Anda di halaman 1dari 22

PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO

DINAS PENDIDIKAN KEBUDAYAAN PEMUDA DAN OLAHRAGA


BLOK PLAN PEMERINTAH PROVINSI
Jalan Thayeb M Gobel Desa Tinelo Ayula Kec. Bulango Selatan Kab. Bone Bolango

SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN

Pembangunan ruang UKS beserta perabotnya SMK MUHAMMADIYAH UTAMA POHUWATO

1. LATAR BELAKANG : Dalam rangka upaya peningkatan tersediaanya sarana dan prasarana sekolah yang
ada dilingkungan Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga Provinsi
Gorontalo, maka perlu unutk memberikan dan menjamin kualitas pendidikan maka perlu
untuk menyusun program-program yang bersentuhan dengan pendidikan berkelanjutan
terutama dalam rangka penyiapan sarana dan prasarana penunjang pendidikan.
Untuk mencapai kondisi tersebut, pada tahun anggaran 2022 pemerintah telah
mengalokasikan dana melalui DAK (Dana Alokasi Khusus) Pendidikan SMK dengan
sasaran peningkatan sarana dan prasarana sekolah berupa Pembangunan ruang UKS
beserta perabotnya SMK MUHAMMADIYAH UTAMA POHUWATO untuk Tahun
Anggaran 2022.

2. MAKSUD DAN TUJUAN : a. Maksud.


Memenuhi sarana dan prasarana sekolah yang ada di Kab/Kota agar proses belajar
mengajar dapat berjalan dengan baik.
b. Tujuan.
Terpenuhinya sarana dan prasarana pendidikan yang ada disekolah khsususnya
sekolah yang sangat membutuhkan, hal ini disebabkan oleh jumlah siswa yang
berlebihan yang tidak sesuai dengan sarana dan prasarana yang tersedia.

3. NAMA ORGANISASI - K/L/D/I : Pemerintah Daerah Provinsi Gorontalo


PENGADAAN BARANG/JASA - SKPD : Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olahraga
Provinsi Gorontalo
- PPK : Muhamad Rizal Datau, ST
- PROGRAM : Pengelolaan Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan

- KEGIATAN : Penyediaan Biaya Personil Peserta Didik Sekolah


Menengah Kejuruan

4. SUMBER DANA : Bersumber dari DAK Fisik Reguler Pendidikan SMK TA 2022.
DAN PERKIRAAN BIAYA
NAMA PEKERJAAN LOKASI PAGU HPS

Pembangunan ruang UKS


beserta perabotnya SMK Kabupaten
150.760.000 150.710.000
MUHAMMADIYAH UTAMA Pohuwato
POHUWATO

5. RUANG LINGKUP PEKERJAAN : Pekerjaan Pembangunan ruang UKS beserta perabotnya SMK MUHAMMADIYAH
UTAMA POHUWATO terdiri dari :
1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN KONSTRUKSI (SMKK)
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN PONDASI
5. PEKERJAAN BETON BERTULANG
6. PEKERJAAN PASANGAN
7. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
8. PEKERJAAN RANGKA DAN PLAFOND
9. PEKERJAAN FINISHING
10. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11. PEKERJAAN ATAP
12. PENGADAAN PERABOT
1
13. PEKERJAAN AKHIR

6. LOKAS PEKERJAAN : _Kabupaten Pohuwato Provinsi Gorontalo.

7. JANGKA WAKTU Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan : 120 HK


PELAKSANAAN DAN
PEMELIHARAAN Masa pemeliharaan Bangunan : 180 HK terhitung sejak penyerahan akhir pekerjaan.

8. PERSONIL MANAJERIAL YANG : - Personil Manajerial yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi ini :
DISYAATKAN
Penga
No Jabatan Jumlah Kompotensi Kerja
laman
1 Pelaksana 1 Orang SKTK (TA 022) Pelaksana -
Lapangan Bangunan Gedung / Pekerjaan
Gedung atau SKTK (TS 051)
Pelaksana Bangunan Gedung
2 Petugas K3 1 Orang Sertifikat K3 -
Konstruksi

9. PERALATAN MINIMAL YANG : Daftar Peralatan yang dipersyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi
DIBUTUHKAN sebagai berikut :

Jenis
No Kapasitas Minimal Jumlah
Peralatan
1 Peralatan 1 set
Pertukangan

10. KELUARAN / PRODUK YANG Tercapainya Pembangunan ruang UKS beserta perabotnya SMK MUHAMMADIYAH
DIINGIKAN UTAMA POHUWATO sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan.

SPESIFIKASI TEKNIS DAN GAMBAR

No. NamaPekerjaan SpesifikasiTeknis Keterangan


1 Pekerjaan Urugan
a. Tanah /Pasir Gunung dibawah Lokal
lantai
2 Pekerjaan Urugan
a. Pasir Lokal
3 Pekerjaan Aanstamping batu
kali/belah
a. Batu Kali/Belah Lokal
4 Pekerjaan Pasangan Pondasi
a. Pas. Pondasi
 Pasir Lokal , kadar lumpur yang diizinkan Maksimal
5%
 Semen Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-
150 Type I (1 ZAK =50KG)
 Batu Kali/Belah Lokal
5 Pekerjaan Pasangan
a. Pas. Dinding Sp. 1 : 5
 Pasir Lokal , kadar lumpur yang diizinkan Maksimal
5%
 Semen Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-

2
150 Type I (1 ZAK =50KG)
 bata Bata Merah Ex. Lokal
6 Pekerjaan Plesteran Sp.1 : 5
a. Pek. Plester Sp.1 : 5
 Pasir Lokal , kadar lumpur yang diizinkan Maksimal
5%
 Semen Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-
150 Type I (1 ZAK =50KG)
7 Pekerjaan Pintu dan Kaca
a. Kusen Pintu Dan Jendela kusen aluminium 4”
b. Daun Pintu dan Jendela Bingkai alumunium
c. Pekerjaan Engsel dan aksesoris
 Kunci Tanam Biasa Kunci tanam (2x Putaran)
 Engsel pintu Engsel Pintu 4 Inch
 Engsel jendela Engsel Jendela 3 Inch
 Grendel Jendela Grendel Aluminium
 kait angin kait angin Aluminium
 hendel pintu Handle pintu

8 PekerjaanBeton
a. Sloef 15/20 Cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
b. Kolom utama 20x20 cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
c. Kolom utama 15x30cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
d. Kolom Praktis 12/12 Cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
e. Balok Latey 12/12 Cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
f. Ring Balok 15/20 Cm & 15/25 cm f'c = 19,3 Mpa ( K225 )
 Pasir Lokal , kadar lumpur yang diizinkan Maksimal
5%
 Kerikil Lokal , Maksimum 30 mm
 Semen Portland Cement Indonesia NI-8 atau ASTM C-
150 Type I (1 ZAK =50KG)
9 Pekerjaan Rangka Atap
a. Rangka Baja Ringan Kuda-kuda jarak maksimal 1,25 meter

Baja Ringan usuk C 75.75. T = 0,75 mm , SNI,


dan Bersertifikat
reng R.35.45 SNI,
b. Listplank Conwood lebar 30 cm
c. Bubungan Bubungan Genteng metal
10 Pekerjaan Penutup Atap
a. Atap Genteng Metal T = 0,30 mm
11 Pekerjaan lantai
a. Pasir Lokal yang tidak mengandung lumpur

b. Semen SNI
c. Lantai Bangunan Keramik Uk. 40x40 Cm,
12 Pekerjaan Plafond
a. Rangka Plafond Almunium Hollow 4 x 2 Cm, dan 4x4 Cm, T =
0,25 mm Modul 60x60 CM
b. Plafond Gypsum Board t 9 mm

13 Pekerjaan Elektrikal
a. Kabel Instalasi Eterna, supreme
b. Lampu LED Lampu Downlight Led rata plafond
3
c. Stop kontak Inbow panasonic
d. Saklar Panasonic
14 Pekerjaan Cat
a. Cat Dinding Catylac Interior dan Catylac Exterior
b. Cat Plafond Catylac , metrolite Interior

