Anda di halaman 1dari 24

Nama : Oktaviani Rahmania

NIM : 21100120140061

Sedimentologi
1. Sediment Gravity Flow
Mekanisme : Unsur utama yang mempengaruhi yaitu gravitasi dan ada pula peran
fluida dalam jumlah yang sedikit bahkan ada beberapa jenis gravity flow yang tidak
memiliki fluida. Fluida disini hanya berupa air.
Karakteristik :
Kadar suspended sediment yang ada sebesar 20-70%.
Memiliki densitas dan viskositas yang tinggi dikarenakan bercampur dengan material
sedimen.
Yang membedakan gravity flow dan fluid flow yaitu adanya potensial energi yang dapat
dihitung pada gravity flow yang mana hal ini berhubungan dengan kecuraman lereng
yang apabila lereng nya semakin tinggi atau curam maka akan mengahasilkan potensial
energi/kekuatan membawa material sediment yang besar pula, begitupun sebaliknya
Klasifikasi :
a. Fluidal (Newtonian) flow, fluida yang memiliki tegangan muka cenderung linear,
viskositasnya hanya dikontrol suhu bukan komponen lain. Mekanisme :
 Fluidized sediment flow, pergerakannya berupa upward intergranular flow. Ciri-
ciri : terdapat fluida yang bergerak keluar ketika ada gravitasi dan arah pergerakan
butirnya secara vertical disertai dengan adanya pergerakan fluida.
Komposisi & Proses : Terdapat fluida yang bekerja tetapi komposisi antara fluida
dan material sedimen lebih banyak material sedimen yang ada didalam. sehingga
fluidanya akan masuk ke material sedimen karena tekanan atau perubahan
kompaksi. Contohnya quicksand yang selain karena gravity tapi juga buoyancy.
Selain terjadi karena ada tekanan di bagian atas tetapi juga likuifaksi bisa terjadi
karena adanya gempa.
Tempat terjadinya : Pada slope yang landai yaitu sekitar 3-10˚ dengan kecepatan
yang cenderung rendah.
Mekanisme : Terjadi likuifaksi karena ada muka air tanah dikedalaman
tertentu dengan massa sedimen yang tak stabil dibagian atas yang kemudian
terjadi gempa maka air dan massa sedimen akan seperti diayak oleh energi alam
yang menyebabkan keduanya bercampur. Air akan masuk ke bagian atas atau
kebagian bawahnya dengan syarat porositas sedikit naik sehingga memungkinkan
air masuk ke endapan sedimen.
Ciri-Ciri : Deposit cenderung masif, planar laminated, dan
menghasilkan struktur sedimen berupa dish pillar structure yang kenampakannya
seperti air yang berombak-ombak karena ada fluida yang bergerak ke dalamnya.
Hampir sama dengan konvolut tetapi bentuk nya lebih rapi dan tidak ada control
tekanan pada dish pillar structure
 Turbidity current, pergerakannya berupa arus turbidit. Ciri-ciri : pergerakan
fluida dan grain cenderung acak dan random.
Komposisi dan proses : Material sedimen yang ada di dalam memiliki jumlah
yang lebih banyak (jenuh) daripada jumlah air maka pergerakannya akan
menuruni lereng dengan kecepatan yang tinggi. Oleh sebab itu, akan ada
pencampuran antara sedimen dan fluida.

Turbidity
current

Turbidity
current

Mekanisme : Ketika ada material sedimen menuruni lereng karena adanya


longsoran maka pergerakannya dinamakan turbidity current dan endapan yang
dihasilkan berupa submarine fan yang merupakan endapan turbidit. Turbidity
current dapat juga terjadi diatas delta ketika ada regresi dan pada bagian atas delta
tersebut terjadi erosi maka material yang ada diatas akan menuruni lereng dan
diendapkan sebagai turbidity sediment.
Turbidity current dibagi menjadi 3 endapan. Yaitu :
 mud and fine to medium sand
 coarse sand to small pebbles
 pebbles to cobbles
Tipe turbidity current :
1) low density turbidity current
Karakteristik : Memiliki konsentrasi kurang dari 20%, dengan jumlah fluida
lebih banyak dibandingkan material sedimen. Material yang dibawa berukuran
halus yaitu clay, silt, dan sand dengan transport sedimen berupa bed load dan
suspended load (mengapung). Ketika velocity sudah berkurang karena slope
semakin landai maka semua material akan diendapkan perlahan berdasarkan
regim aliran yang makin turun.
Hasil endapan : sekuen bouma.
Mekanisme : Arus turbidit saat mulai mengendap akan memisahkan
material sedimen sesuai dengan energi pengendapannya, sehingga akan
dihasilkan lapisan dengan urutan dari kasar dibagian bawah dan halus di
bagian atas.
- TA tersusun atas pasir bergradasi (graded bedding) dengan ukuran kasar
dibawah. Cenderung tebal sekitar 5-10 cm dan berupa High flow velocity..
- TB tersusun oleh material lebih halus dengan struktur sedimen berupa
parallel laminasi dan berupa High flow velocity plane bed
- TC terusun oleh material sand dan silt serta memiliki struktur berupa
ripple, wavy lamination dan convolute dan berupa Lower flow velocity
ripples.
- TD tersusun oleh material berupa mud dengan struktur sedimen berupa
laminated silt dan mud dan berupa Lowest flow velocity plane beds.
- TE tersusun oleh mud ukuran halus dengan struktur sedimen berupa
laminasi mud dan berupa Pelagic sedimentation.
Jika dilihat dari bawah ke atas akan terjadi pengurangan rezim aliran. Maka
semakin keatas rezim aliran semakin rendah.

2) High density turbidity current


Karakteristik : Memiliki konsentrasi sedimen diatas 20%, maka bisa
membawa material lebih besar seperti pasir kasar hingga kerikil dan kerakal
serta densitas cenderung tinggi. Mekanisme transport berupa traction load,
traction carpet accretion, dan suspension.
Hasil endapan : Inverse graded bedding. Material yang kasar berada di atas
sedangkan material halus berada di bawah.
Mekanisme : Material sedimen tertransport dengan kecepatan yang tinggi.
Ketika terjadi penurunan energi maka diendapkan material dari ukuran halus
hingga ukuran besar di bagian atas. Hal tersebut menyebabkan terbentuknya
inverse bedding.
Model fasies :

b. Mess (Non-newtonian) flow. Mekanisme :


