Anda di halaman 1dari 44

TEO LOG I P A S T O R AL

P ER O B A H A N
DOSEN :
NAINGG O L A N , M . TH
Kunjungan Kepada Orang
Rawat Inap di Rumah Sakit
Annual Frenly Saragih/1910062
OLEH Helenda Sihotang/1910084

Pinpin Adi Sahputra Sinamo/1910096

Septuaginta Rumah Horbo/1910105

Sonny Sinaga/1910106
I.Pendahuluan
Teologi pastoral merupakan ilmu yang yang berfokus kepada
perspektif pengembalaan pada semua kegiatan dan fungsi
gereja serta pendeta, pastoral bukan hanya di butuhkan oleh
orang yang mengalami masalah dalam rumah tangga,
masalah gagal menikah atau masalah lainnya, namun
pastoral juga di butuhkan bagi mereka yang mengalami sakit
penyakit. Baik itu sakit ringan ataupun sakit keras. Ada yang
mengalami perawatan secara intensif ada juga sakit yang
hanya menerima perawatan dirumah saja.
Dalam konteks penyelesaian untuk pelayanan kesehatan bagi orang-
orang sakit, selama ini yang memegang peranan penting adalah
tenaga kesehatan seperti dokter. Pada kenyataannya, perlu ada
tambahan pelayanan yang dapat membantu penyelesaian masalah
para pasien dengan pendekatan spiritual, penguatan spiritual yang
membantu para pasien untuk memahami makna kehidupan secara
komprehensif dan utuh, tentunya penguatan spiritual akan
membantu para pasien dalam menjalani proses penyembuhan di
rumah sakit. Di sinilah peran konseling pastoral sangat dibutuhkan
dikarenakan menggunakan pendekatan psiko spiritual.
II.Pembahasan
2.1.Pengertian Kunjungan Pastoral

Kunjungan pastoral adalah kunjungan yang berkata-kata tentang teori dan


praktek pelayanan. Juga tentang pelayanan yang dijalankan oleh gereja
atau jemaat dalam arti umum dan oleh pendeta secara khusus. Isi
kunjungan pastoral pertama-tama berkata-kata tentang Allah dan
pemeliharaanNya akan manusia, lalu tentang manusia yang menerima
atau mengalami pemeliharaan Allah itu. Manusia seutuhnya adalah
manusia dari tubuh dan jiwa. Kunjungan Patoral juga dimaksud dengan
kunjungan pastoral adalah kunjungan pribadi/ kelompok, sukarela dengan
tujuan pendampingan terhadap saudara seiman.
2.2.Pengertian Sakit Dan Penyakit

Pembahasan mengenai pengertian sakit adalah hal yang penting dalam


pelayanan pastoral konseling terhadap orang sakit atau pasien. Sakit
adalah perasaan yang dialami oleh manusia sebagai penderita akibat
yang ditimbulkan oleh penyakit. Maka pengertian sakit dan penyakit
seringkali muncul bergantian namun bagi penulis tidak terlalu
membedakan keduanya, karena kedua pengertian tersebut saling
berkaitan erat satu sama lain. Sedangkan usaha manusia untuk
mengalami penyembuhan atau pengobatan bagi rasa sakit dan penyakit
adalah suatu bentuk usaha agar manusia memperoleh kondisi yang
sehat dan sejahtera.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian sakit adalah
berasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu
(demam, sakit perut, dan sebagainya). Sedangkan pengertian penyakit
adalah:

1. Sesuatu yang menyebabkan terjadinya gangguan pada makhluk hidup;


2. Gangguan kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau kelainan
sistem faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup);
3. Kebiasaan yang buruk; sesuatu yang mendatangkan keburukan
2.3.Tujuan Dan Maksud dari Kunjungan

