Anda di halaman 1dari 26

PERSEPSI ORANGTUA MENGENAI PENTINGNYA PENDIDIKAN USIA DINI DI

LINGKUNGAN KEDOYA BARU, PONDOK CINA RT.001 RW.02

Oleh :
Farahdiba Noor Rachmat (1906369156)
Silmia Wardani (1906395154)
Sofiah Zulfa (1906395103)

Departemen Sosiologi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 butir
14 menyebutkan bahwa PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 0-6
tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan yang bertujuan untuk
membantu mengembangkan berbagai aspek perkembangan anak baik jasmani maupun rohani
agar dapat memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan perlu
dimulai sejak dini karena memiliki peran yang sangat menentukan, karena di usia ini berbagai
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak mulai dan sedang berlangsung yang akan menjadi
dasar dan penentu bagi perkembangan anak selanjutnya. Melalui pendidikan anak juga
diperkenalkan dengan lingkungannya agar dia juga dapat menyesuaikan diri.1

Pendidikan usia dini merupakan upaya-upaya pendidikan yang dilakukan dengan sadar
untuk mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak. Potensi-potensi tersebut meliputi
aspek fisik, kognitif, bahasa, motorik, moral, disiplin, sosial-emosional, konsep diri, seni, dan
nilai-nilai agama. Anak usia dini adalah individu yang berbeda, unik, dan memiliki
karakteristik tersendiri sesuai dengan tahapan usianya. Oleh karenanya upaya-upaya
pengembangan pendidikan yang dilakukan hendaknya disesuaikan dengan karakteristik masa
kanak-kanak tersebut, yaitu bermain.

Taman Kanak-kanak berfungsi untuk membina, menumbuhkan, mengembangkan


seluruh potensi anak secara optimal, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai
dengan tahap perkembangannya. Pembelajaran di Taman Kanak-kanak diarahkan pada
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak berdasarkan pencapaian yang dikategorikan
pada usia 4-6 tahun agar anak siap untuk mengikuti pendidikan selanjutnya yaitu di Sekolah
Dasar (SD) ataupun Madrasah Ibtidaiyah (MI).2

1
Noorlaila. (2010). Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus. h.15 diakses pada tanggal 12
Desember 2019 pukul 12:28
2
https://eprints.uny.ac.id/9737/1/BAB1%20-%2008111241012.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2019
pukul 12:13
Pentingnya pendidikan bagi usia dini sudah tidak dapat diragukan lagi, karena awal
kehidupan anak merupakan masa yang paling tepat dalam memberikan dorongan ataupun
upaya pengembangan agar anak dapat berkembang secara optimal. 3  Pada masa kanak-kanak
terdapat masa perkembangan emas (golden age) yang sangat penting untuk anak dapat
mendapatkan pendidikan yang optimal di masa perkembangan emasnya. Pendidikan anak
harus dimulai sedini mungkin agar perkembangannya tidak terlewatkan begitu saja dan tidak
terlambat. Maka dari itu pendidikan anak usia dini penting untuk diberikan kepada anak
sebagai persiapan menempuh pendidikan yang tingkatannya lebih tinggi, seperti di sekolah
dasar (SD)4

1.2 Rumusan Masalah

Pendidikan usia dini bagi anak sangatlah penting karena awal dari kehidupan anak
merupakan masa yang paling tepat untuk memberikan perkembangan serta sebagai persiapan
menepuh pendidikan yang tingkatannya lebih tinggi namun, masih banyak orangtua yang
mempunyai pandangan pendidikan usia dini tidaklah penting. Oleh karena itu, pertanyaan
penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Apa keuntungan bagi anak yang diberikan pendidikan usia dini?

2. Apa alasan orangtua memberikan pendidikan usia dini bagi anaknya?

3. Bagaimanakah pandangan orangtua mengenai pentingnya pendidikan usia dini bagi anak?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahuai bagaimana pandangan


orangtua mengenai pentingnya pendidikan usia dini bagi anak, mengetahui alasan orang tua

3
http://eprints.ums.ac.id/27481/2/3._BAB_1.pdf diakses pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 11:50
4
Mukhtar, Latif. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group. h.117-118 diakses pada tanggal 12 Desember 2019 pukul 12:31
memberikan pendidikan usia dini ke anaknya, serta mengetahui keuntungan bagi anak yang
diberikan pendidikan usia dini.