 Mud/Debris flow, pergerakannya berupa matrix strength. Ciri-ciri : matriks
dihasilkan dari adanya perbedaan ukuran material dari halus – kasar dan terdapat
sedikit fluida didalamnya.
Komposisi : Mud flow terdiri atas mud, silt, dan clay. Sedangkan debris
flow material yang dibawa lebih kasar seperti sand baik yang halus atau yang
kasar. Ada pula endapan lahar merupakan mud/debris flow yang terjadi di area
pegunungan/gunung api.
Mekanisme : Memiliki pergerakan downhill karena adanya material yang
jenuh akan air. Control utama berupa gravity dan fluida yang masuk dengan
jumlah banyak lalu mengdisintegrasi endapan yang sudah ada sebelumnya yang
kemudian menuruni lereng. Contoh : Mountain Canyon.
Tekstur : Cukup bervariasi, ada mud supported atau grain supported.
Struktur sedimen : Inverse grading yaitu suatu lapisan dengan ukuran kasar di
atas dan ukuran halus di bawah. Contoh : adanya banjir bandang yang kemudian
oleh air dilarutkan material kasar dan halus yang setelah settle akan membentuk
blok besar atau exotic blok. Exotic block ini akan tertransport ketika ada high
viscosity flow.

 Grain flow, pergerakan sedimen berupa grain interaction. Ciri-ciri : tidak adanya
fluida sehingga unsur penggerak hanya berasal dari gravitasi, interaksi antar
butirnya fully grain supported dan pergerakannya sepenuhnya bergerak secara
vertical karena tidak adanya fluida yang terkandung di dalamnya.
Mekanisme : merupakan aliran karena gravitasi seperti longsoran di lereng dengan
sudut 25-30. Misalnya seperti sand avalanches atau longsoran pasir Biasannya terjadi
di sand dunes. Akibat sudut kelerengan yang semakin besar maka material yang ada
diatasnya akan mengalami longsor dan tertransportasi karena gravity yang selanjutnya
material tersebut akan terpisah dengan sendiri nya dan kemudian mengendap.
Komposisi : Tidak ada fluida sama sekali.
Struktur Sedimen : inverse graded bedding
Ciri-cirinya :
 Endapannya tipis-tipis, sortasi baik, dan menunjukkan inverse graded bedding
(halus di bawah dan kasar di atas).
 Bisa juga terjadi di laut dalam sebagai sebuah longsoran yang mengalir di
submarine canyon.
2. Batuan Sedimen – Clastic & chemical
Pengertian : Merupakan batuan yagn terbentuk karena adanya akumulasi sedimen organic
dan anorganik yang kemudian mengalami pemdatan dan sementasi hingga terbentuk
suatu batuan.
A. Sedimen klastik,
Pengertian :
 Merupakan batuan yang terbentuk ketika batuan induk mengalami pelapukan dan
tererosi lalu terfragmentasi, tertransport, hingga akhirnya mengendap dan terjadi
proses litifikasi yang membentuk batuan sedimen.
 Berasal dari dentritus batuan yang telah ada sebelumnya yang kemudian mengalami
proses transportasi oleh agen transport seperti air, angin, dan lainnya.
Batuan sedimen berdasarkan ukuran butir :
1) Konglomerate (Conglomerate)

Pengertian : Terdiri atas beberapa material seperti kerikil, pasir dan lumpur yang
tersementasi menjadi satu dengan keberadaan material-material besar menyebar
diantara masa dasar yang halus membentuk suatu batuan yang dinamakan batuan
konglomerat. Batuan ini dapat menjelaskan mengenai sejarah pengendapan ketika
terjadi orientasi pada setiap fragmennya.
Ukuran butir : >64 mm
Bentuk : Konglomerat memiliki bentuk yang hamper sama dengan breksi.
Perbedaannya terdapat pada bentuk fragmen penyusunnya. Apabila bentuk
fragmennya cenderung membundar maka dinamakan konglomerat sedangkan apabila
fragmen nya cenderung menyudut dinamakan sebagai breksi. Selain dengan breksi
batuan ini juga mirip dengan diamicrite. Yang membedakannya adalah support matrix
dan grain yang Menyusun batuan. Apabila grain supported maka dinamakan sebagai
konglomerat sedangkan apabila matrix supported dinamakan dengan diamicrite.
2) Batupasir (Sandstone)

Ukuran butir : 1/16 – 2 mm


Komposisi : umumnya banyak mengandung kuarsa, sedikit hematit, ilmenite,
feldspar, dan mika.
Contoh : Lithic arenite (batupasir dengan fragmen batuan yang melimpah).
3) Batu lanau (Siltstone)

Ukuran butir : 1/256 – 1/16 mm


Karakteristik :
 Terdiri dari butiran bulat yang disortir dengan baik.
 Tidak ada pencampuran material lain pada batu lanau. Pure butiran lanau yang
menyusunnya
 Struktur bidang perlapisan berupa laminasi
4) Batu lumpur (Mudstone)

Merupakan batuan sedimen dengan ukuran butir kurang dari 1/16 cm dan bisa disebut
sebagai fragmen blocky.
5) Batu serpih (Shale)

