Anda di halaman 1dari 18

A.

Kepemimpinan (Leadership)

kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi perilaku seseorang atau sekelompok

orang untuk meneapai tujuan tertentu pada situasi tertentu. Kepemimpinan merupakan masalah sosial

yang di dalamnya terjadi interaksi antara pihak yang memimpin dengan pihak yang dipimpin untuk

mencapai tujuan bersama, baik dengan cara mempengaruhi, membujuk, memotivasi dan

mengkoordinasi.

Dari sini dapat dipahami bahwa tugas utama seorang pemimpin dalam menjalankan

kepemimpinannya tidak hanya terbatas pada kemampuannya dalam melaksanakan program-program

saja, tetapi pemimpin harus mampu melibatkan seluruh lapisan organisasinya, anggotanya atau

masyarakatnya untuk ikut berperan aktif, sehingga mereka mampu memberikan kontribusi yang positif

dalam usaha mencapai tujuan.

Dibawah ini beberapa faktor yang umumnya dapat mempengaruhi kepemimpinan, yaitu:

a. Pendayagunaan pengaruh

b. Hubungan antar manusia

c. Proses komunikasi

d. Pencapaian suatu tujuan

Beberapa hambatan yang sering dialami antara lain adalah :

a. Kurang mengenal diri, kurang menyadari kelebihan dan kekurangan yang ada dalam diri. Keadaan

ini sering terungkap dalam bentuk kesombongan atau rasa rendah diri.

b. Kurang mengenal lingkungan kerja.

c. Kurang usaha untuk mengembangkan diri.

d. Keliru dalam mengartikan tujuan hidup.


Strategi Mengembangkan Diri dalam Leadership

a. Belajar seumur hidup

b. Berorientasi pada pelayanan

c. Membawa energi yang positif

Seorang pemimpin haras dapat menunjukkan energi yang positif, seperti:

a. Percaya pada orang lain

b. Keseimbangan dalam kehidupan

c. Melihat kehidupan sebagai tantangan

d. Sinergi.

e. Latihan mengembangkan diri sendiri

Persiapan Kegiatan latihan untuk mencoba menggali pengalaman kepemimpinan yang

pernah dan sedang dialami di tempat kerja :

Dengan latihan kepemimpinan ini melatih perawat untuk menambah pengetahuan dalam

kepemimpinan secara umum maupun secara khusus dalam keperawatan serta mencoba mengkaitkan

dengan teori yang ada. Beberapa langkah yang harus dilakukan kelompok yang akan melaksanakan

praktek adalah sebagaiberikut :

a. Menyusun materi skenario kegiatan capacity building sesuai dengan topik yang diinginkan

b. Menyiapkan dan identifikasi kelompok serta pembagian tugas kepada masing-masing anggota

kelompok

c. Menyiapkan sarana lokasi capacity building

d. Menyiapkan sarana/fasilitas /property untuk kegiatan capacity building

e. Menyusun instrumen observasi tentang komponen kegiatan yang ingin dicapai

f. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan.


PELAKSANAAN

a. Perawat menggali pengalaman leadership dan sistem manajemen yang ada di tempat kerja

masing-masing.

b. Perawat bekerja menyusun dan mengidentifikasi situasi dan masalah di tempat kerja

c. Perawat membuat situasi kepemimpinan dalam bentuk catatan untuk dijadikan bahan telaah.

d. Perawat mulai menerapkan latihan kepemimpinan dalam bentuk kegiatan aplikasi (capacity

building).

e. Perawat menyusun hasil penerapan Capacity building

f. Perawat menyusun kesimpulan, dan melakukan pembahasan terhadap hasil pelaksanaan capacity

building.
B. NILAI PERUSAHAAN

C. SIKAP NEGATIF / LARANGAN

1. Perawat dengan pasien

a. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat

manusia, keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan,

warna kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan

sosial. Artinya perawat tidak pandang bulu dalam melayani pasiennya.

b. Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana

lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup

beragama klien.

c. Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan

keperawatan.

d. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas

yang dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan

ketentuan hukum yang berlaku.

2. Perawat dengan teman sejawat

Hal-hal di bawah ini harus menjadi perhatian anda agar hubungan dengan teman sejawat tetap

harmonis.

a. Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan

tenaga kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja

maupun dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

b. Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan

kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.


