiliki ikatan simpul. Jadi sambungan jenis datar knotted tab
joint ini lebih kuat dibandingkan dengan jenis sambungan sebelumnya.
c. Sambungan Datar Percabangan Ganda Satu Nadi
92
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Cara menyambung kabel ini cukup mudah yaitu dengan cara melilitkan dua
buah kabel yang akan disambung ke kabel utama, lalu kabel itu kita puntir.
Dari kedua yang telah dipuntir lalu Tarik kabel tersebut yang satu keatas dan
satunya ke bawah. Jadi akan mendapatkan sambungan cabang empat.
d. Sambungan Single Wrapped Cable Slice
93
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Sakelar,
Saklar merupakan komponen listrik yang berguna untuk memutuskan
dan menghubungkan rangkaian listrik. Pemasangan saklar sudah diatur
dalam PUIL 2000, bahwa saklar dipasang setinggi 150 cm dari lantai.
Berdasarkan sistem kerjanya sakelar dapat dibedakan menjadi beberapa
jenis yaitu sakelar tunggal, sakelar kutub dua, sakelar kutub tiga, sakelar seri,
sakelar tukar dan sakelar silang.
94
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
95
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
d. Fitting,
Fitting merupakan peralatan/komponen listrik yang berfungsi untuk tempat
bolam lampu. Fiting dibuat dengan bahan isolasi yang sangat besar dan
tahan terhadap panas. Macam-macam fiting diantaranya: fitting duduk,
fitting gantung, dan fitting kedap air.
96
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
f. Kabel penghantar,
Kabel pengahantar adalah bahan yang berfungsi untuk menghantarkan
arus listrik. Kabel penghantar ini terbuat dari bahan tembaga dan alumunium.
Penggunaan kabel listrik harus disesuaikan dengan arus dan daya yang
digunakan agar tidak terjadi panas yang berlebihan pada kabel penghantar
tersebut. Karena apabila terjadi panas yang berlebihan bisa mengakibatkan
kabel tersebut terbakar.
g. Pipa Instalasi
Pipa Instalasi digunakan untuk pengaman atau isolasi dari gangguan
tikus dan gangguan lain. Jadi pemasanganya kabel dimasukkan ke dalam pipa
instalasi. Sebagai syarat pipa instalasi adalah harus tahan terhadap panas,
lembab, tekanan mekanis dan tidak menjalarkan api. Jenis pipa instalasi
diantaranya: pipa PVC, pipa baja dan pipa fleksibel. Dalam penggunaanya
harus dipasang klem sebagai pasanganya.
97
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
h. Kotak sambung,
Kotak sambung merupakan tempat penyambungan kabel atau percabangan
kabel. Tujuan pemasangan kotak sambung ini untuk keamanan menghindari
gangguan dari korsleting listrik. Macam-macam kotak sambung diantaranya:
kotak sambung dalam (inbow) dan kotak sambung luar (Tdos). Berdasarkan
konstruksinya kotak sambung dibagi menjadi 4 yaitu : kotak sambung satu
cabang, dua cabang, tiga cabang dan empat cabang.
98
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
j. Roset kayu
Roset kayu merupakan komponen instalasi yang berfungsi untuk
tempat dudukan fiting, saklar, stop kontak dan kotak sambung. Roset kayu
terbuat dari bahan kayu. Roset ini biasanya digunakan untuk instalasi di luar
tembok.
99
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
membutuhkan daya listrik. Listrik sangat bermanfaat bagi manusia tetapi juga
berbahaya bagi keselamatan manusia. Apakah pernah terjadi kecelakaan akibat
listrik dan sekitar lingkungan Anda? Sudah banyak sekali terjadi kecelakaan akibat
listrik sehingga menimbulkan kerugian dan juga yang fatal bisa menyebabkan
kematian.
Arus listrik dapat menimbulkan kecelakaan kerja secara langsung maupun
tidak langsung. Tersengat listrik merupakan contoh bahaya listrik yang disebabkan
oleh listrik secara langsung. Sedangkan bahaya listrik yang tidak langsung adalah
terkena percikan api sehingga tubuh (kaki, tangan) bisa terbakar.
1. Bahaya listrik bagi manusia
Kecelakaan bisa saja terjadi pada saat kita berhubungan dengan listrik. Hal
ini dikarenakan kesalahan prosedur, dan kurang hati-hati dalam pemasangan
instalasi listrik. Salah satu bahaya listrik adalah tersengat oleh aliran listrik itu
disebabkan menyentuh kabel listrik terkelupas isolasinya.
2. Penyebab bahaya listrik
Dalam instalasi listrik banyak kasus yang terjadi karena hubungan arus pendek
atau korsleting. Di bawah ini penyebab terjadinya kecelakaan kerja akibat listrik
diantaranya adalah :
a. Kabel isolasi rusak/terkelupas
Disebabkan karena gigitan tikus, mutu kabel kurang baik, peampang kabel
yang terlalu kecil
b. Perlatan listrik yang rusak
c. Pergantian kawat plebur pada pengaman yang tidak sesuai dengan kapasitas
d. Kebocoran arus listrik bisa disebabkan
Kebocoran arus listrik bisa menyebabkan timbulnya tegangan pada rangka
peralatan elektronik, ini sangat berbahaya karena kita tersentuh oleh rangka
tersebut kita bisa tersengat listrik.
e. PHB dalam kondisi rusak atau terbuka
f. Penyambungan peralatan listrik yang tidak baik.
Penyambungan kabel yang bertumpuk dan tidak diisolasi dapat menimbulkan
panas dan kebakaran.
