Anda di halaman 1dari 25

MASSWASTING

 Pengertian
 Klasifikasi
 Faktor penyebab masswasting
 Gambar
Pengertian :
Masswasting adalah gerakan material
tanah akibat gravitasi bumi atau
pemindahan massa batuan atau tanah
berat ( secara besar-besaran ) ke tempat
yang lebih rendah. Masswasting sering
pula disebut longsor.
Sekilas tentang masswasting

Mass wasting memiliki makna sama dengan mass


movement yakni pergerakan material yang menuruni
lereng karena dipengaruhi langsung oleh gravitasi. Mass
wasting ini penting sekali pada proses geologi karena
terjadi pada berbagai waktu dan tempat. Banyak yang
mengasosiasikan kejadian ini dengan lereng yang tidak
stabil dan curam,dan ternyata kejadian ini dapat terjadi
pula pada daerah yang landai (near-level land)
bergantung pada kondisi geologinya.
Klasifikasi Masswasting

Pembagian Karakter Kecepatan


Rockfall Batuan berbagai Sangat cepat
ukuran berguguran
dari steep cliffs,
canyons dan jalan
yang terpotong
Slump Pergerakan sepanjang Sangat lambat
permukaan retakan hingga sedang
yang melengkung
meliputi material tidak
terkonsolidasi
Rockslide Pergerakan sepanjang Cepat hingga
permukaan planar sangat cepat
Mud Flow 50% lumpur Sangat cepat

Debris Flow Mengandung partikel Cepat hingga


lebih besar dan sangat cepat
kandungan air lebih
sedikit
Earth Flow Material liat dan tebal, Lambat hingga
massa regolith sedang
basah berbentuk
melidah (tongue
shaped )
Quick Clays Partikel halus dan Cepat hingga sangat
lempung yang cepat
jenuh air dan ketika
terganggu oleh
goncangan yang tiba-
tiba, maka
kohesivitasnya hilang
dan mengalir
Solifuction Sedimen permukaan Lambat
jenuh air
Complex Kombinasi berbagai Lambat hingga
Movement tipe berbeda sangat cepat
Faktor – faktor penyebab masswasting

1. Sudut Lereng

2. Pelapukan

3. Ketersediaan Air

4. Vegetasi Lahan
1. Sudut Lereng

Sudut lereng dapat menjadi penyebab utama longsor.


Umumnya, lereng yang curam akan kurang stabil karenanya
lereng yang curam akan memiliki kemungkinan longsor
dibanding lereng yang landai. Sejumlah proses dapat
menyebabkan lereng menjadi lebih terjal (oversteepen). Salah
satu disebabkan oleh pemotongan pada bagian dasar lereng
oleh aktivitas sungai atau aksi gelombang. Hal ini akan
memindahkan dasar lereng(slope’s base) dan meningkatkan
sudut lereng. Aksi gelombang, terutama selama badai seringkali
menghasilkan longsor sepanjang tepi pantai atau danau yang
besar.
2. Pelapukan

Longsor lebih sering terjadi pada material lereng yang lepas-


lepas atau tidak terkonsolidasi dibandingkan dengan lapisan
batuan dasar padat (solid bedrock). Segera setelah batuan
padat tersingkap di permukaan bumi, pelapukan mulai
memecah(disintegrate) dan mengubah komposisi (decompose)
batuan. Dengan demikian, terjadi pengurangan shear strength
dan peningkatan kerentanan (susceptibility) terhadap longsor.
3. Ketersediaan air

Jumlah air di dalam batuan dan tanah mempengaruhi kestabilan


lereng.Kuantitas air yang besar dari pencairan salju meningkatkan
kemungkinan kerentanan lereng. Penambahan berat sejalan dengan
penambahan air sudah cukup untuk menyebabkan longsor.
Selanjutnya perkolasi air sepanjang material lereng membantu untuk
mengurangi friksi antar butiran sehingga menunjukkan kehilangan
kohesi. Contoh, lereng berkomposisi lempung kering akan cukup
stabil, tetapi ketikabasah maka dengan cepat akan kehilangan
kohesivitas dan friksi internal sehingga menjadi sebab
ketidakstabilan lereng.
4. Vegetasi Lahan
Vegetasi berpengaruh terhadap kestabilan lereng. Air yang terserap
dari turunnya hujan membuat vegetasi berperan dalam menjaga
kejenuhan air (watersaturation) pada material lereng yang jika hal
sebaliknya terjadi maka akan kehilangan shear strength. Sistem akar
tanaman juga menjaga kestabilan lereng dengan jalan mengikat
partikel tanah bersama-sama dan mengikat tanah dengan batuan
dasar.Rusaknya vegetasi karena aktivitas alam atau manusia
menjadi penyebablongsor. Hujan yang deras menyebabkan tanah
menjadi jenuh sehingga longsor besardapat terjadi. Beberapa
perbukitan di Selandia Baru sering terjadi longsor karena tanaman
dengan akar yang dalam diganti dengan rerumputan yang
mempunyai akardangkal. Ketika hujan tiba, akar ini tidak mampu
menahan lereng sehingga terjadi longsor.
MASS WASSTING, BOSNIA
4 YEARS AGO
Colluvium, San Bernardino
Mountains, California
Soil Creep
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai