Yth. Bapak/Ibu
(Daftar terlampir)
Sebagai informasi lebih lanjut dapat menghubungi Sdr. Varradi Syailendra, HP.
081317043963. Demikian disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya
disampaikan terima kasih.
Agus Wibowo
Tembusan :
1. Kepala BNPB;
2. Sekretaris Utama BNPB
Lampiran I
Nomor : B-208/BNPB/D1 /PK.01.01/08/2021
Tanggal :18 Agustus 2021
Agus Wibowo
Lampiran II
Nomor : B-208/BNPB/D1 /PK.01.01/08/2021
Tanggal : 18 Agustus 2021
I. Latar Belakang
Contoh kerentanan industri pariwisata terhadap bencana dan krisis adalah kejadian
gempabumi di Lombok pada tahun 2018. Gempabumi dengan kekuatan 7 Skala
Richter (SR) ini mengakibatkan ratusan orang luka-luka dan meninggal dunia serta
menyebabkan kerusakan sejumlah bangunan dan fasilitas publik seperti tempat
tinggal, rumah sakit, pusat perbelanjaan, hingga bandara. Hal ini berdampak pada
penurunan jumlah wisatawan di pulau Lombok. Dari pengalaman bencana gempabumi
Lombok, maka dapat dikatakan bahwa industri pariwisata sangat rentan terhadap
bencana dan krisis.
Disamping itu, kondisi pariwisata saat ini juga menurun akibat dampak pandemi wabah
penyakit, salah satunya adalah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19). Sektor
pariwisata merupakan sektor yang mendapatkan dampak langsung, seperti
menurunnya jumlah wisatawan sehingga menurunkan aktivitas ekonomi pada
kawasan pariwisata tersebut. Maka dari itu, perlu adanya strategi adaptasi bagi pelaku
usaha dan juga pemerintah dalam merespon kondisi terkini. Melalui kebijakan dan aksi
yang tepat, aktivitas pariwisata dapat terus berjalan.
Upaya pengelolaan risiko bencana di kawasan pariwisata masih sangat minim atau
belum optimal. Pengembangkan kawasan pariwisata nasional secara masif bila tanpa
menyiapkan upaya pengelolaan risiko bencana yang kolaboratif dan terpadu dapat
berkonsekuensi pada meningkatnya risiko atau potensi dampak kerusakan dan
kerugian serta korban akibat bencana pada masa mendatang. Dari permasalahan
tersebut maka perlu disusun kebijakan yang paling tepat sesuai kriteria yang dapat
mengoptimalkan pengelolaan risiko bencana di Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional dengan menyusun Rencana Penanggulangan Bencana Kawasan Strategis
Pariwisata Nasional sebagai perencanaan dan keterpaduan penyelenggaraan
penanggulangan bencana di daerah wisata tersebut menjadi lebih optimal.
Penyusunan RPB di KSPN harus mengacu kebijakan Nasional PB, Pembangunan,
Kepariwisataan dan komitmen Global. RPB KSPN ini diharapkan menjadi rencana
induk pengelolaan risiko bencana di KSPN yang terintegrasi dengan perencanaan
pembangunan dan sektoral terkait.
Kawasan Penyangga adalah kawasan yang menyangga keberadaan air bagi Danau
Toba, yaitu pada Kabupaten Kota Tanjung Balai, Kabupaten Asahan dan Kabupaten
Pakpak Bharat. Kawasan Pendukung adalah kabupaten yang berada di sekeliling
danau, beberapa diantaranya menjadi daerah geopark kaldera Toba, dan masuk
dalam wilayah perencanaan ITMP, namun tidak menjadi KTA. Kabupaten yang masuk
dalam Kawasan Pendukung ini adalah Kabupaten Dairi dan Kabupaten Humbang
Hasundutan. Kawasan Utama adalah kawasan yang menjadi KTA Danau Toba.
