Anda di halaman 1dari 18

KAJIAN PENGUSULAN NAMA JALAN

PROF. DR. H. KADIRUN YAHYA

Pengantar

Di Indonesia, secara nasional sampai saat ini belum terdapat regulasi khusus yang mengatur
tentang penamaan jalan. Pada dasarnya, hal mengenai penamaan jalan saat ini diatur oleh
masing-masing daerah, dalam regulasi yang dibuat oleh Gubernur atau Walikota/Bupati di
daerah setempat.
Adapun sejumlah referensi regulasi daerah yang menetapkan mengenai aturan
pemberian namajalan di beberapa kawasan, antara lain:

1. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 28 Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan
Nama Jalan,Tanah dan Bangunan Umum di Daerah Khusus Ibukota Jakarta
2. Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Timur No. 1 Tahun 2010 Tentang Penamaan
Jalan DanPenomoran Bangunan;
3. Peraturan Daerah Kota Banjarmasin No. 2 Tahun 2010 tentang Nama Jalan Dan Sarana
Umum;
4. Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat No. 7 Tahun 2010 tentang Pedoman
PemberianNama Jalan Dan Fasilitas Umum Tertentu;
5. Peraturan Daerah Kabupaten Sidenreng Rappang No. 1 Tahun 2012 tentang Pedoman
PenamaanJalan dan Penomoran Bangunan;
6. Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat No. 15 Tahun 2012 tentang Nama-Nama
Jalan DalamWilayah Kabupaten Kutai Barat.
7. Peraturan Daerah Kabupaten Kolaka Timur Nomor 15 Tahun 2018, tentang Pedoman
Penyelenggaraan Penetapan Nama Jalan, Status Jalan, Ruas Jalan, dan Nomor
Rumah/Bangunan
8. Peraturan Bupati Bima Nomor 3 Tahun 2019, Tentang Pedoman Pemberian Nama
Jalan danSarana Umum di Wilayah Kabupaten Bima
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 16 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pemberian Nama-Nama Jalan, Gang, Gedung, Taman, dan Tempat Rekreasi di Wilayah
Kabupaten Bandung
10. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 2 Tahun 1975
tentangPemberian Nama-nama Jalan, Rekreasi, Taman dan Tempat Lain Untuk
Umum

Berdasarkan referensi regulasi-regulasi di berbagai daerah tersebut, tedapat beberapa


benang merah, mengenai ketentuan dalam pengusulan nama jalan, terkait dengan
penabalan nama seseorang menjadi nama jalan, antara lain:

▪ Pada prinsipnya, penabalan nama seseorang menjadi nama jalan, bisa atas usulan
perseorangan,kelompok organisasi, atau inisiatif Pemda sendiri.
▪ Permohonan tersebut bisa diajukan secara tertulis dan ditujukan kepada Kepala
Daerah(Gubernur atau Walikota/Bupati), sesuai regulasi yang berlaku di daerah.
▪ Usulan ini kemudian akan dinilai oleh sebuah tim atau badan yang dibentuk oleh
pemerintah daerah. Tim atau badan ini akan melihat pada nilai ketokohan,
kepahlawanan atau jasa-jasa orang yang diusulkan.
▪ Penetapan nama jalan juga didasarkan pada sifat promosi nama yang dipilih, mudah
dikenali masyarakat, penggunaan nama pahlawan atau tokoh yang berjasa
dipertimbangkan sesuai sifat kepahlawanannya atau jasanya, tidak mengubah atau
mengganti nama yang sudah tertanam dihati masyarakat dan mempunyai nilai sejarah
bagi tempat tersebut, tidak bertentangan dengankesopanan dan ketertiban umum.

Latar Belakang Pengusulan Nama Jalan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya (lahir di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara 1917 - bertepatan
dengan 30 Sya'ban 1335 H) dari ibu yang bernama Siti Dour Aminah Siregar dan ayah
yang bernama Sutan Sori Alam Abdullah Harahap. Ayah Prof. Dr. H. Kadirun Yahya adalah
seorang pegawai perminyakan (BPM) Pangkalan Berandan yang berasal dari kampung
Sikarang-karang, Padang Sidempuan. Keluarga besarnya adalah keluarga islamis religius
yang ditandai dengan nenek dari pihak ayah dan ibunya adalah dua orang Syekh Tarekat,
yaitu Syekh Yahya dari pihak ayah dan Syekh Abdul Manan dari pihak ibu. Keluarga ini
sering dikunjungi oleh para Syekh pada zaman dahulu. Ia adalah seorang ulama tasawuf
atau tokoh sufi kharismatik dari Indonesia serta mursyid Tarekat Naqsyabandiyah
Khalidiyah, salah satu tarekat terbesar di Indonesia, di mana tarekat yang dipimpinnya
berkembang pesat di dalam maupun luar negeri. Lebih dari 700 tempat
dzikir/surau/alkah telah didirikan, dan setiap tahunnya diselenggarakan kegiatan suluk
(i'tikaf, ibadah dan dzikir intensif selama 10 hari) hingga 10 kali di berbagai tempat, di
Indonesia dan Malaysia.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya adalah salah satu ulama tarekat yang dinilai berhasil
memadukan antara ilmu dzikir serta ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Ia banyak
membuat tulisan-tulisan ilmiah, serta menjadi pemakalah dan pembicara dalam berbagai
forum ilmiah, untuk menyampaikan gagasan dan pemikirannya mendeskripsikan tarekat
dalam bahasan sains, yang disebutnya sebagai "Teknologi Metafisika Al-Qur'an".
Pemikiran, sosok kepribadian, dan pola dakwah Syekh Kadirun Yahya yang unik dan
berbeda dengan ulama- ulama pada umumnya ini, juga telah banyak diteliti dan ditulis
para akademisi, peneliti, dan penulis, baik dari Indonesia maupun luar negeri.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya juga memiliki perhatian khusus terhadap dunia pendidikan. Ia
mendirikan lembaga pendidikan dari Taman Kanak-Kanak, SD, SMP, SMA, SMK, sampai
dengan Perguruan Tinggi di Medan. Pada tahun 1956, ia mendirikan Akademi Metafisika,
yang pada tahun 1961 berubah nama menjadi Universitas Pembangunan Panca Budi. Di
perguruan tinggi ini Syekh Kadirun Yahya telah mengembangkan Fakultas Ilmu
Kerohanian dan Metafisika, untuk merumuskan ilmu kerohanian (agama) dan sains dalam
kerangka berpikir ilmu pengetahuan.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya wafat di Arco, Depok, Jawa Barat, pada tanggal 9 Mei 2001atau
15 Safar 1442 H, pada usia 84 tahun dan dimakamkan di Surau Qutubul Amin, Arco,
Depok, Jawa Barat. Beliau adalah salah satu tokoh di Sumatera Utara yang memiliki
banyak jasa, pemikiran, maupun peranan penting, baik dalam skala provinsi Sumatera
Utara, nasional, bahkan di tingkat internasional.

