Anda di halaman 1dari 20

TUGAS MANAJEMEN BENCANA

SKENARIO

Kabupaten Z merupakan salah satu kabupaten di Provinsi A dengan kondisi wilayah yang
berbukit-bukit. Berdasarkan catatan tahun-tahun sebelumnya ada beberapa daerah yang
rawan terjadinya tanah longsor terutama di musim penghujan. Dua hari yang lalu sekitar
pukul 04.00 waktu setempat telah terjadi bencana tanah longsor yang melanda beberapa
wilayah di Kecamatan Bukit Raya dan Kecamatan Punai di Kabupaten Z.

Adapun kerusakan dan kerugian yang diperkirakan terjadi akan berdampak pada:

1. Penduduk
a. Kec. Bukit Raya
- Desa Gunung Sugih jumlah penduduk 5.783 jiwa, dengan persentase penduduk
terancam sebesar 45%. Penduduk yang mengungsi ada 80% dari penduduk terancam
dan 15% diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 86 orang,
hilang 10 orang dan korban luka sebanyak 210 orang (25% luka berat). Luka berat :
kasus luka yang membutuhkan pembedahan darurat.
- Desa Rogo Jampi jumlah penduduk 6.369 jiwa, dengan persentase penduduk
terancam sebesar 40%. Penduduk yang mengungsi ada 90% dari penduduk terancam
dan 20% diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 55 orang,
hilang 28 orang dan korban luka sebanyak 356 orang (20% luka berat).

b. Kec. Punai
 Desa Mekar Sari jumlah penduduk 4.452 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 30%. Penduduk yang mengungsi ada 65% dari penduduk terancam dan 15%
diantaranya adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 15 orang, hilang 7
orang dan korban luka sebanyak 114 orang (10% luka berat).
2. Fasilitas Umum
 Sarana jalan menuju lokasi tidak dapat dilalui oleh kendaraan karena tertimbun
longsor.

1
 Aliran listrik ke daerah bencana terputus sama sekali. Beberapa tempat seperti kantor
pemerintahan dan rumah penduduk menggunakan genset.

 Fasilitas PDAM di daerah bencana terputus, demikian pula sarana air bersih
penduduk yang umumnya sumur gali banyak yang terkubur.
 Sarana komunikasi yang berfungsi adalah radio komunikasi dengan menggunakan
Rig dan HT.
3. Fasilitas Kesehatan
 Hanya 1 unit Pustu yang rusak tertimbun yaitu Pustu Gunung Sugih kec. Bukit Raya
sehingga tidak dapat difungsikan.
4. Ekonomi
 Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana tanah longsor mempunyai dampak
lumpuhnya pasar penduduk selama 2 minggu akibat rusaknya pasar kecamatan Bukit
Raya dan beberapa toko/warung.
5. Pemerintahan
 Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan dengan
rusaknya kantor desa Gunung Sugih dan Rogo Jampi Kec. Bukit Raya.
6. Lingkungan
- Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan
berupa persawahan 100 ha dan perkebunan 3.800 ha.

Ada rencana sebagian pengungsi akan di tampung di GOR yang mempunyai daya tampung
7.000 jiwa dengan fasilitas kamar mandi 10 buah dan WC 10 buah kondisi baik, akan tetapi
aliran air mati. Pengungsi lainnya akan ditampung di lapangan alun-alun kota.
Diperkirakan waktu pengungsian ini memakan waktu 3 bulan menunggu relokasi kembali.

Keadaan sumber daya kesehatan

Sumber daya kesehatan yang ada di kabupaten Z antara lain :

1. sebuah RSUD dengan kapasitas 100 TT dengan tenaga kesehatan yang dimiliki : dr. sp.
Dalam 2 orang, dr. umum 15 orang, perawat 40 orang, bidan 4 orang, apoteker 1 orang,
asisten apoteker 2 orang, ahli gizi 2 orang. Sarana ambulans 1 unit dan mobil jenazah 1 unit.

