Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KUTAI TIMUR

DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MUARA WAHAU II
KECAMATAN MUARA WAHAU
Jl.Raya Wahau-Kongbeng Kode Pos 75655 EMail:pusk.muarawahau2@gmail.com

KERANGKA ACUAN
PEMANTAUAN GARAM BERIODIUM

A. Pendahuluan

Masalah kekurangan yodium sudah sejak lama dikenal di Indonesia. Yodium


merupakan zat gizi mikro penting untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan mental.
Masalah GAKY merupakan masalah yang serius mengingat dampaknya secara
langsung atau tidak langsung mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulaitas sumber
daya manusia yang mencakup 3 aspek, yaitu aspek perkembangan kecerdasan, aspek
perkembangan sosial dan aspek perkembangan ekonomi.
Hasil Riskesdas tahun 2013, secara keseluruhan (perkotaan dan pedesaan)
rumah tangga yang mengonsumsi garam mengandung cukup yodium mencapai 94,4 %
yang mengonsumsi garam kurang mengandung yodium sebesar 6,1 %. Berkaitan
dengan itu Direktur Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, mengeluarkan Surat Edaran
Nomor : JM . 03.03/BV/2195/09 tertanggal 3 Juli 2009, mengenai Percepatan
Penanggulangan Gangguan Akibat Kurang Yodium yang antara lain menginstruksikan
kepada seluruh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar meningkatkan kerjasama
dengan instansi terkait dalam peningkatan garam beryodium dan menghentikan
suplementasi kapsul minyak yodium pada sasaran (WUS, ibu hamil, ibu menyusui dan
anak SD/MI). Hal ini diperkuat dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 63
tahun 2010 tentang Pedoman Penanggulangan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium
di Daerah.
Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
(RPJMN) 2015 – 2019 telah menetapkan 4 sasaran pembangunan kesehatan yaitu
meningkatkan umur harapan hidup dari 70,7 (Proyeksi BPS, 2008) menjadi 72,
menurunkan angka kematian bayi dari 34 (SDKI, 2007) menjadi 24 per 1000 kelahiran
hidup, menurunkan angka kematian ibu dari 346 (SDKI, 2012) menjadi 306 per 100 ribu
kelahiran hidup dan menurunkan gizi kurang (termasuk gizi buruk) dari 19,6 %
(Riskesdas, 2013) menjadi kurang dari 28 %.
Untuk mencapai sasaran RPJMN 2015 – 2019 Bidang Kesehatan, Kementrian
Kesehatan telah menetapkan RENSTRA Kementrerian Kesehatan 2015 – 2019, yang
memuat indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus dicapai. Salah satu dari
8 indikator keluaran di bidang Perbaikan Gizi yang harus dicapai pada tahun 2019 yaitu
90 % rumah tangga mengonsumsi garam beryodium dengan kandungan yodium cukup.
Oleh karena itu program penanggulangan GAKY difokuskan pada peningkatan
konsumsi garam beryodium.

B. Latar belakang

Program perbaikan gizi masyarakat merupakan program pokok untuk


mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Masalah gizi merupakan
masalah yang penanganannya harus dilaksanakan secara terpadu dengan berbagai
sektor, bukan hanya dengan pendekatan medis. Masalah gizi berkaitan erat dengan
masalah ekonomi dan perilaku serta pengetahuan masyarakat. Kurangnya kesadaran
masyarakat tentang kesehatan dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pengetahuan
masyarakat akan pentingnya kesehatan dan dampak kedepan jika kesehatan
terabaikan. Keadaan gizi masyarakat yang optimal, dapat meningkatkan produktifitas
dan angka harapan hidup masyarakat. Keadaan gizi masyarakat di wilayah Puskesmas
Muara Wahau II adalah cakupan rumah tangga yang mengkonsumsi garam beryodium
96,9%, sedangkan cakupan desa yang menggunakan garam yodium 125%, meskipun
target sudah mencapai akan tetapi masih perlu dilakukan pemantau garm beryodium

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Pelaksanaan kegiatan ini dimaksudkan untuk tersedianya informasi secara terus
menerus setiap tahun tentang konsumsi garam beryodium rumah tangga di
Kecamatan Muara Wahau II wilayah kerja UPT Puskesmas Muara Wahau II
2. Tujuan khusus
- Mendapatkan data rumah tangga yang mengonsumsi garam dengan
kandungan yodium cukup (>=30 ppm), kurang (<30 ppm) dan tidak
mengandung yodium
- Diperoleh informasi tentang :
a. Jenis garam yang digunakan di rumah tangga
b. Merk garam yang digunakan di rumah tangga
c. Konsumsi garam beryodium pada ibu hamil
d. Cara penyimpanan garam beryodium
e. Lokasi penyimpanan
f. Tempat membeli

D. Kegiatan Pokok Dan Rincian Kegiatan


1. Pendataan sasaran
2. Sosialisasi pelaksanaan
3. Pelaksanaan
4. Pencatatan dan pelaporan
5. Monitoring dan evaluasi

E. Cara Melaksanakan Kegiatan

Pendataan sasaran
Sosialisasi
pelaksanaan
Pelaksanaan
Pencatatan dan
pelaporan
Monitoring dan
evaluasi

F. Sasaran
Rumah tangga yang ada di wilayah kerja UPT Puskesmas Muara Wahau II
Kecamatan Muara Wahau
Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan Sub Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Pendataan

sasaran


Sosialisasi
pelaksanaan
Pemberian
Vitamin A

Pelaksanaan
Pencatatan dan

pelaporan
Monitoring dan

evaluasi

G. Monitoring Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan


Pelaksana gizi memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan pemantau Garam
Beryodium
I. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
1. Pencatatan.
Dilakukan setiap selesai melakukan kegiatan berdasarkan konsep wilayah kerja
(desa) di Puskesmas
2. Pelaporan.
Dilakukan sebulan sekali pada bulan Februari dan Agustus diserahka kepada
bidan koordinator di Puskesmas dan dikirim ke DKK
3. Evaluasi
Dilakukan pencapaian rencana kegiatan dengan pelaksanaan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai