Anda di halaman 1dari 15

Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....

JPPNu (Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Nusantara)


Vol. …. ● No. ….. ● bulan-tahun
E-ISSN: 2685-3884, P-ISSN: 2685-4783
Available online at http://journal.unublitar.ac.id/jppnu

SOSIALISASI PRAKTIK PEMBUATAN WEDANG JAMU DAN MASKER


KAIN PERCA UNTUK MEMBENTUK PERILAKU TANGGAP
TERHADAP SITUASI PANDEMI DI PASURUAN

Badriyah Wulandari¹, Tristan Rokhmawan², Lailatul Fitriyah³, Budi Syahri


Whayuanah⁴, Fatimatus Zahro⁵, Khoiril Himaayah Azizah6

¹Universitas PGRI Wiranegara.


2
Universitas PGRI Wiranegara.
3
Universitas Nurul Jadid.
4
Universitas PGRI Wiranegara.
5
Universitas PGRI Wiranegara.
6
Universitas PGRI Wiranegara.

Email: diahwulan1988@gmail.com
1
2
Email: Tristanrokhmawan19890821@gmail.com
3
Email: lailatulfitriyah15.lf@gmail.com
4
Email: zihinboshter@gmail.com
5
Email: ghonimasiti@gmail.com
6
Email: ainurrofiq87@gmail.com

ABSTRAK
Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim KKN-DR (kuliah kerja nyata dari
rumah) Universitas PGRI Wiranegara di Desa Kedungbako dan Desa Madurejo Pasuruan.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman warga untuk menjaga kesehatan di
tengah Pandemi Covid-19 dengan sosialisasi pembuatan serta pembagian wedang jamu pokak,
wedang jamu secang, dan masker perca kepada warga Desa Kedungbako. Metode yang
digunakan terdiri adalah metode kualitatif dengan tiga tahapan, yaitu tahap persiapan, tahap
praktek, serta tahap distribusi. Setelah melalui ketiga tahapan tersebut terdapat peningkatan yang
dicapai, antara lain : (a) terciptanya lingkungan yang lebih sehat (b) meningkatnya pengetahuan
warga tentang pentingnya menjaga kesehatan (c) meningkatnya pengetahuan warga tentang
bagaimana penggunaan masker yang benar (d) meningkatnya pengetahuan warga tentang
manfaat dan cara membuat wedang jamu pokak dan secang (e) warga bisa membuat wedang
jamu pokak dan secang sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini telah berhasil
meningkatkan kesadaran warga desa untuk menjaga kesehatan di Tengah Pandemi Covid-19.

Kata Kunci: sosialisasi, wedanh jamu, kain perca, tanggap terhadap pandemi

PENDAHULUAN
Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang dikenal
dengan nama virus corona atau Covid-19. Selama sembilan bulan sejak awal
terdeteksinya Covid-19 ini, sudah terdapat 30 juta kasus yang melanda negara-negara di
dunia ini dengan menelan korban jiwa sebanyak 900 ribu lebih jiwa. Di Indonesia sendiri
jumlah kasus Covid-19 per tanggal 15 September 2020 mencapai 225.030 kasus pasien
positif, 161.065 kasus pasien sembuh, serta 8.965 kasus pasien meninggal dunia.
Berbagai upaya kebijakan sudah dilakukan pemerintah untuk mengurangi laju penularan
virus yang semakin cepat. Mulai dari sosialisasi protokol kesehatan ke daerah-daerah
sampai penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Tapi kebijakan-kebijakan
tersebut belum bisa mengatasi penularan virus yang semakin meningkat. Masyarakat
cenderung meremehkan dengan tidak menerapkan protokol kesehatan seperti stay at
home, social distancing, memakai masker, serta mencuci tangan.

Corona virus (COVID-19) yang ditemukan di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina pada
bulan Desember 2019 menyebabkan kepanikan global. Organisasi Kesehatan Dunia
(WHO) menytakan virus corona termasuk keluarga besar virus yang dapat menyebabkan
penyakit pada hewan maupun manusia. Pada manusia, corona diketahui menyebabkan
infeksi pernafasan mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle
East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Secara resmi WHO menyatakan wabah korona sebagai pandemi global pada 11 Maret
2020. Menurut BBC Indonesia total lebih dari 10 juta orang pasien berdasar data Johns
Hopkins University, Minggu (28/06).

Belakangan ini di tengah pandemi Covid-19 muncul berita-berita tentang


pengobatan secara tradisional sebagai peningkatan daya tahan tubuh dalam menghadapi
situasi seperti sekarang. Hal ini justru mengarah kepada reorientasi masyarakat yang
beralih kepada pengobatan tradisional seperti jamu yang merupakan hasil produk
kesehatan lokal. Produk jamu ini hingga sekarang masih berjamuran dan terdapat di
berbagai gerai yang berjejeran di pasar ataupun disepanjang jalan di daerah perkotaan
khususnya. Keberadaan komersialisasi produk kesehatan jamu di tengah-tengah situasi
pandemi covid19 hampir sebagian besar masyarakat beralih kepada produk kesehatan
satu ini. mengingat kandungan dalam jamu tidak seperti produk-produk konsumsi
kesehatan modern. Hal demikian yang menjadi fokus perhatian pada tulisan ini untuk
dapat mengetahui produk kesehatan lokal yang mempunyai dampak pada konsumsi
produk kesehatan masyatakat dewasa ini (Sutana & Dwipayana, 2020).

Penyebaran virus Covid-19 dapat terjadi melalui kontak dengan penderita ketika
batuk dan bersin tanpa menutup mulut yang menghembuskan tetesan (droplet) ke udara
dan melakukan kontak fisik dengan penderita maupun benda yang terkontaminasi virus.
Ketidakdisiplinan dan kurang paham terhadap situasi pandemi terlihat pada warga Desa
Kedungbako dan Desa Madurejo Pasuruan. Setiap keluar rumah, banyak warga yang
tidak memakai masker. Begitu juga setelah pulang dari bepergian, banyak warga yang
tidak mencuci tangan ataupun memakai handsanitazer. Selain itu, pengabaian protocol
kesehatan juga terlihat dengan banyaknya ibu-ibu yang berkumpul tanpa memperhatikan
jarak sosial. Jika hanya pemerintah saja yang bertindak, maka rantai penularan Covid-19
itu tidak akan terputus. Maka dalam hal ini kesadaran masyarakat sangat penting. Selain

2
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....3

itu, daya tahan tubuh yang kuat juga menjadi hal penting agar tubuh tidak mudah tertular
virus. Untuk menjaga daya tahan tubuh kuat dibutuhkan minuman dengan komposisi dari
rempah-rempah, contohnya seperti wedang jamu secang dan pokak. Tetapi warga jarang
mengkonsumsi minuman dengan bahan rempah-rempah tersebut, baik itu karena alasan
malas maupun kurangnya pengetahuan tentang cara pembuatan.

Penularan COVID-19 dapat dicegah dengan menerapkan perilaku hidup sehat


dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menjaga jarak (physical distancing) minimal 1
meter, menerapkan etika ketika bersin dan batuk, menjaga kebersihan, olahraga teratur,
istirahat yang cukup, memperkuat imunitas tubuh dengan makan makanan bergizi, wajib
memakai masker saat berpergian, dan cuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir
selama 20 detik. Memperkuat imunitas tubuh merupakan salah satu cara yang bisa
dilakukan untuk menangkal penularan COVID-19 ini. Memperkuat imunitas tubuh bisa
dengan meminum minuman berkhasiat seperti wedang jamu secang dan pokak.

Wedang secang merupakan minuman tradisional warisan turun-temurun. Konon,


minuman tradisional ini diyakini sebagai salah satu minuman favorit Raja Majapahit ini.
Namun, sekarang wedang secang dapat diminum dan dinikmati oleh seluruh lapisan
masyarakat. Andapun bahkan bisa menikmatinya dengan meracik sendiri dengan bahan-
bahan yang banyak tersedia pasar (Muchrodji,2012). Untuk itu sebagai salah satu
pengemban kewajiban dalam perguruan tinggi mahasiswa sadar akan salah satu tugasnya
yakni pengabdian terhadap masyarakat. Salah satu wujud nyata pengabdian masyarakat
adalah melalui adanya edukasi pembuatan wedang secang sebagai upaya peningkatan
imunitas tubuh untuk mencegah COVID-19

Wedang Pokak Wedang Pekak adalah minuman tradisional khas di sepanjang


tanah Jawa. Wedang Pokak sangat cocok diminum ketika berada di daerah dingin, atau di
malam hari. Masyarakat Jawa pasti tak asing dengan wedang pokak. Minuman tradisional
satu ini dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan berbagai rempah
dalam wedang pokak membuatnya memiliki segudang manfaat. Mulai dari meredakan
batuk, demam, flu, masuk angin, menurunkan kadar kolesterol, mengurangi bau badan
dan meningkatkan daya tahan tubuh. Selain jahe, wedang pokak juga terbuat dari
campuran serai, kayu manis, daun pandan, kapulaga, cengkeh, bunga lawang dan merica.
Kesemuanya mengandung zat antioksidan tinggi.

