Anda di halaman 1dari 13

Sejarah YPDM Pasundan

Pengalaman pahit sebagai bangsa terjajah, mendorong munculnya kesadaran dan harga
diri yang kemudian melahirkan gejolak perjuangan untuk merebut kemerdekaan. Gejolak
tersebut pada awalnya bersifat kedaerahan yang ditandai dengan berdirinya Budi Utomo (20 Mei
1908) Paguyuban Pasundan (20 Juli 1913) sama halnya dengan Budi Utomo yang didirikan oleh
siswa STOVIA asal Jawa.
Paguyuban Pasundan didirikan atas inisiatif para siswa STOVIA asal sunda yang
bertujuan mensejahterakan masyarakat Indonesia, khususnya yang berada di Jawa Barat. Dengan
demikian, pengurus dan anggotanya pun kebanyakan orang Sunda. Pada awal berdirinya,
Paguyuban Pasundan dipimpin oleh Mas Dayat tak lama kemudian menyerahkan pimpinan
kepada Daeng Kanduruan Ardiwinata, sebagai Ketua, dan R. Iskandar Brata sebagai Sekretaris
I.
Selain Budi Utomo dan Paguyuban Pasundan, juga berdiri organisasi lain termasuk
organisasi pemuda, di berbagai daerah yang pada tanggal 28 Oktober 1928 bersepakat untuk
menyatukan diri dengan mengikrarkan Sumpah Pemuda adalah organisasi pemuda Sekar
Roekoen yang didirikan tahun 1919, sebuah organisasi mitra sehaluan Paguyuban Pasundan
Kiprah Paguyuban Pasundan
Sesuai dengan tujuannya, Paguyuban Pasundan mendirikan Sekolah yaitu HIS
Pasundan di Tasikmalaya tahun 1922, setelah sekolah Pasundan bermunculan di Jawa Barat,
pada Kongres Paguyuban Pasundan tahun 1931 di Bogor untuk mendirikan Bale
Pamulangan untuk mengelola sekolah-sekolah.
Pengembangan Badan Pengelola Pendidikan selanjutnya :
1. Tahun 1949 (setelah berubahnya Paguyuban Pasundan menjadi PARKI dan kembali ke
Paguyuban Pasundan) didirikan Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan (BPP)
2. Tahun 1960 untuk Perguruan Tinggi berturut-turut didirikan Yayasan Universitas
Pasundan, Tahun 1964 STH Pasundan, 1971 STIE Pasundan dan STKIP Pasundan tahun
80-an.
3. Tahun 1974 melalui Kongres di Bogor didirikan Yayasan Pendidikan Pasundan (YPP)
4. Tahun 1985 Bale Pendidikan dan Pengajaran Pasundan berubah menjadi dua yakni
Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDMP)serta Yayasan Pendidikan
Tinggi (YPTP)
5. Tahun 2005 (melalui kongres ke-30 di Cianjur) Badan Pengelola Pendidikan Pasundan
dirubah menjadi Bale Atikan Pasundan Paguyuban Pasundan (Dasar hukumnya tetap
yayasan)
6. Tahun 2007 Bale Atikan Pasundan dikembalika menjadi YPDMP dan YPTP (mengingat
ada perkembangan wacana baru tentang badan hukum pendidikan dan perubahan UU
YYSN No : L6 tahun 2001 jo UU No 28 tahun 2004)
7. Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan (YPDM) merupakan badan
Penyelengara Pendidikan Paguyuban Pasundan yang bertugas mengelola Pendidikan
