Edit Via Sebagian Pedoman Teknis
Edit Via Sebagian Pedoman Teknis
GEROBAK SIRSAK
UPT PUSKESMASTEJA
Jalan Raya Teja No. 101 Pamekasan 69317
a. bahwa dalam rangka peningkatan mutu dan pelayanan, UPT Puskesmas Teja
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu baik Upaya
Kesehatan Peroreangan (UKP) maupun Upaya Kesehatan Masyarakat
(UKM);
b. bahwa untuk menjamin terselenggaranya pengembangan program kesehatan
di wilayah UPT Puskesmas Teja, maka perlu menetapkan program inovasi
UPT Puskesmas Teja Melalui Keputusan Kepala UPT Puskesmas Teja;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b perlu
mnenetapkan Pedoman Teknis Inovasi Pelayanan Publik Gerobak Syrsak
dengan Keputusan Kepala UPT Puskesmas Teja.
Mengingat :
Ditetapkan di : Pamekasan
Pada Tanggal :
Pamekasan, 2022
Kepala UPT Puskesmas Teja
Anggota :
1. SOCHIBATUL ISLAMIYAH, A.Md.Kep
5. WAHYUNIGSIH, A.Md.Keb
6. HALIMATURRAHMAH, A.Md.Keb
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut data (Riskesdas Pamekasan, 2018) Proporsi Pemanfaatan Tanaman Obat
Keluarga (TOGA) dan Akupresur masih rendah (0,30%). Hal ini terjadi karena minat
masyarakat untuk menanam Tanaman Obat Keluarga (TOGA) dan Akupresur masih
rendah. Kecenderungan masyarakat Pamekasan lebih memilih obat Kimia. Puskesmas
Teja melalui kader kesehatan, PKK Desa, dan Saka Bakti Husada bermitra memiliki tugas
untuk menyampaikan informasi dan manjadi promotor untuk menggerakkan minat
masyarakat dalam menanam Tanaman Obat Keluarga. Pemanfaatannya di masing-masing
rumah tangga.
Puskesmas Teja memiliki jumlah mitra kerja, kader kesehatan sebanyak 245 orang,
PKK Desa sebanyak 10, dan Saka Bakti Husada sebanyak 40 orang. Dalam melaksanakan
kegiatan tersebut sering menemui beberapa permasalahan diantaranya:
1. Pola pikir masyarakat yang sulit untuk berubah
2. Kurangnya pengetahuan & keterampilan masyarakat tentang pentingnya Tanaman
Obat Keluarga (TOGA) dan Akupresur
Berdasarkan permasalahan diatas, Puskesmas Teja menyajikan inovasi “GEROBAK
SIRSAK” sebagai solusi untuk mempromotori dan menggerakkan masyarakat agar
menanam Tanaman Obat Keluarga (Toga) di pekarang rumah dan memanfaatkan
Akupresur.
B. Maksud dan Tujuan
Inovasi GEROBAK SIRSAK diharapkan dapat membantu masyarakat untuk
dapat mengatasi permasalahan kesehatannya secara mandiri (preventif) sebelum ke
Fasilitas Kesehatan (Kuratif) dan inovasi GEROBAK SIRSAK diharapkan dapat
meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan pada lingkup terkecil yaitu Rumah
Tangga sehingga tercipta keluarga yang sehat sejahtera.
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah ;
2. Peraturan Pemerintah nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2014 Tentang Administrasi
Pemerintahan ;
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2099 Tentang Pelayanan Publik
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 112?);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025;
6. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang ;
7. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perecanaan
Pembangunan Nasional ;
8. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah ;
9. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Indeks Inovasi
Daerah ;
10. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
BAB II
TINJAUAN TENTANG INOVASI DALAM PELAYANAN PUBLIK
A. Pengertian Inovasi
Kata Inovasi dapat diatrikan sebgai “proses” atau “hasil” pengembangan dan atau
pemanfaatan atau mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk, proses yang
dapat memberikan nilai yang lebih berarti. Menurut Rosenfeld dalam Sutarno
(2012:132), inovasi merupakan transformasi pengetahuan kepada produk, proses dan jasa
baru, tindakan menggunakan sesuatu yang baru. Inovasi merupakan rencana yang
berhasil dari suatu gagasan baru atau dengan kata lain merupakan mobilisasi
pengetahuan, keterampilan teknologis, dan pengalaman untuk menciptakan produk,
proses dan jasa baru. Menurut Rogers dalam LAN (2007:116) mengatakan bahwa
inovasi mempunyai atribut sebagai berikut:
1. Keuntungan Relatif Sebuah Inovasi harus mempunyai keunggulan dan nilai lebih
dibandingkan dengan inovasi sebelumnya. Selalu ada sebuah nilai kebaruan yang
melekat dalam inovasi yang menjadi ciri yang membedakannya dengan yang lain.
2. Kesesuaian inovasi juga sebaiknya mempunyasi sifat kompatibel atau kesesuaian
dengan inovasi yang digantinya. Hal ini dimaksudkan agar inovasi yang lama tidak
serta-merta dibuang begitu saja, selain karena alasan faktor biaya yang sedikit,
namun juga inovasi yang lama menjadi bagian dari proses transisi ke inovasi terbaru.
Selain itu juga dapat memudahkan proses adaptasi dan proses pembelajaran terhadap
inovasi itu secara lebih cepat.
3. Kerumitan dengan sifatnya yang baru, maka inovasi mempunyai tingkat kerumitan
yang boleh jadi lebih tinggi dibandingkan sengan inovasi sebelumnya. Namun
demikian, karena sebuah inovasi menawarkan cara yang lebih baru dan lebih baik,
maka tingkat kerumitan ini pada umumnya tidak menjadi masalah penting.
4. Kemungkinan Dicoba inovasi hanya bisa diterima apabila telah teruji da terbukti
mempunyai keuntungan atau nilai dibandingkan dengan inovasi yang lama. Sehingga
sebuah produk inovasi harus melewati fase “uji publik”, dimana setiap orang atau
pihak mempunyai kesempatan untuk menguji kualitas dari sebuah inovasi.
5. Kemudahan diamati sebuah inovasi harus juga dapat diamati, dari segi bagaimana
sebuah inovasi bekerja dan menghasilkan sesuatu yang lebih baik.
B. Keberhasilan Inovasi
Keberhasilan Inovasi produk baru yang dibuat perlu diperkenalkan kepada pasar agar
produk tersebut diterima dan dipakai secara meluas. Proses mulai dikenalkan hingga
digunakan oleh masyarakat secara luas. Terdapat beberapa faktor yang menentukan
keberhasilan inovasi, yaitu ada 3 faktor:
1. Karakteristik Inovasi (Produk) Sebuah produk baru dapat dengan mudah diterima
oleh konsumen (masyarakat) jika produk tersebut mempunyai keunggulan relatif.
Artinya produk baruakan menarik konsumen jika produk tersebut mempunyai
kelebihan dibandingkan produk-produk yang sudah ada sebelumnya di pasar.
Contohnya, alat elektronik misalnya handphone/gadget. Dalam waktu yang relatif
pendek telah banyak digunakan oleh masyarakat karena produk tersebut mempunyai
keunggulan relatif dibandingkan dengan sarana komunikasi sebelumnya.
2. Saluran Komunikasi Inovasi akan menyebar kepada konsumen yang ada di
masyarakat melalu saluran komunikasi yang ada. Suatu produk baru akan dapat
dengan segera dan menyebar luas ke masyarakat (konsumen
3. Sistem Sosial : Pada umumnya sistem sosial masyarakat modern lebih mudah
menerima inovasi dibandingkan dengan masyarakat yang berorientasi pada system
sosial tradisional karena masyarakat modern cenderung mempunyai sikap positif
terhadap perubahan, umumnya menghargai terhadap pendidikan dan ilmu
pengetahuan, mempunyai prespektif keluar yang lebih baik dan mudah berinteraksi
dengan orang-orang diluar kelompoknya, sehingga mempermudah masukan
penerimaan ide-ide baru dalam system social dan anggotanya dapat melihat dirinya
dalam peran berbeda-beda.
