Anda di halaman 1dari 9

SOAP

“HIPOTERMIA”

Disusun oleh :

EKA AGUSTINA PO7124322013


NURAFNI H.MOKODOMPIT PO7124322009

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES PALU
2022
A. Tinjauan Umum Tentang Hipotermia

1. Pengertian Hipotermi

Hipotermia adalah kondisi dimana suhu tubuh <36 oC atau kedua kaki

dan tangan teraba dingin. Untuk mengukur suhu tubuh pada hipotermia

diperlukan termometer ukuran rendah (low reading termometer) sampai 25 oC.

Disamping sebagai suatu gejala, hipotermia dapat merupakan awal penyakit

yang berakhir dengan kematian. (Setyarin, Didien Ika, 2016 : 29).

Hipotermia merupakan kondisi dimana suhu tubu bayi dibawa <36,5 oC

(Ana Ni Wayan , 2021 : 219)..

2. Cara Kehilangan Panas Pada Bayi Baru Lahir

Bayi baru lahir dapat kehilangan panas tubuhnya melaui cara berikut ini :

a. Cara konduksi

Kehilangan panas dengan cara konduksi terjadi melalui benda benda

padat yang berkontak dengan kulit bayi. Kehilangan panas secara konduksi

jarang terjadi kecuali jika bayi diletakkan pada alas yang dingin. Misalnya

pada saat bayi ditimbang, tubuh bayi langsung bersentuhan dengan

timbangan.

b. Cara Konveksi

Kehilangan panas dengan cara konveksi terjadi melalui aliran udara di

sekitar bayi. Suhu udara di kamar bersalin tidak boleh kurang dari 20 0 C dan

sebaiknya tidak berangin. Tidak boleh ada pintu dan jendela yang terbuka.

Kipas angina dan AC yang harus cukup jauh dari area resusitasi. Troli
resusitasi harus mempunyai sisi untuk menimalkan konveksi ke udara sekitar

bayi.

c. Cara Evaporasi

Evaporasi adalah kehilangan panas akibat penguapan cairan ketuban

pada kulit yang basahBayi baru lahir yang dalam keadaan basah kehilangan

panas dengan cepat melalui cara ini. Karena ini, bayi harus dikeringkan

seluruhnya, termasuk kepala dan rambut, sesegera mungkin setelah

dilahirkan. Lebih baik bila menggunakan handuk hangat untuk mencegah

hilangnya panas secara konduktif.

d. Cara Radiasi

Kehilangan panas dengan cara konveksi yaitu melalui benda padat

dekat bayi yang tidak berkontak secara langsung tetapi memiliki suhu lebih

dingin daripada suhu tubuh bayi. Panas dapat hilang secara radiasi ke benda

padat yang terdekat, misalnya jendela pada musim dingin. Karena itu, bayi

harus diselimuti, termasuk kepalanya, idealnya dengan handuk hangat

(Prawirohardjo, 2016 hal : 367-368).

3. Klasifikasi Hipotermi

a. Hipotermia Sedang

Suhu Tubuh 32-36,4 oC

Gangguan napas

Denyut jantung <100 x/menit

Malas Minum

Latergi
b. Hipotermia Berat

Suhu tubuh <32 oC

Tanda Hipotermia sedang

Kulit teraba keras

Napas pelan dan dalam

c. Suhu tubuh tidak satabil ( pertimbangkan dugaan sepsis)

Suhu tubuh berfluktuasi antara 36-39 oCmeskipun berada di suhu

lingkungan yang stabil,

Fluktuasi terjadi sesudah periode suhu stabil. (Pediatric , 2018 :30)

4. Tanda-tanda klinis hipotermia

a. Hipotermia sedang (suhu tubuh 32 oC - < 36 oC), tanda-tandanya antara lain:

kaki teraba dingin, kemampuan menghisap lemah, tangisan lemah dan kulit

berwarna tidak rata atau disebut kutis marmorata.

b. Hipotermia berat (suhu tubuh < 32 oC), tanda-tandanya antara lain: sama

dengan hipotermia sedang, dan disertai dengan pernafasan lambat tidak

teratur, bunyi jantung lambat, terkadang disertai hipoglikemi dan asidosis

metabolik.

c. Stadium lanjut hipotermia, tanda-tandanya antara lain: muka, ujung kaki dan

tangan berwarna merah terang, bagian tubuh lainnya pucat, kulit mengeras,

merah dan timbul edema terutama pada punggung, kaki dan tangan

(sklerema). (Setyarin, Didien Ika, 2016 : 29).

3. Faktor Risiko
a. Bayi tidak dikeringkan atau popok basah (Evaporasi), terkena udara dingin

(Konveksi) , diletakkan dekat dengan benda dingin (Radiasi), bersentuhan

langsung dengan benda dingin (Konveksi).

b. Lahir premature atau BBLR.

c. Infeksi berat. (Ana Ni Wayan , 2021 : 219).

