Anda di halaman 1dari 12

View metadata, citation and similar papers at core.ac.

uk brought to you by CORE


provided by E-Journal Universitas Asahan

P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

MEMBACA PERMULAAN UNTUK ANAK USIA DINI


DALAM ERA PENDIDIKAN 4.0

Emmi Silvia Herlina


Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Tarutung
emmisilvia@iakntarutung.ac.id

Abstract : The controversy of reading for early childhood is often a debate which may or may
not be given. This paper aims to answer teachers' doubts about reading activities for early
childhood. Early Childhood Education is the basis for the formation of various abilities of
children. Through Early Childhood Education teachers can instill strong foundations,
stimulate a variety of children's potential so that later children are ready to enter the level of
basic education. One of the activities that needs to be instilled early on is reading. But before
reading activities are given, the teacher must first help the child to be ready to read. Early
reading activities can be given to children but given in an interesting, fun and without
coercion. In the era of education 4.0 which prioritizes technology, teachers are expected to
be able to use technology as a learning medium to teach beginning reading.

Keywords: Early reading, early childhood, ready to read


Abstrak : Kontraversi membaca untuk anak usia dini sering menjadi perdebatan. Boleh atau
tidaknya diberikan pembelajaran membaca pada anak usia dini membuat para guru anak usia
dini bingung dan takut untuk memberikan pembelajaran membaca pada peserta didik. Tulisan
ini bertujuan untuk menjawab keraguan para guru mengenai kegiatan membaca untuk anak
usia dini. Pendidikan Anak Usia Dini menjadi dasar pembentukan berbagai kemampuan
anak. Salah satu kegiatan yang perlu ditanamkan sejak dini adalah kegiatan membaca.
Pembelajaran membaca diberikan pada anak usia dini bukanlah menjadi topik perdebatan lagi
namun yang harus diperhatikan adalah pembelajaran membaca diberikan dengan cara yang
menarik, kreatif, menyenangkan dan tanpa paksaan. Dalam era pendidikan 4.0 yang
mengedepankan teknologi, guru diharapkan mampu memanfaatkan teknologi sebagai media
pembelajaran untuk mengajarkan membaca permulaan. Satu hal yang harus diperhatikan oleh
guru adalah kesiapan anak dalam membaca. Guru harus membantu anak agar siap membaca
dengan memberikan kegiatan yang dapat membuat anak siap membaca.

Kata Kunci : Membaca permulaan, anak usia dini, kesiapan membaca

332

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019


P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

A. Pendahuluan mengenai perlu tidaknya membaca


Pendidikan sangat penting untuk diberikan pada anak usia dini
diperoleh semua orang, karena mengakibatkan para praktisi masih ragu
pendidikan merupakan salah satu modal dan takut untuk memberikan materi
yang harus dimiliki oleh setiap individu belajar membaca pada anak. Ada ahli
untuk meraih kesuKsesan dalam yang mengatakan bahwa anak-anak jika
hidupnya. Siapa saja boleh mendapatkan sejak dini diajari membaca akan tertekan,
pendidikan, tanpa ada batasan umur karena belum siap menerima pengajaran
individu. Pendidikan merupakan yang diberikan. Sementara menurut
kegiatan yang dilakukan sepanjang hayat sebagian para ahli, pembelajaran
(long life edication), dari sejak usia dini terpenting dalam kehidupan diperoleh
(0 tahun) hingga tua. dari masa kanak-kanak yang paling awal
Anak merupakan aset negara karena dan membaca merupakan salah satu
pada merekalah dibebankan tanggung aspek dari kemampuan bahasa yang perlu
jawab akan keberlangsungan bangsa dan dikembangkan sejak dini. Beberapa ahli
negara Indonesia. Oleh karena itu modern berpendapat bahwa membaca
pendidikan yang diberikan sejak usia dini permulaan merupakan suatu
merupakan cara yang tepat untuk keterampilan yang mutlak harus dimiliki
menjamin kelangsungan hidup bangsa anak sejak dini karena dengan membaca
dan negara. Salah satu upaya negara seorang anak dapat mengikuti pelajaran
untuk menghadapi tantangan globalisasi di sekolah, dan dengan membaca seorang
adalah dengan mempersiapkan Sumber anak juga dapat membuka jendela
Daya manusia (SDM) yang handal yang pengetahuan dan dunia yang menjadi
sanggup menghadapi tantangan tersebut. bekal bagi keberhasilannya. Para ahli
Adapun Sumber Daya Manusia ini harus modern beranggapan bahwa anak usia
sudah dipersiapkan jauh-jauh hari yaitu balita boleh diajarkan membaca bahkan
dengan memberikan perhatian yang besar pada bayi sekalipun.
pada Pendidikan sejak usia dini. Faktor utama mengapa negara maju
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) unggul dalam ilmu pengetahuan adalah
merupakan kunci sukses tidaknya sebuah karena pada umumnya masyarakat
program pendidikan nasional suatu mereka suka membaca. Hal ini
bangsa. disebabkan karena budaya membaca
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sudah ditanamkan sejak kecil. Membaca
adalah suatu upaya pembinaan yang pada anak usia dini adalah untuk
ditujukan kepada anak sejak usia dini mempersiapkan anak memasuki
yang dilakukan dengan memberikan pendidikan dasar. Beberapa penelitian
ransangan pendidikan untuk membantu terkini, secara natural anak usia 5-6 tahun
pertumbuhan jasmani dan rohani agar sudah memasuki proses tahapan
anak memiliki kesiapan memasuki membaca awal, anak-anak usia dini yang
pendidikan dasar dan kehidupan tahap sudah pandai membaca. Minat dan rasa
berikutnya. Pendidikan Anak Usia Dini ingin tahu merekalah yang mendorong
diselenggarakan melalui jalur pendidikan mereka untuk belajar membaca.
formal, informal dan non formal. Berdasarkan hal tersebut dapat diambil
Di Indonesia, saat ini kegiatan kesimpulan bahwa membaca bukanlah
membaca pada anak usia dini pada sesuatu yang tidak boleh diajarkan pada
jenjang Taman Kanak-kanak justru anak usia dini. Membaca dapat diberikan
menjadi perdebatan. Kontraversi asalkan mereka sendiri sudah siap, punya
333
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

