Oleh :
Farahdiba Noor Rachmat (1906369156)
Silmia Wardani (1906395154)
Sofiah Zulfa (1906395103)
Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir
14 menyebutkan bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 0-6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan yang bertujuan untuk
membantu mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak baik jasmani maupun rohani
agar dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan perlu
dimulai sejak dini karena memiliki peran yang sangat menentukan, karena di usia ini berbagai
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dan sedang berlangsung yang akan menjadi
dasar dan penentu bagi perkembangan anak selanjutnya. Melalui pendidikan anak juga
diperkenalkan dengan lingkungannya agar dia juga dapat menyesuaikan diri.1
Pendidikan usia dini merupakan upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dengan sadar
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Potensi-potensi tersebut meliputi
aspek fisik, kognitif, bahasa, motorik, moral, disiplin, sosial-emosional, konsep diri, seni, dan
nilai-nilai agama. Anak usia dini adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karenanya upaya-upaya
pengembangan pendidikan yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masa
kanak-kanak tersebut, yaitu bermain.
1
Noorlaila. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus. h.15 diakses pada tanggal 12
Desember 2019 pukul 12:28
2
https://eprints.uny.ac.id/9737/1/BAB1%20-%2008111241012.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2019
pukul 12:13
Pentingnya pendidikan bagi usia dini sudah tidak dapat diragukan lagi, karena awal
kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan ataupun
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. 3 Pada masa kanak-kanak
terdapat masa perkembangan emas (golden age) yang sangat penting untuk anak dapat
mendapatkan pendidikan yang optimal di masa perkembangan emasnya. Pendidikan anak
harus dimulai sedini mungkin agar perkembangannya tidak terlewatkan begitu saja dan tidak
terlambat. Maka dari itu pendidikan anak usia dini penting untuk diberikan kepada anak
sebagai persiapan menempuh pendidikan yang tingkatannya lebih tinggi, seperti di sekolah
dasar (SD)4
Pendidikan usia dini bagi anak sangatlah penting karena awal dari kehidupan anak
merupakan masa yang paling tepat untuk memberikan perkembangan serta sebagai persiapan
menepuh pendidikan yang tingkatannya lebih tinggi namun, masih banyak orangtua yang
mempunyai pandangan pendidikan usia dini tidaklah penting. Oleh karena itu, pertanyaan
penelitiannya adalah sebagai berikut :
3. Bagaimanakah pandangan orangtua mengenai pentingnya pendidikan usia dini bagi anak?
3
http://eprints.ums.ac.id/27481/2/3._BAB_1.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 11:50
4
Mukhtar, Latif. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. h.117-118 diakses pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 12:31
memberikan pendidikan usia dini ke anaknya, serta mengetahui keuntungan bagi anak yang
diberikan pendidikan usia dini.
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan setelah informasi
diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah
persepsi yang sempurna.5
Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula pertama oleh putra putrinya.6
Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruh agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.7
HASIL PENELITIAN
2.1 Apa keuntungan bagi anak yang diberikan pendidikan usia dini?
2.2 Apa alasan orangtua memberikan pendidikan usia dini bagi anaknya?
Berbagai orang tua memiliki alasan yang berbeda – deda tentang memberikan anak
pendidikan di usia dini. Menurut hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 8
Desember 2019, orang tua memberikan pendidikan usia dini bagi anaknya agar anak
tersebut memiliki rasa berani untuk bergaul dengan teman sebayanya, anak juga harapkan
agar berani untuk lepas dengan orang tuanya dan berani belajar di sekolah pendidikan usia
dini sendiri tanpa orang tuanya. Orang tua juga beralasan memberikan pendidikan usia
dini bagi anaknya agar anak dapat memiliki keterampilan bersosialisasi di masyarakat
kelak. Orang tua juga memberikan pendidikan anak di usia dini, agar anak dapat lebih
mudah untuk mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah formal. Pendidikan usia dini
juga membantu anak untuk bersekolah di jenjang Sekolah Dasar, karena di pendidikan
usia dini anak sudah diajarkan untuk membaca dan menulis.
2.3 Bagaimanakah pandangan orangtua mengenai pentingnya pendidikan usia dini bagi
anak?
Orang tua memiliki padangan yang berbeda – beda tentang pentingnya pendidikan di
usia dini bagi anak. Menurut hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 8
Desember 2019 sebagian besar orang tua menyatakan bahwa pendidikan usia dini
sangatlah penting. Alasan orang tua sama seperti yang sudah dipaparkan di atas. Rata –
rata orang tua memiliki pandangan penting karena pendidikan usia dini sangatlah
bermanfaat untuk daya kembang anak. Antara lain anak dapat dilatih untuk mandiri, anak
juga dilatih untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, selain itu anak juga dilatih
untuk mempersiapkan diri ke jenjang Sekolah Dasar karena pendidikan usia dini melatih
anak membaca dan menulis. Namun ada orang tua yang memiliki padangan bahwa
pendidikan usia dini hanya sebatas formalitas. Menurut orang tua tersebut pendidikan usia
dini diberi kepada anaknya karena syarat untuk memasuki Sekolah Dasar adalah sudah
pernah atau lulus dari Taman Kanak – Kanak. Menurut orang tua tersebut pendidikan
seharusnya dimulai semenjak Sekolah Dasar bukan Taman Kanak – Kanak.
BAB III
PENUTUP
Pendidikan usia dini pada anak tidak hanya dilakukan di sekolah formal saja, tetapi juga
di rumah. Para informan menyetujui bahwa memberikan pendidikan formal sejak usia dini
pada anak merupakan hal yang penting sebagai masa pengenalan pada anak sebelum
memasuki Sekolah Dasar. Selain itu, anak juga dapat belajar cara bersoialisasi dengan teman-
teman sebayanya dan belajar untuk mandiri serta berani, sehingga anak tidak selalu
bergantung pada orang tuanya. Hal tersebut juga bisa menjadi bekal bagi anak untuk menjalani
kehidupan, sehingga anak akan lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan. Namun ada juga
orang tua yang menyekolahkan anaknya hanya sebagai formalitas saja, karena hal tersebut
merupakan syarat agar anak dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hasanuddin, A. (1984). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas. h.155
Maimunah, H. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press. h.15
Mukhtar, L. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. h.117-118
Noorlaila. (2010). Panduan lengkap mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus. h.15
Walgio, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. h.99
Media Elektronik
https://eprints.uny.ac.id/9737/1/BAB1%20-%2008111241012.pdf diakses pada 13 Desember 2019
http://eprints.ums.ac.id/27481/2/3._BAB_1.pdf diakses pada 13 Desember 2019
LAMPIRAN
BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public dll) Jalan Kedoya Raya, RT/RW: 001/02, Pondok Cina,
Kecamatan Beji Timur, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Farahdiba Noor Rachmat
Nama Informan/nomer hape Bapak Saroji
informan
Biasanya yang mengajar Istri informan lebih berperan Peranan istri informan
lebih banyakan istri atau penting mendidik anak di mendidik anak di rumah
bapak? rumah.
Anak bapak sudah bisa Menurut informan, anaknya Informasi informan tentang
membaca atau tidak, saat belum bisa membaca saat TK. keadaan anaknya saat masih
di sekolahkan di TK? TK
“Anak saya saat TK gak bisa
baca, jadi itu peranan saya di
rumah untuk mengajarkan anak
saya, ya Namanya TK hanya
bermain saja, dan waktunya
sangat singkat.” (Saroji, 59
tahun, kepala keluarga)
Menurut bapak, penting Informan mengatakan bahwa Informan mengatakan
tidak pendidikan di usia pendidikan usia dini sangat bahwa pendidikan usia dini
dini? penting. sangat penting
DOKUMENTASI
Foto Fara bersama bapak Saroji (informan). Keadaan jalan depan rumah informan.