Tingkat Dasar dan Menengah
8. Yayasan Pendidikan Dasar dan Menengah Pasundan berkewajiban memberikan arah
kebijakan, Visi, Misi, Target dan program untuk dijadikan pedoman pengelolaan unit
garapan (kepala sekolah)
Berikutnya Paguyuban Pasundan mendirikan Bale Ekonomi yang mengelola bank-
bank dan koperasi Centrale Advies Bureau untuk membantu rakyat dalam bidang hukum;
reclasseerings Vereeniging untuk mengurus dan memperbaiki nasib orang yang dibebaskan
dan penjara dan Raksaperlaya yang merupakan badan amal kematian.
Mulai tahun 1919, Paguyuban Pasundan ikut ambil bagian dalam gelanggang politik.
Langkah ini disetujui oleh pemerintah jajahan. Kiprah Paguyuban Pasundan dalam bidang Politik
semakin meningkat tatkala mulai tahun 1931 sampai dengan 1942 Ketua Paguyuban Pasundan,
R. Otto Iskandar Dinata menjadi anggota Volksraad. Di Volksraad, R. Otto Iskandar Dinata
menunjukan kiprah Belanda dan dengan tegas selalu mengungkapkan cita-cita bangsa Indonesia
untuk merdeka. Selain R. Otto Iskandar Dinata, banyak pula pengurus dan anggota Dewan Kota
di daerah Jawa Barat.
Di bidang pers, Paguyuban Pasundan menerbitkan Papaes Nonoman tahun 1914-1926,
Pasoendan tahun 1915, Sora Pasoendan tahun 1920, Sipatahoenan terbit mulai 20 April 1923
Somah Moerba tahun 1926, Lalayang Domas tahun 1927, dan Sepakat (berbahasa melayu) tahun
1941.
Pada zaman pendudukan Jepang, sama halnya dengan organisasi perjuangan lainnya,
Paguyuban Pasundan dibekukan. Walaupun demikian, secara orang perorangan anggotanya tetap
aktif. Tahun 1949 Paguyuban Pasundan berganti nama menjadi Partai Kebangsaaan Indonesia
(PARKI). Maksudnya untuk lebih memperkokoh perjuangan dalam rangka mempertahankan
kemerdekaan. PARKI ikut aktif dalam membubarkan Negara Pasundan melalui referendum
kembali lagi menjadi Paguyuban Pasundan sampai sekarang.
Urutan Ketua /Ketua Umum Pengurus Besar Paguyuban Pasundan
1. Mas Dayat Hidayat (Ketua Sementara) 1913-1914
2. Daeng Kanduruan Ardiwinta ( 1914-1916 )
3. Wirasaputra ( 1916-1920 )
4. Puradireja ( 1920-1924 )
5. R. Suria Di Radja ( 1920-1924 )
6. R. Otto Kusuma Sudjana ( 1924-1929 )
7. R. Otto Iskandar Dinata ( 1929-1945 )
8. R. S Suradiradja ( 1946-1969 )
9. Hasan Wargakusumah, SH ( 1969-1970 )
10. R. Mander Prawiradilaga ( 1970-1978 )
11. R. K. Sukanda Bratamanggala
12. R. K. Sukanda Bratamanggala & R. Adjam Sjamsoepradja ( 1983-1985 )
13. Prof. DR. Ir. H. Toyib Hadiwidjaya ( 1990-1995)
14. Daeng Kosasih Ardiwinata ( 1995-2000 )
15. H. Aboeng Koesman ( 1990-2000 )
16. Drs. H. Ateng Sopala ( 2000 )
17. H. A. Syafe’I ( 2000-2010 )
18. Prof. Dr. H. M. Didi Turmudzi, M.Si ( 2010- )
19. Dr H. M. Idzudin
20. Dr. H. Subarzah
Struktur Organigram