minat dan rasa ingin tahu yang kuat. a. Thomson (1970) yang dikutip oleh
Minat baca merupakan hal yang sangat Budihastuti (1983:37) dalam Hawadi
penting ditumbuhkan sejak dini, oleh menyatakan bahwa waktu yang paling
sebab itu harus dipupuk, tepat untuk belajar membaca adalah
ditumbuhkembangkan dan dibiasakan saat anak-anak duduk di TK. Adapun
sejak dini. Jika kegemaran membaca alasannya adalah : (1) Pada masa ini
buku ditanamkan sejak dini maka pada rasa ingin tahu anak berkembang
diri anak akan tertanam minat baca yang sehingga anak banyak melontarkan
kuat. pertanyaan-pertanyaan; (2) Mereka
Dari pemaparan di atas dapat sudah lebih siap menerima hal-hal
disimpulkan bahwa topik kegiatan yang dilihatnya di sekolah; (3)
membaca bukanlah persoalan yang Keterikatan anak pada hal-hal yang
menghambat seseorang pada usia konkrit semakin berkurang, dan
berapapun untuk mempelajarinya, yang sebaliknya kemampuan mereka
menjadi persoalan adalah cara berkembang menjadi lebih abstrak.
menyampaikannya, apakah disesuaikan Untuk itulah, anak sudah dapat
dengan usia anak atau tidak. Hal yang dilibatkan pada simbol-simbol. Rasa
perlu diperhatikan oleh guru atau orang ingin tahu anak yang berkembang
tua dalam memberikan kegiatan pada usia TK, dan kematangan anak
membaca pada anak usia dini adalah yang sudah mulai baik sehingga
bagaimana mengajarkan membaca berkembang menjadi lebih abstrak
dengan cara yang menarik dan merupakan alasan bahwa anak TK
menyenangkan bagi anak, Guru dan sudah tepat untuk mulai belajar
orang tua dapat menggunakan metoda membaca.
apapun untuk mengajari anak membaca, b. Menurut Montessori dalam Susab
asalkan metode tersebut dilakukan Feez (2010:31), anak usia 4½- 6
dengan suasana santai dan akrab, tahun berada pada masa peka untuk
menarik, tidak membebani anak dan belajar membaca, karena telah
tentunya tidak membosankan. Jika memiliki kesiapan membaca atau
membaca disampaikan dengan cara an emerging interest in reading.
menyenangkan maka anak akan cepat c. Papalia (2014:263) menyatakan
menangkap apa yang pendidik ajarkan. bahwa membaca bagi anak adalah
Tulisan ini akan memaparkan salah satu cara paling efektif untuk
berbagai strategi untuk mengajarkan literasi.
membaca permulaan kepada anak usia d. Brashear (1988) dalam Bachrudin
dini yang sesuai dengan tahapan usia Musthafa( 2008:2-3) menyatakan
perkembangannya. bahwa perkembangan literasi dini
(emergent literacy) merupakan
proses belajar membaca dan
menulis secara informal dalam
keluarga yang pada umumnya
bercirikan seperti demonstrasi
baca-tulis, kerjasama yang
B. Pembahasan interaktif antara orang tua dan
1. Teori Membaca untuk Anak Usia anak, berbasis kebutuhan sehari-
Dini hari dan dengan cara pengajaran
Beberapa para ahli modern minimal tetapi langsung (minimal
mengemukakan pentingtingnya membaca direct). Selanjutnya dikatakan
untuk anak usia dini, antara lain : perkembangan literasi merupakan
bagian dari proses perkembangan
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019 334
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

