Anda di halaman 1dari 62

DRUG ABUSE

Uji Monotes / Multidrug Abuse Multi 6 :

Parameter yang diuji :


1. AMP / Amfetamin
 Upper (Bikin Semangat #Simpatomimetik)
 T1/2 3-24 jam
 30% dibuang via pipis
 Hasil positif 3-6 hari setelah pake
 Bisa dipake buat obat psikiater ( Dexedrine )
2. THC / Tetrahidrocannabinol
 Dari Ganja / Mariyuana / “Mary Jane”.
 Naik di pipis 3-10 hari setelah pake
3. MOP/ Opiat, Morfin
 Dari Poppy / Opium / Morfin / Kodein / Heroin
 Naik di pipis beberapa hari setelah pake
 Obat Batuk bisa bikin positif hasilnya.
4. COC / Kokain
 Naik di pipis 24-48 jam setelah pake
5. MET / Metamphetamin
 Dari “Tina”, “Chrissy” , Ekstasi, Meth Community
 Naik 3-6 hari setelah pake
6. BZO / Benzodiazepin
 Naik di pipis 2-7 hari setelah pake

Langkah Kerja :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Menampung sampel urine pasien pada wadah pemeriksaan.
o Membuka tutup kit narkoba, celupkan stripnya kedalam spesimen urine
o Jangan dicelup sampai melewati batas garis
o Membiarkan air meresap membasahi indikator sesuai prinsip kapilaritas.
o Mengintrepetasi hasilnya : (Kebalikan dari cek kehamilan)
 Jika cuman 1 garis POSITIF
 Jika ada 2 garis NEGATIF

Drug Abuse Test

Tujuan Pemeriksaan
o Skrining Drug Abuse
o Monitoring pengobatan pasien ketergantungan obat
o Pemantauan efek samping suatu pengobatan
o Mengenali drug intoksikasi atau overdosis obat.
Indikasi Pemeriksaan
o Saat mau saringan masuk pekerjaan
o Atlet untuk cek dia pake doping atau nggak
o Instruksi pengadilan
o Permintaan kedokteran :
 Pantau suspek SAD F1
 Untuk kehamilan
 Yang akan mendapatkan transplantasi organ
 Pemantauan manajemen nyeri (since obat nyeri narkoba juga)
 Ada gejala intoksikasi atau overdosis
Apa saja yang diperiksa
o Spesimen yang dapat dipake : Pipis, Ludah, Rambut, Keringat
o Yang dicari : Kandungan obat, Hormon, Steroid
o Jika Positif : Disebut PRESUMPTIF / TERSANGKA. Dilakukan lagi
pemeriksaan sekunder untuk memperkuat bukti.
o Alat pemeriksaan sekunder bisa Gas Chromatography(GC/MS) /
Spectrometri atau Liquid Tandem Mass Spectometry (LC-MS/MS)
Golongan dan Contoh Obat yang sering dipake

Golongan Obat Contoh Obat Suffix Jembatan

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Keledai
Amfetamin Methamfetamin, Amfetamin -amin
Barbiturat Phenobarbital, Sacobarbital, -barbital
Pentobarbital, Butabarbital,
Amobarbital
Benzodiazepin Diazepam, Lorazepam, Oxazepam, -zepam
Temazepam, Alprazolam
Cannabinoid Mariyuana, Ganja, Kata kata mirip”
cannabis
Cocain Kokain dan turunannya -cognine
(Benzoylecognine)
Metadon Metadone, EDDP -don
Opiat Codein, Morpin, Heroin, -kodon
Oksikodon, Oxymorphone, -oin
Hidrokodon, Hidromorphon -morphone
Phencyclidine PCP

Kegunaan :
o Skrining Medical
o Legal dan Forensik
o Seleksi masuk kerja
o Sport / Atletics Testing
o Pain Medication Monitoring

Modalitas Pemeriksaan
o Nafas
 Untuk memeriksa intoksikasi alkohol
 Membutuhkan Deep Lung Breath ( Kapasitas Vital )
o Rambut
 Dapat bertahan sampai 3 bulan
o Saliva drug / Oral Fluid Based Drug Screen
 Rata rata beberapa zat obat bertahan beberapa hari di saliva
 THC : 2-24 jam setelah pake
 Alkohol : 6-12 jam setelah pake
o Sweat Drug Screen
 Dilakukan oleh penanggung jawab anak, KPAI pada anak-anak
yang pake obatnya lama

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Blood :
 Paling akurat untuk periksa intoksikasi
 Cuman butuh peralatan dan operator dependent
o Urine : Dijelaskan dibawah ini

Drug Abuse Urine Screening Test :

Basa Basi :
o Apa? Pemeriksaan untuk mencari kandungan obat dalam pipis
o Kapan? Timingnya dicocokan dengan waktu paruh suatu obat didalam
tubuh
o Bagaimana Persiapannya? Pasien harus minum air dulu minimal 300cc
sebelum test, dan tidak boleh pipis dulu
Ya iyalah keles... kalo dia pipis dulu.. atuh keburu abis urinenya.
o Bagaimana Cara Kerjanya ? Menggunakan Enzim Multiplied Immune
Test.
Prinsip kerja Inhibitor Kompetitif.
Cara Kerjanya hanya mengenali adanya kadar obat tertentu pada urine.
Tidak dapat menjelaskan kapan atau berapa banyak dosis si pasiennya
pake.
False Positifnya Tinggi
o Yang harus diperhatikan? Harus benar benar pipisnya si pasien, Kadang
pasiennya ada usaha tipu-tipu labnya, entah dia puasa beberapa hari
minum obat, atau tuker urinenya. Jangan lupa cek apakah urinenya hangat.
o Hasil normal jika NEGATIF
o Faktor Yang mempengaruhi hasil :
 Dosis
 Frekuensi
 Jenis Zat  beberapa zat bersifat terakumulasi dalam tubuh, lama
ekskresinya.
 Kokain nginep di badan cuman 1 hari kalo baru pake
pertama, kalo sering pake 2-3 hari
 Ganja, Mariyuana, Benzodiazepin nginepnya 1 bulan.
 Alkohol nginep 1 hari

False Positif karena

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Penggunaan obat yang sesuai indikasi tetapi kebetulan mengandung
narkoba. Contoh obat Antitusif yang mengandung kodein (Actifed,
Dekolgen, Rinos ), Obat antiHIV yang mengandung cannabinoid
(Efapirenz), Antibiotik yang mirip dengan kokain (Amoxicilin )

Golongan Interfering Drug Merk Obat Indikasi


Narkotika

Amphetamine dan  Ephedrine Actifed, Neonapacin obat Flu,obat asma


Methamphetamine phenylephrine Dextrosin Obat batuk
phenylpropanolamine Decolgen Obat analgesik
Pseudoephedrine Rhinos, obat flu
Ranitidine Rantin Obat maag
Barbiturates Ibuprofen Ibufenz Obat nyeri
Benzodiazepines Sertraline antidepresan
Cannabinoids Efavirenz Stocrin Obat HIV
Hemp-containing Foods
Ketoprofen anti-inflamasi
nonsteroid
Naproxen Anaprox anti-inflamasi
nonsteroid
Promethazine phenergen obat alergi
Sulindac Sulindac Analgetik
Cocaine Amoxicilin Amoxillin, amoxan antibiotik
coca leaf teas
t onic water
Methadone Doxylamin Siladex obat batuk
ibuprofen Ibufenz Analgetik
Opiates Dextromethorphan Panadol,Mesidryl Obat batuk
diphenhydramine Hustab Obat batuk yang
berhubungan
dengan iritasi
berlebih pada
membran mukosa
fluoroquinolones Ciproflosasin Antibiotik
poppy seed and oil
rifampisin rifampin Obat TBC
quinine Pil Kina Obat Malaria
Phencyclidine Dextromethorphan Panadol Obat batuk
doxylamin Siladex obat batuk
Ibuprofen Ibufenz analgetik
tramadol Tramadol Analgetik

False Negatif karena

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Dicurangin sama pasiennya

LAB EMERGENCY
Hemoglobin, Leukosit, Trombosit :

Uji Sahli

Dasar Pemeriksaan :

Hb dicampur dengan larutan HCl 0,1 M dan diubah menjadi Asam Hematin.
Perubahan warna dibandingkan secara visual dengan kolom warna

Metode Kerja :

1. Masukan 5 tetes HCl 0,1 M kedalam tabung pe gencer yang tersedia pada
alat
2. Isap darah sampel ( kapiler atau darah EDTA atau darah Oxalat ) dengan
pipet Hb sebanyak 20 ul ( tepat )
3. Alirkan darah dalam pipet Hb kedalam dasar tabung pengencer yang
sudah berisi 5 tetes HCl 0,1 M diatas.
4. Bilas dengan HCl 0,1 M pipet Hb yang berisi sisa darah yang tertinggal.
5. Campur isi tabung agar darah dan asam bersenyawa.
6. Tambahkan air setetes demi setetes, tiap kali diaduk dengan batang kaca
dan selalu dibandingkan dengan kolom warna yang ada pada alat sehingga
warna cairan sama dengan warna kolom warna pada alat
7. Pemeriksaan tidak boleh > 5 menit
8. Hasil dilihat secara paralel pada skala bergaris ditabung gelas dan
dilaporkan hasilnya dalam g dl-1.

Pemeriksaan Kuadran Leukosit

Basa Basi
o Definisi : Menghitung ∑ WBC per mm3 atau µl darah

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Leukosit = Tentara ( Pertahanan Tubuh ). => Jumlah Leukosit = Indikator
ada perang / inflam.
o Bayi baru lahir WBC = 10.000-30.000/µl
o Bayi 12 jam lahir 13.000-38.000/µl
o Leukosit kemudian menurun bertahap hingga 5.000-10.000/µl.
o Jumlah leukosit naik setelah aktivitas fisik sedang, tapi tidak lebih dari
11.000/µl.
o Leukosit naik = Leukositosis; Leukosit turun = Leukopenia
o 2 pemeriksaan hitung leukosit = Hematology Analyzer dan Matameter.