Komite Kepala Sekolah


Usep Supriatna Drs. Ahmad Satibi,

Tata Usaha Kabag Tata Usaha


Dwi Fitria, SE
Dani M Ramdhan

Waka Kurikulum Waka Kesiswaan Waka Humas Waka Sarana


S. Budiansyah, S.Pd Andri Firmansyah, SKom Reni D, S.E Apep Suyan, S.Si

Wali Kelas Ka Prodi BP Pem. OSIS


X
XI

XII
Wawasan Wiata Mandala
Dengan memperhatikan kondisi sekolah dan masyarakat dewasa ini yang umumnya
masih dalam taraf perkembangan, maka upaya pembinaan kesiswaan perlu diselenggarakan
untuk menunjang perwujudan sekolah sebagai Wawasan Wiyatamandala .
Berdasarkan surat Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah nomor :13090/CI.84
tanggal 1 Oktober 1984 perihal Wawasan Wiyatamandala sebagai sarana ketahanan sekolah,
maka dalam rangka usaha meningkatkan pembinaan ketahanan sekolah bagi sekolah-sekolah di
lingkungan pembinaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasra dan Menengah, Departemen
pendidikan dan kebudayaan, mengeterapkan Wawasan Wiyatamandala yang merupakan
konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut.
 Sekolah merupakan Wiyatamandala (lingkungan pendidikan) sehingga tidak boleh
digunakan untuk tujuan-tujuan diluar bidang pendidikan.
 Kepala sekolah mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh untuk menyelenggarakan
seluruh proses pendidikan dalam lingkungan sekolahnya, yang harus berdasarkan Pancasila
dan bertujuan untuk:
1. meningkatkan ketakwaan teradap Tuhan yang maha Esa,
2. meningkatkan kecerdasan dan keterampilan,
3. mempertinggi budi pekerti,
4. memperkuat kepribadian,
5. mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air.
 Antara guru dengan orang tua siswa harus ada saling pengertian dan kerjasama yang baik
untuk mengemban tugas pendidikan.
 Para guru, di dalam maupun di luar lingkungan sekolah, harus senantiasa menjunjung tinggi
martabat dan citra guru sebagai manusia yang dapat digugu (dipercaya) dan ditiru, betapapun
sulitnya keadaan yang melingkunginya.
 Sekolah harus bertumpu pada masyarakat sekitarnya, namun harus mencegah masuknya
sikap dan perbuatan yang sadar atau tidak, dapat menimbulkan pertientangan antara kita
sama kita.
Untuk mengimplementasikan wawasan Wiyatamandala perlu diciptakan suatu situasi di
mana siswa dapat menikmati suasana yang harmonis dan menimbulkan kecintaan terhadap
sekolahnya, sehingga proses belajar mengajar, kegiatan kokurikuler, dan ekstrakurikuler dapat
berlangsung dengan mantap.
Upaya untuk mewujudkan wawasan Wiyatamandala antara lain dengan menciptakan sekolah
sebagai masyarakat belajar, pembinaan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), kegiatan
kurikuler, ko-kurikuler, dan ekstra-kurikuler, serta menciptakan suatu kondisi kemampuan dan
ketangguhan yakni memiliki tingkat keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, dan
kekeluargaan yang mantap.
Implementasi Wiyatamandala tiap sekolah berbeda-beda tergantung letak dimana sekolah
itu berada. Impelementasi Wiyatamandala di SMK Pasundan Rancaekek adalah sebagai berikut.
a. Lingkungan Internal.
Lingkungan SMK Pasundan Rancaekek dipengaruhi oleh:
1. Lingkungan sosial dalam SMK Pasundan Rancaekek terdiri dari berbagai budaya dan
berbagai agama.
2. Sumber Daya Manusia (SDM) SMK Pasundan Rancaekek rata-rata keluarga ekonomi
menengah kebawah

b. Lingkungan External
Lingkungan external dalam SMK Pasundan Rancaekek dalam hal ini yang akan dikupas adalah
mengenai kenalakan remaja, karena kenakalan remaja bisa sangat berpengaruh terhadap sikap
dan perilaku siswa-siswi SMK Pasundan Rancaekek. Lingkungan External SMK Pasundan
Rancaekek dipengaruhi oleh:
1. Lingkungan keluarga, karena sebagian siswa-siswi SMK Pasundan Rancaekek rata-rata
keluarga ekonomi menengah kebawah dan dampak dari kepedulian orang tua sangat kurang,
maka dari itu semangat belajar demi masa depan harus ditumbuhkan apapun halangan yang
dihadapinya.
2. Lingkungan pergaulan, lingkungan pergaulan sangat berpengaruh terhadap semangat belajar
siswa-siswi SMK Pasundan Rancaekek, maka dari itu siswa-siswi Pasundan Rancaekek harus
mampu memilah pergaulan mana yang bagus.
Peraturan dan Sangsi
I. KEPRIBADIAN
A
KETERTIBAN
.
Poin
1 Tidak Solat Berjamaah di Mesjid 50
t
Poin
2 Membuat keributan / kegaduhan dalam kelas pada jam pelajaran 5
t
Poin
3 Masuk atau keluar lingkungan sekolah dengan loncat pagar 5
t
Mengotori (mencorat-coret) benda milik sekolah, guru, karyawan Poin
4 5
atau teman t
Merusak / menghilangkan barang milik sekolah, guru, karyawan, Poin
5 5
teman t
Mengambil (mencuri) barang milik sekolah, guru, karyawan dan Poin
6 5
teman t
Poin
7 Membuang sampah tidak pada tempatnya 10
t
Poin
9 keluar kelas tanpa memakai permite card 10
t
10
Poin
Berbuat mesum / tidak senonoh / melakukan pelecehan 50
t
B. BUKU, MAJALAH ATAU KASET TERLARANG/HP
Membawa buku, majalah atau kaset, HP, bergambar Poin
1 20
terlarang/porno. t
Meleihat/ Memperlihatkan, majalah atau kaset /HP berisi Poin
2 25
pornografi kepada teman t
C. SENJATA TAJAM
Poin
1 Membawa senjata tajam tanpa ijin 20
t
Poin
2 Memperjual belikan senjata tajam di sekolah 25
t
Poin
3 Menggunakan senjata tajam untuk mengancam 30
t
Poin
4 Menggunakan senjata tajam untuk melukai 80
t
D. OBAT / MINUMAN TERLARANG / ROKOK
Poin
1 Membawa obat / minuman terlarang / rokok 20
t
Menggunakan obat / rokok/ minuman terlarang di dalam Poin
2 30
lingkungan sekolah t
Memperjual belikan obat / minuman terlarang di dalam / luar Poin
3 50
sekolah t
E. PERKELAHIAN
Poin
1 Disebabkan oleh siswa dalam sekolah (intern) 70
t
Poin
2 Disebabkan oleh sekolah lain 70
t
Poin
3 Antara siswa 70
t
F. PENCURIAN / PERUSAKAN
Poin
1 Pencurian/ perusakan terhadap barang aset sekolah 15
t
Pencurian/ perusakan terhadap barang orang lain / teman di Poin
2 20
sekolah t
Poin
3 Pencurian/ perusakan terhadap barang orang lain di masyarakat 25
t
G. PELANGGARAN TERHADAP KEPALA SEKOLAH, GURU DAN
KARYAWAN
Poin
1 Disertai ancaman 50
t
Poin
2 Disertai pemukulan 70
t
II KERAJINAN
A
KETERLAMBATAN
.
Poin
1 Terlambat masuk sekolah lebih dari 5 menit 5
t
Poin
2 Terlambat masuk karena izin 5
t
Poin
3 Terlambat masuk karena alasan yang dibuat-buat 5
t

B. KEHADIRAN

Poin
1 Siswa tidak masuk tanpa keterangan ( alpa) 10
t
Poin
2 Tidak mengikuti kegiatan belajar (membolos) 10
t
Siswa tidak masuk dengan membuat keterangan (surat) Poin
3 20
palsu t
Siswa keluar kelas saat proses belajar mengajar Poin
4 10
berlangsung tanpa izin t
III KERAPIAN
A PAKAIAN
Poin
1 Memakai seragam tidak rapi / tidak dimasukkan 5
t
Poin
2 Siswa putri memakai seragam yang ketat / rok diatas lutut 5
t
Poin
3 Tidak memakai perlengkapan upacara bendera 5
t
Poin
4 Salah memakai baju, rok atau celana 5
t
Poin
5 Salah atau tidak memakai ikat pinggang 5
t
Poin
6 Salah memakai sepatu (tidak sesuai ketentuan) 5
t
Poin
7 Tidak memakai kaos kaki 5
t
Memakai topi yang bukan topi sekolah dilingkungan Poin
8 5
sekolah t
Poin
9 Siswa putri memakai perhiasan berlebihan 5
t
Siswa putra memakai perhiasan atau asesoris (kalung, Poin
10 5
gelang, dll) t
Poin
11 Tidak memakai atribut secara lengkap 10
t
B. RAMBUT