2
2. Puskesmas di Kabupaten Z ada 10 unit, 2 diantaranya adalah puskesmas rawat inap dengan
kapasitas masing-masing 20 TT. Setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Z memiliki tenaga
dokter umum 1 orang, 6 orang perawat, 1 orang sanitarian. Puskesmas yang berada di lokasi
bencana bukan merupakan Puskesmas Rawat Inap dan masing-masing Puskesmas juga telah
memiliki 1 unit kendaraan operasional Pusling yang masih layak operasional.
 Fasilitas PDAM di daerah bencana terputus, demikian pula sarana air bersih
penduduk yang umumnya sumur gali banyak yang terkubur.
 Sarana komunikasi yang berfungsi adalah radio komunikasi dengan menggunakan
Rig dan HT.
7. Fasilitas Kesehatan
 Hanya 1 unit Pustu yang rusak tertimbun yaitu Pustu Gunung Sugih kec. Bukit Raya
sehingga tidak dapat difungsikan.
8. Ekonomi
 Dari sektor ekonomi diperkirakan bencana tanah longsor mempunyai dampak
lumpuhnya pasar penduduk selama 2 minggu akibat rusaknya pasar kecamatan Bukit
Raya dan beberapa toko/warung.
9. Pemerintahan
 Dampak bencana yang diperkirakan akan berpengaruh terhadap pemerintahan dengan
rusaknya kantor desa Gunung Sugih dan Rogo Jampi Kec. Bukit Raya.
10. Lingkungan
- Dampak bencana juga diperkirakan akan berpengaruh terhadap rusaknya lingkungan
berupa persawahan 100 ha dan perkebunan 3.800 ha.
Ada rencana sebagian pengungsi akan di tampung di GOR yang mempunyai daya
tampung 7.000 jiwa dengan fasilitas kamar mandi 10 buah dan WC 10 buah kondisi baik,
akan tetapi aliran air mati. Pengungsi lainnya akan ditampung di lapangan alun-alun kota.
Diperkirakan waktu pengungsian ini memakan waktu 3 bulan menunggu relokasi kembali.

Keadaan sumber daya kesehatan

Sumber daya kesehatan yang ada di kabupaten Z antara lain :

3
3. sebuah RSUD dengan kapasitas 100 TT dengan tenaga kesehatan yang dimiliki : dr. sp.
Dalam 2 orang, dr. umum 15 orang, perawat 40 orang, bidan 4 orang, apoteker 1 orang,
asisten apoteker 2 orang, ahli gizi 2 orang. Sarana ambulans 1 unit dan mobil jenazah 1 unit.
4. Puskesmas di Kabupaten Z ada 10 unit, 2 diantaranya adalah puskesmas rawat inap dengan
kapasitas masing-masing 20 TT. Setiap Puskesmas yang ada di kabupaten Z memiliki tenaga
dokter umum 1 orang, 6 orang perawat, 1 orang sanitarian. Puskesmas yang berada di lokasi
bencana bukan merupakan Puskesmas Rawat Inap dan masing-masing Puskesmas juga telah
memiliki 1 unit kendaraan operasional Pusling yang masih layak operasional.

4
Formulir 4

FORMULIR PELAPORAN PENILAIAN CEPAT KESEHATAN


KEJADIAN KRISIS KESEHATAN

A. NAMA DINKES : Dinkes Kabupaten Z


B. JENIS BENCANA : Tanah Longsor
C. WAKTU KEJADIAN BENCANA :
Tanggal: 17 Bulan:November Tahun: 2021 Pukul: 04.00 WIB
D. DESKRIPSI BENCANA:
Telah terjadi bencana tanah longsor di Kabupaten Z pada pukul 04.00 WIB hari Rabu 17
November 2021. Ada 2 desa yang terdampak bencana yaitu desa gunung sugih dan desa rogo
jampi. Desa Gunung Sugih jumlah penduduk 5.783 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 45%. Penduduk yang mengungsi ada 80% dari penduduk terancam dan 15% diantaranya
adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 86 orang, hilang 10 orang dan korban luka
sebanyak 210 orang (25% luka berat). Luka berat : kasus luka yang membutuhkan pembedahan
darurat. Desa Rogo Jampi jumlah penduduk 6.369 jiwa, dengan persentase penduduk terancam
sebesar 40%. Penduduk yang mengungsi ada 90% dari penduduk terancam dan 20% diantaranya
adalah balita. Jumlah korban meninggal sebanyak 55 orang, hilang 28 orang dan korban luka
sebanyak 356 orang (20% luka berat).
Dikecamatan punai desa yang terdampak adalah desa mekar sari. Desa Mekar Sari jumlah
penduduk 4.452 jiwa, dengan persentase penduduk terancam sebesar 30%. Penduduk yang
mengungsi ada 65% dari penduduk terancam dan 15% diantaranya adalah balita. Jumlah korban
meninggal sebanyak 15 orang, hilang 7 orang dan korban luka sebanyak 114 orang (10% luka
berat).