Alat dan Bahan :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Alat : o Darah Kapiler / K2/K3
o Pipet Serologi 0.5 ml. EDTA
o Tabung ukuran 75 x 12 mm o Larutan TURK
o Kamar hitung improved
Neubauer
o Pipet Pasteur
o Mikroskop Cahaya
o Parafilm.

Bahan :

Cara Periksa Kuadran Leukosit


1. Masukan larutan TURK sebanyak 0.38ml kedalam tabung reaksi menggunakan
pipet serologik 0,5 ml.
Larutan TURK akan menghancurkan eritrosit dan trombosit, tapi tak
menghancurkan leukosit dan retikulosit.
2. Masukan 20 uL darah K EDTA dengan menggunakan pipet penghisap 20 uL
kedalam tabung tersebut.
3. Darah yang masih tertinggal pada pipet dibilas menggunakan campuran darah dan
larutan TURK yang sudah tercampur ditabung.
4. Tabung tersebut ditutup dengan para film dan dicampur hingga homogen.
Pencampuran dilakukan selama 2 menit.
5. Kamar hitung yang sudah bersih dan kering ditutup dengan kaca penutup yang
menggunakan bagian dari kamar hitung tersebut.
6. Isi kamar hitung tersebut dengan darah yang sudah diencerkan dengan
menggunakan pipet pasteur. Posisi kamar hitung harus benar benar horizontal,
dan pengisian harus benar sehingga semua kamar tabung terisi dan tidak ada
gelembung udara dalam kamar hitung.
7. Biarkan selama 2 menit sehingga leukosit mengendap.
8. Letakan kamar hitung pada mikroskop. Atur mikroskop agar cahata dikurangi,
kondensor turun dan diafragma tidak terlalu besar.
9. Dengan perbesaran kecil 10X10 cari kamar hitung yang akan dipergunakan untuk
menghitung dan mulai menghitung titik” yang merupakan leukosit.
10. Hitung Leukosit yang berada di kamar W ( Kuadran 4X4) dan leukosit yang
berada sisi atas dan kanan TIDAK Dihitung ( garis merah )

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Cara Intrepetasi
o Jumlah sel leukosit ( bintik ) yang terlihat di kuadran dan garis sisi kiri dan bawah
dihitung. Lakukan pada keempat kuadrannya.
o Jumlah total 4 kuadran dikalikan 50.
JumlahWBC=∑ (WBC Kuadran 1 sampai 4 ¿)× 50¿
o N.b : Bila dalam sediaan apus banyak terdapat eritrosit berinti, maka harus
dikoreksi jumlah leukosit hasil perhitungan diatas dengan rumus :

Leukosit Sejati=
∑ Leukosit Tak Terkoreksi ×100
∑ ¿¿¿
Pemeriksaan Darah dan Nilai Normalnya.

Complete Blood Count :


o RBC Number :
 Hemoglobin :
 Pigmen yang mengandung zat besi (6% Heme, 94% globin)
yang berfungsi untuk bawa oksigen.
 Nilai Normal : Laki-laki 14-18 gr.dl-1, Perempuan 12-15 gr.dl-1
 Nilai Kritis : <6 gr.dl-1 atau >20 gr.dl-1
 Note : Hb lebih akurat dari HT karena cell aglutinasi sebabkan
MCV naik dan false positif HT.
 Jika Turun : Anemia
 Kurang Bahan : Defisiensi Besi, Defisiensi
Sianokobalamin, Defisiensi Asam Folat
 Pabrik Jelek : Aplastik Anemia, Mielofibrosis,
Leukemia Carcinoma, Pengaruh obat ex :
Chloramphenicol
 Produk Jelek : Hemolitik Anemia, Thalasemia
 Bocor : Pendarahan, Metrorrhagia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Encer : Hamil, Infus Kebanyakan, Salah lokasi ambil
sampel dari sisi infus
 Jika Naik :Polisi-temia, Hemokonsentrasi, Luka Bakar Berat
 Hematokrit :
Proporsi Blood Cell didalam Whole Blood. Dinyatakan dalam
persentase.
Nilai Normal : Laki-laki 42-51; Perempuan 36-46
 RBC Count
Jumlah eritrosit dalam blood sampel.
Nilai Normal : Laki-laki 4.5-6.0, Perempuan 4.1-5.1

o RBC Indeks :
 MCV : Mean Corpuscular Volume
Volume rata rata RBC didalam blood sample
Nilai Normal = 80-100 fl.

Hematokrit ( % ) ×10
MCV =
RBC Count

Untuk menentukan penyebab anemia ( Mikro, Makro, Normositik )

 MCH : Mean Corpuscular Hemoglobin


Nilai Kandungan hemoglobin rata rata dalam RBC.
Nilai normal : 26-34 pg
Hemoglobin ×10
MCH =
RBC Count
 MCHC : Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration
Nilai konsentrasi hemoglobin pada rerata sel darah merah.
Nilai normal : 31-36 g.dl-1
Hemoglobin X 100
MCHC=
Hematokrit
o Platelet Count
 Kadar Trombosit didalam darah
 Nilai Normal : 150.000-450.000
 Naik Jika : Polisitemia Vera, Fraktur, Post-splenectomy, M7 (Acute
Megakarioblastik Leukemia)
 Turun Jika : ITP, Multiple Myeloma, Thalasemia, Leukemia, Sirosis
Hepatis, DHF/DBD, SLE, DIC, Obat-obatan
 Dipengaruhi Oleh :
o Cara Periksanya :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 EDTA kurang  Plateletnya ngumpul, jadi ga keitung (
mikroaglutinasi )
 Ngambilnya tersendat-sendat  Mikroaglutinasi juga.
 Bila Trombosit terhitung <50.000 konfirm dengan
hitung manual dari Apusan darah tepi.

o WBC Number :
 Kadar leukosit didalam darah.
 Nilai normal :
o Dewasa : 5.000-10.800
o Anak-anak—2 tahun : 6200-17.000
 Tujuan : Pemeriksaan penunjang Infeksi, Inflamasi, Alergi,
Keganasan, Immunosupresi.
 Naik Jika : Infeksi, Infark Miokard Akut, Sirosis Hepatis, Luka
Bakar, Leukemia, Obat-obat, Leukemoid pada Sepsis
 Turun Jika : Gangguan Hematopoeisis (aplastik), Hipersplenism,
Infeksi Virus, Alkoholism, Obat, Kemoterapi, Radiasi

o WBC Diff Count : Explained Below

o Iron Studies :
 Iron Transport :
 Si ( Serum Iron )
Nilai Normal : Laki-laki 75-175, Perempuan 65-165.
 TiBC ( total Iron binding capacity )
Nilai Normal : 15-45
 Iron Stores :
 Serum Feritin :
Nilai Normal : Laki-laki 15-250, Perempuan 11-125;
Postmenopause 12-250.
 Serum Transferin Receptor.
Nilai Normal : 1.0-3.7
 Marrow Iron Stain,

Blood Film Morfology

Retikulosit Count
o Pengukuran Quantitatif produksi of new RBC
o Mengukur kompensasi produksi retikulosit dalam suatu anemia.
o Nilai normal : 0.5-1.5

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Marrow Examination
o Bone Marrow Aspiration
o Bone Marrow Biopsy.

Pemeriksaan Hitung Jenis

Histologi Sel Darah

 Leukosit terbagi menjadi :


o Granulosit : “Cara Hapal : BEN is Ganteng  Basofil Eosinofil and
Neutrofil is Granulosit”
o Agranulosit “Cara Hapal : Mobile Legend  Monosit Limfosit is
Agranulosit”
 Basofil
 Granula kasar, tersebar menutupi inti sel

 Eosinofil
 Granula sitoplasma berwarna merah jingga / eosinofilik
 Granula tidak menutupi inti sel.
 Granul sama besar
 Inti Bilobus ( tidak terhubung filamen ) berbentuk seperti kacamata atau
bra.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Neutrofil Batang
 Granula berwarna biru / ungu, kadang kemerahan. Menyebar merata tidak
menutupi inti.
 Inti sel melekuk, diameter inti lbh pendek dari jari-jari panjang inti.
 Inti belum terputus / belum membentuk benang filamen.

 Neutrofil Segmen
 Seperti N. Batang, tetapi inti sel telah terbagi 2-4 lobus.
 Kadang sampai lima lobus yang dihubungi benang filamen.

 Limfosit
 Ukuran sel bervariasi 7µm-30µm.
 Bentuk sel bulat, memanjang.
 Sitoplasma biru dengan granula azurofil / biru, berukuran tak sama besar.
 Inti bulat, kadang inti sedikit melekuk dengan kromatin inti yang kasar
dan padat.
 Sitoplasma sedikit, tanpa granul spesifik

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Monosit
 Ukuran sel relative besar ( 14-20 µm)
 Sitoplasma berwarna biru kelabu, didalam sitoplasma terdapat
VAKUOLA / terlihat berlubang.
 Sitoplasma banyak, tanpa granul spesifik
 Kadang ada benda benda yang dia fagosit, sitoplasma kadang punya
pseudopodia.
 Terdapat granula halus yang tersebar merata berwarna kemerahan.
 Inti sel kemerahan dengan struktur kromatin seperti Gyrus Otak.
 Bentuk inti sel bulat seperti tapal kuda, ginjal, berlobus, berlekuk.
 Kromatin tidak terlalu padat ( tampak lebih pucat dibanding limfosit )

 Trombosit
 Berkelompok diantara eritrosit
 Tidak berinti karena bukan sel
 Ada bagian pusat dan bagian tepi

Jenis Leukosit, Nilai Normalnya dan Clinical Applicationnya :


Cara Hapal : “B E Ben is S Li M Banget”

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Jenis Leukosit Nilai Clinical Application
Normal
Basofil 0-1 Jika Naik : Basophilia
(Antigen Toxic Berkaitan dengan Reaksi Alergi ( Pruritus,
Producer) berkaitan dengan Histamin )
 Alergi Inflamasi : Juvenil RA, Ulse Colitis
Fungsinya untuk  Endokrinopati : Hipotiroid, DM, Est Tx,
Reaksi Allergi. Sama Myxedema
kayak Eosinofil  Infeksi Virus, TBC
 Iron Deficiency
 Radiasi
 Blood Malignancy
 Neoplasia
Jika Turun: Basophenia
Berkaitan dengan ovulasi
 Genetik
 Glukokortikoid tinggi
 Hipertiroid
 Hipersensitifitas
 Leukositosis.

Eosinofil 1-3 Jika Naik : Eosinophilia


(Thermite for Human Berkaitan dengan Reaksi Alergi, Infeksi Parasit dan
Antigen) Peradangan Kulit dan Respi
PANAC Dalam :
Parasit, Allergi, Neoplasm, Asma, Collagen
Fungsinya untuk Vascular Disease, Drugs
Reaksi Allergi, sama Jika Turun : Eosinopenia
kayak Basofil  Acute Stress : Adrenocorticoid & epinefrin
secretion
 Acute Inflam  Karena tentaranya maju ke
daerah ada perangnya
 Cushing Syndrome
 Administrasi Kortison
Neutrofil Batang 2-6 NEUTROFIL  Untuk Fagosit Bakteri
(Tentara masih sekolah) Kalo infeksi bakteri : Banyak dibentuk maka
batangnya jadi banyak.

Jika Naik : Shift To The Left


 Fase Radang Akut daripada suatu Inflamasi.
 Kalau Negara kecil tiba tiba diserang, maka
tentara yang masih sekolah ( alias imatur )
juga diikutsertakan dalam berperang.
Neutrofil Segment 50-70 Jika Naik : Shift To The Right
(Tentara Udah Lulus) Berkaitan dengan kerusakan pabrik HSC di

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


sumsum tulang.
 Anemia Pernisiosa
 Radiation Sickness
Ini bukan karena produksi N.Segmen naik, tapi
karena jumlah neutrofil imatur menurun, sehingga
sel matur keliatan lbh dominan, harus bekerja ekstra
bahkan hingga jadi neutrofil raksasa.

N.Batang dan Segmen Jika Turun : Neutropenia.


Berkaitan dengan penurunan produksi, kerusakan
sumsum tulang, peningkatan penghancuran dan
pemakaian.
 Penurunan Produksi ( Obat, Radiasi, Virus,
Congenital, Cyclic Neutrofenia tiap 21 hari )
 Produksi Cacar : Myelodisplasia, Anemia
Megaloblastic
 Penghancuran Banyak : Infeksi Berat,
Anemia Megaloblastik
 Increase Margination
 Infeksi hingga Sepsis ( Tentaranya udah
mulai kalah )

N.Batang dan Segmen Jika Naik : ( Neutrofilia)


Infeksi, Neoplasm, Hemorhage, Herediter
Immuno-Inflam  RA, Vasculitis
Drug : Glukokortikoid, CSF, Li+ drug.
Metabolic Disease  Asidosis, Uremia, GA
Nekrotic Tissue  Infark, Burn
Limfosit 20-40 Jika Naik : Limfositosis
(Senjata Pamungkas) Adult > 40
Child > 70
Limfosit dibagi 2 jadi Baby > 90
Sel T dan Sel B. Berkaitan dengan Infeksi Akut Berat, lymphoma.
 Infeksi Akut Berat : Mononucleosis
Sel T  Cellular Infectiosa, Acute Infectious Lymphositosis
Immunology  Infeksi Chronic : TBC, Brucellosis
Terdiri dari :  Lymphoploriferative diseasse :
T Killer (sitotoxic), Plasmacytosis, MM, Viral Infection
T-Helper Jika Turun : Limfositopenia
(coordination), Adult <15
T-supressor Child < 30
(immunosupresor cell)  Produksi Turun : AIDS, Hodkin Lymphoma
Sel B  Bikin  Destruksi Naik : Obat, Radiasi, AIDS
Antibody  Lymfosit Hilang : Collagen Vascular
Terdiri dari : Disease, Lymph Hilang, Central Venous
Pressure naik.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


B-plasma (antibody
production),
B-memori (secondary
immunity),
B-pembelah (immunity
enhancer)
Monosit ( Makrofag, 2-8 Jika Naik : Monositosis
Human Vacuum Berkaitan dengan Infeksi Kronik!!
Cleaner )  Infeksi Kronik : Bacterial Endocarditis,
Malaria, TBC ( Hingga Monosit membentuk
Datia Langhan Cell )
 Collagen Vascular Disease
 Recovery Phase of Acute Infection
 Obesity
 Idiopathic : Sarcoidosis, Lipid Storage
Disease.
Jika Turun : Monocytopenia
 Acute Infection
 Stress
 Tx Glucocorticoid
 Anemia Aplastik
 Hairy Cell Leukemia
 Myelotoxic drug
 Genetik
Blast 0 Jika ada, tanda ada keganasan dalam hematopoiesis.
(THIS IS MASTER CAUTION ALARM
WARNING SIGN IN BLOOD SMEAR!!!)

 Patologi pada Lini Leukopoiesis

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


CLL, Lihat ada Smudge
Cell

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


CML ( Bentuk Sel Blastnya seperti Pasar Malam )

 Eritroleukemia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B
 Patologi pada Lini Trombopoiesis.

 Acute Megakarioblastik Leukemia / AMKL

 Chronic Megakarioblastik Leukemia /


CMKL

Ureum :

Hasil katabolisme protein dalam liver, Asam Amino Amonia Ureum (Siklus
Ornitin, Sitrulin, Arginin)
Kadar Ureum menentukan gambaran Hasil Metabolisme Liver dan Clerance /
Fungsi Ekskresi Ginjal
Harus ditemani dengan kreatinin, banyak faktornya  “Pacarnya gitu lohh....”
Nilai Normal : 20-40 mg.dl-1
Butuh bahan Darah tanpa Anti Koagulan.
Konversi Nilai Ureum ke BUN  BUN = Kadar Ureum ÷ 2.15
Meningkat : PIKIRKAN
o Pre-Renal  Syok, Dehidrasi, CHF, Peningkatan Katabolisme Protein
contohnya Bleeding
o Renal  GN, Pyelonefritis, ATN
o Post-Renal  Obstruksi GUT oleh Batu, BPH dll
Menurun : PIKIRKAN
o Hati Rusak
o Ginjal Rusak
o Kurang Bahan
o Encer

Kreatinin :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Kreatinin adalah hasil katabolisme kreatinin phosphate di otot lurik yang dibuang via
ginjal. => Kalo ginjalnya bagus, kreatininnya bagus.
Kadar kreatinin menentukan Hasil Metabolisme Otot dan Fungsi Ekskresi Ginjal.
Nilai Normal : 0,5-1,5 mg.dl-1
Butuh sampel darah tanpa antikoagulan
Jika Naik : Ginjal Rusak, Otot Rusak Rhabdomiolisis, Ototnya banyak produksi
banyak = Acromegali, Gigantism.
Jika Turun : Ototnya lemes Delibitation, Ototnya dikit produksi dikit =
Muscular Dystrofi, Miastenia Gravis
Dipengaruhi oleh : Massa otot, Kreatinin lebih peka dari ureum, Pemberian
sepalosporin makanya kalo mau periksa tunda obat 2 jam dulu.

GFR :

Dihitung menggunakan Cockcroft-Gault dan Modification of Diet in Renal


Disease / MDRD.  MDRD lebih akurat
e-GFR / estimated GFR  Memperkirakan fungsi Grumerular Filtration Rate dari
Creatinin Clearance.
Berdasarkan umur, kelamin dan ras.
Nilai Normal : 100 mls/min/1.73m2
RIFLE and AKIN Kriteria

Kidney Failure Staging

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Cara Hapal : Lihat Polanya, Stadium 5-4 kelipatan 15, tapi begitu lewat stadium 3,
Stadium 2-1 kelipatan 30

MIOKARDIAL INFACTION

CK-CKMB :

Bahan : Darah tanpa antikoagulan


CK / CPK adalah enzim yang dihasilkan oleh otot rangka, jantung dan otak.
Bila ada obstruksi pembuluh darah  Hipoxia  Iskemia  Infark / Cellular
Damage  Celullar conteant appear in circulation  Hasilkan CK, CKMB, AST,
LDH, Troponin naik.
Indikasi Periksa Enzim Jantung :
o Gejala Unstable Angina  Chest Pain, Sob, Nausea, Sweating, Aritmia
o Kontrol Pasca Operasi Bypass Surgery
o Kontrol PCI / Percutaneus Coronary Intervention
o Menilai efek pengobatan Trombolitik
Ada 3 jenis isoenzim :
o CK-MM  Otot Rangka
o CK-MB  Otot Jantung
o CK-BB  Otak
Nilai Normal CKMB : < 10µL
CKMB mulai naik : 4-6 jam pertama, Puncak 12-24 jam, menurun setelah 24 jam.
CK dan CKMB ini pacaran, CKMB juga ada di otot rangka makanya harus selalu
bareng untuk rasio.
Jangan biarkan mereka terpisah, Nanti mereka Jomblo Ngenes dan Luka Batin.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


CK dan CKMB : Pemeriksaan penunjang diagnosa acute miokard infark. Karena
EKG ga selalu bisa diagnosa.
CK dan CKMB : 48 jam sensifisitas dan spesifisitas masih tinggi. d
Jika CKMB : CK Total >6% => Curiga Acute Miocard Infark.
Pemeriksaan selalu dipantau dan difollow up pada 6 jam, 12 jam, 24 jam, 48 jam dan
ekstra plus 2 hari dari masuk R.S
Details about Serum CK Level :
o Naik 4-6 jam pasca AMI
o Puncak 12-24 jam
o Kembali ke Baseline dalam 3 hari
o Dapat diganti dengan Cardiac Troponin dan CK-MB
o Diperiksa saat :
1. Datang ke R.S
2. 6 jam setelah datang ke R.S
3. 12 jam setelah datang ke R.S
Details about Serum CK Level :
o Untuk Early Diagnostic of AMI, Untuk cek Re-Infarction
o harus ditemani dengan CK
o Naik 4-6 pasca serangan Iskemik,
o Puncak 12-24 jam
o Kembali ke Baseline dalam 2-3 hari
o Dapat diganti dengan Cardiac Troponin dan CK-MB
o Diperiksa saat :
1. Datang ke R.S
2. Diulangi setiap 8 jam

Troponin :

