Anda di halaman 1dari 10

129

Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia (1) (2021) x-xx

Jurnal Pendidikan Ekonomi Indonesia


Journal homepage: https://ejournal.upi.edu/index.php/JPEI/index

Dampak Inflasi terhadap Kontraksi Perekonomian


Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Ahmad Maolana1*, Dian Rahmawati2, Dila Fadhila3, Fitria Permatasari4, Jilan Azizah Dwi P.5, Nuke Maulidia6,
Nurmayanti7, Regita fahriyah8, Robiatus Sofiah9, Siti Anisa10, Yuni Kusumadewi11

1
Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung, Indonesia
Correspondence: E-mail: ahmadmaolana@upi.edu

A B S T R AK ARTICLE INFO
Pandemi Covid-19 saat ini sedang melanda dunia termasuk Article History:
Received 00 Jan 2xxx
Indonesia, sehingga menimbulkan dampak termasuk sektor Revised 00 Jan 2xxx
Accepted 00 Jan 2xxx
ekonomi di Indonesia termasuk halnya inflasi. Tujuan Available online 00 Jan 2xxx
____________________
penilitian ini adalah untuk mengetahui berbagai kebijakan Kata Kunci:
Inflasi,
yang dilakukan pemerintah terhadap inflasi di Indonesia pada
Perekonomian,
masa pandemi Covid-19. Metode penelitian yang digunakan Kebijakan,
Covid-19,
dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif, yang Indonesia

mana metode penelitian kualitatif ini bermaksud untuk


memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Pengumpulan data penelitian ini menggunakan metode studi
kepustakaan serta jenis data yang dikumpulkannya adalah
data sekunder. Teknik analisis dilakukan dengan analisis
deskriptif. Berdasarkan penelitian, hasil dari penilitian ini
menunjukkan beberapa kebijakan fiskal yang diterapkan
pemerintah dalam mengatasi inflasi pada masa pandemi
Sefaoui, et.al. Physico-chemical investigation of wastewater from the Sebdou-Tlemcen… | 130
covid-19, diketahui bahwa strategi kebijakan fiskal yang
berpengaruh terhadap output dan inflasi pada perekonomian
Indonesia dapat dilihat dari kebijakan pemerintah yang
tertuang dalam 3 stimulus.

© 2022 Tim Pengembang Jurnal UPI

DOI:
e- ISSN
131 | Indonesian Journal of Science & Technology, Volume 6 Issue x, April 2021 Hal x-xx

1. PENDAHULUAN jumlah barang atau pun jasa yang ditawarkan


Inflasi merupakan salah satu indikator (Winardi).
stabilitas perekonomian dan isu
Menurut teori keynes inflasi terjadi karena
perekonomian yang selalu menjadi perhatian
masyarakat memiliki permintaan melebihi
penting bagi negara berkembang. Bank
jumlah uang yang tersedia. Keynes
Indonesia (BI) mendeskripsikan inflasi dalam
menyatakan bahwa inflasi terjadi karena
Inflasion Targeting Framwork sebagai
masyarakat ingin hidup melebihi batas
kecenderungan harga-harga untuk
kemampuan ekonomisnya. Proses pembuatan
meningkatkan secara umum dan terus
rizki atas golongan masyarakat masih
menerus. Sedangkan menurut Badan Pusat
menimbulkan permintaan agregat
Statistika (BPS), inflasi merupakan sebuah
(keseluruhan) yang lebih besar daripada
nilai ketika tingkat dari harga yang berlaku di
jumlah barang yang tersedia, mengakibatkan
dalam suatu bidang ekonomi. Sebagai salah
harga secara umum naik.
satu dari indikator di dalam melihat
kestabilitasian perekonomian satu wilayah Dewasa ini selain inflasi yang sedang

tertentu, perkembangan harga jasa dan barang terjadi, dunia sedang dilanda dengan pandemi

pada umumnya dapat dihitung melalui indeks Covid-19 yang berpengaruh terhadap

harga dari para konsumen. Dengan demikian, perekonomian di dunia. Covid-19 adalah

angka inflasi amatlah mempengaruhi besar penyakit menular yang disebabkan oleh jenis

kecilnya produksi suatu barang. coronavirus yang baru ditemukan.