E. LOKASI BENCANA

Kabupaten Jumlah Penduduk


Prov. Kec. Desa/Dusun Topografi
/Kota Terancam

Provinsi A Kabupaten Z Kec. Bukit Desa Gunung 45% dari 5.783 jiwa Berbukit-bukit
Raya Sugih
Desa Rogo Jampi 40 % dari 4.452 jiwa Berbukit-bukit

Kec. Punai Desa Mekar Sari 30 % dari 4.452 jiwa Berbukit-bukit

F. JUMLAH KORBAN

5
a. Korban meninggal
Kewarga
Nama Alamat Tempat Penyebab
No Jumlah Usia negaraan
Desa Korban Korban meninggal Kematian
(No. Passport)*
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1Gunung Sugi 86 - - - Tertimbu
-
n lonsor

2 Rogo 55 - - - Tertimbu
-
n longsor

3 Mekar Sari 15 - - - Tertimbu


-
n longsor

Cat.: *khusus untuk korban WNA

b. Korban hilang
Jumlah Kewarganegaraan Alamat
No Nama Usia Lokasi Hilang
Korban (No. Passport)* Korban

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)


1 Gunung Sugi 10 - - - -
2 Rogo 28 - - - -
3 Mekar Sari 7 - - - -

Cat.: *khusus untuk korban WNA

c. Luka berat/rawat inap dan luka ringan/rawat jalan


Fasilitas 5 Kasus Jumlah
5 Kasus
Pelayana n penyakit gangguan
Rawat Inap Rawat Jalan
Penyakit
Kesehata rawat inap jiwa /
N rawat jalan
o n & lokasi terbanya k psikososial
terbanyak
(Kab/Kot tiap
.
tiap
a) fasyanke
fasyankes Ana Dewas
s
L P Jml L P Jml
k a

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)

RSUD - - 1 Luka Berat - - - Luka- Luka - -


Ringan
Puskesmas - - 2 Luka berat - - 8 Luka- luka - -
Ringan
Jumlah 3 8

d. Jenis penyakit yang berpotensi KLB adalah covid 19, diare, ISPA, cacar, malaria,
campak, leptospirosis, masalah gizi

e. Pengungsi dan penduduk rentan:

6
Jumlah
kasus
Nama
ganggua n Jumlah Jumlah Penduduk Rentan
Kec dan dusun/desa

Temp
jia/psiko Pengungsi
at
sosial
Pengu
Kab/Kota

ngsia n

Cacat Lansia
Dewasa

Buteki
Bumil
Balita
Anak

Bayi
Jml

KK
P
L

L P L P

(1) (2) (3) (4) (5) (6 (10 (1 (1 (1 (1 (1 (1 (1


(7) (8) (9)
) ) 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

Z Bukit - - - - 2.081O - - 312 - - - - - -


Raya/ rang Orang
Desa
Gunun
g Alun alun
Sugih kota
Z Bukit - - - - 2.292 - - 458 - - - - - -
raya/ Orang Orang
Desa GOR
Rogo
Jampi
Z Punai/ - - - - 868 - - 130 - - - - - -
Desa orang Orang
mekar
Sari
Jumlah 5.241 900
Orang Orang

A. FASILITAS KESEHATAN YANG RUSAK


Nama Fasilitas Kesehatan Kondisi Fungsi Pelayanan
(RS, Puskesmas, Pustu, Gudang
Rusak Rusak Rusak Masih Tidak
Farmasi, Polindes, Dinkes,
Berat Sedang Ringan berfungsi berfungsi
Rumah Dinas, dsb)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
a. Pustu √ - - - √
G. FASILITAS UMUM
1. Akses ke lokasi kejadian krisis :
□ Sukar, karena akses jalanan terputus
2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan : radio komunikasi menggunakan RIG
dan HT
3. Keadaan jaringan listrik :
□ Baik
□ Terputus

7
□ Belum tersedia/belum ada
4. Air Bersih
□ Cukup
□ Tidak Cukup
A. KONDISI SANITASI DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI LOKASI PENAMPUNGAN PENGUNGSI
No. Jenis Fasilitas Kondisi
(1) (2) (3)
1. Jenis tempat penampungan □ bangunan permanen □ bangunan
darurat

2. Kapasitas penampungan □ memadai (min. 3 m2/or) □ tidak memadai


pengungsi

3. Kapasitas penyediaan air □ memadai (min. 5L /or/hr pada hari □ tidak memadai
bersih pertama kejadian krisis dan 15
L/or/hari pada hari berikutnya)

4. Sarana Jamban Darurat □ memadai (min. 40 or/1 jamban) □ tidak memadai

5. Tempat pembuangan sampah □ memadai (min. 3 m3/ 60 or) □ tidak memadai

6. Sarana SPAL □ memadai (min. 4 m □ tidak memadai


dari penampungan)

7. Penerangan □ Memadai (min. 60 lux) □ Tidak memadai

B. KETERSEDIAAN SUMBER DAYA


Dinas Kesehatan
a. Perbekalan Kesehatan:
(1) Obat dan Bahan Habis Pakai :
□ Tidak cukup □ Cukup
(2) Alat Kesehatan :
□ Tidak cukup □ Cukup
(3) Bahan Sanitasi
a. Kaporit :
□ Tidak cukup □ Cukup
b. PAC :
□ Tidak cukup □ Cukup
c. Aquatab :
□ Tidak cukup □ Cukup
d. Kantong sampah :
□ Tidak cukup □ Cukup
e. Repellent lalat :
□ Tidak cukup □ Cukup
f. Hygiene kit :
□ Tidak cukup □ Cukup

8
(4) Persalinan Kit :
□ Tidak ada □ Ada
(5) SDM :
Jumlah:
□ Tidak Cukup □ Cukup
Kompetensi :
□ Tidak Memenuhi □ Memenuhi

b. Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan


(1) Transportasi operasional pelayanan kesehatan :
□ Tidak cukup □ Cukup
(2) Alat komunikasi :
□ Tidak cukup □ Cukup
(3) Sarana listrik :
□ Tidak berfungsi □ Berfungsi

Rumah Sakit / PKM


a. Perbekalan Kesehatan :
(1) Obat dan Bahan Habis Pakai:
□ Tidak cukup □ Cukup
(2) Alat Kesehatan :
□ Tidak cukup □ Cukup
(3) Bahan Sanitasi
a. Kaporit :
□ Tidak cukup □ Cukup
b. PAC :
□ Tidak cukup □ Cukup
c. Aquatab :
□ Tidak cukup □ Cukup
d. Kantong sampah :
□ Tidak cukup □ Cukup
e. Repellent lalat :
□ Tidak cukup □ Cukup
(4) Persalinan Kit :
□ Tidak ada □ Ada
(5) Air :
□ Tidak cukup □ Cukup
(6) Tempat Tidur :
□ Tidak cukup □ Cukup

b. Kebutuhan tenaga kesehatan


Nama Fasilitas
Tenaga kesehatan Tenaga kesehatan
Pelayanan
yang tersedia yang dibutuhkan
Kesehatan
No. Ket.
(RS, Puskesmas,
Pustu, Polindes, Jenis Jml Jenis Jml
dsb)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

9
1 2
- dokter
- Dokter 2 spesialis
5
spesialis -dokter
-Dokter 15 umum
2
umum -dokter gigi
2
RSUD di Kab Z -Perawat 40 -perawat gigi
18
-Bidan 4 -perawat
2
-Apt 1 -apoteker
3
-Asist apt 2 -asist apt
2
-Ahli gizi 2 -SKM
2
-Ahli gizi

2 2
- dokter
spesialis
5
-dokter
1 umum
-Dokter 2
-dokter gigi
10 puskesmas di umum 6 2
-perawat gigi
kabupaten Z -Perawat 18
-perawat
-Sanitarian 2
1 -apoteker
3
-asist apt
2
-SKM
2
-Ahli gizi

c. Sarana Pendukung Pelayanan Kesehatan


(1) Transportasi operasional pelayanan kesehatan :
□ Tidak cukup □ Cukup
(2) Alat komunikasi :
□ Tidak cukup □ Cukup
(3) Sarana listrik untuk pelayanan kesehatan :
□ Tidak cukup □ Cukup

B. UPAYA PENANGGULANGAN YANG TELAH DILAKUKAN


1. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan
 Membentuk dan mengaktifkan EMT (emergency medical team) mobile dan EMT
Fixed (pos kesehatan).
 Menetapkan RS rujukan
 Kepala Dinas Kesehatan menginstruksikan Puskesmas yang terdampak sudah
harus memberikan pelayanan kesehatan.
 Membangun Pos Statis, TNI, Kepolisian dan IDI. Pos mobile
 Pengelompokkan dan penanganan korban sesuai tingkat keparahannya (triase)
 Pengobatan cedera
 Pengobatan penyakit menular dan tidak menular
 Rehabilitas penyandang disabilitas
 Memperkuat kapasitas untuk protesis dan rehabilitasi

10
 Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien
 Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular
dan tidak menular)
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
 Sub Klaster Pengendalian Penyakit
a) Melakukan pengendalian penyakit leptospirosis
b) Mengidentifikasi terjadinya kasus diare, hepatitis A, Meningitis,
ISPA, tifoid, DBD, Malaria, Dermatitis
c) Pencegahan dan pengendalian Covid-19
 Sub Klaster Penyehatan Lingkungan dan Air Bersih
a) Melakukan penilaian cepat bidang kesehatan
b) Memberikan edukasi PHBS pada penanggung jawab Pos
Pengungsian.
c) Melakukan desinfeksi dan pembersihan lingkungan di Puskesmas
d) Melakukanan pengelolaan sampah
e) Melakukan pengawasan obat dan makanan
3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi
 Pendataan kelompok rentan
 Menyiapkan tempat dan menyusun jadual konsultasi ASI dan PMBA
 Mobilisasi konselor ASI dan PMBA
 Mobilisasi logistik MPASI
 Menyiapkan dapur umum
 Melakukan pengawasan bantuan pangan
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa
 Melakukan Psychological First Aid dengan sasaran prioritas anak-anak.
 Melakukan skrining kesehatan jiwa oleh tim kesehatan jiwa dengan sasaran
penyintas anak-anak dan dewasa.
 Melakukan psikoedukasi, psikoterapi
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi
 Pada saat tanggap darurat menetapkan rujukan untuk persalinan yaitu di Posko
GOR dan Alun-alun kota yang tidak terkena longsor

11
 Penguatan program keluarga berencana
 Pelayanan kesehatan ibu dan anak
 Pencegahan Infeksi saluran kemih
 Penanganan kekerasan berbasis gender
 Pelayanan kesehatan reproduksi remaja
 Mencegah penularan IMS
6. Upaya Sub Klaster DVI
Menyelenggarakan identifikasi korban meninggal dan
penatalaksanaannya
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan
 Memobilisasi obat-obatan dan perbekalan kesehatan
dari buffer stock provinsi dan kabupaten/kota termasuk
vaksin anti tetanus dan serum anti bisaular.
 Mendistribusikan paket bantuan kebersihan, makanan,
snack, pakaian layak pakai, handuk, pembalut wanita,
pakaian dalam dan selimut.

C. BANTUAN YANG DIPERLUKAN

1. Makanan dan minuman


2. Obat-obatan
3. Pakaian, selimut, popok bayi, pembalut, kasur darurat, peralatan mandi
4. Sarana sanitasi (air bersih, jamban darurat, tempat sampah)
5. Tenda pengungsian
6. Alat transportasi

D. REKOMENDASI
1. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan
a. Penambahan SDM khususnya tenaga kesehatan dan medis
b. Memperkuat kapasitas untuk protesis dan rehabilitasi
c. Membangun kembali sistem data untuk pengobatan pasien
d. Memperkuat perawatan di rumah bagi pasien dengan penyakir kronis (menular dan tidak
menular.
2. Upaya Sub Klaster Pengendalian Penyakit, Penyehatan Lingkungan dan Air
a. Pendidikan/promosi kesehatan masyarakat

12
b. Pengembalian atau pembangunan program pengendalian Covid-19, TB, malaria dan HIV yang
komprehensif
c. Penyediaan ruangan khusus untuk penanganan dan isolasi sebagai persiapan kemungkinan
munculnya KLB Covid-19
d. Kampanye vaksinasi di daerah berisiko
e. Integrasi lebih lajut dari program vertikal dengan layanan lainnya
f. Perbaikan pembuangan limbah cair dan padat
g. Perbaikan atau pembangunan sarana air bersih, sarana tempat cuci tangan, jamban, dan
tempat sampah.
3. Upaya Sub Klaster Pelayanan Gizi
a. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi sebagai bagian dari surveilans gizi untuk mengetahui
kebutuhan yang diperlukan dan melaksanakan kegiatan pembinaan gizi.
b. Tindak lanjut atau respon dari informasi yang diperoleh secara terintegrasi dengan kegiatan
pelayanan kesehatan masyarakat.
c. Koordinasi dengan Dinas Sosial terkait bantuan makanan.
4. Upaya Sub Klaster Pelayanan Kesehatan Jiwa
a. Meningkatkan kesejahteraan psikososial dengan memperkuat dan mengintegrasikan ke
struktur layanan yang ada
b. Rehabilitas korban hingga mencapai ketahanan hidup dan kualitas hidup yang optimal.
5. Upaya Sub Klaster Kesehatan Reproduksi dan KIA
a. Menyelenggarakan kembali imunisasi rutin.
b. Menggunakan IMCI (Intergrated Management of Childhood Illnesses) sebagai bagian dari
paket pelayanan kesehatan dasar termasuk pemberdayaan masyarakat
c. Memastikan penyediaan berkelanjutan Paket layanan awal minimum
d. Monitoring dan evaluasi dengan menggunakan mekanisme Pemantauan Wilayah seempat
Kesehan Ibu dan Anak (PWS KIA) Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi ditentukan
langkah pada saat transisi serta pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Reproduksi Komprehensif
e. Integrasi Intervensi termasuk perawatan antenatal (ANC) Prevention of Mother To Child
Transmission of HIV (PMTCT) gizi dan imunisasi.
6. Upaya Sub Klaster DVI
a. Rekonsiliasi proses jenazah
b. Pengembalian jenazah pada keluarga
7. Upaya Tim Logistik Kesehatan
a. Pendistribusian dan Penyerahan Logistik Kesehatan
b. Penyedian Makanan tambahan berupa Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Balita, PMT
Ibu Hamil dan PMT Anak sekolah;
c. Peralatan/bahan kesehatan lingkungan berupa Penjernih Air Cepat (PAC), Air bersih,
insektisida, kaporit, kantong sampah, lem lalat serta sanitasi umum.
d. Sarana dan prasarana berupa; tenda pos kesehatan, rompi petugas dan lain-lain yang
dianggap perlu

