Anda di halaman 1dari 6

Untuk Petugas Pastoral Care

Nama: Lidwina Lamonge, DSY

Hasil Wawancara:

1. Tidak ada buku panduan yang resmi, namun ada beberapa catatan yang
diberikan oleh rumah sakit yang bisa kami jadikan panduan, karena catatan
yang diberikan lebih berbicara atau menjelaskan tentang layanan pastoral
care.
2. Yang menjadi tujuan kami petugas pastoral care yaitu memberi pelayanan rohani
dan memberikan penyegaran rohani kepada pasien yang sakit. Sehingga
walaupun pasien sakit secara jasmani tetapi mereka dikuatkan oleh penyegaran
rohani melalui doa-doa yang kami berikan. Sehingga kami yakin walaupun
pasien sakit secara jasmanai tetapi sehat dalam hal rohani.
3. Ada SOP yang diberikan oleh pihak rumah sakit kepada kami, untuk kami
pelajarai agar apa yang kami buat sesuai dengan harapan rumah sakit, terlebih
dalam bidang kerohanian.
4. Saya bertugas disini sudah mau 1 tahun, dari bulan Juli 2021 sampai saat ini di
tahun 2022.
5. Pelayanan dilakukan setiap hari tetapi dibatasi waktu, sesuai jam kerja yakni
pukul 7.30-15.00 WIT dan khusus hari sabtu pelayanan di mulai pukul 7.30-
13.00 WIT. Tetapi ada waktu-waktu tertentu kami di panggil untuk mendoakan
pasien yang sudah dalam sakrat maut atau pasien yang membutuhkan doa kami.
6. Bagi saya selama kurang lebih satu tahun bertugas sebagai pelayan
pastoral care di RSDH ini, saya belum pernah mengalami pengalaman
tidak mengenakan atau pengalaman di tolak pasien dan keluarga, pada
umumnya mereka malah dengan senang hati menerima kami datang
melayani mereka dengan berdoa, berwawan hati, bersharing, mereka
sangat menerima kami. Namun pernah sekali saya alami dimana salah satu
keluarga yang beragama muslim, tidak ingin didoakan oleh kami petugas
pastoral care.
7. Manfaat yang saya dapatkan ialah saya merasa dikuatkan untuk menerima
tantangan dan cobaan terlebih dalam hal sakit penyakit. Kemudian setelah
menjalankan tugas pastoral care ini saya merasa bahwa kegunaan besar
untuk saya bagaimana saya harus menghadapi situasi atau keadaan pasien
yang sedang sakit. Dalam tugas ini lebih menyadarkan saya bahwa saya
memang tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan baik dalam kedaan sehat
maupun sakit. Itulah manfaat yang saya dapatkan.
8. Iman adalah inti utama kita dalam melakukan pelayanan. Jika kita tidak
punya iman yang kuat, bagaimana kita melayani orang lain? apa lagi
dalam hal ini kami melayanai orang yang sakit. Iman merupakan
penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Sehingga jika kita berdoa tapi
tidak punya iman, maka sia-sia kita berdoa. Kita yakin bahwa kita adalah
perpanjang tangan Tuhan menyuarakan apa yang Tuhan mau kepada
sesama kita yang sedang sakit.
9. Pelayanan kepada pasien yang kritis yang kami lakukan ialah terus berdoa,
doa penyerahan apa yang menjadi kehendak Tuhan dan bagi keluarga,
mohon doa rahmat kekuatan, ketabahan iman, penyerahan juga kepada
mereka apa yang Tuhan mau untuk saudara mereka yang sedang kritis.
Nama: Emilia Gasul

Hasil Wawancara:

1. Rumah Sakit Dian Harapan mempunyai Standar Prosedur Operasional.


Jadi untuk setiap pelaksanaan tugas pastoral care di RSDH ada standart
prosedur yang telah disahkan oleh direktur Rumah Sakit Dian Harapan.
2. Tujuan pastoral care, ialah pendampingan spiritual kepada pasien. Sebab
selain perawatan jasmani rohani juga sangat penting buat pasien.
Berdasarkan pengalaman yang sudah saya alami, maka tujuannya ialah
untuk mendampingi mereka terlebih membangkitkan mereka lagi dari
situasi-situasi terpuruk dalam kehidupan mereka. Dan yang menjadi tujuan
utama ialah membangkitkan lagi spiritualitas dalam diri pasien.
3. Menurut saya SOP ini dibuat memang sebagai tuntutan untuk pastoral care
untuk mencapai apa yang diharapkan oleh rumah sakit terlebih seperti
yang dikatakan dalam SOP dalam pelayanan pastoral care yaitu,
memberikan pelayanan kerohanian berupa berdoa bersama, membaca
Alkitab, memberi nasehat, dan memberi renungan bersama, memberi
semangat atau motivasi, itulah yang menjadi tujuannya.
4. Saya bertugas sebagai petugas pastoral care dari bulan Juni tahun 2019
hingga saat ini sudah 3 tahun. Dan untuk pendidikan saya hanya sampai di
jenjang SMA. Kemudian di bagian pastoral care sendiri bukanlah besik
saya, tetapi karena belajar di Pkarya membantu para perawat, dan juga ikut
suster Markia DSY melayani komuni untuk orang sakit, sehingga dari situ
saya banyak belajar juga mengenai pastoral care. Pada tahun 2019 saya
mendapatkan tugas di bagian pastoral care hingga saat ini. Sehingga untuk
pendidikan khusus dibidang pastoral care saya tidak menjalani itu tetapi
belajar dari pengalaman.
5. Kunjungan yang dilakukan setiap hari kepada pasien, tetapi beda ruangan.
6. Pada dasarnya kehadiran pastoral care di RSDH sangat membantu terlebih
bagi pasien-pasien yang memiliki pergumulan hidup yang beegitu berat.
Pengalaman pribadi dimana saya pernah di tolak oleh keluarga pasien
yang beragama Kristen Protestan. Pasien terebut merupakan anak kecil
yang dirawat di ruanagn ICU, keluarga menolak untuk didoakan dengan
alasan bahwa opa-oma dari anak kecil tersebut adalah pendeta. Tetapi
semakin mereka menolak saya semakin semangat untuk datang
berkunjung dan mendoakan anak yang sedang sakit. Begitupun sama
halnya dengan pasien yang agama Kristen Yehuwa mereka menolak untuk
didoakan, tetapi saya tetap datang berkunjung untuk berdoa. hingga pada
akhirnya keluarga tersebut mengucakan permohonan maaf dan terima
kasih kepada saya walaupun saya terus di tolak oleh mereka tetapi saya
terus datang untuk mendoakan.
7. Ketika saya melihat pasien dan saya belajar bahwa manfaatnya itu saya
bisa berfikir secara terbuka bahwa hidup kita itu terus berjalan meskipun
dalam tantangan dan cobaan yang terus berjalan.
8. Dari pengalaman pribadi saya merasakan bahwa Tuhan nyata hadir. Ketika
mau melakukan pelayanan kepada pasien, selalu awali dengan doa dan
penuh keyakinan, sehingga kita melaksanakan tugas itu tidak penuh
dengan beban. Seberat apapun tugas saya, merasa kuat dan saya tidak
merasa terbebani, karena saya yakin Dia hadir bersama saya. Dan saya
rasa Tuhan nyata hadir dalam tugas pelayanan saya karena ini bukan hanya
tugas tapi pangglan hidup.
9. Pelayanan untuk pasien yang kritis, kami memberikan peneguhan kepada
keluarga, menghibur keluarga dan mendampingi apa lagi pastoral care
sekaligus di kamar jenazah hingga kami melakukan pendampingan sampai
akhir. Ketika ada pasien yang kritis dan beragama Katolik tetap kita
lakukan pengurapan, dan juga kami pernah melakukan babtisan darurat
kepada pasien yang kritis.
UNTUK ALKOLIT
Nama:
Hasil Wawancara:
1. Komuni Kudus untuk orang sakit dilakukan setiap seminggu sekali pada
hari sabtu. Pelayanan komuni bersama imam setiap sebulan sekali pada
hari rabu minggu ketiga.
2. Selama melakukan pelayanan komuni kudus, pasien tetap menerima dan
sangat senang karena mendapatkan kesempatan untuk menerima komuni
kudus. Namun ada pasien yang belum siap untuk menerima komuni,
karena ia merasa belum pantas.
UNTUK PASIEN

Anda mungkin juga menyukai