1.3 Kerangka Teori

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu proses
diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indra atau bisa disebut proses sensoris. Namun
proses itu tidak berhenti begitu saja, melainkan stimulus tersebut diteruskan dan proses
selanjutnya disebut proses persepsi. Proses tersebut mencakup pengindraan setelah informasi
diterima oleh alat indra, informasi tersebut diolah dan diinterpretasikan menjadi sebuah
persepsi yang sempurna.5

Orang tua adalah ibu bapak yang dikenal mula pertama oleh putra putrinya.6

Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar
yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan
usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruh agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.7

1.4 Metode Penelitian

Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah menggunakan metode wawancara ke 3


orangtua yang mempunyai anak yang sebelumnya diberikan pendidikan anak usia dini.
Metode ini cukup baik untuk mendapatkan informasi mendalam mengenai penelitian ini.
5
Bimo Walgio. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. h.99 diakses pada tanggal 12 Desember
2019 pukul 12:54
6
A.H. Hasanuddin. (1984). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas. h.155 diakses pada tanggal 12
Desember 2019 pukul 12:57
7
Maimunah Hasan. (2010). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press. h.15. diakses pada tanggal 12
Desember 2019 pukul 13:20
BAB II

HASIL PENELITIAN
2.1 Apa keuntungan bagi anak yang diberikan pendidikan usia dini?

Memberikan pendidikan usia dini kepada anak memiliki berbagai keuntungan.


Menurut hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 8 Desember 2019, banyak
orang tua yang memaparkan bahwa pendidikan di usia memiliki keuntungan yang cukup
banyak. Pendidikan mempersiapkan anak untuk pendidikan formal di masa yang akan
datang. Di dalam pendidikan usia dini anak diajarkan untuk membaca dan menulis, hal
tersebut untuk memudahkan anak saat sudah berada di jenjang pendidikan selanjutnya.
Tidak hanya pendidikan formal seperti membaca dan menulis orang tua juga
mempersiapkan anak untuk mengikuti pendidikan kerohanian, agar anak bisa lebih
mengenal dasar – dasar ilmu agama dan mendapatkan pendidikan karakter maupun akhlak
yang benar. Orang tua juga setuju, jika pendidikan usia dini tidak hanya untuk
mengajarkan pelajaran yang formal. Pendidikan usia dini juga dapat melatih agar anak
dapat bersosialisasi dengan teman sebayanya, anak jug dilatih untuk berani dan dapat
lebih mandiri agar tidak terlalu bergantung dengan orang tuanya. Keuntungan yang
terakhir pendidikan usia dini dapat membentuk kepribadian anak lebih positif agar anak
dapat lebih mudah bergaul atau bersosialisasi lagi dengan orang lain di luar sekolahnya
atau di masa yang akan mendakang.

2.2 Apa alasan orangtua memberikan pendidikan usia dini bagi anaknya?

Berbagai orang tua memiliki alasan yang berbeda – deda tentang memberikan anak
pendidikan di usia dini. Menurut hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 8
Desember 2019, orang tua memberikan pendidikan usia dini bagi anaknya agar anak
tersebut memiliki rasa berani untuk bergaul dengan teman sebayanya, anak juga harapkan
agar berani untuk lepas dengan orang tuanya dan berani belajar di sekolah pendidikan usia
dini sendiri tanpa orang tuanya. Orang tua juga beralasan memberikan pendidikan usia
dini bagi anaknya agar anak dapat memiliki keterampilan bersosialisasi di masyarakat
kelak. Orang tua juga memberikan pendidikan anak di usia dini, agar anak dapat lebih
mudah untuk mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah formal. Pendidikan usia dini
juga membantu anak untuk bersekolah di jenjang Sekolah Dasar, karena di pendidikan
usia dini anak sudah diajarkan untuk membaca dan menulis.