Coronavirus adalah suatu kelompok virus
Inflasi juga merupakan salah satu kejadian
yang dapat menyebabkan penyakit pada
moneter yang ditunjukkan dari satu
hewan atau manusia. Beberapa jenis
kecenderungan dari naiknya harga barang-
coronavirus diketahui menyebabkan infeksi
barang pada umumnya. Dalam kejadian ini
saluran nafas pada manusia mulai dari batuk
berarti sedang terjadinya penurunan tingkat
pilek hingga yang lebih serius seperti Middle
nilai mata uang (Rimsky K. Judisseno).
East Respiratory Syndrome (MERS) dan
Inflasi adalah suatu periode pada masa
Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
tertentu, yang terjadi ketika suatu kekuatan
dalam membeli terhadap kesatuan moneter Gejala umum Covid-19 berupa demam,

menurun. Dalam pengertian Inflasi tersebut batuk kering, dan rasa lelah. Gejala lainnya

bisa timbul jika nilai uang yang didepositokan yang lebih jarang dan mungkin dialami

akan beredar lebih banyak dibandingkan atas beberapa pasien meliputi rasa nyeri dan sakit,
hidung tersumbat, sakit kepala,
konjungtivitis, sakit tenggorokan, diare,
DOI: http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v6ix
p- ISSN 2528-1410 e- ISSN 2527-8045
Sefaoui, et.al. Physico-chemical investigation of wastewater from the Sebdou-Tlemcen… | 132

kehilangan indera rasa atau penciuman, ruam resmi yang terkait lainnya. Penelitian
pada kulit, atau perubahan warna jari tangan kualitatif juga lebih mementingkan segi
atau kaki. Gejala-gejala yang dialami proses daripada hasil yang didapat. Hal
biasanya bersifat ringan dan muncul secara tersebut disebabkan oleh hubungan bagian-
bertahap. Beberapa orang menjadi terinfeksi bagian yang sedang diteliti akan jauh lebih
tetapi hanya memiliki gejala ringan. jelas jika diamati dalam proses.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 2.1 Data Penelitian


pandemi Covid-19 telah mengganggu pola
Penelitian ini menggunakan data tingkat
inflasi di Indonesia. Hingga Juli 2020 , BPS
inflasi 2020 di Indonesia dari bulan Januari
menyatakan pergerakan inflasi sudah
2019 hingga Desember 2020. Data ini
meninggalkan trennya seperti yang terjadi di
merupakan data time series. Data yang
2019.
digunakan adalah dari Januari hingga Juli
2. METODE 2020 di Indonesia berikut ini.

Metode penelitian yang digunakan yaitu Tabel 1. Data Inflasi Indonesia Periode
metode penelitian kualitatif. Menurut 2019-2020
Moleong (2017:6) penelitian kualitatif adalah
Periode Data Inflasi
penelitian yang bermaksud untuk memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh Januari 2019 2.82%

subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, Februari 2019 2.57%


motivasi, tindakan dan lain-lain secara
Maret 2019 2.48%
holistik dan dengan cara deskripsi dalam
April 2019 2.83%
bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu
konteks khusus yang alamiah dengan Mei 2019 3.32%
memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Juni 2019 3.28%

Penelitian kualitatif menurut Hendryadi, Juli 2019 3.32%


et. al, (2019:218) merupakan proses
Agustus 2019 3.49%
penyelidikan naturalistik yang mencari
September 2019 3.39%
pemahaman mendalam tentang fenomena
sosial secara alami. Penelitian kualitatif Oktober 2019 3.13%
menekankan pada kualitas bukan kuantitas November 2019 3%
dan data-data yang dikumpulkan bukan
Desember 2019 2.72%
berasal dari kuisioner melainkan berasal dari
wawancara, observasi langsung dan dokumen
DOI:
e- ISSN
133 | Indonesian Journal of Science & Technology, Volume 6 Issue x, April 2021 Hal x-xx

Januari 2020 2.68% dikumpulkan berasal dari publikasi di


Indonesia (online).
Februari 2020 2.98%

Maret 2020 2.96% 2.3 Pemrosesan informasi

Setelah mendapatkan referensi yang ada,


April 2020 2.67%
maka pemilahan informasi yang sesuai
Mei 2020 2.19%
dengan topik pembahasan adalah Dampak
Juni 2020 1.96% Inflasi terhadap Kontraksi Perekonomian