semiotik yang lebih besar yang anak-anak kecil ternyata sering


termasuk didalamnya gerak telah mempelajari konsep-konsep
(gestures), make-believe play, tulisan seperti bahwa huruf diatur
menggambar, membicarakan buku dari kiri ke kanan, bahwa spasi
cerita, menjelaskan tanda-tanda antar kata-kata mempunyai makna
jalan atau label makanan, dan lain- dan bahwa buku dibaca dari depan
lain. Perkembangan semiotik ke belakang, mengetahui tentang
adalah bagian dari sebuah proses membaca, dan sudah mempelajari
sosial yang melibatkan pemaknaan konsep tulisan.
individual juga budaya. Literacy h. John Holt (2012:14) menyatakan
dapat berkembang pada anak jika dengan membiarkan anak sering
dimulai dari keluarga dengan berinteraksi dengan buku-buku
berbicara buku cerita, menjelaskan yang banyak teksnya, bukan
tanda-tanda dan label, menggambar dengan buku yang banyak gambar
dan lain-lain. maka anak akan siap membaca.
e. Elisabeth Hainstock (2002:104- Anak perlu memenuhi mata mereka
105) menyatakan bahwa masa dengan teks, sebagaimana mereka
Kanak-kanak adalah masa puncak ketika kecil memenuhi teliga
anak secara alamiah dan antusias mereka dengan pembicaraan.
untuk menyerap kecakapan- i. Cathy Nutbrown& Peter Clough
kecakapan membaca. Membaca (2015: 245-248) juga menyatakan,
bukanlah suatu proses yang rumit kemampuan membaca dan menulis
untuk diajarkan pada anak, dan bagi anak-anak adalah dengan
tidak dibenarkan jika orang tua mendorong anak untuk mengaitkan
merasa ragu-ragu mengajarkan suara dan tulisan dan mulai
dasar-dasar membaca kepada anak- membaca serta menulis. Untuk
anaknya sebelum masuk sekolah. membangkitkan minat membaca
Usia ideal untuk mengajarkan anak, mereka harus diberi akses ke
membaca menurut Hainstock berbagai bahan bacaan (buku,
empat setengah sampai enam puisi, dan materi tulisan lainnya).
tahun. Ada 3 aspek bahasa lisan yang
f. Lerner (1988 : 349) yang dikutib muncul untuk menjadi kunci bagi
oleh Abdurrahman (2010:200) pembelajaran dan perkembangan
menyatakan bahwa anak harus literasi anak-anak adalah: bercerita,
belajar membaca agar ia dapat kesadaran fonologis, dan
membaca untuk belajar. pembicaraan tentang literasi.
g. Slavin (2011:91) menyatakan j. Afin Murtie (2013:61-67)
bahwa dalam riset tentang menyatakan dalam mengajarkan
kemelekhurufan usia dini membaca pada anak perlu disadari
(emergent literacy) atau beberapa prinsip, yaitu: (1) Balita
pengetahuan dan kemampuan anak- perlu menguasai membaca sebelum
anak prasekolah terkait dengan masuk SD (sebelum usia 7 tahun);
membaca menunjukkan bahwa (2) membaca tidak harus
anak-anak dapat memasuki sekolah diperkenalkan dengan cara ajar
dengan pengetahuan yang banyak formal; (3) membaca bukan
tentang membaca. Pengetahuan momok yang menakutkan; (4)
akan membaca memberikan andil Balita suka bermain; (5) Balita
bagi keberhasilan pengajaran butuh kasih sayang dari keluarga.
membaca formal di sekolah. k. Glenn Doman (2005:6)
Selanjutnya menurut riset ini pula, menyatakan bahwa bayi dan balita
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

dapat diperkenalkan dengan kata- Sementara membaca menurut


kata (dimulai dengan kata tunggal, Santrock (2011: 90) adalah kemampuan
misalnya: mama, papa, rumah, untuk memahami wacana tertulis.
meja, dan sebagainya) yang Membaca yang baik menurut Santrock
dituliskan pada kartu yang dikenal apabila seseorang telah menguasai aturan
dengan sebutan “flash card”. Satu bahasa dasar yaitu fonologi, morfologi,
kartu, satu kata. Satu kartu hanya sintaksis dan semantik sehingga menurut
ditunjukkan selama satu detik Santrock seorang anak yang merespon
sebelum diganti dengan kartu lain. kartu kata belum dapat dikategorikan
Proses pembelajaran ini dilakukan sebagai kegiatan membaca. Merujuk
secara berkesinambungan dan terus pendapat Santrock dapat
ditingkatkan setelah waktu tertentu. disimpulkanbahwa membaca adalah
Glenn Doman juga menekankan kemampuan memahami suatu wacana
pentingnya diskriminasi visual dan tertulis dan akan menjadi lebih baik bila
suara untuk anak dapat mengenal menguasai fonologi, morfologi dan
kata sejak dini, sekalipun mereka sintaksis.
belum mengenal huruf-huruf. Hal Selanjutnya membaca menurut
ini dapat disaksikan, ketika seorang Tarigan (2008:7) adalah suatu proses
anak di layar televisi berkata, yang dilakukan serta dipergunakan oleh
Aqua, Aqua, Aqua dengan suara pembaca untuk memperoleh pesan, yang
lantang, dan layar televisi hendak disampaikan oleh penulis melalui
menampilkan huruf AQUA dengan media kata-kata atau bahasa tulis.
huruf-huruf yang besar dan jelas, Tarigan mendefenisikan membaca dari
anak-anak belajar mengenal kata segi linguistik, yaitu suatu proses
itu padahal mereka belum penyandian kembali dan pembaca sandi
mengenal abjad. Jadi, tidak (a recording and decoding proces).
masalah anak yang masih kecil pun Menurut Tarigan kembali bahwa
bisa membaca jika pada tahap awal kegiatan membaca merupakan kegiatan
disediakan kartu dengan huruf yang yang berbeda dengan berbicara dan
besar-besar. Doman juga menulis yang justru melibatkan
menyarankan sebaiknya anak mulai penyandian (encording). Selanjutnya
belajar membaca di periode usia 1 Anderson dalam Tarigan mengatakan
hingga 5 tahun dikarenakan pada aspek pembacaan sandi (decoding)
masa ini otak anak bagaikan pintu adalah menghubungkan kata-kata tulis
yang terbuka untuk semua (written word) dengan makna lisan (oral
informasi, dan anak bisa belajar language meaning) yang mencakup
membaca dengan mudah dan pengubahan tulisan atau cetakan menjadi
alamiah. bunyi yang bermakna.
2. Pengertian Membaca Tarigan menyatakan ada dua
Membaca menurut Brewer dalam keterampilan penting dalam membaca,
buku Introduction Early Childhood yaitu:
Education Preschool Through Primary 1. Keterampilan yang bersifat mekanis
Grades, (2007:305) adalah: “reading by yang terdiri dari: (a) pengenalan
defenition means gaining meaning for bentuk huruf; (b) pengenalan unsur-
print, not just pronouncing the word”, unsur linguistik (kata, kalimat); (c)
yang artinya bahwa membaca adalah pengenalan hubungan atau
bukan sekedar mengucapkan kata-kata korespondensi pola ejean dan bunyi;
akan tetapi mendapatkan makna untuk (d) kecepatan membaca ke taraf
media yang dibaca. lambat;
335
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

2. Keterampilan yang bersifat makna. Selanjutnya Nurbiana Dhieni, et.


pemahaman, yaitu: (a) memahami al. (2005:52) mengatakan bahwa
pengertian sederhana; (b) memahami membaca sebagai keterampilan bahasa
sifnifikansi atau makna; (c) evaluasi tulis yang bersifat represif. Kemampuan
atau penilaian; (d) kecepatan membaca termasuk kegiatan yang
membaca yang fleksibel yang mudah kompleks dan melibatkan berbagai
disesuaikan dengan keadaan. keterampilan. Jadi kegiatan membaca
Robeck dan Wilson dalam Sabarti merupakan suatu kegiatan yang terpadu
(2007:20) mengatakan bahwa membaca yang mencakup beberapa kegiatan seperti
merupakan proses penerjemahan tanda mengenal huruf, dan kata-kata,
dan lambang-lambang ke dalam menghubungkannya dengan bunyi,
maknanya, serta pemaduan makna baru maknanya serta menarik kesimpulan
ke dalam sistem kognitif dan afektif mengenai maksud bacaan. Dalam
yang sudah dimiliki oleh pembaca. kegiatan membaca sesorang harus
Merujuk pendapat di atas berarti mengenal huruf, kata-kata dan dapat
membaca adalah proses menerjemahkan memahami maksud bacaan tersebut.
lambang atau tanda agar tercapai makna Sonawat dan Francis (2007:40),
dari lambang tersebut. mengakui pentingnya belajar membaca
Membaca merupakan salah satu cara lebih dini. Menurut mereka: “Readiness
untuk berkomunikasi hal ini sesuai is the meaningful interpretation of
dengan pendapat Wiryodijoyo (1989:2), symbols”. Artinya, membaca melibatkan
yang menyatakan bahwa salah satu cara kemampuan untuk menghubungkan
untuk berkomunikasi dengan orang lain, makna simbol-simbol dan menafsirkan
dan juga kepada diri sendiri adalah apa yang dibaca. Keterampilan tersebut
dengan membaca. membutuhkan kapasitas intelektual dan
Selanjutnya menurut Owens dalam kematangan mental yang diperlukan
Papalia (2008:324) menyatakan, untuk membentuk dan mengasosiasikan
“reading is the synthesis of a complex makna dan untuk mengingat bentuk-
network of perceptual and cognitive act bentuk kata. Dengan kata lain Sonawat
from word recognition and decoding dan Francis mengemukakan bahwa
skills to comprehension and membaca merupakan kegiatan
integration”. Senada dengan pendapat di menafsirkan makna kata dari simbol-
atas, Soedarso dalam Kasim (1987:1) simbol huruf yang dilihat dan
juga menyatakan bahwa membaca dikenalinya (rekognisi).
merupakan aktivitas kompleks yang Berdasarkan pendapat dari beberapa
memerlukan sejumlah besar tindakan para ahli yang dikemukakan di atas dapat
terpisah-pisah, mencakup penggunaan disimpulkan bahwa membaca merupakan
pengertian, khayalan, pengamatan dan keterampilan berbahasa yang bersifat
ingatan. Manusia tidak mungkin dapat reseptif yang merupakan salah satu cara
membaca tanpa menggerakkan mata dan berkomunikasi yang melibatkan
menggunakan pikiran. kemampuan menerjemahkan simbol
Sipai dalam Jamaris (2009:168) juga verbal (huruf, kata) yang tertulis ke
menyatakan bahwa membaca merupakan dalam bahasa pengucapan sehingga
suatu kegiatan yang bersifat kompleks menjadi bermakna. Kegiatan
karena melibatkan kemampuan dalam menerjemahkan simbol verbal yang
mengingat simbol-simbol grafis yang tertulis menjadi bahasa pengucapan,
berbentuk huruf, mengingat bunyi dari melibatkan penglihatan, pendengaran,
simbol-simbol tersebut dan menulis ingatan, khayalan, pengamatan,
simbol-simbol grafis dalam rangkaian pengertian dan kemampuan wicara yang
kata-kata dan kalimat yang mengandung baik.
336
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

3. Hakekat Membaca Permulaan Reader), dimana anak senang melihat


dan Tahapan Membaca tulisan dan senang apabila orang lain
Jika merujuk kepada Kamus Besar membacakan untuknya; (2) Pembaca
Bahasa Indonesia, kata permulaan berarti tumbuh (Emergent Reader), dimana anak
awal, pertama sekali atau yang paling belajar bahwa tulisan adalah cara yang
dahulu. Jadi membaca permulaan adalah konsisten untuk menyatakan sebuah
tahapan membaca yang awal sebelum cerita atau informasi lainnya; (3)
masuk kepada tahapan membaca Pembaca awal (Early reader), dimana
berikutnya. Dahulu orang-orang anak mengenali beberapa kata
menganggap bahwa seseorang baru dapat mengetahui banyak tentang membaca,
disebut mampu membaca jika dapat dan membaca tulisan lainnya; (4)
membaca kalimat dengan lancar. Pembaca ahli (Fluent Reader), adalah
Membaca permulaan menurut Baraja tahap dimana anak dapat mengoreksi
(1986:1) adalah belajar mengenal sendiri bacaannya untuk mendapatkan
lambang-lambang bunyi bahasa dan arti yang benar atau sesungguhnya. Dari
rangkaian huruf kemudian tahapan membaca menurut Solehuddin
menghubungkan dengan makna yang penulis menyimpulkan tiga tahap
terdapat dalam rangkaian huruf tersebut. pertama yang dikemukakan tersebut
Jadi membaca permulaan menurut Baraja termasuk kategori tahapan membaca
adalah tahap dimana anak masih belajar permulaan yaitu tahapan yang dimulai
mengenal lambang-lambang bunyi huruf, dari saat anak senang melihat tulisan dan
bentuk huruf dan maknanya. senang dibacakan buku, mengetahui
Glenn dalam Susanto (2011:84) bahwa tulisan berisikan sebuah informasi
menyatakan bahwa untuk mengajarkan atau cerita, dan tahapan dimana anak
membaca harus dimulai dengan sudah mengenali beberapa kata.
pengenalan huruf, suku kata, mengenal Jalango (2007:288) seorang peneliti
kata dan kalimat. terkemuka dalam membaca anak-anak,
mengemukakan ada tiga tahap
I Gusti Oka (1983:71) pengetahuan anak untuk membaca kata
mengemukakan membaca permulaan sebagai suatu kesatuan kata yaitu
dimulai dari kemampuan anak membina diantaranya (1) logographic usia
gerak mata dari kiri ke kanan, (prasekolah). Pada tahap ini anak
kemampuan mengasosiasikan huruf membaca kata sebagai satu kesatuan
dengan bunyi-bunyi bahasa yang yang utuh dan perhatian anak lebih pada
diwakilinya, membaca kata-kata dan gambar yang ada di lingkungan sekitar;
kalimat sederhana. Membaca permulaan (2) alfabetis (usia kindergarden), pada
yang diberikan pada peserta didik usia 5- tahap ini anak menggunakan huruf untuk
6 tahun bertujuan untuk membina dasar- mengidentifikasi kata-kata dan anak
dasar mekanisme membaca. memfokuskan perhatiannya pada huruf;
Selanjutnya beberapa para ahli dan (3) orthographic (usia sekolah
mengemukakan tahapan perkembangan dasar), pada tahap ini anak mulai melihat
membaca, dari tahapan perkembangan pola dalam kata-kata. Membaca
membaca yang dikemukakan oleh para permulaan menurut Jalango dimulai saat
ahli kita akan dapat mengambil anak membaca gambar, dan anak sudah
kesimpuan apa yang dimaksud dengan mulai dapat menggunakan huruf untuk
membaca permulaan. mengidentifikasikan kata.
Tahapan perkembangan membaca Chall (1979) dalam Santrock
anak, menurut Solehuddin, dkk (2011:89-90) mengungkapkan 5 tahapan
(2001:7.75) ada empat tahap, yakni: (1) dalam perkembangan kemampuan
Tahap membaca pemula (beginning membaca. Chall menyatakan bahwa
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
337
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

batasan umur hanya merupakan perkiraan tahap ini motivasi untuk membaca
dan tidak dapat diterapkan kepada setiap berubah. Perubahan dari “learning to
anak. Sebagian anak ada yang sudah read” menuju “reading to learn”
dapat membaca sebelum kelas satu dimulai pada tahap 3. Pada tahap ini,
sebagian ada yang belum, namun bagi anak membaca teks adalah untuk
demikian capaian usia dalam tahapan ini memperoleh informasi sehingga dengan
merupakan pemikiran umum dalam demikian perbendaharaan mereka
perkembangan belajar membaca. Berikut semakin berkembang pesat. Tahap
ini tahapan membaca menurut Chall: perkembangan ini biasanya dicapai
1) Tahap 0. Tahapan yang dialami dari ketika anak duduk di kelas 4 atau kira-
lahir hingga kelas 1, anak menguasai kira berusia 9-10 tahun. Umumnya
beberapa prasyarat untuk membaca, mereka belajar dari buku-buku yang
seperti mempelajari arah dan urutan mereka baca, tetapi jika di kelas 4 anak
membaca dari kiri ke kanan, belum bisa menguasai “how to” –nya
mengidentifikasikan huruf, menulis membaca maka di kelas selanjutnya
nama, membaca kata-kata yang sering keterampilan membaca mereka sulit
muncul pada tanda-tanda. Misalnya, ditingkatkan.
sewaktu anak melihat suatu barang, 5) Tahap 4. Di sekolah menengah ke atas.
anak akan membaca label barang Karakteristik tahap ini adalah
tersebut. kemampuan untuk membandingkan dua
2) Tahap 1. Di kelas 1 dan dua. Tahapan atau lebih sudut pandang berdasarkan
membaca yang sesungguhnya yaitu perbandingan artikel yang dibaca.
ketika anak menemukan bahwa huruf Kemampuan ini akan muncul hanya
adalah representasi ungkapan yang apabila guru memberikan latihan
disuarakan. Walaupun demikian, kita berpikir comperative.
belum dapat mengajarkan membaca Tahapan membaca menurut Chall
jika anak belum benar-benar siap. dimulai saat anak sudah mengenal arah
Kesiapan ditandai dengan kesiapan membaca dari kiri ke kanan, dapat
orthographic, yaitu kesiapan membaca label barang dan mengenal
keterlibatan koneksi neural antara huruf.
bagian otak yang merekam huruf Senada dengan Chall, tahapan
cetakan dan bagian otak yang membaca menurut Haris dibedakan
mengaktifkan fungsi bicara. Misalnya, berdasarkan jenjang Pendidikan anak.
kata B-O-L-A yang tertulis dibaca bola. Anak yang berusia 0-6 tahun termasuk
3) Tahap 2. Di kelas dua dan kelas 3. Pada kategori usia tahapan membaca
tahap ini anak mulai cukup lancar permulaan. Haris dalam Abdurrahman
membaca. Anak mulai menggunakan 2010:200) mengemukakan ada lima
kemampuan decoding dalam membaca. tahap perkembangan membaca, yaitu :
Anak menjadi penasaran pada (1) Kesiapan membaca. Tahap kesiapan
bacaannya dan ingin membaca lebih membaca mencakup rentang waktu dari
banyak lagi. Pada tahap ini anak belajar sejak anak dilahirkan hingga pelajaran
menghubungkan teks bacaan dengan membaca diberikan; (2) Membaca
pengucapan, bahkan dari teks ke ide permulaan. Umumnya diberikan sejak
atau pemikiran baru. Kemampuan anak mulai masuk kelas 1 SD, sekitar 6
decodingnya, kecepatannya dalam tahun; (3) Keterampilan membaca cepat,
membaca meningkat dan ketepatannya umumnya terjadi pada saat anak duduk
dalam membaca meningkat dan dikelas dua atau kelas tiga; (4) Membaca
semakin lancar. luas, umumnya terjadi pada saat anak-
4) Tahap 3. Kelas 4 hingga kelas delapan. anak telah duduk dan (5) membaca
Tahap membaca untuk belajar. Pada sesungguhnya.
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019 338
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

Menurut Coachrene setiap anak memperhatikan tanda-tanda visual


mengalami lima tahapan tersebut. seperti gambar tetapi belum
Adapun tahapan perkembangan menguasai simbol. Anak biasanya
membaca menurut Cochrane dalam akan membaca dengan melihat
Brewer (2007:218) adalah: gambar, membaca label dengan
a. Tahap Magic (Magical Stage). Pada memperhatikan barang dan
tahap ini anak belajar tentang guna gambarnya. Anak menjabarkan
buku, mulai berpikir bahwa buku itu gambar atau informasi visual lain
adalah sesuatu yang penting. Anak dalam bentuk satu kalimat atau lebih.
melihat-lihat buku, dan sering Contoh: anak akan merasa senang
memiliki buku favorit. Pada tahap ini membaca gambar-gambar yang ada
anak memperhatikan tulisan dan dibukunya dan ketika membuka
membedakannya dengan gambar. buku dan pertama kali yang dicari
Anak dapat menyebut gambar adalah gambar.
sebagai gambar dan tulisan sebagai d. Tahap Lepas Landas atau Tahap
tulisan. Contoh: ketika anak diberi Pengenalaan Bacaan (Take off
sebuah buku, ia akan melihat-lihat Reader Stage). Pada tahap ini anak
buku dan membukanya. Ketika anak mulai menggunakan tiga sistem
merasa senang dengan buku itu, dia tanda atau ciri yaitu grafonik,
akan membawanya kemana-mana. semantik, dan sintaksis. Mereka
b. Tahap Konsep Diri (Self Concept mulai bergairah membaca, mulai
Stage). Pada tahap ini anak melihat mengenali huruf dari konteks,
diri sendiri sebagai pembaca, mulai memperhatikan lingkungan huruf
melihat dalam kegiatan “pura-pura cetak dan membaca apapun di
membaca”, mengambil makna dari sekitarnya, seperti tulisan pada
gambar, membahasakan buku kemasan dan tanda-tanda.
walaupun tidak cocok dengan teks e. Tahap Independent atau Tahap
yang ada di dalamnya. Pada tahap ini Membaca Lancar (Independent
anak mengetahui bahwa tulisan Reader Stage). Pada tahap ini Anak
dapat dilafalkan dan memiliki dapat membaca buku yang tidak
informasi. Contoh: ketika anak dikenal secara mandiri,
diberi buku cerita bergambar ia akan mengkonstruksi makna dari huruf
pura-pura membaca ceritanya, dan dari pengalaman sebelumnya.
padahal apa yang dilafalkan anak Anak-anak dapat membuat perkiraan
tidak sesuai dengan tulisannya. tentang materi bacaan. Materi
c. Tahap Pembaca Antara atau Tahap berhubungan langsung dengan
Membaca Gambar (Bridging pengalaman-pengalaman yang paling
Reading Stage). Anak-anak memiliki mudah dibaca.
kesadaran terhadap bahan cetak Dari tahapan membaca yang
(print). Mereka mungkin memilih dikemukakan Cochrane dapat
kata yang sudah dikenal, mencatat disimpulkan yang termasuk membaca
kata-kata yang berkaitan dengan permulaan adalah saat anak dapat
dirinya, dapat membaca ulang cerita membedakan gambar dengan tulisan,
yang telah ditulis, dapat membaca senang dengan buku, pura-pura
puisi. Anak-anak mungkin membaca, dan dapat membaca gambar.
mempercayai setiap label sebagai Dari pendapat para ahli di atas
kata dan dapat menjadi frustasi penulis menyimpulkan membaca
ketika mencoba mencocokan bunyi permulaan adalah tahapan membaca
dengan tulisan. Pada tahap ini anak paling awal sebelum membaca lancar
mulai mengenal alfabet. Anak-anak dimulai dengan anak senang dengan
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019 339
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