3. Pencegahan bahaya listrik
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja akibat arus listrik sudah dijelaskan
oleh PUIL oleh karena itu sangatlah penting memahami dan melaksanakan
keselamatan kerja yang berhubungan dengan instalasi listrik. Peraturan umum
instalasi listrik diantaranya :
a. Peralatan yang rusak harus segera diganti
a. Tidak menumpuk stop kontak pada sumber listrik
b. Tidak diperbolehkan mengganti komponen :
1) Pengaman arus lebih dengan kapasitas yang lebih besar
2) Kawat pengaman lebur dengan kawat berkapasitas besar
3) Memesag kawat tambahan pada pengaman lebur untuk menambah
daya.
100
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
E. Gambar Kerja
101
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
102
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
103
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
1. Penitik adalah alat yang digunakan untuk menandai membuat lobang pada
benda kerja yang dibagi menjadi dua macam yaitu penitik pusat dan penitik
garis
2. Penggores adalah alat yang digunakan untuk menandai garis pada permukaan
benda kerja dengan menggunakan alat bantu berupa mistar.
3. Jangka sorong merupakan alat ukur yang digunakan untuk mengukur ketebalan,
diameter dan kedalaman dengan ketilitian yang sangat tinggi sampai 0,01 mm
4. Ragum adalah alat kerja bengkel yang digunakan untuk menjepit benda
kerja sebelum kita memulai pekerjaan bengkel seperti mengikir, memotong,
mengebor, memahat, mengulir, mengetap dan membengkokkan
5. Dalam menggunakan kikir kita harus mengetahui jenis kikir yang akan
digunakan yang sesuai dengan benda kerja
6. Ada tiga posisi dalam proses menggergaji yaitu posisi bawah, posisi atas posisi
samping kiri dan posisi samping kanan.
7. Mesin bor tangan adalah alat yang digunakan untuk membuat lubang atau
membuat lubang lebih besar dengan bahan kerja berupa besi, kayu plastik
dan beton.
8. Penggunaan peralatan tangan harus sesuai dengan Standart Opeational
Prosedure (SOP) sehingga keselamatan dan keamanan kerja bisa terjamin.
9. Mesin gerinda tangan adalah alat yang digunakan untuk merapikan permukaan
benda kerja dari hasil pemotongan
10. Dalam proses mengulir harus dimulai dari urutan tapyaitu 1. Taper, 2. Plug, 3.
Button
11. Memberi pelumas dalam pekerjaan tap akan menghasilkan ulir dalam yang
halus.
Di dalam mengoperasikan peralatan tangan kita harus tahu jenis dan fungsinya
peralatan tangan, sehingga tidak terjadi kecelakaan kerja
TUGAS MANDIRI
104
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
REFLEKSI
Selesai kita belajar bab ketiga ini, tentunya ada beberapa materi tentang instalasi
listrik yang sesuai dengan PUIL 2000 yang kalian belum paham atau kesulitan
dalam memahaminya. Silakan diskusikan dengan teman-teman seandainya
masih belum paham bisa didiskusikan dengan guru, karena materi ini merupakan
gambaran pengetahuan di bab-bab berikutnya.
105
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Alat pelindung diri (APD) merupakan alat digunakan untuk menjaga
keselamatan kerja dalam melakukan pekerjaan. APD yang diperlukan pada
saat melakukan sebuah pekerjaan dibengkel elektronika adalah…
a. kacamata, sepatu, sarung tangan, pelindung telinga, dan respirator
b. werpak, kacamata, sepatu, helm
c. safetyharness, kacamata, sepatu, dan penutup topeng
d. baju kerja, kacamata, sarung tangan, sepatu, dan penutup hidung
e. sepatu, sarung tangan, kacamata, topeng dan helm
2. Komponen-komponen yang berkaitan dengan k3 adalah…
a. manusia, lingkungan, bahaya
b. bahaya, sosial, pekerjaan
c. manusia, bahaya, pekerjaan
d. manusia, bahaya, peralatan
e. manusia, lingkungan, pekerjaan
3. Dibawah ini merupakan faktor yang mempengaruhi penyebab terjadinya
kecelakaan kerja adalah…
a. tidak mematuhi perintah
b. kondisi tubuh lemah
c. tidak hati-hati
d. tidak mengikuti prosedur kerja
e. menggunakan alat pelindung
4. Pernyataan berikut yang bukan merupakan tujuan dari keselamatan kerja
adalah…
a. mencegah terjadinya kecelakaan diluar tempaat kerja
b. mencegah terjadinya kerugian akibat kecelakaan kerja
c. memberikan pertolongan pertama bagi pekerja yang mengalami
kecelakaan kerja
d. memberikan perlindungan pada tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaanya
e. menjamin peningkatan produktivitas pekerja
5. Perhatikan gambar rambu K3 berikut !
106
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
a.
b.
c.
d.
e.
1 2 3 4 5
107
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
10. Sudut lancip pahat untuk memotong baja lunak mempunyai sudut…. derajat
a. 60
b. 55
c. 50
d. 45
e. 35
11. Sebuah perkakas alat tangan yang bernama gergaji mempunyai fungsi untuk…
a. memasang baut
b. memasanag pen baut
c. menggaris benda kerja
d. memotong benda kerja
e. memasang daun gergaji
108
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
15. Hasil pengukuran jangka sorong pada gambar dibawah ini adalah…
a. 10,02 cm
b. 10,05 cm
c. 10,07 cm
d. 1, 02 cm
e. 1, 05 cm
16. Jenis penghantar kabel yang hanya memiliki satu isolasi adalah…
a. NYM
b. NYY
c. NYA
d. NYAF
e. NYAGby
17. Kabel jenis NYFGby merupakan salah satu kabel yang digunakan dalam
instalasi listrik. Dalam nomenklatur kabel yang menunjukkan perisai kawat
baja pipih adalah huruf …
a. N
b. Y
c. F
d. G
e. by
18. dari macam – macam sambungan kabel dibawah ini yang merupakan
sambungan ekor babi adalah…
a.
b.
c.
d.
e.
109
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
19. Dalam PUIL 2000, warna kabel untuk fasa R,S,T, netral dan ground
(pentanahan) adalah…
a. merah, kuning, hitam, biru dan kuning strip hijau
b. merah, hitam, biru, kuning dan kuning strip hijau
c. merah, kuning, coklat, biru dan kuning strip hijau
d. merah, hitam, coklat, biru dan hijau strip kuning
e. hitam, kuning, biru, merah dan hijau strip kuning
20. Kompone listrik yang berfungsi untuk tempat memasang bolam lampu
adalah…
a. sekering
b. saklar
c. fiting
d. stop kontak
e. phb
21. Sedangkan komponen listrik yang berfungsi untuk memutuskan dan
menghubungkan arus listrik adalah…
a. sekering
b. saklar
c. fiting
d. stop kontak
e. PHB
22. Perhatikan gambar berikut !
110
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
25. Sesuai dengan nomenklatur kabel pada PUIL 2000, kabel NYAF mempunyai
arti…
a. kabel berinti tunggal, pejal dan berisolasi pvc
b. kabel berinti serabut, fleksibel, dan berisolasi pvc
c. kabel berinti serabut, fleksibel, dan berisolasi karet
d. kabel berinti tunggal, pejal, dan berisolasi karet
e. kabel berisi tunggal, fleksibel dan berisolasi karet
26. Efek yang terjadi akibat sengatan arus listrik sangat bergantung pada
besarnya arus, besar arus 2 – 8 mA akan mengakibatkan…
a. tidak terjadi efek.
b. terjadi gerakan reflek yang tidak terkendali ada kemungkinan kita akan
membentur sesuatu yang mengakibatkan cedera.
c. akan mengakibatkan sistem saraf terganggu
d. korban akan merasa sangat sakit bahkan pingsan
e. korban bisa meninggal dunia.
27. Dalam sebuag pekerjaan menggerinda benda kerja akan menghasilkan debu
dan partikel, untuk melindungi hidung dari debu pada saat menggerinda
digunakan alat pelindung…
a. ear plug
b. safety shoes
c. dust masker
d. safety glasses
e. body protector
28. Perhatikan gambar dibawah ini !
111
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GASAL
30. Alat bantu yang digunakan untuk menedai garis lurus dan siku terhadap
pinggir benda kerja adalah…
a. penitik
b. penggores
c. penyiku
d. mistar baja 30 cm
e. snei
B. Uraian
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan apa yang dimaksud keselamatan dan kesehatan kerja !
2. Jelaskan syarat keselamatan kerja yang terdapat pada undang-undang RI no.
1 Tahun 1970!
3. Jelaskan kegunaan peralatan bengkel dibawah ini :
a. Penitik
b. Palu karet
c. Gergaji
d. Ragum
4. Jelaskan cara mengikir yang benar !
5. Jelaskan langkah-langkah mencegah terjadinya bahaya listrik !
112
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PETA KONSEP
KATA KUNCI
113
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
Gambar 4.1. Kegiatan Soldering dan Desoldering dengan Solder Tipe Blower
Sumber: koleksi penulis
Dalam Bab IV ini juga akan dibahas proses membuat boks perangkat
elektronika, membuat layout PCB secara umum, dan memasang perkabelan atau
wiring di dalam boks. Alat dan bahan serta langkah-langkah apa saja yang harus ada
maupun dilaksanakan untuk membuat boks sampai dengan wiring dengan baik?
114
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.2. Membuat Layout PCB dengan Software dan Printer Laser
Sumber: koleksi penulis
MATERI PEMBELAJARAN
115
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Pastikan ujung mata solder benar benar bersih untuk hasil solder yang baik.
c. Bila mata solder kurang bersih maka hasil solderan tidak bagus dan
cenderung akan terlalu banyak timah. Cara membersihkan mata solder
adalah dengan memberikan timah ke ujung mata solder sampai timah dapat
menempel dengan sempurna pada ujung mata solder. Bila timah masih
belum menempel sempurna maka terindikasi mata solder masih belum
bersih. Gunakan kertas atau tissue untuk menyeka ujung solder jangan sekali-
sekali menggosok gosokan pada media yang keras atau bahkan mengikirnya,
karena mata solder justru akan rusak.
d. Gunakan timah atau tenol yang bermutu baik.
e. Colokkan steker kabel solder ke jala jala listrik, tunggu sekitar 5 sampai
dengan 10 menit agar solder dalam kondisi panas sempurna. Jangan
memaksakan untuk segera menyolder agar hasil solderan sempurna.
f. Bersihkan PCB dan kaki komponen yang akan disolder.
g. Pasang kaki komponen elektronika pada lubang PCB, tempatkan PCB pada
posisi yang stabil dan tidak bergeser-geser atau bergerak saat ditempel
solder.
h. Tempelkan ujung solder pada kaki komponen sekaligus pada PCB dengan
posisi sekitar 45°, tunggu sekitar 2 detik baru tempelkan timah pada
pertemuan kaki komponen dengan PCB. Tidak perlu banyak timah tapi
menempel sempurna.
Gambar 4.4. Posisi Solder, PCB, dan Kaki Komponen agar Hasil Solderan Sempurna
Sumber: https://slideplayer.info/slide/2032997/
i. Hasil soder yang baik timah akan terlihat mengkilap dan meleleh sempurna
menempel di semua sisi PCB dan kaki komponen.
116
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
117
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
e. Pastikan kaki komponen telah terlepas sempurna dengan pinset, bila sudah
bergeser sempurna lepaskan kaki komponen.
f. Jangan memaksakan melepas kaki komponen bila timah masi menempel,
bila dipaksakan tembaga PCB akan terlepas atau rusak.
118
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
119
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
B. Membuat Boks Dan Lay Out Pcb, Serta Wiring Dan Kabel
1. Membuat Boks Perangkat Elektronika
Boks perangkat elektronika mutlak harus ada karena berfungsi sebagai
tempat memasang komponen-komponen perangkat juga sebagai pelindung
komponen-komponen tersebut.