Juli 2020 1.54% Indonesia di Masa Pandemi Covid-19,


kemudian pengolahan informasi sesuai topik
Agustus 2020 1.32%
pembahasan.
September 2020 1.42%
2.4 Analisis informasi
Oktober 2020 1.44%
Analisis Informasi ini berdasarkan studi
November 2020 1.59% literatur yang dilakukan, analisis data
Desember 2020 1.68% disajikan dalam bentuk grafik dan dilengkapi
dengan narasi deskriptif terkait Dampak
Inflasi terhadap Kontraksi Perekonomian
2.2 Pengumpulan Informasi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Pengumpulan data penelitian ini
menggunakan metode studi kepustakaan.
Jenis data yang dikumpulkan adalah data
sekunder. Data diambil dari Media online
dengan kriteria data diambil dari website
resmi Informasi Pemerintah Indonesia,
website berita online resmi, artikel jurnal
resmi, dan data olahan dari sumber yang
relevan. Kriteria data yang tidak diambil
adalah Informasi website pribadi (blog),
kutipan pribadi orang (non pemerintah),
media sosial (Facebook, Instagram, Twitter,
dan media sosial lainnya), dan media chat.
Rentang pembaruan informasi dimulai dari
Februari 2020 hingga Mei 2020. Data yang

DOI: http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v6ix
p- ISSN 2528-1410 e- ISSN 2527-8045
Sefaoui, et.al. Physico-chemical investigation of wastewater from the Sebdou-Tlemcen… | 134

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Inflasi di Indonesia Sebelum dan Saat Pandemi Covid-19

GRAFIK INFLASI INDONESIA 2019-2020


4
3,5
3
2,5
2
1,5
1
0,5
0
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEPT OKT NOV DES
2019 2,82 2,57 2,48 2,83 3,32 3,28 3,32 3,49 3,39 3,13 3 2,72
2020 2,68 2,98 2,96 2,67 2,19 1,96 1,54 1,32 1,42 1,44 1,59 1,68

2019 2020
.
Gambar 1. Grafik Inflasi Indonesia Periode 2019-2020

Berdasarkan data inflasi Indonesia berturut-turut dari 1,42%, 1,44%, 1,59%,


tahun 2019-2020, inflasi di Indonesia terus sampai 1,68% diakhir tahun 2020.
mengalami penurunan sejak adanya pandemi.
Menurut ketua BPS (Badan Pusat
Realisasi inflasi tahun 2020 berada dibawah
Statistik) Suhariyanto mengatakan bahwa
target inflasi yang ditetapkan pemerintah
Covid-19 telah menyebabkan tren inflasi
yaitu antara 2-4%. Rendahnya inflasi ditahun
Indonesia dan berbagai negara melambat
2020, sejalan dengan kecenderungan
bahkan mengarah ke deflasi. Beliau
penurunan permintaan dan daya beli akibat
mengatakan pada periode ini angka inflasi
dari pandemi Covid-19.
mencatat gangguan yang ditimbulkan dari
Penurunan nilai inflasi ini dimulai lonjakan PHK dan perubahan skema kerja
sejak bulan April sampai Agustus 2020 menjadi WFH (Work From Home) sehingga
menunjukan tanda-tanda terus menurun. memukul permintaan yang berimbas pada
Secara berturut-turut dari 2,67%, 2,19%, supply. Sedangkan menurut Kepala Ekonom
1,96%, 1,54%, sampai 1,32%, dan inflasi Bank Permata, Josua Pardede dalam diskusi
mengalami kenaikan kembali dari bulan media bertajuk Sinergi Memperkuat
September sampai Desember 2020 secara Perekonomian, dia menilai penyebab inflasi
yang terjaga rendah ini salah satunya
DOI:
e- ISSN
135 | Indonesian Journal of Science & Technology, Volume 6 Issue x, April 2021 Hal x-xx

permintaan kredit yang rendah. Sedangkan Gangguan Covid-19 pada inflasi Indonesia
jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) atau sebelumnya juga sudah terlihat pada
tabungan masyarakat terus meningkat. rendahnya inflasi di bulan Ramadan yang
jatuh selama April-Mei 2020. Inflasi
Adanya peningkatan tabungan
keduanya tercatat hanya 0,08 dan 0,07%.
masyarakat menunjukkan persepsi
Idealnya inflasi seharusnya terjadi di
masyarakat mengantisipasi pandemi masih
Ramadan seperti Mei-Juni 2019 di kisaran
akan berlangsung dalam jangka waktu
0,68 dan 0,55%.
menengah dan panjang. CAD negara
berkembang juga menurun karena 3.3. Kebijakan dalam meminamlisir inflasi
kebanyakan bahan baku produksi dalam
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat
negeri berasal dari impor. Meskipun seperti
golongan yakni inflasi ringan, sedang, berat
itu, Josua mengatakan pertumbuhan ekonomi
dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi bila
Indonesia jauh lebih baik dibandingkan
kenaikan harga berada di bawah angka 10%
negara berkembang yang lainnya dan negara
setahun, inflasi sedang antara 10%-30%
maju. Kontraksi perekonomian nasional
setahun, inflasi berat antara 30%-100%
tahun 2020 memiliki progres yang sangat
setahun, dan hiperinflasi atau inflasi tak
signifikan dalam meminimalisir pertumbuhan
terkendali terjadi apabila kenaikan harga
ekonomi di Indonesia.
berada di atas 100% setahun. Dalam masa
3.2. Tren Inflasi di Indonesia tahun 2019 pandemi Covid-19 yang berdampak pada
dan 2020 sektor bisnis, terutama pada sektor pariwisata

Kepala BPS Suhariyanto menyatakan salah dan sektor manufaktur.

satu buktinya terlihat dari Juli 2020 yang Sektor manufaktur juga terimbas
mengalami inflasi minus 0,1% alias deflasi. karena terhambatnya supply chain bahan baku
Deflasi ini tentu bukanlah hal yang biasa, disebabkan kelangkaan bahan baku terutama
karena dua bulan terjadi sesudah periode dari China dan keterlambatan kedatangan
Ramadan yang berakhir per Mei 2020. bahan baku. Hal ini akan berdampak pada
Jika mengikuti pola pada tahun 2019, maka kenaikan harga produk dan memicu inflasi.
deflasi baru terjadi 3 bulan sesudah Ramadan. Pada masa pandemi ini, pemerintah
Pada September 2019 sesudah 3 bulan dari mengambil kebijakan yang tertuang dalam 3
Juni 2019 misalnya, terjadi inflasi minus stimulus fiskal, yaitu :
0,27%. 1. Pada Februari, pemerintah memberikan
stimulus Rp 8,5 triliun untuk

DOI: http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v6ix
p- ISSN 2528-1410 e- ISSN 2527-8045
Sefaoui, et.al. Physico-chemical investigation of wastewater from the Sebdou-Tlemcen… | 136

memperkuat ekonomi dalam negeri sinergi dengan Bank Indonesia melalui Surat
melalui sektor pariwisata. Keputusan Bersama (SKB) Nomor
2. Pada pertengahan Maret, pemerintah 190/KMK.08/2020 antara Menteri Keuangan
kemudian meluncurkan stimulus lanjutan dengan Gubernur Bank Indonesia, sebagai
senilai Rp 22,5 triliun. Stimulus ini pelaksanaan dari ketentuan Perpu Nomor 1
berupa kebijakan fiskal dan nonfiskal Tahun 2020 tentang Kebijakan Keuangan
untuk menopang sektor industri dan Negara dan Stabilitas Keuangan untuk
memudahkan ekspor-impor. Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau
3. Pada akhir Maret, pemerintah dalam rangka Menghadapi Ancaman yang
menetapkan Pembatasan Sosial Berskala Membahayakan Perekonomian Nasional
Besar (PSBB) untuk menangani dan/atau Stabilitas Sistem Keuangan yang
penyebaran virus. Stimulus Rp 405,1 baru saja ditetapkan menjadi Undang-Undang
triliun juga dikeluarkan mendampingi Nomor 2 Tahun 2020.
kebijakan kesehatan itu.
Pembiayan-pembiayan pemerintah
Riset di Bank Indonesia, (2009)
dapat melakukan refocusing/revisi terhadap
membuktikan bahwa kebijakan fiskal
anggaran yang ada di APBN untuk
Indonesia cenderung bersifat asiklikal secara
dioptimalkan penggunaannya selama masa
agregat atau justru prosiklikal jika
pandemic Covid-19. Selain itu, dengan
berdasarkan pengelompokan pengeluaran.
kebijakan new normal baru-baru ini,
Sifat siklikalitas yang demikian berpotensi
diharapkan dapat menyokong pertumbuhan
memberikan tekanan instabilitas dalam
ekonomi tersebut. Dengan beroperasinya
perekonomian, seperti kenaikan inflasi.
sektor industri, perekonomian dapat bergeliat
Plotting antara rasio pengeluaran pemerintah,
kembali dan mengontrol pertumbuhan
dengan tidak memasukkan pembayaran
ekonomi.
bunga, dengan pertumbuhan ekonomi
menunjukkan adanya Siklikalitas Kebijakan
Fiskal di Indonesia.

