Anda di halaman 1dari 18

TUGAS

KEPUSTAKAAN KIMIA PERTEMUAN 6

Oleh :

Fianti Damayanti / 17030234019

Dosen Pengampu :

Dr. I Gusti Made Sanjaya, M.Si.

KA 2017
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2018
PENGINDEKS JURNAL, ISBN, ISSN, DAN DOI, Q-
INDEKS, H-INDEKS, I-INDEKS, IMPACT FACTOR,
SERTA SITASI

A. PENGINDEKS JURNAL

Indeks adalah alat yang digunakan di dunia internet oleh peneliti dan pustakawan
untuk menemukan konten ilmiah. Dalam kaitannya dengan pengindeksan, dikenal
pula istilah direktori akses jurnal terbuka atau Directory Open Acces Jurnal (DOAJ). DOAJ
merupakan salah satu dari daftar jurnal yang paling terkenal. kemudahan pencarian jurnal
sangat diperlukan oleh para pembaca maka perlu pengindeksan yang cukup mudah agar
membantu proses mencari. Indeks digunakan untuk pencarian yang lebih tepat, sering
didasarkan pada kata kunci atau istilah subjek. Web of Science (WOS) adalah contoh yang
baik dari layanan pengindeksan utama.
Indeksasi Journal adalah proses pengindeksan pada journal berupa upaya
mendistribusikan metadata dan beberapa lembaga pengindeks fulltex artikel jurnal pada
database eksternal. Manfaat jurnal terindeks adalah memungkinkan tingkat akses metadata
jurnal semakin tinggi oleh pengguna.
Indeksasi jurnal adalah proses pengindeksan pada journal. Secara detail ada beberapa tipe
indeksasi journal, yaitu:
1. Search Engines
Search engine adalah alat yang digunakan untuk membantu orang menemukan
informasi di World Wide Web. Menggunakan program yang dikenal sebagai laba-
laba, yang merangkak, yaitu web, mesin pencari yang mengumpulkan metadata
deskriptif dan kata kunci dari fulltext dari berbagai halaman web dan membangun
besar-besaran, index dicari.
2. General Indexes
Tidak seperti mesin pencari yang mencoba untuk memasukkan segala sesuatu
di web, General Indexes biasanya membatasi diri untuk konten jurnal. Hanya jurnal
yang terdaftar yang dikenal, seperti Comercial Ulrich atau Free New Jour. Seperti
mesin pencari, General Indexes tidak membatasi inklusi yang didasarkan pada
kualitas, membuat jurnal mudah untuk masuk ke dalam, tapi menghasilkan sedikit
prestasi. General Indexes lain yang penting adalah direktori Open Access Jurnal
(DOAJ). The DOAJ hanya indeks jurnal yang dapat diakses secara bebas, dan
mengharuskan mereka untuk mematuhi standar jaminan kualitas tertentu.
3. Quality Assured Indexes
Indeksasi ini adalah indeks yang memiliki kriteria kualitas tertentu dan semua
jurnal harus memenuhi jika mereka ingin terindeks. Misalnya, untuk terindeks pada
Medline jurnal harus menjamin bahwa memenuhi standar Medline tersebut yang
meliputi kualitas dari jurnal yang diterbitkan serta isu-isu praktis seperti penerbitan
tepat waktu, dll.
4. Citation Indexes
Citation Indexes tidak hanya mencakup metadata dari jurnal (judul artikel,
abstrak, penulis, dll), tetapi juga melacak kutipan dari artikel. Ada dua kutipan indeks
utama, Thomson Reuters Web of Science (WOS) dan Scopus (dari Elsevier).
Keduanya adalah produk berlangganan, sehingga meskipun bebas untuk diindeks oleh
mereka, untuk menggunakan informasi maka harus membayar berlangganan. Banyak
universitas perpustakaan dapat menyediakan akses ke indeks ini. WOS indeks hanya
sekitar 12.000 jurnal, dan membuat keputusan tentang inklusi berdasarkan:
 Kualitas konten
 Keandalan publikasi
 Apakah jurnal yang dikutip dalam jurnal yang WOS sudah indeks
Citation indexes adalah indeks yang paling sangat diinginkan karena
menganugerahkan Impact Factor (IF) dari jurnal.
5. Regional Indexes
Regional Indexes berfokus pada jurnal dari daerah tertentu di dunia.
Contohnya termasuk Latindex untuk Amerika Latin, Karibia, Spanyol, dan Portugal;
Redalyc untuk Amerika Latin, Karibia, Spanyol, dan Portugal; dan lain-lain. Regional
Indexes lainnya dapat ditemukan di situs web INASP JOLs. Regional Indexes
menyediakan informasi penting pada penelitian dan publikasi dari negara atau
wilayah yang layak dan berpartisipasi di Regional Indexes.