D. MANAJMAN BARANG DI RAWAT INAP

Salah satu ruang lingkup pelayanan kesehatan adalah manajman logistic. Manajman

logistic merupakan suatu bidang manajman yang tugasnya khusus mengurusi logistic obat dan

peralatan kesehatan yang ada diruang lingkup pelayanan kesehatan itu.

1. Tujuan Manajman Barang

a. Tujuan operasional

Agar tersedia barang serta bahan dalam jumlah yang tepat dan mutu yang memadai.

b. Tujuan keuangan

Upaya operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya. Nilai

persediaan yang sesungguhnya dapat tercermin di dalam sistem akuntansi.

c. Tujuan Pengamanan

Agar persediaan tidak terganggu oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak,

pencurian, dan penyusutan yang tidak wajar lainnya.

2. Contoh manajman barang di Rawat Inap

a. Membuat pembukuan obat dan BMHP (seperti: mencatat mutasi sediaan


farmasi dan bahan medis habis pakai, membuat dan mencatat buku penerimaan
sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, membuat dan mencatat buku
barang habis pakai sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai serta membuat
dan mencatat laporan semesteran sediaan farmasi dan bahan medis habis
pakai).

b. Melakukan stok opname (seperti: menyiapkan form stok opname, menghitung


jumlah sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai, menyesuaikan serta
merapihkan susunan sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai).

c. Pengelolaan barang kadaluarsa (seperti: mengkarantina barang kadaluarsa,


menghitung jumlah sediaan farmasi dan bahan medis habis pakai yang masuk
masa expire).

d. Membuat form permintaan barang ke gudang/apotik setiap minggu

e. Mengecek keseuaian barang dengan surat bukti barang masuk dan permintaan
E. SASARAN KESELAMATAN PASIEN (SKP)

Keselamatan pasien adalah proses yang dijalankan oleh organisasi yang bertujuan
membuat layanan kepada pasien menjadi lebih aman. Proses tersebut mencakup
pengkajian risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, dan kemampuan belajar dari suatu keadaan atau kejadian, menindak lanjuti
suatu kejadian, dan menerapkan solusi yang tepat untuk mengurangi risiko tersebut
terjadi kembali . untuk meningkatkan keselamatan pasien maka perawat harus
memahami 6 sasaran penting keselamatan pasien, 6 sasaran keselamatan pasien tersebut
sebagai berikut :

1. Ketepatan identifikasi pasien

Ketepatan identitas pasien merupakan sasaran pertama yang harus diperhatikan


pasien untuk mengurangi terjadinya kejadian yang tidak diinginkan selama di
rumah sakit. Perawat harus memperhatikan apakah identitas pasien sudah benar
atau tidak, untuk memastikan ketepatan identitas pasien perawat harus
mengsingkronkan data yang dimiliki dengan gelang identitas yng digunakan oleh
pasien, selain itu perawat juga bisa menanyakan langsung kepada pasien mengenai
nama pasien, umur pasien dan tempat serta tanggal lahir pasien.

2. Peningkatan Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi efektif selain dilakukan perawat kepada pasien, dilakukan juga


terhadap perawat dengan tenaga medis yang lainnya, apabila perawat tidak dapat
berkomunikasi secara efektif terhadap tenaga medis lain mengenai sesuatu yang
berhubungan dengan pasien maka juga akan mempengaruhi keselamatan pasien.

3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai

Obat merupakan salah satu terapi yang diberikan kepada pasien yang bertujuan
untuk membantu pasien untuk pulih kekeadaan semula atau membantu pasien
mengurangi rasa sakit yang dialaminya, maka dari itu perawat harus mengawasi
dan mewaspadai pemberian obat kepada pasien untuk mencapai tujuan dari
pemberian obat itu.
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi

Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur dan tepat operasi merupakan sasaran keselamatan

pasien ke empat, mengapa hal ini penting untuk diketahui? Agar tidak terjadinya kesalahan

yang tentunya akan meningkatkan angka kecelakaan dirumah sakit.