buku dan aktivitas membaca, dapat Anak perlahan-lahan mampu


membaca label dan gambar, dapat mengaitkan huruf dengan suara yang
mengenal huruf, mengenal kata-kata mereka ucapkan. ///////
sederhana. 4. Kemampuan Perseptual Motoris
Anak harus dilatih menggunakan
4. Strategi Mengajarkan Membaca otot halus tangan dan jari dengan
Permulaan Anak Usia Dini bermain plastisin, finger painting,
Salah satu tujuan pendidikan bagi merangkai manik-manik,
anak usia adalah untuk meransang memasangkan kancing baju, dan
perkembangan kemampuan berbahasa lain-lain.
anak. Salah satu keterampilan berbahasa 5. Kemampuan Bahasa Lisan
adalah membaca. Dalam memberikan Kemampuan Bahasa lisan harus
pembelajaran membaca untuk anak usia dikembangkan dan diperbaiki. Anak-
dini tentulah berbeda dalam anak harus belajar untuk mendengar,
menyampaikan materi pembelajaran mengingat, mengikuti petunjuk,
membaca untuk kelas besar. memahami cerita. Hal ini akan
Pembelajaran untuk anak usia dini harus menambah kosa kata bahasa lisan
mengedepankan prinsip bermain seraya anak.
belajar dan belajar seraya bermain. 6. Membangun Sebuah Latar Belakang
Pembelajaran harus diberikan semenarik Pengalaman
mungkin, yang membuat anak senang Mengajak anak menceritakan
dan bahagia. Pembelajaran untuk anak pengalaman sehari-hari, mengajak
usia dini wajib menggunakan media atau anak-anak menonton film atau
alat peraga yang menarik dan konkrit mendengarkan cerita
karena anak belum dapat berpikir secara 7. Interpretasi Gambar
abstrak. Untuk melihat hal ini kita dapat
Sebelum kegiatan membaca menunjukkan sebuah gambar pada
diberikan kepada anak kita harus anak dan mengajaknya menceritakan
memastikan kesiapan anak untuk gambar.
membaca hal ini untuk mengetahui 8. Progresi dari Kiri ke Kanan
apakah anak sudah siap diajari membaca Kegiatan yang dapat kita berikan
atau tidak. dengan mengurutkan potongan
Berikut ini kemampuan kesiapan gambar berseri dari kiri ke kanan,
membaca yang harus dimiliki anak dan menunjukkan kepada anak
sebelum diajari membaca: bahwa membaca dimulai dari kiri ke
1. Kemampuan membedakan kanan.
Auditorial 9. Kemampuan Merangkai
Anak diajak untuk membedakan Kegiatan yang dapat diberikan untuk
berbagai macam suara atau bunyi, melihat dan melatih kesiapan
mencari kata yang sama dengan membaca anak dengan memberikan
suara awal nama anak, dan kegiatan merangkai gambar berseri
seterusnya. dengan benar, mengajak anak
2. Kemampuan Diskriminasi Visual menceritakan kembali cerita yang
Anak-anak harus memahami objek sudah didengar.
yang dilihat. Anak harus diajar 10. Penggunaan Bahasa Mulut
mengenal berbagai macam warna, Mengajak anak terlibat dalam
bentuk, ukuran,, membedakan kiri- percakapan, bertanya jawab, bermain
kanan, atas bawah. drama atau bermain peran
3. Kemampuan (membuat) hubungan 11. Pengenalan Melihat Kata
suara-Simbol 340

Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019


P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

Ajak anak melihat kata dengan cara 7. Mencari jejak. Mengajarkan


yang menarik misalkan dengan membaca pada anak usia dini bisa
menunjukkan flash card. dilakukan dengan kegiatan mencari
12. Lateralisasi jalan huruf menuju gambar atau kata
Ajak anak mengenal kiri kanan yang sesuai perintah. Misalkan
dengan berbagai permainan yang membuat jalan dari huruf “a” menuju
menarik. kata atau gambar apel. Kegiatan
13. Koordinasi Gerak mencari jejak ini dapat
Ajak anak melakukan gerakan fisik menggunakan lembar kerja atau
seperti senam, melompat, berlari dan melalui media lain dalam bentuk tiga
lain-lain dimensi.
8. Bermain memasangkan gambar
Selain kesiapan membaca yang dengan tulisan. Dalam kegiatan ini
harus dilatih dan dikembangkan, guru dan dibutuhkan gambar buah-buahan dan
orang tua juga harus mengkondisikan tulisan nama buah-buahan. Sebelum
lingkungan anak yang penuh dengan kegiatan bermain dilakukan guru
bacaan, misalkan membuat area membaca, sebaiknya melakukan tanya jawab
membuat perpustakaan mini dikelas atau tentang buah-buahan dan
di rumah, menempel berbagai gambar menyebutkan berbagai jenis buah-
yang ada tulisan di dinding, pintu, jendela, buahan. Kemudia guru mengadakan
dll teka-teki tentang buah-buahan,
menunjukkan tulisannya lalu anak
Berikut ini berbagai strategi
mencari tulisan dan gambar buah-
mengajarkan kegiatan membaca kepada
buahan.
anak:
9. Mengucap syair. Guru mengajak
1. Membaca buku cerita bergambar anak mengucap syair sambal
(big book). Tunjukkan judul buku menunjukkan kata-katanya. Kegiatan
kepada anak, ajak anak menebak isi ini dapat dilakukan dengan
buku berdasarkan gambar sampul mendengarkan syair melalui tape
kemudian bacakan cerita dengan atau laptop dan guru menunjukkan
intonasi yang jelas seraya kata-kata melalui kartu, papan tulis
menunjukkan tulisan kepada anak. atau media lain.
2. Mengajak anak bermain mencari 10. Di era Pendidikan 4.0 ini guru
huruf yang telah ditentukan guru. sebaiknya juga menggunakan
3. Mengajak anak menebak kata yang teknologi dalam menyampaikan
memiliki bunyi suku kata yang kegiatan membaca kepada anak.
berawalan sama seraya menunjukkan Herlina dalam Prosiding Semnas
huruf atau penggelan suku kata, Pembelajaran Bahasa dan Sastra
misalkan mencari kata yang Indonesia Berbasis HOTS
berawalan “ma”. (2019:186) menyatakan komputer
4. Mengenalkan anak huruf atau kata media modern yang dapat digunakan
dan menuliskan kembali huruf atau untuk mengembangkan kemampuan
kata yang telah didengar anak. berbahasa anak. Peranti lunak yang
5. Bermain Puzzle dapat digunakan bisa digunakan untuk menciptakan
sebagai salah satu untuk gambar dan tulisan akan memperluas
mengajarkan membaca pada pada penggunaan simbol grafis dan
anak. alfabet pada anak. Peranti lunak
6. Kegiatan bermain mencari kata dan yang berisi cerita animasi akan
dihubungkan dengan benda yang ada memperluas pemahaman
di sekitar. mendengarkan anak. Peranti lunak
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019
341
P-ISSN : 2549-3043
E-ISSN : 2655-3201

alfabet akan memudahkan anak Jalango, Mary Renck. Early Childhood


untuk mempelajari huruf alfabet. Language Arts Fourth Edition.
Keyboard komputer juga membantu Boston: Allyn & Bacon, 2007.
anak-anak mempelajari huruf Jamaris, Martini. Perkembangan dan
alfabet. Pengembangan Anak Usia TK.
C. Simpulan Jakarta : Grasindo, 2006.
Kegiatan membaca bukanlah hal Kasim, Nurlela Basir, et. al. Membaca 1.
yang harus dipermasalahkan untuk Jakarta : IKIP Jakarta, 1987.
diberikan dari sejak usia dini asal Murtie, Afin. Mengajari Calistung Sejak
disampaikan dengan cara yang menarik Dini Dengan Bermain (Panduan
dan menyenangkan bagi anak, tidak Praktis Untuk Orangtua).
dilakukan dengan tekanan atau paksaan Jakarta: Gramedia, 2013.
dan harus dipastikan anak sudah Musthafa, Bachrudin. Dari Literasi Dini
memiliki kesiapan untuk membaca. ke Literasi Teknologi. Jakarta:
Dalam memberikan kegiatan Yayasan Crest Center for
pembelajaran membaca permulaan pada Research on Education and
anak usia dini guru harus kreatif Sociocultutal Transformation
mengadakan permainan, menyiapkan Bandung dengan New Concept
media yang menarik dan dalam English Education Centre
menyampaikan kegiatan tidak Jakarta, 2008.
membosankan. Nutbrown, Cathy dan Peter Clough.
Pendidikan anak Usia Dini
DAFTAR PUSTAKA Sejarah, Filosofi dan
Pengalaman. Yogyakarta:
Brewer, Jo Ann. Introduction Early Pustaka Pelajar, 2015.
Childhood Education Preschool Papalia, Diana, Sally Wendkos Olds, Ruth
Through Primary Grades, Sixth Duskin Feldman. Menyelami
Edition. Boston: Allynan Bacon, Perkembangan Manusia, Edisi
2007. 12, buku 1. Jakarta: Salemba
Dhieni, Nurbiana et. al. Metode Humanika, 2014.
Pengembangan Bahasa. Jakarta Santrock , John W. Psikologi Pendidikan,
: Universitas Terbuka, 2005. Edisi 3, Buku 2. Jakarta :
Domann, Glenn dan Janet Doman. How salemba Humanika, 2011.
To Teach Your Baby To Read, Slavin, Robert E. Psikologi Pendidikan
The Gentle Revolution Teori Dan Praktek. Jakarta:
(Bagaimana Mengajar Bayi Indeks, 2011.
Anda Membaca Sambil Solehuddin, M. Pembaharuan Pendidikan
Bermain). Ahli Bahasa: Grace di TK. Jakarta: Universitas
Satyadi. Jakarta: PT. Tigaraksa Terbuka, 2001.
Satria, Tbk, 2005. Sonawat, Reeta dan Jasmine Maria
Feez, Susab. Montessori and Early Francis. Language Development
Childhood. Los Angeles: SAGE, for Preschool Children.
2010. Ghatkopar: Multi-tech
Hainstock, Elizabeth G. Montessori untuk Publishing co., 2007.
Sekolah Dasar. Jakarta: Susanto, Ahmad. Perkembangan Anak
Delapratasa Publishing, 2002. Usia Dini Pengantar dalam
Holt, John. Belajar Sepanjang Waktu. Berbagai Aspek. Jakarta:
Jakarta: PT. Erlangga, 2012. Kencana Pranada Media Group,
2011.
342
Jurnal Pionir LPPM Universitas Asahan Vol. 5 N0. 4 November-Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai