Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Pembahasan BAB II


Pembahasan BAB II pada Tugas Akhir yang akan dibahas mengenai:
A. Auxilary Power Unit
B. Bagian-Bagian Auxiliary Power Unit (APU)
C. Maintenance Pada Pesawat
D. Diagram Fishbone
E. Referensi yang Digunakan

2.2 Auxilary Power Unit


Auxilary Power Unit (APU) adalah suatu mesin turbin kecil yang terletak pada bagian belakang
(tail section) dari pesawat terbang. Auxiliary Power Unit (APU) ini dapat menghasilkan Pneumatic (udara
bertekanan) dan elektrikal untuk pesawat itu sendiri.

Pneumatic yang dihasilkan Auxiliary Power Unit (APU) dapat digunakan untuk sistem air
conditioning dan untuk starting engine dari pesawat itu sendiri. Sementara elektrikalnya dapat digunakan
untuk menyalakan lampu dan instrument-instrument pada pesawat tersebut.

2.3 Bagian Bagian Auxiliary Power Unit (APU)

Bagian – bagian Auxiliary Power Unit (APU) yang dibahas pada tugas akhir ini adalah;
1. Air Inlet
2. Kompressor
3. Ruang pembakaran
4. Turbin
5. Gas buang (exhaust)
6. Bleed Air Valve
7. Surge Control Valve
Gambar 2.1 Auxilary Power Unit

2.3.1 Air Inlet


Air inlet memiliki fungsi sebagai masuknya udara luar menuju bagian kompressor dari
Auxiliary Power Unit (APU). Air Inlet ditunjukkan seperti gambar 2.2

Gambar 2.2 APU Air Inlet Door


2.3.2 Kompressor
Kompressor memiliki fungsi untuk menaikan tekanan udara. Aliran udara compressor
ditunjukkan pada gambar 2.3

Gambar 2.3 Compressor

2.3.3 Ruang Pembakaran


Ruuang Pembakaran memiliki fungsi untuk membakar udara bertekanan yang
dikeluarkan oleh kompressor. Konstruksi ruang pembakaran ditunjukkan pada gambar 2.4

Gambar 2.4 Combustion Chamber

2.3.4 Turbin
Turbin memiliki fungsi untuk mengubah energi potensial menjadi energi mekanik.
2.3.5 Gas Buang (Exhaust)
Gas Buang memiliki fungsi sebagai pengeluaran udara yang telah melalui 4 proses,
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya. Exhaust ditunjukkan sseperti di gambar 2.5

Gambar 2.5 Exhaust

2.3.6 Bleed Air Valve


Bleed Air Valve adalah katup yang mengisolasi bleed air system pada Auxiliary Power
Unit (APU). Bleeding Air Valve ditunjukkan seperti gambar 2.8

Gambar 2.8 Bleed Air Valve


2.3.7 Surge Control Valve

Surge Control Valve adalah katup yang berfungsi sebagai back up yang tekanan aliran
udara yang masuk ke suction compressor bila terjadi surging pada Auxiliary Power Unit (APU).
Surge Control Valve dapat dilihat pada gambar 2.9

Gambar 2.9 Surge Control Valve

2.4 Maintenance Pada Pesawat


Maintenance merupakan suatu pekerjaan yang harus dilakukan pada pesawat untuk
memastikan bahwa pesawat tetap dalam kondisi aman, reliable, dan airworthy. Aircraft
maintenance department bertanggung jawab atas maintenance yang dilakukan pada pesawat.
Dalam hal reliable, harus dipastikan bahwa pesawat tersebut selalu dalam kondisi yang dapat
diandalkan atau dalam arti lain tidak terjadi suatu kegagalan pada part atau sistemnya.
Maintenance dan pengecekan yang rutin menjadi suatu hal yang harus dilakukan untuk mencegah
terjadinya hal yang tidak diinginkan pada pesawat tersebut.
Maintenance pada pesawat terbagi menjadi tempat dimana maintenance dilaksanakan
dan lamanya waktu pengerjaan maintenance tersebut. Pembagian tersebut dibagi menjadi:

2.4.1 Maintenance berdasarkan tempat

a) Line Maintenance

Line Maintenance merupakan pekerjaan yang dilakukan pada line station


atau flight line dari airline base station. Biasanya yang dikerjakan adalah
routine task dengan low interval yang terdiri dari servicing, cleaning, refueling,
dan light inspection. Non routine yang dikerjakan dapat dimulai dari
penggantian black box sampai penggantian engine.

b) Base Maintenance

Base Maintenance merupakan pekerjaan yang dilakukakan di


maintenance base dari airline tersebut dikarenakan mempunyai manpower dan
peralatan yang memadai.

2.4.2 Maintenance Berdasarkan Waktu Pengerjaan.

a) Minor Maintenance
Minor Maintenance dapat dilakukan dalam waktu 24 jam atau
kurang dari itu. Dalam maintenance ini terdapat A-Check. Namun
tergantung dari maintenance program yang dipakai, minor maintenance
juga dapat mengerjakan C-Check tasks.
b) Intermediate Maintenance
Intermediate Maintenance meliputi C-Check yang membutuhkan
ground time sampai dengan 7 hari. Banyak atau kurangnya waktu untuk
pengerjaan tasks akan disesuaikan dari task yang harus dilakukan dan
ground time yang tersedia
c) Major or Heavy Maintenance.
Maintenance yang dikerjakan apabila down time dari pesawat
tersebut lebih dari 7 hari dapat masuk dalam kategori major atau heavy
maintenance. Maintenance ini terdiri dari structural inspections and
repair, repainting, cabin refurbishment, dan major modifications.