5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan

Sasaran penting keselamatan pasien ke lima meruapakan pengurangan resiko infeksi, infeksi

sangat mudah terjadi dirumah sakit, mulai dari kelalaian perawat dalam memperhatikan alat-

alat yang digunakan pasien dalam pengobatan dirumah sakit hingga kelalaian perawat

menjaga kebersihan diri sebelum menangani pasien.

6. Pengurangan resiko pasien jatuh

Sasaran keselamatan yang terakhir yang harus diketahui perawat adalah resiko jatuh. Masih

sering terjadi pasien jatuh, baik dari tempat tidur atau pada saat berjalan ingin kekamar

mandi. Hal ini harus diperhatikan oleh perawat. Perawat harus memastikan keselamatan

pasien selama berada dirumah sakit, merawat harus memastikan bahwa pasien tidak terjatuh

selama dirumah sakit karena ini akan mempengaruhi kondisi fisik dari pasien

F. ALUR PASIEN MASUK DAN KELUAR RAWAT INAP


Terdapat tiga tahapan pada alur proses pelayanan di Instalasi rawat inap yang akan dilalui oleh

pasien yaitu :

1. Bagian Penerimaan Pasien (Admission Departemen)

2. Ruang Perawatan, dan

3. Bagian administrasi dan keuangan.

Adapun alur pasien masuk dan keluar di Rawat Inap Holistic adalah sebagai berikut:

a. Pasien masuk

Perawat IGD melakukan operan kepada perawat rawat inap, menyampaikan pasien

dengan nama,umur,diagnosa masuk, keluhan, obat obatan yang sudah diberikan dan

diruangan mana pasien masuk, serta pemeriksaan apa saja yang telah dilakukan lalu

memberikan Medrek dan pemeriksaan penunjang kepada perawat rawat inap. Perawat

rawat inap mengecek kembali ke adaan pasien ke ruangan. Lalu perawat rawat inap

membuat laporan baru sesuai dengan identitas pasien masuk untuk dilakukan perawatan

lanjutan.

b. Pasien Keluar

Pasien yang sudah diperbolehkan pulang oleh Dokter Penanggung Jawab akan

mendapatkan Surat Izin Pulang (SIP), jika administrasi sudah selesai dan obat-obatan

pasien pulang sudah siap, perawat membuka selang infus dan menggunting gelang

identitas pasien, perawat memberikan edukasi tentang makanan yang boleh dikonsumsi

dan hal apa saja yang tidak boleh dilakukan selama perawatan dirumah, serta perawat

menganjujrkan pasien untuk melakukan kontrol ke poli diwaktu yang sudah ditentukan
pada surat kontrol.

G. SOP OPERAN SHIFT

Operan adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang

berkaitan dengan keadaan klien. Harus dilakukan seefektif mungkin dengan secara singkat, jelas

dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang sudah dilakukan/belum

dan perkembangan saat itu Informasi yang disampaikan harus akurat, sehingga kesinambungan

asuhan keperawatan dapat berjalan dengan sempurna 

a. Tujuan Umum

 Mengkomunikasikan keadaan pasien

  dan menyampaikan informasi yang penting.

b. Tujuan Khusus

 Menyampaikan kondisi dan keadaan pasien (data fokus)

 Menyampaikan hal yang sudah/belum dilakukan dalam pemberian asuhan

keperawatan kepadapasien

 Menyampaikan hal penting yang harus ditindaklanjuti oleh perawat dinas berikutnya

 Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya

c. Manfaat Bagi Perawat

 Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat2.

 Menjalin suatu hubungan kerjasama dan bertanggungjawab antar perawat3.

 Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara paripurna4.

 Peningkatan pemahaman pelaksanaan timbang terima pasien5.


 Terhindar dari kekeliruan pemberian tindakan keperawatan

 Menimbulkan rasa aman

d. Tahapan Operan
Menurut Lardner et.all (1996, dalam http://ckjnersmanajer.blogspot.com, 2009),

operanmemiliki 3 tahapan yaitu :

 Persiapan yang dilakukan oleh perawat yang akan melimpahkan tanggung jawab.

Meliputi faktor informasi yang akan disampaikan oleh perawat jaga sebelumnya.2.