Dilakukan Jika :
1. Ada Gejala Angina Pectoris
2. Angina Pectoris yang semakin parah
3. Mengenali dan Mengevaluasi penyebab trauma jantung Contoh : Luka batin revisi skripsi
belum kelar-kelar, Semester Tujuh Masih Jomblo, atau melihat gebetan tercinta ditikung sahabat sendiri.
Peningkatan troponin menandakan adanya kerusakan di jantung
Bila troponin naik sangat tinggi, maka tanda sedang serangan jantung
Hampir semua orang yang sedang serangan jantung, Troponinnya naik dalam 6 jam
Nilai troponin tetap tinggi hingga 1-2 minggu pasca serangan
Detail tentang Troponin :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


1. Ada 2 parameter dalam pemeriksaan Troponin, yaitu Troponin t atau
Troponin i. Dikeluarkan kalo ada kerusakan pada otot jantung. Makin banyak
yang rusak, makin tinggi kadarnya.
2. Indikasi dilakukan jika :
 ada Chest pain, atau tanda serangan jantung
 Ada Tanda Serangan jantung
 Deteksi dan Evaluasi heart Injury
3. Troponin Test :
 Increased troponin level didalam 6 jam, setelah 12 jam hasil akan naik.
 Troponin akan tetap tinggi 1-2 week setelah serangan jantung
 Diulangi 2X pada 6 dan 24 jam selanjutnya.
 Jika dalam 12 jam troponin normal  bukan serangan jantung
 Hasil Naik Jika : Aritmia, Pulmonary Hipertension, Pulmonary
Embolus, CHF, CAD, Miokarditis, Cardiomiopathy, Trauma,
Prolonged Exercise, CKD.
 Enzim lain untuk periksa Enzim jantung :
 SGOT/AST  Naik dalam 3-8 jam pasca serangan jantung
 LDH :
o Naik 12-24 jam pasca serangan, puncak pada hari ke-3,
jadi normal saat hari ke 8-9
o LDH1 dan LDH2 : Miokard Infark LDH1>LDH2 dan
sangat jelas dalam 24 jam. Harus diperiksa ulang dalam
8-12 jam
 CRP : Naik kalau ada tanda dan inflam
 HBDH : Alpha Hidroksibutiric Dehidrogenase. Lebih efektif dari
LDH.
Protokol pemeriksaan troponin :
1. Periksa EKG dulu. Tentukan kalo ada kelainan, Bila tidak ada...
2. Periksa Troponin dalam 0 jam, 8 jam dan 16 jam. Sebagai cardiac marker
primer spesifik untuk kenali kalau ada serangan, Tetapi tidak spesifik
untuk mengenali apakah serangannya masih berlanjut atau udah nggak.
Karena levelnya tetep tinggi sampai 2 minggu
3. Periksa CK-MB dan CK saat 0 jam, 8 jam dan 16 jam. Ini untuk
mengenali apakah serangannya masih berlanjut atau nggak, Tetapi tidak
spesifik untuk mengenali ada atau tidaknya serangan.
4. Paling bagus pada uji di 8 jam, karena sensitivitynya bagus >98% dan
spesifisitynya bagus 80-95%

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


ANALISA GAS DARAH

ACUTE ABDOMEN
Modalitas Diagnosis : Anamnesa, PF, Laboratorium, Imaging

Acute Pancreatitis :

Adalah inflamasi akut pada pankreas.

Gejala :
o Akibat Inflamasi :
 Nyeri epigastrik parah dan nyebar ke belakang
 Mual, Muntah, Diare, gak Nafsu makan
 Demam dan Mengigil
o Akibat Kerusakan Organ :
 Steatorrhea ( feses bau busuk, berminyak)
 Bising Usus menurun  akibat refleks paralisis usus.
 Gangguan hemodinamika hingga renjatan / syok.
 Tensi darah ngaco  kalo hipertensi saat nyeri hebat, kalo hipotensi
ketika internal bleeding atau dehidrasi sudah terjadi.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 HR dan RR naik

Etiologi :
o HIPERTRIGLISERIDA TANPA HIPERKOLESTROLEMIA, ( Kadar
Trigliserida >1500 mg.dl-1)
o Minum Alkohol
o Batu Empedu.
o Infeksi Viral seperti Mumps
o Trauma  Post ERCP (Endoskopi Retrograde Cholangiopancreatography)
o Vaskulitis di pembuluh darah pancreas
o Autoimun
o Hamil  hamil memperparah hipertrigliserida )
o Kongenital  Pancreas divisum, ada saluran pancreas yang buntuh.
o Diabetes

Kriteria Diagnosis, ditemukan 2 dari 3 gejala berikut ini :

1. Nyeri Abdomen khas akut


pancreatitis

2. Serum amilase dan atau lipase > 3


kali lipat nilai normal. Dengan
catatan Lipase harus naik.

3. Pada Imaging CT Scan


menemukan acute pancreatitis

Chronic Pancreatitis :

Adalah inflamasi berulang / presisten pada pankreas, dengan atau tanpa steatorrhea
atau diabetes melitus.

Etiologi : Tidak diketahui, tapi ada risk faktornya


Sama kayak kenapa kamu diputusin sama pacar kamu, etiologinya tidak diketahui. Tapi ada risk faktornya yang harus diwaspadai.

 Pecandu berat alkohol


 Autoimun

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Cystic Fibrosis
 Riwayat keluarga

Gejala :
o Upper Abominal pain, severity ringan bahkan gak ada.
o Nyeri nyebar ke punggung, memburuk saat mamam dan mimi.
o Lalu nyeri menetap dan menganggu aktivitas.
o Mual, muntah, Diare, Steatorea, Feses warna pucat / clay.
o BB Turun, tetapi TIDAK ADA Gangguan Nafsu Makan  karena pancreas
ga cerna makanannya.

Blood Test tidak membantu

Didiagnosa dengan Radiography


o Trans Abdominal USG,
o Endoscopic Ultrasound,
o MRCP / Magnetic Resonance Cholangiopancreatography
o CT Abdomen

Pemeriksaan Serum Amilase :

Bahan : Darah tanpa antikoagulan


Naik pada Acute Pancreatitis
2-6 jam mulai naik, puncak 20-30 jam, bertahan sampai 72 jam.
False Positif : Salivary Gland Disease, Macroamilasemia.
False Negatif : Acute on Chronic Pancreatitis ( Acinar mass depleted ) dan
Hipertrigliseridemia.

Pemeriksaan Serum Lipase :

Indikasi : Acute Pancreatitis, gagal ginjal, obstruksi, infark usus—slightly increase


Naik pada Acute Pancreatitis
Kalo pancreatitis naik 4-10X lipat normal, 24/48 jam mulai naik dan bertahan sampai
5-7 hari lebih lama dari amilase.

Di Slide Akut Abdomen Blok Gastro : LIPASE naik 4-8 jam sejak gejala dan kembali
normal pada hari ke 7-14 pasca pengobatan.
Jika serum lipase 2.5-3 kali lipat amilase / bedanya jomplang , tandanya pacreatitis
karena alkohol.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Serum lipase lebih akurat dari amilase. Lipase itu jadi patokan diagnosis acute
pancreatitis.
Amilase naik Lipase tidak naik BUKAN PANCREATITIS. Lipasenya HARUS
NAIK.

Cholelitiasis :

Etiologi :
o Cholelitiasis (ada batu di vesika fellea)
o Batunya sumbat ductus cysticus, bilenya statis dan mengental.
o Infeksi Sekunder dengan bakteri E.coli dan Bacteroides sp.
o Gallbladder jadi Inflamasi, Nekrosis sampai Ruptur
o Inflamasi menyebar ke Diafragma dan Bowel

Gejala :
o Nyeri di RUQ
o Nyeri Konstan dan Severe,
o Nyeri menyebar ke Pinggang kanan, dan regio scapula dekstra.
o Diikuti dengan Low Grade Fever, Vomit dan Nausea.
o Lama-lama kalo udh parah, High Fever, Shock, Jaundice  Muncul abcess,
perforasi, asending cholangitis.
o Chronic Colecystitis gejalanya non spesifik seperti mual, vague abd pain,
belching, diare.

Diagnosis :
o Anamnesa : Ada Riwayat Gejala diatas
o PF : Demam, Murphy Sign +ve, Nyeri di RUQ.
o Periksa Lab
o Radiologi : USG

Pemeriksaan Laboratorium :
o ALP Naik
o Bilirubin Direct Naik
o WBC Naik
o CRP sering naik juga.
Kenaikan mengikuti stadium keparahannya.
o Acute Cholecytitis : Labnya cenderung abnormal
o Chronic Cholecystitis : Labnya Normal

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Hamil Ectopic :

Zigot nyasar implantasinya. Ketempat selain


Desidua Basalis di Uterine Wall.
Majority nempelnya di Tuba Fallopi, tapi bisa
ditempat lain.
Kalo tidak diobati, bukan hanya anaknya, mamanya
juga bisa ikut dipanggil Tuhan.

Etiologi : Tidak diketahui, tergantung amal, ibadah


dan karma kehidupan sebelumnya.