Pembuatan boks disesuaikan dengan kebutuhan perangkat yang akan
dipasang. Seperti amplifier dibutuhkan ruang agak besar karena cenderung
panas sedangkan equalizer tidak membutuhkan ruang yang besar.
Untuk detail pembuatan boks akan dijelaskan pada materi dan soal
praktik di bab selanjutnya.
120
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
121
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 4.13. Contoh Posisi Kit atau Rangkaian Elektronika Berdasarkan Fungsi
Sumber: https://www.baharelectronic.com/2017/12/cara-pasang-kit-btl-pada-power.html
122
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CONTOH SOAL
CAKRAWALA
MANUFAKTUR ELEKTRONIK
123
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
124
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
JELAJAH INTERNET
Untuk menambah wawasan lebih jauh mengenai soldering, desoldering,
membuat boks dan layout pcb, serta wiring dan kabel serta materi pendukung
lainnya kalian dapat mengunjungi link di bawah atau menggunakan kode QR di
samping. Materi yang disajikan link di bawah terdapat referensi yang lain untuk
menambah wawasan.
https://id.wikihow.com/Menyolder
http://www.masputz.com/2015/07/bahaya-yang-harus-dihindari-saat.html
https://slideplayer.info/slide/2032997/
https://belajarelektronika.net/cara-memasang-amplifier-ke-tone-control/
RANGKUMAN
125
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
TUGAS MANDIRI
Dari materi yang telah dibahas pada bab IV ini, buatlah kubus dengan menggunakan
kabel kawat dengan panjang kabel masing-masing 7 cm! Solderlah tiga ujung
kabel dengan timah solder. Tunjukan hasil solderan kalian kepada guru untuk
dievaluasi!
REFLEKSI
Setelah mempelajari bab pertama ini, Anda tentu menjadi lebih paham tentang
keselamatan dan kesehatan kerja. Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada
bab pertama ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba Anda
diskusikan dengan teman maupun guru Anda, karena dengan memahami bab ini
kalian akan sangat terbantu dalam memahami materi-materi berikutnya.
126
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BAB
GAMBAR TEKNIK V
BAB V GAMBAR TEKNIK
TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
GAMBAR TEKNIK
KATA KUNCI
127
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
128
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Sumber : http%3a%2f%2fteknikmesin.id%2fjenis-dan-ukuran-kertas-gambar-teknik%2f/RK=2/RS=LD1JzpGNw18rI6a-
H1ircRFHPV4Q-
129
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
130
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Jangka
Jangka digunakan untuk menggambar lingkaran atau busur lingkaran.
Jangka terdiri dari dua bagian yaitu bagian untuk tempat pena/pensil dan
yang satu digunakan sebagai temapt tumpuan jangka yang berupa ujung yang
runcing. Jangka yang sering digunakan adalah jangka tusuk karena bentuknya
yang lancip digunakan untuk meneliti, meraba dan menentukan jarak antartitik,
antargaris.
4. Mistar Penggaris
Mistar penggaris adalah sebuah alat pengukur atau alat bantu untuk
menggambar garis lurus. Alat ukur ini sendiri memiliki skala terkecil sekitar
1mm atau 0,1cm. Penggaris memiliki ketelitian pengukuran setengah dari skala
terkecil yang dimilikinya yakni 0.5mm.
Ketika melakukan pengukuran dengan menggunakan mistar, arah
pandangan tegak lurus dengan skala pada mistar dan benda yang diukur.
Mengapa demikian? Jika tidak tegak lurus maka akan terjadi kesalahan dalam
pengukurannya bisa lebih besar maupun lebih kecil dari ukuran aslinya. Lalu
apa fungsi dari mistar penggaris ini? Simak ulasan selanjutnya.
5. Mistar Segitiga
Mistar segitiga digunakan untuk menarik garis yang mempuyai salah
satu sudut 90 derajat. Sepasang mistar segitiga siku-siku terdiri dari penggarais
segirtiga siku-siku yang satu sudut 45 derajat dan 60 derajat.
131
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
6. Meja Gambar
Meja gambar teknik digunakan untuk landasan kertas gambar untuk
menggambar teknik. Ukuran meja gambar disesuaikan ukuran kertas A0 atau
841x1.189 mm. Pada posisi meja gambar biasanya dibuat agak miring dan di
depannya tempat duduk sehingga orang menggambar akan lebih nyaman. Meja
gambar yang baik harus memiliki persyaratan sebagai berikut:
a. Permukaannya harus rata, datar dan halus
b. Empat tepi sisinya harus lurus
c. Empat sudutnya 90 derajat
d. Bentuk meja gambar harus empat persegi panjang
132
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Garis bagian
bergerak, Garis
Garis titik dua garis didepang
0,25-0,35
(tipis) bidang potong,
Garis bentuk
awal
Sumber : Dokumen penulis
133
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
huruf dan angka yang bentuknya seni, dikarenakan angka dan huruf terlihat
tidak jelas sehingga mengakibatkan salah dalam menggambar.
Contoh : huruf dan angka standar
3. Etikat gambar
Dalam menggambar teknik di kertas gambar dibutuhkan suatu identitas.
Untuk diperlukan yang namanya etiket gambar atau kepala gambar.
Kepala gambar ini digunakan untuk menjelaskan berbagai keterangan
pendukung. Identitas gambar ini berisi / terdiri dari :
a. Nama gambar
b. Nama penggambar
c. Pemeriksa gambar
d. Skala ukuran
e. Satuan ukuran
f. Tanggal pembuatan gambar
134
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
C. Konstruksi Geometris
Konstruksi geometris sering digunakan pada gambar teknik. Hal ini
dikarenakan konstruksi geometris dapat membantu untuk menghasilkan bentuk
yang rapi dan presisi. Konstuksi geometris merupakan garis, sudut, lingkaran, dan
lain sebagainya. Tentunya dengan berbagai jenis konstruksi geometris tersebut
dapat membantu dalam menyelesaikan gambar teknik.
Dalam penggunaan konstruksi geometris ini diperlukan agar setiap hasil
gambar teknik dapat maksimal. Tentunya menggambar dengan teknik hasilnya
akan jauh lebih baik daripada menggambar dengan perkiraan. Dengan hasil yang
lebih akurat dan pantas tentunya akan memudahkan dalam proses pengerjaan.
Oleh karena itu seorang penggambar teknik harus menguasai berbagai konstruksi
geometris.
1. Membagi sudut menjadi sama besar
Langkah-langkah membagi sudut menjadi sama besar adalah:
a. Buat garis AB dan BC
b. Berpusat di titik B, buat busur lingkaran yang memotong garis AB dan BC
yang disebut titik D dan E.
c. Berpusat di titik D dan E, buat busur lingkaran yang saling berpotongan yang
disebut titik T.
d. Tarik garis dari B ke T, yaitu garis BT .
e. Jadi, garis BT membagi ABC menjadi dua sama besar.
135
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
136
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
137
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
138
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
139
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Proyeksi miring
Pada proyeksi miring adalah suatu proyeksi yang membandingkan
panjang sumbu x,y,z. perbandinganya skalanya 1:1:1 dan membentuk sudut
30, 45 dan 60 derajat.
c. Gambar Perspektif
Gambar perspektik merupakan gambar dibuat sesuai dengan pandangan
mata manusia. Apabila gambar/benda itu dilihat dari jarak dekat maka
gambar terlihat besar sedangkan jika dilihat dari jarak jauh maka gambar/
benda kelihatan kecil. Gambar perspektif terbagi menjadi 3 yaitu:
a. Perspektif dengan satu titik hilang
b. Perspektif dengan dua titik hilang
c. Perspektif dengan tiga titik hilang
140
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2. Proyeksi Ortogonal
Proyeksi ortogonal merupakan gambar yang dapat memberikan
informasi yang lengkap dan tepat pada pada suatu benda tiga dimensi dengan
meletakkan benda dan bidangnya sejajar terhadap bidang proyeksi. Oleh karena
itu proyeksi ortogonal memberikan gambaran benda dalam bidang proyeksi.
Cara ini dikenal dengan cara majemuk. Di bawah ini contoh proyeksi ortogonal:
Gambar 5.22. Proyeksi Orthogonal (a) titik (b) garis (c) bidang (d) benda
Sumber : https://www.berpendidikan.com/wp-content/uploads/2016/04/membuatsudut2.jpg
a. Proyeksi Eropa
Proyeksi eropa adalah proyeksi yang letaknya terbalik dari arah pandangan
manusia. Kalau kita paham proyeksi amerika kita tidak akan kesulitan disebut
juga proyeksi karena hanya hanya menukar posisi saja.
Berikut ini contoh gambar proyeksi eropa :
141
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Proyeksi Amerika
Proyeksi Amerika adalah merupakan proyeksi yang letak bidangnya sama
dengan arah pandangnya. Berikut ini contoh gambar proyeksi amerika:
142
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Simbol Proyeksi
LEMBAR PRAKTIKUM
143
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
LEMBAR PRAKTIKUM
CAKRAWALA
JELAJAH INTERNET
https://youtu.be/hBy_wXEsFkE
144
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
1. Kertas gambar merupakan perlatan gambar yang utama pada saat kita
menggambar teknik dengan normalisasi ukuran.
2. Kertas gambar yang paling banyak digunakan untuk menggambar teknik
adalah dengan seri A (A0, A1, A2, A3, A4 dan A5).
3. Di dalam menggambar teknik ada dua proyeksi yaitu proyeksi piktorial dan
orthogonal.
4. Etiket gambar teknik memiliki fungsi untuk memuat data-data dan informasi
mengenai gambar yang dibuat
5. Penulisan huruf dan angka pada gambar teknik telah diatur dalam ISO3098/1-
1974
6. Dalam konstruksi geometri terdapat empat sudut gambar yang bisa dibuat
yaitu sudut 90, 60, 45, dan 30 derajat
7. Gambar proeksi digunakan untuk memepermudah orang membaca rancangan
gambar yang disajikan
8. Proyeksi orthogonal adalah proyeksi yang menyajikan informasi dengan
lengkap benda tiga dimensi dengan melatakkan benda sejajar dengan
bidang proyeksi
TUGAS MANDIRI
Buatlah suatu projek gambar proyeksi orthogonal sebuah benda kerja. Anda dapat
mengumpulkan informasi atau referensi proyek gambar tersebut melalui buku,
internet, maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk
laporan dengan format yang sudah disepakati dengan guru pengampu.
145
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
REFLEKSI
Setelah memahami bab kelima ini, kalian menjadi paham tentang bagaimana cara
menggambar teknik yang benar dengan menggunakan peralatan gambar yang
sesuai standar dan bisa paham juga tentang macam-macam proyeksi. Berdasarkan
ulasan materi yang sudah dipahami bab mana yang yang kalian kesulitan dalam
memahaminya. Sekarang Anda Dari semua materi yang sudah dijelaskan ada bab
kelima ini, mana yang menurut Anda paling sulit dipahami? Coba kalian diskusikan
dengan teman-teman dan guru yang mengajar mapel ini.
146
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BAB
MENGGAMBAR RANGKAIAN LISTRIK DAN ELEKTRONIKA VI
BAB VI MENGGAMBAR RANG-
KAIAN LISTRIK DAN ELEKTRON-
IKA TUJUAN PEMBELAJARAN
PETA KONSEP
KATA KUNCI
147
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
Dalam bidang elektronika suatu peralatan elektronik dan listrik seperti televisi,
radio, kulkas, kipas angin. Pernahkah kita berpikir bagaimana peralatan elektronika
dan listrik tersebut dapat bekerja atau berfungsi. Tentunya di dalamnya terdapat
gabungan dari beberapa komponen elektronika atau komponen listrik. Komponen
tersebut mempunyai fungsi dan kegunaan masing-masing. Contoh kompoenen
elektronika: resistor, kapasitor, diode sedangkan komponen listrik seperti stop kontak,
kotak sambung, saklar dan lain-lain. Elektronika sangat membutuhkan komponen-
komponen tersebut.