4. Komplikasi

Hipotermia memberikan berbagai akibat pada seluruh system dalam

tubuh diantaranya : penigkatan kebutuhan akan oksigen, meningkatnya produksi

asam laktat, kondisi apneu, terjadinya penurunan kemampuan pembekuan darah

dan yang pa,ing sering adalah hipoglikemia). (Ana Ni Wayan , 2021 : 220).

5. Penanganan Hipotermi

a. Menghangatkan tubuh bayi

b. Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan

beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu)

dapat menyebabkan kerusakan otak

c. Nasehati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan

d. Rujuk segera. (Setyarin, Didien Ika, 2016 : 40).

Penatalaksanaan Hipotermia

a. Cari penyebab Hipotermia (misalnya suhu lingkungan, bayi baru mandi atau

minum tidak baik).

b. Lakukan skin to skin contact antara ibu dengan bayi

c. Observasi suhu
d. Jika penyebab Hipotermia tidak ditemukan, suhu tubuh bayi tidak Kembali

normal setelah 3 jam, atau bayi Kembali hipotermia segera lakukan rujukan.

(Ana Ni Wayan , 2021 : 220).

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI Ny “S”

DENGAN HIPOTERMI SEDANG DI PUSKESMAS X

TANGGAL 12 JULI 2022

No. Register : 06XXXX

Tanggal lahir : 12 Juli 2022 pukul 02.38 wita

Tanggal pengkajian : 13 Juli 2022 pukul 10.00 wita

Nama pengkaji : EKA AGUSTINA


NURAFNI H MOKODOMPIT
Pengkajian Data Dasar

a. Identitas bayi

Nama : Bayi Ny “S”

Tempat tanggal lahir : Palu, 12 Juli 2022

Jenis kelamin : Perempuan

Anak ke : Kedua

b. Identitas Ibu/Ayah

Nama : Ny.”S” / Tn.”R”

Umur : 25 Tahun / 31 Tahun

Nikah/Lama : 1 Kali / ± 7 tahun

Suku : Makassar / Makassar


Agama : Islam / Islam

Pendidikan : SMA / SD

Pekerjaan : IRT / Tukang Las

Alamat : Jl. Thalua Konchi

Data Subjektif (S)

1. Ibu mengatakan bayinya lahir kemarin dengan HPHT tgl 03-10-2021, lahir tgl 12-

07-2022

2. Ibu mengatakan tubuh bayinya dingin

3. Ibu mengatakan bayinya kurang aktif dan refleks menghisap lemah

Data Objektif (O)

1. Bayi baru lahir hari ke-2

2. Tanda Tanda Vital

Suhu bayi 35,5 oC

Nadi 135x/i

Pernafasn 40x/i

3. Tali pusat masih basah

4. Refleks isap lemah

Assesment (A)

Bayi cukup bulan (BCB)/Sesuai Masa Kehamilan (SMK) dengan hipotermi sedang

Planning (P)
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyentuh bayi pukul 10.00 wita

Hasil : petugas sudah mencuci tangan.

2. Observasi tanda-tanda vital telah dilakukan jam 10.10 wita

Hasil : Heart Rate : 35 x/menit.

Pernafasan : 40 x/menit

Suhu : 35,5ºC

3. Membedong dengan kain hangat pukul 10.20 wita

Hasil : bayi dibungkus (dibedong)

4. Mengobservasi eliminasi bayi pukul10.30 wita

Hasil : BAK sudah 2 kali dan BAB 1 kali selama pengkajian.

5. Merawat tali pusat pukul 10.40 wita

Hasil : Tali pusat tampak kering dan bersih

6. Mengganti pakaian atau popok bayi tiap kali basah pukul10.45 wita

Hasil : bayi sudah memakai popok.

7. Melakukan skin to skin contact antara ibu dengan bayi (metode kanguru)

Hasil : Bayi dipeluk oleh ibu

8. Menganjurkan ibu menyusui bayi sesering mungkin tanpa dijadwalkan atau

membangunkan bayi setiap 2 jam untuk disusui

Hasil; ibu bersedia melakukannya

9. Mengingatkan kembali kepada ibu tentang ASI esklusif yaitu memberikan hanya

ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan tambahan seperti madu, air,

bubur, lumatan pisang, karena ASI merupakan nutrisi yang baik untuk bayi karena
ASI mengandung antibody atau daya tahan tubuh yang baik, ASI mudah dicerna,

tidak menyebabkan diare

Hasil ; ibu bersedia memberikan hanya ASI saja selama 6 bulan kepada bayinya

10. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkomsumsi makanan bergizi pukul 11.00

wita

Hasil : ibu bersedia melakukan apa yang telah dianjurkan

11. Menganjurkan kepada ibu dan keluarga agar selalu menjaga kebersihan bayinya

dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi pukul 11.38 wita

Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan.

12. Melakukan pendokumentasian.

Hasil : sudah melakukan pendokumentasian

Anda mungkin juga menyukai