Riwayat Pendidikan
Secara kronologis pendidikan yang ditempuh oleh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya adalah:
1. H.I.S (Hollandsche Inlandsche School) setingkat SD, di Tanjung Pura, 1924 – 1931
(tamat)
2. MULO-B (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs) setingkat SMP, di Medan, tahun 1931-
1935 (tamat dengan voorklasse)
3. AMS-B (Aglemene Middelbare School), setingkat SMU, di Yogyakarta, tahun 1935-
1938 (tamat dengan beasiswa)
4. Kuliah Umum Ketabiban tahun 1938-1940
5. Kuliah Ilmu Jiwa, Amsterdam tahun 1940-1942 (tamat)
6. Belajar Tasawuf/Sufi tahun 1947-1954 mendapat 3 buah ijazah
7. Kuliah Indologie dan Bahasa Inggris tahun 1951-1953
8. M.O Bahasa Inggris 1e gedeelte tahun 1953 di Bandung
9. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika
tahun 1962
10. Doktor dalam Ilmu Filsafat Kerohanian dan Metafisika Tahun 1968
11. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Ilmu Fisika-Kimia,tahun 1973
12. Lulus Ujian Sarjana Lengkap (Drs) dalam Bahasa Inggris tahun 1975

Adapun jasa dan peranan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya tersebut meliputi berbagai bidang,
antara lain di bidang pertahanan dan keamanan, bidang ekonomi, bidang sosial, bidang
pembenahan mental dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, bidang pendidikan
dan ilmu pengetahuan, serta terutama dalam bidang spiritual dan keagamaan. Berbagai jasa
dan peranan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, antara lain :

Pengabdian kepada Bangsa, Negara, dan umat manusia


Peran dan jasa Prof. Dr. H. Kadirun Yahya di dalam bidang pertahanan dan keamanan antara
lain yaitu:

▪ Pimpinan dan Kepala Pabrik milik sendiri dalam usaha industri untuk membantu rakyat
di zaman Jepang, yaitu membuat sabun, perlak untuk pakaian, caustik soda (bahan
untuk sabun) di Tapanuli Selatan, tahun 1942-1945
▪ Menggembleng rakyat melawan kolonial Belanda sebagai Komandan Laskar Tentara
Allah (PPTI) di Bukit Tinggi, Sumatera Barat, tahun 1945 s/d awal 1946
▪ Kepala industri perang merangkap guru bahasa Panglima Sumatra (Mayjen Suhardjo
Hardjowardojo) dengan pangkat Kolonel Infanteri di Komandemen Sumatra Bukit Tinggi
1946 - 1950.
▪ Penasehat Istana Presiden pada pemulihan perang PRRI/Permesta di bawah pimpinan
Mayjend Suhardjo Hardjowardojo, di Jakarta tahun 1959 – 1961
▪ Penasehat Istana Presiden pada pemulihan perang Trikora, di bawah pimpinan Mayjend
Suhardjowardojo di Jakarta, tahun 1962 – 1964
▪ Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatera di bawah pimpinan Letjen A. Yunus
Makoginta, sebagai Kolonel Aktif pada masa Dwikora (1964-1965).
▪ Aspri (Asisten Pribadi) Panglima Mandala I Sumatra di bawah pimpinan Letjen A. Yunus
Makoginta dengan pangkat Kolonel (1965 - 1967).
▪ Aktif dalam menumpas G 30 S/PKI di Sumatera Utara, tahun 1965-1967
▪ Pembantu khusus dengan pangkat Kolonel aktif pada Dirbinum Hankam di bawah
pimpinan Letjen. R. Sugandhy pada tahun 1967-1968.
▪ Penasehat ahli/konsultan pada Direktorat Litbang Mabes Polri, Jakarta pada tahun 1990
hingga 2001.
▪ Penasehat pribadi (free lance) Menteri Pertahanan Malaysia, Dato’ Hj. Hamzah Bin Hj.
Abu Samah, tahun 1974-1975, terkait dengan usaha menjaga stabilitas keamanan
kawasan Asia Tenggara, khususnya di Malaysia.

Catatan riwayat dan peran Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dalam pengabdiannya pada
bangsa dan negara :
▪ Mendirikan Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya yang bergerak di bidang pendidikan
agama dan pendidikan umum, dakwah Islam dan pengamalan dzikrullah berdasarkan
metode Thariqat Naqsyabandiyah, pengobatan alam dan pembinaan generasi muda.
Generasi muda yang dibina adalah “pemuda yang sesat jalan”, putus sekolah atau
kecanduan narkotika/minuman keras. Melalui pembinaan kerohanian dan disertai
pendidikan formal, maupun keterampilan (pertukangan, perbengkelan, supir, perbaikan
alat listrik, peternakan, perikanan dan lain-lain) secara cuma-cuma. Alumninya telah
mencapai ribuan orang, dan banyak di antara mereka merupakan donatur sukarela
Yayasan, tahun 1956 – 2001;
▪ Staf pada Departemen Pertanian pada tahun 1961 - 1968.
▪ Penasehat khusus Thomas Cup Tokyo, tahun 1964
▪ Penasehat Ahli Menko Kesra (Menteri Negara Kesejahteraan Rakyat), DR. K.H. Idham
Chalid, pada tahun 1968 hingga 1974.
▪ Penasehat ahli Menko Kesra (Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat), Ir. H.
Azwar Anas, tahun 1986 - 1998.
▪ Anggota MPR RI periode 1993-1998.
Adapun riwayat Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dalam aktivitas berorganisasi di tingkat
provinsi Sumatera Utara, tingkat nasional, dan level internasional, adalah :
▪ Anggota Sarjana Veteran
▪ Ketua Umum Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, tahun 1956 – 1998.
▪ Ketua Umum Islamic Phylosophical Institute (non politik) dalam dan luar negeri, tahun
1960-1972.
▪ Anggota Presidium Seksi Ilmiah merangkap ketua Cabang Sumatera Utara, Team
Konsultasi Penganut Agama Seluruh Indonesia, tahun 1962-1972.
▪ Penasehat umum Yayasan Baitul Amin, Jakarta tahun 1963 – 2001.
▪ Anggota Konferensi Islam Asia Afrika Jakarta, tahun 1964.
▪ Penasehat Yayasan Hutapungkut (Ketua : H. Adam Malik), tahun 1965 – 1978.
▪ Anggota World Organization Religion and Science, tahun 1969 – 1970.
▪ Sponsor/Anggota Golongan Karya, Tahun 1970 – 1998.
▪ Anggota Asean Law & Association, tahun 1984 – 2001
▪ Ketua Majelis Pertimbangan Daerah Persatuan Tarbiyah Islamiyah Sumatera Utara,
tahun 1986 – 2001.
▪ Anggota Dewan Pembina / Kehormatan Badan Musyawarah Masyarakat Minang
Sumatera Utara, tahun 1987 – 1990.
▪ Anggota Dewan Pembina Pusat Persatuan Tarbiyah Islamiyah/Golkar, tahun 1989 –
2001.
▪ Penasehat Gerakan Seribu Minang (Gebu Minang), tahun 1989 – 2001.
▪ Anggota Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), tahun 1991 –
2001.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mendapatkan banyak piagam penghargaan dan ucapan terima
kasih dari berbagai lapisan masyarakat, baik dari dalam maupun luar negeri, yang
menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas penyelesaian kasus-kasus keselamatan
dari berbagai macam bencana/malapetaka yang hebat, ataupun kesembuhan dari berbagai
macam penyakit berat yang disembuhkan melalui metode energi sufie healing, yang
didukung dengan pengobatan Naturheiikunst. Selain itu, Beliau juga banyak mendapatkan
surat-surat dukungan para dokter dari berbagai daerah, baik dari dalam dan luar negeri.

