Anda di halaman 1dari 3

INDEKSASI JURNAL

Indeksasi adalah usaha untuk mempermudah seseorang dalam konten yang dicari dalam internet.
Salah satu sistem indeksasi yang akrab dengan kita adalah yang dibuat sistemnya oleh Google.
Google mengindeks berbagai aset digital di dunia internet dan mempermudah kita mencarinya
sesuai kebutuhan. Secara khusus Google membagi jenis-jenis aset digital dalam berbagai jenis dan
membuat indeksasi-indeksasi khususnya. Salah satunya yang paling kita kenal untuk mengindeks
aset digital dalam bentuk tulisan keilmuan adalah Google Schoolar.

Selain Google Schoolar, berbagai aplikasi indeksasi asset digital keilmuan diciptakan oleh berbagai
lembaga sesuai kebutuhannya. Ada pengindeks berdasarkan rumpun ilmu, indeksasi khusus buku,
indeksasi khusus jurnal ilmiah, indeksasi khusus naskah prosiding, indeksasi berdasarkan identitas
para penulis / authotisasi, indeksasi khusus publikasi pada suatu negara, indeksasi khusus pada suatu
perguruan tinggi, dan lain sebagainya. Repositori perguruan tinggi adalah salah satu jenis pengindeks
khusus dalam cakupan perguruan tinggi. Indeksasi SINTA dan GARUDA adalah salah satu pengindeks
dalam cakupan regional Republik Indonesia.

Dalam cakupan yang lebih luas kita bisa menemukan indeksasi seperti SCOPUS, Thompson Router /
Web Of Science, DOAJ, ERIC, EBSCO, ULRICH WEB, WorldCat, MIAR, SCILIT, TROVE, Crossreff,
SHERPA ROMEO, dan masih banyak lagi yang bermunculan baru-baru ini. Bisnis menjadi pengindeks
rupanya sangat menguntungkan. Terlebih jika kita bisa menjadi pengindeks yang dipakai negara
untuk mengindeks asset digital keilmuannya. Pengindeks naskah / asset digital ilmiah bisa
diterbitkan oleh institusi penerbit, institusi asosiasi keilmuan, institusi negara, atau institusi swasta.

Secara umum lembaga pengindeks terdiri dalam jenis :

1. Pengindeks untuk tujuan search engine, mis : Google Schoolar.


2. Pengindeks untuk tujuan pengenalan general dan pencatatan nomor identifikasi, mis : DOAJ
& Crossreff
3. Pengindeks untuk tujuan penjaminan kualitas dan penilaian, mis : Pubmed
4. Pengindeks untuk tujuan peningkatan ideksasi citasi dan impact factor, mis : WOS & SCOPUS
5. Pengindeks untuk tujuan pemetaan indeksasi regional : GARUDA & SINTA
6. Pengindeks untuk tujuan pengenalan peneliti, authorisasi & afiliasi, mis : PUBLONS,
RESEARCHGATE

Namun pada perkembangannya, berbagai pengindeks berusaha memenuhi seluruh kebutuhan


tujuan di atas, artinya satu pengindeks dengan banyak layanan / tujuan indeksasi, mahkan
mengeluarkan rank version dan sertifikat akreditasi.

Berbagai jenis indeksasi ini memberikan layanan yang beragam seperti :

1. PENGELOMPOKAN : pengelompokan berdasarkan bidang ilmu, pengelompokan berdasarkan


jenis publikasi (jurnal, prosiding, buku, dan lainnya), pengelompokan berdasar afiliasi,
pengelompokan berdasarkan asosiasi, pengelompokan berdasarkan authorisasi,
pengelompokan berdasarkan negara, dan lain sebagainya.
2. PETA KONEKSI antar asset digital : peta koneksi citasi antar peneliti, peta koneksi citasi antar
institusi/ afiliasi, dan lain sebagainya. Dengan ini kita bisa membaca dimana dan siapa saja
orang yang penelitiannya sejenis dan berkaitan dengan penelitian kita.
3. STRATIFIKASI / LEVELING: stratifikasi dan levelling jurnal untuk mengukur kualitas jurnal
berdasarkan kualitas dan kuantitasn tulisan, penulis, citasi, dan lain sebagainya.
4. PREVIEW & PUBLIKASI : menampilkan secara komprehensif berbagai asset digital dalam
bentuk artikel yang dilengkapi abstrak berbagai bahasa, daftar rujukan, ringkas temuan,
impact temuan, komentar reviewer, open discussion, open acsess terhadap laporan
penelitian disertai berbagai instrumennya, bahkan sampai pada layanan penjualan akses dan
versi cetak.
5. STATISTIK : mengukur dampak yang ditimbulkan atas diterbitkannya asset digital seperti
jumlah citasi / kutipan / sitiran, jumlah download / pembaca digital, jumlah artikel dengan
tema serumpun / yang saling berkaitan, jumlah penulis dengan fokus tema yang sejenis, dan
lain sebagainya.
6. OPEN REVIEW & DISCUSSION : menyajikan naskah untuk direview dan didiskusikan oleh
banyak pengamat keilmuan dan ahli di bidang yang sesuai dengan naskah publikasi, salah
satunya yang menyediakan ini adalah PUBLONS, yang dianggap mampu memverifikasi
kualitas tulisan/ asset digital keilmuan.
7. SEARCH ENGINE OPTIMIZER : semakin bagus pengindeks, semakin dapat untuk
meningkatkan visibilitas halaman jurnal di dunia online/ internet
8. PENYEDIA IMPORT DATA ANTAR PENGINDEKS : antar pengindeks biasanya saling
mengimport data untuk memperkaya datanya. Misalnya pengindeks regional SINTA saat ini
mengimpor data dari PUBLONS, WOS, dan SCOPUS.
9. AKREDITASI : beberapa pengindeks mengeluarkan sertifikasi akreditasi terhadap jurnal yang
kemudian akan menjadi bukti kualitas terhadap jurnal / asset digital tersebut.