STRATEGI UMUM INDEKSASI


 Kualitas artikel ilmiah, ikuti rambu-rambu Akreditasi Jurnal Ilmiah Nasional;
berbahasa Inggris
 Ikuti platform jurnal-jurnal internasional yang terkenal, baik dari segi tampilan,
pengelolaan,layout artikel, dan sistem editorialnya, misalnya: Elsevier, Springerlink,
Taylor & Francis, Wiley Interscience, American Chemical Society
 Berbasis online/elektronik seperti jurnal internasional pada umumnya
 Abstrak sebaiknya dilengkapi dengan : graphical abstract, dan highlighted sentences
(limited words count)
 Indeksasi jurnal: google scholar, DOAJ, EBSCO, Chemical Abstract Services,
GetCited, Mendeley, Worldcat, Engineering Village, Compendex, Embase, Reaxys,
SCOPUS, Sciru, Ulrichweb Periodicals, PubMed, CrossRef, Thomson Reuters
 Geographical Diversity in Reviewer dan Editorial Board include 5 continentals.
Pernah publikasi di Scopus dan sudah memiliki h-indeks di Scopus. Tampilkan h-
index Scopus di website jurnal tersebut.
 Jurnal online paling tidak berisi informasi nama jurnal (long format dan
abbreviation). à harus baku
 Volume dan nomor mengikuti platform jurnal internasional
 Setiap artikel mempunyai alamat URL yang unik. Contoh : Digital Object Identifier
 Halaman abstrak berisi : kapan manuscript disubmit, direvisi, dan diterima untuk
dipublikasi
 Halaman abstrak sebaiknya juga berisi how to cite artikel
 Bisa juga jurnal menerapkan Regional Managing Editor untuk region tertentu, bisa
benua atau wilayah. Example: Asia-Pacific; America; Africa and Europe
 Geographical Diversity in Authors: include 5 continentals . Call for Paper Authors di
SCOPUS atau SCIENCEDIRECT
 Implementasikan sepenuhnya Sistem Manajemen E-journal dengan online (suggested
to use Open Journal System):
Online submission of manuscript
Online review
Online tracking of manuscript by Author
Online Editorial works
Online Layout Editing and copyediting
Online proof-reading
Online publishing (Volume, Issue/No, Year, InPress)
Tabel 1. Daftar Pengindeks Jurnal Internasional
No Pengindeks Jurnal Alamat URL
Internasional
1 Google Scholar https://scholar.google.co.id/
2 Copernicus https://journals.indexcopernicus.com/app/registration/form
3 DOAJ https://doaj.org/
4 Scimago Journal & http://www.scimagojr.com/
Country Rank
5 MedLine https://www.nlm.nih.gov/services/medline_titles.html
6 PubMed https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/

7 SCOPUS https://www.scopus.com/freelookup/form/author.uri

8 Thomson Reuters https://clarivate.com/products/journal-citation-reports/


Journal Citation
Reports (clarivate
analytics)
9 Index Medicus https://www.nlm.nih.gov/pubs/techbull/mj00/mj00_pubs2000.
html

10 Art & Humanities http://mjl.clarivate.com/cgi-bin/jrnlst/jlresults.cgi?PC=H


Citation Index
(AHCI)

B. ISBN, ISSN, dan DOI

1. ISBN

ISBN (International Standard Book Number), atau nomer standar buku internasional
merupakan pengindetifikasi unik untuk buku – buku yang digunakan secara komersial.
Sistem ISBN diciptakan di Britania Raya pada tahun 196 oleh seorang pedagang buku dan
alat tulis, W H Smith. Salah satu fungsi utama dari ISBN adalah untuk memperlancar arus
distribusi buku, sehingga pemesanan buku dapat dilakukan berdasarkan ISBN dari buku yang
bersangkutan. Cara ini memiliki keuntungan yakni dapat mencegah terjadinya kekeliruan
nama pengarang yang sama atau judul buku yang hampir sama tetapi isinya berbeda. Fungsi
lain dari ISBN adalah ajang promosi bagi pada penerbit, karena informasi mengenaai ISBN
ini dikumpulkan, diterbitkan dan disebarluaskan naik oleh badan Nasional pusat atau badan
internasional di Berlin, Jerman.
Dalam penulisannya, singkatan ISBN adalah dengan huruf besar dan terletak di depan
angka-angka pengenal dan pemeriksa. Antara setiap bagian pengenal dan pemeriksa dibatasi
oleh tanda penghubung, misalnya ISBN 979-8006-70-4. Angka pengenal kelompok ISBN
untuk Indonesia adalah 979. Dengan demikian setiap judul buku yang mempunyai angka 979
berarti diterbitkan di Indonesia. Saat ini jumlah penerbit yang telah menjadi anggota ISBN
sebanyak 548 penerbit.

Sumber: http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoBarcode

Nomor ISBN terdiri dari 13 digit dan dibubuhi huruf ISBN didepannya. Nomor
tersebut terdiri atas 5 bagian. Masing-masing bagian dicetak dengan dipisahkan dengan tanda
hyphen (-). Kelompok pembagian nomor ISBN ditentukan dengan struktur sebagai berikut:

Contoh: ISBN 978-602-8519-93-9

 Angka pengenal produk terbitan buku dari EAN (Prefix identifier) = 978
 Kode kelompok (group identifier) = 602 (Default)
 Kode penerbit (publisher prefix) = 8519
 Kode judul (title identifier) = 93
 Angka pemeriksa (check digit) = 9
2. ISSN

ISSN (International Standard of Serial Number) atau standar internasional nomor


majalah, merupakan nomer pengenal yang diberikan kepada terbitan berkala. Contoh terbitan
berkala yang sering dijumpai adalah surat kabar, newsletter, buku tahunan, majalah, laporan
dan maupun prosiding. ISSN terdiri dari 8 angka yang merupakan nomer pengenal dari
majalah tersrbut. ISSN memiliki manfaat yaitu memudahkan pelaksanaan administrasi dalam
pemesanan sebuah majalah akan cukup dengan menyebutkan nomor ISSN – nya. Nomor
ISSN ini akan memastikan pelanggan atau pembaca mengenai majalah yang sama atau
hampir sama judul / namanya.

Sumber: https://www.kompasiana.com/jumariharyadi/cara-mengurus-issn-untuk- majalah-


dan-surat-kabar_54f771fba33311d3358b49c2

Mengacu pada definisi ISSN tersebut bahwa ISSN pasti memiliki nomernya sendiri
yang tidak mungkin untuk di gandakan. Jika terdapat seseorang yang ketahuan mengkopi
ISSN suatu karya, maka dia akan di tindak oleh pihak hukum. Bahkan untuk setiap perubahan
kecil seperti suatu karya berganti judul maka akan mendapatkan nomer ISSN yang berbeda
ISSN diberikan oleh lembaga yang bernama ISDS (International Serial Data System)
yang berlokasi di paris Prancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISS secara regional dan
nasional. Untuk area Asia berkedudukan d Thai National Library, Bangkok Thailand.
Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) LIPI adalah penerbit ISSN National
Center untuk Indonesia, serta memiliki tugas dan wewenang untuk melakukan pemantauan
atas seluruh publikasi terbitan berkala yang diterbitkan di Indonesia.
ISSN diberikan oleh ISDS (International Serial Data System) yang berkedudukan di
Paris, Perancis. ISDS mendelegasikan pemberian ISSN baik secara regional maupun nasional.
PDII LIPI merupakan satu-satunya ISSN National Centre untuk Indonesia.

Terbitan berkala yang akan mendapatkan ISSN harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
 Membuat surat permohonan
 Mengirim (dua) eksemplar terbitan terakhir apabila sudah diterbitkan dan
(tiga) lembar fotokopi halaman muka (Sampul depan) majalah yang akan
terbit lengkap dengan penulisan volume, nomor, dan tahun terbit dalam angka
arab
 Satu lembar fotokopi daftar isi yang akan terbit
 Satu lembar fotokopi daftar dewan redaksi
 Mengisi formulir bibliografi majalah dan formulir evaluasi yang disediakan
PDII, kemudian dikirim kembali melalui email
 Membayar biaya administrasi sebesar Rp200.000,- ke rekening PDII-LIPI.