Adapun tujuan layanan pastoral dalam mengunjungi orang yang


rawat inap dirumah sakit iyalah sebagai bentuk penggembalaan
atau kepedulian untuk menuntun orang kepada suatu keputusan-
keputusan secara holistik. Sehingga dapat menuntun orang kepada
relasi yang baik dengan Tuhan. Fungsi dari layanan pastoral dapat
juga diketahui dengan melihat kepentingan-kepentingan
didalamnya. Sehubungan dengan fungsinya, layanan pastoral
merupakan kata sifat dari pastor, yaitu seorang yang bersifat
gembala, yang bersedia merawat, melindungi, memelihara dan
menolong orang lain.
Ada beberapa bagian juga menjadi tujuan dalam melakukan kenseling pastoral.
Tanpa pengalaman pribadi yang mendalam dengan Allah, maka kunjungan tidak akan
bermakna. Itu sebabnya persiapan rohani sebelum mengunjungi itu sangat penting. Sebab
Pertumbuhan Tanpa persekutuan dengan Tuhan, kunjungan itu hanya sekedar kegiatan sosial saja.
rohani Interaksi dua arah antara pendeta dan anggota akan membangkitkan keinginan untuk saling
mengenal dengan baik. Dan itu akan meningkatkan pengetahuan yang lebih baik tentang
Tuhan dan mereka sendiri

Kunjungan Pastoral mempererat hubungan dengan orang yang sakit. Karena


dalam pelayanan Kristen, hubungan itu sangat penting, kunjungan ini juga
Hubungan membantu kita mengenali dan ikut memberikan semangat dengan kehadiran
kita

Kunjungan pastoral adalah mencakup pemeliharaan. Dengan datang lebih dekat


kepada mereka, mereka bisa terpelihara. Setiap hari pikiran mereka diprnuhi
Pemeliharaan dengan banyak hal-hal yang mungkin tidak baik. Maka kunjungan pastoral dapat
menjadi sarana penyembuhan, mempertahankan serta memberikan bimbingan
kepada mereka
2.4. Kepada Siapa Kunjungan Dilakukan

Pada masa sekarang begitu banya orang yang di perhadapkan dengan berbagai
persoalan-persoalan dalam kehidupannya termasuk didalamnya adalah gereja
Tuhan. Persoalan yang dihadapi begitu komplit, yang akhirnya dapat
mengganggu persekutuan dengan Tuhan. Dalam keadan sulit semua orang
berhak menerima pelayanan pastoral, baik yang memiliki persoalan dengan
keluarga, dengan sahabat, dengan orang terdekat, atau mereka yang
mengalami trauma, yang mengalami penganiyayaan, atau mereka yang
melakukan kesalahan bahkan mereka yang mengalmi sakit penyakit, baik tua
atau muda semua berhak menerima kunjungan dan pelayanan pastoral
Pelayanan pastoral di hubungkan dengan pekerjaan sending yang ditegaskan
oleh Yesus kepada murid-muridnya “Sembuhkanlah orang sakit, tahirkanlah
orang kusta dan usirlah setan-setan (matius18:8)
2.5 Rancang Bangun atau Model Pelayanan Pastoral
Konseling Terhadap Pasien Berdasarkan Lukas 10:33-35

Berdasarkan hasil eksegesa teks Lukas 10:33-37 di


atas, maka dihasilkan prinsipprinsip pelayanan
pastoral, maka disusunlah beberapa model pastoral
terhadap pasien rawat inap berdasarkan Lukas 10:25-
37 yang adalah sebagai berikut:
1. Model Pelayanan yang
Memandang Pasien Sebagai Subjek

Dalam pelayanan terhadap pasien para pelayan kesehatan harus memandang


pasien bukan sebagai objek, justru subjek. Mengapa demikian? Karena baik para
pelayan maupun yang dilayani adalah subjek, adalah manusia yang saling
membutuhkan, perjumpaan antara mereka adalah perjumpamaan timbal balik
dimana pasien membutuhkan pelayanan kesehatan. Tetapi bisa saja suatu ketika
ketika kitapun sakit, pastilah kita pun membutuhkan pertolongan dari orang lain.
Memandang pasien hanya sebagai objek akan berakibat buruk, karena justru kita
memanfaatkan keadaan pasien yang lemah untuk kepentingan diri kita sendiri,
hal ini tidak boleh dilakukan. Seperti contoh penyimpangan pelayanan kesehatan
yang dijelaskan oleh peneliti di dalam bab satu, pasien dijadikan alat pemenuhan
ekonomi, praktek seperti tersebut tentunya dilarang untuk dilakukan.
Pada intinya pasien bukan objek, melainkan subjek seperti kita semua,
hal inilah yang disebut sesama manusia, dimana hakekat manusia
adalah makhluk yang mulia, independen, namun diciptakan untuk
saling bekerja sama, saling memperdulikan, saling mengasihi,
sehingga diharapkan tercipta kedamaian. Seperti yang dijelaskan
dalam teks Lukas 10:33-35 di atas memperlakukan manusia sebagai
subyek akan mengakibatkan dampak positif bagi mereka atau bagi
pasien, tindakan perawatan kesehatan akan menjadi maksimal, namun
sebaliknya apabila memandang pasien hanya sebagai objek
pemenuhan
2. Model Pelayanan yang Proaktif

Model pelayanan proaktif adalah model pelayanan yang penuh


inisiatif, kreatif, inovatif dan terus-menerus dikembangkan sesuai
kebutuhan pasien dan sesuai zamannya di mana dalam era pelayanan
kesehatan modern, alat-alat kesehatan yang canggih berbasih teknologi
informasi dan komunikasi dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya bagi
kesembuhan pasien. Pelayanan yang cepat, tanggap, ramah, modern
adalah hasil dari model pelayanan proaktif, tidak ada lagi para pelayan
kesehatan yang malas, kurang tanggap, menunggu perintah atasan dan
lain sebagainya. Model pelayanan proaktif ini terjadi saat para pelayan
kesehatan hatinya digerakkan oleh belas kasihan.
3. Model Pelayanan Totalitas

Model pelayanan totalitas adalah pelayanan komprehensif, tersistem


dengan baik, pelayana yang utuh mulai dari awal sampai akhir. Model
pelayanan yang lengkap. Di dalam teks Lukas 10:33-35 seperti telah
dijelaskan bahwa pelayanan totalitas dimulai dari awal ketika ada niat
baik, motivasi yang baik untuk menolong sesame manusia, atau
menolong pasien. Lalu pasien dibalut lukanya, diolesi dengan minyak,
dituangkan anggur, lalu membawanya ke tempat penginapan,
mendampingi pasien untuk dirawat. Lalu membiayai semua kebutuhan
perawatan. Bukan hanya di situ saja, apabila ada kekurangan-
kekurangan lain maka semua kebutuhan akan dicukupi.
Itulah pelayanan totalitas yang saat ini bisa diterapkan untuk
pelayanan pasien yaitu melayani pasien mulai dari awal datang ke
rumah sakit, proses pendaftaran, bertemu dengan dokter,
penggunaan alat kesehatan, pemberian obat, penggunaan fasilitas,
perawatan yang dilakukan oleh tenaga paramedis, sampai pasien
pulang dari rumah sakit, dan bahkan pelayan pasca atau lanjutan
seperti kontrol ke dokter dan pelayanan pembiayaan kesehatan
yang baik lancar harusnya menjadi dijalankan dengan massif dan
tersistem/terpola sehingga menjadi pelayanan yang totalitas. Itulah
yang dimaksud model pelayanan totalitas.
4. Model Pelayanan Holistik
Dari hasil eksegesa di atas jelas terlihat pelayanan holistik dan totalitas dari orang
Samaria yang murah hati. Pelayanan Holistik berasal dari dua kata yaitu
wholeness dan holiness. Kata holiness berasal dari kata holy atau kudus/suci.
dosa untuk mengalami kekudusan dan kesembuhan. Kekudusan dan kesembuhan
menjadi suatu paket yang tidak dapat dipisahkan, hal ini terlihat dalam
contohcontoh di Alkitab. Kekudusan dan kesembuhan berkaitan erat hal ini
dialami Yesaya, dalam pemanggilan sebagai nabi, dimna perlu pengudusan dalam
hidupnya. Juga dialami Petrus yang awalnya penakut sehingga menyangkal Yesus
sebanyak tiga kali, namun melalui kebangkitan Yesus terjadi perubahan dalam
dirinya, terjadi pengudusan dan pemulihan, penyembuhan sehingga Petrus
menjadi pelayan Tuhan yang sangat pemberani, setia, sampai akhir hayat, pernah
dimasukkan penjara ia tidak gentar sedikitpun, bahkan matinya pun rela di salib
terbalik
2.6.Fungsi Pelayanan Pastoral orang yang di Rawat inap di Rumah sakit

Menurut Yakkum yaitu Yayasan Kristen Untuk Kesehatan Umum


yang memiliki belasan rumah-rumah sakit di Indonesia, dalam buku
yang merupakan suatu suatu modul pelayanan pastoral dijelaskan
fungsi pelayanan pastoral terhadap orang sakit sebenarnya meliputi
dua hal yaitu pendampingan pastoral (care giving) dan pelayanan
lebih khusus yaitu konseling. Di dalamnya dibutuhkan kesungguhan
dari para pelayan pastoral atau konselor untuk melibatkan semua
yang ada di dalam tubuh para pelayan pastoral tersebut, seperti
telinga untuk mendengar, mata untuk melihat, namun yang
terpenting menggunakan telinga dan mata batin kita untuk melayani
dengan sepenuh hati kita
Beberapa pakar pastoral konseling turut mendukung
juga bahwa pelayanan pastoral terhadap orang sakit
adalah sebagai alat pelaksanaan Amanat Agung mereka
adalah sebagai berikut: Julianto Simanjuntak, Yakub
Susabda dan lainnya untuk diIndonesia, sedangkan di
luar negeri seperti di Amerika terdapat Jay Adam, John
MacArthur Jr., dan lain-lain. Berikut ini adalah enam
fungsi pelayanan pastoral terhadap orang sakit tersebut.
1. Fungsi Menyembuhkan atau Healing

Fungsi penyembuhan dalam pelayanan pastoral tidak hanya


menyembuhkan secara fisik-biologis semata, melainkan menyentuh
aspek mental, emosional, dan spiritual. Pada dasarnya pelayan pastoral
tidak dapat menyembuhkan penyakit seseorang, namun pelayanan
kesembuhan ini adalah ikut sertanya dan kepedulian akan hadirnya
proses penyembuhan yang datang dari Allah sendiri. Kesembuhan
yang diharapkan tentunya kesembuhan yang seluas-luasnya yaitu yang
menyentuh semua aspek kehidupan manusia, baik tubuhnya, jiwanya
dan rohnya. Juga relasinya dengan Tuhan dan sesama, relasinya
dengan lingkungan dan sekitarnyapun menjadi perhatian dalam
pelayanan kesembuhan ini.
2. Fungsi Menyokong atau Mendukung

Ketika seorang sakit, apalagi penyakit terminal yaitu penyakit


yang membawa kepada kematian, mereka mengalami putus
pengharapan maka para pelayan pastoral perlu melakukan
dukungan. Saat mereka mengalami penderitaan yang sangat
dalam seperti bingung, putus asa, shock, berontak dan
sebagainya, kadang keberadaan pelayan cukup hadir atau ada
disamping mereka tanpa harus mengeluarkan banyak perkataan
apalagi nasihat. Bentuk dukungan, sokongan, topangan adalah
pemberian semangat atau penguatan kembali kepada orang
yang digembalakan.
3. Fungsi Membimbing atau Guiding

Fungsi pembimbingan ini adalah untuk membantu pasien dan


keluarganya dalam pengambilan keputusan, misalnya ketika
ada kasus amputasi kaki/tangan, pasien perokok berat harus
menghentikan kebiasaan merokoknya, atau ketika ada pasien
yang harus memilih alat kontrasepsi (KB) dan lain-lain. Pada
dasarnya pengambil keputusan adalah pasien, pelayan pastoral
adalah pendamping, pembimbingan diperlukan karena
seringkali pengambilan keputusan sangat berhubungan dengan
masalah etika.
4. Fungsi Memperbaiki Hubungan atau Reconciling

Tiga fungsi di awal lebih berfokus pada diri orang yang


ditolong, namun fungsi keempat ini adalah untuk memperbaiki
hubungan orang yang ditolong tersebut dengan orang lain bisa
orang tuanya, pasangannya, temannya, kekasihnya, atasannya,
bahkan bisa juga dengan Tuhannya. Fungsi ini dilaksanakan
apabila terjadi konflik atau ketegangan dengan pihak lain,
pelayan pastoral akan berfungsi sebagai mediator, penengah di
antara pihak-pihak yang bersitegang/berkonflik. Hal ini telah
diteladani oleh Tuhan Yesus yang telah menjadi Mediator buat
umat manusia.
5.Fungsi Mengasuh/Mendidik atau Nurturing

Fungsi ini adalah penambahan atau lanjutan dari fungsi membimbing,


dimana diharapkan orang yang ditolong dapat mengerti informasi-informasi
terbaru tentang kehidupan yang lebih baik, dan dapat mengembangkan
potensi yang ada untuk dapat memperoleh kedewasaan dengan kasih dan
disiplin. Seperti Allah memberi penghargaan kepada setiap orang, demikian
juga para pelayan pastoral, hendaknya dengan kasih memberikan
pengasuhan/pendidikan tentang segala seluk beluk tentang penyakit yang
diderita pasien dengan sejelas-jelasnya. Begitu pula yang diharapkan dalam
lingkup yang lebih luas, masyarakat dapat mendukung kualitas kesehatan
untuk hidup mereka sendiri, maka fungsi ini sangat berkaitan erat dengan
tindakan preventif dan promotif dari rumah sakit atau unit pelayanan
kesehatan.
6. Fungsi Penggenapan Amanat Agung

Menyikapi pelayanan pastoral terhadap orang


sakit yang selama ini ada, mengingatkan
gereja-gereja di Indonesia untuk peduli
terhadap pelayanan pastoral mengingat data
bahwa banyaknya penderita sakit depresi,
kecemasan, dan gangguan jiwa lainnya.
2.7.Apa yang Harus dilakukan dalam Melakukan Kunjungan yang Baik

1. Patuhi Jam Berkunjung yang di Tetapkan oleh Rumah


Sakit
Hal ini adalah hal yang paling utama harus di perhatikan.
Setiap rumah sakit pasti menetapkan jam berkunjung sesuai
kebijakan masing-masing, biasanya di siang dan malam hari.
Jam berkunjung dibatasi agar pasien dapat istirahat supaya
lekas pulih. Jadi sebaiknya pergi berkunjung hanya pada jam
yang ditentukan ini supaya kunjungan yang di lakukan tidak
malah mengganggu pasien yang sedang sakit.
2. Pastikan Informasi yang Benar Mengenai Rumah
Sakit Serta Nomor Kamar Tempat dirawat
Walaupun kelihatannya sepele, tapi salah tujuan rumah sakit
bisa saja terjadi, Oleh karena itu, pastikan kembali lokasi
rumah sakit yang Anda tuju. Tak lupa juga, pastikan nomor
kamar dan bangsal perawatan yang ingin Anda kunjungi,
Suatu rumah sakit bisa berukuran sangat besar, hingga
memuat seribu tempat tidur pasien, Maka dari itu penting
untuk mengetahui cara menjenguk pasien yang satu ini.
3. Sebaiknya Masuk ke Kamar Pasien dalam Kelompok
Kecil, Bukan Satu Grup Besar
Jika menjenguk dalam suatu grup besar, ketika masuk ke
kamar perawatan pasien sebaiknya diatur agar masuk secara
bergantian dalam kelompok-kelompok kecil berisi 2 hingga 3
orang. Pertama, karena ruang perawatan di rumah sakit itu
biasanya ukurannya tidak besar, sehingga akan sulit untuk
menampung banyak orang. Kedua, agar perbincangan Anda
dengan pasien atau keluarga pasien pun menjadi lebih
terfokus.
4. Perhatikan Ketenangan Penghuni Tempat Tidur
Sebelah
Kalau pasien yang Anda jenguk menempati satu ruangan
perawatan untuknya sendiri, pembicaraan mungkin dapat
dilakukan secara lebih leluasa. Namun, jika ia menempati
kamar perawatan yang berisi dua orang atau lebih pasien, ada
baiknya Anda menjaga betul ketenangan, dan terutama
volume suara dalam berbicara.
5. Jangan Terlalu Banyak Memberondong Pasien dengan
Pertanyaan
Stop jadi orang yang kepo kepada pasien yang sedang sakit.
Kecuali memang pasien sendiri yang cerita keadaanya,
sebaiknya jangan terlalu banyak mengajukan pertanyaan
kepada pasien. Pertama, ia pasti lelah menceritakan hal yang
sama pada setiap orang yang mengunjunginya. Kedua,
beberapa pasien tidak suka jika orang lain mengetahui terlalu
banyak tentang penyakitnya, apalagi jika penyakit tersebut
tergolong berat.
6. Selalu Cuci Tangan Sebelum dan Sesudah Masuk Kamar
Perawatan
Saat masuk ke kamar perawatan pasien, bisa jadi kita membawa
kuman-kuman dari luar rumah sakit. Sebaliknya, saat keluar dari
kamar perawatan, ada kemungkinan kita akan membawa kuman-
kuman yang berdiam di rumah sakit. Oleh karena itu, wajib untuk
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah berkunjung. Setiap
rumah sakit pasti mempunyai fasilitas wastafel yang juga bisa
diakses pengunjung, atau juga bisa menggunakan cairan antiseptik
yang juga disediakan rumah sakit (biasanya menempel di dekat
pintu masuk ruang rawat).
7. Jangan Duduk atau Tidur di Tempat Tidur
Pasien
Setelah melakukan apapun saat sedang menengok
pasien, jangan pernah duduk di tempat tidur pasien,
Debu dan kotoran yang menempel di pakaian yang
Anda pakai dapat berpindah ke tempat tidur pasien dan
menjadikannya kotor.
8. Jauhi Kalimat Bernada Negatif
Dokter, perawat, dan apoteker selalu berjuang keras
untuk memotivasi pasien agar cepat sembuh, agar fight
dengan kondisinya. Percayalah, orang yang sedang
sakit itu sudah cukup ‘menderita’ jiwa dan raga karena
penyakitnya, sehingga ia hanya butuh penghiburan dan
semangat, bukan kata-kata negatif yang membuatnya
makin pening!
9. Sebaiknya Tidak Pergi Menjenguk Jika Sedang Tidak
Fit
Hal ini terutama berlaku jika Anda sendiri sebagai penjenguk
sedang mengalami penyakit yang sifatnya infeksius,
misalnya flu, karena bisa jadi malah menular kepada pasien
yang sedang sakit. Selain itu, saat Anda sedang kurang sehat,
daya imunitas Anda cenderung akan turun. Sehingga tidak
tertutup kemungkinan Anda malah akan membawa pulang
‘oleh-oleh’ bibit penyakit dari rumah sakit!
10. Perhatikan Buah Tangan yang Anda Bawa
Adalah suatu kebiasaan di masyarakat kita untuk
membawa buah tangan saat menjenguk yang sedang
sakit., sebaiknya apa yang kita bawa disesuaikan
dengan kebutuhan pasien. Kebanyakan buah tangan
berupa makanan, ada baiknya kita cek dahulu apakah
pasien sedang pantang makanan tertentu. Selain untuk
pasien, ada baiknya kita juga memperhatikan
kebutuhan penunggu pasien
Syarat utama agar kita dapat menjalankan pastoral care adalah kemampuan
mendengarkan pasien/klien. Ada 6 syarat untuk dapat mendengarkan secara
efektif, yaitu:
1. Menatap wajah lawan berbicara sebaik-baiknya. Perlu melakukan kontak
mata supaya orang yang diajak bicara merasa yakin sungguh didengarkan.
2. Menunjukkan minat. Maksudnya kita nampak antusias terhadap persoalan
yang tengah diceriterakannya.
3. Memberi perhatian terhadap lawan bicara, tidak sibuk sendiri dengan HP
atau kegiatan lain. Singkatnya menyingkirkan segenap gangguan yang