Risk Faktor : Pernah kena PID, Pake IUD,


Endometriosis, Merokok

Gejala :

o Kalau masih awal ga ada gejala, atau subklinis


o Biasanya mulai muncul gejala 7,2 minggu HPHT (5-8 GA)
o Gejala Massa Janin :
 Gejala awal Nyeri Lower Abdomen dan Inflam, Nyeri bersifat Kolik.
 Nyeri Saat BAK BAB
 Nyeri abdomen bersifat mild
 Mild vaginal Bleeding
o Gejala Kehamilannya : Missed Period, Breast Tenderness, Nausea, Vomit,
Frequent Urination
o Gejala Komplikasi : Pain and Bleeding.
 External Bleeding : Falling Progresteron, Bleeding pervaginam.
 Internal Bleeding : Hemoperitonium

Diagnosis Banding : Miscarroage, Hamil Normal, PID, Apendisitis, ISK

Diagnosis Kriteria :
o USG tidak menemukan janin di rahim, atau menemukan janin (fetal heart) tapi
di Tuba falopi
o β-HCG naik secara abnormal ( sekitar 1500 IU/ml)
o Dalam pemeriksaan ulang, kadar β-HCG mengalami penurunan  Tanda
abortus atau ruptur.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


GLUKOSA DARAH
Glukosa Darah
Bahannya : Darah dengan antikoagulan NaF, Darah tanpa anti koagulan, Darah Kapiler.
Kadar Glukosa Normal : Lihat penjelasan dibawah
Untuk Diabetes :
o Seorang dikatakan diabet JIKA :
 Glukosa puasa >126 mg.dl-1 atau
 Glukosa 2 Jam PP > 200 mg.dl-1 atau
 GDS > 200 mg.dl-1
 Dan hasil berulang pada 2 pemeriksaan yang beda
o Evaluasi / Follow up pasien DM :
 Glukosa Puasa
 Glukosa 2 Jam PP
 Kadar HbA1c ( Gambaran metabolisme Glukosa 12 wk terakhir)
Perlu diperhatikan jika nilai :
o < 40 mg.dl-1
o > 500 mg.dl-1
Hati hati kalo Bedsite dan Darah beku. Darah beku 1 jam hasil bisa turun 5-7 mg.dl-1

Cek Gula Darah Sederhana


Usahakan tusuk 3 jari ( Telunjuk, Tengah dan manis ) dan kalau bisa jangan tusuk
diujung jari, kasian kalo dia mau ngetik.
Alat dan bahan :
o Alcohol Swab
o Strip glucose
o Jarum sekali pakai dan Pistolnya ( lancing device )
o Glucometer
o Tangan Orang.
Prosedur Pemeriksaan :
o Semua alat harus dalam keadaan siap
o Pastikan tangan pasien bersih ( tidak kotor, basah keringat, habis pegang lemak,
sirup atau apapun karena hasilnya jadi bias )
o Bersihkan jari pasien dengan alcohol swab dan biarkan hingga KERING ( ga
boleh ada lembab sedikitpun, hasilnya bias )
o Tusuk jari pasien dengan lanset ( biasanya kedalamannya antara level 3-4 saja )
o Remas jari pasien untuk membantu pengeluaran darah. ( Pastikan tanganmu steril
juga, dan usahakan hangat sehingga darahnya tidak cepat berhenti )
o Jarum segera diisolasi dan dibuang.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Ambil darah pasien dengan strip glukosa, dan tunggu hasilnya dalam 20s
( tergantung alat yg dipakai )
Notes :
o Edukasikan pasien diabetes untuk :
 Cek Gula Darah tiap hari.
 Lalu catat hasilnya, sehingga pasien tahu perkembangannya, sehingga
pasien bisa kontrol gulanya dan motivasi diet dan olahraga.
o Sebelum menggunakan alat baru, kalibrasi dulu glucometernya dengan stripnya.
o Kadar Gula Darah pasien berubah-ubah tiap waktu.
o Jika Gula darah sewaktu > 200 mg.dl dan diikuti dengan 3P : Poliuria, Polidipsia,
Polifagia itu Diabetes.
Jenis-jenis pemeriksaan kadar gula :
o RBS Random Blood Sugar / GDS Gula Darah Sewaktu
 < 200 mg/dl Normal
 >200 mg/dl Hiperglikemia / Diabet
o Glukosa 2 PP ( 2 jam post prandial / pasca makan )
 Normal 70-120 mg/dl
 Pre-diabet 121-199 mg/dl
 Diabet >200 mg/dl
o Gula darah Puasa
 Normal 75-110 mg/dl
 Pre Diabet / Tolerance Glucose terganggu 111-125 mg/dl
 Diabet >125 mg/dl

Glucose Tolerance Test (GTT)


 Pemeriksaan GTT adalah pemeriksaan klinis untuk mengetahui seberapa cepat glukosa
dibersihkan dalam darah.
 Diggunakan untuk pemeriksaan diabetes, insuline resistence, reactive hipoglikemia dan
gangguan metabolisme karbohidrat lainnya.

Standard OGTT / Oral Glucose Tolerance Test.


Metode Pemeriksaan GTT yang paling sering dilakukan adalah OGTT.
Konsep sederhana : Pasien diberikan glukosa dengan kadar tertentu, lalu setelah
beberapa saat dilakukan pemeriksaan kadar gula darah untuk menentukan seberapa
cepat glukosanya hilang.
Persiapan pasien :
o Beberapa hari sebelum pemeriksaan, pasien tidak boleh membatasi
karbohidrate ( jangan puasa, biasa-biasa aja )

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o 8-12 jam sebelum test ( gampangnya 10 jam ) pasien diminta Puasa
makan, ( minum air putih saja yang boleh )
o Paling bagus dilakukan pagi hari.
Kontraindikasi
o Tidak boleh saat sakit  Karena kalo lagi sakit metabolisme glukosanya
tidak sesuai dengan metabolisme saat dia sehat.
o Berat badan <43 kg TIDAK boleh full dose.  Daya Buang Glukosanya ga
sanggup bersihin dosis glukosa yang dimasukan, sehingga jadinya false
positif.
Indikasi.
o Gejala Klasik Diabetes 3P
o Orang hamil dengan gestational diabetes
o Baru melahirkan bayi dengan berat diatas 4.1 kg.
o Wanita dengan umur <25 tahun dan Overweight yang mau merencanakan
kehamilan.
Diagnosis Banding : “Cara Hapal : CI Emot Pacarnya HG”
o Cushing Syndrome (Kortisolnya tinggi)
o Inherited Disease : Hemochromatosis
o Efek obat Kortikosteroid, Niacin, Phenytoin ( Dilantin), Diuretik tertentu,
Atau obat-obatan hipertensi;HIV/AIDS.
o Phenochromocytoma
o Hipertiroidism
o Gestational Diabetes

Prosedur :
o Pasien diambil gula darah terlebih dahulu  menjadi gula darah baseline.
o Lalu pasien diberikan minum air glukosa dengan cepat-cepat ( dalam waktu 5
menit )
 DOSIS : 1,75 gr Glukosa / kg.bb (untuk anak-anak)
 75 gram glukosa untuk dewasa yang memenuhi kriteria diatas.
 50 gram glukosa untuk ibu hamil ( gestational diabetes )
o Darah diukur dengan interval 1 jam, 2 jam hingga 3 jam sesuai kebutuhan.
o Beberapa pemeriksaan juga dapat dilakukan mengikuti pemeriksaan darah,
seperti kadar insuline dan glucose urine.
Intrepetasi Hasil :
o Setelah puasa : Normal Blood Glucose rate is 60-100 mg/dl.
o Setelah minum glucosa 2 jam:
 Normal : Kadar glukosa dibawah 140 mg/dl.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Impaired Glucose Tolerance / IGT/Pre-Diabet : Kadar glukosanya
140-200 mg/dl.
 Diabetes : Kadar glukosa lebih besar dari 200 mg/dl.
Notes :
o Standard 2 jam OGTT sudah cukup untuk mendiagnosa Diabetes.
o Tapi untuk kasus pertama ( yg belum pernah didiagnosa Diabetes )
dibutuhkan pemeriksaan yang lebih lama dan kalo perlu pemeriksaan lain
(misalnya insuline). Soalnya bisa ada kelainan lain ( misalnya Reactive
Hipoglikemi, Hipothalamic Obesity, )
o OGTT tidak bisa terlalu dipakai untuk diagnosis reactive hipoglikemia
karena :
 Normal level belum tentu bisa singkirkan diagnosisnya
 Nilai abnormal tidak bisa membuktikan kalo dia bener bener sakit.
 Banyak orang yang reactive hipoglikemia, udah parah, baru turun
glukosanya.

HBA1c
HBA1c adalah pemeriksaan laboratorium yang menunjukan rerata gula darah selama 3
bulan terakhir.
Tujuan : Menunjukan outcome dari kontrol diabetes.
Hasil : ( tergantung laboratorium dan alatnya )
o Normal ( No Diabetes ) : < 5,7%
o Pre-Diabetes : 5,7-6,4%
o Diabetes : >6,5%
Syarat Diagnosis :
o Harus ada riwayat gula darah tinggi selama > 3 bulan
o If HBA1c >6.5% dan belum pernah diabet  Bisa didiagnosa sebagai Diabet
o Kalo udah diabates, HBA1c >7% berarti Diabetes Tak Terkontrol
Kontrol Diabetes : Target pengobatan jaga supaya levelnya <7%.
Diagnosis Banding :
o Anemia
o Kidney Disease
o Blood Disorder ( Thalasemia )
Jika HBA1c tinggi resiko komplikasi : “Cara Hapal SEHKiN”
o Stroke
o Eye Disease
o Heart Disease
o Kidney Disease
o Nerve Disease

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Resiko memburuk kalo HBA1c lebih tinggi lagi dan lebih lama.

ANEMIA
Anemia

Makrositik Normositik Mikrositik

Non
Megaloblastik Hemolitik Non Hemolitik Thalasemia Alpha
Megaloblastik

Folic Acid
Defesiensi
Alcohol Disease Ekstravaskuler Intravaskuler Aplastik Anemia Thalasemia Beta

Sianokobalamin Mikroangiopathic
Liver Disease HbC Disease IDA ( Early) IDA ( Late )
Defisiensi Anemia

Paroxymal
Diamond Blackfan Makroangiopathic
Orotic Aciduria Nocturnal Anemia On Kronik Keracunan Timbal
Syndroma Anemia
Hemoglobinuria

AIHA Warm and Anemia


Sickle Cell Anemia
Cold Sideroblastik

Hereditary
Infection
Spherocytosis

G6PD Defisiensi

Patologi Sel Darah

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Semua sel Prekursor, Progenitor bahkan Stem Cell kalau ada didalam apusan darah
tepi = Itu adalah PATOLOGIS. Disebut sebagai Sel BLAST.
 Patologi pada Lini Eritropoiesis

 Retikulosit

 Sideroblastic Anemia

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B
Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B
Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B
Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B
Hasil-Hasil Pemeriksaan Darah pada Berbagai Penyakit
Hematologi Onkologi.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Sesuai Slide dr. Haryanto

Anemia Hemolitik
o Apusan darah tepi : Ditemukan Schistosit, Spherosit
o Retikulosit Naik
o Bilirubin Unconjugated Naik  Sampai jaundice
o LDH Naik
o Haptoglobulin Naik
o Coomb Test Naik
o Haemosiderin Urine Naik
o Urobilinogen Urine Naik
Anemia Makrositik
 Pada Anemia Defisiensi Sianokobalamin / B12, didapati hasil :
o RBC Count Turun
o Hb Turun
o MCV Naik
o MCH Naik
o Retikulosit Normal/Turun
o Platelet Count Normal/Turun
o Neutrofil Segmen Naik, Banyak yang Multisegmented

Anemia Defisiensi Besi


Hasilnya dibagi dalam 5 stadium :
 Stage 1 :
o Bone Marrow Iron Stores Turun
o Hb dan Serum Iron Normal
o Serum Feritin < 20 ng/ml Turun
o TIBC Naik.
 Stage 2 :
o Serum Iron < 50 ug/dL Turun
o Saturasi Transferin < 16% Turun
o Transferin level Naik.
o Serum Iron level Turun
o Serum feritin receptor level > 8.5mg/L Naik
 Stage 3 :
o Apusan darah tepi : Mikrositosis dan Hipokrom.
 Stage 4 :
o Apusan darah tepi : Mikrositosis Hipokrom, Pencil Cell Positif.
 Stage 5 :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o IDA mempengaruhi jaringan, sudah mulai muncul Sign and Symptom.
Anemia of Chronic Disease
o HT < 25% Turun
o MCV Normal / Turun
o Serum Iron dan Saturasi Transferin Turun
o Feritin Normal atau Naik.
Seperti IDA, tapi serum feritin normal atau naik.
Anemia Sideroblastik
o Anemia Moderate
o HT 20-30%
o MCV tidak jelas
o Apusan Darah Tepi : Dimorfic Population ( Normocytic Hipochrom ), Ada
Cincin Besi disekitar membran RBC
o Transferin Tinggi
o Serum Iron Tinggi
o DDx : Keracunan Timbal, Lead Serum Naik.
Anemia Aplastik
o Pansitopenia ( RBC,WBC, Trombosit, Retikulosit Turun )
Anemia Normositik.
o Semua level hemoglobin Turun, tapi MCV Normal.
Anemia Dimorfik
o Ada 2 jenis anemia yang terjadi secara bersamaan : Contoh Makrositik
Hipokrom dengan IDA atau Kobalamin Deficiency.
o Kalau ada riwayat konsumsi Acetaminofen / Tylenol  Heinz Body Anemia.
Myeloproliferatif Disorder
Suatu tanda clonal malignancies pada HSC.
 Terdiri dari 2 komponen : Philadephia Kromosom Mutation Negatif ( PV,
Esensial Trombositosis, Myelosklerosis ) & Philadephia Kromosom Mutation
Positif ( CML )
 Polisitemia Vera  Overproduksi RBC, EPO Level Naik, Hematokriy naik >
70-80%
 Esensial Trombositosis  Platelet Cell Naik >450.000 lebih dari 2 bulan.
Hasil Labnya :
Platelet count :
Sustained thrombocytosis in excess of 1000 x 1000000 /mL
White cells count :
Neuthrofil leukocytosis
Anemia
Normocytic Normochrome

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Bone marrow :
Marked megakaryocytic proriferation
 Myelosklerosis  Overproduksi jaringan kolagen dan fibrosa pada jaringan
bone marrow, sehingga menurunkan kapasitas prodyjsu bone marrow. Ada
Teardrop Shaped Cell, Ada Retikulosit, Ada Sel WBC Imatur dan Basophilia.
 CML  Peningkatan Granulosit Semua Tipe, Banyak Imatur Myeloid Cell.
 Pemeriksaan Labnya :
Incidous onset with loss, pallor
Splenomegaly
Normocytic normochrom
Red cell morphology:
Prominent poikilocytosis ( teardrop form) and anisocytosis
Nucleated res cells common in periferal blood
White cell count
Elevated /normal or rarely decrease, immature granulocytes
Occasionally myeloblast, mild eosynophilia and basophilia
Platelet count :
An certain , giant platelets, micromegakaryocytes, megakaryocytic
fragment
Bone marrow :
Panmyelosis with increasing myelofibrosis.
Myelodisplastic Syndrome / Preleukemia
o RBC Turun
o WBC Turun
o Trombosit Turun
o RAEB ( Refractory Anemia with Excess Blast )
Leukositosis :

o WBC Naik Dibagi dalam 3 stadium :


o Granulosit Naik
o Slight Leukositosis
o Limfosit Naik
10400-15000 (ceban si pek—
o Monosit Naik ban go)
o Eosinofil Naik o Mild Leukositosis 15000-
o Basofil Naik 20000 ( ban go—no ban )
o Severe Leukositosis
>20.000 ( ane kui )

Leukopenia
o WBC Turun
o Neutrofil Turun

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Limfosit Turun
o Eosinofil Turun
Leukemoid Reaction
o Kondisi Benign, tapi WBCnya tinggi dan terlihat seperti leukemia based on
hasil PK
o Leukositosis Naik > 50000
o Shift To The Left Neutrofil Naik
o Ditemukan sel Myelosit, Metamyelosit, Promyelosit tapi tidak ketemu Blast.
o Trombosit Turun
o Basofil Naik
o Eosinofil Naik
o Leukosit Alkaline Phosphatase Naik

Qualitative Platelet Disorder


o Bleeding Time > 7,1 menit
o Platelet Agregation Studies
o Von Willebrand Factor Studies
Quantitative Platelet Disorder ( Trombositopenia dan Trombositosis )
o Trombositosis :
 Platelet > 450.000
 Terbagi menjadi 2 : 1o (dari Produksinya ) dan 2o (Akibat infeksi
inflamasi, bleeding, cancer )
o Trombositopenia :
 Platelet < 150.000
 Penyebab : Platelet Underproduction, Increased Platelet Destruction
( Ada Megakariosit ) dan Platelet Sequestration ( Hypersplenism )

URINE
Urine Examination :

Tujuan pemeriksaan urine :


1. General eval
2. Diagnosis penyakit ( metabolik, sistemik, endokrin, ginjal, saluran pipis, diabetes
monitor)
3. Cek Kehamilan
4. Cek pake NAPZA

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Berbagai jenis sampel urine dan tujuan pemeriksaannya :
1. Urine Pagi / First Morning  Skrining rutin, tes hamil, protein ortostatik
2. Puasa  monitor gula darah puasa
3. 2 Jam post-prandial / pp  monitor glukosa 2 jam pp
4. Glucose Tolerance Test  Monitor glukosa sesuai GLU TO Test.
5. Urine 24 jam ( untuk periksa creatinin clearance )  Kuantitatif kimia urine
6. Urine Kateter  Kultur bakteri
7. Mid Stream Clean Cateter  Skrining rutin kultur bakteri
8. Suprapubic aspiration  Bladder urine for bacterial culture ( khususnya unaerob )
cytology
9. Three Glass Colection  Infeksi Prostate.

Pengambilan sampel.
Umumnya sampel didapat dari urine yang langsung di tampung di penampung urine
yang steril.
o Sebelum urinalisis, hindari kegiatan yang bisa sebabkan ada sedikit hematuri
dalam pipis.
o Sebelum diambil sampel STERILISASI SEMUA AREA, biar ga ada kontaminan
o Ataupun konsumsi obat tertentu yang mempengaruhi urinalisis ( Nitrodurantoin,
Phenazopiridin, Rifampisin )
o Sebaiknya gunakan first morning urine ( plg pekat ).
o Pada cewek, urinalisis ga boleh saat mens atau keputihan.
o Pada cowok yang belum sunat, preputiumnya buka dulu lalu sterilkan.
o Harus diperiksa dibawah 2 jam. Jika mau ditunda, simpan dalam kulkas 2-8oC
dalam waktu 24 h, jika tidak sedimen rusak dan pH turun, ga akurat.

Pemeriksaan urine terbagi menjadi :


 Makroskopis
 Mikroskopis
 Kimia

Pemeriksaan makroskopis melihat :


 Warna urine :
o Normal ( kuning jernih, kuning pucat s.d kuning tua )
o Merah  hematuria, mioglobin, sisa obat (e.g Rifampisin & Phenazopyridine),
habis makan buah merah seperti bit dan red dragonfruit.
o Kuning pekat  jaundice, dehidrasi.
o Kuning muda  viy\tamin B yang diekskresi
o Coklat kemerahan  Hepatitis dan Rhabdomiolisis
o Bening seperti air  Overhidrasi
o Hitam  Melanuria, akibat Melanoma
o Flurescent Yellow / Greenish urine  kebanyakan vit B, dan asparagus.

 Aroma urine :
o Dipegaruhi makanan yg dimakan
o Bau Pesing : asam jengkolat
o Bay lebih menyengat : Asam asparagausic.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Kejernihan Urine :
o Normal Urine : Transparant
o Turbid ( Cloudy ) urine bisa karena hal normal atau abnormal
o Keruh : Berkristal,Mukus / Lendir, Vaginal Discharge, Leukosit dan Jamur

 Volume Urine :
o Orang dewasa 1-2 liter/hr
o Dipengaruhi hidrasi, aktivitas, suhu, kelembapan, kesehatan.

Pemeriksaan mikroskopis urine :


 Prosedurenya :
o Urine 7-8 cc dimasukan kedalam tabung sentrifuge besar.
o Diputar 5 menit dgn kecepatan 1500-2000 rpm.
o Supernatan dibuang dan 0,5 cc sedimen disisakan.
o Resuspensi sedimen
o 1-2 tetes sedimen diambil, ditetes objek glas dan tutup dengan kaca penutup
kemudian diamati :
 Perbesaran 10X : Kristal, epitel, silinder  hasil dilapor per lapang
pandang kecil
 Perbesaran 40X : eritrosit, leukosit, jamur, hifa, bakteri, parasit, spora 
hasil dilapor per lapang pandang besar
 Unsur dalam sedimen :
o Organik :
 Epitel :
 Berinti satu / lebih besar dari leukosit, bentuk beda menurut
asalnya.
 Epitel Gepeng : lebih banyak dalam urine wanita, berasal dari
epitel vulva dan epitel uretra distal, bentuk dan besar bervariasi/
 Epitel Transisional : dari buli, bentuk tonjolan
 Epitel Tubular : lebih ke kuboid, kecil dan bulat.
 Oval Fat Bodies : Sel epitel yang mengalami degenerasi lemak,
bentuk membulat. Lemak mungkin tersusun bertumpuk-tumpuk.
Jelas dalam pewanaan SUDAN III.

