Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MANAJEMEN BENCANA

OLEH :
Kelompok 2

Puskesmas Tumbang Napoi


1. Desi Frinaensri Doki
2. Muh. Taufik Amaluddin
3. Miftahul Roifah
4. Mega Surya
5. Angel Rivena Laowo
6. Hers Vika Sella
7. A. Marikar Saib F
RAPID HEALTH ASSESMENT

Telah terjadi bencana Banjir di desa Tumbang Napoi, desa tumbang koroi, tumbang
lapan, tumbang siruk, guntoidan desa mangkuhulung Kecamatan Miri manahasa, Kabupaten
Gunung Mas, Provinsi Kalimantan Tengah pada pukul 04.00 waktu setempat. Pada
kabupaten tersebut merupakan daerah yang rawan terjadi banjir terutama pada musim hujan.
Jumlah penduduk di desa tumbang napoi sebanyak 886 jiwa 75% mengungsi, di tumbang
koroi sebanyak 194 jiwa 90% mengungsi, desa tumbang lapan sebanyak 235 jiwa 80%
mengungsi, tumbang siruk sebanyak 62 jiwa 95% mengungsi, desa guntoi sebanyak 134 jiwa
85% mengungsi dan desa mangkuhulung sebanyak 271 jiwa 95% mengungsi. Rencananya
sebagian pengungsi akan di tampung di beberapa gereja yang mempunyai daya tampung
1.782 jiwa dengan fasilitas kamar mandi, WC, dan aliran air yg tersedia.

Fasilitas umum yang rusak akibat bencana ini diantaranya sarana jalan menuju lokasi
tidak dapat dilalui, aliran listrik terputus total, fasilitas PDAM terputus , sarana air bersih
banyak yang tertimbun, dan sarana komunikasi yang dapa digunakan hanya Rig dan HT.
Dampak bencana terhadap ekonomi dan pemerintahan yaitu lumpuhnya pasar tradisional
yang ada di desa selama 3 minggu dan rusaknya kantor desa dan sekolah di Kecamatan Miri
manahasa. Sedangkan dampak bencana terhadap lingkungan adalah rusaknya persawahan
warga dan perkebunan warga.

Kondisi fasilias kesehatan yang ada dilapangan yaitu 1 init puskesmas di desa tumbang
napoi Kecamatan Miri Minahasa yang bisa di gunakan dengan sumber daya kesehatan
diantranyan dengan kepasitas 17 TT dengan tenaga kesehatan yang teriri dari 7 perawat, 5
bidan1 asisten apoteker, 2 ahli gizi dan 1 mobil ambulance dan untuk warga desa yang
mengalami luka berat langsung di rujuk ke rumah sakit Kuala kurun yang memerlukan waktu
tempu 1 hari 1 malam.

Korban meninggal akibat bencana ini sebanyak 52 orang, 20 orang luka dimana 20%
luka berat. sebanyak 40% dari jumlah keseluruhan warga rata-rata mengalami shock berat
dan warga berhasil diamankan. Dengan kerja sama tim medis dan aparat setempat.
FORMULIR PELAPORAN AWAL KEJADIAN KRISIS KESEHATAN
DINKES KAB./KOTA/PROVINSI

A. NAMA DINKES : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunung Mas


B. JENIS BENCANA : Banjir
C. WAKTU KEJADIAN BENCANA : Pukul 04.00 Waktu Setempat
D. DESKRIPSI BENCANA : Banjir yang terjadi Meluapnya air sungai
di Kecamatan Gunung Masdan Kecamatan
Miri Manahasa

E. LOKASI BENCANA
Provinsi Kalimantan Tengan
Jumlah
Kabupaten/Ko
No. Kecamatan Desa/Dusun Penduduk Topografi
ta
Terancam
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Gunung Mas Miri Manahasa Tumbang Napoi 886 Jiwa Meluap Sungai
2 Gunung Mas Miri Manahasa Tumbang Koroi 194 Jiwa Meluap Sungai
3 Gunung Mas Miri Manahasa Tumbang Lapan 235 Jiwa Meluap Sungai
4 Gunung Mas Miri Manahasa Tumbang Siruk 62 Jiwa Meluap Sungai
5 Gunung Mas Miri Manahasa Buntoi 134 Jiwa Meluap Sungai
6 Gunung Mas Miri Manahasa Mangkuhung 271 Jiwa Meluap Sungai

F. JUMLAH KORBAN
a. Korban meninggal : Tidak Ada
Jenis Kewarganegaraan Alamat Tempat Penyebab
No. Nama Usia
Kelamin (No. Passport)* Korban meninggal Kematian
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Cat.: *khusus untuk korban WNA

b. Korban hilang : Tidak Ada


Jenis Kewarganegaraan Alamat Lokasi
No. Nama Usia
Kelamin (No. Passport)* Korban Hilang
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Cat.: *khusus untuk korban WNI


c. Korban luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan : 20 0rang
Nama Fasilitas Pelayanan Rawat Inap Rawat Jalan
No. Kesehatan dan Lokasinya
L P Jumlah L P Jumlah
(Kab/Kota)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

G. PENGUNGSI

Gangguan
Kec, dusun/desa

jiwa/psi Jumlah Pengungsi Jumlah Penduduk Rentan


Kab/kota

Lokasi kososial
Pengungsian
Cacat Lansia
Dewasa

Buteki
Anak

KK

Bumil
Balita
L

Bayi
Jml

L P L P

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

H. FASILITASUMUM
1. Akses ke lokasi kejadian krisis:
□ Mudah dijangkau, menggunakan transportasi jalur udara
√ Sukar, karena menuju jalan ke lokasi.
2. Jalurkomunikasiyangmasihdapatdigunakan:
Radio komunikasi ( Rig dan HT)
3. Keadaan jaringan listrik:
□ Baik
√Terputus
□ Belum tersedia/belumada
4. Sumber air bersih yangdigunakan
√Tercemar
□ Tidaktercemar
I. KONDISI FASILITASKESEHATAN
Nama Fasilitas Kesehatan (RS. Kondisi Fungsi Pelayanan
Puskesmas, Pustu, Gudang Farmasi,
No. Tidak Tidak
Polindes, Dinkes, Rumah Rusak Berfungsi
Rusak Berfungsi
Dinas, dsb)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Pustu Tumbang Lapan √ √
2 RSUD √ √
3 Puskesmas bukan rawat inap 1 √ √

J. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAHDILAKUKAN


1. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan.......................................................
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air
Bersih................................................................................................
3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi ................................................................
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa...............................................
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi......................................................
6. Upaya Sub Klaster DVI..................................................................................
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan......................................................................

K. HAMBATAN PELAYANAN KESEHATAN


a. Jalan menuju lokasi terputus karena tertimbun

L. BANTUAN YANG DIPERLUKAN SEGERA


a. Logistik
b. Perelengkapan bayi dan wanita
c. Pakaian
d. Air minum

M. RENCANA TINDAK LANJUT


Sebagian Pengungsi akan di tampung di Puskesmas Tumbang Napoiyang
mempunyai daya tampung 20 jiwa dengan fasilitas kamar mandi buah dan WC kondisi
baik. Pengungsi lainnya akan ditampung di gereja-gereja setempat yang mempunyai
fasilitas baik. Diperkirakan waktu pengungsian ini memakan waktu 1 Bulan menunggu
relokasi kembali.

15 September 2020

Pelapor
Instansi : Puskesmas Tumbang Napoi
Jabatan : Nusantra Sehat
RESPON SUBKLASTER

A. Sub Klaster Pelayanan Kesehatan

Melakukan pemeriksaan kesehatan bagi warga korban bencana di tempat penampungan


secara menyeluruh dalam rangkan untuk memantau status kesehatan perorangan baik bayi,
balita, ibu, lansia, dan lainnya. Selain itu juga perlu adanya posko khusus penangangan
pelayanan perorangan dengan alat kesehatan dan kelengkapan obat yang memadai.

B. Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih

Untuk mencegah timbulnya kejadian luar biasa pada situasi bencana, maka deteksi kasus dan
respons pengendalian harus dilakukan secara simultan. Setiap informasi yang mengarah
munculnya sebuah kasus penyakit prioritas di wilayah bencana (meskipun dalam bentuk
rumor), harus ditindak lanjuti dengan proses verifikasi segera dengan melakukan
penyelidikan epidemiologis. Tim epidemiolog lapangan harus sesegera mungkin diterjunkan
ke lapangan untuk mengambil sampel penderita, melakukan verifikasi laboratorium, yang
apabila memungkinkan dengan menggunakan tes cepat (rapid test), agar verifikasi diagnosis
dapat dilakukan pada saat itu juga. Respons cepat terhadap kasus yang muncul diperlukan
karena risiko relatif penularan penyakit pada populasi yang terkena bencana akan lebih tinggi
dibandingkan pada populasi normal.

C. Sub Klaster Pelayanan Gizi


1. Melakukan penyediaan bahan pangan
2. Melakukan pengawasan penyelenggaraan dapur umum
3. Melakukan pengawasan pemberian susu formula dan memastikan agar ASI tetap
diberikan.
4. Melakukan pemberian makanan tambahan dan suplementasi gizi.
5. Melakukan pemantauan dan penilaian status gizi balita.
6. Mengupayakan menu makanan dapat sesuai dengan kebiasaan makan setempat, mudah
diangkut, disimpan dan didistribusikan serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral.
7. Melakukan asuhan gizi kepada pasien dengan luka berat dan pasien terkorfimasi covid
19, termasuk pemberian diet khusus.

D. Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa


1. Intervensi Sosial kedaruratan
a. Menyebarluaskan informasi tentang penyelamatan fisik kepada masyarakat yang
terkena bencana longsor yaitu beberapa wilayah di Kecamatan Miri Manasa
Kabupaten Gunung Mas
b. Sebagian pengungsi akan di tampung di beberapa gereja yang mempunyai daya
tampung 1.782 jiwa dengan fasilitas kamar mandi, WC, dan aliran air yg tersedia.
c. Informasi tentang pertolongan, dan lokasi kerabat; menyebarluaskan informasi yang
sederhana dan empati untuk menenangkan masyarakat
d. Psychological First Aid
WHO (World Health Organization) mengembangkan tiga prinsip dasar yang
menjadi pedoman dalam memberikan psychological first aid, yaitu look (lihat),
listen (dengar), dan link (terhubung). Look menjelaskan pentingnya untuk melihat,
mengamati dan memastikan situasi darurat yang dimasuki sudah
aman. Listen menjelaskan pentingnya untuk mendengarkan dan memahami apa yang
dibutuhkan oleh korban. Link menjelaskan pentingnya penyediaan informasi agar
korban terhubung dengan informasi atau bantuan praktis yang dibutuhkan.

2. Intervensi Psikologis psikiatrik


a. Menangani dan merujuk keluhan yang mendesak
b. Penanganan medis penyintas (korban) bencana yang mengalami gangguan jiwa
c. Promosi kesehatan jiwa di lokasi pengungsian

E. Sub Klaster Kesehatan Reproduksi


1. Melakukan Pelayanan Kespro untuk mencegah meningkatnya kesakitan dan kematian
maternal dan neonatal termasuk mengantisipasi untuk suspek/probable/konfirmasi/
kontak erat COVID-19
2. Melakukan perencanaan tersedianya pelayanan kesehatan reproduksi komprehensif yang
terintegrasi ke dalam layanan kesehatan dasar segera setelah situasi menjadi stabil atau
memungkinkan

F. Sub Klaster DVI (Disaster Victim Identification)


1. Pengelolaan jenazah (korban mati) , meliputi :
a. Evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke fasilitas pengelolaan jenazah (biasanya di
RS POLRI/Bhayangkara), korban meninggal sebanyak 52 orang
b. Identifikasi jenazah korban bencana
c. Pengembalian jenazah kepada keluarga
d. Penguburan jenazah yang tidak diambil keluarga atau tidak teridentifikasi

2. Proses Identifikasi Jenasah


a. Koordinasi, melihat lokasi, evakuasi
Pada korban meninggal diberikan label sebagai penanda. Label ini harus
memuat informasi tim pemeriksa, lokasi penemuan, dan nomor tubuh/mayat. Label
ini akan sangat membantu dalam proses penyidikan selanjutnya
b. Pengumpulan data post mortem
Pada fase ini, para ahli identifikasi, dokter forensik dan dokter gigi forensik
melakukan pemeriksaan untuk mencari data postmortem sebanyak-banyaknya. Sidik
jari, pemeriksaan terhadap gigi, seluruh tubuh, dan barang bawaan yang melekat
pada mayat. Dilakukan pula pengambilan sampel jaringan untuk pemeriksaan DNA.
Data ini dimasukkan ke dalam pink form berdasarkan standar interpol
c. Pengumpulan Data Ante Mortem
Fase pengumpulan data antemortem dimana ada tim kecil yang menerima
laporan orang yang diduga menjadi korban. Tim ini meminta masukan data
sebanyak-banyaknya dari keluarga korban. Data yang diminta mulai dari pakaian
yang terakhir dikenakan, ciri-ciri khusus (tanda lahir, tato, tahi lalat, bekas operasi,
dan lainlain), data rekam medis dari dokter keluarga dan dokter gigi korban, data
sidik jari dari pihak berwenang (kelurahan atau kepolisian), serta sidik DNA apabila
keluarga memilikinya. Apabila tidak ada data sidik DNA korban maka dilakukan
pengambilan sampel darah dari keluarga korban. Data Ante Mortem diisikan ke
dalam yellow form berdasarkan standar interpol
d. Rekonsiliasi proses
Seseorang dinyatakan teridentifikasi pada fase keempat yaitu fase rekonsiliasi
apabila terdapat kecocokan antara data Ante Mortem dan Post Mortem dengan
kriteria minimal 1 macam Primary Identifiers atau 2 macam Secondary Identifiers
e. Pengembalian jenazah pada keluarga

G. Tim Logistik Kesehatan


1. Melakukan pengelolaan obat pada korban bencana mulai dari tahap persiapan hingga
tahap distribusi kepada korban bencana
2. Aktif berkoordinasi dengan tenaga kedokteran dan BNPB dalam mengontrol
ketersediaan obat

Anda mungkin juga menyukai