15 Pekerjaan Meubelair
a. Meja 1/2 Biro+ Kursi Guru Ukuran Sesuai Gambar Rencana, Kayu Kls II,
Chitose Kwalitas Baik, Finishing Politur/Melamin
b. Lemari Alat/Bahan Ukuran Sesuai Gambar Rencana, Kayu Kls II,
Kwalitas Baik, Finishing Politur/Melamin

Lembar Spesifikasi Teknis digunakan untuk lampiran dalam kontrak dan sebagai acuan dalam
pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa.Spesifikasi teknis bersifat mengikat dalam pelaksanaan
pekerjaan,Sebelum memasukan material kelokasi terlebih dahulu
mengajukan sampel material dan harus mendapat persetujuan dari
direksi, konsultan pengawas, PPTK, dan KPA,

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT


BAB I
PERSYARATAN TEKNIS UMUM

I.1. LINGKUP PEKERJAAN


1.1.1. PEMBANGUNAN RUANG UKS BESERTA PERABOTNYA meliputi:

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. SMKK
3. PEKERJAAN TANAH
4. PEKERJAAN PONDASI
5. PEKERJAAN BETON BERTULANG
6. PEKERJAAN PASANGAN
7. PEKERJAAN PINTU DAN JENDELA
8. PEKERJAAN RANGKA DAN PLAFOND
9. PEKERJAAN FINISHING
10. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
11. PEKERJAAN ATAP
12. PEKERJAAN PERABOT
13. PEKERJAAN AKHIR

I.1.2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen dimaksud berikut, lingkup pekerjaan yang
termasuk tetapi tidak terbatas pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengadaan bahan/ material
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup pekerjaan yang
ditugaskan

4
d. Koordinasi dengan Pemborong/ pekerja lain yang berhubungan dengan pekerjaan pada
bagian pekerjaan yang ditugaskan
e. Penjagaan kebersihan, kerapian dan keamanan area kerja
f. Pembuatan as build drawing (gambar terlaksana)

I.2. REFERENSI.
I.2.1.Merk Dagang dan Kesetarafan.
a. Penyebutan sesuatu merk dagang bagi suatu bahan/produk didalam Persyaratan Teknis
Umum, secara umum harus diartikan sebagai persyaratan kesetarafan kwalitas penampilan
dari bahan/produk tersebut, yang mana dinyatakan dengan kata-kata "atau yang setaraf".
b. Kecuali secara khusus dipersyaratkan lain, maka penggunaan bahan/produk lain yang dapat
dibuktikan mempunyai kwalitas penampilan yang setaraf dengan bahan/produk
yang memakai merk dagang yang disebutkan, dapat diterima sejauh bahwa untuk itu
sebelumnya telah diperoleh persetujuan tertulis dari Direksi/Pengawas atau kesetarafan
tersebut.
c. Penggunaan bahan/produk yang disetujui sebagai "setaraf” tidak dianggap sebagai
perubahan pekerjaan dan karenanya perbedaan harga dengan bahan produk yang
disebutkan merk dagangnya akan diabaikan.
d. Sejauh bisa memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan, penggunaan produksi dalam
Negeri lebih diutamakan.

I.2.2. Penggantian.
a. Pemborong bisa mengajukan usulan untuk menggantikan sesuatu bahan/produk dengan
sesuatu bahan/produk lain dengan penampilan yang setaraf dengan yang dipersyaratkan.
b. Dalam persetujuan atau sesuatu penggantian, perbedaan harga yang ada dengan
bahan/produk yang disyaratkan akan diperhitungkan sebagai perubahan pekerjaan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1. Dalam hal dimana penggantian disebabkan karena kegagalan Pemborong untuk
mendapatkan bahan/produk seperti yang dipersyaratkan, maka perubahan pekerjaan
yang bersifat biaya tambah dianggap tidak ada.
2. Dalam hal dimana penggantian dapat disepakati oleh Direksi/Pengawas dan Pemberi
Tugas sebagai masukan baru yang menyangkut nilai-nilai tambah,
maka perubahan pekerjaan mengakibatkan biaya tambah dapat diperkenankan.

I.2.3. Persetujuan Bahan.


a. Untuk menghindarkan penolakan bahan dilapangan, dianjurkan agar sebelum sesuatu
bahan/produk akan dibeli/dipesan, terlebih dahulu dimintakan
persetujuan dari Direksi/Pengawas atau kesesuaian dari bahan/ produk tersebut pada
Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis yang dilampirkan pada
contoh/brosur dari bahan/produk yang bersangkutan untuk
diserahkan kepada Direksi/Pengawas Lapangan.
b. Penolakan bahan dilapangan karena diabaikannya prosedur diatas sepenuhnya
merupakan tanggung jawab Pemborong, atau mana tidak dapat diberikan

5
pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti tersebut diatas tidak
melepaskan tanggung jawab Pemborong dari kewajibannya dalam Perjanjian
Kerja ini untuk mengadakan bahan/produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta
tidak merupakan jaminan akan diterima/disetujuinya seluruh bahan/produk tersebut
dilapangan.

I.2.4. Penyimpanan Bahan.


a. Untuk bahan/ produk dikelompokkan menurut umur pemakaian tersebut yang mana harus
dinyatakan dengan tanda pengenal dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Terbuat dari kaleng atau kertas karton yang tidak rusak selama penggunaan ini
2. Berukuran minimal 40 x 60 cm
3. Huruf berukuran minimum 10 cm dengan warna merah
4. Diletakkan ditempat yang mudah terlihat
b. Penyusunan bahan sejenis selama penyimpanan diatur sedemikian rupa, sehingga bahan
yang terlebih dulu masuk akan terlebih dulu dikeluarkan untuk dipakai dalam pekerjaan.

I.3. PELAKSANAAN.
1.3.1. Rencana Pelaksanaan
a. Dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak ditanda-tanganinya Surat Perintah Kerja (SPK) oleh kedua
belah pihak, Pemborong harus menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas sebuah Rencana
kegiatan mengenai seluruh kegiatan yang perlu dilakukan untuk melaksanakan
pekerjaan ini dalam diagram mana dinyatakan pula urutan logis serta kaitan/hubungan
antara seluruh kegiatan-kegiatan tersebut.
b. Kegiatan-kegiatan Pemborong selama masa pengadaan/pembelian serta waktu
pengiriman/pengangkutan dari :
1. Bahan, elemen, komponen dari pekerjaan maupun pekerjaan persiapan/ pembantu.
2. Peralatan dan perlengkapan untuk pekerjaan
c. Kegiatan-kegiatan Pemborong selama waktu fabrikasi, pemasangan dan pembangunan.
d. Pembuatan gambar-gambar kerja.
e. Permintaan persetujuan atau bahan serta gambar kerja maupun rencana kerja.
f. Harga borongan dari masing-masing kegiatan tersebut.
g. Jadwal untuk seluruh kegiatan tersebut.
h. Direksi/Pengawas akan memeriksa rencana kerja Pemborong dan memberikan tanggapan
atas itu dalam waktu 2 (dua) minggu.
i. Pemborong harus memasukkan kembali perbaikan atau rencana kerja kalas Direksi/
Pengawas meminta diadakannya perbaikan/penyempurnaan atau rencana kerja tadi
paling lambat 4 (empat) hari sebelum dimulainya waktu pelaksanaan.
j. Pemborong tidak dibenarkan memulai sesuatu pelaksanaan atau pekerjaan sebelum
adanya persetujuan dari Direksi/Konsultan Pengawas, Tim Teknis/PTP adanya rencana kerja
ini.

6
I.3.2. Ijin Pelaksanaan.
Ijin pelaksanaan paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum memulai pekerjaan tersebut,
Pemborong diwajibkan untuk mengajukan ijin pelaksanaan secara tertulis kepada Direksi, Tim
Teknis/PTP dengan dilampiri gambar kerja yang sudah disetujui. Ijin pelaksanaan yang disetujui
sebagai pegangan Pemborong untuk melaksanakan pada bagian pekerjaan tersebut.