 Pertukaran shift jaga, dimana antara perawat yang akan pulang dan datang melakukan

pertukaran informasi. Waktu terjadinya operan itu sendiri yang berupa pertukaran

informasi yang memungkin adanya komunikasi dua arah antara perawat yang shift

sebelumnya kepada perawat shift yang dating.

 Pengecekan ulang informasi oleh perawat yang datang tentang tanggung jawab dan tugas

yang di limpahkan. Merupakan aktivitas dari perawat yang menerima operan untuk

melakukan pengecekan data informasi pada medical record atau pada pasien langsung.

H. SISTIM PJ PER PASIEN

I. STRUKTUR KEPERAWATAN DAN PERANNYA


J. PENGETAHUAN DASAR OBAT

Peran Derawat Dalam Penerapan Prinsip 7 Benar Dalam Pemberian Obat

Perawat sebagai pelaksana dalam memberikan obat hanya boleh memberikan obat sesuai

dengan resep yang telah diberikan oleh dokter dan melakukan pengecekan ulang apabila ada

keraguan terhadap instruksi tersebut. Proses pemberian obat minimal menggunakan prinsip 7

benar dalam pemberian obat dengan cara membandingkan resep yang didapatkan terhadap label

obat. Adapun prinsip 7 benar berdasarkan standar yang berlaku di Rumah Sakit PKU

Muhammadiyah surabaya yang direkomendasikan antara lain:

1. Benar pasien

Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien dan meminta klien

menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus diperiksa

(papan identitas di tempat tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau

keluarganya.

2. Benar jenis obat

Sebelum memberikan obat pada klien, perawat memastikan kembali obat yang telah
diresepkan oleh dokter dengan memeriksa label obat sebanyak tiga kali.

3. Benar dosis

Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu, perawat harus

berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau apoteker, sebelum dilanjutkan ke pasien.

4. Benar cara pemberian

Sikap hati-hati sangat diperlukan agar perawat dapat memberikan obat yang benar. Perawat

perlu memastikan apakah obat yang akan diberikan sudah dengan jalur yang tepat. Perawat

juga perlu berkonsultasi pada dokter jika tidak disertakan jalur pemberian obat.
5. Benar waktu

Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis obat harian

diberikan pada waktu tertentu dalam sehari, seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d

(empat kali sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat dipertahankan.

Jika obat mempunyai waktu paruh (t .) yang panjang, maka obat diberikan sekali sehari.

6. Benar dokumentasi

Setelah pemberian obat perawat harus mencatat tindakan yang telah diberikan segera setelah tindakan

dengan mencatat nama klien, nama obat dan alergi, dosis obat, jalur obat, serta waktu pemberian

obat.

7. Waspada interaksi obat

Perawat harus mengetahui intraksi obat yang akan diberikan dan mengetahui cara menanggulangi

bagaimana jika reaksi obat diluar dugaan perawat.

Untuk mencegah kesalahan dalam pemberian obat kepada pasien,perawat harus

memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :

Kewaspadaan Rasional

Baca label obat dengan teliti Banyak produk yang tersedia dalam kotak, warna,
dan bentuk yang sama.

Pertanyakan pemberian banyak Kebanyakan dosis terdiri dari satu atau dua tablet
tablet atau vial untuk dosis atau kapsul atau vial dosis tunggal. Interpretasi yang
tunggal. salah terhadap program obat dapat mengakibatkan
pemberian dosis tinggi berlebihan.
Waspadai obat-obatan bernama Banyak nama obat terdengar sama (misalnya,
sama. digoksindan digitoksin, keflex dan keflin, orinase
dan ornade)
Cermati angka di belakang koma. Beberapa obat tersedia dalam jumlah seperti
dibawah ini : tablet coumadin dalam tablet 2,5 dan
25 mg, Thorazine dalam Spansules (sejenis kapsul)
30 dan 300 mg.
Pertanyakan peningkatan dosis Kebanyakan dosis diprogramkan secara bertahap
yang tiba-tiba dan berlebihan supaya dokter dapat memantau efek terapeutik dan
responsnya.
Ketika suatu obat baru atau Jika dokter tidak lazim dengan obat tersebut maka
obat yang tidak lazim risiko pemberian dosis yang tidak akurat menjadi
diprogramkan, konsultasi besar
kepada sumbernya