Terakhir, selain pembuatan wedang jamu secang dan pokak, warga desa juga
diajak untuk berkreasi membuat masker dari kain perca yang tentunya sudah dibersihkan
dan disterilisasi. Kegiatan edukatif ini dilakukan di Dusun Madurejo dengan cara
memberikan penjelasan secara langsung (door to door) dan melalui media flayer
sekaligus melalui tanyangan video edukasi yang ditunjukkan kepada warga dusun
Madurejo bertujuan untuk meminimalisir celah untuk menciptakan kegiatan yang
menimbulkan keramaian (kerumunan) warga, hal ini dilakukan dengan mengikuti anjuran
dari pemerintah untuk membantu mengurangi penularan COVID-19 di Indonesia.

METODE PELAKSANAAN
Tahap Persiapan

Pada tahap ini mahasiswa tim KKN-DR Universitas PGRI Wiranegara


melakukan observasi ke tempat yang menjadi sasaran pengabdian. Observasi
dilakukan dengan mengamati keadaan warga Desa Kedungbako dan Desa
Madurejo Pasuruan ; serta mencari permasalahan yang dihadapi warga desa
berkaitan dengan Pandemi Covid-19. Setelah menemukan permasalahan-
permasalahannya, tim KKN-DR UNIWARA Desa Kedungbako dan Desa
Madurejo Pasuruan menyusun program kerja guna mengatasi masalah tersebut.
Selanjutnya para pengabdi menyiapkan materi sosialisasi dan bahan-bahan
pembuatan masker dan wedang jamu.

Tahap Praktek

Tahap praktek dilakukan dengan mahasiswa tim pengabdian yang mulai


menjalankan program kerjanya. Pembuata masker dilakukan bersama dengan
mitra beberapa orang ibu-ibu desa yang memiliki keterampilan menjahit baik
manual maupun dengan berbantuan mesin. Pembuatan masker di mulai pada
tanggal 18 - 22 Agustus 2020. Sedangkan program kerja pembuatan wedang jamu
dilakukan langsung dan bersama-sama dengan kelompok ibu-ibu perkumpulan
pengajian. Pembuatan dan pengemasan wedang jamu hanya berlangsung selama
dua hari yaitu pada tanggal 26-27 Agustus 2020. Untuk sosialisasi dilakukan
bersamaan dengan pendistribusian masker dan wedang pada tanggal 28 Agustus
2020. Seluruh kegiatan dan sosialisasi dilakukan serentak di dua desa yang
berbeda.

Tahap Pendistribusian

Tahap distribusi dilakukan dengan membagikan masker dan wedang jamu


kepada warga desa. Jamu dan masker dibagikan secara merata kepada 30 kepala
keluarga dia tiap desa.

TEORI

Wedang Jamu sebagai Penambah Imun

Kondisi modernitas memengaruhi minat masyarakat mengonsumsi jamu.


Selain itu, adanya perilaku oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang
memproduksi jamu tradisional yang dicampur dengan bahan kimia berbahaya

4
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....5

membuat stigma negatif tentang jamu tradisional di masyarakat semakin


berkembang (Yulianto, 2020). Namun, kebiasaan masyarakat kian berubah di
tengah pandemi Covid-19 ini. Belum tersedianya vaksin Covid-19 menyebabkan
masyarakat mencari berbagai alternatif untuk mencegah infeksi dari virus Covid-
19 ini. Fenomena tersebut menyebabkan keberadaan jamu tradisional dan budaya
konsumsi jamu kembali menjadi tren ditengah-tengah masyarakat. Kebiasaan
masyarakat Indonesia sejak jaman dahulu yang sempat hilang kini kembali lagi.
Ada beberapa alasan yang menyebabkan masyarakat kembali menerapkan budaya
konsumsi jamu tradisional di tengah pandemi Covid-19 yakni : pengaruh berita
media masa, pilihan rasional yang paling mudah dijangkau untuk meningkatkan
imunitas daripada harus terus menghindar, dinilai fungsional karena langsung
digunakan dan dirasakan manfaatnya untuk meningkatkan imun, dan pengaruh
histori budaya tradisional dengan kepercayaan bahwa mengonsumsi jamu akan
membantu meningkatkan kesehatan (Sutana & Dwipayana, 2020).