Dari karya dan baktinya kepada bangsa dan negara, Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah
banyak mendapatkan piagam-piagam penghargaan, antara lain :

1) Satya Lencana Penegak dari Menteri Pertahanan dan Keamanan RI Jenderal TNI Soeharto,
tahun 1966;
2) Piagam ucapan terima kasih dari PEMDA TK. I Jawa Barat atas bantuannya secara material,
moril dan Do’a untuk menghentikan letusan gunung Galunggung, tahun 1952;
3) Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas dari Kapolri Jenderal
(Pol) RI Jenderal Anton Soedjarwo, tahun 1986;
4) Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas dari Kepala Kepolisian
Daerah Metro Jaya Mayjend Pol Soedarmaji, tahun 1986;
5) Piagam ucapan terima kasih atas bantuannya memberikan dukungan moril dan Do’a
menemukan lokasi jatuhnya pesawat Merpati, tahun 1988;
6) Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas dari Kepala kepolisian
Daerah Metro Jaya Mayjend Pol Drs. Much. Poedy Sjamsoedin S, tahun 1988;
7) Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas dari Komandan
Detasemen Intelijen KODAM I/BB Letkol Inf. Suroso Santo, tahun 1989;
8) Piagam ucapan terima kasih atas turut serta mensukseskan program Golkar, dari Dewan
Pimpinan Pusat Golongan Karya, Sudharmono, S.H., tahun 1987;
9) Piagam ucapan terima kasih dan turut serta mensukseskan program Golkar dari Dewan
Pimpinan Pusat Golongan Karya, Wahono, tahun 1989;
10) Piagam ucapan terima kasih atas bantuan dalam bidang Kamtibmas dari Komandan
Satuan Brigadir Mobil Dit Samapta Kepolisian Daerah Sumatera Utara Letkol Pol. Drs. P.E.
Kalangi, tahun 1991;
11) Pejuang/perintis Kemerdekaan, dari Gubenur Kepala Daerah Tk. I, Sumatera Utara, Raja
Inal Siregar, tahun 1992.

Bidang Pendidikan
Dunia pendidikan merupakan bidang utama yang ditekuni dan diperjuangkan oleh Prof. Dr.
H. Kadirun Yahya, selain bidang dakwah Islam pengamalan dzikrullah berdasarkan metode
Thariqat Naqsyabandiyah. Dalam dunia pendidikan, peran dan jasa Prof. Dr. H. Kadirun
Yahya antara lain adalah :

▪ Memimpin pelaksanaan kursus-kursus untuk pemberantasan buta huruf di Tapanuli


Selatan, tahun 1942-1945, sebagai Guru Sekolah Muhammadiyah di Tapanuli Selatan
▪ Staf pengajar SPMA Negeri Padang pada tahun 1950 - 1955.
▪ Staf pengajar SPMA Negeri Medan pada tahun 1955 - 1961.
▪ Staf pada Departemen Pertanian pada tahun 1961 - 1968.
▪ Mendirikan Akademi Metaphysika, di bawah naungan Yayasan Akademi Metaphysika,
didirikan pada tanggal 27 Nopember 1956 (tercatat dalam Akte Notaris No. 97 tahun
1956). Akademi Metaphysika berubah menjadi Universitas Pembangunan Panca Budi
(UNPAB), pada tanggal 19 Desember 1961 (terdaftar di Departemen Perguruan Tinggi
dan Ilmu Pengetahuan No. 85/B-SWT/P/64, pada tanggal 13 Juli 1964). Yayasan
Akademi Metafisika berubah menjadi Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya pada tahun
1980.
▪ Ketua Umum Yayasan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya. Yayasan ini bergerak di bidang
pengembangan pendidikan dan pengajaran, baik dalam pendidikan umum maupun
pendidikan Agama Islam, bermula dari Sekolah Pertanian Menengah Atas (SPMA/SPP),
saat ini telah ada TK/PAUD, SD, SMP, SMA, SMK (Perguruan Panca Budi), dan perguruan
tinggi Universitas Pembangunan Panca Budi (UNPAB), serta pendidikan non formal
kerohanian Islam berbasis tasawuf/tarekat melalui pendirian surau-surau di berbagai
daerah di Indonesia dan luar negeri.
▪ Guru besar pada beberapa perguruan tinggi seperti Universitas Sumatera Utara,
Unpad, Universitas Pembangunan Panca Budi, Universitas Prof. Dr. Mustopo,
SESKOAD, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (1960 - 1978).
▪ Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi/Perguruan Panca Budi pada tahun 1961
sampai dengan 1998.
▪ Anggota Dewan Kurator Seksi Ilmiah di Universitas Sumatera Utara pada tahun
1965 sampai dengan 1970.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah banyak menuliskan pemikiran ilmiahnya yang
telah diterbitkan dalam format buku dan paper, antara lain :

