Anda di halaman 1dari 32

TUGAS STUDI KASUS

MANAJEMEN BENCANA

PUSKESMAS WAIFOI

Anggota :
Danu Suleman Syaifuddin ( Tenaga Kesehatan Lingkungan)
Muh. Yusirwan (Tenaga Kesehatan Masyarakat)
Elza Febrianti ( Ahli Teknologi Laboratorium Medik)
Jelina M Rori ( Farmasi)
Rosita Devie (Tenaga Gizi)
Sari Angraini (Dokter Umum)
Wahyu Romadiah ( Bidan)
Vinsensia Tanggu Solo ( Perawat)

NST BATCH XVII


2021
1. FORMULIR PELAPORAN AWAL KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN Z

A. NAMA DINKES : Dinas Kesehatan Kabupaten Z

B. JENIS BENCANA : Tanah Longsor

C. WAKTU KEJADIAN BENCANA : 8 Mei 2021 Pukul : 04.00

D. DESKRIPSI BENCANA

Telah terjadi bencana tanah longsor dua hari yang lalu di beberapa wilayah Kecamatan
Bukit Raya dan Kecamatan Punai di Kabupaten Z pada pukul 04.00 WIB waktu setempat.
Ada 2 desa yang terdampak bencana yaitu desa Gunung Sugih dan Desa Rogo.

E. LOKASI BENCANA

Jumlah
No
Provinsi Kab/ Kota Kecamatan Desa/Dusun Penduduk Topografi
.
Terancam
(1) (3) (4) (5) (6)

Sekitar 2.602 Wilayah yang


Ds. Gunung Sugih
Jiwa berbukit-bukit
dan rawan
Kec. Bukit terjadinya
Raya tanah longsor

Kabupaten Sekitar 2.547


1 Provinsi A Ds. Rogo Jampi
Z Jiwa

Sekitar 1.335
Kec. Punai Ds. Mekar Sari
Jiwa

F. JUMLAH KORBAN

a. Korban meninggal

a) Kec. Bukti Raya Desa Gunung Sugih : 86 orang


b) Kec. Bukti Raya Desa Rogo Jampi : 55 orang
c) Kec. Punai Desa Mekar Sari : 15 orang

Jenis Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab


No Nama Usia
Kelamin (No. Passport) Korban meninggal Kematian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

*Note: Kolom tabel kosong karena di kasus tidak ada data

b. Korban hilang

a) Kec. Bukti Raya Desa Gunung Sugih : 10 orang


b) Kec. Bukti Raya Desa Rogo Jampi : 28 orang
c) Kec. Punai Desa Mekar Sari : 7 orang
Jenis Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab
No Nama Usia
Kelamin (No. Passport) Korban meninggal Kematian

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

*Note: Kolom tabel kosong karena di kasus tidak ada data

c. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan

Korban Luka Berat:

a) Korban Luka Berat Kec. Bukti Raya Desa Gunung Sugih : 52 org (25% dari 210
orang korban luka)
b) Korban Luka Berat Kec. Bukti Raya Desa Rogo Jampi : 71 org (20% dari 356
orang korban luka)
c) Korban Luka Berat Kec. Punai Desa Mekar Sari : 11 org (10% dari 114 orang
korban luka

Korban Luka Ringan :

a) Korban Luka Ringan Kec. Bukti Raya Desa Gunung Sugih : 158 org
b) Korban Luka Ringan Kec. Bukti Raya Desa Rogo Jampi : 285 org
c) Korban Luka Ringan Kec. Punai Desa Mekar Sari : 103 org

5 Kasus 5 Kasus Jumlah Gangguan


Rawat Inap Rawat Jalan
Penyakit Penyakit Jiwa /Psikososial
Fasilitas Pelayanan Rawat Inap Rawat Jalan
No
Kesehatan Terbanyak Terbanyak
L P Jml L P Jml Anak Dewasa
Tiap Tiap
Fasyankes Fasyankes

(1) ()2 (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

1 RSUD Kabupaten Z
Puskesmas Bukit Raya (Non
2
Rawat Inap)

Puskesmas Punai (Non Rawat


3
Inap)

Puskesmas X (Non Rawat


4
Inap)

Puskesmas Y (Non Rawat


5
Inap)

Puskesmas R (Non Rawat


6
Inap)

Puskesmas S (Non Rawat


7
Inap)

Puskesmas T (Non Rawat


8
Inap)
Puskesmas V (Non Rawat
9
Inap)

10 Puskesmas W (Rawat Inap)

11 Puskesmas U (Rawat Inap)

*Note: Kolom tabel kosong karena di kasus tidak ada data

d. Jenis Penyakit yang berpotensi KLB Corona Virus Diseases 19 (Covid 19)

a) Kec. Bukti Raya Desa Gunung Sugih : 9 orang terkonfirmasi positif covid 19 dan
30 orang suspek covid 19 dan sedang melakukan isolasi mandiri
b) Kec. Bukti Raya Desa Rogo Jampi : 3 orang terkonfirmasi positif covid 19 dan
2 orang suspik covid 19 dan sedang melakukan isolasi mandiri
c) Kec. Punai Desa Mekar Sari : 3 orang terkonfirmasi positif covid 19 dan
2 orang suspik covid 19 dan sedang melakukan isolasi mandiri
e. Pengungsi Penduduk Rentan

Gangguan
Jiwa/ Jumlah Pengungsi Jumlah Penduduk Rentan
Psikososial

Kec,
Kab / Lokasi
dusun/d
Kota Pengungsian
esa Cacat Lansia

L P L P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Kab. Z Kec.Bukit
GOR atau
Raya
lapangan 31
Desa 2.081
alun alun 2
Gunung
kota
Sugih

Kec.Bukit GOR atau 2.292 34


Raya lapangan 3
Desa alun alun
Rogo kota
Jampi

Kec.Punai GOR atau


Desa lapangan 13
867
Mekar alun alun 0
Sari kota

*Note: Kolom tabel kosong karena di kasus tidak ada data

G. FASILITAS KESEHATAN YANG RUSAK

Kondisi Fungsi Pelayanan

Nama Fasilitas
No.
Kesehatan

Rusak Rusak Rusak Masih Tidak


Berat Sedang Ringan Berfungsi Berfungsi

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 RSUD Kab. Z ✔

2 2 PKM Rawat Inap ✔

3 8 PKM Non Rawat Inap ✔

4 Pustu Gunung Sugih


✔ ✔
Kec.Bukit Raya

*Note: Kolom tabel kosong karena di kasus tidak ada data


H. FASILITAS UMUM

a. Akses ke lokasi kejadian krisis :

 Mudah dijangkau menggunakan tranportasi udara


 Sukar, karena jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui kendaraan karena tertimbun
longsor

b. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan adalah radio komunikasi dengan
menggunakan Rig dan HT.
c. Keadaan jaringan listrik :

 Terputus sama sekali ke daerah bencana. Sedangkan beberapa tempat seperti kantor
pemerintahan dan rumah penduduk menggunakan genset.

d. Air bersih tidak cukup karena sumur gali banyak yang terkubur tanah longsor dan
fasilitas PDAM terputus

I. KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LOKASI


PENAMPUNGAN

No Jenis Fasilitas Kondisi

(1) (2) (3)


Jenis Tempat Bangunan Permanen: GOR dengan Bangunan Darurat:
1 Penampungan Kamar mandi dan WC 10 tapi aliran Tenda di lapangan
air mati alun-alun kota

Kapasitas Memadai dengan kapasitas tampung


Penampungan 7000 jiwa. Berhubung dalam
Pengungsi pandemi covid 19 hanya 50 % yang
ditampung di Gor 3500 jiwa dengan
2 Protokol Kesehatan. sisanya
ditempatkan di alun-alun kota
dengan tenda-tenda pengungsian
yang juga menerapkan protokol
kesehatan

Kapasitas Tidak memadai


3 Penyediaan air
bersih

Sarana jamban Tidak memadai


4
darurat

Tempat Tidak memadai


5 pembuagan
sampah
6 Sarana SPAL Memadai

7 Penerangan Tidak memadai

J. Ketersediaan Sumber Daya

Dinas Kesehatan
a. Perbekalan Kesehatan

a) Obat dan Habis Pakai : tidak cukup


b) Alat Kesehatan : tidak cukup
c) Bahan Sanitasi

1) Kaporit : tidak cukup


2) PAC : tidak cukup
3) Aquatab : tidak cukup
4) Kantong sampah : tidak cukup
5) Repellent lalat : tidak cukup
6) Hygiene kit : tidak cukup

d) Persalinan kit : ada


e) SDM : Jumlah 140 org ( dari SDM RSUD dan 10 PKM dari Kabupaten
Z terdiri dari 2 org dr sepsesialis dalam, dr umum 25 org, perawat 100 org, bidan 4
org, apoteker 1 org, asisten apoteker 2 org , ahli gizi 2 org, dan 6 org sanitarian)
Tidak cukup SDM dan Kompetensi memnuhi

b. Sarana Pendukung Pelayanan kesehatan

a) Transportasi operasional pelayanan kesehatan


Sebanyak 12 unit tranportasi (terdiri dari 1 unit ambulans, 1 unit mobil jenazah dan
10 unit kendaraan oprasional pusling) . trasportasi operasional pelayanan kesehatan
Masih tidak cukup.