Jangan beri obat yang Banyak dokter menggunakan nama pendek atau
diprogramkan dengan nama singkatan tidak resmi untuk obat yang sering
pendek atau singkatan tidak diprogramkan. Apabila perawat atau ahli farmasi
resmi tidak mengenal nama tersebut, obat yang diberikan
atau dikeluarkan bisa salah
Jangan berupaya atau Apabila ragu, tanyakan kepada dokter. Kesempatan
mencobamenguraikan dan terjadinya salah interpretasi besar, kecuali jika
mengartikan tulisan yang tidak perawat mempertanyakan program obat yang sulit
dapat dibaca dibaca.
Kenali klien yang memiliki nama Seringkali, satu dua orang klien memiliki nama
akhir sama. Juga minta klien akhir yang sama atau mirip. Label khusus pada
menyebutkan nama lengkapnya. kardeks atau buku obat dapat memberi peringatan
Cermati nama yang tertera pada tentang masalah yang potensial.
tanda pengenal
Cermati ekuivalen Saat tergesa-gesa, salah baca ekuivalen mudah
terjadi(contoh, dibaca miligram, padahal mililiter)

K. PEMBAGIAN JOBDESK PERAWAT DAN PENILAIANNYA

Pembagian jobdesk dilakukan oleh PJ Shift pada saat bertugas, perawat bertanggung

jawab dengan jobdesknya masing-masing, tetapi jika diperlukan boleh membantu teman

nya yang kesulitan melakukan tindakan. PJ Shift akan mengevaluasi hasilnya dan

mengingatkan kembali kepada perawat yang sedang berjaga untuk mengetahui tindakan
apa saja yang belum dan sudah dikerjakan, jika ada kendala maka PJ Shift akan mencari

solusinya, sehingga diharapkan tidak ada yang terlewat.

1. Shift pagi 07:00 s/d 14:00

a. Menulis laporan

b. Personal hygiene pasien (jika ada)

c. Memberi makan dan obat minum untuk pasien yang tidak bisa mandiri / terpasang

NGT.

d. Memberikan obat untuk jadwal siang pukul 12:00 WIB

e. Menemani dokter visite

f. Mengisi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).

g. Melakukan asuhan keperawatan dan tindakan yang tidak terjadwal/terjadi secara

tiba-tiba seperti code blue, penetrasi ulang infus, perawatan luka Observasi pasien

dengan penurunan secara tiba – tiba.

h. Permintaan barang habis pakai ke gudang dan ke apotik jika diperlukan

2. Shift Sore 14:00 s/d 21:00

a. Menulis laporan

b. Menyiapkan obat untuk sore pukul 18:00

c. Memberi makan dan obat minum untuk pasien yang tidak bisa mandiri / terpasang

NGT.

d. Memeriksa Tanda Tanda Vital pasien dan ,mendokumentasikannya

e. Menemani dokter visite

f. Mengisi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).


g. Menyiapkan rencana pasien pulang

h. Melakukan asuhan keperawatan dan tindakan yang tidak terjadwal/terjadi secara

tiba-tiba seperti code blue, penetrasi ulang infus,perawatan luka, Observasi pasien

dengan penurunan secara tiba – tiba.

3. Shift Malam 21:00 s/d 07:00

a. Menulis laporan

b. Menyiapkan obat untuk besok pagi pukul 06:00 WIB

c. Memeriksa Tanda Tanda Vital pasien dipagi hari dan ,mendokumentasikannya

d. Menyiapkan buku visite DPJP

e. Mengisi Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT).

f. Menyiapkan Buku TTV,Intake Output Cairan, GDS.

g. Mengisi Grafik TTV di Medrek

h. Melakukan asuhan keperawatan dan tindakan yang tidak terjadwal/terjadi secara

tiba-tiba seperti code blue, penetrasi ulang infus,perawatan luka, Observasi pasien

dengan penurunan secara tiba – tiba.

L. CARA PENGISIAN MEDREK


M. ASUHAN KEPERAWATAN

1. Ganti Balutan Luka

2. Aseptik

3. Infus

4. Pemasangan Catheter

5. Pemasangan NGT

6. Pemberian Obat

Anda mungkin juga menyukai