Jamu mungkin dapat menjadi salah satu pilihan untuk memperkuat sistem
imun tubuh seseorang. Jamu adalah obat herbal tradisional Indonesia yang telah
dipraktekkan selama berabad-abad di masyarakat Indonesia untuk menjaga
kesehatan dan mengobati penyakit. Meskipun sudah banyak obat-obatan modern,
jamu masih sangat populer di daerah pedesaan maupun perkotaan (Elfahmi et al.,
2014). Terutama disaat saat seperti ini, dimana belum ditemukannya obat untuk
suatu penyakit, masyarakat akan kembali menggunakan tumbuhan sebagai
alternatif pengobatan dengan manfaatnya yang beragam. Selain itu dengan harga
yang murah dan bahan baku yang mudah ditemukan, jamu dapat dibuat dan
dikonsumsi sendiri di rumah. Tanaman yang dapat dikonsumsi dan dibuat menjadi
jamu untuk immune booster antara lain adalah temulawak, kunyit, dan jahe.
Selain bahan utama tersebut dapat juga ditambahkan bahan lain untuk menambah
rasa dan memberi aroma yang menggugah selera seperti kayu manis, serai, dan
gula aren (Kusumo,dkk , 2020).

Jamu merupakan obat tradisional yang telah dikonsumsi secara turun


temurun oleh masyarakat Indonesia. Namun pada perkembangannya konsumsi
jamu sempat mengalami penurunan yang disebabkan kecenderungan masyarakat
untuk mengkonsumsi obat-obatan modern. Rasa jamu tradisional yang kurang
disukai, juga adanya perubahan gaya hidup, tingkat ekonomi, dan selera
masyarakat terus berkembang memengaruhi minat masyarakat untuk
mengonsumsi jamu. Namun, kebiasaan masyarakat kian berubah di tengah
pandemi Covid-19 ini. Belum tersedianya vaksin Covid-19 menyebabkan
masyarakat mencari berbagai alternatif untuk mencegah infeksi dari virus Covid-
19. Fenomena tersebut menyebabkan keberadaan jamu tradisional dan budaya
konsumsi jamu kembali menjadi tren ditengah-tengah masyarakat.
Ada 4 alasan yang layak mendasari meningkatnya tren konsumsi jamu di
tengah pandemi Covid-19, yaitu: (1) pengaruh pemberitaan media massa; (2)
pilihan rasional; (3) fungsional; dan (4) historis budaya minum jamu. Di antara
banyaknya jenis rempah-rempah yang berwujud umbi-umbian diolah menjadi
jamu dan dikonsumsi oleh masyarakat di tengah pandemi Covid-19, ada 3 jenis
tumbuhan yang menjadi primadona yaitu: kunyit, temulawak, dan jahe merah.
Telah banyak penelitian yang dilakukan terhadap ketiga tumbuhan ini. Kunyit,
temulawak, dan jahe merah mengandung senyawa-senyawa yang dapat
meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan juga sebagai antioksidan sehingga
dapat meningkatan sistem imun tubuh dari serangan infeksi berbagai penyakit
termasuk dari infeksi virus. Secara umum jamu tradisional yang dikonsumsi
masyarakat Indonesia merupakan jamu segar yang diolah dari bahan yang masih
segar dan segera dikonsumsi ketika selesai pengolahannya. Jamu tradisional ini
biasanya akan bertahan antara 1-2 hari. Dalam pengolahan jamu tradisional ada
beberapa kompenan yang wajib diperhatikan jika ingin membuat jamu tradisional
yang baik dan segar. Beberapa komponen tersebut di antaranya: (a) pemilihan dan
penanganan bahan baku; (b) tahapan penanganan bahan baku; (c) penggunaan air
sesuai dengan persyaratan kesehatan; (d) pemilihan peralatan; dan (e) aspek
kebersihan diri, peralatan dan lingkungan. Setelah kelima komponen tersebut
dipenuhi barulah dilanjutkan ke langkah-langkah pembuatan jamu tradisional.
Langkah-langkah pembuatan jamu tradisional ini dimulai dari proses penyiapan
alat dan bahan yang akan digunakan untuk membuat jamu. Kemudian alat dan
bahan tersebut dicuci dengan air mengalir hingga bersih. Selanjutnya baru diolah
dengan cara ditumbuk atau diblender, lalu disaring dan direbus. Dalam proses
merebus ini, sesekali jamu diaduk dan diberi tambahan asam jawa, gula aren atau
gula pasir dan ditambah sedikit garam. Setelah itu matikan kompor dan tunggu
hingga air rebusan tersebut dingin. Jamu kemudian siap untuk dikonsumsi.
Apabila ingin menyimpan jamu, simpanlah dengan wadah botol kaca dan
ditempatkan pada lemari pendingin.

Temulawak atau Curcuma xanthorrhiza Roxb merupakan tanaman yang


sering digunakan sebagai obat-obatan yang tergolong dalam suku temu- temuan
(Zingiberaceae). Salah satu kandungan terbanyak yang dimiliki tumbuhan
temulawak ialah pati, pati temulawak mengandung kurkuminoid yang membantu
proses metabolisme dan fisiologis organ badan. Penggunaan temulawak dalam
pengobatan tradisional banyak digunakan dalam pengobatan gangguan
pencernaan, sakit kuning, keputihan, meningkatkan daya tahan tubuh serta
menjaga kesehatan (Aldizal et al., 2019). Jahe (Zingiber officinale) merupakan
tanaman rempah yang berasal dari Asia Selatan, dan sekarang telah tersebar ke
seluruh dunia. Jahe dimanfaatkan sebagai bahan obat herbal karena mengandung
minyak atsiri dengan senyawa kimia aktif, yang berkhasiat dalam mencegah dan

6
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....7

mengobati berbagai penyakit. Senyawa kimia aktif yang juga terkandung dalam
jahe yang bersifat anti-inflamasi dan antioksidan, adalah gingerol, beta-caroten,
capsaicin, asam cafeic, curcumin dan salisilat. (Yuan Shan & Iskandar, 2018).

Masker Sebagai APD Wajib Bagi Masyarakat

Menurut Cahyo Budinugroho dkk (2020), bahwa Kebutuhan alat pelindung


diri (APD) mengalami kenaikan semenjak pasien yang sakit akibat covid-19
bertambah. Kebutuhan ini beralasan sebab tanpa adanya pelindung diri yang
memadai, virius covid-19 mudah sekali menyebar dan mengakibatkan sakit pada
orang yang terkena virus tersebut Sedangkan Masker Pelindung wajah menurut
Sri Emi (2019) bahwa Produk masker penutup hidung dan mulut sebagai salah
satu bentuk fashion marchandise sangat potensial sebagai peluang usaha di
industri kreatif, apalagi fenomena yang ada saat ini penggunaan masker salah satu
langkah pencegahan yang dapat membatasi penyebaran penyakit-penyakit saluran
pernapasan tertentu yang diakibatkan oleh virus, termasuk covid-19.

Busana alat pelindung diri (apd) dan masker merupakan penutup wajah
perlengkapan yang wajib dipakai untuk melindungi seseorang saat sedang bekerja
dari bahaya..khususnya tenaga medis (kesehatan). Salah satu tujuan berbusana
dengan alat pelindung diri dan masker pelindung wajah adalah upaya untuk
melindungi sebagian atau seluruh tubuh dari percikan dropet, bersin dari potensi
bahaya khususnya mencegah paparan virus ke dalam tubuh ataupun dan partikel-
partikel halus yang tak dapat dilihat dengan mata yang masuk melakui udara ke
dalam pernapasan (Maida & Qurani, 2020).

Berdasarkan bukti ilmiah, COVID-19 dapat menular dari manusia ke


manusia melalui kontak erat dan droplet. Orang yang paling berisiko tertular
penyakit ini adalah orang yang kontak erat dengan pasien COVID-19 termasuk
yang merawat pasien COVID-19. Rekomendasi standar untuk mencegah
penyebaran infeksi adalah melalui cuci tangan secara teratur, menghindari kontak
dekat dengan siapa pun yang menunjukkan gejala penyakit pernapasan dan
menerapkan etika batuk dan bersin (Kemenkes 2020). Etika batuk dan bersin yang
dianjurkan untuk menghindari penyebaran virus adalah dengan menutup hidung
dan mulut dengan tisu saat bersin/batuk atau menggunakan masker yang menutup
hidung. Walau disebut kurang efektif dibandingkan jenis masker lain, bukan
berarti masker kain tidak layak digunakan sama sekali. Karena keterbatasan
jumlah masker yang ideal untuk mencegah virus Corona, masker kain pun bisa
dijadikan pilihan untuk melindungi dari paparan virus Corona (Daulay,dkk, 2020).

Hal ini dianggap lebih baik daripada tidak mengenakan masker sama sekali
ketika batuk dan bersin atau ketika berdekatan dengan orang lain yang mungkin
sudah terinfeksi virus Corona. Awal April yang lalu, juru bicara pemerintah
penanganan COVID-19, Achmad Yurianto mengumumkan bahwa pemerintah
tengah menggalakkan program „masker untuk semua‟. Program tersebut senada
dengan imbauan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, yang
menganjurkan untuk memakai masker bagi semua orang yang hendak keluar
rumah. Untuk menghindari terjadinya kelangkaan masker bagi petugas medis dan
makin melambungnya harga masker, maka disarankan untuk memilih masker
kain. Selain murah, masker kain dapat dicuci, mudah didapat dan dapat dibuat
sesuai dengan kepentingannya, misalnya masker karakter kartun untuk anak, laki-
laki, wanita berhijab, wanita yang fashionable dengan menambahkan variasi renda
(Daulay,dkk, 2020).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan edukasi ini dilakukan oleh mahasiswa KKN-DR Universitas PGRI


Wiranegara Pasuruan sebagai bentuk pengabdian diri terhadap masyarakat di Desa
Kedungbako dan Desa Madurejo Pasuruan. Mengingat dalam kondisi pandemi
saat ini, kegiatan edukasi pembuatan wedang perlu dilakukan agar dapat
memperkuat imunitas dari serangan COVID-19. Sasaran dari kegiatan ini adalah
masyarakat Desa Kedungbako dan Desa Madurejo Pasuruan. Desa Kedungbako
yang dimaksud beralamat di RT 005 RW 002, Dusun Krajan, Desa Kedungbako,
Kabupaten Pasuruan. Desa Madurejo tepatnya berada di Jl. Kabupaten RT.02
RW.02, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan.

Kegiatan pemahaman pentingnya menjaga kesehatan di tengah Pandemi


Covid-19 ini dilakukan oleh mahasiswa tim KKN-DR Universitas PGRI
Wiranegara dengan sasaran warga desa. Saat ini masyarakat jarang menerapkan
protocol kesehatan dengan baik, salah satu hal lain yang diremehkan selain
menjaga kesehatan dan imunitas adalah pemakaian masker. Ketika keluar dari
rumah, masyarakat jarang yang memakai masker. Banyak juga masyarakat yang
kurang paham tentang pemakaian masker yang baik dan benar, misalnya ketika
makan masker hanya diturunkan ke dagu bukan dilepas. Selain itu, untuk
mencegah penularan virus dibutuhkan penjagaan dari dalam tubuh. Jamu pokak
yang terbuat dari berbagai rempah-rempah seperti jahe, kayu manis, serai,
cengkeh, dan panda ini memiliki manfaat untuk menambah daya tahan tubuh,
sehingga tubuh tidak mudah untuk diserang virus. Oleh karena itu, kegiatan
pengabdian masyarakat ini dilakukan dengan membuat masker dan wedang jamu
kemudian membagikannya kepada warga desa. Tujuan kegiatan ini adalah sebagai
bentuk antisipasi terhadap penyebaran covid-19 yang merupakan ancaman nyata
global saat ini.

Pembuatan Wedang Jamu Secang

8
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....9

Kegiatan edukasi pembuatan wedang secang ini dilakukan pada tanggal 24


Agustus 2020 – 27 Agusutus 2020. Kegiatan edukasi ini dilakukan oleh
mahasiswa KKN-DR Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan sebagai bentuk
pengabdian diri terhadap masyarakat di Dusun Madurejo. Mengingat dalam
kondisi pandemi saat ini, kegiatan edukasi pembuatan wedang secang perlu
dilakukan agar dapat mencegah penyebaran COVID-19. Sasaran dari kegiatan ini
adalah masyarakat dari dusun Madurejo. Pengabdian masyarakat dilakukan oleh
mahasiswa Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan 2020 melalui kegiatan Kuliah
Kerja Nyata (KKN) di Jl. Kabupaten RT.02 RW.02, Kecamatan Wonorejo,
Kabupaten Pasuruan. Kegiatan KKN ini dilakukan saat masa pandemi COVID-19
untuk mencegah terjadinya penyebaran COVID-19 lebih luas di Indonesia
khususnya Pasuruan, Jawa Timur. Program kerja yang dibuat merupakan upaya
pencegahan penyebaran COVID-19 yaitu dengan pembuatan wedang secang
sebagai upaya meningkatkan imunitas tubuh untuk mencegah COVID-19.

Pelaksanaan program pembuatan wedang secang dengan penanyangan


video edukasi yang telah di unggah oleh mahasiswa KKN di channel youtube
melalui link berikut : video tentang pembuatan wedang secang mandiri di rumah
https://www.youtube.com/watch?v=AAmEPR_VB8Y.
Gambar : rangkaian kegiatan pembuatan dan distribusi jamu secang

Setelah pelaksanaan program pembuatan wedang secang dilanjutkan dengan


pendistribusian wedang secang yang telah dibuat ke masyarakat Dusun Madurejo
secara door to door.