Memiliki butiran sangat halus yang terbentuk dari hasil pemadatan butiran dengan
bentuk bulat dan ukuran yang sangat kecil yaitu kurang dari 1/256 mm. warna yang
dimiliki memiliki variasi yang cukup banyak, salah satunya hitam dan merah. Bidang
fissile yang ada berfungsi untuk memisahkan antar lapisan yang berbentuk lembaran
dan bentuknya tidak selalu planar.
B. Sedimen Kimia,
Pengertian :
 Terbentuk karena hasil presipitasi atau kristalisasi yang menyisakan sebuah endapan
pada bagian danau atau pada laut dengan salinitas yang tinggi.
Jenis Batuan :
1) Evporite,
Pembentukan : Karena proses evaporasi air dengan salinitas yang tinggi. Apabila
proses evaporasi terjadi pada saline water maka kaan meningkatkan jumlah
konsentrasi dari senyawa kimia yang ada di dalam sehingga terjadi proses kristalisasi.
Contoh :
 Gipsum, memiliki kandungan sulfat yang tinggi kandungan H2O, terbentuk dari
air laut yang mengalami evaporasi. Kekerasan yang idmiliki gypsum yaitu 2 skala
mohs.
 Anhydrite, merupakan kalsium sulfat yang kehilangan kadar air yagn disebabkan
oleh proses dehidrasi. Warna nya yaitu putih dan translucent.
 Halit (Rock salt) atau batu garam, tersusun atas natrium klorida (NaCl) yang
merupakan mineral penyusun garam. Halit tidak memiliki warna atau putih, biru
muda, abu-abu hingga merah tergantung kepada jumlah dan jenis pengotor saat
pembentukannya.
 Sylvite, penyusun utama berupa potassium chloride (KCL) dan ditemukan pada
deposit kalium Saskatchewan. Sylvite merupakan komponen utama dalam
produksi pupuk.
2) Silikaan,
Karakteristik :
 Terbentuk pada laut dalam yang terjadi bisa karena proses kimia, biokimia,
biogenic, ataupun vulkanisme bawah laut.
 Rijang terbentuk pada lingkungan laut dalam dan rijang adalah batuan yang kaya
akan silika dan radiolaria. Batu rijang tergolong batuan berumur tua penyusun
dari lantai samudra. Menurut Boggs (1987) berdasarkan kenampakan secara
kasar, Chert diklasifikasikan kedalam 2 tipe mendasar yaitu bedded chert dan
nodular chert.
Sifat fisik : Berukuran halus, padat, sangat keras, dengan pecahan berupa
konkoidal.
Komposisi : Silika (kuarsa, chalcedony, opal) dan komposisi lainnya seperti
mineral lempung, hematite, calcite, dan dolomite.
Contoh :
Batu rijang, memiliki pecahan konkoidal dengan kekerasan cukup tinggi yaitu 7 skala
mohs. Warna beragam dari putih, hijau, hingga merah. Untuk batuan yang berwarna
merah berarti batu rijang yang kayak akan oksida besi.
3) Ironstone
Memiliki kandungan Fe yang tinggi yaitu >15% dan keterdapatannya dibumi hanya
<1%. Presipitasi mineral-mineral ini sangat dikontrol oleh kondisi kimia permukaan
dan lingkungan diagenesisnya.
3. Batuan Sedimen Karbonat
Dapat digunakan untuk menentukan lingkungan pengendapan dan kondisi purba.
Reservoir yang baik bagi minyak dan gas karena porositas dan permeabilitas yang
baik.
Batuan dengan kandungan karbonat lebih dari 50%.
Tempat Asal Pembentukan :
Berada di shallow marine dan saat pembentukannya di control oleh beberapa factor :
a) Kedalaman cukup, tidak terlalu dalam atau terlalu dangkal (< 10 – 20 m).
b) Hangat, tidak terlalu panas atau terlalu dingin (tropical; 30N to 30S latitude)
c) Kadar garam yang cukup, tidak terlalu tawar dan terlalu asin .
d) Jernih, tidak terlalu banyak sedimen klastik darat, dan makanan cukup.
e) Karbonat dapat terbentuk dikedalaman yang lebih dalam (Pelagic oozes) gumpalan –
gumpalan karbonat yang berukuran lebih kecil.
f) Lingkungan pengendapan berada pada lacustrine, desert, soil, dan springs.
Lingkungan Pengendapan Karbonat

a) Supertidal dan Intertidal termasuk dalam kelompok tidal flat, masih ada aktivitas
ombak cenderung ke arah darat. Organisme berupa alga dan gangga.
b) Subtidal lingkungan pengendapan berupa lagoon. Karbonat yang dapat tumbuh disini
adalah patch reef (jenis terumbu karang yang paling mudah tumbuh) path reef yang
tumbuh merata dapat berubanh menjadi open platform.
c) Shallow Shelf menghasilkan karbonat deep shelf dan basin.
Mineral Penyusun Batuan Karbonat
a) Calcite, tersusun atas CaCO3 dan paling sering ditemukan berwarna kekuningan dan
coklat. Ciri khas : Apabila di tambahkan cairan HCl akan menghasilkan sebuah buih.
Kekerasannya sebesar 3 skala mohs.
b) Dolomite, tersusun atas Mg dan Ca. apabila di berikan HCl maka akan memberikan
reaksi berupa buih pula tetapi lemah. Kekerasan yang dimiliki mulai dari 3.5 – 4 skala
mohs.

Carbonates Constituent
a) Carbonat Grains – Skeletal Grains
Terdiri atas mikrofosil, butiran fosil, maupun pecahan dari fosil makro.
b) Carbonat Grains – Pelloid
Berbentuk.bulat atau elips dengan satu atau lebih struktur lamina yang konsentris
mengelilingi inti. Ukurannya >2 mm
c) Carbonat Grains – Ooid
Berbentuk.bulat atau elips dengan satu atau lebih struktur lamina yang konsentris
mengelilingi inti. Ukurannya <2 mm
d) Silified Oolite
Karbonat tidak stabil dan sering mengalami perubahan setelah pengendapan dan
mengandung silika.
Batu Bara
Terbentuk dari sisa tumbuh-tumbuhan yang terendapkan sekitar 100-400 jtl. Lama dan
proses pembentukan batu bara sangat menentukan kualitas batu bara yang dihasilkan.
Terdapat beberapa jenis batubara, diantaranya :
a) Peat, berupa sedimentasi gambut, memiliki warna coklat dengan kandungan karbin
yang masih rendah yaitu hanya 50%. Hanya digunkan bila sudah tidak ada lagi batu
bara jenis lainnya.

b) Lignite, berwarna coklat karena proses pengendapan yang berjalan belum terlalu
lama. Hal tersebut menyebabkan lignite termasuk batu bara dengan kualitas terendah.

c) Sub-Bituminous, batu bara dengan kualitas sedang. Memilii warna coklat gelap
cenderung hitam. Terendapkan lebih lama dibandingkan lignite.
d) Bituminous, memiliki warn hitam dengan umur pengendapan yang sudah cukup lama
sehingga memiliki kualitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis sebelumnya.
Penamaan bituminous dikarenakan adanya kandungan bitumen atau aspal
didalamnya.

e) Anthracite, merupakan jenis batu bara yang paling baik kualitasnya. Biasa digunkan
pada pembangkit listrik tenaga uap. Kebutuhannya yang tinggi tidak sejalah dengan
keberadaannya yang hanya 1% dari total penambangan batu bara.
4. Struktur sedimen
Pengertian : Merupakan struktur yang ada pada batuan sedimen ketika batuan tersebut
terbentuk.
Proses : Batuan asal sedimen tererosi lalu tertransport kemudian terendapkan hingga
akhirnya terdiagenesis menjadi batuan sedimen yang nanti akan menghasilkan sebuah
struktur yang dapat menceritakan proses sedimentasi nya. Struktur sedimen dapat
memberikan penjelasan mengenai sejarah lingkungan pengendapan pada masa lalu.
Apakah terendapkan pada lingkungan tenang, lingkungan bergelombang, atau adanya
aktivitas organisme.
Bedding planes (Bidang perlapisan).
Pada singkapan terlihat jelas tampilannya. Ada bidang batas yang jelas di bagian atas
dan bawah. Bidang batas perlapisan akan menjadi pembatas antara siklus
pengendapan tertentu antara yang satu dengan yang lainnya. Misal yang bawah
energinya tinggi dan atas energinya lebih rendah. Bedding plane bisa menjadi
penunjuk adanya bidang erosi. Missal ada material sedimen yang terendapkan yang
telah mengalami kompaksi dan litifikasi lalu bagian atasnya tererosi. Bagian atas yang
tererosi kemudian tertimpa oleh sedimen lain yang diendapkan diatasnya maka bagian
yang tererosi tersebut akan menjadi bidang batas. Bidang batas yang terjadi karena
erosi dinamakan sebagai surface truncated yang bisa terjadi karena adanya storm
wave, fast flowing currents water (arus yang naik), atau turbid flow. Ketika energi
pengendapannya tiba-tiba tinggi karena ada nya 3 hal diatas maka akan mengerosi
bagian atas sehingga akan menyisakan surface truncated atau bidang erosi.
Karaktersitik dan hierarki struktur sedimen dapat ditentukan dengan beberapa cara,
yaitu :
 Hubungan fisik dari batuan sedimen itu sendiri
Dibentuk pada saat sedimen tersebut terendapkan (syn depositional structure).
Dilihat dari :
Ukuran butir – apakah kemasnya terbuka atau tertutup, apakah gradasi nya jelas
atau tidak
Pergerakan air – apakah unidirectional (searah) di sungai atau bidirectional
(pergerakan air maju dan mundur) di pantai.
 Modifikasi dari system pengendapan, baik karena borrowing atau aktivitas
organisme lainnya. (post depositional sedimentary structure karena organisme)
 Post depositional event (post depositional sedimentary structure karena alam).
Hydrasi / dehidrasi (pergerakan air didalam tubuh sedimen)
Kompaksi lebih lanjur
Reaksi kimia yang ada di dalam.
Chanel dan Shelves
 Chanel memiliki alur tersendiri yang berupa jalur seperti sungai. Misalnya energi
pengendapannya turun maka material sedimen dapat terendapkan disitu
berdasarkan energi butirnya.dan akan diendapkan disepanjang chanel (tidak
mungkin ditempat lain) kecuali jika volume air naik maka akan terbawa ke luar
sungai. Karakteristiknya :
Confined flow :
 Keunikan proses :
Diendapkan secara parallel disepanjang chanel dan dibatasi kanan kirinya,
serta apabila tetap berada di suatu stadia sungai yang sama maka cenderung
tidak ada perubahan velocity.
 Sediment response :
Tidak banyak perubahan ukuran butirnya (stadia muda ukurannya besar
biasanya makin tua makin halus)
Basal/erosional contact. Pada bagian dasark aka nada sturktur sedimen
Akresional, baik secara lateral, vertical, downstream (kearah laut) dan
upstream (kearah darat). Jadi makin kearah downstream semakin fined.
Semakin ke upstream semakin coarse. Semakin lateral dan vertical semakin
fining.
 Geometri :
Lens, melensa (didalam nya material halus dan diluar/pinggir material kasar)
Sheet, lembaran (bawah lanauan atasnya ada yang kasar, kemudian ada bidang
batas)
Ribbons, pita atau menipis dibagian tengah dan menebal di bagian pinggir.
 Shelves, merupakan paparan luas. Jadi dimanapun dapat terendapkan. Jadi dapat
terendapkan dimanapun selama masih ada arus yang membawa material sedimen.
Kalau singkapan nanti akan sangat besar dan seragam.
Unconfined flow (Shelves dan lainnya)
 Keunikan prosesnya :
Aliran nya dari semua arah. Missal ada sungai dan muaranya (mulut). Jadi dari
sungai ketika masuk kedalam mulut tersebu alirannya akan bergerak ke segala
arah mengikuti arus. Jadi persebaran sediemennya acak.
Tidak ada Batasan dikiri kanan hanya batas atas dan bawah
Ada perubahan velocity dari tinggi kerendah. Semakin ke source makin kasar.
 Sedimentary response
Makin keluar akan semakin halus.
Erosional, sharp, gradational contact, ketika ada perubahan dari coarse dan
fining.
Akresi : downstream, upstream dan vertical. Semakin kea rah basin ward akan
semakin halus sedangkan semakin kea rah outward / source / darat akan makin
coarse.
Makin kea rah basinal akan semakin halus. Bisa berupa clay dan mud.
 Geometri
Sheet, lapisan
Thin in direction of flow. 1-2 km lepas pantai makin banyak yagn mud dan
clay.

A. Struktur Sedimen Primer


Penngertian : Struktur sedimen yang diendapkan bersamaan dengan pengendapan
material sedimen sendiri.
Tujuan : Mengetahui lingkungan pengendapan, proses transportasi, dan proses
ketika deposisi.
Point penting :
 Menentukan top dan bottom suatu lapisan yaitu dengan mencari dan menganalisis
struktur sedimen yang ada pada batuan sedimen. Missal gradasi atau gradded
bedding. Maka ada bagian atas halus dan bagian kasar bawah. berdasarkan konsep
graded bedding yang diendapkan pertama itu yang bawah maka bottom nya itu
berupa material kasar yang berada dibawah dan top nya itu material halus yang
ada di atas.
 Bagaimana menentukan orientasi sedimen yang berhubungan arah arus (hulu dan
hilir)
Mencari hubungan antara kanan dan kiri. Misalnya ada singkapan yang lebih
besar besar disebelah kanan nya maka yang kasar menunjukkan hulu dan yang
lebih keci menunjukkan hilir. Sehingga pergerakan arus nya dari kanan ke kiri.
 Proses apa yang bertanggung jawab dengan proses transportasi dan sedimentasi.
Apakah murni arus atau ada yang lain. Mencari jejak kaki atau sisa aktivitas
organisme seperti burrowing atau lainnya. Jadi selain fluida ada juga aktivitas
biologis yang membentuk struktur sedimen tersebut.

1. Planar Beds
Karakteristik :Sering diendapkan dilingkungan cenderung tenang, halus, dan suplai
sedimen yang cenderung stabil.

Diendapkan di stream flow skala 1 dengan ukuran sedimen berkisar antara 0.2 – 0.4
dan masih ada arus yang bergerak disitu. Ketika streamnya turun tidak akan
membentuk bedding plane tetapi ripples. Selain dibagian atas plane bed juga dapat
dibentuk dibagian bawah dengan arus sangat tenang dan ukuran butir antara 0.6-0.8.
Sering ditemukan di pantai.
2. Bedform karena unidirectional current, bentukan utama yang dihasilkan berupa
ripples.
Ripples memiliki ukuran yang kecil dan tidak simetris. Terdapat bagian landai
disebelah depannya dan curma di bagian belakangnya. Ripple dengan ukuran yang
semakin besar terbentuk diluar perairan dan berubah menjadi sand waves. Apabila
ukuran yang dibentuk lebih besar dari sandwaves dan bentukannya mendekati simetris
dinamakan sebagai dunes atau mega ripples. Makin naik rezim aliran dan arusnya
maka akan terbentuk plane (flate) bed. Antidunes memiliki ukuran simetris antara
bagian depan dan bagian belakang sedangkan chute dan pool memiliki ukuran yang
tidak simetris dengan pool merupakan bagian depan dan chute merupakan bagian
belakang.
.
Ripples memiliki beberapa bagian :
 Bagian landai = stoss-side, merupakan bagian depan
 Bagian curam = lee side/surface, merupakan bagian belakang.
 Bagian puncak ripples = summitpoint
 Bagian mulai turun = brinkpoint
 Bagian landai cenderung datar = toepoint
 Bagian dasar yang datar = through point
Karakter unidirectional current : Pada bagian stoss akan ditemukan sebuah laminasi
dan bagian belakang juga dapat ditemukan laminasi dengan arah yang berbeda. Selain
itu, bentukan ripples cenderung memanjang dan tegak lurus dengan arah aliran.
Jenis ripples menurut After Allen, 1968 :

 Stright transverse, tegak lurus terhadap arah aliran


 Straight sweft, diagonal terhadap arah aliran.
 Transverse sinous in phase, berbentuk gelombang sinus.
 Transverse sinous out of phase, ada bagian menebal dan menipis.
Bentukan ripples :
 Current ripples, merupakan transisi antara energi rendah straight crest ripples dan
energi tinggi linguois ripples. Arus nya hanya bergerak ke satu arah.
 Linguoid ripples, ada perbedaan arus antara bagian kanan dan kirinya. Hal ini
disebabkan karena adanya arus samping yang dapat membentuk languid. Arus
yang bergerak sama arahnya tetapi memiliki kekuatan yang berbeda. Jikapun
sama kekuatannya biasanya dipengaruhi juga oleh arus samping sehingga
terbentuk languid ripples. Bisa terbentuk di kekuatan dan rezim aliran lebih tinggi
dibandingkan current ripples. Bentuknya agak berombak.
 Rhomboid ripples, ada pergerakan fluida samping. Biasanya terbentuk pada
daerah pantai dengan bukaan angin yang tinggi.
Linuoid megaripples or bars, memiliki bagian stoss yang landai dan lee nya
berbentuk kurva linguoid
3. Bedform dengan multidirectional flow
Terbentuk ketika datang gelombang membawa material sedimen yang kemudian
menggerus bagian depan ripples yang dibarengi dengan adanyaarus balik yang
menggerus kembali kearah belakang. Dikenal adanya constructional event dan
destructional event. Contohnya mega ripples yang bagian depan menumpuk sedimen
dan bagian belakang menumpuk sedimen pula
 Current ripples berdasarkan material sedimennya dibedakan menjadi 3 :
a) Lenticular bedding, didominasi material halus. Pasir ada di matriks mud.
Cirinya yaitu pasir yang tidak tekoneksi (seperti mengambang pada matriks
mud/clay)
b) Wavy bedding, antara sand dan mud hamper sama jumlahnya. Cirinya: dua-
duanya bisa terkoneksi dan biasanya terdapat event sedimentasi yang benar-
benar jelas.
c) Flaser bedding, pasir lebih banyak dibandingkan material yagn halus. Cirinya
yaitu adanya koneksi antar pasir-pasir
 Windblow sediment, contohnya barchan dunes yang berada di gurun.
Penggeraknya oleh angin yang ada di gurun. Contohnya : climbing ripples dan
wind ripples.
 Waves ripples, umumnya dibentuk oleh material sedimen yagn berukuran sangat
halus yaitu 0.1-1 mm, diendapkan di kec. Velocity 10-50 cm/s.
a) Assimetric wave ripples
b) Cross bed, ada yang bergerak ke kanan dan ke kiri.perlapisan ini menunjukkan
adanya sudut yang jelas antar beberapa layer internal dengan bidang batas
perlapisan. Terbentuknya cross bedding dikarenakan adanya migrasi dune atau
ripples akibat penambahan sedimentasi di dalam air atau di udara. Terdapat 2
jenis croos bedding yaitu : planar cross-stratification dan through cross
stratification. Adapun perbedaan keduanya dapat dilihat pada table
Perlapisan silang berbentuk tubular Perlapisan silang melengkung
(planar cross-stratification) (through cross stratification)
terdiri atas satuan perlapisan silang yang terdiri atas satuan perlapisan silang yagn
besar dengan dimensi kearah sammping salah satu atau semua batas permukaannya
dan lebar, serta memiliki batas permukaan melengkung
yang datar.
bentuk lapisan pada umumnya datar, bagian yangmelengkung terdiri atas bagian
terkadang ada beberapa lapisan yang yagn memanjang yang diisi oleh lapisan
membelok memiliki hubungan tangensial melengkung yagn pada umumnya memiliki
permukaan dasarnya. hubungan tangensial dengna bagian
dasarnya

sebagian besar terbentuk karena berasal dari perpindahan gelombang kecil


perpindahan berskala besar pada puncak yagn menghasilkan perlapisan silang
gelombang atau dune berskala kecil pula, atau hasil perpindahan
gelombang besar, yang menghasilkan dune
melengkung

besar ketebalan tiap lapisan adalah dari 10 terbentuk karena perpindahan gelombang
cm hingga 10 m atau lebih, tetapi berukuran besar yang pada umumnya
ketebalan lapisan diatas 10 m telah memiliki ketebalan kurang lebih 10 cm dan
dilakukan observasi (Harms, 1957) lebar kurang dari 1 m hingga lebih dari 4 m.