Panjang melampaui batas ketentuan (telinga, alis, dan


Poin
1 10
krah baju) untuk siswa putra t
Poin
2 Pendek/ dicukur tidak rapi untuk siswa putra 10
t
Poin
3 Dicat/diwarna-warni (putra-putri) 10
t
IV. APABILA ADA PELANGGARAN YANG SANKSINYA (Bobot Pointnya)
BELUM TERCANTUM DALAM TATA TERTIB INI, MAKA SANKSI AKAN
DITENTUKAN OLEH RAPAT GURU

V. POIN PELANGGARAN DI BERIKAN UNTUK SETIAP KALI PELANGGARAN


DAN DIHITUNG KOMULATIFNYA,
DALAM SATU SEMESTER UNTUK DIPERTIMBANGKAN DALAM
PENENTUAN KENAIKAN KELAS / KELULUSAN
Strategi Belajar di SMK
I. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu yang ditandai perubahan tingkah laku menjadi baik pada diri
seseorang. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubahnya:
1. Pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu)
2. Pemahaman (dari tidak paham menjadi paham)
3. Sikap (dari sikap tidak baik menjadi baik)
4. Kemampuan (dari tidak mampu menjadi mampu)
5. Ketrampilan/Kecakapan (dari tidak terampil menjadi terampil)
6. Daya Apresiasi (dari tidak menghargai menjadi menghargai, terutama bidang seni)Di dalam
belajar pada dasarnya terdapat proses perubahan tingkah laku. Karena pengalaman yang
dilalui seseorang. Adapun pengalaman didapat dari proses melihat, mengamati, memahami,
melakukan dan juga merasakan. Dengan kata lain, belajar adalah proses aktif dari individu
yang bersangkutan. Belajar termasuk juga proses mereaksi terhadap situasi di sekitar individu
baik untuk diri sendiri maupun untuk sosial/masyarakat.

II. Tujuan Belajar


Sejalan dengan pengertian belajar yang tidak lain adalah adanya perubahan tingkah laku
yang menjadi lebih baik melalui pengalaman diri maka keberadaan manusia sebagai makhluk
individu dan sosial perlu juga diperhatikan, mengingat manusia sebagai subjek yang belajar.
Oleh sebab itu secara umum sasaran/tujuan belajar adalah untuk:

1. Pengembangan kemampuan diri secara individu


2. Pengembangan kemampuan diri secara kelompok/sosial Jadi, seseorang yang belajar harus
dapat berkembang secara individu maupun berkelompok/sosial. Kedua sasaran atau tujuan
belajar tersebut sebaiknya tercapai secara seimbang. Dengan demikian tidak terbentuk
kepribadian yang individu atau sebaliknya kepribadian yang hanya menitikberatkan
kelompok/sosial yang mengabaikan tujuan pengembangan diri secara individu.
III. Faktor Keberhasilan Belajar
Untuk mewujudkan pencapaian tujuan belajar, faktor penentunya perlu mendapat
perhatian. Ada 2 faktor penentu keberhasilan belajar, yaitu:
1. Intern (dari dalam individu yang belajar), antara lain: minat, perhatian, kebiasaan, usaha serta
motif atau alasan berkegiatan belajar. Yang tidak kalah penting untuk diketahui sebagai faktor
intern. Keberhasilan belajar adalah pemahaman karakter/sifat diri, yakni karakter pribadi
visual (melihat), auditorial (mendengar) atau kinestetik (melakukan/bergerak).
2. Extern (dari luar individu yang belajar), antara lain: lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan sarana/fasilitas penunjang belajar.

IV. Bagaimana Belajar Yang Tepat


Setiap orang berharap belajarnya membuahkan hasil. Untuk membuatkan hal itu tidak mudah.
Oleh karena itu, setiap individu perlu pula mengetahui cara belajar yang tepat untuk dirinya
sendiri sebab cara belajar yang tepat setiap individu tidaklah sama, sesuai dengan karakter
kepribadiannya.
OSIS
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Organisasi Siswa Intra Sekolah
(disingkat OSIS) adalah suatu organisasi yang berada di tingkat sekolah di Indonesia yang
dimulai dari Sekolah Menengah yaitu
Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). OSIS diurus
dan dikelola oleh murid-murid yang terpilih untuk menjadi pengurus OSIS. Biasanya organisasi
ini memiliki seorang pembimbing dari guru yang dipilih oleh pihak sekolah. Anggota OSIS
adalah seluruh siswa yang berada pada satu sekolah tempat OSIS itu berada. Seluruh anggota
OSIS berhak untuk memilih calonnya untuk kemudian menjadipengurus OSIS.

Latar belakang berdirinya OSIS


Tujuan nasional Indonesia, seperti yang tercantum pada Pembukaan Undang-undang
Dasar 1945, adalah melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia
dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial. Dan secara operasional diatur melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional. Pembangunan Nasional dilaksanakan di dalam rangka
pembangunan bangsa Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Pembangunan pendidikan merupakan bagian dari Pembangunan Nasional. Di dalam garis-garis
besar haluan Negara ditetapkan bahwa pendidikan nasional berdasarkan Pancasila, bertujuan
untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang maha Esa, kecerdasan dan keterampilan,
mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan
cinta tanah air, agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat
membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa.
Garis-garis Besar Haluan Negara juga menegaskan bahwa generasi muda yang di dalamnya
termasuk para siswa adalah penerus cita-cita perjuangan bangsa dan sumber insani bagi
pembangunan nasional yang berdasarkan Pancasila dan undang-undang dasar 1945. Mengingat
tujuan pendidikan dan pembinaan generasi muda yang ditetapkan baik di dalam Pembukaan
Undang-undang Dasar 1945 maupun di dalam garis-garis besar Haluan Negara amat luas
lingkupnya, maka diperlukan sekolah sebagai lingkungan pendidikan yang merupakan jalur
pendidikan formal yang sangat penting dan strategis bagi upaya mewujudkan tujuan tersebut,
baik melalui proses belajar mengajar maupun melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler.

Struktur organisasi
Pada dasarnya setiap OSIS di satu sekolah memiliki struktur organisasi yang berbeda antara satu
dengan yang lainnya. Namun, biasanya struktur keorganisasian dalam OSIS terdiri atas:
· Ketua Pembina (biasanya Kepala Sekolah)
· Wakil Ketua Pembina (biasanya Wakil Kepala Sekolah)
· Pembina (biasanya guru yang ditunjuk oleh Sekolah)
· Ketua Umum
· Wakil Ketua I
· Wakil Ketua II
· Sekretaris Umum
· Sektetaris I
· Sekretaris II
· Bendahara
· Wakil Bendahara
· Ketua Sekretaris Bidang (sekbid) yang mengurusi setiap kegiatan siswa yang berhubungan
dengan tanggung jawab bidangnya. Dan biasanya dalam struktur kepengurusan OSIS memiliki
beberapa pengurus yang bertugas khusus mengkoordinasikan masing-masing kegiatan
ekstrakurikuler yang ada di sekolah.
Arti lambang
Arti bentuk dan warna lambang OSIS:

Bunga bintang sudut lima dan lima kelopak daun bunga


Generasi muda adalah bunga harapan bangsa dengan bentuk bintang sudut lima menunjukkan
kemurnian jiwa siswa yang berintikan Pancasila. Para siswa berdaya upaya melalui lima jalan
dengan kesungguhan hati, agar menjadi warga negara yang baik dan berguna. Kelima jalan
tersebut dilukiskan dalam bentuk lima kelopak daun bunga, yaitu: abdi, adab, ajar, aktif, dan
amal.

Buku terbuka
Belajar keras menuntut ilmu pengetahuan dan teknologi, merupakan tumbangsih siswa terhadap
pembangunan bangsa dan negara.

Kunci pas
Kemauan bekerja keras akan menumbuhkan rasa percaya pada kemampuan diri dan bebas dari
ketergantungan pada belas kasihan orang lain, menyebabkan siswa berani mandiri. Kunci pas
adalah alat kerja yang dapat membuka semua permasalahan dan kunci pemecahan dari segala
kesulitan.

Tangan terbuka
Kesediaan menolong orang lain yang lemah sesama siswa dan masyarakat yang memerlukan
bantuan dan pertolongan, yang menunjukkan adanya sikap mental siswa yang baik dan
bertanggung jawab.

Biduk
Biduk / perahu, yang melaju di lautan hidup menuju masa depan yang lebih baik, yaitu tujuan
nasional yang dicita – citakan.

Pelangi merah putih


Tujuan nasional yang dicita–citakan adalah masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila,
yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sejahtera baik material maupun spiritual.

Tujuh belas butir padi, delapan lipatan pita, empat buah kapas, lima daun kapas
3.5.5 Tata Krama
Tata krama siswa (etika pergaulan siswa) merupakan tuntutan masyarakat dimanapun dan dalm
keadaan kapanpun. Beberapa contoh tata krama dalam pergaulan sehari-hari.
I. Tata Krama Dalam Lingkungan Rumah
a. Sebelum Berangkat Sekolah
Siswa yang baik tentunya mengenakan pakaian seragam yang pantas untuk dipakai ke
sekolah. Dengan mengenakan pakaian yang tepat untuk ke sekolah, berarti telah memenuhi
tata krama berpakaian sekolah. Misalnya :
- Meminta izin kepada ayah, ibu dan saudara yang lain sebelum meninggalkan rumahuntuk
berangkat sekolah
- Berjalan dengan tenang dan penuh percaya diri sendiri
- Ucapkanlah salam apabila bertemu dengan teman atau orang yang kenal
b. Sesudah Datang Dari Sekolah
- Bila pintu rumah tertutup ketuklah pintu dan ucapkan salam kepada anggota keluarga yang ada
di rumah
- Usahakan dengan ganti pakaian yang khusus dirumah
c. Selama Ada Dirumah
Rumah adalah suatu istana bagi kita semua, suatu keluarga dikatakan bahagia apabila dalam
keluarga tersebut terdapat hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara anggota
keluarganya. Didalam rumah tersebut pergaulan antar keluarga dilandasi oleh rasa cnta, kasih
sayang, saling menghormati dan saling pengorbanan.
Contoh pergaulan sehari-hari dirumah :
- Hormatilah kedua orang tua dan laksanakan perintah yang baik
- Sambutlah ajakan orang tua dengan wajah yang riang dan penuh gembira
- Berpakaianlah yang sesuai dengan waktu dan temptanya

II. Tata Krama Dalam Lingkungan Masyarakat


Contoh tata krama dalam lingkungan masyarakat
- Ucapkanlah salam apabila bertemu dengan orang tua, saudara, teman
- Biasakanlah mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum masuk kedalam rumah atau bertamu
- Tata krama ketika makan
- Saling menolong dan kerja sama
- Sambutlah kedatangan bapak, ibu atau keluarga dengan wajah berseri-seri dan penuh gembira
- Menghargai saran dan pendapat orang lain
III. Tata Krama Dalam Lingkungan Sekolah
Tata krama dalam lingkungan sekolah meliputi :
- Bersikaplah sempurna saat upacara bendera berlangsung
- Hormatilah lagu kebangsaan Indonesia Raya sebagaimana menghormati tanah Air Bangsa
Indonesia
- Perhatikan dan dengarkan dengan seksama apabila seseorang berbicara
- Jangan membiasakan memotong pembicaraan orang lain
- Kemukakanlah pendapat dengan cara yang baik dan tutur bahasa yang sopan
- Mintalah izin terlebih dahulu jika akan meninggalkan kelas
- Sebelum dan sesudah selesai pelajaran ucapkanlah selamat atau salam kepadaguru

Anda mungkin juga menyukai