Penerbit yang sudah memperoleh nomor ISSN mempunyai kewajiban sebagai berikut:
 Mencantumkan ISSN di pojok kanan atas pada halaman kulit muka, halaman
judul, dan halaman daftar isi dari terbitan berkala dengan diawali tulisan ISSN
 Mencantumkan barcode ISSN di pojok kanan bawah pada halaman kulit
belakang untuk terbitan ilmiah. Sedangkan untuk terbitan hiburan atau popular
di pojok kiri bawah pada halaman kulit muka
 Mengirimkan terbitannya sekurang-kurangnya 2 (dua) eksemplar setiap kali
terbit ke PDII-LIPI, sebagai dokumentasi nasional untuk kepentingan
pembuatan Indeks Majalah Ilmiah Indonesia dan koneksi di perpustakaan LIPI
 Apabila judul terbitan diganti, harus segera melaporkan ke PDII-LIPI, karena
harus mendapatkan ISSN baru.

3. DOI
DOI ( Digital Object Identifier) atau pengidentifikasi objek digital adalah suatu
alamat unik yang bersifat permanen. Walaupun sama – sama terdapat di dalam jurnal DOI
berbeda dengan ISSN yang memberi identitas unik bagi tiap jurnal, Setiap Makalah tertentu
akan diberikan saru identitas yang unik yaitu DOI tersebut. Salah satu cara menandai sebuah
jurnal yang dikelola secara serius dan profesional adalah kerik jurnal tersebut meregistrasikan
setiap artikel yang diterbitknya agar memiliki DOI, sebagai kode identitas yang unik. Setiap
artikel akan terhubung ke seluruh dunia sehingga ada Link of citation.
Format yang dimiliki oleh DOI cukup sederhana, berbentuk string karakter yang
terbagi menjadi dua bagian: prefix dan suffix. Keduanya dipisahkan oleh karakter “/”. Bagian
suffix menunjukkan identifier yang diberikan untuk suatu obyek dokumen tertentu dan
Bagian prefix menunjukkan sebuah otoritas (lembaga) yang berwenang meng-assign DOI.
Lokasi tempat dokumen dapat dikaitkan dengan DOI. Hanya dengan DOI, kita bisa
mendapatkan dokumen tersebut tanpa harus mengetahui secara persis di URL mana dokumen
tersebut disimpan.

Sumber: http://lukito.staff.ugm.ac.id/files/2014/03/java4Pjpg.jpg

Badan – badan yang mengeluarkan DOI seperti publisher besar seperti John Wiley &
Sons, Springer Link, Taylor& Frances, Elsevier Group, dan IEEE adalah ember Crossref
untuk badan registrasi DOI. Regristrant adalah sebuah sebutan bagi organisasi yang dalam
terminologi DOI, dapat mendaftarkan diri ke International DOI Foundation yang mengelola
sistem DOI. DOI dikeluarkan oleh sebuah organisasi yang berminat mendaftarkan dokumen –
dokumennya ke sistem database DOI. Setelah terdaftar, DOI nya dikeluarkan secara
independen oleh registrant.

Perkembangan DOI di Indonesia

Lembaga yang memanfaatkan DOI di Indonesia salah satunya adalah Dikti. Dikti
dapat menggunakan DOI untuk melacak ekeberadaan sebuah dokumen atau karya ilmuah.
Dalam usulannyaa, dosen cukup menuliskan informasi tentang publikasinya, lengkap dengan
DOI yang merujuk ke tulisan terbut. Dosen tidak perlu menunjukkan prosiding/jurnal asli ke
tim reviewer membuktikan bahwa tulisannya tersebut adalah asli.
Bisakah DOI dipercaya?