13
17 /November./2021

Yang melaporkan Mengetahui,*


Ketua Tim Kepala Dinas Kesehatan
Kab/Kota Tembaraw

____________________ ____________________
NIP. 0123456 NIP. 01234567

Cat.: *Penandatangan disesuaikan dengan alur penyampaian laporan


Form dapat dikembangkan sesuai kebutuhan

PERTANYAAN DISKUSI MANAJEMEN BENCANA


1. Apa yang harus dilakukan oleh masing-masing subklaster untuk merespon skenario di
atas?  
 Sublaster Pelayanan kesehatan
o Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada korban di Fasilitas Kesehatan (RS,
puskesmas, pos kesehatan).
o Memulihan fungsi dan fasilitas yankes yang terganggu, seperti Yankes Pra RS
(Lapangan, Pos Kesehatan, Puskesmas) dan Rumah Sakit (antar rumah sakit)
o Penyediaan alat-alat kesehatan
 Subklaster Kesling
o Surveilans penyakit (menular dan tidak menular) dan faktor risiko dengan kondisi
wilayah yang berbukit-bukit, dan berdasarkan catatan tahun-tahun sebelumnya ada
beberapa daerah yang rawan terjadinya tanah longsor terutama di musim penghujan.
o Terkait imunisasi, sebab banyaknya angka populasi yang rentan seperti balita.
o Pengendalian vektor
o Pencegahan dan pengendalian penyakit termasuk untuk COVID-19
o Pengawasan dan perbaikan kualitas air, dikarenakan fasilitas PDAM yang terputus, sara
na air bersih masyarakat yang bersumber sumur gali pun terkubur dan aliran air dipengu
nsian yang mati.
o Sanitasi pengelolaan sampah

14
o Pengawasan dan pengamanan makanan dan minuman, sebab lumpuhnya pasar untuk me
mbeli bahan- bahan makanan.
 Subklaster Penenganan Gizi

o Pengawasan bantuan pangan, terutama susu formula

o Pengawas penyelenggaraan dapur umum

o Ketika situasi sudah mulai agak stabil melakukan penilaian gizi balita dan faktor
pemburuknya serta memastikan pemberian makanan sesuai dengan spesifik kebutuhan

o Melaksanakan pemberian makanan tambahan dan suplementasi gizi.

o Memastikan ASI tetap diberikan dalam situasi darurat & melakukan pengawasan
pemberian susu formula.

o Mengupayakan menu makanan dapat sesuai dengan kebiasaan makan setempat, mudah
diangkut, disimpan dan didistribusikan serta memenuhi kebutuhan vitamin dan mineral

 Subklaster kespro
o Risiko kekerasan seksual dapat meningkat selama keadaaan bencana karena adanya
ketidakstabilan sosial
o Penularan IMS/HIV dapat meningkat di area dengan kepadatan populasi tinggi
o Kurangnya layanan Keluarga Berencana meningkatkan risiko yang berhubungan dengan
kehamilan yang tidak diinginkan
 Subkalster Kesehatan Jiwa
o Menyebarluaskan informasi yang sederhana dan empati untuk menenangkan
masyarakat; Psychological First Aid.
o Penanganan medis penyintas (korban) bencana yang mengalami gangguan jiwa
o Promosi kesehatan jiwa di lokasi pengungsian
 Subklaster DVI
o Pengelolaan jenazah (korban mati) , meliputi :Evakuasi jenazah dari lokasi kejadian ke
fasilitas pengelolaan jenazah, dentifikasi jenazah korban bencana Pengembalian jenazah

15
kepada keluarga dan Penguburan jenazah yang tidak diambil keluarga atau tidak
teridentifikasi

2. Apa saja upaya yang harus dilakukan dalam penanggulangan krisis kesehatan pada
skenario ini terkait dengan adanya Pandemi Covid 19 (upaya pencegahan,
penatalaksanaan kasus, adaptasi kebiasaan baru) ?
 Perlu adanya prioritas pada kelompok yang rentan
 Perlu adanya identifikasi orang-orang dengan suspek, propable, kontak erat dan
konfirmasi positif, karena berpotensi menjadi sumber penularan..
 Perbanyak sarana untuk mencuci tangan secara teratur, terutama di pintu masuk tempat
pengungsian, fasilitas-fasilitas umum dan tempat berkumpul.
 Upaya Pencegahan Infeksi seperti: pengendalian alur pergerakan pengungsi,
pengurangan kepadatan dan penyaringan pendatang baru.
 Menyediakan dukungan kesehatan mental dan psikososial kepada orang-orang yang
terisolasi dan keluarga mereka, serta kegiatan mobilisasi masyarakat untuk menghindari
stigmatisasi orang-orang yang terisolasi
 Pelayanan kesehatan harus tetap bejalan dengan mematuhi prokes dan SOP adaptasi
kebiasaan baru.
 Memberdayakan masyarakat dalam rangka melindungi dirinya sendiri, sehat dan
selamat dengan melaksanakan protocol kesehatan covid-19.
 Memastikan ventilasi di ruangan pengungsian dalam keadaan baik.
 Menginformasikan kepada pengungsi apa yang dapat terjadi jika mereka merasa sakit
dan kemana mereka harus pergi untuk mendapatkan bantuan.
 Melakukan RHA (Rapid Health Assessment) ;
 Aktivasi Klaster Kesehatan dan mobilisasi Tim RHA, Tim Medis Darurat dan Tim
Kesehatan Masyarakat (Surveilans, Gizi, Kesling, Kespro, Kesehatan Jiwa, Promkes)
 Menyusun dan melaksanakan Rencana Operasi Krisis Kesehatan berdasarkan hasil
RHA dan Rencana Kontigensi (jika sudah ada) dengan memperhatikan protokol
kesehatan COVID-19

16
 Memastikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terdampak berjalan sesuai standar
dan telah terintegrasi dengan Protokol kesehatan COVID-19 dengan memperhatikan
kepentingan kelompok rentan;

 Melaksanakan komunikasi Krisis Kesehatan.

 Melakukan upaya promosi kesehatan

 Memobilisasi logistik kesehatan: sarana prasarana kesehatan (tenda pos kesehatan,


ambulans), obat, bahan habis pakai, APD, masker, PMT bumil, bayi, balita.

a. Upaya pencegahan,
1) Jaga jarak minimal 1 meter
2) Cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau hand sanitizer
3) Menggunakan masker
4) etika batuk/bersin
5) jaga imunitas tubuh dan kendalikan komorbid
6) Tenaga kesehatan yang berusia lebih 60 tahun dan/atau yang memiliki komorbid
tidak direkomendasikan untuk melakukan penanggulangan krisis kesehatan
7) Pengaturan jam kerja 40 jam seminggu (waktu kerja harian 7-8 jam dan tidak
melebihi 12 jam sehari)
8) Mendapatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan pra dan pasca penugasan termasuk
diantaranya adalah pemeriksaan Swab (RT-PCR), untuk mengetahui status kesehatan
kerja atau kelaikan kerja untuk nakes dengan komorbid atau kondisi khusus seperti
kehamilan sebelum ditugaskan melakukan upaya penanggulangan krisis kesehatan
9) Menggunakan APD sesuai dengan level pelayanan (masker medis, face shield, hand
schoon, coverall) mengacu kepada pedoman penggunaan APD Kementerian
Kesehatan dan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19
10) Pelatihan pemakaian dan pelepasan APD
11) Menerapkan secara ketat protokol kesehatan (memakai masker, mencuci tangan
dengan sabun dan menjaga jarak)
12) Fasililas isolasi bagi nakes yang tertular Covid 19

17
b. Penatalaksanaan Kasus
1) Bila berada di tempat pengungsian, tetap terapkan protokol kesehatan pencegahan
penyebaran COVID-19 yaitu memakai masker, menjaga jarak aman dan cuci tangan
pakai sabun di air mengalir/hand sanitizer.
2) Bila ada warga yang sedang menjalankan isolasi mandiri, maka pastikan untuk
ditempatkan pada lokasi khusus bagi pengungsi yang menjalani isolasi mandiri.
3) Selain itu menjaga ventilasi di ruangan pengungsian agar udara dapat keluar masuk
ruangan dengan baik.
4) memastikan semua staf di lapangan, pengungsi dan masyarakat sekitar memiliki akses ke
daftar kontak dan informasi yang relevan.
5) Buat dan latih fokal poin (di tingkat blok dan sektor, jika ada) atau para pemimpin/tokoh
masyarakat tentang praktik mencuci tangan yang baik dan cara memantau populasi yang
rentan dan berisiko tinggi
6) Informasikan kepada pengungsi apa yang dapat terjadi jika mereka merasa sakit dan ke
mana mereka harus pergi untuk mendapatkan bantuan.
7) Memantau dan aktif melawan isu/rumor negatif atau informasi menyesatkan (hoax) yang
dapat membahayakan individu atau kelompok yang tinggal di tempat pengungsian dan
sekitarnya.
8) Utamakan dan gunakan metode yang berbeda-beda untuk menyebarkan pesan dan
informasi, seperti materi KIE (komunikasi, informasi dan edukasi), pengumuman radio,
aplikasi maya/online dan pengumuman lewat corong daripada cara-cara seperti dari pintu
ke pintu atau rapat fisik.
9) Perbanyak sarana untuk mencuci tangan secara teratur, terutama di pintu masuk tempat
pengungsian, fasilitas-fasilitas umum dan tempat berkumpul.
10) Upaya Pencegahan Infeksi seperti: pengendalian alur pergerakan pengungsi, pengurangan
kepadatan dan penyaringan pendatang baru.
11) menyediakan dukungan kesehatan mental dan psikososial kepada orang-orang yang
terisolasi dan keluarga mereka, serta kegiatan mobilisasi masyarakat untuk menghindari
stigmatisasi orang-orang yang terisolasi

18
3. Seandainya kita mundur sebelum kejadian bencana terjadi, upaya-upaya apa saja
yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan di puskesmas pada tahap prakrisis
kesehatan untuk mengurangi risiko krisis kesehatan?

Dapat dilakukan tindakan berupa:

 Penyiapan logistik penanggulangan krisis kesehatan (Obat, bahan habis pakai,


APD, perahu karet, tenda pos kesehatan, dan alat kesehatan) yang memadai.
 Identifikasi wilayah kerja Puskesmas yang rawan bencana
 Memberdayakan masyarakat agar cepat tanggap bencana melalui sosialisasi
 Melakukan kajian risiko Kesehatan
 Menyusun dan mensosialisasikan kebijakan penanggulangan krisis Kesehatan
 Melakukan simulasi pada bidang Kesehatan dan meningkatkan pemberdayaan
masyarakat dalam hal manajerial maupun teknis.
 Membentuk EMT, tim RHA, PHRRT, dan tim kesehatan lainnya.
 Menyiapkan ketersediaan sarana prasarana kesehatan, dan Perbekalan Kesehatan
yang memadai untuk upaya tanggap darurat.

Selain itu dapat pula dilakukan:


1) Identifikasi wilayah kerja Puskesmas :
o Jenis bencana yang rawan terjadi (melihat topografi wilayah (diKabupaten Z,
adalah wilayah perbukitan, yang rawan longsor pada saat musim penghujan),
Kerentanan : populasi rentan (balita)
o Kapasitas kesehatan (jumlah nakes, faskes pemerintah dan swasta)

o Kapasitas non kesehatan (akses jalan, gedung untuk pengungsian, dll)


2) Menyusun rencana penanggulangan krisis kesehatan
o Peta respon, yaitu respon kapasitas daerah dalam merespon kedaruratan yang
disajikan dalam bentuk peta yang berisi bahaya (single hazard), kapasitas, alur
respon, dan jalur evakuasi.
3) Membentuk Tim Kesehatan Puskesmas (RHA, Tim Medis Darurat dan Tim
Kesehatan Lingkungan)
4) Peningkatan Kapasitas Tenaga Kesehatan (pelatihan, simulasi)
19
5) SOP, Peraturan terkait penanggulangan krisis kesehatan (SOP mobilisasi nakes,
SOP alur pelaporan dan sistem informasi)

6) Penyiapan logistik penanggulangan krisis kesehatan (Obat, bahan habis pakai,


APD, perahu karet, tenda pos kesehatan, alat kesehatan, dll)

7) Membangun sistem informasi penanggulangan krisis kesehatan.

8) Pemberdayaan Masyarakat (sosialisasi bencana, pelatihan evakuasi, pertolongan


pertama, dll)

20

Anda mungkin juga menyukai