b) Alat Komunikasi : Cukup


c) Sarana Listrik : Tidak berfungsi

Rumah Sakit/ PKM

a. Perbekalan Kesehatan

a) Obat dan Habis Pakai : tidak cukup


b) Alat Kesehatan : tidak cukup
c) Bahan Sanitasi

1) Kaporit : tidak cukup


2) PAC : tidak cukup
3) Aquatab : tidak cukup
4) Kantong sampah : tidak cukup
5) Repellent lalat : tidak cukup
6) Hygiene kit : tidak cukup
d) Persalinan kit : ada
e) Air : tidak cukup
f) Tempat tidur : 120 tidur (TT RS dan PKM) tidak cukup

b. Kebutuhan Tenaga Kesehatan Kesehatan

Jenis tenaga kesehatan yang tersedia Jumlah Tenaga Yang dibutuhkan

Fasilitas
No Pelayanan
kesehatan
2 org 3 org dr
RSUD
1 sp. 15 40 4 0 3 2 sp 0 65 10 1 18 12
Kabupaten Z
dalam bedah

Puskesmas
Bukit Raya
2 0 1 6 0 1 0 0 0 2 0 6 0 1 1
(Non Rawat
Inap)

Puskesmas
0
3 Punai (Non 0 1 6 0 1 0 0 2 0 6 0 1 1
Rawat Inap)

Puskesmas X
4 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)

Puskesmas Y
5 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)

Puskesmas R
6 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)
Puskesmas S
7 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)

Puskesmas T
8 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)

Puskesmas V
9 (Non Rawat 0 1 6 0 1 0 0 0 1 0 3 0 1 1
Inap)

Puskesmas W
10 0 1 6 0 1 0 0 0 2 10 12 0 3 1
(Rawat Inap)

Puskesmas U
11 0 1 6 0 1 0 0 0 2 10 12 0 3 1
(Rawat Inap)
c. Sarana Pendukung Kesehatan

a) Transportasi Operasional Pelayanan Kesehatan : Sebanyak 12 unit tranportasi


(terdiri dari 1 unit ambulans, 1 unit mobil jenazah dan 10 unit kendaraan oprasional
pusling) . trasportasi operasional pelayanan kesehatan Masih tidak cukup.
b) Alat Komunikasi : Tidak Cukup
c) Sarana Listrik Untuk Pelayanan Kesehatan : Tidak berfungsi

J. BANTUAN YANG DIPERLUKAN SEGERA

a. Alat berat beserta Tim Evakuasi untuk mengangkat lumpur yang tertimbun di
jalanan agar dapat memudahkan akses evakuasi korban terdampak yang
dikordinasikan dengan Dinas Pekerjaan Umum setempat.
b. Kebutuhan Makanan yang dikoordinasikan dengan Dinas Sosial setempat
c. Pakaian layak pakai
d. Sarana Sanitasi (Air bersih, jamban darurah, tempat sampah)
e. Rumah Sakit Lapangan
f. Jamban Portabel minimal 25-50 orang/ 1 jamban dengan pembagian bilik terpisah
antara laki-laki dan perempuan
g. Tenda/ Tempat Isolasi
h. Tenda Pengungsian
i. Genset
j. Selimut
k. Hygiene Kit
l. Obat-obatan
8 Mei 2021

Yang melaporkan Mengetahui


Ketua Tim Kepala Dinas Kesehatan

(...................................) (..........................................)
NIP. NIP.
2. Upaya Penanggulangan yang Telah Dilakukan Sub Klaster

A. Upaya Sub Klaster Pelayanan

a. Penugasan tim darurat medis (EMT)


b. Perkiraan cepat kondisi korban atau Pengelompokkan dan penanganan korban sesuai
tingkat keparahannya (triase) : Dari ketiga desa yang mengalami dampak tanah longsor
ditemukan yang terkonfirmasi covid-19 sebanyak 19 orang dan suspek sebanyak 59
orang. Pasien terkonfirmasi Covid-19 atau suspek covid 19 yang kategori dengan luka
berat yang membutuhkan pembedahan darurat akan dilakukan operasi dengan prosedur
ketat protokol kesehatan covid 19. Dan pasien dengan luka ringan juga akan dilakukan
perawat dengan protokol kesehatan dan dilanjutkan isolasi mandiri di tempat yang
disediakan
c. Pengobatan cedera pada korban luka ringan
d. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada korban di RSUD dan di 10
puskesmas yang masih berfungsi pelayanannya
e. Menyediakan alat-alat kesehatan
f. Menetapkan RS rujukan
B. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih

a. Surveilans penyakit dan faktor risiko


b. Pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk untuk COVID-19
c. pengamanan makanan dan Perbaikan sumber air minum untuk mencegah penyebaran
penyakit yang penularannya melalui air ( waterbome disease) serta sanitasi pengelolaan
sampah dan limbah.
d. Melakukan desinfeksi dan pembersihan lingkungan di Puskesmas
e. Memberikan edukasi PHBS pada penanggung jawab Pos Pengungsian.
f. Melakukanan pengelolaan sampah

C. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi

a. Mengawasi bantuan pangan


b. Pendataan kelompok rentan
c. Mengawasi penyelenggaraan dapur umum
d. Mobilisasi logistik MPASI Memastikan ASI tetap diberikan.
e. Menyiapkan tempat dan menyusun jadual konsultasi ASI dan PMBA
f. Mobilisasi konselor ASI dan PMBA

D. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa


a. Melakukan skrining kesehatan jiwa oleh tim kesehatan jiwa dengan sasaran penyintas
anak-anak dan dewasa.
b. menyebarluaskan informasi yang sederhana dan empati untuk menenangkan masyarakat;
c. Psychological First Aid
d. Melakukan psikoedukasi, psikoterapi

E. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi dan KIA

a. Pada saat tanggap darurat menetapkan rujukan untuk persalinan yaitu di Posko GOR dan
Alun-alun kota yang tidak terkena longsor
b. Penguatan program keluarga berencana
c. Pelayanan kesehatan ibu dan anak
d. Pencegahan Infeksi saluran kemih
e. Penanganan kekerasan berbasis gender
f. Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
g. Mencegah penularan IMS

F. Upaya Sub Klaster DVI

a. Koordinasi melihat lokasi dan evakuasi Jenazah


b. Pengumpulan data post mortem
c. Pengumpulan data ante morem
G. Upaya Tim Logistik Kesehatan

a. Menyediakan fasilitas, jasa, dan bahan-bahan serta perlengkapan untuk pelayanan kesehatan
b. Melaksanakan koordinasi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian dan transportasi
bantuan logistik dan peralatan kesehatan;
c. Melaksanakan penyelenggaraan dukungan, air bersih dan sanitasi umum;
d. Menyediakan obat-obatan dan bahan habis pakai

H. RENCANA TINDAK LANJUT

1. Upaya Sub Klaster Pelayanan

a. Penambahan SDM khususnya tenaga kesehatan dan medis


b. Memperkuat kapasitas untuk protesis dan rehabilitasi
c. Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien
d. Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular dan
tidak menular

2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan dan Air
a. Pendidikan / promosi kesehatan masyarakat
b. Pengembalian atau Pembangunan program pengendalian TB, malaria dan HIV yang
komprehensif.
c. Kampanye vaksinasi di daerah berisiko
d. Integrasi lebih lajut dari program vertikal dengan layanan lainnya
e. Perbaikan pembuangan limbah cair dan padat
f. Perbaikan atau Pembangunan sarana Air bersih,jamban, tempat sampah

3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi

a. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans gizi untuk
mengetahui kebutuhan yang diperlukan dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi.
b. Tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan
kegiatan pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Koordinasi dengan Dinas Sosial terkait bantuan makanan.