kemungkinan ada.
4. Memahami segenap gejolak perasaan yang dialami oleh lawan bicara.
5. Empati: keinginan dan kemauan pendengar untuk berada atau masuk dalam
situasi/kondisi yang dialami lawan bicara.
6. Bersikap sabar, tenang dan ramah saat memberikan masukan/umpan balik.
II.Manfaat Praktis
Pelayanan Pastoral bukanlah pelayanan pelengkap dirumah sakit,
melainkan bagian dari pelayanan untuk kesembuhan pasien. Bentuk
pendampinganny juga bukan hanya dirumah sakit saja, terkadang
paska rawat inap, pasien juga masih memerlukan pelayanan ini.
Pelayanan pastoral yang diperlukan untuk mendukung kesembuhan
pasien memiliki 5 fungsi yaitu: Fungsi Membimbing, Fungsi
mendamaikan/memperbaik hubungan, Fungsi menopang/menyokong,
fungsi menyembuhkan, dan Fungsi mengasuh. Sehingga, dari kelima
fungsi tersebut jika difungsikan dengan tepat akan menghasilkan satu
proses kondisi kesembuhan yang utuh.
1. Secara teoritis
a. Dalam bidang akademik, diharapkan dapat memberikan
sumbangan pikiran dan perluasan wacana dalam bimbingan
pastorali berupa wawasan mengenai pelaksanaan yang
dilakukan oleh konseling pastoral. Serta mampu memperbaiki
kompetensi lulusan dari program studi pastoral agar lebih
memperdalam keahlian dalamnya.
b. Dalam bidang keilmuan, diharapkan dapat dijadikan sebagai
bahan rujukan dan pemahaman bagi pemakalahi selanjutnya.
Pada kajian yang sama tetapi ruang lingkup yang lebih luas dan
membantu mendalam tentang hal-hal yang proses layanan
bimbingan rohani bagi pasien rawat .
2. Secara Praktis
a. Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini diharapkan
menjadi masukan bagi pengelola rumah sakit dan petugas
bina rohani dalam memberikan bimbingan rawat inap
serta menyelesaikan kendala yang dialami.
b. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat
berguna bagi kontribusi membantu dalam awal penelitian
dan menambah pemahaman serta meningkatkan pelayanan
bimbingan rohani bagi pasien di rumah sakit pada
umumnya.
3. Untuk konselor kita
a. Dalam melakukan konseling kita dapat membantu
konselor kita untuk menumbuhkan semangat Nya
agar tidak putus asa atas apa yang dialami
b. Dalam melakukan konseling kita dapat sebagai
sarana untuk konselor kita dalam berbagai kisah
atau cerita yang mungkin orang lain tidak mau
dengarkan.
IV. Tinjau Teologis
Pelayanan yang memandang manusia sebagai subyek adalah fondasi
yang penting bagi perilaku antar manusia, karena manusia
diciptakan untuk saling menghargai, menolong, menguatkan. Allah
mengunjungi dan menebus umat-Nya (Luk 1:68), Seperti Tuhan
sebagai Gembala yang baik mau meninggalkan sembilan puluh
sembilan dan mencari satu domba yang hilang, maka kita harus mau
meninggalkan kenyamanan jemaat dan mencari satu jiwa yang
terhilang (Mat18:12). Kunjungan pastoral adalah cara untuk
menunjukkan kemuliaan Allah yang telah mengunjungi manusia
sebagai manusia dalam Kristus.
Akar kata Ibrani untuk visit atau kunjungan adalah pagad, dalam Yunani
adalah episkopeo dan dalam Latin adalah visitare, mempunyai dua
pengertian:
1. Memeriksa atau membuktikan dengan menguji.
2. Melihat bahwa semuanya berjalan sesuai perintah
Kunjungan pastoral mencakup kedua hal ini yaitu untuk melihat
apakah iman orang yang dikunjungi bertumbuh dan memeriksa apakah
saat ini iman itu berkembang. Visitasi adalah tugas pengembalaan yang
tidak hanya sekali bertemu dengan anggota jemaat di gereja, tetapi
diteruskan, disinilah akan terjadi hubungan yang dalam. Oleh karena itu
pengembalaan tidak dapat dilakukan dengan mesin penjawab telepon,
pesan lewat komputer (e-mail) atau surat yang tidak pribadi dan Ini
bukan pembicaraan umum tetapi antar pribadi.
V. Kesimpulan
Rumah sakit merupakan tempat layanan pastoral guna pemenuhan kebutuhan
dalam aspek-aspek kehidupan pasien. Disini layanan pastoral care hadir untuk
menguatkan, menopang dan membimbing pasien dalam menghadapi dan
memecahkan pergumulan yang dihadapi.
Pelayanan konseling pastoral adalah pelayanan yang mendukung kesembuhan
bagi pasien terutama yang menjalani perawatan kesehatan di rumah-rumah sakit,
terutama bisa dikolaborasikan dengan pelayanan yang dilakukan oleh para
tenaga medis seperti para dokter, perawat, dan tenaga- tenaga medis lainnya.
Kelebihan dari pelayanan pastoral konseling adalah adanya gabungan antara
kebutuhan psikis dan spiritual dari para pasien; pelayanan ini memperlengkapi
pelayanan yang diberikan tenaga-tenaga medis sehingga bisa melihat manusia
secara utuh dan lengkap atau holistik
Dari hasil kolaborasi ini akan membuat para pasien
lebih memahami makna sakit dan penyakit, dan juga
makna kehidupan keseluruhan, sehingga para pasien
tersebut memahami makna kesembuhan sejati justru
bukan hanya dari sudut pandang manusia, melainkan
memandangnya dari sudut pandang Tuhan Sang
Pencipta yang selalu merencanakan kebaikan dan
kesejahteraan bagi setiap manusia.

Anda mungkin juga menyukai