2.3 Bagaimanakah pandangan orangtua mengenai pentingnya pendidikan usia dini bagi
anak?

Orang tua memiliki padangan yang berbeda – beda tentang pentingnya pendidikan di
usia dini bagi anak. Menurut hasil wawancara yang kami lakukan pada tanggal 8
Desember 2019 sebagian besar orang tua menyatakan bahwa pendidikan usia dini
sangatlah penting. Alasan orang tua sama seperti yang sudah dipaparkan di atas. Rata –
rata orang tua memiliki pandangan penting karena pendidikan usia dini sangatlah
bermanfaat untuk daya kembang anak. Antara lain anak dapat dilatih untuk mandiri, anak
juga dilatih untuk bersosialisasi dengan teman sebayanya, selain itu anak juga dilatih
untuk mempersiapkan diri ke jenjang Sekolah Dasar karena pendidikan usia dini melatih
anak membaca dan menulis. Namun ada orang tua yang memiliki padangan bahwa
pendidikan usia dini hanya sebatas formalitas. Menurut orang tua tersebut pendidikan usia
dini diberi kepada anaknya karena syarat untuk memasuki Sekolah Dasar adalah sudah
pernah atau lulus dari Taman Kanak – Kanak. Menurut orang tua tersebut pendidikan
seharusnya dimulai semenjak Sekolah Dasar bukan Taman Kanak – Kanak.

BAB III
PENUTUP

Pendidikan usia dini pada anak tidak hanya dilakukan di sekolah formal saja, tetapi juga
di rumah. Para informan menyetujui bahwa memberikan pendidikan formal sejak usia dini
pada anak merupakan hal yang penting sebagai masa pengenalan pada anak sebelum
memasuki Sekolah Dasar. Selain itu, anak juga dapat belajar cara bersoialisasi dengan teman-
teman sebayanya dan belajar untuk mandiri serta berani, sehingga anak tidak selalu
bergantung pada orang tuanya. Hal tersebut juga bisa menjadi bekal bagi anak untuk menjalani
kehidupan, sehingga anak akan lebih mudah untuk beradaptasi di lingkungan. Namun ada juga
orang tua yang menyekolahkan anaknya hanya sebagai formalitas saja, karena hal tersebut
merupakan syarat agar anak dapat melanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar.

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Hasanuddin, A. (1984). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas. h.155
Maimunah, H. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Diva Press. h.15
Mukhtar, L. (2013). Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori dan Aplikasi. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group. h.117-118
Noorlaila. (2010). Panduan lengkap mengajar PAUD. Yogyakarta: Pinus. h.15
Walgio, B. (2005). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi. h.99

Media Elektronik
https://eprints.uny.ac.id/9737/1/BAB1%20-%2008111241012.pdf diakses pada 13 Desember 2019
http://eprints.ums.ac.id/27481/2/3._BAB_1.pdf diakses pada 13 Desember 2019
LAMPIRAN

FIELD NOTE KETERAMPILAN AKADEMIK

BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public dll) Jalan Kedoya Raya, RT/RW: 001/02, Pondok Cina,
Kecamatan Beji Timur, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Farahdiba Noor Rachmat
Nama Informan/nomer hape Bapak Saroji
informan

Karakteristik informan Gender : Laki – Laki


(usia/gender/komposisi keluarga) Komposisi Keluarga : Terditi dari 8 orang, dan istri
beserta 6 orang anak
Tanggal/waktu wawancara Minggu, 8 Desember 2019. Pukul 13.15 s.d 13.43
Catatan Observasi (lihat Pada saat wawancara pada tanggal 8 Desember 2019,
panduan observasi) saya mencari informan bersama kedua teman saya
yaitu Sofia dan Silmia. Saya mencari orang tua , bapak
– bapak atau ibu – ibu yang pernah menyekolahkan
anaknya TK/Pendidikan usia dini. Karena saya
mengambil topik tentang pandangan orang tua
terhadap pentingnya pendidikan usia dini. Wawancara
dilakukan pada siang hari dan bertepatan pada hari
Minggu, karena hal tersebut memiliki beberapa
kedalah salah satunya adalah keadaan Jalan Kedoya
Raya cukup sepi. Keadaan tersebut mungkin karena
hari dan waktu bertepatan saat jam istirahat warga
sekitar. Karena keadaan tersebut saya sulit mencari
informan dan ditambah ada batasan untuk mencari
informan yaitu hanya boleh mencari di RT/RW :
001/02. Jalan yang saya lewati cukup sempit dan tidak
begitu rata. Saya berjalan dari kost Griya Nafan’s
sekitar 40 meter. Pada akhirnya saya menemukan
bapak – bapak di depan rumahnya sedang berdiri.
Awalnya saya ragu untuk mewawancarainya namun
bpak tersebut dengan senang hati ingin diwawancarai
oleh saya. Bapak Saroji sangat baik dan ramah kepada
saya. Bapak Saroji sangat bersedia untuk
diwawancarai. Pada saat wawancara Bapak Saroji
menjawab pertanyaan dengan baik. Tidak lama
kemudian, istri bapak Saroji dating hanya untuk
mengetahui keadaan saat saya wawancara bapak
Saroji, namun sayangnya istri bapak Saroji tidak
bersedia untuk ikut diwawancara agar saya
mendapatkan dua sudut pandang antara mereka
berdua. Tetapi, saya sudah cukup mendapatkan
informasi tentang topik penelitian saya.
SB MATAHARI, PONDOK CINA
Farahdiba Noor Rachmat (1906369156)

Pertanyaan Uraian Tema


Siapa nama bapak? Nama informan adalah bapak Perkenalan informan
Iben.

“Nama saya Saroji” (Saroji, 59


tahun, kepala keluarga)
Bapak berasal darimana? Informan berasal dari Jakarta Perkenalan informan
Timur, namun sudah tinggal
lama di Depok.

“Saya asalnya sih, saya lahir di


daerah Jakarta Timur. Tepatnya
di Pramuka, di Kayu Manis II.”
(Saroji, 59 tahun, kepala
keluarga)
Apakah bapak sudah Informan sudah mempunyai 6 Perkenalan informan
memiliki anak? anak yang berusia sudah
dewasa semua.

“Saya punya 6 orang anak, yang


pertama lahir tahun 1981, yang
kedua lahir tahun 1982, yang
ketiga tahun 1992, yang
keempat 1993, yang kelima
2000, lalu yang terakhir 2001.”
(Saroji, 59 tahun, kepala
keluarga)
Apakah anak bapak Informan mengatakan seluruh Perkenalan pendidikan
pernah diberikan anaknya bersekolah mulai keenam anak informan
pendidikan usia dini? dari Taman Kanak – Kanak.

“Kalo anak saya dari yang besar


sampai yang kecil sekolah TK
semua, tidak Paud.” (Saroji, 59
tahun, kepala keluarga)
Kenapa bapak Informan menjelaskan bahwa Perkenalan pendidikan
menyekolahkan anak TK adalah syarat masuk SD. keenam anak informan
bapak TK, kenapa tidak
langsung ke SD saja? “Saya menyekolahkan semua
anak saya TK karena pada saat
itu TK menjadi syarat masuk SD,
kalau tidak TK anak saya tidak
bisa masuk SD.” (Saroji, 59
tahun, kepala keluarga)

Apakah bapak pernah Informan mengatakan Pendidikan di rumah setelah


mendidik anak bapak di mendidik anaknya di rumah pulang dari sekolah
rumah? juga.

“Saya mendidik anak saya


setelah mereka pulang dari
sekolahnya.” (Saroji, 59 tahun,
kepala keluarga)

Biasanya yang mengajar Istri informan lebih berperan Peranan istri informan
lebih banyakan istri atau penting mendidik anak di mendidik anak di rumah
bapak? rumah.

“Sebenarnya yang lebih ngajari


anak saya sih istri saya, soalnya
saya kan sibuk bekerja.” (Saroji,
59 tahun, kepala keluarga)
Biasanya di rumah, istri Anak dari informan diajari Pengajaran yang diberikan
bapak ngajarin apa saja? mengaji, membaca, dan di rumah
menulis.

“Belajar baca, menulis, ya


seperti pelajaran di TK, tapi
sama mengaji juga, soalnya
penting mengajarkan anak
kerohanian.” (Saroji, 59 tahun,
kepala keluarga)
Biasanya kalo TK berapa Informan mengatakan waktu Lamanya waktu belajar anak
jam pak? pembelajaran TK hanya tiga informan di TK
jam.