Oleh karena itu, untuk memperkuat


pasar domestik, Pemerintah telah melakukan

4. CONCLUSION

Inflasi merupakan salah satu indikator penting bagi negara berkembang. Menurut
stabilitas perekonomian dan isu Bank Indonesia (BI) mendeskripsikan inflasi
perekonomian yang selalu menjadi perhatian dalam Inflasion Targeting Framwork sebagai
DOI:
e- ISSN
137 | Indonesian Journal of Science & Technology, Volume 6 Issue x, April 2021 Hal x-xx

kecenderungan harga-harga untuk Menurut ketua BPS (Badan Pusat


meningkatkan secara umum dan terus Statistik) Suhariyanto mengatakan bahwa
menerus. Menurut teori keynes inflasi terjadi Covid-19 telah menyebabkan tren inflasi
karena masyarakat memiliki permintaan Indonesia dan berbagai negara melambat
melebihi jumlah uang yang tersedia. bahkan mengarah ke deflasi. Beliau
mengatakan pada periode ini angka inflasi
Dewasa ini selain inflasi yang sedang
mencatat gangguan yang ditimbulkan dari
terjadi, dunia sedang dilanda dengan pandemi
lonjakan PHK dan perubahan skema kerja
Covid-19 yang berpengaruh terhadap
menjadi WFH (Work From Home) sehingga
perekonomian di dunia. Covid-19 adalah
memukul permintaan yang berimbas pada
penyakit menular yang disebabkan oleh jenis
supply. Sedangkan menurut Kepala Ekonom
coronavirus yang baru ditemukan.
Bank Permata, Josua Pardede dalam diskusi
Coronavirus adalah suatu kelompok virus
media bertajuk Sinergi Memperkuat
yang dapat menyebabkan penyakit pada
Perekonomian, dia menilai penyebab inflasi
hewan atau manusia. Dengan adanya pandemi
yang terjaga rendah ini salah satunya
Covid-19 ini, Badan Pusat Statistik (BPS)
permintaan kredit yang rendah. Sedangkan
mencatat pandemi Covid-19 telah
jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) atau
mengganggu pola inflasi di Indonesia. Hingga
tabungan masyarakat terus meningkat.
Juli 2020 , BPS menyatakan pergerakan
inflasi sudah meninggalkan trennya seperti
yang terjadi di 2019.

5. REFERENSI
Angita, r. t. (2021). Journal Of Management, Accounting, Economic and Business. Pengaruh
Kepemiikan Institusional, Kebijakan Hutang, Keputusan Investasi Dan Profitabilitas
Terhadap Nilai Perusahaan.
Feranika, A. (2020). Strategi Kebijakan Fiskal Terhadap Output dan Inflasi pada Perekonomian
Indonesia dalam Menghadapi Dampak Virus Covid 19. Business Innovation and
Entrepreneurship Journal.
G/Tsadik, D. (2020). Mechanisms of insulin action and insulin resistance. International
Journal of Hypertension.
Han, E. S. (2019). Teori Inflasi. Journal of Chemical Information and Modeling.
INDONESIA, B. (2022). DATA INFLASI. Retrieved from www.bi.go.id:
https://www.bi.go.id/id/statistik/indikator/data-inflasi.aspx

DOI: http://dx.doi.org/10.17509/ijost.v6ix
p- ISSN 2528-1410 e- ISSN 2527-8045
Sefaoui, et.al. Physico-chemical investigation of wastewater from the Sebdou-Tlemcen… | 138

Purba, D. S. (2021). Analisis Tingkat Inflasi Indonesia Di Masa Pandemi Covid 19: Analysis
of Indonesian Inflation Levels in the Pandemic Time Covid 19. Jurnal Ekuilnomi.
Wibowo, B. T. (2021). Pengaruh Tingkat Inflasi Terhadap Kurs Rupiah Selama Pandemi
Covid-19 Di Indonesia.
Yamali, F. R. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Ekonomi Indonesia. Ekonomis: Journal of
Economics and Business.

DOI:
e- ISSN

Anda mungkin juga menyukai