1) Kadirun Yahya, Sebuah Naskah Dari Kumpulan Capita Metafisika, Muhammad Dan Islam,
Bagi Mereka Yang Dikarunia Ilahi Menuju Jalan Kebenaran, Jalan Allah SWT, Jakarta,
1969;
2) Kadirun Yahya, Kumpulan 77 Ayat-Ayat Al-Qur’an dan Hadits tentang Dalil-Dalil
Melaksanakan Dzikirullah Dengan Pimpinan Sang Mursyid (Imam), Diterbitkan oleh
Panitia peringatan hari Guru, Darul Amin, Medan, 20 Juni 1973;
3) Kadirun Yahya, Fatwa yang Mulia Ayahanda Guru : Jadikanlah Sifat ‘Ubudiyah (Sebagai
Pedoman Hidup untuk Anak-Anak Alqah di seluruh Indonesia), Difatwakan pada tanggal
15 Juli 1973 di Mesjid Jamik Darul Amin, Medan;
4) Kadirun Yahya, Analisa Kelemahan dan Kekuatan Islam, (Sebagai Sumbangsih Kearah
Menggali, Metode Pembentukan Insan Kamil dan Khazanah Islam Mulia Raya),
Diterbitkan oleh Lembaga Dakwah Darul Amin, Medan, 1976;
5) Kadirun Yahya, Sinopsis Sistem Mendarah Dagingkan Pancasila, Lembaga Ilmiah
Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1979;
6) Kadirun Yahya, Kwalitas Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika beserta Tanggapan
mengenai Piramida, UFO dan ETI di tinjau dari Sudut Metafisika, Medan, 1981;
7) Kadirun Yahya, Capita Selecta tentang Agama, Metafisika dan Ilmu Eksakta, Jilid I, Rektor
Universitas Pembangungan Panca Budi (UNPAB), Medan, 1981;
8) Kadirun Yahya, Penjelasan Tentang Wasilah dan Mursyid, Lembaga Ilmiah Metafisika
Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1982;
9) Kadirun Yahya, Capita Selecta, Jilid II, Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika UNPAB
Medan, Medan, 1982;
10) Kadirun Yahya, Capita Selecta : Agama, Metafisika dan Ilmu Eksakta, Fakultas Ilmu
Kerohanian dan Metafisika UNPAB Medan, Medan, 1982;
11) Kadirun Yahya, Ibarat Sekuntum Bunga dari Taman Firdaus, Fakultas Ilmu Kerohanian
dan Metafisika UNPAB, Medan, 1982;
12) Kadirun Yahya , Filsafat tentang Keakbaran dan Kedahsyatan Kalimah Allah (Adalah
Hanya Satu-Satunya Benteng dan Senjata Maha Akbar Sebagai Penakluk Terhadap
Bahaya Atom dan Nuklir), Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi, Penasehat Ahli
Menteri Negara KESRA RI, Pens (31 Tahun Dinas pada RI), Diterbitkan oleh Fakultas Ilmu
Kerohanian dan Metafisika, Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan, 1983;
13) Kadirun Yahya, Tentang Teknologi Modern dan Al-Qur’an (Mengiringi Seminar Islam
pada IAIN Medan), Rektor Universitas Pembangunan Panca Budi, Diterbitkan oleh
Fakultas Ilmu Kerohanian dan Metafisika, UNPAB, Medan, 1983;
14) Kadirun Yahya, Ilmu Tasawuf Islam, Asas-Asas dan Dalil-Dalil dari Thariqatullah, UNPAB,
Medan, 1984;
15) Kadirun Yahya, Tentang Teknologi Modern dan Al-Qur’an atau Ilmu Metafisika Eksakta
dalam Mengupas Isra’ dan Mi’raj Rasulullah SAW, Rektor Universitas Peambangungan
Panca Budi, Medan, 1984;
16) Kadirun Yahya, Kumpulan Kuliah pada Lembaga Ilmiah Tasauf Islam. Lembaga Ilmiah
Metafisika Tasawuf Islam (LIMTI), Medan, 1984;
17) Kadirun Yahya, Mutiara Al-Qur’an dalam Capita Selecta tentang Agama, Metafisika dan
Ilmu Eksakta, Jilid III, Diterbitkan oleh Lembaga Ilmiah Metafisika tasauf Islam (LIMTI),
UNPAB, Medan, 1985;
18) Kadirun Yahya, Isra’ Mi’raj Rasullullah SAW Ditinjau dari Sudut Fisika Eksakta, Fakultas
Ilmu Kerohanian dan Metafisika UPAB, Medan, 1985;
19) Kadirun Yahya, Pidato Ilmiah Tentang Kekebalan Al-Qur’an Sebagai Mukjizat Terbesar
dari Rasulullah SAW, pada peringatan hari Ulang Tahun Golongan Karya yang ke-21 di
Aula Universitas Pembangunan Panca Budi tanggal 25 Oktober 1985, di Medan;
20) Kadirun Yahya, Teknologi Al-Qur’an dalam Tasawuf Islam, Paper diseminarkan dalam
Seminar Internasional Teknologi Al Quran UNPAB, Medan, 1986;
21) Kadirun Yahya, Teknologi Al-Qur’an (Teknik Munajat Kehadiran Allah SWT, diterbitkan
oleh Lembaga Ilmiah Metafisika Tasauf Islam (LIMTI), UNPAB, Medan, 1989;
22) Kadirun Yahya, Pelaksanaan Teknologi Al-Qur’an, Bukit Tinggi, tp, 1990;
23) Kadirun Yahya, Fenomena-Fenomena dan Kedahsyatan Al-Qur’an Karim, Rektor
Universitas Pembangunan Panca Budi dan Guru Besar ilmu Fisika – Kimia serta Guru
Besar dalam Ilmu Metafisika Eksakta dan Tasauf Islam, diterbitkan oleh Badan Koordinasi
Kesurauan (BKK) Pusat, Pekanbaru, Riau, 1992;
24) Kadirun Yahya, Menganalisa sebab-sebab kekalahan-kekalahan hebat yang dialami
Ummat Islam dewasa ini di Timur Tengah, Paper dalam Sarasehan Sehari, Universitas
Pembangunan Panca Budi, Medan, 1992;
25) Kadirun Yahya, Prinsip dan Aplikasi Teknologi Metafisika Islam untuk Meningkatkan
Kualitas Sumber Manusia dalam Menyongsong Abad XXI, Paper diseminarkan dalam
Seminar Nasional di kampus Universitas Brawijaya, Malang, 1993;
26) Kadirun Yahya, Teknologi Maha Dahsyat dalam Al Qur’an, Paper diseminarkan dalam
Seminar Nasional, IAIN Sumatera Utara, Medan, 1993;
27) Kadirun Yahya, Relevansi dan Aplikasi Teknologi Al-Qur’an Pada Era Globalisasi, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi”, Paper diseminarkan dalam rangka Dies Natalis ITS
Surabaya ke-34 di Kampus ITS Surabaya, 1994;
28) Kadirun Yahya, Membentuk Insan Kamil dan Masyarakat Harmonis Menghadapi
Perkembangan Peradaban Manusia Sampai Akhir Zaman, Paper dalam Forum Diskusi
Filsafat Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 1994;
29) Kadirun Yahya, Teknologi Al-Qur’an: Dalam Menghadapi Tantangan Zaman, Kumpulan
makalah, Bogor: t.p., 1997;
30) Kadirun Yahya, Pokok-Pokok Ajaran Thariqatullah, Panca Budi, Medan, tt;
31) Kadirun Yahya, Salah Satu Dasar Thariqat (Fatwa Yang Mulia Ayah Guru), Badan
Pelaksana Harian Kampus Darul Amin Medan, Medan, tt;
32) Kadirun Yahya, Temu Ilmiah Seminar Internasional (Makalah);
33) Kadirun Yahya, Filsafat Ketuhanan Yang Maha Esa di pandang dari Sudut Wetenschap
Popular dan Eksakta, Guru Besar Universitas Padjadjaran, Bandung, tt;

Pada periode tahun 1986-1996, Prof. Dr. H. Kadirun Yahya aktif mengadakan forum ilmiah
maupun diundang sebagai pemakalah sekaligus pembicara dalam berbagai forum ilmiah
seminar skala nasional dan internasional, antara lain :

1) Temu ilmiah Seminar Internasional, “Teknologi Al Qur’an Dalam Tasawuf Islam”,


diadakan oleh Universitas Panca Budi (UNPAB) di Medan pada bulan Juni 1986.
2) Temu ilmiah / Seminar Internasional “Penerapan Energi dalam Teknologi Al Qur’an untuk
Penanggulangan, Penyembuhan, Pengidap Penyakit Narkotika, Leukemia, Kanker,
Alkoholik, AIDS, dan lain-lain”, diadakan di Universitas Panca Budi (UNPAB) bekerjasama
dengan Dinas Penelitian dan Pengembangan MABES POLRI, di Medan pada bulan Juni
1989.
3) Seminar Sehari mengenai “Pembentukan Manusia Seutuhnya Melalui Tasawuf Islam”,
diadakan oleh Universitas Panca Budi (UNPAB) di Medan pada bulan Juni 1990.
4) Seminar Ilmiah “ Teknologi Al Qur’an, Relevansi, Metodologi, dan Aplikasi”, diadakan
oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pada bulan Januari 1993.
5) Sarasehan Nasional “Teknologi Al Qur’an dalam Menghadapi Tantangan Zaman Demi
Suksesnya Pembangunan”, diadakan oleh Kampus Baitul Amin di Sawangan Bogor pada
bulan April 1993.
6) Seminar Nasional “Prinsip dan Aplikasi Teknologi Metafisika Islam untuk Peningkatan
Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Menyongsong Abad XXI dan Guna Membuktikan
Secara Nyata, Fakta, dan Realita ke-Mahabesaran-an Firman-Firman Allah dan Sunnah
Rasulullah SAW”, diadakan oleh Universitas Brawijaya dan ICMI Pusat, di Malang pada
bulan September 1993.
7) Seminar Nasional “Teknologi Mahadahsyat dalam Al Qur’an”, diadakan oleh Institut
Pertanian Bogor (IPB) di Bogor pada bulan Oktober 1993.
8) Seminar Nasional “Teknologi Mahadahsyat dalam Al Qur’an”, diadakan oleh Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) di Medan pada bulan November 1993.
9) Kongres Nasional Al Qur’an, Ilmu Pengetahuan, dan Teknologi (IPTEK) serta upaya dalam
meningkatkan kesejahteraan umat, “Teknologi Al Qur’an dalam Menghadapi
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Modern dan Dalam Mendukung
Kebangkitan Islam di Akhir Zaman dengan Power dan Energi yang Digali dari Dalam Al
Qur’an”, diadakan oleh Universitas Islam Riau Pekanbaru, bekerjasama dengan ICMI
Pusat dan Pemerintah Daerah TK I Riau, pada tahun 1994.
10) Seminar Nasional “Tekonologi Al Qur’an dalam Kaitannya dengan Era Globalisasi dan
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Serta Tekonologi Modern”, diadakan oleh Universitas
Sumatera Utara (USU) di Medan pada bulan Juni 1994.
11) Seminar Nasional “Kedahsyatan Teknologi Al Qur’an dalam Tasawuf Islam, Membentuk
Insan Kamil dan Masyarakat Harmonis Menghadapi Perkembangan Peradaban Manusia
sampai Akhir Zaman”, diadakan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM) di Yogyakarta pada
bulan November 1994.
12) Seminar Nasional “Relevansi dan Aplikasi Teknologi Al Qur’an pada Era Globalisasi, Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi”, diadakan oleh Institut Teknologi Sepuluh November
Surabaya (ITS) pada bulan November 1994.
13) Seminar Nasional dan Internasional “Technology of Al Qur’an, Creating the People’s
Welfare and High Quality Human Resources”, diadakan oleh Universitas Brawijaya di
Malang bekerjasama dengan Ikatan Ilmuwan Statistik Islam (ICCS) pada Bulan Agustus
1996.

Pemikiran Prof. Dr. H. Kadirun Yahya juga telah banyak menginspirasi dan memantik para
periset, akademisi, dan penulis. Berbagai tulisan ilmiah berupa skripsi, thesis, disertasi,
makalah, proceeding, jurnal ilmiah, dan buku, yang mengambil tema tentang Prof. Dr. H.
Kadirun Yahya, maupun cuplikan-cuplikan pemikirannya, oleh periset, akademisi, dan penulis
dari Indonesia maupun dari luar negeri, antara lain :
1. Howell, Julia Day (2001). "Sufism and the Indonesian Islamic Revival". The Journal of Asian
Studies. Association for Asian Studies, Hong Kong.
2. Bruinessen, Martin van. (1994). Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia : survei historis,
geografis dan sosiologis (edisi ke-Rev. ed). Bandung, Indonesia: Penerbit Mizan.
3. Howell, Julia Day, Professor (2002), "Seeking Sufism in the Global City: Indonesia's
Cosmopolitan Muslims and Depth Spirituality." Proceedings from the international
conference on "Islam in Southeast Asia and China: Regional Faithlines and Faultlines in
the Global Ummah " run by the City University of Hong Kong's Southeast Asia Research
Centre, Faculty of Humanities and Social Sciences. Hong Kong, 28 November to 1
December 2002.
4. Nur, Prof. K. H. Djamaan (2002). Tasawuf dan Tarekat Naqsyabandiyah Pimpinan Prof.
Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya. Medan: USU Press.
5. Ryan, Natasha (2003). "Tauhid and Tasawwuf: Indonesian Sufism in search of unity".
Bachelor of Arts Honours thesis, Faculty of Community Services, Education and Social
Sciences, Edith Cowan University, Australia.
6. Triyanta, Agus (2003). "Tarekat Naqsabandiyah dan Konservasi Alam (Etika Lingkungan
Lingkungan Hidup dalam Wawasan Keagamaan)". Fenomena, Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial
Humaniora. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
7. Bruinessen, Martin Van (2007). "After The Days of Abu Qubays: Indonesian
Transformations of The Naqshabandiyya-Khalidiyya". Journal of the History of Sufism.
Paris, France: Simurg Press.
8. Wahid, Yenny Zannuba (2009). Dja'far, Alamsyah M., ed. Agama dan pergeseran
representasi : konflik dan rekonsiliasi di Indonesia. Jakarta, Indonesia: Wahid Institute.
9. Ahmadi, Ghufron (2010). "Sumber Ajaran Tarekat Naqsyabandiyah Kadirun Yahya (Studi
Kasus di Surau Saiful Amin Yogyakarta)". Skripsi thesis, Jurusan Tafsir Hadist, Fakultas
Ushuluddin, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.
10. Hakim, U.N. Lukman (2011). "Aktualisasi Metafisika dalam Kehidupan Manusia di Abad
21". Jurnal Ilmiah Abdi Ilmu. Medan: Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
11. Mohamad al-Merbawi, Abdul Manam Bin; Abdullah, Mohd Syukri Yeoh; Abdullah, Osman
Chuah; Wan Abdullah, Wan Nasyrudin Bin; Ahmad, Salmah (2012). "Tarekat
Naqshabandiyyah Khalidiyyah in Malaysia: A Study on the Leadership of Haji Ishaq bin
Muhammad Arif". MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Medan: Universitas Islam Negeri
Sumatera Utara.
12. Ridjal, Syamsur (2013). "Tarekat Naqsyabandiyah Syeikh Kadirun Yahya dan
Pengalamannya di Kota Jambi". Innovatio: Journal for Religious Innovations Studies.
Jambi: Program Pasca Sarjana, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi.
13. Fakhriati (2013). "Kadirun Yahya: Perjalanan Menuju Saidi Syekh dalam Tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah". Jurnal Lektur Keagamaan. Puslitbang Lektur dan Khazanah
Keagamaan, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, Jakarta.
14. Husin, Hamidun Mohamad; Jailani, Moh. Rushdan Mohd., Prof. DR. (2013).
"Kelangsungan Amalan Takziyat Al-Nafs: Instrospeksi Pengalaman Tarekat
Naqshabandiyah Khalidiyah Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya di Malaysia." Proceedings from
conference on "Seminar Kebangsaan Pengajian Akidah dan Agama Kali ke-3 (2013), run by
Program Pengajian Akidah dan Agama dengan kerjasama Fakulti Kepimpinan dan Pengurusan,
Universiti Sains Islam Malaysia. Kuala Lumpur, Malaysia, 28September 2013.
15. Aziz, Ahmad Amir (2013). "Kebangkitan Tarekat Kota". ISLAMICA: Jurnal Studi Keislaman.
Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
16. Yudhasatria, Ebma (2014). "Pemikiran Kadirun Yahya Tentang Tasawuf 1950-2001."
Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta, Yogyakarta
17. Erawadi, Erawadi (2014). "Pusat-Pusat Perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah di
Tapanuli Bagian Selatan". MIQOT: Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman. Medan: Universitas Islam
Negeri Sumatera Utara.
18. Husin, Hamidun Mohamad (2014), "Kepribadian Prof. Kadirun Yahya dan Pengaruhnya
terhadap Suasana Pengamalan Tarekat di bawah Bimbingannya di Malaysia."
Proceedings from the international conference on "International Research Management
and Innovation Conference 2014 (IRMIC2014), run by Research Development Centre &
Islamic Academy, Selangor International Islamic University College. Kuala Lumpur,
Malaysia, 17 to 18 November 2014.
19. Nurul Amin Hudin, LC (2016) "Titik Temu Ilmu Eksakta dan Tasawuf Pemikiran Syekh
Kadirun Yahya." Masters thesis, Program Studi Agama dan Filsafat, Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.
20. Sutatminingsih, Raras (2016). "The Relationship Between The Practice Of Suluk With
Psychological Well Being Among The Saliks At Tarekat Naqsyabandiyah And Non-Saliks".
Atlantis Press.
21. Simamora, Nur Aisah (2016). "Integrasi Keilmuan Pada Perguruan Tinggi Islam Di Kota
Medan." Dissertation thesis, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, Medan.
22. Faiz, Muhammad (2016). "Khazanah Tasawuf Nusantara: Tarekat Naqsyabandiyyah
Khalidiyyah di Malaysia". 'Anil Islam: Jurnal Kebudayaan dan Ilmu Keislaman. Sumenep,
Madura: Institut Ilmu Keislaman Annuqayah.
23. Syarifuddin; Prof. Dr. Muzakkir, MA; Nur, Dr.Anwarsyah (2017). "Metaphysical thought
Muhammad Iqbal and Correlation in the Reconstruction of the characters on Education
Institutions (Case Study on Education Foundation of Prof. Dr. H. Kadirun Yahya)".
International Journal for Innovative Research in Multidisciplinary Field. Gujarat, India:
Research Culture Society.
24. May, Asmal (2017). "Menyingkap Energi Zikir Dalam Konsep Tasawuf Syekh Kadirun
Yahya". Al-Fikra : Jurnal Ilmiah Keislaman. Pekanbaru, Riau: Universitas Islam Negeri
Sultan Syarif Kasim.
25. Husin, Hamidun Mohamad (2017), "The Doctrine and Practice of Naqshabandiyyah
Khalidiyyah of The Prof. DR. H. Kadirun Yahya." Proceedings from the international
conference on "3rd International Conference o Islamiyyat Studies 2017 (IRSYAD2017)",
run by Faculty of Islamic Civilization Studies, Kolej Universiti Islam Antarabangsa
Selangor. Kuala Lumpur, Malaysia, 1 to 3 Agustus 2017.
26. Abdullah, Luqman (2018). "Model Tarekat Naqsyabandiyah dan Pengaruhnya Terhadap
Kecerdasan Spiritual (Studi Kasus Jamaah Tarekat Naqsabandiyah Nurul Amin di
Kabupaten Boyolali)". Masters thesis, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas
Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta.
27. Bahri, Media Zainul (2018). "Expressing Political and Religious Identity: Religion-Science
Relations in Indonesian Muslim Thinkers 1970-2014". Al-Jami'ah: Journal of Islamic
Studies (dalam bahasa Inggris). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
28. Mutmainnah, Anisah (2018). "Studi Deskriptif Pemikiran Politik Syekh Tarekat
Naqsyabandiyah Khalidiyah tentang Hidup Bernegara". Skripsi thesis, Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan
29. Lubis, Sakban (2018). "Tharekat Naqsabandiyah Kholidiyah Saidi Syekh Prof. Dr. H.
Kadirun Yahya, MA di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan". Almufida: Jurnal
Ilmu-Ilmu Keislaman. Medan: Fakultas Agama Islam Universitas Dharmawangsa.
30. Abdullah, Luqman (2018). "Kontribusi Tarekat Naqsabandiyah Terhadap Pendidikan
Agama Islam Dan Perubahan Perilaku Sosial Jamaah (Studi Kasus Jamaah Tarekat
Naqsabandiyah Di Dukuh Tompe, Kabupaten Boyolali)". Nazhruna: Jurnal Pendidikan
Islam.
31. Izzati, Nurul (2019). "Kontroversi Tasawuf Nusantara: Kadirun Yahya dan perdebatan
tentang otentisitas ajaran tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah". Masters thesis, Program
Studi Aqidah dan Filsafat Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel, Surabaya
Prinsip dan Motto Kerja

