Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MATERIAL TEKNIK

(KOMPOSIT SERAT AGEL)

ALKHALIQ JIHAN BELINDA

20640015

PRODI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN

BAUBAU

2022
BAB I

KOMPOSIT
1.1 komposit

Komposit adalah material yang terbentuk dari kombinasi dua atau lebih
materialpembentuknya melalui campuran yang tidak homogen, dimana sifat sifat
mekanik dari masing-masing material pembentuknya berbeda. Dari campuran tersebut
akan dihasilkan material komposit yang mempunyai sifat mekanik dan karakteristikyang
berbeda dari material pembentuknya. Material komposit mempunyai sifat dari material
konvensional pada umumnya dari proses pembuatanya memlaui pemcampuran yang
tidak homogen, sehingga kekuatan komposit yang diinginkan dapat direncakan dengan
jalan mengatur komposisi dari materialpembentuknya. Komposit merupakansejumlah
sistem multi fasa sifat, yaitu dengan gabungan antar bhan matrik atau pengikat dan
penguat.

Jika perpaduan ini terjadi dalam skala makroskopis, maka disebut sebagai komposit.
Sedngkan jika perpaduan ini bersifat mikroskokpis (molekular level), maka disebut
sebgai alloy (paduan) adalah kombinasi antara dua bahan atau lebih dimana bahan-
bahan tersebut terjadi peleburan sedangkan komposit adalah kombinasi terekayasa dari
dua atau lebih bahan yang mempunyai sifat-sifat seperti yang diinginkan dengan cara
kombinasi sistematikpada kandungan-kandungan tersebut.

Bahan komposit memiliki banyak keunggulan, diantaranya berat yang lebih ringan, dan
kekuatan yang lebih tinggi, tahan korosi dan memiliki biaya perakitan yang lebih murah
karena berkurangnya jumlah komponen dan baut-baut penyambung.

1.2 Secara garis besar ada 3 macam jenis komposit berdasarkan penguat yang digunakan,
yaitu:

 Fibrous composites (komposit serat)


 Liminated composites (komposit liminat)
 Particulalate composites (komposit partikel)
Sebenarnya apa itu komposit? Istilah bahan komposit atau material komposit
seringkali kita dengar dari seorang Engineer atau artikel tentang kontruksi yang lebih
mengutamakan sifat mekanik (mechanical properties). Mechanical properties yang
dimilikinya jauh lebih baik dari semua bahan yang ada di dunia, termasuk logam
maupun keramik yag sudah dikenal akan kekerasannya.

Gambar 1.2

1.3 Keunggulan Bahan Komposit

Apabila dibandingkan dengan logam bahan komposit memiliki keunggulan, yaitu


memiliki berat lebih ringan, high specific stiffnes, high specific strengh, excellent fotigue
resistance, outstanding corrosion resistance.

Keunggulan yang lain adalah proses pembuatan yang dapat dengan mudah diarahkan
untuk mendapatkan mechanichal properties yang diinginkan, low thermal expansion
properties dan high dimensional stability.

1.4 Komponen Utama Bahan Komposit

Dua bagian penting dari sebuah bahan komposit adalah Reinforcement (penguat) dan
Matrix (matrik).
1.4.1 Reinforcement

Reinforcement (penguat) adalah bagian dari komposityang berfungsi sebagai penguat.


Bahan tambah ini biasanya hanya diberikan pada matrik tidak lebih dari 50%. Apabila
terlalu banyak, ikatan antara Reinforcement dan Mat rix menjadi tidak maksimal
sehingga dapatmenurunkan sifat komposit yang dihasilkan.

Satu hal yang perlu dihindari dalam menentukan bahan Reinforcemen tadalah memiliki
mechanical properties yang lebih renda dari matrix yang akan digunakan. Ingat,
Reinforcement gunanyaadalah sebagai penguat matrix.

Gambar 1.3 Ada dua jenis Reinforcement yaitu Continuously Reinforced dan Discontinuously Reinforced.

Continuously Reinforced

Continuously Reinforced adalah bahan penguat yang memiliki bentuk memanjang.


Seringkali jenis penguat ini disebut denga serat. Bahan penguat dari serat ini bisa
diperoleh dari alam maupun sintetis (buatan).

Bahan serat alam yang sering digunakan adalah serat sabut kelapa, serat nanas, serat
manusia, serat waru, serat sutera, serat pelepah pisang, serat rami, dan lain sebagainya.

Sedangkan serat sintetis seperti serat Glass, karbon, Aramid, dan lain sebagainya.

Discontinuously Reinforced

Discontinuously Reinforced adalah bahan penguat komposit memiliki bentuk tidak


memanjang.

Ada dua jenis bahan penguat ini, yaitu short-fiber composite (komposit serat pendek)
dan particulate composite (komposit partikel).
Gambar 1.4 Macam-macam Reinforcement

1. Matrix

Matrix (matrik) adalah bagian terbesar dari sebuah bahan komposit yang akan
ditingkatkan mechanical propertiesnya. Biasanya matrix memiliki persentase volume
lebih besar dari 50 dari bahan komposit. Selain sebagai bahan utama, matrix diharapkan
juga memiliki kemampuan mengikat reinforcement dengan baik. Dengan begitu maka
serat yang berperan sebagai reinforcement akan lepas ( fiber pull out). Pada umumnya
matrix berasal dari bahan sintetis. Bahan ini dapat dikelompokan menjadi dua,yitu dari
jenis thermoset dan thermoplastic. Matrix yang berasal dari bahan thermoset seperti
resin epoxy, polyester. Sedangkan yang termasuk bahan thermoplastic adalah resin
polyether-ehter-ketone, polyamide.

Jenis-jenis Bahan Matriks Komposit

Banyak sekali bahan di alam ini yamg dapat anda jadikan sebagai matrik dalam sebuah
komposit. Namun jika dikelompokkan menurut jenisnya, terdapat 3 jenis matrik yaitu
matrik dari bahan polimer, logam dan keramik.

1. Polimer

Polimer memilki struktur yang lebih komplek dari pada logam dan keramik. Selain
berharga murah, polimer juga mudah diproses. Akan tetapi yang menjadi kelemahan
dari bahan ini adalah strength dan modulus yang rendah. Selain iyu juga tidak tahan pda
termerature tinggi.

Jenis-jenis polimer

Terdapat dua jenis polimer, yaitu thermoplastic dan thermoset


Thermoplastic

Polimer thermoplastic adalah polimer yang akan mengalamim lunak hingga meleleh jika
dikenai suhu tinggi. Beberapa jenis polimer thermoplastic adalah: polyethylene (baik
low maupun high density), polystyrene dan PMMA. Untuk thermoplastic konvesional
seperti: polypropylene, nylon, thermoplastic polyester (PET, PBT) dan polycarbonat.

Sedangkan yang termasuk baru adalah: Polyamide imide, Polyphenylene Sulfide (PPS),
Polyarysulfone dan Polyetherether Ketone (PEEK).

Thermoset

Apabila sebuah polimer jika dikenai panas tidak akan melunak dan meleleh namun akan
rusak dengan sendirinya maka polimer tersebut dikatakan sebagai polimer Thermoset.
Sebagai contoh bahan polimer thermoset adalah dari jenis karet. Sebagai contohnya
adalah resin Epoxy, Resin Polyester, Phenolic, Polymide danVinyl Ester.
BAB II

PENGUJIAN IMPAK DAN STRUKTUR

MAKRO

2.1 Pengujian impack


Ada dua teknik uji impak yang standar yaitu charpy dan izod. Pengujian ini
bertujuan untuk menguji kecenderungan logam untuk patah getas dan untuk
mengukur energi impak atau istilah lainnya disebut notch toughness (mengukur
ketangguhan logam terhadap adanya takik) Teknik charpy V-noch (CVN) adalah
teknik yang paling banyak digunakan.

Pada uji impak digunakan spesimen uji bertakik yang dipukul dengan sebuah
pendulum, pada teknik izod, spesimen dijepit pada satu ujung hingga takik berada
didekat penjepit. Pendulum diayunkan dari ketinggian tertentu akan memukul
ujung spesimen yang tidak dijepit dari depan takik. Pada charpy spesimen uji
diletakkan mendatar kedua ujungnya ditahan, pendulum akan memukul batang uji
dari belakang takik.

Gambar 2.1. Uji impak teknik izod dan charpy

2.1.1 Tujuan Impact Test


Impact Test berguna untuk melihat efek-efek yang ditimbulkan oleh adanya
takikan, bentuk takikan, temperatur, dan faktor-faktor lainnya. Uji impak dapat
juga disebut sebagai suatu pengujian material untuk mengetahui kemampuan
suatu material/bahan dalam menerima beban tumbuk dengan diukur besarnya
energi yang diperlukan untuk mematahkan spesimen material/bahan dengan
ayunan seperti ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Bandul dengan ketinggian tertentu berayun dan memukul spesimen. Energi


potensial dari bandul berkurang sebelum dan sesudah memukul spesimen
merupakan energi yang diserap oleh spesimen.

Gambar 2.2 Sketsa Perhitungan Energi Impact

Nilai besarnya energi impact (joule) dapat dilihat pada skala mesin penguji.
Sedangkan besarya energi impact secara teoritis dapat dihitung dengan
persamaan sebagai berikut:
Apabila
ingin mengetahui kekuatan impact strength (Is) maka energi impact tersebut
harus dibagi dengan luas penampang efektif spesimen (A) sehingga :

Is = ∆E/A = W ℓ( cos β – cos α )/A……… (7)

Penampang spesimen uji standarnya adalah 10 mm x 10 mm dengan panjang 55


mm untuk teknik charpy (spesimen tipe A,B dan C) dan panjang 75 mm untuk
teknik izod (spesimen tipe D). Bentuk takik spesimen uji ada tiga bentuk; V
notch, U notch dan Key hole notch. Ukuran spesimen dan bentuk takik
sebagaimana ditunjukkan pada Gambar di bawah ini:
Gambar 2.3 macam-macam bentuk tarikam pada specimen uji impact

Uji impak juga digunakan untuk mempelajari pola patahan spesimen uji, apakah
getas (brittle fracture) atau patah ulet (ductile fracture) atau kombinasi
keduanya. Granular fracture atau cleavage fracture adalah Permukaan patah
getas berkilat dan berbutir sedangkan patah ulet tampak lebih buram dan
berserabut disebut juga fibrous fracture atau shear fracture. Perbedaan
permukaan kedua jenis patahan sebagaimana ditunjukkan pada gambar dibawah
ini :
Gambar 2.4. Pola Patahan
Pada Penampang Specimen Uji Impact

Prosedure Impact Test :

2.1.2 Metode Pengujian Impak

Terdapat 2 macam pengujian impact yaitu Metode Charpy dan Metode Izod :

Metode Charpy. Pada metode sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1,


spesimen diletakkan mendatar dan kedua ujung spesimen ditumpu pada suatu
landasan. Letak dari takikan (notch) berada pada tepat ditengah arah pemukulan
dari belakang takikan. Biasanya metode ini digunakan di Amerika dan banyak
negara yang lain termasuk Indonesia.

Metode Izod. Pada metode ini sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1


spesimen dijepit pada salah satu ujungnya dan diletakkan tegak. Arah
pemukulan dari depan takikan. Biasanya metode ini digunakan di Negara Inggris.
2.2 Struktur makro

Struktur makro merupakan:

2.2.1 Definisi Struktur Makro


Struktur makro sebenarnya mirip dengan outline, tetapi bentuknya lebih rinci
karena melibatkan proposisi. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam
membuat struktur makro tersebut adalah “...proposisi sebagai dasar unit
informasi dan penerapan argumen ” Van Dijk dan Kintsch menyebutkan proposisi
sebagai unit wacana yang bertugas untuk mengkonstruksi ilmu. “Proposisi adalah
sebagai unit dasar informasi dalam sistem pemrosesan informasi manusia.
Proposisi dapat disamakan dengan gagasan ”. Suatu proposisi selalu terdiri atas
dua unsur, yaitu suatu hubungan dan sekumpulan argumen. Hubungan dari suatu
proposisi dapat berupa kata sifat, kata kerja, dan kata keterangan. Argumen
merupakan topik dari proposisi yang dapat berupa kata benda, kata ganti kadang-
kadang juga berupa kata kerja dan sifat. 2 Tujuan Struktur Makro Argumentasi
secara terpadu diperlukan untuk menunjukkan keabsahan suatu materi subyek.
Model Toulmin dapat digunakan untuk memperlihatkan keterpaduan
argumentasi. Model tersebut dapat digambarkan pada Gambar 4.13. Dalam
konteks PMS, Chambliss mengganti D dengan konten, W dengan Sintatikal, dan C
dengan substansial. Model representasi teks merupakan suatu argumentasi
Toulmin, yang secara eksplisit menjelaskan fenomena untuk mendukung klaim.
Chambliss menyatakan bahwa pembaca mempunyai kemampuan mengenal
struktur argumen teks. Pernyataan ini bermakna kompenen klaim terbentuk dari
struktur makro dan mikro suatu wacana. Gambar 4.12 Model Argumentasi
Toulmin Keterangan: D = Data, apa yang diperlukan untuk membangun eksplanasi
W = Penjamin Warrant K = Kesimpulan Claim Data, 
BAB III

PROSES PEMBUATAN KOMPOSIT


1) Proses penimbangan dan pengguntingan serat agel. Langkah awal agel akan di
timbang seberat 70 gram menggunakan timbngan digital kemudoian setelah
serat ditimbang seberat 70 gram. Selanjutnya serat dibagi dua masing-masing 35
gram. setelah serat terbagi dua kemudian semua serat yang telah ditimbang
digunting sepanjang 5 cm. seleteh semua serat telah digunting, timbang kembali
pastikan berat serat masi tetap.

Gambar 3.1 proses pengguntingan dan penimbangan serat

2) Proses penyimpanan serat diwadah cetakan komposit. Setelah poin (1) telah
dilakukan selanjuatnya serat dituangkan ke cetakan scara acak yang terdiri dari
dua cetakan dimana masing-masing cetakan berisi 35 gram serat. Sebelum
menuang serat ke cetakan pastikan cetakan bersih dan tidak basah. Setelah
kedua cetakan selesai diisi gambungkan kedua cetakan agar cetakan (1)
menindis cetakan (2). Kemudian didiamkan beberapa saat.
Gambar 3.2 proses penyimpanan serat ke cetakan

1) Proses pengolesan miror pada cetakan komposit. Cetakan dalam yang akan
terkena komposit dioleskan miror secara merata pada semua area cetakan
bagian dalam dan bagian dalam penutup serta sisi samping bagian luar selebar 5
cm keempat sisi. Kemudian diamkan beberapa saat sampai cetakn berubah
warna menguning. Pengolesan miror pada cetakan bertujuan untuk
memudahkan proses pembukaan komposit pada cetakan dan membuat
komposit yang sudah kering tidak melekat pada cetakan.

Gambar 3.3 proses pengolesan miror


1) Proses pencampuran resin dan katalis. Resin dituangkan pada sebuah wada
dengan presentasi volume yang sudah ditentukan. Setelah volume resin dan
katalis diukur di satukan di wada yang sama kemudian diaduk hingga berubah
warnah.

Gambar 3.4 proses pengadukan resin dan katalis

2) Proses penuangan (resin-katalis) dan serat pada cetakan komposit. Tuangkan


1/4 resin katalis pada cetakan komposit kemudian simpan serat cetakan (1) dan
(2) lalu tuangakn kembali semua resin katalis pada cetakan dan tutup cetakan.
Selanjutrnya cetakan dijepit dengan dongkrat dengan perlahan sembari
meratakan resin katalis yang keluar dari cetakan dengan serat. Selanjutnya
diamkan komposit sampai batas panas maksimum. Kemudian buka komposit
dari
cetakan.

Gambar 3.5 proses pencetakan komposit


1) Proses pemotongan dan pengamplasan komposit. Selanjutnya setelah komposit
mengering komposit akan dipotong menjadi beberapa bagian spesimen (benda
uji) untuk kemudian akan diuji kekuatan impak. Setelah komposit dipotong
sesuai ukuran yang telah di tentukan kemudian spesimen (benda uji) tersebut
diamplas untuk memperhalus permukaan.

Gambar 3.6 proses pemotongan dan pengamplasan


BAB IV

PROSES PENGUJIAN

4.1 UJI IMPAK

Uji impak merupakan salah satu metode yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan, kekerasan, serta keuletan material. Ketangguhan (impak) merupakan
ketahanan bahan terhadap beban kejut. Inilah yang membedakan pengujian
impak dengan pengujian tarik dan kekerasan dimana pembebanan dilakukan
secara perlahan lahan.

Metode yang menjadi standaruntuk uji impak adalah metodeChapry dan metode
Izod. Metode chapry banyak digunakan di Amerika Serikat, sedangkan metode
Izod lebih sering digunakan disebagian negara Eropa.

Perbedaan chapry dengan Izod adalah dari arah pembebanan terhadap bahan uji
serta kedudukan benda uji tersebut. Pengujian dengan menggunakan Chapry
dapat dikatakan lebih akurat, hal ini karena pada pengujian Impact denga metode
Izod pemegang spesimen (benda uji) juga turut menyerap energi, sehingga energi
yang terukur bukanlah energi yang mampu diserap oleh meterial seutuhnya.
4.1.1 Proses Pengujian

a) Pengisian data specimen pada tabel uji impak. Sebelum melakukan uji
impak kita terlebih dahulu mengisi kode specimen, sudut α dan sudut β.

Gambar 4.1 pengi sian data kode specimen pada tabel uji kekuatan impack

b) Proses pengujian impak. Pada tahap ini specimen akan di uji kekuatan
impaknya dan akan di ambil data hasil kekuatan impaknya yang diisi pada
tabel.

Gambar 4.2 proses pengujian dan pengambilan data


4.2 FOTO MAKRO

Secara garis besar, fotografi makro adalah fotografi yang dilakukan secara close-up,
umumnya dengan yang berukuran kecil, dimana gambar yang dihasilkan jadi terlihat lebih
besar dari pada ukuran sesungguhnya.

Secara konseptual, fotografi makro adalah proses penganmbilan gambar dimana hasilnya
berkisar antara 1:10 hingga 1:1 dari ukuran asli objek tersebut. Misalnya, objek yang
sahabat fotografi ambil adalah semut, maka semut akan terlihat sangat besar bila
dibandingkan dengan bentuk aslinya. Perbesaran ini dapat dilakukan dengan
mendekatkan objek dengan kamera, atau dari jarak tertentu dengan menggunakan lensa
tele. Foto yang dihasilkan haruslah memiliki komposisi yang seimbang sehingga
menghasilkan gambar yang hidup.

Objek fotografi makro dad dua, benda mati/diam dan makhluk hidup. Objek benda mati
meliputi peralatan makan, makanan, perhiasan, uang koin, mainan, percikan air dan
sebagainya. Sedangkan makhluk hidup dapat meliputi serangga, kupu-kupu, bunga, dan
sebagainya.

1. Spesimen SAIK 01 BW
serat agel

fiber face ubber

Gambar 4.1 foto makro SAIK 01 BW

2. Spesimen SAIK 02 BW
void

serat agel

fiber face ubber

Gambar 4.2 foto makro SAIK 02 BW


3. Spesimen SAIK 03 BW

Serat putus

void

matriks

Gambar 4.3 foto makro SAIK 03 BW

4. Spesimen SAIK 04 BW

serat agel

void

fiber face ubber

Gambar 4.4 foto makro SAIK 04 BW

5. Spesimen SAIK 05 BW

Seratputus

matriks

void

serat agel

Gambar 4.5 foto makro SAIK 05 BW

6. Spesimen SAIK 06 BW

Serat agel

void

serat putus
Gambar 4.6 foto makro SAIK 06 BW

7. Spesimen SAIK 07 BW

void

serat agel

matriks

fiber face ubber

Gambar 4.7 foto makro SAIK 07 BW

8. Spesimen SAIK 08 BW

Serat putus

Serat agel

matriks

Gambar 4.8 foto makro SAIK 08 BW

9. Spesimen SAIK 09 BW

serat agel

matriks

Serat putus

Gambar 4.9 foto makro SAIK 09 BW

Anda mungkin juga menyukai