I.3.3. Rencana Mingguan dan Bulanan.


a. Selambat-lambatnya pada setiap hari Sabtu dalam masa dimana pelaksanaan pekerjaan
berlangsung, Pemborong wajib untuk menyerahkan kepada Direksi/ Pengawas suatu
rencana mingguan yang berisi rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
akan dilaksanakan dalam minggu berikutnya.
b. Selambat-lambatnya pada minggu terakhir dari setiap bulan, Pemborong wajib
menyerahkan kepada Direksi, Tim Teknis suatu rencana bulanan yang menggambarkan
dalam garis besarnya, berbagai rencana pelaksanaan dari berbagai bagian pekerjaan yang
direncanakan untuk dilaksanakan dalam bulan berikutnya.
c. Kelalaian Pemborong untuk menyusun dan menyerahkan rencana mingguan maupun
bulanan dinilai Sama dengan kelalaian dalam melaksanakan perintah Direksi/Pengawas
dalam pelaksanaan pekerjaan.
d. Untuk memulai suatu bagian pekerjaan yang baru, Pemborong diwajibkan untuk
memberitahu Direksi, Tim Teknis mengenai hal tersebut paling sedikit 2 x 24 jam
sebelumnya.

I.3.4. Pengujian Hasil Pekerjaan.


a. Kecuali dipersyaratkan lain secara khusus,maka Badan/Lembaga yang akan
melakukan pengajuan dipilih atau persetujuan Direksi, Tim Teknis dari Lembaga/
Badan Penguji milik Pemerintah atau yang diakui Pemerintah atau Badan lain yang oleh
Direksi/Tim Teknis dianggap memiliki obyektivitas dan integritas yang menyakinkan. Atau
hal yang terakhir ini Pemborong tidak berhak mengajukan sanggahan.
b. Semua biaya pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban
Pemborong.
c. Dalam hal dimana Pemborong tidak dapat menyetujui hasil pengujian dari Badan Penguji
yang ditunjuk oleh Direksi, Pemborong berhak mengadakan pengujian tambahan
pada Lebaga/Badan lain yang memenuhi persyaratan Badan Penguji seperti tersebut diatas
untuk mana seluruh pembiayaanya ditanggung sendiri oleh Pemborong.
d. Apabila ternyata bahwa kedua hasil pengujian dari kedua Badan tersebut memberikan
kesimpulan yang berbeda, maka dapat dipilih untuk :
1. Memilih Badan/ Lembaga Penguji ketiga atau kesepakatan bersama.
2. Melakukan pengujian ulang pada Badan/Lembaga Penguji pertama atau kedua
dengan ketentuan tambahan sebagai berikut :
- Pelaksanaan pengujian ulang harus disaksikan oleh Direksi/ Pengawas, Tim Teknis
dan Pemborong maupun wakil-wakilnya.
- Pada pengujian ulang harus dikonfirmasikan penerapan dari alat-alat penguji.

7
3. Hasil dari pengujian ulang harus dianggap final, kecuali bilamana kedua belah pihak
sepakat untuk menganggapnya demikian.
4. Apabila hasil pengujian ulang mengkonfirmasikan kesimpulan dari hasil pengujian yang
pertama, maka semua akibat langsung maupun tidak langsung dari adanya
semua pengulangan pengujian menjadi tanggungan Pemborong.
5. Apabila hasil pengujian ulang menunjukkan ketidak-tepatan kesimpulan dari hasil
pengujian yang pertama dan membenarkan kesimpulan dari hasil pengujian yang
kedua, maka :
- 2 (dua) dari 3 (tiga) penguji yang bersangkutan atas pilihan Pemborong akan
diperlakukan sebagai pekerjaan tambah.
- Atas segala penundaan pekerjaan akibat adanya penambahan/pengulangan
pengujian akan diberikan tambahan waktu pelaksanaan pada bagian
pekerjaan bersangkutan dan bagian-bagian lain yang terkena akibatnya,
penambahan mana besarnya adalah sesuai dengan penundaan yang terjadi.

I.3.5. Penutupan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan.


a. Sebelum menutup suatu bagian pekerjaan dengan bagian pekerjaan yang lain
yang menghalangi Direksi/Pengawas, Tim Teknis untuk memeriksa bagian pekerjaan
yang terdahulu, Pemborong wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi/Pengawas
mengenai rencananya untuk melaksanakan bagian pekerjaan yang akan menutupi bagian
pekerjaan tersebut, sedemikian rupa sehingga Direksi/ Pengawas berkesempatan secara
wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk dapat disetujui
kelanjutan pengerjaannya.
b. Kelalaian Pemborong untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada
Direksi/Pengawas untuk dibelakang hari menuntut pembongkaran kembali bagian pekerjaan
yang menutupi tersebut, guna memeriksa hasil pekerjaan yang terdahulu yang mana
akibatnya sepenuhnya Akan ditanggung oleh Pemborong.
c. Dalam hal dimana laporan telah disampaikan dan Direksi tidak mengambil langkah-
langkah untuk menyelesaikan pemeriksaan yang dimaksudkan, maka setelah lewat dari 2
(dua) hari kerja sejak laporan disampaikan, Pemborong berhak
melanjutkan pelaksanaan pekerjaan dan menganggap bahwa Direksi telah menyetujui
bagian pekerjaan yang ditutup tersebut.
d. Pemeriksaan dan persetujuan oleh Direksi/Pengawas atau suatu pekerjaan tidak melepaskan
Pemborong dari kewajibannya untuk melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat
Perjanjian Pemborong (SPP).

I.3.6. Kebersihan dan Keamanan.


a. Pemborong bertanggung jawab untuk menjaga agar area kerja senantiasa berada dalam
keadaan rapih dan bersih.
b. Pemborong bertanggung jawab atau keamanan diarea kerja, termasuk apabila diperlukan
tenaga, peralatan atau tanda- tanda khusus.

8
I.4. PENJELASAN RKS DAN GAMBAR
a. Bila terdapat perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail maka gambar detail yang
diikuti.
b. Bila pada gambar terdapat perbedaan antara skala dan ukuran maka ukuran dengan angka
dalam gambar yang diikuti.
c. Bila terdapat perbedaan ukuran, jumlah serta bahan-bahan yang diperlukan, maka RKS yang
diikuti.
d. Bila rekanan meragukan perbedaan antara gambar-gambar yang ada dengan RKS, baik
tentang mutu bahan maupun konstruksi, maka rekanan wajib bertanya kepada Pengawas
secara tertulis.
e. Sebelum melaksanakan pekerjaan, rekanan harus meneliti kembali semua dokumen yang ada
untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan (Aanwijzing).
f. Kekeliruan pelaksanaan akibat kelalaian hal-hal diatas menjadi tanggung jawab Kontraktor.

I.5. KEAMANAN/ PENJAGAAN.


1.5.1. Untuk keamanan Pemborong diwajibkan mengadakan penjagaan, bukan saja terhadap
pekerjaannya, tetapi juga bertanggung jawab atas keamanan, kebersihanpagar, pohon-pohon
dan taman-taman yang telah ada.
1.5.2. Pemborong bertanggung jawab atas kebersihan lapangan.
1.5.3. Segala operasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan untuk pembangunan pekerjaan
sementara sesuai dengan ketentuan kontrak harus dilaksanakan sedemikian rupa sehingga tidak
menimbulkan gangguan terhadap ketentraman penduduk atau jalan-jalan yang harus digunakan
jalan perorangan atau umum, milik Pemberi Tugas ataupun milik pihak lain. Pemborong harus
membebaskan Pemberi Tugas dari segala tuntutan ganti rugi sehubungan dengan hal tersebut
diatas.
1.5.4. Pemborong harus bertanggung jawab atas kerusakan-kerusakan pada jalan
yang menghubungkan proyek sebagai akibat dari lalu lalang peralatan ataupun kendaraan
yang dipergunakan untuk mengangkut bahan-bahan/material guna keperluan proyek.