Pandangan hidup Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dan motto-nya dalam bekerja, dirumuskan dalam
Piagam Panca Budi, yaitu :
1. Devotion or worship to God - Pengabdian kepada Allah Swt.;
2. Devotion or worship to the nation - Pengabdian kepada Bangsa;
3. Devotion or worship to the country - Pengabdian kepada Negara;
4. Devotion or worship to the world - Pengabdian kepada Dunia;
5. Devotion or worship to mankind and humanity - Pengabdian kepada Manusia dan
Perikemanusiaan.
Motto kerja yang diajarkan oleh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya kepada murid-muridnya, yaitu :
1. Pray like how prophets pray - Beribadatlah sebagaimana Nabi/Rasul Beribadat.
2. Stand lika a devotee - Berprinsiplah dalam mental sebagai pengabdi.
3. Devoted as a patriot - Berabdilah dalam mental sebagai pejuang.
4. Strive lika a soldier - Berjuanglah dalam kegigihan dan ketabahan sebagai prajurit.
5. Work as an owner - Berkaryalah dalam pembangunan sebagai pemilik.

Pemikiran Prof. Dr. H. Kadirun Yahya


Teknologi Metafisika Al-Qur'an
Salah satu fenomena islam Indonesia sejak tahun 1990-an adalah perdebatan pendapat di
antara ilmuwan muslim terkait hubungan agama dan sains, yang memunculkan istilah-istilah
seperti islamisasi ilmu pengetahuan, ilmuisasi islam, obyektifikasi islam, keserasian, ayatisasi,
integrasi, integrasi – interkoneksi, dan lainnya. Sejak 1970-1980-an mulai dikenal nama-nama
seperti Rasjidi, Moenawar Chalil, Buya Hamka, Hidajat Nataatmaja, Kuntowijoyo, Mulyadhi
Kartanegara, Amin Abdullah, hingga Kadirun Yahya, yang mempelopori gerakan agama dan
sains ini dalam tiga agenda, yaitu politik penguatan identitas keislaman, semangat melawan
sekulerisasi barat, dan sikap defensif yang merupakan bagian dari dakwah.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya menggagas pemikiran melalui ilmu metafisika akan mampu
menjelaskan apa sebenarnya agama itu. Misteri tentang agama yang misterius, mistis, tak
terlihat, dll, bisa didekati dengan menggabungkan ilmu-ilmu eksakta (matematika, fisika,
kimia, mekanika, biologi, dll), agar agama lebih bisa diterima oleh pikiran manusia.
Umumnya, ajaran agama sulit dipahami karena tidak ada penjelasan yang logis, sehingga
iman umat manusia rentan untuk bergeser ke atheisme atau sekulerisme.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya menggunakan teori metafisika dari perspektif sains, untuk
menunjukkan ilmiahnya ayat-ayat Al-Qur'an, dan bukan hanya sekedar dogmatis.
Menurutnya ilmu metafisika eksakta sangat efektif untuk dipakai dalam menerangkan teori-
teori ilmiah dari pelaksanaan teknis ilmu agama, termasuk di dalamnya bidang ilmu tasawuf
dan sufi.

Bagi Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, metafisika adalah fisika di alam meta, merupakan suatu
kenyataan tentang keberadaan (realitas) sesuatu secara eksak di alam meta (gaib,
transenden, abstrak), maka pendekatan ilmiah dalam pembahasan yang bersifat pasti dan
memiliki batasan tertentu, akan lebih mudah mendapat pengertian dan pemahaman, di
samping bahwa problem metafisika yang sesungguhnya dapat diterapkan dan dibuktikan
eksistensinya, sehingga ilmu eksakta dapat dijadikan sebagai media pendukung dalam
lingkungan metafisika dan ilmu pengetahuan.

Dengan latar belakangnya sebagai ilmuwan Fisika – Kimia, menguasai Bahasa Inggris, Jerman
dan Belanda, serta menekuni ilmu tasawuf dan tarekat, selain menggunakan dasar Al-Qur‟an,
al-Hadist dan ijma‟ ulama‟, Prof. Dr. H. Kadirun Yahya juga berdakwah menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Sehingga pemikiran Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dinilai sesuai
dengan perkembangan umat dan zaman di abad teknologi dan informasi. Inilah yang
membedakan pola penyampaian dakwah antara Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dengan ulama-
ulama lainnya.

Menurutnya, teknologi jangan selalu diartikan dengan hal-hal yang berhubungan dengan
mesin atau komputer. Secara sederhana teknologi adalah serangkaian metode yang
mencakup pengertian yang lebih luas. Misalnya dalam mencangkul, diperlukan suatu metode
atau cara. Tanpa menguasai bagaimana metode mencangkul, maka tidak dapat diperoleh
hasil cangkulan yang baik, bahkan bisa membuat orang terluka.