2.4.3 Maintenance berdasarkan jadwal

a) Schedule Maintenance
Perawatan berkala yang terbagi menjadi 5 bagian. Setiap perawatan
dilakukan pada interval waktu yang berbeda. Schedule Maintenance
terbagi menjadi :

1. Pre/Post Flight Check


Perawatan pre/post flight check merupakan perawatan yang
paling sering dilakukan. Pengecekan biasa dilakukan oleh pilot
dengan melakukan walking around pada pesawat.

2. A-Check
Perawatan A-check biasa dilakukan di malam hari pada saat
pesawat berada di hangar. Perawatan ini biasa dilakukan setiap 2
bulan.

3. C-Check
Perawatan C-check merupakan salah satu perawatan besar pada
pesawat terbang, dimana pesawat dibebas-operasikan untuk lanjut
di inspeksi. C-check biasa dilakukan setiap 2 tahun dan biasanya
memakan waktu 2 minggu. Semua structure dan systems pada
pesawat akan di tes

4. IL-Check
IL check dilakukan setiap 4 tahun dan akan dilakukan perawatan
yang lebih mendetil pada systems dan structure

5. D-Check
Perawatan biasa dilakukan setiap 10 tahun dan biasa memakan
waktu hingga 1 bulan pengerjaan. Selama pengerjaan seluruh
bagian pesawat akan dicopot dan akan dilakukan pengecekan.
Bahkan cat pada pesawat akan dihilangkan untuk melakukan
pengecekan pada structure tersebut.

b) Unschedule Maintenance
Perawatan unscheduled merupakan perawatan yang harus
dilakukan diluar dari perawatan yang ditetapkan oleh interval waktu yang
disebabkan terjadinya failure yang terjadi secara tiba tiba.
2.5 Diagram Fishbone

Diagram fishbone merupakan salah satu metode yang digunakan apabila kita ingin
mengidentifikasi kemungkinan penyebab dari suatu masalah. Manfaat dari penggunaan diagram
fishbone dapat membantu kita dalam menemukan akar penyebab dari suatu masalah secara user
friendly.

Diagram fishbone akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu masalah dan
menganalisis masalah tersebut dengan cara dipecah menjadi sejumlah kategori yang berkaitan.

Berikut stuktur dari diagram fishbone :

2.5.1 Bagian kepala Ikan

Analogi kepala ikan yang dibuat biasanya selalu terletak di sebelah kanan. Pada
bagian ini dituliskan masalah atau topik yang akan di analisa atau dicari tahu penyebab
masalahnya.

2.5.2 Bagian Tulang Ikan

Pada bagian ini, ditulis kategori-kategori apa saja yang dapat mempengaruhi
topic yang tertulis pada kepala ikan tersebut. Biasanya, penentuan kategori ini
menggunakan beberapa motode yaitu :

a) Orang
Semua orang yang terlibat dalam sebuah proses
b) Metode
Metode analisa yang digunakan, seperti bagaimana proses tersebut
dilakukan atau apa saja kebutuhan yang dibutuhkan seperti: instruksi
kerja, prosedur, peraturan , dan sebagainya.
c) Material
Semua material yang dibutuhkan untuk menjalankan proses
seperti: pensil, kertas, pulpen dan sebagainya
d) Mesin
Mesin-mesin yang diperlukan untuk menjalankan proses langsung
atau pekerjaan pendukung lainnya seperti komputer.

e) Pengukuran
Cara pengambilan data dari proses. Pengambilan data bertujuan
untuk mengukur kemampuan dan kualitas dari proses
f) Lingkungan
Kondisi sekitar proses atau tempat kerja yang mempengaruhi
kinerja.

Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu diuraikan kembali, sehingga dapat
ditentukan dimana sebab-sebab tersebut ditempatkan dalam diagram fishbone. Setelah diagram
fishbone selesai dibuat, maka dapat ditentukan tingkat pengaruh dari setiap faktor penyebab
masalah sehingga dapat dilakukan tindakan yang lebih terstruktur.

2.6 Referensi yang Digunakan

Beberapa referensi yang akan digunakan untuk menentukan maintenance action terhadap
trouble yang terjadi yaitu :

2.6.1 Aircraft Maintenance Manual


Aircraft Maintenance Manual merupakan sebuah panduan yang
digunakan untuk melakukan inspeksi dan penggantian pada berbagai
sistem dan komponen pesawat

2.6.2 Fault Isolation Manual


Fault Isolation Manual merupakan sebuah panduan yang
digunakan untuk menentukan maintenance action yang terjadi apabila
terjadi trouble pada pesawat tersebut

2.6.3 Pilot Report


Pilot report merupakan laporan atau buku catatan mengenai
kerusakan atau permasalahan dalam sistem pesawat yang dicatat oleh kru
penerbangan atau pilot pada saat pre-flight atau pada saat penerbangan
berlangsung.

2.6.4 Minimum Equipment List (MEL)


Minumum Equipment List (MEL) adalah dokumen yang digunakan
oleh suatu maskapai untuk membantu operasional dan organisasi
perawatan pesawat untuk mengembangkan prosedur yang dibutuhkan
pada saat mengoperasikan pesawat dengan berbagai konfigurasi non-
standard yang diperbolehkan oleh Federal Aviation Administration
Master Minimum Equipment List and Airplane Flight Manual Appendix
Configuration Deviation List. MEL menjadi pedoman bagi para pilot dan
teknisi untuk menentukan pesawat dinyatakan layak terbang atau tidak.
Dokumen MEL berisi daftar kondisi non-standard yaitu system dan
komponen yang diperbolehkan tidak beroperasi selama dalam limitasi
dan menjalankan prosedur tertentu yang tertera pada MEL.

Anda mungkin juga menyukai