Komponen-komponen elektronika yang dihubungkan akan membentuk suatu
rangkaian elektronika maupun rangkaian listrik. Dalam menyusun rangkaian tersebut
dibutuhkan perencanaan yang baik sehingga rangkaian tadi bisa berfungsi. Salah
satu metode perencanaan tersebut adalah dengan cara menggambar desain atau
skema terlebih dahulu. Dalam menggambar desain rangkaian tentunya kita harus
tahu terlebih dahulu simbol-simbol dari komponen baik itu komponen elektronika
maupun listrik. Dalam bab ini kita akan mempelajari bagaimana cara menggambar
perencanaan desain dan skema rangkaian listrik dan elektronika.
Sumber : http%3a%2f%2fbelajarelektronika.net%2fgambar-komponen-elektronika%2f/RK=2/RS=_3f_X_dlEMdJdIUm-
FIuMsDdM3Ak-
148
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Terhubung ketika
3 Sakelar push botton (NO)
ditekan
Terputus ketika
4 Sakelar push botton (NC)
ditekan
149
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Koneksi dengan
7 Relay SPDT
pemakaian jumper
9 Solder Bridge
b. Saklar pemutus
c. Saklar berselungkup
2 Saklar dengan pemutusan :
a. Secara thermis
b. Secara elektromagnetis
3 Saklar dengan pelayanan :
a. Relay termal
b. Relay elektromagnetis
4 a. Saklar, lambang umum
150
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
7 Pemisah
151
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
152
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
1. Simbol Resistor
Tabel 6.5. Tabel Simbol Resistor
No Simbol Nama Komponen Keterangan
2 Resistor
4 Potensio meter
6 Varabel resistor
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html
153
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2. Simbol Induktor
Tabel 6.6. Tabel Simbol Induktor
No Simbol Nama Komponen Keterangan
Induktor, lilitan Dapat menghasilkan medan
1 kumparan, spul dan magnet ketika dialiri arus
koil listrik
3. Simbol Dioda
Tabel 6.7. Tabel Simbol Dioda
No Simbol Nama Komponen Keterangan
154
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
4. Simbol Kapasitor
Tabel 6.8. Tabel Simbol kapastitor
No Simbol Nama Komponen Keterangan
2 Kondensator nonpolar
Transistor
3 Field Effect Transistor kanal N
JFET-N
Transistor
4 Field Effect Transistor kanal P
JFET-P
Transistor
5 Transistor MOSFET kanal N
NMOS
Transistor
6 Transistor MOSFET kanal P
PMOS
155
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Sumber : http://www.webstudi.site/2016/10/jenis-fungsi-simbol-komponen-elektronika.html
156
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
157
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
158
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
159
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
3. Diagram Highway
Diagram highway adalah diagram yang menyatukan kawat-kawat yang arah
jalurnya sama. Keuntungan menggunakan diagram ini memungkinkan untuk
meletakkan banyak kabel karena terorganisasi.
160
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
LEMBAR PRAKTIKUM
2 Resistor
4 Potensio meter
Varabel
6
resistor
161
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
Robotika
JELAJAH INTERNET
162
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
1. Simbol listrik adalah lambang dari komponen kelistrikan, misalnya saklar, stop
kontak, fiting dan lain-lain. Simbol ini digunakan untuk memberi keterangan
pada saat menggambar Teknik.
2. Simbol elektronika adalah lambang dari komponen elektronika, misalnya :
resistor, diode, transistor dan lain-lain.
3. Gambar rangkaian elektronika merupakan gambar yang menunjukkan
hubungan symbol-simbol elektronika. Dalam gambar rangkaian elektronika
terdapat garis penghubung untuk menghubungkan komponen yang satu
dengan yang lain.
4. Diagram blok digunakan untuk memudahkan dalam membaca sebuah
rangkaian elektronika karena di dalam gambar blok sudah menggambarkan
cara kerja rangkaian tersebut.
5. Rangkaian elektronika juga bisa digambarkan dengan metode diagram pont-
to-point, lineless, highway, dan base line
TUGAS MANDIRI
Carilah suatu rangkaian elektronika amplifier OCLl 150 Watt, lalu gambarlah
rangkaian amplifier OCL 150 W tersebut di kertas A3! Anda dapat mencarinya
di internet maupun dari sumber belajar lainnya. Tugas dikerjakan dalam bentuk
gambar tangan manual dan hasil gambar rangkaian amplifier tersebut dikumpulkan
minggu depan.
163
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
REFLEKSI
Setelah memahami bab ke enam ini, kalian tentu sudah lebih mengerti tentang
menggambar rangkaian listrik dan elektronika. Tentunya ada bebrapa materi
yang sulit untuk dipahami, sekarang diskusikan dengan teman Anda dan kalau
masih kesulitan bisa ditanyakan kepada guru Anda.
164
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
Setelah mempelajari materi tentang menggambar PRT dan instalasi listrik dengan
software peserta didik mampu menerapkan teknik gambar PRT, gambar rangkaian
menggunakan software, juga mampu menggambar rangkaian tercetak (PRT) dan
instalasi listrik dengan software Autodesk eagle dan fluidsim, serta mengevaluasi
hasil gambar PRT baik itu single layer maupun double layer.