“Dulu sih pas anak saya TK


hanya tiga jam, Senin sampai
Sabtu.” (Saroji, 59 tahun, kepala
keluarga)

Dimana letak TK anak Informan mengatakan TK Lokasi TK anak informan


bapak? anaknya di sekitar rumah.

“TK anak saya di Al – Fuqron,


deket rumah makan Sederhana
sini.” (Saroji, 59 tahun, kepala
keluarga)

Anak bapak sudah bisa Menurut informan, anaknya Informasi informan tentang
membaca atau tidak, saat belum bisa membaca saat TK. keadaan anaknya saat masih
di sekolahkan di TK? TK
“Anak saya saat TK gak bisa
baca, jadi itu peranan saya di
rumah untuk mengajarkan anak
saya, ya Namanya TK hanya
bermain saja, dan waktunya
sangat singkat.” (Saroji, 59
tahun, kepala keluarga)
Menurut bapak, penting Informan mengatakan bahwa Informan mengatakan
tidak pendidikan di usia pendidikan usia dini sangat bahwa pendidikan usia dini
dini? penting. sangat penting

“Kalo menurut saya Pendidikan


di usia dini sangat penting,
karena agar anak bisa mandiri,
dan bisa bersosialsasi dengan
teman – teman sepantarannya.”
(Saroji, 59 tahun, kepala
keluarga)

DOKUMENTASI

Foto Fara bersama bapak Saroji (informan). Keadaan jalan depan rumah informan.
Keadaan sekitar rumah informan

BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public Jalan Kedoya Raya, RT 001 RW 02, Pondok Cina,
dll) Kecamatan Beji Timur, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Silmia Wardani
Nama Informan/nomer hape
Ibu Marta Blegur
informan
Gender : Perempuan
Karakteristik informan
Komposisi Keluarga : terdiri dari 4 orang, yaitu ibu
(usia/gender/komposisi
Marta dan suami, 1 anak perempuan (tahun), dan 1
keluarga)
anak laki-laki (tahun)
Tanggal/waktu wawancara Minggu, 8 Desember 2019. Pukul 14.03 – 14.15 WIB
Catatan Observasi (lihat Pada hari Minggu, 8 Desember 2019, sekitar pukul 1
panduan observasi) siang mahasiswa Sosiologi UI 2019 melaksanakan
kegiatan Tur Lapangan (Turlap) untuk mencari
informan sesuai dengn topik penelitian yang
kelompok kami ingin diambil. Pencarian kami dibagi
menjadi beberapa lokasi di Jalan Kedoya Raya. Saya
bersama teman kelompok saya, yaitu Faradiba dan
Sofia mendapatkan lokasi di RT 001 RW 02. Kriteria
informan yang kami cari, yaitu orang tua (bapak-
bapak atau ibu-ibu) yang pernah menyekolahkan
anaknya di TK/PAUD, karena topik yang kami ambil
adalah “Pandangan Orang Tua terhadap Pentingnya
Pendidikan Usia Dini”.
Kondisi lingkungan yang sepi membuat saya sedikit
kesulitan dalam mencari informan. Hal tersebut
mungkin terjadi karena waktu Turlap yang bertepatan
dengan jam istirahat penduduk sekitar, sehingga tidak
banyak warga yang berada diluar. Setelah sekitar 15
menit berkeliling, saya melihat seorang ibu beserta
suami dan anaknya sedang duduk di peluaran sebuah
rumah. Akhirnya, saya mengahampiri mereka, lalu
memperkenalkan diri dan mengungkapkan tujuan
saya. Saya disambut hangat oleh sang ibu yang
bernama Marta Blegur. Ibu Marta sebenarnya berasal
dari Bekasi, ia disini karena mengunjungi anaknya
yang sedang belajar untuk menghafal Al-Qur’an di
rumah tersebut. Namun, bu Marta bersedia untuk
diwawancarai terkait dengan topik penelitian saya.
Ibu Marta cukup kooperatif dalam menjawab
pertanyaan saya, sehingga saya cukup mendapatkan
informasi terkait dengan penelitian yang sedang saya
lakukan.
FIELD NOTE KETERAMPILAN AKADEMIK
SB MATAHARI, PONDOK CINA
SILMIA Wardani (1906395154)

FIELD NOTE HASIL WAWANCARA


Silmia Wardani (1906395154)
Pertanyaan Uraian Tema
Siapa nama ibu dan Informan bernama Marta Blegur dan Perkenalan informan
darimana asalnya? berasal dari Bekasi.