I.6. ALAT–ALAT PELAKSANAAN PENGUKURAN


Selama masa pelaksanaan, Pemborong harus menyediakan/menyiapkan alat-alat, baik untuk
sarana pekerjaan maupun yang diperlukan untuk memenuhi kualitas hasil pekerjaan antara lain
pengaduk beton, pompa air, dan sebagainya. Penentuan semua titik duga letak bangunan, siku-
siku bangunan, maupun datar dan tegak lurusnya bangunan harus ditentukan dengan memakai
alat ukur water pass atau theodolit.

I.7. SYARAT-SYARAT CARA PEMERIKSAAN BAHAN BANGUNAN


a. Rekanan harus selalu memegang teguh disiplin kerja, dan tidak memperkerjakan tenaga yang
tidak sesuai atau tidak mempunyai keahlian dalam tugas yang diserahkan kepadanya.
b. Pemborong menjamin bahwa semua bahan bangunan dan perlengkapan yang disediakan
menurut kontrak dalam keadaan baru dan bahwa semua pekerjaan akan berkualitas baik.
Semua pekerjaan yang tidak sesuai dengan standar dapat ditolak.

9
I.8. PENGUJIAN HASIL PEKERJAAN
1. Dalam pengajuan penawaran, Pemborong harus memperhitungkan semua biaya pengujian,
pemeriksaan berbagai bahan pekerjaan, Pemborong tetap bertanggung jawab atas biaya-
biaya pengiriman yang tidak memenuhi syarat-syarat (penolakan bahan) yang dikehendaki.
2. Semua Biaya Pengujian dalam jumlah seperti yang dipersyaratkan menjadi beban Kontraktor.

I.9. PENUTUPAN HASIL PELAKSANAAN PEKERJAAN.


1. Sebelum menutup suatu Bagian Pekerjaan dengan Bagian Pekerjaan yang lain, yang
menghalangi Direksi Pekerjaan untuk memeriksa Bagian Pekerjaan yang terdahulu, Kontraktor
wajib melaporkan secara tertulis kepada Direksi Pekerjaan mengenai rencananya untuk
melaksanakan Bagian Pekerjaan yang pertama tersebut, sehingga Direksi Pekerjaan
berkesempatan secara wajar melakukan pemeriksaan pada bagian yang bersangkutan untuk
dapat disetujui kelanjutan pekerjaannya.
2. Kelalaian Kontraktor untuk menyampaikan laporan diatas, memberikan hak kepada Direksi
Pekerjaan untuk memerintahkan pembongkaran kembali Bagian Pekerjaan yang menutupi
tersebut,
3. Apabila laporan telah disampaikan dan Direksi Pekerjaan tidak mengambil langkah untuk
menyelesaikan pemeriksaan tersebut dalam jangka waktu 2 (dua) hari kerja sejak laporan
disampaikan, maka Kontraktor berhak melanjutkan Pelaksanaan Pekerjaan serta menganggap
Direksi Pekerjaan telah menyetujui Bagian Pekerjaan yang ditutup tersebut.
4. Pemeriksaan dan Persetujuan oleh Direksi Pekerjaan terhadap suatu pekerjaan, tidak
melepaskan Kontraktor dari kewajibannya untuk melaksanakan seluruh pekerjaan sesuai
dengan Dokumen Pelaksanaan atau Kontrak Pekerjaan.

I.10. PEKERJAAN TAMBAH DAN KURANG


1. Pemborong wajib sesuai dengan pekerjaan yang diterimanya menurut ketentuan dan gambar
detail yang telah disahkan Direksi, melaksanakan secara keseluruhan atau dalam bagian-
bagian menurut semua persyaratan teknis untuk mendapatkan pekerjaan yang baik.
2. Pekerjaan tambah dan kurang hanya dapat dikerjakan atas perintah atau persetujuan tertulis
dari Direksi. Selanjutnya perhitungan penambahan pengurangan pekerjaan dilakukan atas
dasar harga yang disetujui oleh kedua belah pihak,
3. Pekerjaan tambah dan kurang yang dikerjakan tanpa ijin tertulis Pengawas adalah tidak sah
dan menjadi tanggung jawab Pemborong sepenuhnya.

I.11. PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN


1.11.1. Dokumen Terlaksana.
1. Pada penyelesaian dari setiap pekerjaan, Kontraktor wajib menyusun Dokumen Terlaksana
yang terdiri dari :
a. Gambar-gambar Perlaksana (as build drawing).
b. Spesifikasi Teknis Terlaksana dari pekerjaan yang telah dilaksanakannya.
2. Penyusunan Dokumen Terlaksana dikecualikan untuk pekerjaan dibawah ini:
a. Ornamental.
b. Pertamanan.

10
c. Finishing Arsitektur.
d. Pekerjaan Persiapan.
e. Penyedia bahan, Perlengkapan dan Peralatan kerja.
3. Dokumen Terlaksana dapat disusun berdasarkan :
a. Dokumen Pelaksanaan.
b. Gambar Perubahan Pelaksanaan.
c. Perubahan Spesifikasi Teknis.
d. Brosur Teknis yang telah diberi tanda pengenal khusus sesuai petunjuk Direksi Pekerjaan.
4. Dokumen Terlaksana ini harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
I.11.2. Penyerahan.
Pada waktu Penyerahan Pekerjaan, Kontraktor wajib menyerahkan:
1. 2 (dua) set Dokumen Terlaksana.
2. Untuk peralatan/perlengkapan :
a. 2(dua) set Pedoman Operasi dan Pedoman Pemeliharaan.
b. Suku Cadang sesuai yang dipersyaratkan.
3. Untuk berbagai macam kunci :
a. Semua kunci orsinil.
b. Minimum 1 (satu) kunci duplikat.
c. Dilakukan pewarnaan / penomoran pada kunci
4. Dokumen-dokumen Resmi (seperti Surat Izin Tanda Pembayaran Cukai, Surat Fiskal Pajak dan
lain-lain).
5. Segala macam Surat Jaminan sesuai yang dipersyaratkan.
6. Surat pernyataan Pelunasan sesuai Petunjuk Direksi Pekerjaan.

11
BAB II
PERSYARATAN TEKNIS KHUSUS
PEKERJAAN PERSIAPAN DAN LAPANGAN

B. SYARAT KHUSUS
Pasal 1
PENJELASAN KEGIATAN
Kegiatan yang dimaksud dalam rencana kegiatan dan syarat-syarat ini terdiri dari :
PEMBANGUNAN RUANG UKS BESERTA PERABOTNYA
PASAL 2
SARANA KERJA.
a. Kontraktor wajib memasukkan identifikasi tempat kerja bagi semua pekerjaan yang
dilakukan diluar lapangan sebelum pemasangan peralatan yang dimiliki serta jadwal kerja.
b. Semua sarana kerja yang digunakan harus benar-benar baik dan memenuhi persyaratan
kerja sehingga memudahkan dan melancarkan kerja dilapangan.
c. Penyediaan tempat penyimpanan bahan/material dilapangan harus aman dari segala
kerusakan hilang dan hal-hal dasar yang mengganggu pekerjaan lain yang sedang berjalan.

1. PENGATURAN JAM KERJA DAN PENGERAHAN TENAGA KERJA.


a. Pemborong harus dapat mengatur sedemikian rupa dalam hal pengerahan tenaga kerja,
pengaturan jam kerja maupun penempatan bahan hendaknya di konsultasikan terlebih
dahulu dengan Pengawas lapangan. Khususnya dalam pengerahan tenaga kerja dan
pengaturan jam kerja dalam pelaksanaannya harus sesuai dengan peraturan perburuhan
yang berlaku.
b. Kecuali ditentukan lain, Pemborong harus menyediakan akomodasi dan fasilitas-fasilitas lain
yang dianggap perlu misalnya (air minum, toilet yang memenuhi syarat-syarat kesehatan
dan fasilitas kesehatan lainnya seperti penyediaan perlengkapan PPPK yang cukup serta
pencegahan penyakit menular.)
c. Pemborong harus membatasi daerah kerjanya disekitar tempat pekerjaan dan harus
mencegah sedemikian rupa supaya para pekerjanya tidak melanggar wilayah bangunan-
bangunan lain yang berdekatan, dan pemborong harus melarang siapapun yang tidak
berkepentingan memasuki tempat pekerjaan.

