Anda di halaman 1dari 3

[Review Novel] Danur

Dyah Muawiyah 3 years ago Bukune, Review 2014, Risa Sarawati

Goodreads

IDENTITAS BUKU :
Judul : Danur
Penulis : Risa Saraswati
Penerbit : Bukune
Tebal : 210 halaman
Terbit : Cetakan 5, 2014
ISBN : 602-220-019-9
Dapat dari : buntelan dari Ryana's Locker
Bisa dibeli di : bukabuku.com
Rating : 3/5 bintang

SINOPSIS :
Buku ini menceritakan tentang pertemanan Risa dengan 5 orang anak Belanda yang pernah
menjadi manusia. Ya, pernah menjadi manusia, yang berarti status mereka saat ini adalah hantu.
Tapi mereka tidak suka dengan sebutan hantu. Meskipun sebenarnya mereka itu hantu -_-

Peter, Hans dan Hendrick, William, dan Jahnsen adalah 5 bocah Belanda yang meninggal akibat
kekejaman Nipon di Indonesia. Awal mula petemanan Risa dan kelima bocah ini adalah ketika
Risa yang menangis sendirian di pojok loteng, kemudian datanglah Peter yang mengaku sebagai
tetangga baru sebelah komplek rumah.
Mulanya Risa menganggap kelima temannya itu sama seperti dirinya, manusia. Tapi suatu ketika
Risa melihat mereka meraung-raung kesakitan dengan penggalan kepala yang terpisah jauh dari
baju lusuh mereka. Tak ada manusia normal yang bisa melakukan hal ajaib seperti itu. Barulah
Risa menyadari bahwa kelima temannya itu bukanlah "manusia normal."

Ternyata persahabatan mereka meminta lebih. Dimulai dari sumpah Risa yang akan mengikuti
jejak Peter dan teman-temannya ketika ia berusia 13 tahun, usia dimana Peter meninggal. Namun
setelah 3 kali percobaan bunuh diri dan kesemuanya gagal, Risa sadar bahwa ia tidak bisa
memaksakan takdir.

Jangan suka melanggar janji. Apalagi janji dengan hantu Belanda yang amat menghargai janji.
Akibat melanggar kata-katanya, Peter dan teman-temannya pergi meninggalkan Risa. Semenjak
itu Risa di datangi oleh hantu-hantu lain, yang semuanya memiliki kisah menyedihkan semasa
hidup.

Ada Samantha yang tetap menunggu kedatangan orang tuanya setelah 80 tahun meninggal. Ada
Asih yang arwahnya penasaran karena meninggal gantung diri. Ada duo sahabat, Jane dan Sarah
yang tidak terpisahkan hingga ajal menjemput, dan ada hantu Elizabeth, Sarah dan Tedy, yang
mencintai anak manusia.

Namun di luar semua itu Risa merasa kesepian. Ia ditinggal pergi kelima sahabatnya, ia juga
memiliki masalah sendiri. Namun dirinya malah diganggu jiwa-jiwa penasaran. Semakin ia
menutup mata dan telinganya, semakin kuat pula-lah Danur yang diciumnya.

"Kau tau kan apa itu Danur? Itu adalah air berbau busuk yang keluar dari mayat yang mulai
membusuk." [hal. 181]

REVIEW :
Buku ini baru sampai jam setengah 6 tadi. Enggak sampai 3 jam, aku udah bisa
menyelesaikannya :) Setelah 3 minggu penasaran sama buku ini, akhirnya hampir terpuaskan
setelah membacanya.

Danur ini masuk ke Virtual Book Tour Horror, dan saat itu aku menganggap buku ini bergenre
horor. Namun setelah membaca, hanya ada sedikit unsur horor di dalamnya, meskipun yang
dibahas adalah kisah-kisah hantu.

Pesan penulis tersalurkan melalui buku ini. Penulis menginginkan kita sebagai pembaca untuk
dapat melihat hantu-hantu tersebut dari sudut pandang lain. Sama dengan Penulis yang alih-alih
takut, malah merasa iba pada mereka.

Aku pun merasakan hal yang sama. Sama sekali tidak ketakutan, tapi miris. Ternyata banyak
kehidupan lain yang lebih mengenaskan dibandingkan hidup sendiri. Dari kisah-kisah mereka
pun kita bisa mengambil banyak pelajaran. Mereka sama seperti kita. Mereka hanya ingin di
dengar.
Dari buku ini juga bisa mengetahui beberapa hal, sedikit banyaknya tentang sejarah kita.
Ternyata Nipon itu kejam ya. Masuk seenaknya ke rumah orang, kalo ketemu anak laki-laki
Belanda, kepala anak itu ditebas. Kalo perempuan, di tangkap dan dimasukin ke penjara. Bagi
yang cantik, jadi budak pemuas nafsu mereka.

Di bab Delima-Delima Ermawar sempat ketawa-ketawa. Jadi kalo perempuan Belanda yang
meninggal, hantunya itu masih cantik, pakai baju bagus. Nah kalo perempuan kita yang
meninggal dan arwahnya gentayangan, yang biasanya kita sebut Kuntilanak, itu ya bajunya biasa
aja. Dan ternyata di kalangan para hantu pun masih ada kelas-kelasnya. Jadi hantu perempuan
Belanda itu kelasnya lebih tinggi daripada Kuntilanak. Hadeh.

Tapi entah kenapa meskipun banyak kisah-kisah yang menyedihkan, aku kurang bisa
merasakann emosinya. Rasanya sih kasihan, tapi kok ya datar aja gitu. Terus untuk lagu yang
menggunakan bahasa sunda. Itu artinya apa? Maunya di kasih artian bahasa Indonesianya :(

Namun secara keseluruhan cukup menghibur. Suka sama buku yang ketika membacanya itu, kita
bakalan mendapat informasi baru yang nggak pasaran. Lumayan buat bahan obrolan sama orang
lain x)

Masih penasaran sama Maddah dan Sunyaruri. Semoga ceritanya lebih kompleks dan lebih bisa
mengena di hati x)

Anda mungkin juga menyukai