Dalam hal contoh sederhana yang lain, memasak misalnya, meskipun telah tersedia alat dan
bahan yang diperlukan untuk memasak suatu masakan, tapi jika tidak mengetahui metode
atau cara dalam memasak, maka masakan yang dimaksud tentu tidak akan jadi.

Contoh yang lain, tentang air. Apabila diterapkan teknologi elektrolisa, air akan mengeluarkan
tenaga dahsyat, air akan terurai menjadi oksigen dan atom hidrogen, yang jika disatukan
kembali dan disulut dengan menggunakan api, maka akan meledak dan menyemburkan api
yang dapat melebur besi. Jika air dialirkan melalui turbin yang dirangkai dengan dinamo, akan
mengeluarkan energi listrik yang mencapai kekuatan hingga 170.000 KVA.

Ilustrasi tersebut menunjukkan bahwa ayat-ayat dalam al-Qur‟an dan kalimah Allah (dzikir)
juga tidak akan mampu mengeluarkan tenaga dahsyat, selama tidak dikuasai metodologinya,
yang mana teknologi itu disebut oleh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dengan istilah “Teknologi
Metafisika Al-Qur‟an”. Dengan teknologi ini, kalimah Allah dan ayat-ayat al-Qur‟an akan
dapat mengeluarkan energi-energi metafisis ke-Tuhan-an yang maha dahsyat.

Unsur Tak Terhingga (Infinity)


Tuhan menurunkan energi tak terhingga (infinity) dalam bentuk firman-Nya. Kekuatan tak
terhingga di dalam kalîmah Allâh, atau ayat-ayat khusus Al-Qur'an, dapat menghancurkan
segala sesuatu yang negatif antara surga dan bumi. Tujuan akhir dari setiap manusia adalah
untuk mendapatkan akses ke faktor Tak Terhingga ini, yang hanya mungkin dilakukan dengan
cara berhubungan (secara kerohanian) dengan Nabi.

Sama seperti energi listrik harus dibawa oleh kabel dari sumbernya ke lampu, energi ilahi
yang tak terhingga ini hanya bisa didapatkan dengan menghubungkan (rohani) melalui Nabi
dan rantai orang-orang suci, yaitu para ulama pewaris ilmu Nabi. Energi tak terbatas kalîmah
Allâh ini dijelaskan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dalam rumus tak terhingga pada konsep
matematika :

1/~=0

[angka berapa pun] / ~ = 0

[iblis, setan, hantu, kanker, narkotika, atom, nuklir, apapun yang fisik maupun metafisika] / ~
=0

unsur tak terhingga (~) di sini menurut Prof. Dr. H. Kadirun Yahya adalah kalimah Allah atau
ayat-ayat Al-Qur'an

Unsur tak terhingga (~) dalam konsep matematika ini yang dipergunakan Prof. Dr. H. Kadirun
Yahya untuk mendefinisikan kebenaran hakiki tentang Tuhan dan tasawuf (tarekat). Unsur
tak terhingga (~) ini mencerminkan keunikan Tuhan, di mana Tuhan duduk di takhta-Nya
(Arsy), yang berada pada jarak tak terbatas/ tak terhingga dengan kita.
Karena jarak sama dengan kecepatan dikalikan dengan waktu

s=vxt

di mana

s = spazium = distance = jarak

v = velocitas = speed = kecepatan

t = tempo = time = waktu

maka komunikasi dengan Tuhan membutuhkan kecepatan yang tak terhingga (~), atau akan
mengambil waktu yang tak terhingga (~)

s = ~, dan oleh karena itu v atau t harus = ~

Para nabi, yang secara teratur berkomunikasi dengan Tuhan, dapat melakukannya karena
rohani mereka (diri spiritual mereka) memiliki "radiasi frekuensi" yang tak terhingga untuk
mencapai Tuhan. Menurut Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, ini adalah "cahaya di atas cahaya" yang
disebutkan dalam Al-Qur'an 24:35. Ini adalah cahaya dengan frekuensi dan energi tak
terhingga, yang muncul dari Tuhan dan tersambung dengan diri rohani Rasulullah, yang
kemudian diteruskan kepada para ulama pewaris ilmu Rasulullah (silsilah keguruan mursyid-
mursyid tarekat) Inilah yang dikatakan sebagai "Tali Tuhan" (habl min Allâh), yang melaluinya
individu dapat terhubung dengan unsur tak terhingga tersebut.

Prof. Dr. H. Kadirun Yahya mendefinisikan metafisika eksakta sebagai kajian yang membahas
masalah-masalah metafisika, yaitu yang bersifat abstrak, transenden dan gaib melalui
pendekatan pada ilmu eksakta (matematika, fisika, kimia, mekanika, biologi, dll).

Prof. Dr. H. Kadirun menjelaskan sintesis sains, teknologi, dan tasawuf modern, dengan
menggunakan rumus eksakta fisika dan matematika sebagai metafora untuk menjelaskan
hubungan antara manusia dan Tuhan, dan sebagai wujud atau simbol bahwa segala sesuatu
dapat diperhitungkan secara ilmiah. Ia menjelaskan tentang teknologi metafisika berupa
penyaluran kekuatan tak terhingga di dalam kalîmah Allah, yaitu dzikir dengan metode
tarekat, memusatkannya, dan mengarahkannya untuk berbagai tujuan di dunia ini.

Tarekat sebagai Metodologi


Ditegaskan oleh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, bahwa kebenaran agama jangan hanya
dipertahankan dengan hujjah akal, tetapi harus mampu dibuktikan kebenarannnya secara
„real‟, yang itu bisa didapatkan melalui metode tarekat. Dan metode tarekat itu sendiri harus
bisa dibuktikan kebenarannya melalui sains matematika, fisika, dan kimia yang terukur. Ia
berpandangan, bahwa menunjukkan „kekeramatan„ (karamah) diperlukan untuk
membuktikan kebenaran (Islam atau amalan tarekat) dan menangkis pendapat bahwa agama
adalah khayalan.
Pada dasarnya ilmu tarekat di dalam al Qur‟an merupakan metode pelaksanaan teknis dari
suatu amalan yang sangat tinggi, yaitu dzikir. Di sinilah yang dimaksudkan oleh Prof. Dr. H.
Kadirun Yahya bahwa tarekat merupakan sebuah metodologi di dalam ilmu tasawuf, yaitu
melalui pengamalan dzikir, pengamalan kalimah Allah.

Menurut Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, kekuatan potensi kalimah Allah adalah maha dahsyat,
sehingga mampu mempertahankan eksistensi dunia dari kehancuran total oleh tenaga apa
pun. Maka ilmu tersebut perlu diriset, di mana letak ilmiahnya, the how to do-nya, dari
amalan-amalan tarekat yang kelihatannya mubazir dan seolah-olah hanya membuang waktu.
Namun sebenarnya semuanya itu akan terbukti, kalau dilaksanakan dengan metode dzikir
yang tepat, akan memperoleh manfaat yang besar dari kekuatan yang terkandung dalam al-
Qur‟an.

Di dalam Al-Qur'an dan Hadist, Tuhan telah menunjukkan banyak contoh mengenai energi tak
terhingga tersebut, seperti pada kejadian banjir Nabi Nuh, bencana yang dialami kaum Nabi
Luth, mu‟jizat Nabi Sulaiman, Nabi Daud melawan Goliath, Nabi Isa menghidupkan orang
mati, krikil batu sijjil untuk memusnahkan tentara Abrahah, Nabi Ibrahim melawan Namrud,
Nabi Musa melawan Fir‟aun, dan lain- lainnya.