“Nama saya Marta Blegur, asalnya dari


Bekasi ” (Marta, 38 tahun, ibu rumah
tangga)
Apakah ibu sudah Informan sudah mempunyai 2 orang Perkenalan informan
memiliki anak? anak. Anak pertamanya perempuan
berusia 13 tahun dan anak keduanya
laki-laki berusia 6 tahun.

“ Ini yang paling kecil usianya pas 6


tahun kemarin, kalo yang besar usinya 13
tahun. Beda 7 tahun sama adiknya.”
(Marta, 38 tahun, ibu rumah tangga)
Apakah bu Marta pernah Informan mengatakan bahwa kedua Perkenalan pendidikan
menyekolahkan anak ibu anaknya ia sekolahkan di Taman kedua anak informan
di TK/PAUD? Kanak-kanak. Anak pertama ia
sekolahkan di TK sejak umur 3 tahun,
sedangkan untuk anak yang kedua
baru dimasukkan ke TK pada bulan
Juli kemarin.

“Sebenernya ini telat yah, baru masuknya


kemarin di bulan Juli, harusnya kan dia di
TK-A jadi kemarin masuk langsung ke TK-
B. TK-B untuk yang besar kerena buat
masuk ke Sdkalo TK-A kan buat yang
usianya 3/4 tahun. Kalo kakaknya dulu
malah dari usia 3 tahun, jadi TK-Anya
mengulang beberapa tahun kalo ga salah
2 tahun baru lanjut ke TK-B” (Marta, 38
tahun, ibu rumah tangga)
Kenapa menyekolahkan Informan berpendapat bahwa tidak Alasan informan
anak ibu TK, kenapa masalah jika anak disekolahkan atau menyekolahkan anaknya
tidak langsung ke SD tidak pada usia dini. Namun, karena di TK
saja? kesibukan orang tua yang bekerja dan
pentingnya sosialisasi bagi anak
dengan teman sebayanya, akhirnya
informan memutuskan untuk
menyekolahkan anaknya di TK.

“ Sebenernya sih anak kita disekolahin


atau ga disekolahin ga masalah pada
saat usia PAUD gini. Tapi ternyata
kesininya sih yang pertama karena
kesibukan ibu bapaknya yang kerja.
Kedua , daripada anak dirumah, jadi
perlu lah ya anak ini bersosialisasi,
kemudian juga perlu anak ini
mendapatkan ilmu-ilmu baru di
lingkungan yang baru ” (Marta, 38
tahun, ibu rumah tangga)
Apakah ibu mengajari Informan tidak mengajarkan lagi Pendidikan di rumah
(akademik) lagi anak ibu anaknya mengenai ilmu umum di setelah pulang dari
di rumah sepulang rumah, namun lebih mengutamakan sekolah
sekolah? pada pendidikan agama. Informan
mengungkapkan bahwa ia tidak
terlalu menuntun anak-anaknya
dalam pelajaran umum dan lebih
memfokuskan pada pengetahuan
agamanya.
“ Engga, kebetuan sekolah anak saya
emang terkenal seimbang dalam ilmu
umum dan agama. Buat saya keluarga,
baik kakaknya waktu dia masuk TK
sampe lanjut ke SD itu kita tidak terlalu
menuntut dia di mata pelajaran umum,
tetapi kita fokus di pelajaran agamanya.
Jadi, kalo untuk ilmu umumnya itu di
rumah tidak pernah diajarkan, tapi kalau
untuk sholatnya, ngajinya dan hafalan
suratnya itu memang ya di fokuskan.”
(Marta, 38 tahun, ibu rumah tangga)
Menurut ibu seberapa Informan berpendapat bahwa Pendapat informan
penting pendidikan usia pendidikan usia dini itu penting. mengenai pendidikan usia
dini itu ? Informan juga mengungkapkan bahwa dini
pendidikan dini bukan dimulai saat
anak memasuki TK/PAUD, tetapi
sudah dimulai sejak sang anak lahir.

“... ya penting dari awal dia lahir.


Pendidikan dini itu bukan dimulai saat
masuk TK-A atau TK-B, SD gitu kan
engga. Tapi pendidikan dini itu dimulai
ketika dia lahir.” (Marta, 38 tahun, ibu
rumah tangga)
Lalu untuk sekolah Menurut informan pendidikan formal Pendapat informan
formal seperti TK/PAUD, memang perlu namun itu bukan mengenai pendidikan usia
bagaimana pendapat menjadi perioritas utamanya. dini di sekolah formal.
ibu? Pendidikan formal memang penting
untuk sosialisasi anaknya, namun ia
tidak terlalu menuntut anaknya untuk
bagus dibidang akademik.

“ Emm.. kalo dibilang ga penting


ngapain saya masukin anak saya ke
TK tapi kalo dibilang penting juga itu
bukan tujuan atau prioritas utama.
Ya.. seimbang aja lah diliat dari
tujuannya aja. Kan kadang ada orang
tua yang menganggap penting, tapi
buat saya ga kayak gitu. Ada
pentingnya ada juga tidak terlalu”
(Marta, 38 tahun, ibu rumah tangga)

DOKUMENTASI

Keadaan lingkungan sekitar lokasi Foto Silmia bersama Bu Marta, anak


laki-lakinya, dan keponakannya
wawancara
FIELD NOTE KETERAMPILAN AKADEMIK
SB MATAHARI, PONDOK CINA
Sofiah Zulfa (1906395103)

BERITA WAWANCARA
Lokasi (rumah/fasilitas public dll) Jalan Kedoya Raya, Rt/Rw: 001/02, Pondok Cina,
Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat 16424
Nama Pewawancara Sofiah Zulfa
Nama Informan/nomer hape Bapak Iben
informan
Karakteristik informan Gender : Laki-laki
(usia/gender/komposisi keluarga) Komposisi Keluarga : terdiri dari 4 orang, dan istri
beserta 2 orang anak perempuan
Tanggal/waktu wawancara Minggu, 8 Desember 2019. Pukul 14.00 s.d. 14.30

Catatan Observasi (lihat panduan Pada saat wawancara tanggal 8 Desember 2019, saya
observasi) mencari orang tua, yaitu bapak-bapak atau ibu-ibu
yang pernah menyekolahkan anaknya di
TK/pendidikan usia dini karena topik saya tentang
pandangan orang tua mengenai pentingnya
pendidikan usia dini. Kondisi sekitar sangat sepi
karena wawancara dilakukan siang hari di mana
waktunya warga sekitar beristirahat. Jadi, saya cukup
sulit untuk menemukan informan, kemudian karena
mencari informan dibatasi hanya boleh Rt.001 Rw.02
membuat ruang lingkup untuk mencari informan
sangat terbatas. Jalan yang dilalui tidak terlalu besar.
Saya berjalan dari kost griya nafan’s sekitar 50 meter.
hingga akhirnya melihat seorang bapak-bapak di teras
rumahnya yang sedang membuat meja belajar dan
berbicara dengan 2 anak perempuan. Ketika itu, saya
langsung mengdatangi bapak tersebut dan meminta
ijin untuk mewawacarai. Bapak Iben sangat ramah
dan bersedia untuk diwawancarai. Pada saat
wawancara, bapak Iben menjawab dengan baik dan
dibantu oleh anak perempuannya yang beumur 7
tahun. Tidak lama kemudian, istirnya datang
membawakan minum untuk saya. Bapak Iben
mempunyai anak yang berumur 7 tahun dan 4 tahun,
karena pada saat itu ada istri dan kedua anaknya,
mereka sedikit membantu untuk menjawab
pertanyaan saya. Jadi, saya cukup mempunyai
informasi mengenai topik penelitian saya.

Pertanyaan Uraian Tema


Siapa nama bapak? Nama informan adalah Perkenalan informan
bapak Iben.