Kabupaten yang menjadi Kawasan Utama adalah Kabupaten Simalungun (KTA
Girsang Sipangan Bolon), Kabupaten Karo (KTA Merek), Kabupaten Samosir (KTA
Simanindo dan KTA Pangururan), Kabupaten Tapanuli Utara (KTA Muara), Kabupaten
Toba (KTA Balige).
Berdasarkan hasil kajian risiko bencana, Kawasan Pariwisata Danau Toba memiliki
risiko yang rendah hingga tinggi terhadap bencana gempabumi. Tingkat risiko tinggi di
Desa Hutaginjang, Kecamatan Muara untuk KTA Muara Balige. Risiko Tinggi di KTA
Panguruan-Simanindo-Girsang Sipangan Bolon terdapat di Desa Girsang, Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon. Tingkat risiko bencana banjir bandang yang tinggi di KTA
Muara-Balige Kawasan Pariwisata Danau Toba terdapat di Desa Hutanamora,
Kecamatan Balige (Desa Hutanamora). Sedangkan untuk bencana banjir yang tinggi
berada di Desa Siboruon Kecamatan Balige.
Risiko bencana tanah longsor yang tinggi berada di Desa Aek Bolon Jae Kecamatan
Balige yang berada di KTA Muara-Balige dan Desa Sabaganding Kecamatan Girsang
Sipangan Bolon, Desa Parbalohan Kecamatan Simanindo (Desa Parbalohan), Desa
Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan di KTA PanguruanSimanindo-Girsang
Sipangan Bolon. Untuk KTA Merek, tidak ada yang memiliki tingkat risiko tinggi, namun
sedang.
Tingkat risiko bencana epidemi dan wabah penyakit (Covid 19) yang tinggi terdapat di
Desa Hutaginjang Kecamatan Muara KTA Muara-Balige, Desa Girsang Kecamatan
Girsang Sipangan Bolon di KTA Panguruan-Simanindo-Girsang Sipangan Bolon.
Sedangkan di KTA Merek semua kawasan memiliki risiko bencana yang sedang
terhadap bahaya epidemi dan wabah penyakit (Covid 19).
Pada kawasan yang telah terbentuk dan tengah berkembang, strategi
penyelenggaraan penanggulangan bencana dititkberatkan untuk menjadi pendukung
dari strategi pengembangan kawasan. Penyelenggaraan penanggulangan bencana
sepatutnya menjadi penambahan nilai yang mendorong wisatawan untuk memilih
meluangkan waktu nya di Danau Toba dibanding kawasan lain yang belum
menerapkan pengelolaan risiko bencana, baik pra-saat mau pun pasca bencana yang
tertuang dalam dokumen rencana penanggulangan bencana kawasan.
Dengan perspektif ini, maka RPB KSPN Danau Toba berfokus kepada perlindungan
wisatawan dan kawasan dari bencana, berdasarkan 6 aspek perencanaan. Aspek-
aspek tersebut adalah:
Proses identifikasi ini akan dilaksanakan dengan serangkaian kegiatan survey yang
dilaksanakan baik di daerah KSPN Danau Toba, atau pun di luar daerah KSPN Danau
Toba. Survey ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Persiapan Penyunan RPB
KSPN Danau Toba yang diinisiasi oleh BNPB dengan menggunakan APBN Tahun
Anggaran 2021.
III. Pelaksanaan
Kegiatan Survey Persiapan ini dibagi menjadi 2 sub kegiatan, yaitu survey lapangan
dan FGD.
Survey Lapangan
hari/tanggal : Selasa/24 Agustus 2021 sampai dengan Kamis/26 Agustus
2021
Lokasi : Kawasan Utama, Kawasan Pendukung dan Kawasan
Penyangga KSPN Danau Toba
Narasumber : Kalak BPBD, Kepala Bappeda, pemangku kepentingan
kunci pada tiap KTA, kawasan pendukung dan kawasan
penyangga KSPN Danau Toba.
FGD
hari/tanggal : Jumat/27 Agustus 2021
V. Penutup
Demikian Kerangka Acuan Kerja ini, untuk menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan survey
penyusunan RPB KSPN Danau Toba.