DOI memang tidak ditujukan untuk menjamin apakah sebuah obyek itu bisa
dipercaya atau tidak (misalnya, untuk memeriksa keutuhan integritas naskah), tetapi sebagai
sebuah sistem, DOI telah distandarkan sebagai ISO 26324. Semua Registrant yang
menggunakan DOI harus mematuhi standar ISO ini. Intinya, sistem dan mekanisme DOI
dijalankan dalam sebuah lingkungan yang terkendali. Jadi meskipun isi sebuah dokumen bisa
saja diragukan, tetapi sistem temu lacaknya dapat dipercaya karena sudah terstandarisasi.
Perbedaan dengan DOI dengan ISSN

Perbedaan dengan DOI adalah yang paling mencolok dari ISSN adalah sangat dikenal
secara meluas, kalau DOI masih sangat sedikit yang mengenal sistem ini. Bahkan oleh dosen
dan para senior peneliti. Tidak heran bahwa regulasi penentuan angka kredit saat inipun Noor
DOI belum cukup diakui. Malah masih diwajibkan untuk mencantumkan alamat situs artikel.
Inilah makna dari akses permanen meski artikel ‘hanya’ diterbitkan secara elektronik.
Dengan ini tidak ada ketergantungan atas perubahan alamat situs penerbit yang mungkin
berubah – ubah

C. Q-Indeks
Q-Indeks adalah jumlah total kutipan. Jumlah ini mengukur dampak total, namun
nilainya dapat menjadi akibat satu atau dua paper yang memiliki jumlah kutipan besar. Hal
ini akan menjadi tidak representatif terutama jika paper-paper tersebut ditulis bersama dengan
peniliti lain (kolaborasi). Scopus dalam menilai jurnal membuat klusterisasi kualitas jurnal
dengan istilah Quartile, dengan 4 Quartile, yaitu Q1, Q2, Q3 dan Q4. Dimana Q1 adalah
kluster paling tinggi atau paling utama dari sisi kulitas jurnal dikuti Q2, Q3 dan Q4
dibawahnya. Peringkat kuartil Q1, Q2, Q3 dan Q4:
 Q1: top 25% teratas dari distribusi IF
 Q2: middle-high position dari distribusi IF (antara top 50% dan top 25%)
 Q3: middle-low positiondari distribusi IF (top 75% ke top 50%)
 Q4: lowest position, bagian paling bawah 25% dari distribusi IF
Misalnya, IF 2009 untuk ACM TRANSACTIONS ON SENSOR NETWORKS
adalah 1,938. Dengan demikian, jurnal peringkat ke 32 (dari 116 jurnal, Q2) di subjek
COMPUTER SCIENCE, INFORMATION SYSTEMS, sementara itu peringkat ke-11 (dari
76 jurnal, Q1) di subjek TELECOMMUNICATIONS.
D. H-Indeks
Hirsch Index (H-Index) dikenalkan pertama kali oleh ilmuan Universitas California
San Diego, Jorge Eduardo Hirsch pada tahun 1985, merupakan salah satu standar untuk
mengukur kinerja penelitian seseorang (Hirsch, 2005). Dasar perhitungan yang digunakan
dalam pengukuran H-Index adalah jumlah karya ilmiah yang dihasilkan dan jumlah kutipan
(sitasi) yang diterima dari publikasi lain. Situs web akademisi seperti Scopus atau Google
Scholar mengumpulkan semua sitasi untuk menghitung H-Index seseorang.
H-Index atau Indeks-h merupakan sebuah tolok ukur bagi seorang ilmuwan baik itu
dosen ataupun peneliti dalam mengembangkan hasil karya keilmuwannya. Karya keilmuwan
seorang dosen dan peneliti antara lain berupa hasil penelitian yang dipublikasikan, hak patent
atau HKI (Hak Kekayaan Intelektual) dan artikel-artikel yang diseminarkan dalam bentuk
jurnal ilmiah, baik Seminar Nasional maupun Internasional.
Indeks-h (bahasa Inggris: h-index) merupakan indeks yang mencoba untuk mengukur
baik produktivitas maupun dampak dari karya yang diterbitkan seorang ilmuwan atau sarjana.
Indeks ini didasarkan pada jumlah karya ilmiah yang dihasilkan oleh seorang ilmuwan dan
jumlah sitasi (kutipan) yang diterima dari publikasi lain. Indeks ini juga dapat diterapkan
pada produktivitas dan dampak dari sekelompok ilmuwan, seperti departemen atau
universitas atau negara.
H-index ini dianggap sebagai cara yang paling efektif untuk menilai kinerja seorang
ilmuwan pada saat ini. Namun perlu diketahui bahwa h-index ini masih terdapat kekurangan
dalam validitasnya, seperti rentan terhadap manipulasi sitasi pribadi (self-citation).
H-index yang sering juga dikenal dengan Hirsch Index atau Hirsch Number ini dapat
diperoleh di media pengindeks publikasi seperti: Portal Garuda, Google Scholar, DOAJ
(Directory of Open Access Journals), EBSCO, CrossRef, BASE (Bielefeld Academic Search
Engine), ISJD, ISJD, SINTA, Scopus, dsb.
Manfaat H-indeks
Bagi seorang dosen atau peneliti, h-index merupakan suatu hal yang sangat penting.
Hal ini disebabkan h-index sangat mempengaruhi dana sponsor penelitian yang akan
diperoleh untuk melakukan penelitian berikutnya. Sebagai misalnya pihak Menristekdikti
sudah memberlakukan bagi dosen dan peneliti dapat diberi hak sebagai ketua di dua skim
penelitian apabila sudah mendapatkan h-index Google Scholar minimal 2. Sedangkan bagi
dosen dan peneliti yang belum mendapatkan h-index Google Scholar dengan skor 2 maka
hanya diberikan hak untuk menjadi ketua di satu skim penelitian saja.
Menghitung h-index scopus secara manual dapat dilakukan sebagai berikut:
i. masuk ke http://www.scopusfeedback.com
ii. masukkan nama Anda dikolom author. Kolom pertama diisi dengan last name,
misalnya Santoso, dan kolom kedua diisi dengan initials of First name, misalnya U.
iii. klik start.
iv. pilih nama profil yang mengandung artikel ilmiah yang ditulis oleh Anda, dan klik
tombol next.
v. akan tampak profil name, misalnya Urip Santoso, dan klik next.
vi. akan terlihat daftar artikel ilmiah Anda yang terindeks di scopus.
vii. jika hendak melihat jumlah sitasi klik view in scopus pada setiap artikel.
viii. hitung h-index secara manual.
ix. klik next untuk melihat profil Anda.
x. klik next jika Anda hendak mendaftar ke scopus sehingga setiap perubahan dapat
diinformasikan langsung ke alamat e-mail Anda.