“Nama saya Iben” (Iben, bapak


dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Bapak asli mana? Informan berasal dari sunda Perkenalan informan
dan disini mengikuti istri.

“Saya sih Sunda, kalo istri asli


sini. Jadi, saya ngikut istri”
(Iben, bapak dari kedua anak
yang mengikuti pendidikan
usia dini)
Apakah bapak sudah Informan sudah mempunyai Perkenalan Informan
memiliki anak? 2 anak perempuan yang
berusia 7 dan 4 tahun.

“Saya punya 2 yang satu 7


sama 4 tahun” (Iben, bapak
dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Sekarang kedua anaknya Informan mengatakan yang Perkenalan kedua anak
sudah SD/masih TK pak? umur 7 tahun sudah kelas 2 informan
SD, yang 4 tahun belom
sekolah/TK

“Kalo kakaknya kelas 2 SD,


kalo adenya belom sekolah
soalnya masih 4 tahun” (Iben,
bapak dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Apakah bapak memasukkan Informan memasukkan anak Perkenalan pendidikan
anak ke TK? yang pertama ke TK dan kedua anak informan
yang kecil juga akan
dimasukkan ke TK

“Pernah PAUD, tapi Cuma 1


hari, dilanjut dengan bimba
lalu, TK. yang kecil sih
langsung TK kayanya, TK
kakaknya ntar” (Iben, bapak
dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
TK nya berada di mana saja Informan mengatakan TK Lokasi TK anak informan
pak? nya didekat rumah

“Di sini, Tknya do yastik di


kampung gedong di belakang
Gramedia, kan ada gang
samping Gramedia” (Iben,
bapak dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Biasanya di Bimba diajari Anak dari informan diajari Pengajaran yang diberikan
apa saja pak? bahasa inggris sama saat anak informan Bimba
membaca.

“Diajarin bahasa inggris sih,


sama baca” (Iben, bapak dari
kedua anak yang mengikuti
pendidikan usia dini)
Biasanya di TK diajari apa Anak dari informan diajari Pengajaran yang diberikan
saja pak? membaca saat anak informan TK

“Belajar baca sih” (Iben, bapak


dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Saat kakaknya TK, diajarkan Informan mengatakan Pengajaran yang dilakukan
lagi tidak dirumah? diajarin lagi sama mamanya orang tua saat di rumah

“Iya, kalo dirumah sih udah


pasti diajarin sama mamanya,
waktu di Bimba juga, kan ada
buku evaluasinya diajarin lagi
baca, tapi dia uda bisa baca
sih pas Bimba” (Iben, bapak
dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Menurut bapak, penting Menurut informan, penting Pendapat informan
atau tidak memasukkan karena untuk pengenalan. mengenai penting atau
anak ke TK/PAUD? tidaknya TK
“Penting sih, karena di SD
sekarang sudah tidak diajari
baca lagi kayanya langsung
harus bisa baca. Jadi, buat
pengenalan dulu di TK sama
Bimba” (Iben, bapak dari
kedua anak yang mengikuti
pendidikan usia dini)

Selain syarat untuk masuk Menurut informan, tetap Pendapat informan


SD, Jika masuk SD tidak agar dia terbiasa dan bisa mengenai penting atau
memakai syarat. Apakah membaca tidaknya TK
bapak akan tetap
memasukkan anak bapak ke “Tetep kayanya harus TK deh,
TK? soalnya banyak yang udah SD,
tapi gabisa baca, kasihan
kayanya kalo tidak TK” (Iben,
bapak dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
Strategi bapak jika anaknya Informan mengatakan akan Strategi informan
malas untuk masuk memberikan hadiah. menghadapi anaknya saat
sekolah? malas sekolah
“Kalo saya ngasih reward,
kasih hadiah. Kalo juara 1 atau
juara gitu. Biasanya dikasih
eskrim, jajan, boneka” (Iben,
bapak dari kedua anak yang
mengikuti pendidikan usia
dini)
DOKUMENTASI
Foto Sofia bersama bapak iben (informan) beserta dengan istri dan kedua anak
perempuannya
Daerah kawasan rumah informan Depan rumah informan

Anda mungkin juga menyukai