Keadaan sekitar rumah informan
BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public Jalan Kedoya Raya, RT 001 RW 02, Pondok Cina,
dll) Kecamatan Beji Timur, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Silmia Wardani
Nama Informan/nomer hape
Ibu Marta Blegur
informan
Gender : Perempuan
Karakteristik informan
Komposisi Keluarga : terdiri dari 4 orang, yaitu ibu
(usia/gender/komposisi
Marta dan suami, 1 anak perempuan (tahun), dan 1
keluarga)
anak laki-laki (tahun)
Tanggal/waktu wawancara Minggu, 8 Desember 2019. Pukul 14.03 – 14.15 WIB
Catatan Observasi (lihat Pada hari Minggu, 8 Desember 2019, sekitar pukul 1
panduan observasi) siang mahasiswa Sosiologi UI 2019 melaksanakan
kegiatan Tur Lapangan (Turlap) untuk mencari
informan sesuai dengn topik penelitian yang
kelompok kami ingin diambil. Pencarian kami dibagi
menjadi beberapa lokasi di Jalan Kedoya Raya. Saya
bersama teman kelompok saya, yaitu Faradiba dan
Sofia mendapatkan lokasi di RT 001 RW 02. Kriteria
informan yang kami cari, yaitu orang tua (bapak-
bapak atau ibu-ibu) yang pernah menyekolahkan
anaknya di TK/PAUD, karena topik yang kami ambil
adalah “Pandangan Orang Tua terhadap Pentingnya
Pendidikan Usia Dini”.
Kondisi lingkungan yang sepi membuat saya sedikit
kesulitan dalam mencari informan. Hal tersebut
mungkin terjadi karena waktu Turlap yang bertepatan
dengan jam istirahat penduduk sekitar, sehingga tidak
banyak warga yang berada diluar. Setelah sekitar 15
menit berkeliling, saya melihat seorang ibu beserta
suami dan anaknya sedang duduk di peluaran sebuah
rumah. Akhirnya, saya mengahampiri mereka, lalu
memperkenalkan diri dan mengungkapkan tujuan
saya. Saya disambut hangat oleh sang ibu yang
bernama Marta Blegur. Ibu Marta sebenarnya berasal
dari Bekasi, ia disini karena mengunjungi anaknya
yang sedang belajar untuk menghafal Al-Qur’an di
rumah tersebut. Namun, bu Marta bersedia untuk
diwawancarai terkait dengan topik penelitian saya.
Ibu Marta cukup kooperatif dalam menjawab
pertanyaan saya, sehingga saya cukup mendapatkan
informasi terkait dengan penelitian yang sedang saya
lakukan.
FIELD NOTE KETERAMPILAN AKADEMIK
SB MATAHARI, PONDOK CINA
SILMIA Wardani (1906395154)
DOKUMENTASI
BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public dll) Jalan Kedoya Raya, Rt/Rw: 001/02, Pondok Cina,
Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Sofiah Zulfa
Nama Informan/nomer hape Bapak Iben
informan
Karakteristik informan Gender : Laki-laki
(usia/gender/komposisi keluarga) Komposisi Keluarga : terdiri dari 4 orang, dan istri
beserta 2 orang anak perempuan
Tanggal/waktu wawancara Minggu, 8 Desember 2019. Pukul 14.00 s.d. 14.30
Catatan Observasi (lihat panduan Pada saat wawancara tanggal 8 Desember 2019, saya
observasi) mencari orang tua, yaitu bapak-bapak atau ibu-ibu
yang pernah menyekolahkan anaknya di
TK/pendidikan usia dini karena topik saya tentang
pandangan orang tua mengenai pentingnya
pendidikan usia dini. Kondisi sekitar sangat sepi
karena wawancara dilakukan siang hari di mana
waktunya warga sekitar beristirahat. Jadi, saya cukup
sulit untuk menemukan informan, kemudian karena
mencari informan dibatasi hanya boleh Rt.001 Rw.02
membuat ruang lingkup untuk mencari informan
sangat terbatas. Jalan yang dilalui tidak terlalu besar.
Saya berjalan dari kost griya nafan’s sekitar 50 meter.
hingga akhirnya melihat seorang bapak-bapak di teras
rumahnya yang sedang membuat meja belajar dan
berbicara dengan 2 anak perempuan. Ketika itu, saya
langsung mengdatangi bapak tersebut dan meminta
ijin untuk mewawacarai. Bapak Iben sangat ramah
dan bersedia untuk diwawancarai. Pada saat
wawancara, bapak Iben menjawab dengan baik dan
dibantu oleh anak perempuannya yang beumur 7
tahun. Tidak lama kemudian, istirnya datang
membawakan minum untuk saya. Bapak Iben
mempunyai anak yang berumur 7 tahun dan 4 tahun,
karena pada saat itu ada istri dan kedua anaknya,
mereka sedikit membantu untuk menjawab
pertanyaan saya. Jadi, saya cukup mempunyai
informasi mengenai topik penelitian saya.