Selain itu cara menghitung h-index yaitu:

Untuk menentukan H-Index, cukup urutkan paper/makalah anda berdasarkan jumlah


sitasi terbanyak. Sebagai contoh, seorang akademisi memiliki 7 paper/makalah yang disitasi
masing-masing sebanyak 20, 15, 7, 2, 1 dan 2 paper yang belum memiliki sitasi maka H-
Index orang tersebut adalah 3.

Paper Jumlah Sitasi

1 20

2 15

3 7

4 2

5 1

6 0

7 0

Cara menghitung h-index yaitu:

 h-index 1 = ada 1 paper yang disitasi minimal satu kali


 h-index 2 = ada 2 paper yang disitasi minimal dua kali
 h-index 3 = ada 3 paper yang disitasi minimal tiga kali
 h-index 4 = ada 4 paper yang disitasi minimal empat kali
 h-index 5 = ada 5 paper yang disitasi minimal lima kali
 h-index 6 = ada 6 paper yang disitasi minimal enam kali.
 Dan seterusnya

E. I-Indeks

I-Indeks adalah indeks yang menunjukkan berapa banyak jumlah publikasi


akademik/ilmiah dari artikel lain yang dikutip oleh penulis dalam jurnal tersebut. Contohnya:
dalam citation indices terdapat i10-indeks yang bernilai 2. Artinya terdapat 2 artikel yang
dikutip oleh minimalnya 10 artikel lain.

