PERTEMUAN PENGUATAN
KEBUGARAN JASMANI ASN
Seksi Kesehatan
Lingkungan dan
Kesehatan Kerja
dan Olah Raga
BIDANG KESEHATAN
MASYARAKAT
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
b. Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
c. Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan;
d. Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan Undang-Undang No.13 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;
e. Peraturan Pemerintah No. 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan Minimal;
f. Instruksi Presiden No. 1 Tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat;
g. Peraturan Menteri Kesehatan No. 64 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Kesehatan RI;
h. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 142 Tahun 2018 Tentang Perubahan Atas PMK Nomor
94/PMK.02/2017 tentang Petunjuk Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan
Anggaran Kementerian Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran;
i. Peraturan Menteri Kesehatan No. 15 Tahun 2016 tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji;
j. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang
Kesehatan
a. Penyiapan bahan rumusan kebijakan operasional kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah
raga meliputi, penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan,
pengamanan limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan
kerja dan kesehatan olahraga;
b. Pelaksanaan kebijakan operasional kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
meliputi : penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan
limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan
kesehatan olahraga;
c. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan olah raga
meliputi,penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan, pengamanan
limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan kerja dan
kesehatan olahraga;
d. Pelaksanaan pemantauan, evaluasi dan pelaporan kesehatan lingkungan, kesehatan kerja dan
olah raga meliputi,penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah dan kawasan,
pengamanan limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja, lingkungan
kerja dan kesehatan olahraga;
e. Pelaksanaan koordinasi lintas program dan lintas sektordi bidang kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja dan olahraga meliputi,penyehatan air dan sanitasi dasar, penyehatan udara, tanah
dan kawasan, pengamanan limbah dan radiasi, kesehatan okupasi dan surveilans, kapasitas kerja,
lingkungan kerja dan kesehatan olahraga;
3. Gambaran Umum
a. Definisi Operasional Output
Defisini pencapaian output pembinaan pemeriksaan kebugaran jasmani bagi jamaah haji yaitu
jumlah calon jamaah haji yang diperiksa kebugaran jasmaninya dalam kurun waktu tertentu
dibagi dengan jumlah calon jamaah haji yang diperiksa kebugaran jasmaninya/ Jumlah seluruh
calon jamaah haji dalam kurun 1 tahun x 100%
b. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals /SDGs ) sebagai
kelanjutan dari Millenium Development Goals (MDGs) untuk bidang kesehatan adalah
menjamin kehidupan yang sehat dan baik untuk semua orang di segala usia. Rencana
strategis RPJMN 2015-2019 di Kementerian Kesehatan meliputi antara lain peningkatan status
kesehatan ibu, bayi, balita, remaja, usia produktif, dan lanjut usia, pengendalian beban ganda
penyakit, peningkatan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan dasar dan rujukan yang
berkualitas.
Peningkatan status kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya, salah satunya adalah
kesehatan olahraga yang bertujuan tidak hanya untuk meningkatkan derajat kesehatan
namun juga kebugaran jasmani masyarakat melalui kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik, dan
olahraga.
Kebugaran jasmani merupakan indikator dari fungsi organ yang optimal, terutama fungsi
jantung, paru-paru, dan otot rangka yang dapat menggambarkan kualitas hidup sehari hari.
Tingkat kebugaran yang rendah menjadi salah satu faktor risiko seseorang untuk mengalami
penyakit akibat kurang gerak dan dapat berdampak pada penurunan produktivitas maupun
prestasi. Informasi terkait tingkat kebugaran jasmani juga sangat bermanfaat dalam
menentukan kegiatan aktivitas fisik, latihan fisik dan olahraga sesuai dengan kesiapan
fisiknya.
Secara umum tingkat kebugaran jasmani masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini
tergambar dari hasil pengukuran kebugaran jasmani yang dilakukan oleh Kementerian
Kesehatan RI tahun 2017 pada 98.536 calon jemaah haji di 34 propinsi didapat kategori
kurang 23%, cukup 37%, dan baik 18% sisanya gagal atau belum diperiksa. Dari hasil
pengukuran kebugaran jasmani calon jamaah haji yang dilakukan di Provinsi Jambi tahun
2018 pada 1.836 calon jamaah haji didapat kategori baik sekali 3,81%, baik 16,83% cukup
49,79%, kurang 18,68%, kurang sekali 0,71%, 10,18% gagal atau tidak diperiksa.
Ibadah haji merupakan kegiatan ibadah wajib yang memerlukan kesiapan fisik yang prima
karena mengandung aktifitas fisik yang lebih berat dari kegiatan kita sehari-hari. Aktivitas fisik
yang dimaksud di atas adalah :
Berjalan dari pemondokan atau batas masuk kendaraan ke area Masjidil Haram atau
Masjid Nabawi.
2. Tawaf :
3. Sa’i :
Berjalan atau berlari-lari kecil dari bukit Shofa ke bukit Marwah sebanyak 7 kali (7 x ± 420
meter = 2, 9 Km).
Kegiatan dari daerah asal ke embarkasi, di pesawat, ziarah selama di Tanah Suci dan
kepulangan di Tanah Air
Mengetahui tingkat kebugaran jasmani dan tindak lanjut berupa intervensi latihan sesuai
dengan kondisi fisiknya sangat penting dalam mencapat derajat kesehatan dan kebugaran
serta mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan bidang kesehatan. Kebugaran jasmani
menjadi salah satu tolok ukur istithaah kesehatan jamaah haji dimana dengan kebugaran
jasmani jemaah haji yang baik diharapkan mampu menjalankan ibadah dengan baik.
Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa perlunya kegiatan pengukuran kebugaran
jasmanik hususnya bagi calon jemaah haji yang akan menunaikan ibadah di tanah suci
mengingat sangat diperlukan tingkat kebugaran yang baik untuk dapat menurunkan risiko
kesehatan ketika beribadah di tanah suci. Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi, khususnya
upaya kesehatan olahraga, Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga bertanggung jawab
dalam untuk melaksanakan pembinaan teknis kegiatan kesehatan olahraga di daerah,
termasuk pembinaan pemeriksaan kebugaran jasmani bagi jemaah haji.
B. Penerima Manfaat
Penerima manfaat dari kegiatan ini meliputi pihak internal dan eksternal, yaitu :
1. Pihak Internal :
- Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
- Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga
- Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat
2. Pihak eksternal :
- Dinas Kesehatan Provinsi/Kabupaten/Kota
- Puskesmas
- Calon jamaah haji
- Masyarakat
- Seluruh stakeholder terkait program kesehatan olahraga: organisasi profesi, kelompok
olahraga masyarakat, dll.
2. Metode Pelaksanaan
Dilakukan secara swakelola.
3) Sasaran
Jemaah haji di Kabupaten Sarolangun sesuai dengan kuota yang dikeluarkan oleh
Kementerian Agama.
4) Metode Pelaksanaan
Gambaran Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan pengukuran kebugaran jasmani bagi jemaah haji di Kabupaten
Sarolangun sebanyak 242 orang sesuai data Kanwil Kementerian Agama. Kegiatan
berupa pengukuran kebugaran jasmani dengan metode Rockport atau modifikasi bagi
yang memiliki risiko tinggi (6 minute walking test), hal ini dilakukan melalui skrining
terlebih dahulu menggunakan kuesioner persiapan (PAR-Q). Selain itu, dapat dilakukan
deteksi dini penyakit tidak menular berupa pengukuran indeks massa tubuh (berat
badan dan tinggi badan), lingkar perut, tekanan darah, kadar kolesterol dan kadar gula
darah. Hasil pengukuran kebugaran jasmani kemudian dicatat dalam Kartu Menuju
Bugar yang berisi informasi tingkat kebugaran dan aktivitas fisik yang sesuai tingkat
kebugarannya. Sebagai bentuk pembinaan dan monitoring, status kesehatan dan
kebugaran dapat dicatat dalam buku saku kebugaran jasmani dan ditindaklanjuti
dengan program aktivitas fisik untuk meningkatkan atau mempertahankan kebugaran
jasmani jemaah haji.
Pendaftaran Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun
Pendaftaran Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun
Pengisian data pada Kartu identitas Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Dinas Kesehatan
Kabupaten Sarolangun
Pengukuran Tinggi Badan Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten
Sarolangun
Pengukuran Berat Badan Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten
Sarolangun
Pencatatan hasil pengukuran Tinggi Badan dan Berat Badan Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh
petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun
Pemeriksaan Tekanan Darah Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Sarolangun
Pemeriksaan Tekanan Darah Jamaah Haji pemeriksaan kebugaran oleh petugas Puskesmas Dinas
Kesehatan Kabupaten Sarolangun