BAGAIMANA SEBUAH INDEKSASI DIANGGAP NASIONAN DAN INTERNASIONAL?

Bergantung pada cakupan asset digital yang dapat dipetakan / dijangkau oleh pengindeks, serta
pengakuan dunia akademik terhadap pengindeks tersebut.

BAGAIMANA UNTUK MENJADIKAN JURNAL KITA DIINDEKS SUATU PENGINDEKS?

Mendaftarkan jurnal secara online untuk kemudian akan diperiksa dan diverifikasi kualitasnya.
Setiap pengindeks memiliki kriteria dan aspek penilaian minimum untuk dapat diindeks ke
dalamnya. Semakin bagus kualitas pengindeks, semakin ketat seleksi masuk atau kualifikasi
minimumnya. Beberapa pengindeks juga berbayar.

APA MANFAAT SEBUAH JURNAL TERINTEGRASI PENGINDEKS?

1. Mudah ditemukan di internet / mudah diakses


2. Level jurnal akan berdampak pula pada level pengenalan artikel dan penulis, meningkatkan
rating penulis secara statistik (ini yang menyebabkan banyak penulis/ ilmuan lama yang
naskahnya tidak terpublikasi dan terindeks kurnag dikenali daripada penulis baru yang
tulisannya banyak terindeks)
3. Meningkatkan nilai / rating institusi pengelola jurnal di mata dunia keilmuan
4. Meningkatkan kemungkina n untuk dicitasi / dirujuk secara internasional. Pengakuan
terhadap tingginya ilmu salah satunya adalah dengan banyaknya citasi.
APAKAH INDEKSASI SAJA CUKUP? TIDAK!

1. JAGA KUALITAS : kualitas tulisan perlu dijaga untuk mendapatkan kepercayaan pengindeks,
reviewer, dan pembaca. Tanggapan buruk terhadap isi naskah akan menurunkan kualitas.
2. JAGA KUANTITAS : kuantitas tulisan, kuantitas citasi, variabilitas afiliasi dan penulis menjadi
acuan untuk menjaga kuantitas
3. BUAT KEUNIKAN : judul / nama jurnal ditetapkan sendiri, namun perlu memperhatikan
keunikannya. Jangan sampai sama atau mirip dengan nama jurnal lain. Selain dapat
menyebabkan kerancuan, nama yang sama akan mudah diperbandingkan baik-buruknya.
Begitu pula dengan judul-judul yang dimunculkan. Semakin spesifik dalam mencerminkan isi
akan semakin mudah diakses dan dicitasi.
4. BUAT SPESIFIKASI : spesifikasi jurnal sangat diperlukan agar mampu menjadi rujukan utama
5. BUAT LEBIH BERMAKNA : sebuah asset digital dikatakan bermakna jika banyak dibaca dan
dicitasi, maka jadikan isi asset tersebut sebagai bahan yang dikembangkan, diteliti lebih
lanjut, mendukung paying penelitian institusi, dan dirujuk oleh mahasiswa/ peneliti
penelitian sejenis.

AKREDITASI JURNAL / PENERBIT JURNAL

Akreditasi pada dasarnya adalah proses penilaian terhadap sebuah lembaga penyelenggara pada
suatu kegiatan penyelengaraan khusus yang dinilai secara khusus dengan ukuran indikator sesuai
standar kinerja dalam usaha / kegiatan khusus tersebut. Penetapan indicator beragam sesuai dengan
lembaga yang mengadakan akreditasi.

Lembaga akreditasi jurnal biasanya sekaligus menjadi lembaga pengindeks jurnal. Dikarenakan
lembaga pengindeks menilai, melakukan pemetaan, dan mengklasifikasi kualitas jurnal, maka bisa
dikatakan mereka juga “yang paling tahu” secara spesifik kualitas dari setiap jurnal. Maka dengan
begitu pula mereka berhak mengeluarkan sertifikat penilaian sesuai dengan hasil penilain yang
mereka lakukan dalam usaha indeksasi. Namun tidak semua pengindeks juga mengeluarkan
sertifikasi diakrenakan tidak semua pengindeks melakukan penilaian komprehensif terhadap kualitas
jurnal. Google Schoolar misalnya hanya mengindeks untuk tujuan search engine, bukan menilai
spesiifikasi suatu jurnal/ asset digital. Tingkat kualitas dan kepercayaan terhadap sebuah hasil
akreditasi ditentukan oleh kredibilotas lembaga yang mengeluarkan sertifikat akreditasi.

APA GUNA AKREDITASI?

1. Meningkatkan kepercayaan konsumen (afiliasi, author, pembaca) terhadap kualitas jurnal


2. Menjadi salah satu parameter penilaian terhadap lembaga penyelenggara jurnal
3. Terakreditasi lembaga pengindeks yang baik = mengingkatkan visibilitas jurnal di mata dunia
akademik

Anda mungkin juga menyukai