F. IMPACT FACTOR

Impact factor adalah salah satu cara untuk mengevaluasi kualitas jurnal yang
dilakukan oleh ISI Journal Citation Reports (JCR). Indikator ini telah dipandang menjadi
indikator utama untuk mengukur secara kuantitatif kualitas sebuah jurnal, paper
risetnya, peneliti yang menulis paper tersebut dan bahkan institusi dimana mereka bekerja.
Impact factor jurnal adalah ukuran seberapa sering rata-rata artikel pada sebuah jurnal telah
disitasi pada tahun tertentu. Impact factor membantu kita mengevaluasi pentingnya jurnal
relatif, khususnya ketika membandingkan dengan jurnal lain dalam bidang yang sama.
Impact factor dihitung dengan membagi jumlah sitasi pada tahun sekarang pada artikel yang
dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel total yang dipublikasi dalam
dua tahun sebelumnya.
Impact Factor (IF) dari jurnal akademis adalah ukuran yang mencerminkan jumlah
rata-rata tahunan dari kutipan Artikel terbaru yang dipublikasikan dalam jurnal itu. Hal ini
sering digunakan sebagai proxy untuk kepentingan relatif dari jurnal dalam bidangnya; jurnal
dengan IF yang lebih tinggi sering dianggap lebih penting daripada jurnal dengan yang lebih
rendah.
Impact factor merupakan salah satu dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The
Institute of Scientific Information (ISI) yang digunakan untuk mengukur cara sebuah jurnal
menerima sitasi pada artikelnya dengan berlalunya waktu. Sitasi pada artikel yang dipublikasi
dalam suatu tahun meningkat secara tajam sampai sebuah puncak antara dua dan enam tahun
setelah publikasi. Dari puncak ini, sitasi turun dengan waktu. Kurva sitasi suatu jurnal dapat
digambarkan dengan ukuran relatif dari kurva tersebut (dalam luas dibawah garis),
memanjang sampai dimana puncak kurva mendekati titik pusat, dan laju penurunan kurva.
Karakteristik ini membentuk basis indikator ISI impact factor, immediacy index, dan cited-
half life.
Kegunaan Impact Factor Impact Factor digunakan untuk membandingkan berbagai
jurnal dalam bidang tertentu. Web of Science memiliki indeks lebih dari 11.000 jurnal sains
dan sosial.
Itu adalah mungkin untuk memeriksa impact factor dari jurnal di mana seseorang
telah menerbitkan artikel. Penggunaan ini tersebar luas, namun kontroversial. Garfield
memperingatkan tentang "penyalahgunaan dalam mengevaluasi individu" karena ada "variasi
yang luas dari artikel ke artikel dalam satu jurnal tunggal".
Impact factor merupakan salah satu dari tiga ukuran standar yang diciptakan oleh The
Institute of Scientific Information (ISI) yang digunakan untuk mengukur cara sebuah jurnal
menerima sitasi pada artikelnya dengan berlalunya waktu.
Impact factor adalah sebuah ukuran dari ukuran relatif kurva sitasi pada tahun 2 dan 3.
Ini dihitung dengan membagi jumlah sitasi sekarang yang diterima sebuah jurnal pada artikel
yang dipublikasi dalam dua tahun sebelumnya dengan jumlah artikel yang dipublikasi pada
tahun yang sama. Jadi, sebagai contoh, impact factor 2010 adalah sitasi dalam 2010 pada
artikel yang dipublikasi pada 2008 dan 2009 dibagi dengan jumlah artikel yang dipublikasi
pada 2008 dan 2009. Angka yang dihasilkan tersebut dapat dipandang sebagai jumlah sitasi
rata-rata yang diterima artikel per tahun dalam dua tahun setelah tahun publikasi.

Menggunakan jurnal X sebagai contoh:

Sitasi pada 2010 terhadap artikel yang dipublikasi pada:

 2009 = 258
 2008 = 199
 Jumlah = 457

Jumlah artikel yang dipublikasi pada:

 2009 = 116
 2008 = 71
 Jumlah = 187

Perhitungan: Impact Factor = 457/187 = 2.444


Tabel 2. Impact factor jurnal teknik kimia dan yang terkait yang diterbitkan oleh Elsevier, diurutkan dari impact factor
tertinggi.
G. SITASI

Suatu citation atau bibliographic citation adalah suatu rujukan kepada buku, artikel,
halaman web, atau produk-produk hasil penerbitan lainnya yang memberikan cukup rincian
untuk mengidentifikasi produk penerbitan itu secara unik.
Tulisan-tulisan atau ceramah yang tidak diterbitkan seperti kertas kerja [working
paper dan komunikasi pribadi [personal communication] juga kadang-kadang
disitasi [cited]. Citation digunakan dalam karya-karya ilmiah untuk memberikan kredit atau
pengakuan dari adanya pengaruh karya-karya sebelumnya, atau merujuk ke yang memiliki
kewenangan keilmuan.
Citation memungkinkan pembaca menilai apa yang diujikan/disajikan dalam suatu
KTI sekarang dengan melihat karya-karya sebelumnya. Para penulis sering kali terlibat
langsung dalam pengujian/penyajian ini dan menerangkan mengapa mereka sepaham atau
bahkan tidak sepaham dengan pandangan-pandangan sebelumnya.
Idealnya sumber-sumber citation bersifat primer [tangan pertama] dan mutakhir
[recent]. Ada beberapa jenis citation seperti scientific citation, legal citation, theological
citation, hukum paten, dan hukum hak cipta, tetapi kita akan membatasi bahasan
pada scientific citation saja.
Posisi citation yang paling lazim adalah bibliografi atau daftar pustaka pada akhir
artikel, tetapi posisi citation dapat juga dalam body text (parenthetical citation), pada bagian
bawah halaman (footnotes), pada akhir dokumen (endnotes), pada halaman atau seksi khusus
yang diberi judul ‘Works Cited,’ atau dalam halaman khusus yang diberi judul ‘Daftar
Acuan/List of Reference.’
Gaya penulisan (gaya selingkung) citation yang umum dikenal diantaranya adalah:
 APA (psikologi, pendidikan, dan ilmu-ilmu sosial lainnya)
 MLA (literatur, seni, dan humaniora)
 AMA (kedokteran, kesehatan, dan ilmu-ilmu biologi)
 Turabian (umum digunakan oleh mahasiswa untuk segala macam subyek)
 Chicago (umum digunakan dalam berbagai subyek di dunia ‘nyata’ seperti buku,
majalah, surat kabar, dan penerbitan-penerbitan lain yang bukan penerbitan ilmiah)

Laporan perhitungan sitasi sejauh ini diantaranya tersedia dari:


 Thomson Scientific (lingkup: science, social science, art and humanities; laporan
sitasi hanya dari jurnal-jurnal yang diikutsertakan)
 Scopus (lingkup: science; laporan sitasi hanya dari jurnal-jurnal yang diikutsertakan,
tetapi persyaratannya jauh lebih longgar dibandingkan Thomson Scientific)
 Citex (lingkup: economics; laporan sitasi hanya dari dari jurnal-jurnal yang
diikutsertakan)
 Google Scholar (artikel dari jurnal apa saja asalkan tersedia online)
SUMBER
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks-h (Diakses 14 Oktober 2018)

https://journalmetrics.scopus.com/ (Diakses 14 Oktober 2018)

https://journalmetrics.scopus.com/ (Diakses 14 Oktober 2018)

https://nazroel.id/2017/01/21/arti-quartile-q1-q2-q3-q4-dalam-perangkingan-jurnal-
internasional-bereputasi/(Diakses 14 Oktober 2018)

https://nazroel.id/2017/05/30/mengenal-citescore-tracker-dari-scopus-mesin-penghitung-
level-reputasi-jurnal-internasional/ (Diakses 14 Oktober 2018)

https://researchassessment.fbk.eu/quartile_score (Diakses 14 Oktober 2018)

http://news-ejournal.blogspot.co.id/2014/10/tipe-tipe-indeksasi-journal.html (Diakses 14
Oktober 2018)

http://muh-amin.com/apakah-h-index-itu-dan-bagaimana-cara-menghitungnya/ (Diakses 14
Oktober 2018)

http://blog.sivitas.lipi.go.id/blog.cgi?cetakisiblog&1136661998&&&1036006415&&132842
1393&laks002&1239631477 (Diakses, 14 Oktober 2018)

http://isbn.perpusnas.go.id/Home/InfoBarcode (Diakses, 14 Oktober 2018)

http://www.ayasnotes.com/tentang-issn-penjelasan-tentang-issn.html (Diakses, 14 Oktober


2018)

https://www.kompasiana.com/jumariharyadi/cara-mengurus-issn-untuk-majalah-dan-surat-
kabar_54f771fba33311d3358b49c2 (Diakses, 14 Oktober 2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/ISBN (Diakses, 14 Oktober 2018)

http://lukito.staff.ugm.ac.id/2014/03/08/memanfaatkan-doi-dalam-review-karya-ilmiah-
dalam-penilaian-angka-kredit-di-dikti/ (Diakses, 14 Oktober 2018)

https://uad.ac.id/id/jurnal-uad-teregistrasi-oleh-crossref-dengan-doi-prefix-1012928 (Diakses,
14 Oktober 2018)

https://elkimkor.com/2014/06/14/impact-factor-jurnal-ilmiah/ (Diakses 14 Oktober 2018)

Anda mungkin juga menyukai