Anda di halaman 1dari 3

1.

Pekerjaan Hotmix (AC-WC, AC-BC dan CAP)


a. Penentuan Jarak AMP ;
 Melihat tabel jarak AMP yang sudah disiapkan, bahwa jarak tersebut merupakan jarak terdekat
AMP ke ruas jalan provinsi yang lebih berdekatan pada awal atau akhir ruas jalan tersebut.
 Jarak tersebut bisa saja jarak terdekat terhadap awal ruas ataupun akhir ruas, tergantung di mana
lokasi AMP berada.

Ruas Provinsi A-B


A B
Awal Ruas Akhir Ruas

Ruas Lainnya/ jarak AMP


AMP

 Jarak AMP yang sudah diperoleh dari tabel, lalu ditambahkan dengan jarak hasil perhitungan jarak
pada Informasi (Sheet Informasi) yang terhubung (link) dengan analisa item pekerjaan.

Jarak AMP
+
Jarak Informasi

 Jarak yang ada pada Informasi, merupakan jarak rata-rata basecamp ke lokasi pekerjaan yang
merupakan perhitungan panjang efektif pekerjaan, bukan panjang ruas jalan.

b. Perhitungan Harga Bahan Hotmix ;


 Harga bahan hotmix yang tertera pada tabel Harga Satuan Bahan (Basic Price) yang dikeluarkan
oleh Dinas Bina Marga Provinsi, hanyalah merupakan harga produk bahan hotmix (di kolong AMP)
pada setiap ibukota kabupaten/ kota dan bukan harga pekerjaan hotmix tergelar/ terlaksana.
 Harga bahan hotmix dimaksud merupakan harga acuan bahan hotmix pada batasan maksimal.
 Menghitung harga bahan hotmix adalah sebagai berikut :
1. Menggunakan file AHS untuk pekerjaan hotmix, sebagai contoh file pekerjaan AC-WC.
2. Pada file AC-WC terdiri dari Pekerja, Bahan dan Alat. Nilai Pekerja dimasukan, Nilai Bahan
masukan nilai hotmix yang ada dalam harga dasar, Nilai Alat masukan harga alat per jam yang
ada di dalam harga dasar, akan tetapi alat yang digunakan untuk menggelar hotmix saja, AMP-
Wheel Loader dan Genset dihapus saja.
c. Pekerjaan Prime Coat dan Tanck Coat tidak menggunakan Karosene/ Minyak Tanah, tapi aspal emulsi
tipe RS.
d. Pekerjaan Patching yang terdiri dari Perbaikan LPA/ LPB / CAP, mata pembayaran ada di Devisi 10,
akan tetapi untuk pekerjaan Galian Tanpa Cold Milling Machine, Galian Berbutir, Prime Coat mauoun
Tack Coat dan lainnya sudah include di dalam pekerjaan tersebut, jadi tidak dibayar di item lain lagi.
2. Jarak Buangan Material ;
Jauhnya jarak buangan material bongkaran atau material sisa harus seragam jauhnya antar pekerjaan
yang berurutan, misalnya bekas galian/ bongkaran dari Galian Tanpa Cold Milling Machine, Galian Berbutir,
Galian Biasa dll. diasumsikan jauh buangan berkisar 3-5 Km.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ;
 Tampilkan dalam Devisi I dengan Nomor Mata Pembayaran 1.19.
 K3 hanya berisi Alat Pengaman Diri (APD) dan Alat Pelindung Kerja saja, tanpa perhitungan BPJS
Ketenagakerjaan. (Surat Edaran Menteri PUPR No. 11 tahun 2019).
 Rambu pengaman untuk keselamatan jalan dan management traffic tidak disatukan dalam K3, akan
tetapi sudah masuk dalam Manajemen Keselamatan Lalu Lintas (lihat lampiran excel)
4. Perkerasan Jalan Beton (Rigid Pav.) dan Beton Kurus (Lean Concrete) ;
 Menggunakan mutu beton Fc’ 38 MPa (±K-400) untuk Slab dan Fc’ 10 MPa (±K-125) MPa untuk Lean
Concrete.
 Menggunakan mutu baja pada tulangan U39 untuk diameter >13mm dan U24 untuk diameter <13mm
 Komposisi Beton Rigid pada analisa :
 Semen = 455 Kg/m3
 Agregat = 1.046 Kg/m3
 Pasir = 682 Kg/m3
 Berat jenis = 2,33 T/m3
 w/cr = 0,43
 Komposisi Beton Fc’ 10 pada analisa :
 Semen = 276 Kg/m3
 Agregat = 1.012 Kg/m3
 Pasir = 828 Kg/m3
 w/cr = 0,78
 Berat besi untuk Rigid lebar 6m = 16,37 Kg, untuk lebar 5m = 16,68 Kg
 Perkerasan Beton tidak menggunakan besi tulangan tepi, hanya tulangan melintang (Dowel) dan
memanjang saja (Tie bar)
 Dowel  Ø32-30 L=600,
 Tie bar  D16-60 L=600,
 Chair  Ø10-30 L=45,
 Longitudinal  Ø10,
 Wiremash transisi  Ø10-20 bila ingin dipasang
 Tebal Slab = 30 cm dan Lean Concrete = 10 cm
 Lebar LC dilebihkan 20-30 cm untuk skur bekisting
 Cek penggunaan alat Concrete Paver pada analisa, tidak terpakai
 Bahu Rigid diberikan Pasg. Batu (talud) dan mengisi bahu dengan tanah timbunan biasa dan Agregat
Kelas B bila mencukupi, tanpa Rabat Beton.
 Penggunaan Agregat Kelas B hanya untuk perataan saja yang kuantitasnya dihitung secara
prosentase kebutuhan tanpa ketebalan seragam, dan pembayaran masuk dalam pekerjaan perbaikan
pondasi (Devisi 10)
 Transisi antara rigid dan flexible agar digali sejarak 20m (4 panel) untuk mencapai kelandaian ideal,
atau dapat menggunakan desain transisi rigid dengan wiremash.
 Untuk ujung perkerasan rigid harus diperhatikan apakah rigid tersebut nantinya (tahun depan) akan
ada lanjutan pekerjaan rigid atau pekerjaan flexible, sesuaikan gambar rencana yang akan dipakai.
 Pastikan tulisan2 yang ada dalam gambar sudah benar dengan kuantitas yang dihitung, misal dalam
gambar masih tertulis AC-WC = 4 cm sedangkan seharusnya 5 cm dsb.

Anda mungkin juga menyukai