Anda di halaman 1dari 12

BAB III.

METODELOGI
3.1 Deskripsi Tempat (PIN POINT GOOGLE EARTH PRO) Dan Waktu Praktikum
3. 1. 1 Waktu Praktikum
Hari/Tanggal : 04 Juni 2022
Waktu Praktikum : 10.00-16.00 WITA
Lokasi : Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar Timur
3. 1. 2 Lokasi Praktikum

Gambar : Peta Google Earth


Sumber : Google Earth

Gambar di atas merupakan gambar yang diambil dari Google Earth untuk
memperlihatkan lokasi praktikum ilmu ukur tanah. Tempat yang kami gunakan sebagai
lokasi praktikum adalah Pantai Mertasari. Tempat yang kami gunakan merupakan salah
satu pantai yang terletak di Denpasar. Di lokasi tersebut terdapat jalan setapak yang kami
jadikan lokasi titik BM. Kami mengukur lokasi sekitar 35 m ke arah utara dari titik BM
seperti pada gambar berikut
3.2 Diagram Alir

MULAI

SETTING ALAT

DATA
COLLECTION
RECORD

TEMBAK TITIK
SAMPAI SELESAI

HASIL PRATIKUM

KONTROL PENGOLAHAN DATA


PERHITUNGAN KERANGKA
MANUAL DAN
LUAS DASAR
HORIZONTAL
SOFTWARE

GAMBAR PETA SITUASI


DAN KONTUR HASIL

SELESAI
Diagram alir,

Diagram alir,bagan alir,atau bagan arus adalah sebuah jenis diagram yang mewakili
algoritme,alat kerja atau proses,yang menampilkan langkah-langkah dalam bentuk simbol-simbol
grafis,dan urutannya di hubungkan dengan tanda panah .
3.3 Penjelasan daftar alir

Flowchart adalah sebuah grafis dari definisi, analisa, atau metode penyelesaian masalah di
mana simbol-simbol yang digunakan untuk mewakili operasi, data, gambar 16 Bagan Alir 23
aliran, peralatan, objek dan panah digunakan untuk menunjuk aliran data berurutan dari satu ke
yang lainnya.
3.3.1 Diagram alir pengolahan data
A. Setting Alat
Sebelum mensetting alat, yang pertama dilakukan adalah mengukur lapangan agar bisa
dibuatkan sketsa gambar lokasi yang akan digunakan untuk situasi dilapangan lalu
memasang berupa paku yang telah direncanakan sesuai dengan titik-titik mana saja yang
akan ditembak. Dan menentukan titik BM 1 sebegai kedudukan awal total station lalu mulai
mensetting alat sebagai berikut:
1.Mendirikan statif
Kaki Tripod harus memiliki Panjang sisi yang mencukupi agar kepala tripod berada pada
posisi mendatar/ levelling dan juga berada tepat diatas center point. memasang tripot tepat
diatas paku, tinggi tripod di sesuaikan dengan tinggi pembidiknya
2. Memasang Total Station pada Tripod
Letakan Total Station pada kepala Tripod lalu kunci dengan skrup centering dan masukan
baterai ke total station sebelum melakukan levelling.
3. Levelling Total Station
a) Center pointkan total station menggunakan lensa center point apakah sudah tepat
berada pada diatas paku yang menandakan titik BM1.
b) Atur nivo kotak untuk mengatur kedataran total station dengan cara menaikkan atau
menurunkan kaki-kaki tripod bergantian hinggan gelembung nivo tepat pada berada
ditengah.
c) Cek kembali center point pada lensa center, jika berubah maka dapat menggeser alat
total station di meja tripod, jika sudah tepat dicenter point maka kuncikan kembali.
d) Menyetel gelembung nivo tabung dengan cara memutar dua sekrup penyetel yang
sejajar dengan nivo tabung keluar atau kedalaman secara bersamaan hingga gelembung
nivo berada ditengah-tengah garis.
e) Total station diputar sejajar ke masing masing kaki tripod. Apabila gelembung nivo
belum di tengah, gelembung nivo ditengahkan dengan cara menyetel dua sekrup menyetel
yang sejajar dengan nivo tabung keluar atau kedalam secara bersamaan ingga gelmbung
nivo di tengah tengah garis.
f) Jika gelembung nivo sudah berada di tengah-tengah, total station diputar ke segala arah
untuk memastikan kedudukan gelombang nivo tetap berada di tengah tengah. Jika tetap
berada di tengah, maka total station siap dioperasikan, tapi jika gelembung nivo berubah,
center point juga akan berubah, maka dilakukan penyetelan ulang seperti langkah kerja a
s/d f
g) Lakukan langkah-langkah yang ssama di titik selanjutnya
Nyalakan alat Total Statioan, tekan tombol power berwarna hijau “on”

B. Data Collect
Pertama pada menu tekan tombol F1 (data collect) lalu pilih input, masukkan nama job
“C2” dan tekan enter.