PETA KONSEP
Menggambar Rangkaian
Menggambar Rangkaian
Elektronika dan Layout dengan
Elektronika
Autodesk Eagle
KATA KUNCI
165
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENDAHULUAN
166
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
b. Pilih I accept the agreement, kemudian klik tombol next sampai proses install
selesai seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
167
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Klik tombol Install dan tunggu proses penginstalan selesai sampai muncul
tampilan berikut.
168
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
169
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
170
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Masukkan paswoord sesuai pada saat registrasi, lalu klik tombol “SIGN IN”
171
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
172
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
173
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
174
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
175
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
2) Cari komponen yang dibutuhkan di add part dan untuk lebih cepatnya
dalam pencarian bisa langsung diketik nama komponen di search
176
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
4) Untuk mencari komponen yang lain lakukan hal yang sama seperti
mencari komponen kapasitor, lalu atur posisi komponen yang akan
dipasang dengan cara drag dan drop
177
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
e. Mengedit grid
1) Pilih menu view, lalu pilih grid
178
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
179
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
g. Menambah frame
Frame digunakan untuk membuat identitas gambar. Berikut ini cara
menambah frame adalah :
1) Klik pada menu Add part lalu pilih frame
180
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
181
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
182
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
183
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
184
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
185
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
186
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
187
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
d. Membuat skema rangkaian baru, klik tombol Add part pada toolbar pilih
komponen yang dibutuhkan lalu susunlah di kotak layer tersebut.
188
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
189
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
190
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
h. Buat jalur pada menu bottom layer yang terdapat jalur berwarna biru seperti
gambar berikut.
j. Untuk membuat jalur bottom layer, pastikan layout PCB berada pada 16
bottom kemudian dibuat jalur dan pada layer akan muncul garis warna biru
dan akan terlihat bersinggungan dengan garis warna merah, itu gak jadi
masalah karena sudah berbeda layer
191
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
192
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
193
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.56. (a) langkah membuat lembar kerja baru (b) hasil tampilan lembar kerja baru
Sumber : dokumen penulis
194
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
a. Memasukkan komponen
Cara memasukkan komponen baru, pilih komponen – drag ke lembar kerja
-lepas drag maka tampilan akan seperti ini
(a)
(b)
Gambar 7.57. (a) Pemilihan Komponen (b) Komponen sudah siap digunakan
Sumber : dokumen penulis
195
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
196
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
197
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
(a)
(b)
Gambar 7.64. (a) Memberi nama komponen (b) Hasil komponen yang sudah diberi nama
Sumber : dokumen penulis
198
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
5. Membuat Pengawatan
Pengawatan adalah menghubungkan antara komponen yang satu
dengan komponen yang lain sehingga membentuk suatu rangkaian. Langkah-
langkahnya sebagai berikut:
a. Menyiapkan komponen
Gambar 7.66. Hasil setelah VCC 24 V yang dihubungkan dengan saklar on/off
Sumber : dokumen penulis
199
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
c. Klik kaki 0V – drag – Tarik ke kaki relay, tampilan akan seperti ini
e. Klik kaki push button stop – drag - Tarik ke kaki pushbutton start, tampilan
akan seperti ini
200
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
f. Klik kaki kedua push button start – drag – Tarik ke kaki kedua relay, tampilan
akan seperti ini
Gambar 7.70. Menghubungkan kaki kedua push button dengan kaki kedua relay
Sumber : dokumen penulis
201
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
g. Klik switch K1 – drag – Tarik ke pertemuan kaki push button start dan stop
Gambar 7.71. Menghubungan kaki switch K1dengan pertemuan antara tombol start dan stop
Sumber : dokumen penulis
h. Klik kaki kedua switch – drag – Tarik ke pertemuan kaki Push button dengan
kaki kedua relay
Gambar 7.72. Hubungan kaki kedua switch K1 dengan pertemuan kaki Push button dan kaki kedua relay
Sumber : dokumen penulis
i. Klik kaki K1 – drag – Tarik ke pertemuan kaki antara saklar on/off dan push
button stop, tampilan akan seperti ini
202
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.73. Hubungan kaki pertama switch K1 (2) dengan pertemuan kaki Push button dan saklar on off
Sumber : dokumen penulis
Gambar 7.74. Hubungan kaki pertama switch K1 (4) dengan ke pertemuan kaki pertama K1 (3)
Sumber : dokumen penulis
k. Klik kaki kedua lampu – drag – tarik ke switch K1(3,4), tampilan akan seperti
ini kaki kedua lampu – drag – tarik ke switch K1(3,4), tampilan akan seperti
ini
203
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
Gambar 7.75. Hubungan kaki kedua lampu 1 dan 2 dengan switch K1(3,4)
Sumber : dokumen penulis
l. Klik kaki lampu satu dan dua – drag – Tarik ke VCC 0 v, tampilan akan seperti
ini
Gambar 7.76. Hubungan kaki lampu satu dan dua dengan VCC 0 V
Sumber : dokumen penulis
204
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
MATERI PEMBELAJARAN
LEMBAR PRAKTIKUM
Membuat Amplifier BTL
A. Tujuan
Siswa dapat mendesain gambar skema dan membuat layout PCB amplifier BTL
A. Alat dan Bahan
1. Laptop (ada aplikasi Audesk Eagle)
2. PCB polos ukuran 8 x 8 m
3. Kit komponen amplifier BTL
4. Mesin bor
5. Bor tangan
6. Toolset
7. Printer laser
8. Mata bor
9. Fericlorid
10. Solder
11. Atraktor
12. Power Supply DC 0 – 15 V
B. Petunjuk Praktik
1. Siapkan laptop untuk menggambar dan membuat layout!
205
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
C. Tindakan K3
1. Pakailah sarung tangan karet dan masker saat melakukan pelarutan PCB!
2. Hati hati dalam menggunakan peralatan praktik supaya alat tidak rusak!
3. Gunakan peralatan praktik sesuai dengan kegunaanya!
4. Gunakan herpak dan masker dalam praktik!
5. Periksa hasil pekerjaan membuat produk amplifier BTL!
D. Gambar Kerja
206
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
CAKRAWALA
Sumber : http%3a%2f%2fwww.jendelasarjana.com%2f2014%2f05%2fpengertian-pcb.html/RK=2/RS=BF-
6WA1253qop4h7hmQDy7m3Eaqo-
JELAJAH INTERNET
207
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
RANGKUMAN
TUGAS MANDIRI
REFLEKSI
Setelah Anda belajar bab ketujuh ini, tentunya akan menambah pengetahuan
Anda tentang menggambar rangkaian listrik dan elektronika dengan sofware. Dari
materi yang sudah disampaikan tentunya ada yang masih belum dipahami, silakan
diskusikan dengan teman Anda apabila masih ada kesulitan tanyakan pada guru
Anda, karena setiap software aplikasi menggambar mempunyai kelebihan dan
kekuranganya masing-masing.
208
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
A. Pilihan Ganda
Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat !
1. Uuran kertas 420 x 594 merupakan ukuran dari kertas…
a. A0
b. A1
c. A2
d. A3
e. A4
2. Kegunaan huruf dan angka pada gambar teknik adalah untuk menunjukkan…
a. symbol
b. lambang diagram
c. lambang rangkaian
d. maksud dan tujuan gambar teknik
e. lambang
3. garis yang dipakai untuk menyatakan garis yang tidak terlihat adalah…
a. garis tipis kontinu
b. garis tebal kontinu
c. garis tebal putus-putus
d. garis tipis setrip-setrip
e. garis tipis setrip titik
4. Berikut ini yang bukan tindakan keselamatan kerja pada saat menyolder
adalah…
a. tidak menyentuh solder pada kondisi panas
b. mencuci tangan setelah menggunakan solder
c. menggunakan masker agar tidak menghirup asap solder
d. melakukan penyolderan pada ventilasi yang cukup
e. memegang kaki komponen yang sedang disolder tanpa pengaman tangan
5. Proses melepas komponen elektronika dengan menghilangkan timah yang
menempel dengan menggunakan atractor adalah…
a. desoldering
b. soldering
c. heatsink
d. etching
e. drilling
6. Bahan yang digunakan untuk perekat dalam proses soldering adalah..
a. isolasi
b. timah
c. kuningan
d. baja
e. lem
7. Peralatan gambar yang berfungsi untuk menggambar lingkaran adalah…
a. mistar segitiga
b. pensil
c. jangka
d. meja gambar
e. kertas gambar
209
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
8. Sebelum menggambar kita akan membuat yang namanya etikat gambar yang
berfungsi …
a. menunjukkan ukuran angka
b. menunjukkan ukuran garis
c. menunjukkan ukuran huruf
d. sebagai identitas rancangan gambar dan petunjuk pengerjaan
e. sebagai aksesoris gambar
9. Cara menggambar proyeksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu…
a. miring dan tegak
b. piktorial dan orthogonal
c. ortogonal dan pandangan
d. isometrik dan perspektif
e. isometrik dan perspektif
10. Seorang siswa akan menggambar menggunakan pensil 4B. Tingkat kekerasan
dari pensil 4B adalah…
a. 4H
b. 5H
c. 6H
d. 7H
e. 8H
11. Perhatikan gambar berikut
210
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a.
b.
c.
d.
e.
211
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a.
b.
c.
d.
e.
212
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
a.
b.
c.
d.
e.
213
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
24. Tool yang berfungsi untuk memutar objeck pada software Eagle adalah…
a. move
b. paste
c. rotate
d. copy
e. show
25. Pada proyeksi miring besarnya sumbu Y adalah…
a. 00
b. 300
c. 450
d. 600
e. 900
26. Dibawah ini yang bukan peralatan dalam pembuatan PCB adalah…
a. bor
b. karet
c. amplas
d. cutter
e. pelarut feriklorida
27. Tool yang berfungsi untuk menghubungkan kaki-kaki komponen pada
Autodesk Eagle adalah…
a. splite
b. miter
c. wire
d. rotate
e. bus
28. Ukuran huruf besar yang sudah dinormalisasikan pada tipe A…
a. 0,5 mm
b. 3 mm
c. 5 mm
d. 7 mm
e. 10 mm
29. Tool yang berfungsi untuk menghubungkan kaki-kaki komponen pada
Autodesk Eagle adalah…
a. splite
b. miter
c. wire
d. rotate
e. bus
30. Ukuran huruf besar yang sudah dinormalisasikan pada tipe A…
a. 0,5 mm
b. 3 mm
c. 5 mm
d. 7 mm
e. 10 mm
214
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
PENILAIAN AKHIR
SEMESTER GENAP
B. Uraian
Jawablah pertanyaan – pertanyaan dengan baik dan benar !
1. Jelaskan langkah-langkah membuat layout PCB secara manual !
2. Jelaskan cara membuat sudut 450 !
3. Tuliskan 5 macam peralatan digunakan untuk menggambar teknik, jelaskan !
4. Jelaskan langkah-langkah membuat gambar skema rangkaian elektronika
menggunakan Autodesk Eagle
5. Tuliskan empat menu library pada fluidsim, jelaskan fungsi menu tersebut !
215
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
DAFTAR PUSTAKA
216
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
GLOSARIUM
217
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BIODATAPENULIS
218
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BIODATAPENULIS
BIODATA PENULIS 2:
Riwayat Pendidikan :
1. SD Negeri Ngelowetan 1 Kecamatan Mijen Kabupaten Demak ( Lulus 1986 )
2. SMP Negeri 1 Demak ( Lulus 1995 )
3. STM Negeri 1 Semarang Jurusan Elektronika Komunikasi ( Lulus 1998 )
4. Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas/Jurusan Teknik Elektro ( Lulus
2008 )
219
KERJA BENGKEL DAN
GAMBAR TEKNIK
BIODATAPENULIS
BIODATA PENULIS 3
220