2. PERLINDUNGAN TERHADAP SARANA YANG ADA.


a. Pemborong diwajibkan mengidentifikasikan keadaan bangunan ataupun prasarana lain di
sekitar lokasi sebelum memulai pekerjaan.
b. Selama pekerjaan berlangsung Pemborong harus selalu menjaga kondisi jalan dan peralatan-
peralatan disekitar lokasi pekerjaan, hal tersebut menjadi tanggung jawab pemborong
terhadap kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat pelaksanaan pekerjaan ini.
c. Kontraktor wajib mengamankan sekaligus melaporkan/menyerahkan kepada pihak yang
berwenang bila nantinya menemukan benda-benda bersejarah.

12
PASAL 3
PENGUKURAN DAN PASANG BOWPLANK

a. Penyedia jasa diwajibkan mengukur kembali lokasi, batas-batas site dengan alat- alat yang
dapat dipercaya kebenarannya, bila tidak ada kecocokan yang mungkin terjadi di lapangan
dengan gambar rencana, Penyedia jasa wajib melaporkan kepada Pengawas Lapangan.
b. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan alat theodolith/Water
Pass. Penyedia jasa harus menyediakan peralatan dan operatornya.
c. Bouwplank terbuat dari kayu Kls II ukuran 2 x 20 cm diserut halus dibagian atasnya dan
terpasang kokoh/kuat pada patok kayu yang tertanam di tanah sehingga tidak bisa dirubah-
rubah.
d. Bouwplank dipasang sejarak 1 m dari as tepi lapangan dan dinding luar bangunan.

PASAL 4
PAPAN NAMA PROYEK
a. Papan Nama Kegiatan harus dibuat dan dipasang dilokasi yang akan dibangun agar dapat
dilihat dan dibaca dengan mudah.
b. Papan nama kegiatan dibuat dengan ukuran 1.00 x 1,240 m yang format dan redaksinya
akan ditentukan kemudian sesuai dengan gambar rencana kerja.

PASAL 5
PEKERJAAN PENYEDIAAN AIR DAN DAYA LISTRIK UNTUK BEKERJA
a. Air untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dengan membuat sumur pompa di tapak
proyek atau disuplai dari luar. Air harus bersih, bebas dari debu, bebas dari lumpur, minyak
dan bahan-bahan kimia lainnya yang merusak.Penyediaan air harus sesuai dengan petunjuk
dan persetujuan Direksi/ Pengawas.
b. Listrik untuk bekerja harus disediakan Kontraktor dan diperoleh dari sambungan sementara
PLN setempat selama masa pembangunan, atau penggunaan diesel untuk pembangkit tenaga
listrik hanya diperkenankan untuk penggunaan sementara atas persetujuan pengawas. Daya
listrik juga disediakan untuk suplai Kantor Direksi Lapangan.
c. Segala biaya atas pemakaian daya dan air di atas adalah beban Kontraktor.

PASAL 6
DIREKSI & GUDANG BAHAN
a. Sebelum Kontraktor mulai melaksanakan pekerjaannya, maka terlebih dahulu mempersiapkan
mess untuk tenaga kerja, dan gudang bahan, serta kantor direksi, dalam pekerjaan ini pelaksana
diwajibkan untuk menyewa rumah disekitar lokasi pekerjaan.

PASAL 7
K3 & Keselamatan Kerja
Tujuan K3 untuk melindungi dan memelihara kesehatan dan keselamatan pekerja guna
meningkatkan kinerjanya. Untuk menjaga dan memastikan keselamatan dan kesehatan semua
orang dilingkungan kerja. Dan untuk memastikan sumber produksi terpelihara secara baik dan
dapat digunakan dengan aman dan efisien.
Kelengkapan K3
13
a. Pelaksana harus menjamin keselamatan dan kesehatan tanaga kerjanya.
b. Penyiapan RK3K Meliputi : Pembuatan kartu identitas pekerja
c. Sosialisasi & Promosi K3 Meliputi ; Pelatihan dan Papan informasi K3
d. Alat keselamatan kerja meliputi : Helm keselamatan = 10 Bh, Sepatu Boot = 10 Psg, Kaca
mata pengaman = 1o Bh , Pelindung Telinga = 10 buah, rompi = 10 buah, masker = Ls , dan
sarung tangan = 18 Pasang.
e. Alat pelindung kerja terdiri dari : Jaring Keselamatann= Ls, Tali keselamatan = Ls dan
pelindung jatuh = Ls
f. Fasilitas sarana kesehatan terdiri dari peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, tabung oksigen,
obat luka, perban , dan lain-lain). Alat pengkur suhu, alat pengukur tekanan darah, hand
sanitaizer
g. Asuransi & Perizinan Meliputi : BPJS ketenagakerjaan dan kesehatan kerja
h. Rambu-rambu terdiri atas : Rambu pekerjaan sementara
i. Lain-lain terkait pengendalian resiko K3 : Alat pemadam api ringan, bendera K3

Pasal 8
PEKERJAAN TANAH
Galian tanah.
a. Galian tanah dilaksanakan untuk :
 Mendapatkan peil yang sesuai dengan peil permukaan lantai yang terteradalam gambar.
 Konstruksi pondasi.
b. Jika terdapat air menggenang dalam parit/galian pondasi, harus digali dan ditimbun kembali
dengan pasir urug, disiram air dan dipadatkan.
c. Galian harus mencapai kedalaman seperti tercantum dalam gambar bestek dan cukup lebar
untuk bekerja dengan leluasa.
d. Galian tanah tidak boleh melebihi kedalaman yang ditentukan dan bila hal ini terjadi pengukuran
kembali harus dilakukan dengan pasangan atau beton tumbuk tanpa biaya tambahan dari
pemberi tugas.

Urugan tanah.
a. Untuk bagian-bagian diluar bangunan dilakukan pengurugan tanah sampai mencapaitebal sesuai
dengan ketentuan gambar. Urugan tanah harus dilaksanakan pemadatanlapis demi lapis setebal
maksimum 20 cm setiap lapisnya.
b. Tanah humus tidak diperkenankan untuk mengurug. Tanah yang berasal dari tanah galian tidak
dapat untuk maksud-maksud penambahan (Penimbunan) harus dibuang/ditimbun ditempat
yang akan ditentukan oleh Direksi.
c. Urugan tanah harus dilaksanakan segera urugan kembali dari parit/galian pondasi kaki kolom
selesai dikerjakan agar cukup waktu untuk dipadatkan.

Pasal 9
URUGAN PASIR DAN TANAH
1. Urugan pasir dilaksanakan untuk :
a. mengurug kembali galian yang ada dibawah lantai dan Pondasi.
b. Tempat-tempat lain yang dianggap perlu sebagai syarat teknis yang baik sempurna (sesuai
gambar bestek).
c. Urugan pasir dilaksanakan lapis demi lapis setebal 10 cm dan tiap lapis harus ditumbuk serta
diairi sampai padat sebelum lapis berikutnya dipasang.
14
2. Urugan Tanah
a. Urugan tanah dilaksanakan sebelum diurug dengan pasir/ sirtu dan harus disiram dan
dipadatkan dengan menggunakan alat tumbuk atau stamper.
b. Dilaksanakan untuk pekerjaan peninggian halaman yang harus menggunakan tanah urug dan
dipadatkan dengan baik dan sempurna.

Pasal 10
PEKERJAAN PONDASI
1. Pekerjaan pondasi harus berdasarkan pengukuran dan papan bouwplank yang diteliti,
sesuaidengan ukuran yang tercantum dalam gambar.
2. Perubahan pada konstruksi pondasi diperbolehkan setelah mendapat persetujuan dari
Direksi,apabila terdapat penyesuaian pekerjaan dilokasi/tempat pekerjan.
3. Pekerjaan Pondasi harus menggunakan bahan batu dasar yaitu batu gunung/ BatuKali. Atau batu
belah yang menurut Direksi/ Pengawas telah sesuai dan memenuhisyarat.
4. Pekerjaan pondasi secara keseluruhan harus mengikuti persyaratan dan ketentuansbb :
a. Pondasi batu dasar dengan campuran 1 pc : 5 ps
b. Pada setiap sisi luar dan dalam pondasi yang telah selesai atau sedang dilaksanakan Sebelum
diurug dengan pasir maka pada setiap pori / sambungan batu harus diberapen terlebih
dahulu dengan campuran yang sama yaitu 1 pc :5 ps
c. Sebelum pekerjaan pasangan pondasi dilaksanakan maka diatas urugan pasiralas pondasi
harus ditimbris dengan timbrisan batu koson yang di padatkandengan pasir pasangan dan
disiram dengan air. Batu dasar yang dipakai adalahbatu pecah/batu belah jenis keras,yang
ukurannya tidak boleh lebih dari ukuranyang tercantum dalam gambar kerja. batu keropos
bulat tipis/kecil dan batukarang tidakboleh dipakai
d. Sebagai dasar pelaksanaan yang baik dan sempurna maka pada setiap jaraktertentu sesuai
yang ditentukan oleh Direksi/ Pengawas diatas permukaanpondasi harus dibuat lubang
dengan kedalaman minimal 30 cm, dan dicordengan cor beton bertulang sebagai pengikat
hubungan antara pondasi dan sloof beton atau sesuai gambar.

Pasal 11
PASANGAN BATU BATA/BATU MERAH
1. Semua dinding dibuat sebagai dinding tidak memikul beban dari pasangan batu batatebal 1/2
bata diperkuat dengan kolom-kolom penguat dan balok ring, sloof menurutpetunjuk gambar
detail.
2. apabila tidak tercantum dalam gambar, maka untuk dinding tembok 1/2 batu setiapluas 12M2
harus diperkuat dengan kolom dan ring balk (latey) beton bertulang, yangukuran dan tulangan
disesuaikan dengan gambar bestek dan gambar detail.
3. Pemasangan batu bata dengan :
a. adukan 1 pc : 3 ps dilaksanakan untuk pasangan disekitar kosen dan yangditentukan dalam
gambar bestek dan gambar detail.
b. Adukan 1 pc : 5 ps dilaksanakan untuk pasangan bukan transram.
4. Sebelum dipasang batu bata harus direndam terlebih dahulu. Dalam hari yang samasetelah
pemasangan batu bata selesai dikerjakan siar-siar dikeruk sedalam 1 cm agarplesteran dapat
melekat dengan baik.
5. Pada bagian atas lobang pintu/jendela dengan bentang lebih dari 1 M dipasangdengan balok
latai dengan ukuran-ukuran dan tulangan sesuai dengan gambar bestekdan gambar detail.
6. Apabila kurang dari 1 M, dipasang rolag tinggi 1 batu (knop) dengan adukan 1 pc : 3ps. Rolag
harus dipasang sekaligus selesai agar benar-benar berfungsi sebagai balokpemikul.

15
7. Kontraktor diwajibkan mengajukan contoh batu bata terlebih dahulu untuk disetujuiDireksi.
Direksi berhak menolak batu bata tersebut bila tidak memenuhi syarat seperti :
a. pembakaran kurang matang /merata.
b. Banyak mengandung retak-retak/keropos.
c. Dan lain sebagainya.

Pasal 12
KEGIATAN BETON BERTULANG
1. Bagian-bagian yang dibuat dari beton bertulang ialah yang tertera pada gambarkonstruksi serta
bagian-bagian lain yang digambarkan pada gambar konstruksibertulang seperti kolom pengaku
dinding balok, pengaku dinding, balok latei dll.
Pada garis besarnya konstruksi beton bertulang dibuat pada :
a. Pondasi poer, Kolom utama, kolom praktis, sloof, balok, plat lantai, balok lateidan ring balk.
b. Tutup bak pengontrol dan septicktank (syarat pelaksanaan yang baik dan sempurna, harus
dikerjakan dan dibuat dari konstruksi beton bertulang).
1. Persyaratan Pelaksanaan Kegiatan beton bertulang :
 Sebelum kegiatan dimulai pelaksana wajib meneliti dimensi /ukuran.
 Pelaksanaan kegiatan berpedoman pada Peraturan Beton Indonesia (PBI 71)N.1.2. dengan
beton mutu f'c = 19,3 Mpa ( K225 ) dan mutu baja U.24.
 Untuk konstruksi ini disyaratkan memakai pasir campuran (Pasir halus dan kasar),tidak
diperkenankan menggunakan pasir halus dan berlumpur.
 Masa penyaringan beton minimal 28 hari, namun terhadap bekisting penahan sisivertikal
dapat dilepas 3 hari sesudah pengecoran atau menurut petunjuk Direksi.
 Bahan bekisting harus cukup kuat terhadap cuaca. Sistem pemasangan dibuatmudah lepas
dan tidak mempengaruhi konstruksi tersebut.
 Pengecoran dapat dilakukan setelah pemasangan pembesian diperiksa dan disetujui oleh
Direksi / Pejabat Pembuat Komitmen Anggaran.
 Setelah pengecoran, beton harus selalu dibasahi dengan air minimal 2 kali sehari selang 7
hari kalender.
 Kualifikasi bahan :
 Baik untuk beton bertulang maupun beton tak bertulang agregat kerikil
haruspadat/tanpa rongga dan keras, tidak berlumut/licin, tidak ringan, tidak
berkarang/bukan kerikil laut dan bebas dari segala kotoran.
 Dipakai pasir kali/gunung yang padat keras yang bersih dari kotoran,
tidakdiperkenankan memakai pasir laut.
 Dipakai air yang bersih, bebas dari kotoran organik dan Lumpur.
 Dipakai semen yang mempunyai sertifikat merk.

Pasal 13
KEGIATAN BETON TIDAK BERTULANG
Dengan campuran Beton Mutu f’c = 7,4 Mpa (K100) dilaksanakan untuk :
a. Bagian yang tercantum dalam gambar kerja seperti beton dibawah lantai separasi.
b. Lain-lain pekerjaan dimana dianggap perlu menurut syarat-syarat pelaksanaan yang baik dan
sempurna sesuai petunjuk direksi dan dianggap perlu.

Pasal 14
KEGIATAN PLESTERAN/PENGHALUS ACIAN BETON
Pada pasangan batu bata, sebelum diplester bidang tembok dibasahi sampai jenuh.Begituselesai
memasang batu siar-siar dikeruk dalam kurang lebih 1 cm dengan tujuan supayaplesteran yang akan
16
diplester, harus dibuat sesungguhnya kemudian dilakukanpemelesteran. Dengan adukan 1 pc : 5 ps
dilakukan untuk semua plesteran dasar sudut-sudut,pinggir-pinggir tembok dan batu kali yang
terpendam dalam tanah harus diplester kasar (berapen) dengan adukan yangsama. Adukan kuat 1 pc
: 5 ps digunakan untuk plesteran biasa. Tebal plesteran tembok bata diambil maksimum 1,5 cm,
plesteran tembok boleh dilakukan, dengan pemasangan pipa-pipa saluran air dan listrik telah selesai,
pembobolan plesteran untuk instalasi tersebut tidak diperkenankan setelah kegiatan plesteran
selesai maka dilanjutkan acian dinding semen kemudian diplamur.