Perbedaan wave dan ripple dilihat dari ukuran panjang. Wave cenderung longitudinal
dan panjang. Current jarang panjang tetapi terpotong-potong sesuai kekuatan arus.
Current seringkali unidirection dan wave bidirectional. Wave ripples lebih simetris
sedangkan yagn current lebih asimetris.
4. Graded bedding dan imbricate bedding, terjadi ketika ada perubahan arus.
Imbricate bisa meberitahu mengenai arah arus. Dilihat dari doinansi dan arah
kepingan. Garded bedding ada dibagian bawah sekuen bouma.
5. Bedding plane marking
1) Incised channels
 Delta mouth bar, membentuk semacam lembah yang memotong bedding
plane. Terdapat bidang batas yang dinamkaan incised surface.
 Flood deltas dan channels – KTY
 Tidal, storm or tsunami chanel
Ciri khas yang membedakan incised chanel karena erosi sungai dan karena
tsunami itu berdasaran ketebalan
2) Sole marking at layer base
 Flute cast, merupakan arus yang mengerosi material sedimen yang tidak
seragam. Merupakan salah satu struktur sedimen yang dapat mengidentifikasi
top dan bottom dair lapisan. Dimana bagian yang mengisi merupakan bagian
cembung yang merupakan top. Salah satu cirinya ada perubahan butir yagn
semakin atas semakin halus.
 Grooves, yagn dihasilkan dari seretan pada bagian dasar.
 Tool dan bounce, terdapat material yang terlempar entah karena saltasi atau
lainnya.
 Current crescent. Ketika adanya material besar dan arus bergerak menabrak.
B. Rills dan Gullies
Pengertian : Merupakan versi kecil dari sebuah lembah.
Proses : Terjadi pada material sedimen yang belum mengalami konsolidasi
dan ada bidang lemah diendapan sedimennya, lalu pada arah tertentu muncul air
cukup deras untuk mengikis sedimen.
C. Mudcraks
Lingkungan : Berada di tempat dengan iklim yang cenderung panas dan kering.
Komposisi : Tersusun atas material sangat halus berupa silt dan clay yang
mengalami dehidrasi.
Mekanisme : Adanya dehidrasi pada material silt dan clay. Material mud
mengalami pengerutan membentuk rekahan rekahan. Jika air yang ada pada sedimen
belum keluar semua maka nanti bagian bawah mud akan menyimpan air yang ketika
diinjak akan terasa basah. Ketika masih baru mud nya tipis di bagian atas. Apabila
sudah sangat tua, memungkinkan rekahan terisi oleh material lain.memiliki sedikit
hubungan dengan cyanobacteria. Model lain dari mudcrack yaitu halit polygon yang
berada di area lagoon atau danau system tertutup. Jadi airnya keluar hanya karena
presipitasi. Dibagian lagoon terisi oleh halit.
D. Rain drops,
Mekanisme : terdapat sedimen halus dan belum terlitifikasi yang kemudian terkena
hujan yang menyebabkan suatu struktur sedimen berupa rain drops.
E. Secondary struktur.
a) Mud volcano, flame, dan load cast. Flame dan load cast memiliki kenampakan
yang hamper sama. Load cast berbentuk mangkuk yang merupakan bagian
tertekan sedangkan flame merupakan bagian yang terangkat sehingga membentuk
suatu bentukan api. Flame structure terjadi ketika adanya pembebanan dibagian
atas yang densitas nya lebih tinggi terhadap material dibawah yang lebih halus
dengan densitas lebih rendah.
b) Ball and pillow, merupakan hasil pengerutan dibawah tanah yang sudah
mengalami pelapukan. Terjadi pada batuan dengan ukuran butir sangat halus dan
berbentuk membulat. Biasa terdapat pada umur batuan yang tua.
c) Ichnofossil, karena aktivitas organisme yang berupa galian atau burrowing yang
kemudian tertutup sedimen. Masing masing bentukan dari hasil galian akan
mengidentifikasi spesies tertentu dari organisme. Bentukannya bervariasi mulai
dari vertical hingga horizontal. Selain burrow ada pula track yang berada pada
material sedimen belum terkonsolidasi. Terdapat banyak ichnofacies berdasarkan
bentukannya.
5. Lingkungan pengendapan
Pengertian : merupakan tempat dimana material sedimen dapat diendapkan secara
spesifik dan akan menunjukkan suatu ciri tertentu. Berbeda dengan cekungan yang
merupakan wadah secara umum. Lingkungan pengendapan dibedakan menjadi
continental, transitional dan marine
A. Continental Environtment
Lokasi : Berada di darat. Berupa sungai, gurun, dan glasial. Satu lingkungan
pengendapan dapat berubah menjadi lingkungan pengendapan lain. Ex : gurun sahara
dulu hijau sekarang gurun.
1) Fluvial
River (sesuatu yang besar biasanya yang berstadia tua) dan stream (cenderung kecil
dan merupakan sungai berstadia muda).
Tipe-tipe sungai :
a) Sungai Meander
Karakteristik : Hanya memiliki satu chanel utama, strem nya berupa meandering
stream.
Ciri-ciri :
 Channelnya berkelok-kelok.
 Endapan yang dihasilkan berukuran halus.
 Banyak ditemukan cross bed dibagian tengah.
 Point bar diisi oleh material pasir.
 Dibagian dasar sungai akan ada erosional surface.
 Sering ditemukan pada sungai berstadia tua dan dekat dengan hilir. material
yagn diendapkan umumnya berbutir halus tetapi bagian point bar terdapat
material yang agak kasar ukurannya. Point bar terjadi ketika ada pelemahan
energi pengendapan. Dibagian ujung tikungan memiliki energi pengendapan
yang tinggi.
Ciri tubuh pasirnya :
 Meandering pergerakan cenderung stabil, point bar tegak lurus terhadap arah
sungai.
 Distribusi sandstone terbatas hanya mengikuti pergerakan sungai
 Memiliki koneksi vertical yang buruk sedangkan koneksi lateral yang baik.
b) Sungai Braided
Karakteristik : Satu chanel utama dengan stream-stream kecil dan banyak sekali
chanel bar atau endapan di tengah sungai.
Ciri- ciri :
 Chanel berjumlah banyak tetapi cukup dangkal.
 Endapannya kasar berupa gravel. Mud hampir tak bisa ditemukan.
 Struktur sedimen berupa cross bedding.
 Kondisi yang berhubungan dengan braided bedding yaitu supply sediment nya
masih tinggi karena berdekatan dengan sumber, material yang diendapkan
besar-besar dengan jenis stadia sungai yaitu stadia muda, energy pengendapan
tinggi sehingga kecepatan arus nya tinggi. Banyak ditemukan kenampakan-
kenampakan erosi dibagian kelokan sungai.
 Dibagian tepi memiliki tebing yang tinggi. Jadi dasar sungai dan tepian sungai
cenderung terjal.
Ciri tubuh pasirnya :
 Braided stream memiliki banyak chanel bars/point bars yang searah dengan
arah pergerakan sungai.
 Tubuh batupasir saling terkoneksi secara lateral dan vertical dengan baik
 Memiliki konektivitas yang baik secara vertical maupun lateral
c) Sungai Anastomosing, versi besar dari sungai braided, memiliki banyak tikungan
sungai dengan banyak chanel.
Fasies Linkungan Fluvial :
 Chanel fill berada dibagian tubuh sungai, berupa chanel bar dan point bar dan
dicirikan dengan fining upward jadisemakin ke atas semakin menghalus
 Floodplain merupakan dataran banjir, terisi hanya saat terjadi banjir atau luapan
saja maka material sedimen yang endapkan merupakan hasil dari suspense dan
yang diendapkan berukuran halus.
 Levee, merupakan tanggul pada bagian pinggir sungai. Cenderung coarsening
upward. Ketika levee ini bocor maka akan terbentuk crevasse splay. Karena
merupakan haisl dair tanggul maka sortasi nay buruk. Merupakan coarsening
upward.
Sungai bergerak secara dinamis. Ketika terdapat zona lemah maka akan membentuk
suatu belokan yang memiliki point bar hingga akhirnya membentuk oxbow lake atau
sungai tapal kuda.
2) Gurun
Karakteristik : Mendiami sekitar 20-25 % permukaan bumi
Lingkungan : Lingkungan kering dan agen pembawa sedimen adalah angin dengan
ukuran material bervariasi mulai dari sangat halus hingga batupasir kasar.
Aktivitas angin yang membawa sedimen:
 Deflation, pergerakan angin secara turbulen yang membawa material yang
ukurannya halus dalam keadaanloose/ sudah lepas.
 Abrasion, meggereus material padat.
Lingkungan pengendapan gurun :
 Sand dunes deposite
 Alluvial deposits, ada di tepian gurun. Membentuk semacam kipas. Ada
intermitten stream dan ada full longsoran. Alluvial fan adalah kipas alluvial
terbentuk karena stream dan debris flow. Bentuknya segitega (kipas) dengan
endapan berupa pasir dan gravel. Tipe-tipe alluvial flow :
Gravity flow, sheetflood, dan chanelised.
Cirinya : sedimen berbutir kasar dan memiliki struktur horiz dan cross bedding.
Endapannya dinamakn sebagai alluvium yagn merupakan endapan lepas dan hsil
erosi yagn diendapkan Kembali oleh media yang dibawanya. Diendapkan
dilingkungan non marine. Ciri alluvium : Tak memiliki fosil, berwarna
kemerahan, struktur sedimen nya laminasi, ripple mark dan graded bedding.
 Playa lake deposits, berasosiasi dengan sabkha yang merupakan endapan mudflat
seperti oasis yang sudah mongering. Ukuran endapannya sangat halus. Hasil
endapan playa lake dibagian tengahnya adalah endapan evaporit sedangkan
pinggirannya merupakan leminated mud atau sabkha yang jika kaya akan material
organic bisa menjadi batuan induk. Sabkha merupakan sumber minyak bumi
batuan induk di daerah timur tengah.
Ciri-ciri endapan dunes :
 Material pasir yang well rounded dengan sortasi yang baik
 Struktur sedimen yang ditemukan berupa cross bed
 Bisa ditemukan fosil.
Banyak nya tipe-tipe gurun disebabkan karena arah angin yang mengontrolnya,
baik satu arah atau dua arah dan apakah ada material yang ada di bagian depan atau
tidak.
Morfologi gurun :
 Platau – dataran tinggi
 Messa – diameter yang besar yan ghampir sama dengan ketinggian nya.
 Butte – diameter yang kecil dengan rasio tinggi dan diameter lebih besar itnggi
nya
 Pinnacle – hasil erosi dari butte
Karakter endapan didaerah gurun.
 Loose, banyak ditemuakn ditepian
 Bajada, di alluvial fan
Karakter endapan :
 Cenderung berukuran pasir
 Sortasi baik tergantung dengan anginnya dengan struktur berupa cross bed
 Ditemukan jejak reptile
 Ditemukan ebberapa fosil
 Warna nya kekunnga hingga kecoklatan
3) Lacustrine
Karakteristik : Memiliki system drainase sendiri.
Ciri endapannya :
 Sortasi yagn baik
 Struktur sedimen berupa thin layer karena pengendapannya berangsung-angsur
perlahan dan energi pengendapan cenderung rendah.
Jenis aliran yanga ada di danau
 Overflow, merupakan alirna yang ada dibagian atas danau
 Interflow, antara overflow dan underflow
 Underflow, aliran yang ada di bagian bawah danau.
Danau itu seperti cekungan sehingga energi pengendapan terendah ada dibagian
tengahnya jadi material sedimen dibagian tengah memiliki ukuran yang paling halus.
Tipe danau:
 Rift graben lake, karena proses rifting seperti danau toba, danau singkarak
 Oxbow lake, merupakan lake yang ditinggalkan ketika sungai sudah Bersatu llau
meninggalkan bentukan oxbow
 Glacial lake, merupakan pencairan dari es
 Crater lake, danau haisl letusan gunung api. Ketika terdapat kaldera yang luas lalu
terisi oleh air maka membentuk dnau.
Berdasarkan oxygennya, danau dibedakan menjadi :
 Oligothrophic lake, memiliki kandungan nutiren yang rendah. Tidak memiliki
support kehidupan sehingga oksigennya minim
 Euthropic lake, memiliki kandungan nutrient yang tinggi sehingga kehadiran
oksigen melimpah dan mendukung adanya kehidupan organisme didalamnya.
Karaktersitik endapan danau.
 Apabila dilihat di peta akan membentuk sirkula rhingg asub sirkular
 Material sedimen dibagian tengah beurkuran halus
 Terdapat endapan turbidit di bagian tepian akibat longsoran
 Endapannya beritmik atau mengikuti musim.
 Ditemukan fossil
 Lapisan sedimennya cenderung halus
 Ada endapan siderite atau iron karbonat
4) Glasial
Komposisi : till, moraines, dan outwash.
Contoh : Dropstones merupakan material berukuran kasar yang berada dibagian
tengah material halus yang bentuknya seperti dijatuhkan/longsoran.
B. Transisional Environtment
1) Delta, terbentuk ketika ada material sedimen berjumlah banyak lalu terendapkan di
area shallow marine. Ketika ada endapan maka terbentuk distributary chanel dan
apabila material sedimen masih sangat banya dengan dominasi dari sungai yagn tinggi
maka delta yang terbentuk akan menjorok kearah laut. Endapan delta dibedakan
menjadi :
 Bottom set, endapan halus yang berada dibagian dasar dari delta dan ukuran
material sedimen yang paling halus
 Foreset, ukuran material sedimen sedang
 Topset, memiliki ukuran material sedimen yang paling kasar
Delta berdasarkan dominasinya :
a) Fluvial dominated, ketika stream/river mendominais proses pembentukan delta,
dicirikan dengan distibusi chanel yang Panjang dan sangat menjorok kea rah laut.
Contoh : delta sungai missisipi.energi wave dan tidal kecil. Kecepatan sedimentasi
semakin kecil ketika mendekati kearah laut. Ciri endapannya :
 Delta plain, bagian paling atas delta memiliki chanel fill, ada flat plain.
 Mouthbar, ujung distributary chanel. Dibagian ujung awal ditemukan ukuran
pasir tetapi semakin jauh akan ditemuakn materiallebih halus. Jadi ada
submarine fan, subaqueous platform
 Interdistributary bay, berbentuk lagoon dan bay. Bay terdapat diantara
distibutary chanel dan banyak diendapkan materal sedimen dan organic dan
dapat menjadi rawa ketika energi pengendapan rendah dan tumbuh beberapa
tanaman.
 Prodelta, merupakan bagian terjauh delta dan paling dekat dengan shallow
marine. Material sedimen aygn diendapkan sangat halus dan transportasi
sedimen berupa suspense.
Dalam pembentuk delta, terdapat delta lobe switching , bentuknya mirip
cuping telinga. lobe dapat bergeser mengikuti distibutary chanel. Dari lobe A
hingga F pada gambar. Lobe terjadi ketika ada sebuah sungai dengan delta dan
beberapa distributary chanel yng kemudian sungai nya mengalami pembelokan
maka akan terbentuk suatu lobe yang saling menumpuk satu dengan lainnya
sesuai dengan pergerakan distibutary chanel. Umum ditemukan disemua jenis
delta. Contoh : Delta Bintuni. Lobe itu gabungan beberapa distibutary chanel.
b) Wave dominated delta, ketika ombak mendominasi, memiliki ciri berupa
distibutary chanel yang banyak dengan kenampakan berupa bentuk segitiga yang
hamper sama. Contoh : Delta sungai nil. Bentukan delta yang melebar
dikarenakan adanya distributary chanel yang banyak yang kemudian material
sedimen disebarkan oleh ombak dari laut yang cukup besar sehingga area yang
kosong akan terisi oleh sedimen. Contoh : Delta sungai Mahakam. Cirinya :
 Delta plane, tidak mempunyai subaqueous levee karena livi nya hancur karena
ombak yagn mausk ke daratan.
 Distributary chanel
 Mouth bar, tidak berbentuk deltaic, tetapi longitudinal kaena ada ombak yag
cukup kuat yang mendistrbusikan sedimen.
 Prodelta
 Coatel sandy bar, terjadi karena pendistribusian material sedimen oleh ombak
yagn tegak lurus terhadap distributary chanel. Inilah yang tidka dimiliki oleh
fluvial dominated delta
c) Tidal dominated, ketika gelombang pasang surut yang lebih
mengontrol.bentuknya tidak seperti delta. Contohnya di Bangladesh dan ada di
Sumatera daerah Pekan Baru dari sungai Batanghari bentuknya lebar memanjang
dengan distributary chanel yang lebar dibagian laut. Makin kedalam akan semakin
sempit. Karena didominasi tidal maka memiliki ciri berupa
 tidal sandbar yang merupakan material sedimen yang dibawa oleh distributary
chanel lalu disebarkan oleh tidal. Tidal sand bars sejajarh dengan distributary
chanel dan tegak lurus terhadap garis pantai.
 Tidal channel, memiliki benutk yang lebar di bagian marine tetapi menyempit
dibagian dalam.
 Delta plain, ada upper delta plain berhubungan dengan distributary chanel dan
berasosiasi dengan chanel fiil, dan flat plain dan lower delta plain
berhubungan dengan tidal flat sehingga banyak sekali mud flat dan ada
mangrove. Jadi ketika pasang naik mangrove ketutupan air dan sat psanag
turun maka mangrove nya akan kering.
d) Wave dominated linear shoreline. Ada 2 :
Dibedakan berdasarkan keberadaan barrier.
Untuk non barrier island mengkasar ke atas dengan bagian bawah yang cenderung
halus. Semakin dekat dengan daratan atau backshore maka akan semakin kasar.
Barrier island, bisa Panjang atau pun terbuka. Terdiri atas :
Tidal flat flood and ebb delta
Lagoon Shorface
Washover Offshore transition
Beach tidal inlet
Barrier island merupakan endapan sungai yang tegak lurus terhadapnya dan
sejajar garis pantai. Material yang diendapkan berukuran pasir data ditemukakan
beberapa fosil marine dan bioturbasi.
2) Estuary, merupakan lautan yagn menjorok kedaratan. Ketika kekuatan dari wave jauh
mendominasi dan tidak banyak endapan sedimen yang masuk ke arah sungai.
a) Wave dominated, didominasi ombak maka material sedimen yang terbawa dari
sungai akan dikembalikan lagi oleh ombak sehingga tercipta suatu barrier yang
nanti akan membetnuk flood tidal delta.
b) Tidal dominates, mempunyai mudflat dibagian tepi tidal chanel dan mempunyai
tidal sandbar yang sejajar sungai dan tegak lurus garis pantai.
C. Marine Environtment
1) Detrital marine environtment, sedimen yang diendapkan di daerah marine merupakan
endapan sisa yang telah diendapkan pada mouthbar, delta atau estuarin. Dikontrol
oleh slop dengan energi pengendapan rendah hingga tinggi. Energi pengendapan
tinggi dikontrol ombak dan tidal sedangkan yang rendah ketika sudah makin jauh dari
daratan di daerah open marin.
2) Slope and Rise, memiliki energi pengendapan yang rendah dan material yang
diendapkan berupa mud dan beberapa fosil marine.
3) Deep sea, lebih ke arah open marine dan yang diendapkan lebih kearah material
berukuran sangat halus seperti silt dan clay. Bisa juga pelagic clay atau calcareous
(CaCO3) dan siliceous (SiO2) oozes.
4) Carbonate environtment
5) Reefs merupakan organisme unik yang membutuhkan tempat hangat, bersih dan
dangkal serta apabila kondisi tak memungkinkan maka reef tak akan tumbuh.
Beberapa tipe reef yang paling umum ditemukan yaitu fringing reef dan ketika
berkembang lebih lanjut dan lebih luas menjadi barrier reef, lebih luas lagi dinamkan
dengan platforms reefs. Atolls merupakan reef yang melingkar yang terjadi ketika ada
fringing reef atau barrier reef disekitar volcanic island yang sinking atau menghilang.
6) Evaporite environtments
7) Kondisi yang berasosiasi nya yaitu playa lakes, saline lakes.
8) Dapat ditemukan pula di lagoon.

Anda mungkin juga menyukai