Gambar :Pendistribusian wedang secang ke warga RT.02 RW.02 Dusun


Madurejo, Kecamatan Wonorejo, Kabupaten Pasuruan

Pembuatan Wedang Jamu Pokak

10
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....11

Pada pelaksanaan pembuatan jamu pokak dilakukan oleh mahasiswa pada


tanggal 26 Agustus 2020 bersama dengan mitranya, ibu Musrifah dan dua
tetangganya, ibu Khodijah dan ibu Latifah. Pembuatan jamu pokak dilakukan di
rumah mitra pada malam hari setelah sholat isya’. Berikut ini adalah bahan-bahan
dalam pembuatan jamu pokak :

No. Bahan Jumlah


1. Gula 1 ½ kg
2. Jahe ¼ kg
3. Pandan 4 lembar
4. Kayu manis 5 biji
5. Secang 2 lembar
6. Cengkeh 5 biji
7. Serai 10 batang

Semua bahan di masak dengan air sebanyak 20 liter dengan kurun waktu
selama kurang lebih 4 jam. Keesokan harinya, jamu pokak di saring kemudian di
kemas ke dalam botol teh pucuk yang sudah dibersihkan. Pembuatan jamu pokak
mengasilkan lebih dari 30 botol the pucuk yang berukuran 600 ml. Agar kemasan
lebih menarik, maka botol yang polo situ ditempel dengan sebuah stiker yang
dibuat sendiri oleh mahasiswa.

Sesi pendistribusian dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus 2020. Masker


sejumlah 25 dan jamu pokak di bagikan kepada warga RT 005 RW 002, Dusun
Krajan, Desa Kedungbako. Pendistribusian jamu pokak merata karena setiap
kepala keluarga mendapatkan satu botol jamu, sedangkan untuk pendistribusian
masker sedikit memiliki masalah, karena terdapat warga yang meminta lebih
masker untuk anaknya. Akibatnya ada warga yang tidak mendapatkan masker.

Selain membagikan masker dan jamu pokak, kegiatan terakhir yang


dilakukan oleh pengabdi adalah sosialisasi tentang pentingnya menjaga kesehatan
di Tengah Pandemi Covid-19 serta bagimana penggunaan masker yang benar dan
manfaat jamu pokak untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Sosialisasi dilakukan
dengan mengumpulkan warga yang rumahnya berdekatan, kemudian memberikan
materi sosialisasi tersebut. Kegiatan pengabdian di tutup dengan foto bersama
serta mengingatkan warga untuk selalu menerapkan protocol kesehatan dan
mengkonsumsi jamu.
Gambar: Pembuatan Jamu Pokak Gambar: Proses Pengemasan

Gambar: Foto Bersama Warga

Gambar: Pendistribusian Jamu Kepada


Warga

Pelaksanaan pembuatan masker dilakukan oleh Sari pada tanggal 18-22


Agustus 2020, bekerjasama dengan ibu Siti Aminah (dengan dibantu beberapa
warga lain) yang merupakan seorang penjahit. Pembuatan masker dilakukan di
toko tempat ibu Aminah bekerja. Dengan kain satu meter dan karet untuk tali
masker sepanjang 4 meter menghasilkan masker sebanyak 30 buah.

12
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....13

Gambar: Pengemasan Masker Gambar: Pembuatan Masker

Gambar: Uji Coba Kepada Masyarakat Gambar: Pendistribusian Kepada


Warga

SIMPULAN
Setelah melalui kegiatan pengabdian tersebut terdapat peningkatan yang
dicapai, antara lain : (a) terciptanya lingkungan yang lebih sehat (b) meningkatnya
pengetahuan warga tentang pentingnya menjaga kesehatan (c) meningkatnya
pengetahuan warga tentang bagaimana penggunaan masker yang benar (d)
meningkatnya pengetahuan warga tentang manfaat dan cara membuat wedang
jamu pokak dan secang (e) warga bisa membuat wedang jamu pokak dan secang
sendiri. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengabdian ini telah berhasil
meningkatkan kesadaran warga desa untuk menjaga kesehatan di Tengah Pandemi
Covid-19.

Kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di era Covid-19 Universitas PGRI


Wiranegara tahun 2020 di Desa Kedungbako dan Desa Madurejo Pasuruan
berjalan lancar. Kegiatan ini berlangsung sejak Agustus sampai September 2020.
Melalui kegiatan edukasi pembuatan wedang secang dan uwuh oleh mahasiswa
KKN Universitas PGRI Wiranegara Pasuruan 2020, pengetahuan masyarakat
tentang konsumsi minuman herbal untuk menambah daya imun selama pandemi
sangat bermanfaat. Hal tersebut merupakan tindakan membantu pemerintah dalam
mencegah perluasan dan peningkatan jumlah masyarakat terpapar virus di
Indonesia khususnya di Pasuruan, Jawa timur. Kegiatan pengabdian ini
melibatkan warga dusun Madurejo sejumlah 40 orang telah mengikuti kegiatan
edukasi pembuatan wedang secang. Harapan selanjutnya, setelah mahasiswa
KKN-DR memberi edukasi pembuatan wedang secang dan uwuh, masyarakat
dapat membiasakan penerapannya dan mengajari kepada saudara dan masyarakat
sekitarnya dalam pembuatan wedang. Keterampilan masyarakat dalam membuat
masker dari bahan-bahan kain perca juga sangat bermanfaat untuk mendukung
usaha agar masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dengan terus
menggunakan masker.