Pasal 15
KEGIATAN KERAMIK
1. Bahan lantai :
a. Lantai 40x40 Cm
b. Warna keramik disesuaikan dengan permintaan user

2. Adukan dan perekatAdukan yang dipakai dibawah ubin adalah 1 pc : 5 ps.


3. Bahan-bahan tegel :
a. Kualitas lokal yang baik.
b. Yang retak tidak boleh dipasang
c. Mempunyai ukuran yang tepat dengan pinggiran-pinggiran yang tajam dan utuh.
d. Warna harus rata.
e. Semua jenis bahan lantai harus diberikan contoh dan disetujui oleh direksi /Pejabat Pembuat
Komitmen.

Pasal 16
KEGIATAN BESI DAN LOGAM LAINYA
1. Angker, baut begel dan sebagainya harus disediakan dan dipasang perkuatan perkuatan dari besi
pada tempat-tempat yang menurut sifat konstruksinya atau menurut pendapat direksi dianggap
perlu.

Pasal 17
KEGIATAN CAT DAN POLITUR
1. Untuk cat tembok, cat kayu, cat besi, cat manie dipergunakan cat dengan kualitas merk seperti
ketentuan berikut : => (a, b, dan c)
2. Teknik pengecatan harus mengikuti ketentuan dari pabrik
a. Cat tembok dan plafond merk Catylac
3. Finishing/Pengecatan
a. Cat tembok
Dilaksanakan untuk semua permukaan didinding tembok plesteran beton. Beberapa tempat
dalam ruangan akan diberikan warna lain sebagai aksen akan ditentukan kemudian, cat
tembok terdiri dari tembok dalam dan tembok luar.

Pasal 18
PEKERJAAN LANGIT-LANGIT
Rangka dan penggantung langit-langit (plafond) menggunakan alumunium hollow. Rangka plafon terdiri
dari :
a. Balok Tepi/Gantungan alumunium hollow ukuran 4x4 Cm.
b. Balok pembagi, ukuran 4x2 Cm Rangka hollow alumunium pasang sesuai gambar
(ukuranpenutup).
17
Dipergunakan Gypsum tebal minimal 9 mm (A-Plus/Elephant Board) untuk bagian dalam dan luar
ruangan, ukuran sesuai gambar untuk semua ruangan dalam gedung, bagian lain disesuaikan dengan
gambar.Langit-langit dipasang tepat water pass dan siar-siar membentuk garis lurus, dan tegak lurus
satu sama lain. Untuk keperluan pemeriksaan digunakan lobang orang untuk tiap-tiap sayap bangunan.

Pasal 19
PEKERJAAN PINTU & JENDELA

1. Ketentuan Umum
a. Pada pekerjaan pintu setelah terpasang harus mudah dibuka dan tidak ada yang cacat.

2. Bahan
a. Pada pintu - pintu sesuai ukuran pada gambar kerja.
-Untuk Kosen pintu, jendela , dan ventilasi mengunakan Alumunium 4”.
- Untuk daun pintu dan rangka jendela menggunaklan Alumunium ,
Pelaksanaan Kusen Pintu Jendela
a. Sebelum memulai pelaksanaan, Penyedia jasa diwajibkan meneliti Gambar Kerja dan kondisi
lapangan.
b. Tipe pintu yang terpasang harus sesuai daftar tipe yang tertera dalam Gambar Kerja dengan
memperhatikan ukuran-ukuran, bentuk profil, material, detail, arah bukaan, perlengkapan pintu
dan jendela, dan lain-lain.
c. Sebelum pekerjaan dimulai, Penyedia jasa diwajibkan membuat Shop Drawing dan membuat
contoh jadi detail hubungan bagian tertentu untuk disetujui Direksi Pekerjaan.
d. Didalam Shop Drawing harus jelas tercantum semua informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
e. Semua pintu dikerjakan secara fabrikasi dengan teliti sesuai dengan ukuran dan kondisi lapangan
agar hasilnya dapat dipertanggung jawabkan.
f. Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseieksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk,
toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.
g. Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses pabrikasi warna profil harus diseleksi
secermat mungkin.
h. Pada waktu pabrikasi unit-unit pintu, jendela dan lain-lain, warna profil harus diseleksi secermat
mungkin, sehingga dalam tiap-tiap unit didapatkan warna yang sama.
i. Daun pintu dan jendela harus dapat dibuka dengan sempurna, apabila terjadi kemacetan,
Penyedia jasa harus membongkar dan memperbaiki, biaya yang timbul adalah tanggungan
Penyedia jasa.
j. Kaca harus diteiiti dengan seksama pada saat terpasang, tidak boleh menimbulkan getaran.
k. Kotor akibat noda-noda permukaan kusen, setelah pemasangan harus dibersihkan dengan
Volatile Oil. " Bila kusen ternoda oleh semen, adukan dan bahan lainnya, bahan pelindung harus
digunakan. Kemudian bercak noda tersebut dicuci dengan air bersih, sebelum kering dilapdengan
kain yang halus kemudian diberi material pelindung.

18
Pasal 21
ALAT PENGGANTUNG DAN PENGUNCI
.Ketentuan Umum
a. Semua kunci-kunci dan alat penggantungan harus kuat, produksi dalam negeri, kualitas baik.
b. Tiap daun pintu harus mempunyai dua buah engsel dan dipasang kunci tanam yang memiliki
standar SNI, double slack kualitas baik.
c. Tiap pintu dua dipasang satu stel grendel tanam kualitet baik dan yang dipernekel.
d. Kunci Pintu Sejenis setara solid
e. Engsel Pintu 4 Inch setara solid
f. Kait angin , grendel, & Tarikan Menggunakan kwalitas baik dgn warna silver

Pasal 22
KEGIATAN KACA
1. Kaca minimal 5 mm dipergunakan pada semua pemasangan kaca mati.
2. Kaca dipasang didalam sponing dengan list kaca.
3. Bahan kaca dipakai dalam negeri kualitas baik tidak cacat seperti rengat, retak, putuspinggiranya,
berlobang, berbintik-bintik dan lain sebagainya.

Pasal 23
PENUTUP ATAP, BUBUNGAN DAN TALANG
1. Penutup atap dipergunakan atap Genteng Metal
2. Bubungan atap menggunakan bubungan sejenis atap
3. Gedung ini menggunakan Kuda-kuda rangka Baja Ringan.Rangka Utama Menggunakan Baja
Ringan C.75.75 dgn ketebalan 0,75 mm dengan merek TASO/wija truss, dan Reng menggunakan
Baja ringan 35.45 dengan merek TASO/wija truss.

Pasal 24
ISTALASI LISTRIK DAN JARINGAN

1. Persyaratan Instalasi dan Peralatan


a. Kontraktor harus meneliti semua dimensi-dimensi secepatnya sesudah mendapat Surat
Perintah Kerja ( SPK ). Dan bisa mengajukan usul-usul kepada Konsultan Pengawas apa
yang perlu diatur kembali agar semua instalasi maupun peralatan dapat ditempatkan dan
bekerja sempurna.
- Sebelum melakukan pemasangan bahan dan peralatan lakukanlah pengukuran,
meneliti peil – peil dalam proyek menurut keadaan sebenarnya.
- Apabila ada perbedaan antara pengukuran di lapangan, ajukan data-data kepada
Konsultan Pengawas.
- Membuat photo dokumentasi pada prestasi fisik 0%- 25% - 50% - 75% dan 100 %.
b. Kontraktor harus membuat gambar kerja yang memuat gambar denah, potongan dan
detail sesuai keadaan sebenarnya di lapangan, dengan mendapat persetujuan dari
Konsultan Pengawas.
c. Semua bahan instalasi dan peralatan sebelum dibeli, dipesan, atau dipasang harus
mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas.

19
2. Pemasangan Instalasi dan Peralatan.
a. Pada daerah langit-langit tanpa plafond instalasi terpasang dalam rangka atap lengkap
fitting-fitting.
b. Untuk saklar dan stop kontak, instalasi terpasang masuk kedalam kolom atau tembok.
Sakelar terpasang 150 cm di atas lantai kecuali untuk peralatan tertentu.Untuk stop
kontak 30 cm di atas lantai
c. Penyambungan dalam doos-doos percabangan memakai pelindung terminal 3 M
kemudian doos tersebut ditutup.
d. Setiap belokan kabel terutama fedder yang besar harus diperhatikan radiusnya, minimal
R = 30 D dimana D adalah diameter kabel.
e. Tidak diperkenankan melakukan penyadapan atau penyambungan di tengah jalan kecuali
pada tempat penyambungan.
f. Terminal kabel harus selalu menggunakan sepatu kabel.

Pada gambar terlampir dijelaskan letak titik lampu dalam dan luar gedung, stopkontak, saklar,
panel utama dan panel distribusi serta bagian kelompok titikpenerangan.
- Lampu menggunakan Lampu Downlight Led PL 18 W, dan Lampu Downlight Led PL 12 W
- Saklar lampu dan stop kontak dengan merk panasonick
- Kabel listrik dengan merek Eterna/supreme, kabel untuk instalasi stop kontak & Ac
menggunakan kabel 3x2,5 mm, dan kabel untuk instalasi lampu menggunakan kabel 2x1,5
mm.

Pasal 25
PEKERJAAN PENGECATAN

I. PEKERJAAN PENGECATAN DINDING


a. Lingkup Pekerjaan
1. Perjaan ini meliputi pengadaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu
yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini, hingga dapat tercapai hasil pekerjaan
yang bermutu baik dan sempurna.
2. Pengecatan dinding dilakukan pada bagian luar dan dalam serta pada seluruh detail yang
disebutkan / ditunjukkan dalam gambar.
b. Syarat-syarat Bahan
1. Semua bahan cat yang digunakan adalah Cat produk Propan/Catylac/Property atau
setara, dengan proses sebagai berikut :
 Dinding : Ex Catylac Ineterior & Catylac Exterior
 Plafond : Ex Catylac
2. Tipe dan warnanya akan ditentukan kemudian.
c. Syarat-syarat Pelaksanaan
1. Semua bidang pengecatan harus betul-betul rata, tidak terdapat cacat (retak, lubang dan
pecah-pecah).
2. Pengecatan tidak dapat dilakukan selama masih adanya perbaikan pekerjaan pada bidang
pengecatan.

20
3. Bidang pengecatan harus dalam keadaan kering serta bebas dari debu, lemak, minyak dan
kotoran-kotoran lain yang dapat merusak atau mengurangi mutu pengecatan.
4. Seluruh bidang pengecatan diplamur dahulu dengan menggunakan Mill Putih yang
merupakan campuran 7 bagian mill putih dan 2 bagian semen atau menggunakan bahan
plamur dari produk yang sama (ICI, Kemton, Mowilex) sebelum dilapis dengan cat dasar,
dengan cat yang akan digunakan.
5. Pengecatan dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas serta jika
seluruh pekerjaan instalasi di dalamnya telah selesai dengan sempurna.
6. Sebelum bahan dikirim ke lokasi pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan / mengirimkan
contoh bahan dari beberapa macam hasil produk kepada Direksi. Selanjutnya akan
diputuskan jenis bahan dan warna yang akan digunakan. Direksi akan menginstruksikan
kepada Kontraktor selama tidak lebih dari 7 (tujuh) hari kalender setelah contoh bahan
diserahkan.
7. Contoh bahan yang digunakan harus lengkap dengan label pabrik pembuatnya.
8. Contoh bahan yang telah disetujui, akan dipakai sebagai standard untuk pemeriksaan /
penerimaan setiap bahan yang dikirim oleh Kontraktor ke tempat pekerjaan.
9. Sebelum pekerjaan dapat dimulai atau dilakukan, percobaan-percobaan bahan dan warna
harus dilakukan oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan Perencana dan
Direksi/Pengawas. Pengerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang disyaratkan
oleh pabrik yang bersangkutan.
10. Hasil pengerjaan harus baik, warna dan pola texture merata, tidak terdapat noda-noda
pada permukaan pengecatan. Harus dihindarkan terjadinya kerusakan akibat dari
pekerjaan-pekerjaan lain.
11. Kontraktor harus bertanggung jawab atas kesempurnaan dalam pengerjaan, perawatan
dan keberhasilan pekerjaan sampai penyerahan pekerjaan.
12. Bila terjadi ketidak-sempurnaan atau kerusakan dalam pengerjaan, Kontraktor harus
memperbaiki/mengganti dengan bahan yang sama mutunya tanpa adanya tambahan
biaya.
13. Kontraktor harus menggunakan tenaga-tenaga kerja terampil/berpengalaman dalam
pelaksanaan pekerjaan pengecatan tersebut, sehingga dapat tercapainya mutu pekerjaan
yang baik dan sempurna.

PASAL 26
PEKERJAAN JARINGAN AIR BERSIH/AIR KOTOR
1. Pekerjaan Saluran Air Bersih
Diameter pipa yang digunakan adalah sesuai dengan gambar rencana.
a. Pekerjaan instalasi air bersih dikerjakan oleh instalatur yang mempunyai ijin kerja dari
instansi yang berwenang yang berlaku untuk tahun kerja tersebut dan mendapat
persetujuan dari Direksi.
b. Pipa-pipa yang sudah terpasang tidak boleh ditimbun sebelum disetujui Direksi dan
pemasangan pipa didalam bangunan adalah bersifat inbow.
c. Pipa-pipa yang melintas jalan harus dilindungi dengan pipa pelindung yang berdia meter 2 kali
lebih besar dari pipa yang dipasang.
21
d. Pekerjaan yang harus dilaksanakan ialah pemasangan dan pennyambungan saluran air
minum lengkap dengan kran-krannya sampai keluar airnya.
e. Bahan-bahan yang digunakan untuk instalasi air bersih serta cara-cara pelaksanaan teknis nya
harus memenuhi syarat-syarat dalam A.V, peraturan pemerintah setempat, gambar dan
spesifikasi instalasi.
f. Setelah pemasangan pipa selesai, saluran pipa di halaman harus diurug dan dipadatkan
sampai rata tanah semula.
g. Sebelum pekerjaan dimulai, instalatur harus mengajukan gambar-gambar rencana
pelaksanaan yang diperlukan.
h. Pipa-pipa air bersih:
Ukuran pipa yang digunakan bervariasi sesuai kebutuhannya antara lain, untuk pipa PVC Aw
diameter 1/2” untuk mata kran air, dan untuk pipa Air Kotor dari wastafel menggunakan pipa
pVC Dia. 3 “.
i. Perlengkapan sanitasi air terdiri dari wastafel dengan merk Toto lengkap Asesories + kran,
semua dengan model dan kualitas baik.

Pasal 27
PERATURAN PENUTUP
1. Jika dalam rencana kegiatan dan syarat-syarat ini tidak disebut perkataan “yang dilever
kontraktor“ maka harus dianggap bahwa perkataan itu sudah tercantum, apabila kegiatan ini
jelas termasuk kegiatan kontraktor dan tidak diterangkan sebaliknya.
2. Kalau dianggap perlu kontraktor diwajibkan membuat gambar-gambar revisi padagambar-
gambar bestek dan detail yang telah dilaksanakan gambar dibuat dalamrangkap 2 (dua)
diserahkan kepada Direksi/Pejabat Pembuat Komitmen pada waktu penyerahan pertama, satu
copy dari gambar tersebut diserahkan kepada perencanapada waktu yang sama.
3. Jika dalam Spesifikasi Teknis ini belum tercakup beberapa jenis kegiatan atau persyaratan
lainya,maka hal tersebut akan diatur dalam addendum Spesifikasi Teknis ini dan berita acara
penjelasankegiatan.
Demikianlah penjelasan Spesifikasi Teknis ini, untuk Pembangunan ruang UKS beserta perabotnya SMK
MUHAMMADIYAH UTAMA POHUWATO.

Gorontalo, Maret 2022.


Pejabat Pembuat Komitmen,

Muhamad Rizal Datau, ST


NIP. 197812162009011003

22

Anda mungkin juga menyukai