4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa

a. Meningkatkan kesejahteraan psikososial dengan memperkuat dan mengintegrasikan ke


struktur layanan yang ada
b. Rehabilitas korban hingga mencapai ketahanan hidup dan kualitas hidup yang optimal
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi dan KIA

a. Menyelenggarakan kembali imunisasi rutin


b. Menggunakan IMCI (Intergrated Management of Childhood Illnesses) sebagai bagian
dari paket pelayanan kesehatan dasar termasuk pemberdayaan masyarakat
c. Memastikan penyediaan berkelanjutan Paket layanan awal minimum
d. Monitoring dan evaluasi dengan menggunakan mekanisme Pemantauan Wilayah seempat
Kesehan Ibu dan Anak (PWS KIA) Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ditentukan
langkah pada saat transisi serta pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi
Komprehensif
e. Integrasi Intervensi termasuk perawatan antenatal (ANC) Prevention of mother to child
transmission of HIV (PMTCT ) gizi dan imunisasi

6. Upaya Sub Klaster DVI

a. Rekonsiliasi Proses jenazah


b. Pengembalian Jenazah pada keluarga
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan

a. Pendistribusian dan Penyerahan Logistik Kesehatan


b. Penyedian Makanan tambahan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita,
PMT Ibu Hamil dan PMT Anak sekolah;
c. Peralatan/bahan kesehatan lingkungan berupa Penjernih Air Cepat (PAC), Air Rahmat,
Insektisida, kaporit, kantong sampah, lem lalat serta Sanitasi umum.
d. Sarana dan prasarana berupa ; tenda pos kesehatan, rompi petugas dan lain-lain yang
dianggap perlu.
3. Upaya Yang Dilakukan Dalam Penanggulangan Krisis Kesehatan Pada
Skenario Ini Terkait Adanya Pandemic Covid 19.

A. Upaya Pencegahan :
a. Membentuk dan mengaktifkan EMT (emergency medical team) mobile dan EMT
Fixed (pos kesehatan). 
b. Menetapkan RS rujukan 
c. Kepala Dinas Kesehatan menginstruksikan Puskesmas yang terdampak sudah harus
memberikan pelayanan kesehatan. 
d. Membangun Pos Statis, TNI, Kepolisian dan IDI. Pos mobile 
e. Pengelompokkan dan penanganan korban sesuai tingkat keparahannya (triase)
f. Pengobatan cedera
g. Pengobatan penyakit menular dan tidak menular 
h. Rehabilitas penyandang disabilitas 
i. Memperkuat kapasitas untuk protesis dan rehabilitasi 
j. Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien 
k. Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular dan
tidak menular) 
B. Upaya Penatalaksanaan Kasus :
a. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
1) Sub Klaster Pengendalian Penyakit
a) Melakukan pengendalian penyakit leptospirosis
b) Mengidentifikasi terjadinya kasus diare, hepatitis A, Meningitis,
ISPA, tifoid, DBD, Malaria, Dermatitis
c) Pencegahan dan pengendalian Covid-19
2) Sub Klaster Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
a) Melakukan penilaian cepat bidang kesehatan
b) Memberikan edukasi PHBS pada penanggung jawab Pos
Pengungsian.
c) Melakukan desinfeksi dan pembersihan lingkungan di Puskesmas
d) Melakukanan pengelolaan sampah
e) Melakukan pengawasan obat dan makanan
3) Upaya Sub Klaster PelayananGizi
a) Pendataan kelompok rentan
b) Menyiapkan tempat dan menyusun jadual konsultasi ASI dan PMBA
c) Mobilisasi konselor ASI dan PMBA
d) Mobilisasi logistik MPASI
e) Menyiapkan dapur umum
f) Melakukan pengawasan bantuan pangan
g)
4) Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa
a) Melakukan Psychological First Aid dengan sasaran prioritas anak-anak.
b) Melakukan skrining kesehatan jiwa oleh tim kesehatan jiwa dengan sasaran
penyintas anak-anak dan dewasa.
c) Melakukan psikoedukasi, psikoterapi
5) Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
a) Pada saat tanggap darurat menetapkan rujukan untuk persalinan yaitu di Posko
GOR dan Alun-alun kota yang tidak terkena longsor
b) Penguatan program keluarga berencana
c) Pelayanan kesehatan ibu dan anak
d) Pencegahan Infeksi saluran kemih
e) Penanganan kekerasan berbasis gender
f) Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
g) Mencegah penularan IMS
6) Upaya Sub Klaster DVI
Menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya
7) Upaya Tim Logistik Kesehatan
a) Memobilisasi obat-obatan dan perbekalan kesehatan
dari buffer stock provinsi dan kabupaten/kota
termasuk vaksin anti tetanus dan serum anti
bisaular.
b) Mendistribusikan paket bantuan kebersihan,
makanan, snack, pakaian layak pakai, handuk,
pembalut wanita, pakaian dalam dan selimut.

C. Adaptasi Kebiasaan Baru :


a. Membiasakan selalau mecuci tangan setelah beraktifitas atau menggunakan cairan
sanitizer
b. Memakai masker dalam beraktifitas
c. Menjaga jarak atau menghindari kerumunan
d. Menjaga Imunitas Tubuh
e. Melindungi kelompok rentan, kendalikan penyakit kronis

4. Seandainya kita mundur sebelum kejadian bencana terjadi, upaya-upaya apa


saja yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas pada tahap
prakrisis kesehatan untuk mengurangi risiko krisis kesehatan ?
a) Melakukan pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan masyarakat dilakukan dengan membangun pemahaman dan kemandirian
keluarga, kelompok, dan masyarakat melalui komunikasi, informasi, edukasi terkait
pengurangan risiko Krisis Kesehatan melalui Puskesmas dan lintas sektor. Masyarakat
membangun sistem kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit akibat bencana
dan konflik dengan pendampingan Puskesmas. Masyarakat diberi kesempatan untuk
memberikan masukan terhadap penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan, kebijakan
dan program terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan kepada Kementerian Kesehatan
dan/atau Dinas Kesehatan. Masukan tersebut disampaikan baik secara perorangan, kelompok
dan organisasi kemasyarakatan dengan mengikuti prosedur dan berdasarkan pertimbangan
nilai-nilai sosial budaya setempat. Masukan masyarakat menjadi pertimbangan Kementerian
Kesehatan dan/atau Dinas Kesehatan dalam penyusunan dan/atau penyempurnaan peraturan
kebijakan maupun program terkait Penanggulangan Krisis Kesehatan
b) Mengembangkan sistem peringatan dini
Peringatan dini Krisis Kesehatan diawali melalui kegiatan surveilans Krisis Kesehatan. Dari
hasil surveilans tersebut dilakukan analisis data tentang situasi, kecenderungan akan terjadi
bencana/potensi bencana dan faktor risikonya. Bila diduga kuat ada potensi terjadinya Krisis
Kesehatan dalam waktu dekat, maka segera dilakukan penyebarluasan informasi melalui
peringatan dini. Pengembangan Sistem peringatan dini dilakukan terus menerus dengan
memperhatikan kondisi kearifan lokal masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi.
c) Membentuk Tim Medis Darurat (Emergency Medical Team/EMT), Tim Kaji Cepat Kesehatan
(Rapid Health Asessment Team/RHAT), Tim Respon Cepat Kesehatan Masyarakat (Public
Health Rapid Response Team/PHRRT), dan tim kesehatan lainnya
d) Melakukan simulasi/geladi bidang kesehatan
Perencanaan dan pelaksanaan geladi bidang kesehatan berupa Pengulangan Latihan (Drill),
Geladi Peta, Geladi Pos Komando (Posko), dan Geladi Lapangan, dan Melibatkan Sumber
Daya Manusia di puskesmas dan masyarakat.
e) Menyiapkan ketersediaan sarana prasarana dan perbekalan kesehatan yang memadai untuk
upaya tanggap darurat dan Ketersediaan sarana prasarana, logistik dan perlengkapan
kesehatan yang memadai sangat diperlukan untuk memastikan upaya penanggulangan krisis
kesehatan pada saat tanggap darurat dapat berjalan dengan baik. Pemenuhan kebutuhan sarana
prasarana kesehatan, logistik dan perlengkapan berasal dari mobilisasi sumber daya yang
dimiliki oleh sub-sub klaster kesehatan.
f) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) baik dalam hal manajerial maupun
teknis dalam menghadapi krisis kesehatan
Peningkatan kapasitas SDM Krisis Kesehatan diawali melalui pemetaan dan perencanaan
kebutuhan SDM puskesmas terkait. Penanggulangan Krisis Kesehatan dengan kompetensi
dan jumlah yang dibutuhkan.
Pembinaan dalam meningkatkan SDM dapat dilaksanakan dengan cara :
 supervisi dan bimbingan teknis secara terpadu untuk menyelesaikan masalah2)
 pendidikan formal
 pelatihan/kursus
 pertemuan ilmiah
 pertemuan koordinasi lintas program dan lintas sektor.

Anda mungkin juga menyukai