KEPENULISAN

Para penulis adalah dosen, praktisi ahli, dan mahasiswa pelaksana program
pengabdian kepada masyarakat yang sekaligus melaksanakan tugas KKN.
Badriyah Wulandari adalah ketua pelaksanaan pengabdian sekaligus instruktur
dalam pelaksanaan kegiatan. Tristan Rokhmawan adalah wakil ketua yang
bertugas mengawasi kinerja mahasiswa. Lailatul Fitriyah adalah anggota praktisi
ahli yang bergerak di bidang pendidikan dan konseling keluarga dan masyarakat.
Kehadirannya dibutuhkan untuk membekali mahasiswa dengan pengetahuan
terkait program-program pengembangan kualitas hidup masyarakat. Budi Syahri
Whayuanah, Fatimatus Zahro, dan Khoiril Himaayah Azizah adalah mahasiswa
yang bertugas sebagai tenaga pelaksana kegiatan yang turun langsung untuk
mengatur tugas berinteraksi dengan masyarakat.Ucapan terima kasih bisa
disampaikan kepada yang memberi hibah pengabdian masyarakat (jika
pengabdian masyarakat berasal dari dana hibah)

DAFTAR RUJUKAN

Aldizal, R., Rizkio, M., Perdana, F., Suci, F., Galuh, V., Putri, A., Rina, A., Cahyani,
N. D., Yanti, R., & Khendri, F. (2019). Review: Tanaman Temulawak
(Curcuma xanthorrhiza Roxb) sebagai Obat Tradisional. Jurnal Ilmiah
Farmako Bahari. https://doi.org/2087-0337
Cahyo Budinugroho dkk 2020. Desain dan Pembuatan Faceshield Sebagai
Alat Perlindungan Diri Penyebaran Covid-19 Jurnal Abdimas-Polibatam,
Vol. 2, No. 1, Juni 2020
Daulay, W., Nasution, M. L., & Wahyuni, S. E. (2020). PEMANFAATAN KAIN
PERCA UNTUK PEMBUATAN MASKER KAIN (MAIN) ANTI VIRUS
DALAM RANGKA PENCEGAHAN VIRUS COVID 19 PADA RUMAH JAHIT
SEKITARAN MEDAN JOHOR. Jurnal Layanan Masyarakat (Journal of
Public Services), 4(2), 352-360.

14
Nama Akhir Penulis1, Judul PKM 3 kata dari depan....15

Elfahmi, Woerdenbag, H. J., & Kayser, O. (2014). Jamu: Indonesian traditional


herbal medicine towards rational phytopharmacological use. In Journal
of Herbal Medicine. https://doi.org/10.1016/j.hermed.2014.01.002
Kusumo, A. R., Wiyoga, F. Y., Perdana, H. P., Khairunnisa, I., Suhandi, R. I., &
Prastika, S. S. (2020). JAMU TRADISIONAL INDONESIA: TINGKATKAN
IMUNITAS TUBUH SECARA ALAMI SELAMA PANDEMI. Jurnal Layanan
Masyarakat (Journal of Public Services), 4(2), 465-471.
Maida, A. N., & Qurani, B. (2020, November). PKM Menjahit Busana Alat
Pelindung Diri (APD) dan Masker Untuk Pencegah Covid-19 pada Ibu-
Ibu Rumah Tangga di Kec. Biringkanaya Kota Makassar. In Seminar
Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (Vol. 1, No. 2).
Sri Emy Yuli Suprihatin. 2019. Strategi Usaha Produk Masker Penutup
Hidung dan Mulut dalam Pengembangan Industri Kreatif Seminar
Nasional 2014 “Prospek Pendidikan Vokasi dan Industri Kreatif
Indonesia Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN” Jurusan PTBB FT
UNY, 9 Nopember 2014
Sutana, I. G., & Dwipayana, A. P. (2020). Perilaku Konsumsi Jamu Covid-19.
COVID-19: Perspektif Agama dan Kesehatan, 41.
Yuan Shan, C., & Iskandar, Y. (2018). Studi Kandungan Kimia Dan Aktivitas
Farmakologi Tanaman Kunyit (Curcuma longa L.). Pharmacia.
Yulianto. (2020). Minum Jamu: Kembalinya Tradisi Yang Luntur Saat Corona
Datang. Diakses tanggal 25 Mei 2020.
https://tabloidsinartani.com/detail/indeks/family-style/12370-
MinumJamu-Kembalinya-Tradisi-yang-Luntur-Saat-Corona-Datang

Anda mungkin juga menyukai