Sel epitelium tubular di dalam sedimen urine

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Oval fat bodies in urine

Sel Epitel Gepeng dan Sel Epitel transisional

 Eritrosit :
 Bulat tanpa struktur,
 Lihat Isotonisnya Bila urine pekat  krenasi, Bila urine encer 
Bengkak s.d Hemolisis.
 Normal : 0-2 / Lapang pandang besar
 Jumlah meningkat bila ada :
o Kerusakan grumeolus
o Tumor tractus urinarius
o Trauma
o Nefrolitiasis
o Infark Ginjel
o ATN
o UTI
o Nefrotoxic
o Stress fisik
o Kontaminasi akibat mens
o Trauma pasca cateter.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Leukosit :
 Bulat, berbulir halus, inti lebih jelas bila diberi asetat 10%, dapat
diwarnai dengan larutan Sternheimer Malbine.
 Pyuria : Leukosit > 5 Lapang pandang besar
 Tanda : UTI, GN Akut, Inveksi vagina serfiks, Inveksi uretra.

 Silinder / Cast :
 Dibentuk di TKD atau TK. Karena TKP dan Henle bukan tempat
dibentuknya cast.
 Pembentukan silinder dimulai dari pembentukan mucoprotein
Tamm Horsfall dari sekret sel tubulus. Protein ini membentuk
hialinisasi di TK.
 Bentuk-bentuk cast :
o Silinder Hialin : Sisinya pararel, Ujungnya membulat, tanpa
struktur/homogen, tak berwarna, sulit ditemuin karena
cepet lisis.

Silinder Hilain : Spesimen Urine Benedictus


o Silinder Berbutir :
 Butir Halus : Ciri seperti silinder hialin, tapi kalo
dizoom ada sedikit serbukannya
 Butir Kasar : Bentuk lebih pendek dan tebal.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Silinder Lilin / Waxy Cast : Tidak berwarna, berkilau seperti
lilin, pinggir tak rata, ada lekukan dan ujungnya bersudut.
Tanda keadaan berat seperti amyloidosis atau nefritis
lanjut.

o Silinder Eritrosit : Kumpulan eritrosit. Merupakan indikasi


GN, atau kerusakan tubulus yg berat sampai kena vasa
recta.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Silinder Leukosit : Tanda ada inflamasi di ginjal, Ciri
keadaan Pyelonefritis acute dan GN.

o Silinder Seluler : Silinder epitel, kadang ada silinder


eritrosit, leukosit. tanda adanya kerusakan epitel ginjal,
intrarenal bleeding, bacterial pyelonefrtis.
o Silindroid : materi yang menyerupai silinder.Tanda adanya
radang ringan

 Bacteria :
 Sering kali berasal dari kontaminan.
 Bakteri uria tanpa adanya pyuria harus diwaspadai kontaminated.
Kecuali pada DM dan Cushing Syndroma.
 Jika dijumpai bersama leukosit yg meningkat, curiga ada infeksi.
( Perlu diwanai gram atau dibiakin udh identifikasi ) Tapi hati hati
kadang kontaminasi.
 Dalam keadaan normal, urine bersifat steril karenanya dalam
menampung urine untuk pemeriksaan bakteriologi harus bener.
 Kuman yang sering infeksi Tractus urinarius :
o E. Coli
o Aerubacter aerogenes
o Staphylo dan Strepto
o S. Typosa
o P. Vulgaris
o P. Aeruginosa
o M. Tb

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o N. Gonore
 Jika curiga, ya warnai urinenya dan dibiakan. Hubungkan dengan
symptomnya.

Yang seperti basil dan gerak-gerak, Ada Eritrosit ( Bulat, kecil, sito
gelap ) dan Leukosit ( Besar, bergranul, sito tak gelap )

 Parasite
 Spora
 Benang Lendir : tanda iritasi saluran kemih.
 Spermatozoa : Kadang ada di urine pria

 Hyphae :
 Yeast dan Fungus biasanya karena kontaminan,
immunocompremise, obstruksi saluran urine, pasca konsumsi
antibio dalam waktu yang lama.
 Yeast bisa juga jadi true infection. Sukit untuk dibedakan antara
RBC dengan Kristal yang tak berbentuk. Tetapi bisa dilihat dari
bentuk tunasnya. Bisa berkolonisasi di bladder, uretra, vagina.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Anorganik :
 Bahan Amorf :
 Urat dalam urine asam dan posphat dalam urine basa.
 Kristal dalam urine normal :
 Kristal Fisiologis : Urat, Kalsium Oksalat, Triple Posphate, CaCO3.

Yang kayak oval, Urat. Yang kayak Kotak, itu Kalsium Oxalat

Ini Kristal Amorf.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Kristal Tripel Phosphate / Magnesium Phosphate

 Kristal Patologis : Leu, Sis, Tyr, Kolesterol, Bile

Kristal Leusin

Kristal Tyrosin ( Seperti bulu babi )

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Dalam urine asam : Asam urat, Natrium urat dan jarang sekali ca
sulfate. Kristal urat biasanya warnanya kuning
 Dalam Urine asam atau netral atau agak basa, Ca oksalat dan
kadang asam Hipurat.
 Dalam urine lindi atau dalam urine yg netral, Amnonium dan
Magnesium fosfat ( tripel phosphate) dan Dikalsium fosfat.
 Dalam urine iindi : CaCO3, Amonium Biurat dan Ca Posphate.
 Kristal bisa juga dari macam obat sulfonamide.
 Bahan lemak : Diwarnai dengan sudan III atau diperiksa dgn
mikrosop polarisasi.

Pemeriksaan kimia urine :


1. Dengan Test Stripe Method / Dipstick :
Pemeriksaan cepat untuk cek :
 Leukosit Esterase
 Nitrit
 Urobilinogenuria
 Proteinuria
 pH urine
 Blood/ Hematuria or Mioglobinuria :
 Spesific Gravity
 Ketouria
 Bilirubinuria
 Glucosuria.

Clinical Application :
Pemeriksaan Clinical Application

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


Leukosit Esterase ISK, Cystitis, Pyelonefritis
Nitrit Cystitis, Pyelonefritis
Urobilinogenuria Kerusakan hati, Hemolisis,
Porphirinuria
Proteinuria Kerusakan membran gromerular,
defek readsorpsi tubular, Bence
Jones protein, Nefropathy Diabet,
Transien karena Demam, Latihan
Fisik, Dehidrasi, Fase Akut, Hamil,
Proteinuria Orthostatik
pH Urine Kemampuan ginjal ekskresi asam,
disfungsi tubular distal, pH rendah
pada asidosis, tinggi pada
alkalosis, ISK
Blood Pendarahan trauma iritasi, ISK,
GN, Pielonefritis, Luka bakar,
Tumor, Kontak bahan kimia,
Reaksi Transfusi, Menstruasi,
Mioglobin
Spesific Gravity DI, Isosthenuria ( kehilangan
kemampuan adsorpsi tubular)
Ketonuria DM, Diet, Kelaparan
Bilirubinuria Kerusakan Hati, Obstruksi Saluran
Empedu
Glucosuria DM, Hamil, Defek Reabsorpsi
Tubular

2. Hasil Intrepetasi :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


3. Abnormalitas Hasil Intrepetasi :
a. Proteinuria :
i. Has no s&s in the early stages.
ii. Kalau advantage stage : Oedema
iii. Tanda kerusakan ginjal.
iv. Early detection renal disease.
v. Bisa dari Prerenal, Gromerular, Tubular dan Post Renal.
vi. Normal albuminuria <20 mg.L-1
vii. Protein normaly retained by Glomerular Basement Membrane :
1. Small Protein ( Mr < 40.000 ) pass thorugh filter.
2. Large Protein ( Mr > 200.000) completely retain by
glomerular filter.
3. Medium size molecule : Filtration dependent upon yhe
charge on protein. Semakin negative, permeabiktas
menurun. Cth : Albumin
Pre renal Proteinuria.
1. Karena ekskresi small protein melebihi kapasitas
reabsorpsi tubulus.
2. Terjadi pada : Heart Failure, MI, Apoplexy, Craniocerebral
Trauma, Serangan Epilepsi, Kolik, Febril, Pasca Operasi
3. Batas proteinuria fisiologik : <100 mg.L-1
4. Proteinuria Fisiologis :
Akibat physical execise ( seperti habis lari
marathon ), vasokons drug dan hamil, kadang
sebelum usia 30 tahun orang sehat bisa juga.
5. Mikroalbuminaria :
a. Terjadi pada diabetes insipidus, hipertensi
mediated nefropathy in early stage.
b. Butuh tes khusus.
Renal Proteinuria terjadi pada :
 Glomerular Proteinuria
o Most common form of diagnostically relevant
proteinuria.
o Decrease efficiency filtering out of medium size
molecule protein
o Tanda : Primary Glomerulopathy ( GN ) dan
Secondary Glomerulopathy ( DM, HT, thikening of
glomerular basement membrane )
o Determination of albumin in urine serves as Dx
marker for Nefropathy diabetic.
 Tubular Proteinuria

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Increase ekskresi low molecular protein yang
disebabkan reduced reapsorpsi with normal GFR.
o Disease : Chronic Interstisial Nefropathy, Analgesic
Abuse, ATN dan CTN.
 Tubulo-Glomurural Proteinuria
o Found in primary and secondary renal disease.
o Overburdening of tubule apparatus.
o Severe glomerular proteinuria
 Tubulo Interstisial Nefropathy :
o Exposure of Heavy Metal
o Side effect of Nefrotoxic drug ( Aminoglikosida,
Sitotoxic Agent, NSAID, Analgesik )
o Bisa diggunakanj marker Mikroprotein Alpha-1
mikroglobulin, dan Betha-N-Asetil Glucosaminidase
untuk cek kerusakan tubulus.
 Post-Renal proteinuria :
o Ekskresi of All Plasma Protein ( Mr>500.000).
biasanya eritrosit.

