Anda di halaman 1dari 23

CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958

E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

STRATEGI SOSIALISASI POLITIK DALAM PENINGKATAN


PARTISIPASI PEMILIH PEREMPUAN PADA PILKADA
SERENTAK DI KOTA MAGELANG

Eko Ari Wibowo1


Muradi2
Arfin Sudirman3

1
Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Padjadjaran
2
Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Padjadjaran
3
Pascasarjana Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas
Padjadjaran

Email: eko_ari@yahoo.com

ABSTRAK
Pemilih perempuan menjadi salah satu segmen pemilih strategis dalam sosialisasi
politik yang dilaksanakan oleh KPU Kota Magelang karena selain populasinya
yang melebihi pemilih laki-laki, juga karena adanya hambatan bagi perempuan
dalam hal pendidikan, ekonomi, dan sosial yang menyebabkan perempuan lebih
banyak berada dalam wilayah domestik serta terbatasnya akses informasi
termasuk tentang kepemiluan. Pada penyelenggaraan Pilkada serentak tahun 2015,
KPU menetapkan target tingkat partisipasi pemilih secara nasional sebesar 77,5%.
Sebagai upaya mencapai target tersebut KPU Kota Magelang menerapkan strategi
dalam melaksanakan sosialisasi politik kepada pemilih perempuan. Metode
kualitatif digunakan pada penelitian ini, dan teknik pengumpulan data yang
digunakan melalui wawancara dan dokumentasi. Penentuan informan dilakukan
dengan purposeful menggunakan strategi snowball. Hasil dan pembahasan
mengungkapkan bahwa KPU Kota Magelang menerapkan strategi ofensif dan
defensif secara bersamaan namun dengan kelompok target pemilih perempuan
yang berbeda. Penentuan kelompok target pemilih perempuan efektif dilakukan
melalui pendekatan formal, informal, dan melalui media massa. Penerapan
strategi ofensif lebih mendominasi dalam peningkatan partisipasi pemilih
perempuan pada Pilkada Kota Magelang tahun 2015.

Kata kunci : strategi; sosialisasi politik; pilkada; perempuan

ABSTRACT
Women voters became one of the strategic voters segments in political
socialization conducted by the Election Commission of Magelang City because in
addition to the population that exceeded male voters, it was also because of the

22
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

obstacles for women in education, economy and social that caused more women
to be in domestic area as well as limited access to information including about
elections. In the implementation of the elections in conjunction in 2015, the
Election Commission set a target of national voter turnout rate of 77.5%. In an
effort to reach the target, the Election Commission of Magelang City implemented
a strategy to implement political socialization to women voters. Qualitative
methods are used in this study, and data collection techniques used through
interviews and documentation. Determination of informants conducted with
purposeful using snowball strategy. The results and discussions reveal that the
Election Commission of Magelang City is implementing an offensive and
defensive strategy simultaneously but with different target groups of women
voters. The determination of effective women voter target groups is done through
formal, informal, and mass media approaches. The implementation of offensive
strategy is more dominant in increasing the participation of women voters in
Election of Magelang City in 2015.

Keywords: strategy; political socialization; local elections; woman

PENDAHULUAN Kota Magelang merupakan


Pemilihan Umum (Pemilu) salah satu daerah yang ikut dalam
merupakan sarana perwujudan pelaksanaan Pilkada serentak
kedaulatan rakyat untuk pertama di Indonesia tahun 2015
menghasilkan pemerintahan yang bersama dengan 268 daerah lainnya.
demokratis. Pemilihan Kepala Berdasarkan data KPU Kota
Daerah (Pilkada) masuk ke dalam Magelang, jumlah daftar pemilih
rezim Pemilu sejak berlakunya tetap (DPT) sebanyak 89.112
Undang-Undang Nomor 32 Tahun pemilih, yang terdiri dari 42.490
2004 tentang Pemerintahan Daerah, pemilih laki-laki dan 46.622 pemilih
dimana Kepala Daerah dipilih secara perempuan. Artinya jumlah pemilih
langsung oleh rakyat. KPU Kota perempuan di Kota Magelang lebih
Magelang sebagai penyelenggara banyak dari pemilih laki-laki dengan
Pilkada Kota Magelang merupakan prosentase cukup signifikan yaitu
badan penyelenggara Pemilu sebesar 52,32%, yang melebihi rata-
sebagaimana diamanatkan oleh rata prosentase pemilih perempuan
Undang-Undang Nomor 15 Tahun secara nasional pada Pilkada
2011 tentang Penyelenggara Pemilu, serentak tahun 2015 sebesar 50,10%
yang diberikan tugas dan wewenang (KPU, 2016). Berdasarkan data
untuk menyelenggarakan seluruh rekapitulasi perolehan suara Pilkada
tahapan Pilkada. Salah satu tugas dan Kota Magelang tahun 2015
wewenang KPU Kota Magelang menunjukkan bahwa pencapaian
dalam penyelenggaraan Pilkada tingkat partisipasi pemilih
adalah melaksanakan sosialisasi perempuan dalam menggunakan hak
politik. pilihnya di tempat pemungutan suara

23
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

(TPS) pada hari pemungutan suara bebas banjir (BPS Kota Magelang,
tanggal 9 Desember 2015 sebesar 2015: 2).
77,10%, sedangkan tingkat Jaringan Pendidikan Pemilih
partisipasi pemilih laki-laki sebesar untuk Rakyat (JPPR) menilai bahwa
73,17%. Jika dibandingkan dengan ada tiga faktor utama yang
hasil Pilkada pada periode menyebabkan rendahnya partisipasi
sebelumnya tahun 2010 maka tingkat pemilih dalam Pilkada, yaitu
partisipasi perempuan di Kota terbatasnya pilihan pasangan calon
Magelang mengalami kenaikan, dari yang diajukan partai politik,
dimana tingkat partisipasi pemilih perbedaan antara janji kampanye
perempuan pada Pilkada tahun 2010 dengan realitas politik, dan turunnya
sebesar 73,70% dan pemilih laki-laki aktivitas sosialisasi dan pendidikan
sebesar 69,60%. Meskipun demikian, pemilih oleh penyelenggara Pemilu
pencapaian tingkat partisipasi (KPU, 2017: 314). Dari seluruh
pemilih perempuan di Kota faktor penyebab rendahnya
Magelang pada Pilkada Tahun 2015 partisipasi pemilih tersebut
masih belum bisa mencapai target sebenarnya menjadi tanggung jawab
partisipasi pemilih nasional bersama seluruh pemangku
sebagaimana telah ditetapkan oleh kepentingan (stakeholders) Pemilu,
KPU sebesar 77,5% yang dituangkan namun karena Undang-Undang
dalam rencana strategis KPU. Nomor 15 Tahun 2011 tentang
Padahal jika dilihat dari kondisi Penyelenggara Pemilu memberikan
geografisnya, Kota Magelang relatif kewajiban dan kewenangan kepada
tidak ada hambatan bagi pemilih penyelenggara Pemilu untuk
untuk hadir dan menggunakan hak memberikan sosialisasi dan
pilihnya ke Tempat Pemungutan pendidikan politik kepada pemilih
Suara (TPS), karena luas wilayahnya maupun peserta Pemilu, maka
hanya sekitar 18,12 km2 yang terdiri agenda sosialisasi politik tersebut
dari 3 Kecamatan, sehingga jarak harus diselenggarakan oleh KPU
tempuh menuju ke TPS untuk beserta jajarannya. Besarnya
menggunakan hak pilihnya relatif partisipasi perempuan dalam Pemilu
dekat. Kemudian secara topografis dapat dipengaruhi oleh kebijakan dan
akses jalan di Kota Magelang juga program yang dijalankan oleh
relatif mudah untuk dilalui oleh penyelenggara Pemilu. Oleh karena
pemilih untuk menuju ke TPS, itu, sangatlah penting bahwa
karena wilayahnya berupa dataran penyelenggara Pemilu secara sadar
dengan kemiringan berkisar antara 5o dan proaktif mengikutsertakan
- 45o dan berada pada ketinggian 380 gender ke dalam analisis,
m di atas permukaan laut, sehingga perencanaan, dan implementasi
termasuk daerah yang cukup rata dan seluruh kegiatannya dan juga

24
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

interaksi dengan pemangku literatur-literatur dan dokumen-


kepentingan lain yang terlibat dalam dokumen yang berkaitan dengan
proses kepemiluan (Bibler, Mohan, kegiatan sosialisasi politik. Dalam
& Ryan, 2014: 3). penelitian ini pengujian keabsahan
Adanya fenomena jumlah data didasarkan pada derajat
pemilih perempuan yang lebih kebenaran dan kepercayaan data
banyak dibandingkan dengan pemilih yang diperoleh, dan kesesuaian
laki-laki di Kota Magelang, namun terhadap peraturan perundangan
tingkat partisipasi pemilih beserta dokumen resmi yang
perempuan di Kota Magelang pada dikeluarkan instansi yang
Pilkada tahun 2015 tetap tidak bisa berwenang.
mencapai target sebagaimana telah
dipaparkan di atas, maka peneliti HASIL DAN PEMBAHASAN
tertarik untuk melakukan penelitian 1. Pentingnya Sosialisasi Politik
tentang strategi sosialisasi politik Kepada Pemilih Perempuan
yang dilaksanakan oleh KPU Kota Pemilih perempuan menjadi
Magelang dalam upaya peningkatan salah satu segmen pemilih strategis
partisipasi pemilih perempuan pada dalam sosialisasi politik yang
Pilkada tahun 2015. Penelitian dilaksanakan oleh KPU Kota
tentang strategi politik oleh Magelang karena selain populasinya
organisasi penyelenggara Pemilu yang banyak melebihi pemilih laki-
dalam pelaksanaan sosialisasi politik laki, juga karena adanya hambatan
untuk tujuan peningkatan partisipasi bagi perempuan di Kota Magelang
politik masih jarang dilakukan, dalam hal pendidikan, ekonomi, dan
sebagian besar penelitian terdahulu sosial yang menyebabkan perempuan
membahas strategi politik yang lebih banyak berada dalam wilayah
dipakai untuk tujuan pemenangan domestik dan terbatasnya akses
dalam Pemilu oleh para kandidat, tim informasi termasuk tentang Pemilu.
pemenangan atau partai politik. Hambatan pertama dalam bidang
pendidikan yaitu, masih banyaknya
METODE PENELITIAN perempuan di Kota Magelang yang
Penelitian ini menggunakan tidak bisa membaca dan menulis.
metode kualitatif, dipilih karena Perempuan berusia 10 tahun keatas
lebih menekankan pada kedalaman yang tidak bisa membaca dan
data dan penjelasan, dengan teknik menulis jumlahnya lebih banyak
pengumpulan data yang dilakukan dibandingkan dengan laki-laki yaitu
melalui wawancara (interview) dan mencapai 3,22% dari jumlah
dokumentasi (documents). Sumber penduduk, sedangkan laki-laki hanya
data berasal dari data primer melalui sebanyak 1,57%. Hal tersebut
wawancara dan data sekunder berupa disebabkan karena penduduk

25
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

perempuan di Kota Magelang yang tinggal di lingkungan asrama


berusia 10 tahun keatas tidak tersebut pada umumnya memiliki
bersekolah jumlahnya mencapai kepala keluarga sebagai anggota
4,07%, sedangkan laki-laki yang TNI/Polri yang tidak memiliki hak
tidak bersekolah hanya 0,70% dari politik. Jadi perempuan yang tinggal
jumlah penduduk (BPS Kota di lingkungan tersebut jarang
Magelang, 2015: 9). Rendahnya mendapatkan informasi seputar
tingkat pendidikan, kemampuan politik, sehingga kurang tertarik
membaca dan menulis dengan urusan politik. Perempuan di
mengakibatkan rendahnya pula lingkungan asrama lebih banyak
pengetahuan serta pemahaman yang beraktifitas terkait urusan kedinasan
dimiliki sehingga pada akhirnya dari suaminya. Selain hambatan
dapat menimbulkan rendahnya dalam hal pendidikan, ekonomi, dan
kesadaran sipil dan politik bagi sosial sebagaimana diuraikan di atas,
perempuan di Kota Magelang. menurut Mar’iyah (2001) juga
Hambatan kedua berasal dari terdapat hambatan di bidang politik
bidang ekonomi terkait dengan yang dialami oleh kaum perempuan,
angkatan kerja atau kesempatan yaitu kurangnya sosialisasi politik
kerja. Jumlah perempuan di Kota yang khusus menyasar kaum
Magelang yang bekerja, baik pada perempuan dengan mengangkat isu-
sektor jasa, pertanian, industri, isu tentang perempuan yang
konstruksi, perdagangan, dilakukan oleh partai politik ataupun
transportasi, keuangan dan lainnya penyelenggara Pemilu.
hanya sejumlah 35,6% dari seluruh Mengatasi berbagai hambatan
angkatan kerja sebesar 64.382 jiwa yang dialami oleh pemilih
pada tahun 2014 (BPS Kota perempuan di Kota Magelang dalam
Magelang, 2015: 8). Artinya banyak mengakses dan mendapatkan
perempuan di Kota Magelang yang informasi tentang Pemilu dan
tidak bekerja atau hanya mengurus tahapan Pilkada Kota Magelang,
rumah tangga, jadi kecenderungan merupakan tantangan bagi KPU Kota
perempuan berperan untuk mengasuh Magelang dalam menjalankan
anak dan urusan rumah tangga, agenda sosialisasi politik pada
seringkali membuat perempuan Pilkada Kota Magelang tahun 2015.
hanya memiliki sedikit waktu untuk Dibutuhkan pendekatan yang sesuai
berkegiatan dalam sektor publik. dengan karakteristik pemilih
Kemudian hambatan ketiga yang perempuan. Untuk itu sosialisasi
berasal dari faktor sosial, dimana politik yang dilakukan oleh KPU
banyak pemilih perempuan di Kota Kota Magelang kepada pemilih
Magelang yang tinggal di lingkungan perempuan penting dilakukan,
asrama TNI/Polri. Perempuan yang melalui kegiatan-kegiatan yang

26
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

familier terhadap perempuan agar partisipasi pemilih sebesar 77,5%


hambatan-hambatan bagi pemilih bagi 269 daerah di seluruh Indonesia
perempuan dalam memperoleh sebagaimana tercantum dalam
informasi kepemiluan dan tahapan Rencana Strategis KPU Tahun 2015-
Pilkada Kota Magelang tahun 2015 2019. Keberhasilan terhadap
dapat teratasi. pencapaian tujuan tersebut sangat
ditentukan oleh kinerja KPU Kota
2. Penerapan Strategi Dalam Magelang sebagai aktor utama
Sosialisasi Politik penyelenggara Pilkada dalam
Penggunaan strategi yang mensinergikan seluruh potensi yang
tepat merupakan salah satu hal ada, baik itu menyangkut sumber
penting yang harus dilakukan oleh daya manusia, dana dan dukungan
KPU Kota Magelang dalam pemangku kepentingan dalam
melaksanakan sosialisasi politik. Pilkada. Keterpaduan dan
Strategi sosialisasi politik dalam keselarasan dalam mengelola semua
Pilkada digunakan untuk elemen tersebut yang tertuang dalam
merealisasikan cita-cita politik yang strategi sosialisasi politik KPU Kota
mengarah kepada perubahan Magelang yang kemudian
masyarakat ke arah yang lebih baik, diimplementasikan dalam berbagai
seperti peningkatan pengetahuan, kegiatan, agar dapat meningkatkan
pemahaman dan kesadaran pengetahuan, pemahaman dan
masyarakat tentang hak pilihnya kesadaran masyarakat dalam
dalam Pilkada. Agar dapat menggunakan hak pilihnya yang
meningkatkan partisipasi pemilih pada akhirnya dapat meningkatkan
dalam Pilkada Kota Magelang tahun partisipasi pemilih dalam Pilkada
2015, maka dibutuhkan berbagai Kota Magelang Tahun 2015.
usaha, upaya dan tindakan yang Pada penyelenggaraan
dilakukan oleh KPU Kota Magelang Pilkada tahun 2010, KPU Kota
sebagai penyelenggara Pemilu. Magelang dalam melakukan
Penggunaan strategi yang sosialisasi politik belum terfokus
tepat pada akhirnya akan mengerucut kepada kelompok pemilih
pada kegiatan-kegiatan yang lebih perempuan meskipun jumlahnya
kongkrit, spesifik dan dapat melebihi setengah dari seluruh
diimplementasikan di lapangan. jumlah pemilih. Kemudian pada
Tujuan utama dari strategi itu pada Pilkada tahun 2015 KPU Kota
prinsipnya adalah pencapaian target Magelang menetapkan pemilih
Scroder (2010: 323). Pada perempuan sebagai salah satu
penyelenggaraan Pilkada Tahun segmen strategis dalam agenda
2015 secara serentak, KPU telah sosialisasi politik. Banyaknya
menetapkan target prosentase tingkat pemilih perempuan dapat menjadi

27
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

peluang bagi KPU Kota Magelang kegiatan sosialisasi politik tersebut


untuk meningkatkan prosentase harus disesuaikan dengan
partisipasi pemilih pada Pilkada karakteristik dari kelompok target
tahun 2015 dengan cara melakukan pemilih perempuan, agar informasi
sosialisai politik terfokus pada kepemiluan dan tahapan Pilkada
segmen pemilih perempuan, dengan Kota Magelang tahun 2015 dapat
harapan bahwa pemilih perempuan lebih mudah untuk diterima dan tepat
dengan jumlah yang banyak akan sasaran. Kelompok pemilih
mendorong peningkatan prosentase perempuan tersebut diakses melalui
partisipasi pemilih secara signifikan. empat pendekatan yaitu: pendekatan
Namun, dengan banyaknya jumlah formal, pendekatan informal,
pemilih perempuan juga dapat pendekatan melalui media massa,
menjadi ancaman, yaitu berupa dan pendekatan melalui media
penurunan prosentase partisipasi jaringan sebagaimana menurut
pemilih pada Pilkada tahun 2015 Scroder (2010: 325).
apabila pemilih perempuan tersebut a. Pendekatan Formal
banyak yang tidak menggunakan hak Pendekatan formal kepada
pilihnya dalam Pilkada. Untuk itu pemilih perempuan di Kota
KPU Kota Magelang menerapkan Magelang dilakukan dengan
strategi sosialisasi politik dalam kegiatan yang berkaitan dengan
upaya peningkatan partisipasi aktifitas organisasi perempuan
pemilih perempuan pada Pilkada tersebut. Untuk mendapatkan
tahun 2015. data organisasi perempuan yang
ada di Kota Magelang maka
3. Pemetaan Kelompok Target KPU Kota Magelang
Pemilih Perempuan berkoordinasi dengan Badan
KPU Kota Magelang dalam Kesatuan Bangsa, Politik dan
menerapkan strategi sosialisasi Perlindungan Masyarakat
politik terlebih dahulu menentukan (Badan Kesbangpolinmas) Kota
kelompok target agar dapat Magelang, karena sesuai dengan
memetakan kelompok pemilih peraturan perundang-undangan
perempuan pada Pilkada Kota bahwa semua organisasi
Magelang tahun 2015 secara masyarakat harus terdaftar di
spesifik. Dengan adanya Pemerintah Daerah melalui
pengelompokan pemilih perempuan Badan Kesbangpolinmas. Data
tersebut akan mempermudah dalam organisasi perempuan yang
menyusun program yang akan terdaftar di Kota Magelang
diimplementasikan dalam kegiatan terdiri dari: Gabungan
sosialisasi politik. Program yang Organisasi Wanita (GOW),
akan diimplementasikan dalam Pembinaan Kesejahteraan

28
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Keluarga (PKK), Persatuan Istri dilakukan dengan beraudiensi


Tentara (Persit) Kodim 0705, dengan redaksi media cetak
Bhayangkari Magelang Kota, surat kabar harian Magelang
Kaukus Perempuan Politik Ekspres, Radar Kedu, Suara
Cabang Kota Magelang, Fatayat Merdeka perwakilan Kedu,
NU, Nasyiatul Aisiyah, PD. Kedaulatan Rakyar perwakilan
Aisiyah, PC. Muslimat NU, dan Magelang. Kegiatan “media
Gabungan Wanita Gereja Kota visit” juga dilakukan dengan
Magelang. beraudiensi dengan media
b. Pendekatan informal elektronik radio Magelang FM,
Pendekatan informal kepada CBS FM, UTM FM, Unima FM
pemilih perempuan di Kota dan Tidar FM (KPU Kota
Magelang dilakukan dengan Magelang, 2015: 16). Kelompok
kegiatan kehumasan yang target dalam pendekatan melalui
menyasar pemilih perempuan media massa adalah pemilih
secara individu. Jadi kelompok perempuan di Kota Magelang
target ini adalah pemilih yang mengakses media cetak
perempuan yang tidak menjadi maupun elektronik tersebut.
anggota organisasi perempuan. KPU Kota Magelang
KPU Kota Magelang tidak mengelompokkan pemilih
mengelompokkan pemilih perempuan ke dalam dua
perempuan ini secara spesifik, kelompok target, yaitu
sehingga dalam kegiatan kelompok pemilih perempuan
kehumasan yang dilakukan oleh yang menjadi pembaca surat
KPU Kota Magelang atau kabar dan pemilih perempuan
dengan melibatkan mitra KPU pendengar radio. Media massa
Kota Magelang menggunakan selain memberikan informasi
bahan sosialisasi yang sama tentang peristiwa-peristiwa, juga
kepada pemilih perempuan. dapat dimanfaatkan untuk
c. Pendekatan melalui media massa menyampaikan nilai-nilai utama
Pendekatan melalui media massa yang dianut dalam masyarakat,
kepada pemilih perempuan termasuk nilai-nilai politik
dilakukan oleh KPU Kota melalui ajakan yang dapat
Magelang dengan kegiatan menumbuhkan keyakinan dan
“media visit”, yang kesadaran politik (Mas`oed &
dimaksudkan untuk menjaga MacAndrews, 2011: 49).
hubungan dengan wakil-wakil d. Pendekatan melalui media
dari media cetak atau elektronik jaringan
yang ada di Kota Magelang. Pendekatan melalui media
Kegiatan “media visit” jaringan atau internet dilakukan

29
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

oleh KPU Kota Magelang lebih spesifik berdasarkan


melalui website KPU Kota profesi, agama, dan
Magelang dengan alamat keanggotaan, sehingga akan
http://www.kpud- mempermudah dalam
magelangkota.go.id/ dan email: mengimplementasikan kegiatan
redaktur@kpud- strategi sosialisasi politik kepada
magelangkota.go.id. anggota organisasi perempuan
Pemanfaatan media jaringan yang disesuaikan dengan
berupa website dan email resmi karakteristiknya.
tersebut dimaksudkan untuk Pendekatan informal kepada
menyebarluaskan informasi pemilih perempuan secara individu
kepemiluan dan sekaligus untuk melalui kegiatan kehumasan juga
menerima masukan dan aspirasi dapat untuk menentukan kelompok
dari masyarakat. Penggunaan target pemilih perempuan dalam
media jaringan tersebut tidak Pilkada Kota Magelang tahun 2015.
secara spesifik menyasar segmen Pendekatan informal dengan sasaran
pemilih tertentu, artinya semua kepada pemilih perempuan yang
orang dapat mengakses tidak menjadi anggota organisasi
informasi kepemiluan dan perempuan di Kota Magelang,
tahapan Pilkada Kota Magelang seperti ibu rumah tangga, pedagang
tahun 2015 melalui media pasar atau pekerja dalam sektor
jaringan tersebut tanpa dibatasi perdagangan dan jasa. Mengingat
ruang dan waktu. banyak dan beragamnya jumlah
Berdasarkan uraian di atas pemilih perempuan yang menjadi
menunjukkan bahwa KPU Kota target melalui pendekatan informal
Magelang menggunakan empat ini, maka KPU Kota Magelang
pendekatan untuk menentukan bekerjasama dengan kelompok mitra
kelompok target pemilih KPU Kota Magelang dalam kegiatan
perempuan dalam Pilkada Kota sosialisasi politik.
Magelang tahun 2015. Melalui Pendekatan melalui media
pendekatan formal dapat massa kepada pemilih perempuan
menentukan kelompok target pada Pilkada Kota Magelang tahun
pemilih perempuan secara tepat, 2015 juga dapat untuk memetakan
yaitu pemilih perempuan kelompok target pemilih perempuan
anggota organisasi perempuan yang mengakses surat kabar atau
yang terdaftar di Kota radio lokal yang ada di Kota
Magelang. Disamping itu Magelang. Melalui kegiatan “media
dengan pendekatan formal juga visit” kepada perwakilan media cetak
dapat mengelompokkan ataupun elektronik dapat dirumuskan
organisasi perempuan secara suatu rubrik atau acara yang

30
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

disisipkan pada kolom atau program kegiatan-kegiatan yang familier


yang biasa mengulas masalah sesuai dengan karakteristik dan
perempuan dari media cetak atau aktifitas kelompok target pemilih
elektronik tersebut. Dengan cara perempuan, diharapkan materi
tersebut maka perempuan pembaca sosialisasi politik dapat diterima
surat kabar dan pemilih perempuan dengan baik, sehingga dapat
pendengar radio yang selama ini meningkatkan pengetahuan dan
sudah ada eksistensinya akan pemahaman tentang kepemiluan dan
mendapatkan informasi baru seputar tahapan Pilkada tahun 2015.
kepemiluan dan Pilkada Kota Kegiatan tersebut terdiri dari:
Magelang tahun 2015. Sedangkan 1) Kerjasama dengan Organisasi
pendekatan melalui media jaringan Perempuan
atau internet yang dilakukan oleh Upaya yang dilakukan
KPU Kota Magelang tidak bisa oleh KPU Kota Magelang untuk
secara khusus menyasar pemilih mensosialisasikan Pemilu dan
perempuan, karena informasi yang tahapan Pilkada tahun 2015
disampaikan merupakan informasi kepada pemilih perempuan
umum yang tidak memfokuskan melalui pendekatan formal
kepada suatu kelompok sasaran difokuskan pada kegiatan yang
pemilih tertentu. berkaitan dengan aktifitas
organisasi-organisasi perempuan
4. Jenis Strategi Sosialisasi yang ada di Kota Magelang.
Politik yang Diterapkan Untuk menyampaikan informasi
KPU Kota Magelang dalam kepemiluan dan tahapan Pilkada
melaksanakan kegiatan sosialisasi Kota Magelang tahun 2015
politik kepada pemilih perempuan secara lebih tepat dan akurat
pada Pilkada tahun 2015 menerapkan sebagaimana menurut Scroder
dua jenis strategi politik, yaitu (2010: 328) dilakukan dengan
strategi ofensif (menyerang) dan menggolongkan organisasi-
strategi defensif (bertahan) organisasi perempuan tersebut
sebagaimana menurut Scroder (2010: secara lebih spesifik berdasarkan
185). profesi dan agama sebagai
a. Strategi Ofensif berikut:
Strategi ofensif yang Pertama, organisasi
digunakan oleh KPU Kota Magelang kekaryaan bidang perempuan,
dalam sosialisasi politik KPU Kota Magelang melakukan
dimaksudkan untuk meningkatkan sosialisasi Pemilu dan tahapan
jumlah pemilih perempuan dalam Pilkada Kota Magelang tahun
menggunakan hak pilihnya pada 2015 kepada organisasi
Pilkada tahun 2015. Melalui kekaryaan bidang perempuan

31
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

yang terdaftar di Kota Magelang tahun 2015 sebagai acuan


yang terdiri dari Persit Kodim (reference) dalam kehidupan
0705 dan Bhayangkari politik sebagaimana menurut
Magelang Kota. Kegiatan Mas`oed & MacAndrews (2011:
sosialisasi kepada Persit Kodim 48).
0705 dan Bhayangkari Kedua, organisasi
Magelang Kota dimaksudkan keagamaan bidang perempuan,
untuk memberikan pengetahuan KPU Kota Magelang melakukan
tentang kepemilu dan tahapan kerjasama dengan pengurus
Pilkada Kota Magelang kepada organisasi keagamaan bidang
istri anggota TNI/Polri karena perempuan dalam melaksanakan
mereka mempunyai kepala agenda sosialisasi kepemiluan
keluarga yang secara dan tahapan Pilkada Kota
profesionalisme tidak pernah Magelang tahun 2015.
bersentuhan dengan aktifitas Kerjasama dilakukan dengan
politik. melibatkan pengurus organisasi
Upaya yang dilakukan tersebut untuk melaksanakan
oleh KPU Kota Magelang sosialisasi kepada anggotanya.
dengan menggandeng organisasi Pengurus yang ditunjuk
kekaryaan bidang perempuan mewakili organisasinya
tersebut merupakan salah satu kemudian diberikan pembekalan
strategi untuk memperluas materi kepemiluan dan tahapan
kelompok target, melalui Pilkada Kota Magelang tahun
kegiatan sosialisasi tentang 2015 oleh KPU Kota Magelang.
kepemiluan dan tahapan Pilkada Selain itu KPU Kota Magelang
Kota Magelang tahun 2015 yang juga memberikan bahan
sebelumnya belum pernah sosialisasi berupa brosur, leaflet,
dilakukan. Organisasi kekaryaan poster, dan sticker sebagai media
berdasarkan profesi baik yang untuk menyampaikan informasi
dibentuk secara formal ataupun kepemiluan dan tahapan Pilkada
informal merupakan saluran Kota Magelang tahun 2015
penyampaian informasi yang kepada anggotanya. Organisasi
paling jelas, dimana setiap keagamaan bidang perempuan di
anggota akan Kota Magelang terdiri dari
mengidentifikasikan diri dalam Fatayat NU, Nasyiatul Aisiyah,
suatu organisasi tersebut dan PD. Aisiyah, PC. Muslimat NU,
menjadikan aktifitas-aktifitas dan Gabungan Wanita Gereja
organisasi, termasuk kegiatan Kota Magelang.
sosialisasi kepemiluan dan Pengurus organisasi
tahapan Pilkada Kota Magelang keagamaan bidang perempuan

32
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

yang telah mengikuti kegiatan diri terhadap nilai-nilai yang


pembekalan berupa materi disampaikan dalam sosialisasi
kepemiluan dan tahapan Pilkada tersebut.
Kota Magelang tahun 2015 2) Membentuk Relawan Demokrasi
kemudian melakukan sosialisasi Segmen Perempuan
kepada anggotanya. Pengurus Selain melalui
organisasi tersebut diberikan pendekatan formal, upaya
keleluasaan dalam menjalankan pendekatan kepada pemilih
agenda sosialisasi yang perempuan juga dilakukan
disesuaikan dengan kebiasaan secara informal melalui
yang berlaku dalam kegiatan sosialisasi politik kepada
rutinnya, seperti mengatur pemilih perempuan yang tidak
jadwal sosialisasi, tempat menjadi anggota organisasi
sosialisasi dan metode perempuan, hal tersebut
penyampaian informasi yang dilakukan dengan strategi
akan digunakan. Hal tersebut membentuk relawan demokrasi
dilakukan agar para anggota segmen perempuan. Relawan
organisasi keagamaan bidang demokrasi merupakan gerakan
perempuan merasa familier atau sosial yang dimaksudkan untuk
terbiasa dengan aktifitas yang meningkatkan partisipasi dan
selama ini sudah dijalankan kualitas pemilih dalam
dalam penyampaian informasi. menggunakan hak pilih dalam
Dalam organisasi keagamaan Pemilu. Relawan demokrasi
bidang perempuan setiap melibatkan peranserta
anggota mempunyai ikatan masyarakat yang seluas-luasnya
berupa keyakinan yang sama dimana mereka ditempatkan
dan sering berinteraksi secara sebagai pelopor demokrasi bagi
rutin dan bersama-sama, komunitas atau lingkungannya
sehingga akan mendorong (Bagian Bina Partisipasi
mereka untuk menyesuaikan diri Masyarakat Biro Teknis dan
terhadap sikap atau tingkah laku Hupmas KPU, 2015: 28).
yang dianut oleh organisasi Relawan demokrasi segmen
tersebut (Rush & Althoff, 2013: perempuan menjadi mitra KPU
27). Jadi dengan adanya Kota Magelang dalam
sosialisasi kepemiluan dan melaksanakan agenda sosialisasi
tahapan Pilkada Kota Magelang politik yang diharapkan mampu
tahun 2015 kepada organisasi menumbuhkan kesadaran
keagamaan bidang perempuan terhadap pentingnya Pemilu
juga akan mendorong para termasuk Pilkada dalam
anggota untuk menyesuaikan

33
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

kehidupan berbangsa dan segmen perempuan dengan


bernegara. wilayah kerja di 17 Kelurahan
Relawan demokrasi yang ada di Kota Magelang,
segmen perempuan dibentuk artinya satu relawan demokrasi
dengan cara seleksi yang mempunyai wilayah kerja di
meliputi seleksi administrasi dan satu Kelurahan. Relawan
wawancara. Seleksi administrasi demokrasi segmen perempuan
dilakukan untuk memastikan sebelum terjun ke masyarakat
bahwa calon relawan demokrasi terlebih dahulu dibekali oleh
merupakan warga Kota KPU Kota Magelang dalam
Magelang dan terdaftar sebagai kegiatan “Bimbingan Teknis
pemilih dalam Pilkada Kota Relawan Demokrasi Segmen
Magelang tahun 2015, sehingga Perempuan” berupa materi
benar-benar mengetahui kondisi kepemiluan dan tahapan Pilkada
wilayah dan masyarakat di Kota Magelang tahun 2015,
lingkungannya. Kemudian kode etik relawan demokrasi,
seleksi wawancara dilakukan dan teknik berkomunikasi dalam
untuk mengetahui minat dan masyarakat. Selain itu KPU
kemampuan dalam Kota Magelang juga
berkomunikasi, disamping itu memberikan dukungan
seleksi wawancara juga untuk administratif berupa formulir
memastikan bahwa calon jadwal kegiatan, formulir
relawan demokrasi tidak laporan kegiatan dan bahan
menjadi anggota Partai Politik sosialisasi berupa brosur, leaflet,
dalam 5 tahun terakhir maupun poster, dan sticker sebagai media
menjadi tim pemenangan untuk menyampaikan informasi
pasangan calon dalam Pilkada kepemiluan dan tahapan Pilkada
yang dibuktikan dengan Kota Magelang tahun 2015
kesediaan menandatangani surat kepada pemilih perempuan.
pernyataan. Hasil seleksi Masa kerja relawan
relawan demokrasi segmen demokrasi dimulai sejak tahapan
perempuan diumumkan secara pemutakhiran data pemilih atau
terbuka oleh KPU Kota tanggal 1 Agustus 2015 sampai
Magelang di papan dengan tahapan penetapan
pengumuman atau website untuk pasangan calon Kepala Daerah
meminta masukan dan terpilih tanggal 22 Desembr
tanggapan masyarakat. 2015. Dalam menjalankan
Berdasarkan hasil seleksi tugasnya relawan demokrasi
ditetapkan 17 orang perempuan terikat dengan kode etik yaitu:
yang menjadi relawan demokrasi 1). bersikap independen,

34
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

imparsial, dan non partisan Magelang dalam Pilkada tahun


terhadap peserta Pilkada, 2). 2015. Bahkan berdasarkan buku
tidak melakukan tindakan Laporan Pelaksanaan Sosialisasi
kekerasan, 3). menghormati adat Politik pada Pilkada Serentak
dan budaya setempat, 4). Tidak Tahun 2015 di Jawa Tengah
bersikap diskriminatif, 5). tidak (KPU Jawa Tengah, 2015: 28)
menerima pemberian dalam dari 21 Kabupaten/Kota yang
bentuk apapun dari peserta melaksanakan Pilkada serentak
Pilkada yang menunjukkan di Jawa Tengah hanya KPU
indikasi keberpihakan atau Kota Magelang yang
gratifikasi (KPU Kota membentuk relawan demokrasi
Magelang, 2015: 18). khususnya segmen perempuan.
Relawan demokrasi 3) Pemanfaatan Media Massa
segmen perempuan selain Lokal
melakukan sosialisasi politik Strategi untuk
dengan mendatangi rumah- mengakses kelompok target juga
rumah yang menjadi target dilakukan melalui pendekatan
sesuai dengan wilayah kerjanya, media, agar KPU Kota
juga melakukan kegiatan Magelang dalam menyampaikan
sosialisasi politik secara informasi kepemiluan dan
bersama-sama di keramaian tahapan Pilkada tahun 2015
seperti kepada para pedagang dapat lebih luas menjangkau
pasar tradisional yang ada di pemilih perempuan di Kota
Kota Magelang, yang terdiri dari Magelang secara massif tanpa
pasar Rejowinangun, pasar terkecuali. KPU Kota Magelang
Kebonpolo, pasar Gotong- membangun hubungan dengan
royong, dan pasar Cacaban. media cetak lokal dan media
Pedagang pasar dipilih sebagai elektronik lokal yang ada di
kelompok target dengan Kota Magelang melalui kegiatan
pendekatan informal karena sebagai berikut:
sebagian besar pedagang Pertama, Rubrik Tanya
tradisional adalah perempuan Jawab “Masyarakat Bertanya
dan mereka menghabiskan lebih Pemilu, KPU Menjawab” di
banyak waktu untuk berjualan di Surat Kabar Harian Lokal.
pasar. Kehadiran relawan Rubrik tanya jawab di surat
demokrasi segmen perempuan kabar harian lokal (SKHL)
juga memberikan warna baru Magelang Ekspres merupakan
dalam kegiatan sosialisasi politik tindak lanjut dari kegiatan
sebagai salah satu strategi yang “media visit” yang dilakukan
diterapkan oleh KPU Kota oleh KPU Kota Magelang.

35
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

SKHL Magelang Ekspres dipilih membahas isu-isu yang


sebagai media cetak untuk berkaitan dengan pemilih
memuat rubrik tanya jawab perempuan, namun animo
tentang kepemiluan dan tahapan perempuan di Koa Magelang
Pilkada tahun 2015 karena untuk mengirimkan pertanyaan
merupakan SKHL tertua dan seputar kepemiluan dan tahapan
mempunyai kapasitas edar Pilkada tahun 2015 ke redaksi
paling tinggi di Kota Magelang. Magelang Ekspres cukup tinggi.
Berdasarkan company profile Kedua, Dialog Interaktif
SKHL Magelang Ekspres “Perempuan Cerdas
merupakan SKHL pertama di Berdemokrasi” di Lembaga
Kota Magelang yang berdiri Penyiaran Publik Lokal. Selain
sejak tahun 2010, mulai tahun melalui media cetak lokal, KPU
2013 mempunyai kapasitas cetak Kota Magelang juga melakukan
sebanyak 18.000 eksemplar kerjasama dengan lembaga
dengan wilayah edar di wilayah penyiaran publik lokal (LPPL)
Magelang sebanyak 45,3%, radio Magelang FM. Kerjasama
Temanggung 15,3%, Wonosobo dituangkan dengan perjanjian
17%, Purworejo 14,6%, dan kerja sama antara KPU Kota
Kebumen 7,8%. Rubrik tanya Magelang dengan Dinas
jawab KPU Kota Magelang Perhubungan, Komunikasi, dan
diampu oleh KPU Kota Informatika Kota Magelang
Magelang yang menjawab Nomor 53/KB/KPU-Kota
pertanyaan dari masyarakat Mgl/2015 dan Nomor
seputar kepemiluan dan tahapan 270/417/280/2015 tanggal 24
Pilkada Tahun 2015, pertanyaan Maret 2015 tentang Sosialisasi
tersebut dikirimkan ke redaksi Pemilu dan Penyelenggaraan
SKHL Magelang Ekspres. Pilkada Kota Magelang Tahun
Rubrik tanya jawab KPU Kota 2015. Isi perjanjian tersebut
Magelang dengan masyarakat berupa pelaksanaan sosialisasi
tersebut diberi judul oleh KPU Kota Magelang
“Masyarakat Bertanya Pemilu, melalui kegiatan dialog
KPU Menjawab”, yang dimuat interaktif yang difasilitasi oleh
satu kali dalam seminggu, yaitu Dinas Perhubungan,
pada hari sabtu selama tahapan Komunikasi, dan Informatika
Pilkada Kota Magelang tahun Kota Magelang melalui LPPL
2015 berjalan. Rubrik tanya radio Magelang FM. Dialog
jawab “Masyarakat Bertanya interaktif dilaksanakan 1 kali
Pemilu, KPU Menjawab” dalam seminggu setiap hari rabu
memang tidak secara spesifik pukul 16.30 sampai dengan

36
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

17.30 WIB selama tahapan seluruh radio yang ada di Kota


Pilkada Kota Magelang tahun Magelang seperti CBS FM,
2015 berlangsung. Adapun UTM FM, Unima FM dan Tidar
kelompok target sosialisasi FM. ILM juga dibuat dalam
politik dalam dialog interaktif bentuk visual yang dimuat di
tersebut terbagi menjadi dua SKHL yang ada di Kota
segmen, yaitu untuk segmen Magelang seperti Magelang
pemilih secara umum Ekspres, Radar Kedu, Suara
dilaksanakan pada hari rabu Merdeka perwakilan Kedu,
minggu pertama dan ketiga Kedaulatan Rakyar perwakilan
dengan tema “Pemilu Magelang. ILM tersebut berisi
Bermartabat”, sedangkan untuk ajakan kepada pemilih untuk
segmen pemilih perempuan pada aktif dalam memastikan bahwa
hari rabu minggu kedua dan namanya sudah terdaftar sebagai
keempat dengan tema pemilih di PPS, ajakan untuk
“Perempuan Cerdas mencermati visi dan misi
Berdemokrasi”. Pengisi acara pasangan calon Kepala Daerah,
dalam dialog interaktif tersebut ajakan untuk ikut serta
adalah 5 orang anggota KPU mendaftar sebagai
Kota Magelang secara penyelenggara Pemilu, dan
bergantian setiap minggunya, ajakan untuk hadir dan
dengan dipandu oleh pembawa menggunakan hak pilihnya di
acara dari LPPL radio Magelang TPS pada hari pemungutan suara
FM. tanggal 9 Desember 2015.
Keaktifan pemilih b. Strategi Defensif
perempuan dalam dialog KPU Kota Magelang selain
interaktif melalui radio dengan menggunakan strategi ofensif dengan
materi kepemiluan dan tahapan tujuan untuk meningkatkan jumlah
Pilkada Kota Magelang tahun pemilih perempuan dalam
2015 menunjukkan bahwa menggunakan hak pilihnya pada
adanya peningkatan kesadaran Pilkada tahun 2015 melalui berbagai
pemilih perempuan untuk ikut kegiatan-kegiatan baru, juga
serta dalam aktifitas yang menggunakan strategi defensif yang
berkaitan dengan penanaman dimaksudkan untuk mempertahankan
nilai-nilai politik. Kemudian pemilih perempuan yang selama ini
kesadaran tersebut terus sudah aktif dalam menggunakan hak
dibangun dan ditingkatkan oleh pilihnya dan terlibat dalam rutinitas
KPU Kota Magelang dengan kegiatan sosialisasi politik bersama
menayangkan berbagai iklan KPU Kota Magelang. Strategi
layanan masyarakat (ILM) di defensif yang diterapkan oleh KPU

37
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Kota Magelang dilakukan dengan (Bidang 1) yang dijalankan sejak


kegiatan-kegiatan sebagai berikut: tahun 2012.
1) Kerjasama dengan Kader Kerjasama dalam
Penggerak PKK Kota Magelang kegiatan sosialisasi kepemiluan
Upaya yang dilakukan anara KPU Kota Magelang
oleh KPU Kota Magelang untuk dengan kader penggerak PKK
“merawat” pemilih perempuan Kota Magelang yang sudah
yang selama ini sudah aktif terbangun sejak tahun 2012,
dalam menggunakan hak semakin diintensifkan pada saat
pilihnya dan terlibat dalam berjalannya tahapan Pilkada
kegiatan sosialisasi politik Kota Magelang tahun 2015,
bersama KPU Kota Magelang yaitu dengan menambah materi
dilakukan dengan cara sosialisasi berupa tahapan
bekerjasama dengan kader Pilkada. Hal tersebut
penggerak Pemberdayaan dan dimaksudkan untuk
Kesejahteraan Keluarga (PKK) mempertahankan dan
Kota Magelang sampai ke memperkuat pemahaman
tingkat Rukun Tetangga (RT). tentang materi kepemiluan dan
Kerjasama antara KPU Kota tahapan Pilkada Kota Magelang
Magelang dengan penggerak bagi seluruh kader penggerak
PKK Kota Magelang dalam PKK di Kota Magelang. Kader
melaksanakan agenda sosialisasi penggerak PKK tingkat RT
politik dibidang kepemiluan tersebut merupakan “ujung
kepada pemilih perempuan tombak” dalam melaksanakan
sudah dilaksanakan sejak kegiatan sosialisasi kepemiluan
tahapan Pemilu Anggota DPR, dan tahapan Pilkada Kota
DPD, dan DPRD Tahun 2014 Magelang tahun 2015 kepada
yang dituangkan dalam naskah perempuan di lingkungannya
perjanjian kerjasama nomor yang tergabung dalam kelompok
02/KB/KPU-Kota Mgl/2012 dan dasawisma. Kemudian anggota
120/SKB/PKK-Kota/VI/2012 dasawisma yang telah mengikuti
tanggal 23 Juni 2012 tentang kegiatan sosialisasi tersebut juga
Pelaksanaan Sosialisasi Pemilu diharapkan dapat menyampaikan
Bagi Pemilih Perempuan. informasi kepemiluan dan
Melalui kerjasama tersebut tahapan Pilkada Kota Magelang
kegiatan sosialisasi kepemiluan tahun 2015 tersebut kepada
dimasukkan sebagai salah satu seluruh anggota keluarganya.
program kerja PKK Kota Informasi kepemiluan
Magelang bidang Pembinaan dan tahapan Pilkada Kota
Karakter dalam Keluarga Magelang tahun 2015 juga

38
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

disampaikan kepada seluruh tahapan Pilkada Kota Magelang


anggota keluarga, baik kepada tahun 2015. Bahkan lebih jauh
yang sudah ataupun yang belum dari itu, nilai-nilai politik
memiliki hak pilih. Dengan tentang kepemiluan dan tahapan
begitu nilai-nilai politik tentang Pilkada Kota Magelang tahun
kepemiluan dan tahapan Pilkada 2015 yang disampaikan oleh
mulai dikenalkan sejak dini, anggota Dasawisma kepada
dimana keluarga merupakan seluruh anggota keluarganya
struktur sosialisasi pertama yang termasuk kepada anak-anak
dialamai oleh seseorang pada dapat memberikan manfaat
umumnya. Keluarga juga terhadap pengenalan dan
mempunyai pengaruh dalam pembentukan nilai-nilai politik
pembentukan sikap terhadap bagi generasi berikutnya.
wewenang kekuasaan, seperti Pengenalan nilai-nilai politik
dalam pembuatan keputusan tentang kepemiluan dan tahapan
bersama. Pengalaman Pilkada Kota Magelang tahun
berpartisipasi dalam pembuatan 2015 akan tertanam lebih kuat
keputusan keluarga dapat kepada anak-anak apabila
meningkatkan perasaan melihat praktek secara langsung,
kompetensi politik anggota bagaimana orangtua atau
keluarga, memberikan lingkungan keluarganya yang
kecakapan untuk melakukan sudah mempunyai hak pilih
interaksi politik, dan dalam berpartisipasi dalam
membuatnya lebih mungkin Pilkada, seperti mendaftar
berpartisipasi secara aktif dalam sebagai pemilih, menonton debat
sistem politiknya sebagaimana pasangan calon Kepala Daerah
menurut Mas`oed & di televisi, dan pada saat datang
MacAndrews (2011: 47). ke TPS untuk menggunakan hak
Kerjasama dengan kader pilihnya pada hari pemungutan
penggerak PKK Kota Magelang suara.
selain dapat mempertahankan 2) Publikasi Informasi Kepemiluan
dan memperkuat pemahaman melalui Website KPU Kota
tentang materi kepemiluan dan Magelang
tahapan Pilkada Kota Magelang Website KPU Kota
tahun 2015 bagi seluruh kader Magelang merupakan media
penggerak PKK di Kota jaringan berbasis internet
Magelang, juga bermanfaat bagi sebagai salah satu sarana bagi
perempuan anggota Dasawiswa KPU Kota Magelang untuk
itu sendiri dalam mendapatkan menyampaikan informasi
informasi kepemiluan dan tentang kepemiluan. Website

39
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

KPU Kota Magelang menjadi http://www.kpud-


rujukan oleh pengguna internet magelangkota.go.id/ ke dalam
untuk mendapatkan data dan nomenklatur penulisan tata
informasi tentang kepemiluan, naskah dinas dan setiap bahan
khususnya tentang pelaksanaan sosialisasi yang dibuat untuk
Pemilu dan Pilkada di tingkat disebarkan kepada masyarakat.
Kota Magelang secara online. Namun pemanfaatan website
Secara garis besar informasi juga memiliki keterbatasan
yang ditampilkan dalam website dalam hal interaksi dengan
KPU Kota Magelang terbagi pengguna, penyampaian
menjadi tiga bagian: pertama, informasi hanya berlangsung
berisi informasi tentang satu arah. Meskipun KPU Kota
kepemiluan yang berisi sejarah Magelang telah mencantumkan
KPU Kota Magelang, visi, dan alamat email resmi sebagai
misi KPU Kota Magelang, tugas feedback dari pengguna, namun
dan kewenangan KPU Kota interaksi tersebut berlangsung
Magelang, pengertian Pemilu, tertutup antara administrator
sejarah Pemilu dan Pilkada, website dan pengguna saja.
kedua, berisi tentang data berupa Untuk menciptakan
hasil penghitungan perolehan keterbukaan, komunikasi yang
suara Pemilu anggota DPR, efektif dan interaktif, serta saling
DPD, dan DPRD tingkat Kota menguntungkan antara KPU
Magelang, hasil penghitungan Kota Magelang dengan
perolehan suara Pemilu Presiden masyarakat dalam pelaksanaan
dan Wakil Presiden tingkat Kota sosialisasi kepemiluan,
Magelang, hasil penghitungan seharusnya KPU Kota Magelang
suara Pilkada Kota Magelang, memanfaat media sosial.
dan produk hukum KPU Kota Penggunaan media sosial dalam
Magelang, ketiga, berisi aktifitas melakukan sosialisasi
terbaru terkait penyelenggaraan kepemiluan dapat berpedoman
Pemilu dan Pilkada. pada Peraturan Menteri
KPU Kota Magelang Pendayagunaan Aparatur Negara
telah mempromosikan website dan Reformasi Birokrasi
sebagai salah satu sarana untuk Republik Indonesia Nomor 83
melakukan sosialisasi Tahun 2012 tentang Pedoman
kepemiluan kepada masyarakat Pemanfaatan Media Sosial
khususnya pengguna internet, Instansi Pemerintah.
hal tersebut dapat dilihat dari Pemanfaatan media sosial oleh
pencantuman alamat website KPU Kota Magelang akan
KPU Kota Magelang mendukung pelaksanaan

40
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

sosialisasi kepemiluan secara sosialisasi politik pada Pilkada tahun


efektif dan efisien, dimana 2015. Strategi ofensif diterapkan
seluruh agenda sosialisasi melalui program-program baru yang
kepemiluan bisa dengan mudah selama ini belum pernah
dan murah untuk disampaikan dilaksanakan pada kegiatan
kepada publik. Melalui media sosialisasi politik bagi pemilih
sosial berupa facebook atau perempuan pada Pilkada
twitter contohnya, jika seseorang sebelumnya, dengan tujuan untuk
telah meng-invite atau mem- meningkatkan jumlah pemilih
follow akun KPU Kota perempuan dalam menggunakan hak
Magelang maka secara otomatis, pilihnya pada Pilkada. Sedangkan
segala sesuatu yang diposting strategi defensif diterapkan melalui
oleh akun KPU Kota Magelang program yang selama ini sudah
akan muncul di halaman home berjalan dalam melaksanakan
orang tersebut, dan biasanya kegiatan sosialisasi politik kepada
orang tersebut akan membaca pemilih perempuan, dengan tujuan
captions yang muncul di untuk mempertahankan jumlah
halaman facebook atau twitter pemilih perempuan yang selama ini
mereka. Kemudian efek pesan sudah aktif menggunakan hak
berantai akan teraplikasi jika pilihnya dan ikut terlibat dalam
berita ataupun informasi rutinitas kegiatan sosialisasi politik
kepemiluan yang diunggah oleh bersama KPU Kota Magelang
KPU Kota Magelang dianggap kepada pemilih perempuan.
menarik oleh netizen.
Penggunaan media sosial oleh KESIMPULAN
KPU Kota Magelang dalam KPU Kota Magelang sebelum
penyampaian informasi menerapkan strategi sosialisasi
kepemiluan pada akhirnya akan politik terlebih dahulu menentukan
membangun sebuah komunitas, kelompok target agar dapat
sehingga akan terjalin memetakan pemilih perempuan pada
komunikasi yang semakin Pilkada Kota Magelang tahun 2015
intensif dan dapat bermanfaat secara spesifik. Kelompok target
untuk mempertahankan dan pemilih perempuan tersebut diakses
memperkuat pemahaman melalui empat pendekatan yaitu:
tentang materi kepemiluan. pendekatan formal, pendekatan
Berdasarkan pemaparan di informal, pendekatan melalui media
atas dapat dilihat bahwa KPU Kota massa, dan pendekatan melalui
Magelang menerapkan dua strategi, media jaringan. Dari empat
yaitu strategi ofensif dan defensif pendekatan tersebut, yang dapat
dalam melaksanakan kegiatan efektif digunakan untuk menentukan

41
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

kelompok target dalam pelaksanaan DAFTAR PUSTAKA


sosialisasi politik kepada pemilih Buku
perempuan pada Pilkada Kota ACE Electoral Knowledge Network.
Magelang tahun 2015 adalah tiga (2011). Encyclopedia
pendekatan saja, yaitu pendekatan Electoral Integrity: Guiding
formal, pendekatan informal, dan Principles of Electoral
pendekatan melalui media massa. Integrity. ACEproject.
KPU Kota Magelang Almond, G. A., & Jr, G. B. (1978).
menerapkan strategi ofensif dan Comparative Politics,
defensif dalam melaksanakan System, Process and Policy.
kegiatan sosialisasi politik pada Boston: Little Brown and
Pilkada Kota Magelang tahun 2015. company.
Strategi ofensif diterapkan melalui Beck, P. A. (1977). The Role of
program-program baru yang selama Agents in Political
ini belum pernah dilaksanakan pada Socialization "Handbook of
kegiatan sosialisasi pada Pilkada Political Socialization". (S.
sebelumnya. Sedangkan strategi A. Renshon, Ed.) New York:
defensif diterapkan melalui program The Free Press.
yang selama ini sudah berjalan dalam Bibler, S., Mohan, V., & Ryan, K.
melaksanakan kegiatan sosialisasi (2014). Gender, Equality and
politik kepada pemilih perempuan. EMB: Best Practice Guide.
Penerapan strategi ofensif lebih Washington: IFES.
mendominasi dalam peningkatan Bryson, J. M. (2011). Strategic
partisipasi pemilih perempuan pada Planning for Public and
Pilkada Kota Magelang tahun 2015. Nonprofit Organizations: A
Hal ini dapat dilihat dari beragamnya Guide to Strengthening and
program baru yang dijalankan dan Sustaining Organizational
direspon positif oleh pemilih Achievement (Fourth Edition
perempuan. Disamping itu, KPU ed.). San Francisco: Jossey-
Kota Magelang juga tidak Bass.
mengabaikan strategi defensif, hal ini Budiardjo, M. (2015). Dasar-Dasar
ditunjukkan dengan tetap Ilmu Politik (Edisi Revisi).
terpeliharanya kerjasama dengan Jakarta: PT Gramedia
kader penggerak PKK Kota Pustaka Utama.
Magelang yang selama ini sudah Catt, H., Ellis, A., Maley, M., Wall,
terbangun dan ikut terlibat dalam A., & Wolf, P. (2014).
rutinitas kegiatan sosialisasi politik Electoral Management
bersama KPU Kota Magelang Design: Revised Edition.
kepada pemilih perempuan. Stockholm: International
IDEA.

42
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Jawa Tengah, K. (2015). Laporan Suparno, I., Ismunandar, K., &


Pelaksanaan Sosialisasi Rochimah, T. N. (2005).
Politik pada Pilkada Serentak Masih Dalam Posisi
Tahun 2015 di Jawa Tengah. Pinggiran: Membaca Tingkat
Semarang: KPU Jawa Partisipasi Politik
Tengah. Perempuan di Kota
KPU. (2016). Partisipasi Pemilih Surakarta. Yogyakarta:
Pilkada Serentak Tahun Pustaka Pelajar.
2015. Jakarta: Komisi Jurnal
Pemilihan Umum. Brady, H. E., Verba, S., &
Magelang, B. K. (2015). Statistik Schlozman, K. L. (1995).
Daerah Kota Magelang Beyond Ses: A Resource
2015. Magelang: BPS Kota Model of Political
Magelang. Participation. American
Magelang, K. K. (2016). Perjalanan Political Science Review, 89,
Mewujudkan Pilkada Kota 271-294.
Magelang Tahun 2015 yang Dudley, R. L., & Gitelson, A. R.
Bermartabat. Magelang: (2002). Political Literacy,
KPU Kota Magelang. Civic Education, and Civic
Mas`oed, M., & MacAndrews, C. Engagement: A Return to
(2011). Perbandingan Sistem Political Socialization?
Politik. Yogyakarta: Gadjah Applied Developmental
Mada University Press. Science, 6, 175-182.
Nurhaeni, I. D. (2009). Kebijakan Geys, B. (2006). Explaining Voter
Publik Pro Gender. Turnout: a Review of
Surakarta: UNS Press. Aggregate-Level Research.
Rush, M., & Althoff, P. (2013). Electoral Studies, 25, 637-
Pengantar Sosiologi Politik. 663.
(K. Kartono, Trans.) Jakarta: Hooghe, M. (2004). Political
Rajawali Pers. Socialization and the Future
Scroder, P. (2010). Strategi Politik of Politics. Acta Politica, 39,
(Edisi Cetakan Ketiga ed.). 331-341.
(A. Agoesman, Trans.) Mar’iyah, C. (2001). Transisi
Jakarta: Friedrich-Naumann- Demokrasi dan Konsolidasi:
Stiftung fuer die Freiheit. Peran Negara dan Peluang
Sihite, R. (2007). Perempuan, Gerakan Perempuan. Jurnal
Kesetaraan, dan Keadilan: Analisis Sosial, 15.
Suatu Tinjauan Berwawasan Pacheco, J. S. (2008). Political
Gender. Jakarta: PT. Socialization in Context: The
Grafindo Persada. Effect of Political

43
CosmoGov: Jurnal Ilmu Pemerintahan ISSN 2442-5958
E-ISSN 2540-8674
Vol.05, No.01, April 2019
Doi: 10.24198/cosmogov.v2i2.xxxxx

Competition on Youth Voter


Turnout. Polit Behav, 30,
415-436.
Sapiro, V. (2004). "Not your parents"
political socializatio,
Introduction for a new
generation. Annual Review of
Political Science, 1-23.

44

Anda mungkin juga menyukai