Begitu juga dengan sejarah penyebaran agama Islam di Nusantara Indonesia. Saat Islam mulai
mendarat di tanah Jawa, dengan para ulama yang dikenal dengan sebutan “Wali Songo”
mulai mendakwahkan Islam.

Semula rakyat merasa keberatan, bahkan menolaknya, dengan alasan mereka telah
mempunyai keyakinan berupa kebatinan Jawa. Di sinilah kemudian diterjunkan ke garda
depan kekuatan-kekuatan metafisika berupa tasawuf dan ilmu sufinya, dengan berbagai
fenomena keajaiban dan karamahnya. Barulah masyarakat di tanah Jawa tersebut bisa
menerima kehadiran agama Islam. Kemudian dilanjutkanlah dakwah Islam itu dengan
pengajaran ilmu fiqh sebagai pengatur dalam tatakrama kehidupan umat Islam.

Demikian pula tidak sedikit kisah-kisah karamah Prof. Dr. H. Kadirun Yahya dalam
mempraktekkan teknologi metafisika ini, seperti memadamkan letusan gunung Galunggung
di Jawa Barat atas permintaan Pemda Tk I Jawa Barat dengan menggunakan helikopter dan
melempar batu serta menyiramkan air dzikir kalimah Allah, memberantas pemberontakan
gerombolan komunis di Hutan Pahang Malaysia atas permintaan perwira angkatan bersenjata
Malaysia dengan menggunakan helikopter dan melemparkan batu-batu bermuatan dzikir
kalimah Allah, menyembuhkan berbagai penyakit berat dan penyakit ganjil, penyembuhan
kecanduan narkoba, mengusir gangguan jin, dll. Semua itu merupakan praktek menyalurkan
energi tak terhingga kalimah Allah, melalui berbagai media seperti batu, air, dan tongkat,
yang telah didoakan dan diberi muatan dzikir kalimah Allah.

Kisah-kisah menarik tentang sosok pribadi dan perjalanan spiritual Prof. Dr. H. Kadirun Yahya,
peran aktifnya dalam dunia pendidikan, dunia sosial kemasyarakatan, dunia militer dan
ketatanegaraan, serta cerita-cerita karamahnya dengan berbagai penjelasan ilmiah mengenai
teknologi Al-Qur'an ini, membuat tarekat yang dipimpinnya mendapatkan banyak pengikut.

Murid-muridnya berasal dari beragam kalangan, mulai masyarakat kelas bawah, menengah,
sampai kelas atas,dari usahawan, profesional, artis, seniman, akademisi (guru, mahasiswa,
dosen, doktor, sampai profesor), kalangan militer (polisi dan tentara, dari pangkat rendah
sampai perwira tinggi), kalangan pejabat (dari kepala daerah, menteri, sampai keluarga Diraja
Malaysia), baik di Indonesia maupun di Malaysia.

Paradigma dan Kontroversi Tarekat dan Sains


Sebagai seorang profesor yang menekuni ilmu-ilmu fisika, kimia dan matematika, serta
menulis risalah-risalah tentang metafisika, Prof. Dr. Kadirun Yahya dianggap telah berhasil
merekonsiliasi pengalaman mistis dalam tarekat dengan ilmu sains. Kombinasi antara
pengetahuan ilmiah dengan reputasi pencapaian spiritual yang tinggi ini, menjadi daya tarik
khusus bagi kalangan mahasiswa dan kaum intelektual untuk mempelajari tarekat yang
dibawanya.

Bagi sebagian dari para pengikutnya, dzikir dengan metode tarekat dianggap sebagai salah
satu solusi penting untuk menjawab masalah-masalah politik, ekonomi, sosial, bahkan
berbagai permasalahan yang lain. Apalagi kemudian Prof. Dr. H. Kadirun Yahya juga
mendirikan sebuah perguruan tinggi, Universitas Pembangunan Panca Budi di Medan, untuk
mendorong program pendidikan metafisika yang ia kembangkan. Dari situlah pemikiran
sufistik ditafsirkan kembali sebagai sumber inspirasi untuk praktek keagamaan kontemporer
yang sesuai dengan perkembangan jaman.

Namun selain mendapatkan banyak pengikut, ada pula sebagian kalangan yang menolak
pemikiran Syekh Kadirun Yahya maupun tarekat yang dibawanya. Pemikirannya tentang
teknologi metafisika Al-Qur'an untuk menjelaskan tarekat, cerita-cerita karamahnya,
perjalanan hidupnya, dan praktek-praktek teknis tarekat yang dilakukan jamaah tarekatnya,
dianggap kontroversial oleh para penentangnya, bahkan terjadi intimidasi terhadap jamaah
tarekat ini di beberapa daerah. Penolakan-penolakan dan intimidasi ini pun disanggah dengan
cara damai oleh para pengikut Prof. Dr. H. Kadirun Yahya melalui berbagai tulisan ilmiah dan
forum-forum ilmiah.

Walaupun terdapat kontroversi di sebagian kalangan, namun karya-karya ilmiah pemikiran


Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah banyak menginspirasi para penulis, akademisi, dan peneliti di
Indonesia, Malaysia, maupun beberapa negara lainnya. Tercatat lebih dari 30 tulisan ilmiah
dalam bahasa Indonesia, bahasa Melayu, maupun bahasa Inggris, berupa skripsi, thesis,
disertasi, makalah forum ilmiah, jurnal, sampai buku, yang telah mengulas pemikiran Prof. Dr.
H. Kadirun Yahya, sosok pribadi dan perjalanan spiritualnya, maupun pergerakannya dalam
dakwah tarekat.

Terlepas dari adanya pro dan kontra terhadap metode maupun materi dakwah tarekat yang
dibawanya, hal ini menunjukkan bahwa Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah dianggap banyak
memberi pengaruh dalam berkembangnya Tarekat Naqsyabandiyah Kholidiyah. Pemikiran
dan pergerakannya telah membuat banyak orang mengikuti ajaran tarekat tersebut, atau
sekedar menjadikannya sebagai ilmu pengetahuan secara ilmiah saja. Kini Tarekat
Naqsyabandiyah Kholidiyah yang dibawa Prof. Dr. H. Kadirun Yahya telah berkembang luas
menjadi salah satu tarekat terbesar di Indonesia maupun di Malaysia, dan telah tersebar
sampai ke Thailand, Brunei, Jepang, Australia, Amerika dan Inggris.

Penutup

Peran, jasa, dan pemikiran Prof. Dr. H. Kadirun Yahya, merupakan hal yang penting untuk
dikenang, dan sangat inspiratif, menjadi sebuah tauladan tentang pengabdian seorang tokoh
dari Sumatera Utara bagi bangsa, negara, dan umat manusia, yang berlandaskan jiwa
pengabdian kepada Tuhan.

Membenahi dan membangun bangsa harus dimulai dari membenahi dan membangun
kualitas sumber daya manusia, yang dilandasi dengan bagaimana manusia menemukan
kecintaan dan jiwa pengabdiannya kepada Tuhan. Inilah yang menjadi pondasi pemikiran dan
pergerakan dari Prof. Dr. H. Kadirun Yahya.

Dengan mempertimbangkan catatan tentang jasa, peranan penting, dan pemikiran dari Prof.
Dr. H. Kadirun Yahya di berbagai bidang, dan di bebagai tingkatan, mulai provinsi, nasional,
dan internasional, maka pengusulan nama jalan Prof. Dr. H. Kadirun Yahya menjadi sangat
relevan, untuk mengapresiasi apa yang telah Beliau abdikan dan perjuangkan bagi bangsa,
negara, dan kemaslahatan umat manusia.

Anda mungkin juga menyukai