b. Hematuria :
i. Makro hematuria : terlihat dalam makroskopis
ii. Mikro hematuria : Test Strip atau Mikroskop. ( HARUS 2-2nya
baru valid )
iii. Disebabkan hematuria pada Tractus urinarius ( Batu, Radang,
Infeksi ) dan extra renal hematuria ( Bleeding, HT, HF,
Trombosis )
iv. Bisa jadi karena Hb atau Mioglobin.
v. Spesific for Gromeular disease : Hematuria Spontaneous with
Proteinuria.
vi. Post Renal Bleeding : In microscope phase contrast sedimen :
Many eritrosit.
c. Leucosituria :
i. Tanda ada UTI dan Inflam di Ginjal
ii. Pada wanita, hati hati kontaminasi dari vaginal sekret.
iii. Tanda awal Acute dan Chronic Pyelonefritis. Dimana akut diikuti
demam, sakit ginjal, peroteinuria dan eritrosituria.
iv. > 20 Leukosit dalam 1 ul urine : Ga bener.
v. 10-20 leukosit dalam 1 ul urine : Suspek.
d. Bakteriuria :
i. Usia meningkat, Wanita hamil.
ii. Cowo dengan BPH
iii. HT dan DM, Kateter, Batu, Analgesic abuse, Congenital urological
disease.
iv. Mikrobial : <10.000, 10.000-100.000, > 100.000.

Pemeriksaan SEDIMEN urine :


1. Sampel : Terbaik Urine Pagi ( karena pekat ), Harus diperiksa dalam 2 jam atau kalo
mau ditunda, simpen disuhu 2-8oC. Jika terlalu lama ditunda, akan merusak sedimen
karena pHnya turun.
2. Prosedur :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


a.7-8 cc urine dimasukan kedalam tabung sentrifuge besar.
b.Sampel diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 RPM
c.Supernatan dibuang dan menyisakan 0,5 cc sedimen
d.Sedimen diresuspensi / dihomogenkan.
e.1 tetes sedimen diambil menggunakamn pipet, dan diteteskan ke kaca objek
bersih, lalu ditutup dengan kaca penutup.
f. Kondensor mikroskop diturunkan dan diafragma dikecilkan.
g. Dalam perbesaran 10 X : Cari Epitel, Silinder dan dilaporkan per LPK.
h. Dalam Perbesaran 40 X : untuk lihat erit, leuko, jamur, hipa bakteri, parasit,
spora dan dilaporkan per LPB.
3. Unsur dalam Sedimen :
a. Organik : Epitel, Leuko, Erit, Silinder, Bakteri, parasit, Spora, Hipa
b. An Organik :
i. Kristal Normal : Urat, Kalsium Oksalat, Tripel Pospat, CaCO3,
ii. Kristal Abnormal : Leusin, Sistin, Tirosin, Kolesterol, Bilirubin

SCREENING RENAL DISEASE

1. Urinary Investigation :
 Test Strip Exam : Use test strip with high sensitif and spesific exam.
 Mikroskopic Exam : sedimen urine
 Exam Alpha-1-Mikroglobulin : Cek tubulo intersstisial nephropathies at early
stage.
 Total Protein Urine : Untuk Bence Jones Proteinuria, MM, Waldenstroms
Macroglobulinemia.
2. Anamnesa, Dip-Stick, Mikroskopik + Urine Culture , Tx. Case History, Cinical
Finding, Blood Exam, Urinalisis, Imaging.
3. Investigation :
 Creatine
 Urea / Ureum.
4. More Spesific Investigation :
 Histological Investigation + Immunofluorescence Investigation
 ANA
 ANCA
 Antibodies to grumerular basement membranes.
 Elevated Antistreptolysin titres and antistreptococci DNAse.

BLEEDING DAN CLOTTING TIME


Screening Test Untuk Bleeding Disorder :

Platelet Count
o Pendarahan Spontan beresiko kalo Platelet < 20.000
o Resiko pendarahan operasi bahaya klo platelet 40.000-70.000

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


o Kalau turun salah satu diagnosanya DIC.
Bleeding Time
o Naik jika disorder mikrovascular system : Scurvy
o Ehler Danlos Syndrome / Inherited Collagen Disorder
Protrombin Time / PTT: Naik Jika ....
o Faktor V, VII, X turun <50%,
o Protrombin Level < 30% dari normal.
o Fibrinogen < 100mg/dl
o Severe Hepato Cellular Disease
o DIC
o Vit K Defisiensi
o Excess Warfarin Tx
Activated Partial Tromboplastin Time / aPTT : untuk periksa intrinsik
pathway.
o Naik jika ada kerusakan pada Intrinsik Pathway atau Common Pathway
Clotting Time : PTT + aPTT
Fibrinogen Level
o Naik kalau ada DIC dan Severe Liver Disease
Torniqet Test / Rumpel Leede Test / Hess Test
o Naik jika ada Poor Platelet f(x), Bleeding Diathesis atau Trombositopenia,
Scurvy, Dengue Fever.
Trombin Time (TT) / Trombine Clotting Time (TCT)

Bleeding Time:

Tujuan :
o Menilai faktor hemostasis ekstravaskuler.
Dipengaruhi oleh keadaan dinding kapiler dan jumlah trombosit.
o Menilai kemampuan vaskuler dan trombosit untuk menghentikan
pendarahan.
Metode Ivy
o Langkah Kerja :
1. Voler lengan bawah dibersihkan dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering
2. Tensimeter dipasang pada lengan atas dan dipertahankan pada posisi
40mmHg.
3. Kulit lengan bawah ditegangkan dan ditusuk dengan lanset pada 3 jari
dibawah lipat siku dengan kedalaman 3 mm ( tusukan harus cukup dalam
sehingga bercak darah harus > 5 mm
4. Saat darah mulai keluar, nyalakan stopwatch.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


5. Setiap 30 detik, tempelkan kertas saring pada darah yang keluar, tanpa
menekan kulit dibawah tetesan tersebut
6. Hentikan stopwatch pada saat darah tidak dapat diisap lagi.
7. Hitung jumlah tetesan darah pada kertas saring.
Metode Duke
o Indikasi :
Hanya dilakukan pada Bayi atau Anak Kecil. ( Mereka susah dipasangin tensi )
o Langkah Kerja :
 Bersihkan daun telinga anak dengan alkohol 70% dan dibiarkan kering.
 Tusuk pinggir daun telinga anak dengan lanset sedalam 2 mm.
 Nyalakan stopwatch saat darahnya keluar
 Setiap 30 detik, tempelkan kertas saring pada darah yang keluar, tanpa
menekan kulit dibawahnya.
 Hentikan stopwatch pada saat darah tidak dapat diisap lagi.
 Hitung jumlah tetesan darah pada kertas saring.
Hasil :
o Rumus :
BleedingTime=JumlahTetesan Darah ×30 detik
o Nilai Normal :
o Pada Metode Ivy :
1-6 menit. Bila lebih dari 10 menit, hentikan percobaan dan laporkan.
o Pada Metode Duke :
1-3 menit. Bila lebih dari 10 menit, hentikan percobaan dan laporkan.

Clotting Time, PT APTT:

Tujuan :
o Mengukur lamanya waktu yang diperlukan darah untuk membeku.
o Ukuran aktifitas faktor-faktor koagulasi darah
Metode Modern :
o PT / Protrombin Time : Menilai jalur ekstrinsik pembekuan darah dan jalur
bersama ( Faktor pembekuan VII, X, V, II (Protrombin) dan I (Fibrinogen)
o aPTT / Activated Partial Tromboplastin : Menilai jalur intrinsik dan common
pathway ( Faktor Pembekuan XII, Pre Kallikrein, Kininogen, Xi, IX, VIII, X, V,
II dan I )

Metode Kuno :

Metode Duke :
o Alat dan bahan :

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B


 Tabung Kapiler Panjang 10 mm, Diameter 1-2mm dikikir dengan masing-
masing jarak 1cm agar dapat dipatahkan
 Lanset dan jarum
o Langkah Kerja
 Buat tusukan pada ujung jari atau daun telinga sehingga darah mengalir
keluar
 Nyalakan stopwatch bersamaan saat darah mengalir
 Dua tetes darah pertama dihapus, tetesan ketiga dan seterusnya dihisap
kedalam tabung kapiler.
 Setiap 30 detik, tabung kapiler dipatahkan pada goresan.
o Hasil :
 Masa pembekuan ialah saat terlihat benang fibrin pada pematahan kapiler,
terhitung mulai stopwatch dinyalakan
 Nilai Normal Duke : 2-6 menit
o Catatan : Ulangi pemeriksaan secara dua kali ( Duplo )
Metode Modifikasi Lee & White :
o Alat dan bahan
 Rak berisi 4 tabung berdiameter 7-8 mm
 Suntikan 5 atau 10 ml.
o Langkah Kerja :
 Lakukan pungsi vena dengan suntikan 5 atau 10cc. Pada saat darah masuk
kedalam semprit, jalankan stopwatch dan isaplah 5 ml darah.
 Lepaskan suntikan dan alirkan perlahan-lahan 1 ml darah kedalam tiap
tabung yang dimiringkan waktu diisi dengan darah.
 Setiap 30 detik, tabung pertama diangkat dari rak, dan dimiringkan untuk
menilai pembekuan darah.
 Tabung lain tidak ikut digoyang!
 Setelah tabung pertama darahnya beku, periksa tabung kedua setiap 30
detik untuk menilai pembekuan
 Lakukan hal yang sama pada tabung ketiga dan keempat, dan nilai
waktunya.
o Hasil :
 Lama masa pembekuan adalah rerata masa pembekuan dari tabung kedua,
tiga dan empat.
 Pelaporan dengan dibulatkan setengah menit.
 Nilai Normal 9-15 menit.
 Kalau lebih dari 20 menit dianggap memanjang / abnormal.

Created by : dr. Ryoku, Sp.PK. Dr.dr. Cafe, Sp.B

Anda mungkin juga menyukai