Anda di halaman 1dari 2

Fatmawati Hamzading

F011201034

Pengakuan Kelima
“Tuhan, Izinkan Aku Menjadi Pelacur”
Kiran tampaknya putus asa menatap waktu yang enggan berhenti meski telah berpapasan
dengan lolongan pintanya yang lebih mirip raungan. Seperti kereta api yang tak pernah mau
peduli dengan penumpangnya; terlambat atau tidak, pikir Kiran. Dan dia bukan pula Hawa yang
bertahan menanti Adam atas nama cinta dalam kesunyian yang penuh harap, tapi dia adalah
Kiran yang dipertemukan semesta pada seorang lelaki yang memiliki pola pikir berseberangan
dengannya saat itu. Bagaimana Kiran ingin menertawai dirinya kala itu, yang dengan semangat
menggebu-gebu berusaha beradu kepala dengan seorang aktivis Ketua Forum Studi Mahasiswa
Kiri untuk Demokrasi, hingga pada akhirnya komunikasi mereka harus terputus karena saling
membentengi diri dengan prinsip masing-masing.
Sebuah cerita tentang Kiran tidak berhenti sampai di situ, dia kembali bertemu dengan
Daarul Rachim. Hanya saja orang yang sama sedang menjadi orang yang berbeda. Semuanya
berjalan layaknya kisah-kisah insan lainnya. berkenalan, makan bersama, diskusi, saling
mengunjungi lalu sampailah pada situasi di mana Kiran benar-benar merelakan waktunya
bertumbuk mesra seolah begitu menikmati setiap sentuhan yang Daarul berikan.

Data Religiusitas

1. Pikiran dari mana pula yang menyeru-nyeruku, sekaligus memaksaku, melihat tempat
paling kotor di mata pembela-pembela Tuhan yang wangi dan bersorban itu—juga di
mataku ketika aku masih terdaftar sebagai orang paling aktif dalam barisan srikandi
Jemaah.
2. Hanya satu pikiran yang ada dalam benakku: sangat mengasyikkan ini cowok buat
pelampiasan ketimbang memikirkan Tuhan yang sudah mengecewakanku dan
membayangkan takut yang berlebihan akan dibunuh sekuriti Jemaah seperti dialami oleh
teman-teman kakakku.
3. Tuhan yang kuagung-agungkan yang ternyata mengecewakan sudah kuusir dan sudah tak
bersemayam lagi di sana yang bisa membantuku untuk memertahankan virginitasku.
4. Imanku telah dilukai. Nalarku telah dilukai. Kini laki-laki itu diutus oleh penguasa
kegelapan untuk melukai keperempuananku.

Intrepretasi Data

1. Di sini Kiran menceritakan bagaimana terkadang ada beberapa manusia yang


menganggap dirinya dekat dengan Tuhan, kemudian menilai sesuatu yang berkaitan
dengan larangan Tuhan sebagai hal yang sangat keji. Padahal di luar daripada itu, kita
tidak harus menggunakan persepektif agama. Hal yang sama pun menimpa dirinya saat
masih bergelut dalam barisan srikandi Jemaah.
2. Tokoh Kiran melampiaskan kekecewannya terhadap Tuhan dengan menjadikan sosok
Daarul sebagai tempat menumpahkan segalanya.
3. Ketika Kiran telah berada di jurang kesakitan karena bertumbuk dosa dengan Daarul, di
saat itulah Tuhan yang ia agung-agungkan seketika lenyap bersamaan dengan beribu
kecewanya.
4. Semuanya luput, ia merasa jauh dengan Tuhan. Segalanya seolah kasat mata, sebab
benteng yang bernama iman, yang selama ini menjaga keperempuanannya berhasil
meruntuhkan pertahanannya.

Anda mungkin juga menyukai