Untuk menginput alat di BM 1,


F1 : OCC PT# INPUT F2 : BACKSIGHT F3 : FS / SS
Pilih F1 : OCC PT# INPUT kemudian enter F4, maka tampilan otomatis berubah menjadi
PT# : ( Nomor Titik )
ID : ( Nama Titik / BM 1 )
INS. HT : ( Isikan Tinggi Alat dari Tanah / Patok )

Lalu input ID, BM 1 enter


Input INS tinggi instrumen dari titik BM sampai garis as alat HT 1.48 m.
Lalu OCC menginput azimuth
N(northing), E(easting), Z N = 9056371.202 m
E = 300652.560 m
Z = 183.713 m
keterangan ALP = F1, SPC = F2, CLR = F3, ENT = F4.
Klik REC yes.
Jadi BM1 sudah tersimpan dengan azimuthnya.
Untuk mencari BM selanjutnya yaitu BM2, BM3, BM4 dan BM5 Tekan F2 buat kode BM
yang selanjutnya.
(contoh BM selanjutnya adalah BM2)
BSA = BM 2
PCODE = BM 2
R.HT =1.5 m enter (taruh di as BM2).
Untuk menembak suatu BM kita harus menentukan prisma sejajar dengan titik BM. Klik
cracter, lalu kunci arah horizontal kemudian tembak dengan mis, klik NEZ, measuring
setelah mendapatkan data “OK”.
Lalu “ESC”, klik “LAYOUT”, kemudian pilih file.
OCC lagi untuk menentukan posisi alat.
Pilih BM1
Ikat BM Cari as paku saja. Jika sudah terlihat tekan “YES”
Sight “OK”.
Dan Begitu seterusnya sampai BM5
C. Tembak titik
Setelah penyetingan alat selesai penembakan titik-titik bias dimulai, dimana titik yang
akan di ukur harus selesai dengan keadaan di lapangan. Penembakan di mulai dari BM1,
BM2, BM3, BM4 dan BM5 dimana pemilihan titik BM ini dilihat

dari jangkauan alat di lapangan karena kita harus memilih tempat yang mudah untuk
melihat sekitar lahan yang diukur.

Pengukuran dimulai dari penembakan ke BM lain sehingga pengukuran dapat


membentuk sebuah poligon tertutup disini penembakan ke BM di lakukan agar BM1,
BM2, BM3, BM4 dan BM5 saling terikat satu sama lain. Setelah penembakan ke BM lain
barulah kita melakukan penembakan sesuai titik yang akan kita tembak di lapangan.
Untuk penembakan kontur dilakukan per 5 langkah. Pada saat di lapangan penembakan
dilakukan dengan kode C (kontur) , B (batas), T (tembok), BM, dan P (pohon). Dalam
penembakan titik-titik pemegangan jalon atau rambu ukur harus benar benar tidak
bergeser karena jika bergeser sedikit saja pengukuran akan meleset.
3.3.2 Diagram Alir Pengolah Data
Setelah data didapat melalui total station, maka dilakukan pengolahan data dengan 2 cara,
yaitu:
1. Manual
2. Software

3.3.2.1 Pengolahan Data Manual


Pada pengolahan data manual dilakukan perhitungan secara manual menggunakan
alat tulis dan kalkulator scientific atau photomath kalkulator, dengan menggunakan
kalkulator scientific dan photomath kalkulator maka proses perhitungan akan lebih
mudah dilakukan.

3.3.2.2 Pengolahan Data Software

Pada pengolahan data dengan software dilakukan perhitungan data menggunakan


beberapa software berikut :

1. Microsoft Excel

2. Autocad Civil 3D

3. Autocad

3.3.2.2.1 Microsoft Excel

Untuk menghitung data pada Microsoft excel , dapat dilakukan dengan mencari
azimuth, dan koordinat pada Titik titik terluar dan titik titik acuan yang telah diberikan
dalam data praktikum. Kemudian setelah titik titik acuan tersebut didapatkan
koordinatnya maka perhitngan dapat dilanjutkan dengan mensubstitusikan titik koordinat
tersebut kedalam table praktikum yang telah diberikan. Sehingga titik koordinat detail
akan didapatkan.
3.3.2.2.2 Autocad Civil 3D

1. Membuat File Baru


a. Pertama buka software AUTOCAD Civil 3D 2018, kemudian klik menu
file, lalu pilih new.
b. Ketika sudah muncul dialog DRAWING PROJECT BASE. Ketik nama
gambar/file, klik browser (untuk lokasi penyimpanan), kemudian untuk
mengisi project name klik create project, pada prototype pilih default,
pada name ketik nama project, kemudian ok. Pada selection drawing pilih
acad.dwt, kemudian ok.
c. Kemudian pada dialog LOAD SETTING, klik next.
d. Kemudian muncul dialog UNIT. Pada linear units pilih meters, pada angle
display style, pilih north azimuth, kemudian next.
e. Kemudian muncul dialog SCALE. Sesuaikan skala horizontalnya missal
1: 1000, lalu sesuaikan juga vertikalnya. Kemudian Sesuaikan skala
kertasnya, setelah itu klik next.
f. Kemudian muncul dialog ZONE. Pada kategories pilih Indonesia, pilih
sesuai koordinat system dimana melakukan pengukuran, Kemudian klik
next.
g. Kemudian muncul dialog ORIENTATION langsung saja klik next.
h. Kemudian muncul TEXT STYLE. Pilih yang standard saja kemudian
next.
i. Kemudian muncul BORDER, klik next.
j. Kemudian muncul SAVE SETTING, klik finish 28
k. Pada dialog FINISH klik ok.

l. Kemudian muncul dialog CREATE POINT DATABASE, lalu centang


use point names, kemudian ok.
2. Menginput Data (Import/Export point

A. SETTING POINT, kemudian pilih menu point, pada menu point klik point setting.
Kemudian akan muncul dialog:

1. Pada dialog point setting klik Cords, kemudian pilih koordinat northing-
easting.
2. Masih tetap di point setting kemudian pilih Marker, lalu pilih costum marker
style dan superimposed, kemudian sesuaikan ukuran marker .
3. Kemudian pindahkan ke menu Text pada point setting, lalu centang
elevation dan description, kemudian sesuaikan ukuran text.

B. IMPORT POINT, pilih menu point-import/export-import points Data yang perlu


disiapkan sebelum mengimport point:

1. Masukkan data survey kedalam program Ms.excel (mengcopy dari data transfer
topcont total station ke software transfer topcontlink)

2. Kemudian copy data dari Ms.excel kedalam Notepad

3. Lalu simpanlah data tersebut didalam folder tersendiri sesuai dengan nama proyek

4. Kemudian keluarlah/close data tersebut

5. Pada Autocad Land pilih menu point, lalu klik import/export poins, kemudian klik
import points…

6. Kemudian pada dialog IMPORT POINT. Sesuaikan format dengan format notpad,
pada source file pilih file notepad yang akan digunakan, pada add point to point group
centang kolomnya, lalu create group, setelah itu ketik nama group, kemudian ok

7. Kemudian muncul dialog COGO Database Import Options. Pilih Ignore, Use next
point number, Renumber. Kemudian klik OK

8. Setelah itu hasil data import point akan muncul.

3. Proses Pembuatan Contour


A. Pembuatan surface, pada menu terrain, pilih terrain model explore :

1. Pilih dialog TERAIN MODEL EXPLORER. Klik panager pilih create surface, lalu
klik pada tanda (+), kemudian klik kanan pada points file, pilih add point file

2. Kemudian muncul dialog FORMAT MANAGER-read Points. Format: sesuaikan


dengan format awal/format notepad, pada source file: file data counter yang sudah dalam
notepad, kemudian klik OK

3. Kemudian klik kanan pada surface 1, pilih BUILD

4. Kemudian muncul dialog BUILD surface 1. Centangi pada surface data options: Use
point file data, Use breakline data(Convert proximity breaklines to standar), Use contour
data(Minimize flat triangels resulting from contour data), Apply boundaries. Kemudian
klik Apply, lalu ok

5. Kemudian muncul dialog BUILD PROGRES. Klik ok

6. Tutup/close dialog Terrain Model Explorer.

B. Pembuatan Contour

1. Pada menu Terrain pilih create counter, kemudian sesuaikan elevasinya, lalu ok.
Catatan: (Minor Interval adalah Jarak Antara Garis, Contour Mayor Interval adalah Jarak
Antara Garis Contour, yang berkelipan 5 dari Minor Interval)

2. Setelah itu klik ok, pada command diabawah “Erase Old Contours (yes or no)” Ketik
Y, kemudian tekan Enter, maka muncullah garis-garis counter

3. Kali ini pembuatan counter selesai.

4. Pembuatan Label Elevasi Contour

A. Pembuatan label elevasi counter pada menu terrain

Pilih menu TERRAIN, kemudian pilih contour label, dan pilih interior untuk
membuat label di area dalam garis counterselanjutnya select garis counter maka
akan terlihat nilai contour pada garis tersebut.
5.Membuat Grid

Membuat garis polyline pda masing-masing STA, garis horizontal maupun garis vertical.

6. Membuat Cross Dan Long Section

A. Membuat garis polyline pada area yang mau dibuatkan cross/long section (biasanya
garis polyline berwarna biru).

B. Setelah membuat garis polyline selanjutnya Pilih menu terrain, lalu pilih section, pilih
view quick section, dan selanjutnya select garis polyline yang sudah dibuat sebelumnya
kemudain Enter. Setelah itu selesai maka akan keluar hasil dari cross/long section yang
kita buat.

C. Ulangi proses “A” untuk membuat lebih banyak lagi cross/long section

3.3.2.2.3 Autocad

Setelah melakukan pengeditan data kontur di Autocad Land lalu dilakukan export
ke dalam software Autocad, kemudian kontur diperhalus dengan tools rectangle.

3.3.3. Diagram Alir Perhitungan Luas

3.3.3.1 Data

Dalam Perhitungan data ini, data yang digunakan adalah data yang telah diolah
menggunakan software / manual yang telah dilakukan sebelumnya.

3.3.3.2 Titik Koordina Titik

koordinat juga didapatkan setelah dilakukan seperti perhitungan sebelumnya


(menggunakan software / manual). Koordinat yang digunakan adalah koordinat (X ; Y)
dengan Titik BM 1 sebagai acuan

3.3.3.3 Tentukan Kuadran

Kuadran dari masing masing titik dengan arah utara sebagai acuan , Sudut dimulai
dari arah utara (sumbu Y positif) ke arah timur searah putaran jarum jam. Demikian pula
dengan posisi kuadran. Dan sangat berkaitan pula dengan alat ukur navigasi untuk
menentukan arah mata angin yaitu kompas sebagai petunjuk arah.

3.4 Analisis Gambar Peta Topografi

Gambaran elevasi tanah yang diukur sebelum membaca garis kontur, harus
mengetahui peraturan dasar garis kontur pada peta kontur terlebih dahulu yakni semakin
dekat jarak antar garis maka semakin terjal daerah tersebut.

3.3.3.4 Sudut Azimuth

Menentukan sudut azimuth caranya cukup dengan membidikkan kompas pada


obyek atau tanda di lapangan yang dituju. Besaran derajat (arah) yang didapat tersebutlah
yang disebut sebagai azimuth. Namun sebelumnya harus mengetahui dan memastikan
posisi kita di peta atau yang biasa disebut sebagai teknik orientasi medan. Sehingga dapat
memindahkan atau menggambar azimuth tersebut di atas peta.

3.3.3.5 Jarak

Untuk menghitung jarak diantara dua titik dapat dilakukan dengan perhitungan
sebagai berikut :

Tentukan 2 titik yang akan dihitung jaraknya , dan tentukan kuadran dari masing
masing titik dengan arah utara sebagai acuan. Karena letak kedua titik diketahui maka
dapat digunakan rumus dibawah untuk menghitung sudut jurusannya :

Setelah itu untuk menghitung Jarak diantara 2 titik tersebut dapat menggunakan
rumus sebagai berikut :
3.3.3.6 Luas

Untuk menghitung luas area praktikum dapat dilakukan langkah langkah sebagai berikut :

 Pertama, ubah area praktikum menjadi beberapa segitiga


 Kedua, hitung tiap tiap luas segitiga menggunakan rumus sebagai berikut :

 Setelah itu jumlahkanlah semua luas segitiga untuk mendapatkan Luas Area Praktikum
( dengan satuan m2 ).

Anda mungkin juga menyukai