C. Inovasi Pelayanan Publik
Menurut Yogi dalam LAN ( 2007), ditinjau secara lebih khusus, pengertian
inovasi dalam pelayanan publik bisa diartikan sebagai prestasi dalam meraih,
meningkatkan dan memperbaiki efektifitas, efisisnsi dan akuntabilitas pelayanan
publik yang dihasilkan oleh inisiatif pendekatan, metodologi dan atau alat baru dalm
pelayanan masyarakat. Dengan pengertian ini inovasi publik tidak harus diartikan
sebagai upaya menympiang dari prosedur, melainkan sebagai upaya dalam mengisi
menfasirkan dan menyesuaikan atauran mengikuti keadaan setempat. Proses
kelahiran suatu inovasi bisa didorong oleh bermacam situasi. Secara inovasi dalam
layanan publik ini bisa lahir dalam bentuk inisiatif, seperti , kemitraan dalam
penyampaian pelayanan publik, baik anatar pemerintah dan swasta, sektor swasta
dan pemerintah. Pengunaan teknologi informasi untuk komunikasi dalam pelayanan
publik,pengadaan atau pembentukan lembaga layanan yang secara jelas
meningkatkan efektifitas layanan ( kesehatan, pendidikan, hokum dan kemananan
masyarakat).
D. Faktor- Faktor Penghambat Inovasi
Dalam melaksanakan inovasi terdapat kendala atau hambatan yang dihadapi, bentuk
dan sumber hambatan tersebut dapat bermacam-macam. Beberapa penghambat
tersebut anatara lain:
1. Budaya yang tidak menyukai resiko. Hal tersebut berkenaan dengan sifat inovasi
memiliki segala resiko, temasuk risiko keggalan zsektor publik khusunya
pegawai cenderung enggan berhubungan dengan dengan resiko dan memilih
untuk melaksanakan pekerjaan secara procedural-administratif dengan resiko
minimal
2. Tidak ada reward/ insentif untuk melakukan inovasi atau adopsi inovasi
3. Lemah dalam kecakapan( skiils) untuk mnegelola resiko / mengelola perubahan
4. Walapun teknologi tersedia, tetapi struktur organisasi dan budaya kerja, serta
proses birokrasi yang berbelit-belit menghambat berkembangya inovasi
5. Alokasi anggaran yang terbatas dalam system perencanaan jangka pendek
6. Tuntutan penyelenggaraan pelayanan publik dengan beban tugas administratif
BAB III
KEGIATAN-KEGIATAN INOVASI
GEROBAK SIRSAK
A. Pendampingan
Kegiatan inovasi Gerobak Sirsak ini telah dilakukan pendampingan oleh Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) kabupaten/kota yang mengelola urusan desa dan urusan
kesehatan di desa yang berkewajiban untuk melakukan pendampingan kepada pegiat
pemberdayaan masyarakat dan pelaku pembangunan di desa dalam membentuk dan
mengelola Inovasi Gerobak Sirsak . OPD kabupaten/kota dalam mendampingi anggota
inovasi Gerobak Sirsak dibantu oleh tenaga pendamping professional.
B. Pembinaan
Bupati/Walikota melalui OPD kabupaten/kota yang berurusan dengan desa
berkewajiban membina inovasi Gerobak Sirsak dengan cara memonitor dan mengevaluasi
keberadaan inovasi tersebut. Monitoring yang dilakukan biasanya dengan cara :
a. Monitoring agenda dan jadwal kegiatan inovasi Gerobak Sirsak
b. Menerima, mempelajari dan memberikan umpan balik terhadap realisasi
kegiatan Gerobak Sirsak
C. Pengawasan
Bupati/walikota melalui aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP)
kabupaten/kota berkewajiban melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan
inovasi Gerobak Sirsak.
BAB VI
PENUTUP
Buku Pedoman Teknis Inovasi Gerobak Sirsak disusun untuk dijadikan acuan oleh
Pembina, petugas kesehatan, petugas lintas sekttor dan lintas program terkait dalam
melaksanakan program dan kegiatan Gerobak Sirsak guna meningkatkan penanamaan TOGA di
masyarakat. Keberhasilan program inovasi ini dapat terwujud apabila dilaksankan secara
terintegrasi baik lintas program maupun lintas sector terarah serta berkesinambungan.
Harapan kami agar pedoman ini dapat dijadikan penuntun penyelengaraan program
Kesling dan PROMKES khususnya kepada masyarakat umum untuk pengetahuan tentang toga
dan akupresure. Akhir Kata Kami Ucapkan TErimakasaih pada semua pihak yang ikut terlibat
dalam buku ini . Semoga bermanfaat.