Anda di halaman 1dari 28

Pengaruh Terpaan Iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” Versi Artis

K-Pop (BTS dan Blackpink) Terhadap Brand Image


(Studi Kasus Mahasiswa S1 Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta
Angakatan 2017)

PROPOSAL

Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Mata Kuliah Metodologi


Penelitian Sosial

Penyusun:

Nama: Gatra Formatika

NIM: 17419144013

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam masa pandemi Covid-19 ini aktivitas fisik bertatap muka dengan
orang lain dibatasi oleh pemerintah guna menekan penyebaran penyakit Covid-19.
Aktivitas masyarakat dalam bekerja, bersosial, belanja dan lain sebagainya
kebanyakan dilakukan secara daring. Dalam data yang dirilis BPS dalam laporan
yang berjudul “Tinjauan Big Data Terhadap Dampak Covid-19 2020” selama
pandemi ini malah terjadi sebuah lonjakan dalam penjualan di market place. Di
bulan Maret terjadi sebuah lonjakan sebesar 320% dari penjualan awal tahun atau
pada bulan Januari dan pada bulan April tercatat sebanyak 480% penjualan online
dari pada penjualan di bulan Januari. Hal tersebut berhubungan dengan terjadinya
kasus positif Covid-19 pertama di Indonesia yang terdeteksi pada tanggal 02 Maret
2020, sehingga menimbulkan kegiatan transaksi jual-beli kebutuhan hidup yang
tinggi oleh masyarakat.

Salah satu e-commerce yang paling banyak dikunjungi oleh masyarakat


adalah Tokopedia. Situs Tokopedia dalam data yang dikumpulkan iprice.com
pengunjung Tokopedia pada trisemester tahun 2020 ini menyentuh angka 84 juta
per bulan dengan total peningkatan sebanyak 25% sejak awal tahun 2020 kemarin.
Dari data tersebut menjadikan satu-satunya e-commerce lokal yang memiliki
pengunjung website lokal terbanyak di Asia Tenggara menyaingi Shopee dan
Lazada yang berkategori sebagai e-commerce regional. Kemudian dibawah
Tokopedia ada Bukalapak yang memiliki rata-rata jumlah pengunjung website
perbulan sebanyak 35 juta pada trisemester tahun 2020.

Untuk meningkatkan maupun menahan jumlah pengunjung tersebut tentu


ada strategi pemasaran yang dilakukan oleh pihak Tokopedia. Salah satunya adalah
dengan membuat iklan yang menarik oleh khalayak dengan menggaet artis-artis
terkenal. Seperti yang dilakukan akhir-akhir ini oleh Tokopedia melakukan kerja
sama dengan artis K-pop yaitu BTS dan Blackpink untuk menjadi Brand
Ambassador Tokopedia. Hal ini diketahui setelah pihak mengeluarkan press release
yang dikeluarkan pada tanggal 25 Januari 2021.

Tabel 1.1

Hasil Perbandingan Jumlah Tayangan Iklan

No Judul Iklan Tanggal Upload Ditonton


1 Tokopedia x Blackpink :
26 Januari 2021 28.717.128
Waktunya Indonesia Belanja!
2 Tokopedia x BTS : Waktu
26 Januari 2021 19.530.417
Indonesia Belanja!
3 Promo WIB Spesial Ulang Tahun
21 Agustus 2021 9.717.524
Tokopedia ke-11!
4 Pesta Promo Asik di Waktu
26 Juli 2020 83.471
Indonesia Belanja!
(Sumber: https://www.youtube.com/channel/UCAFlBkLMn1dmdYk0kBud4RA
diakses tanggal 09 Maret 2021 pukul 22.00 WIB)

Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa judul iklan tokopedia x


Blackpink : Waktunya Indonesia Belanja, mendapatkan jumlah viewers yang sangat
banyak yaitu mencapai 28.717.128 pada tanggal 26 Januari 2021. Di tanggal upload
yang sama ada judul iklan tokopedia x BTS : Waktu Indonesia Belanja yang
mempunyai jumlah viewers mencapai 19.530.417.

Adanya iklan tokopedia dengan versi Blackpink dan BTS dapat membentuk
pandangan bahwa individu dapat tertarik dengan iklan tersebut. Pembentukan
persepsi ini dapat dilakukan melalui suatu brand image. Brand image mengandung
janji perusahaan untuk secara konsisten memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu
kepada pembeli. Selain itu, jika kualitas dapat memberikan manfaat fungsional
kepada konsumen, maka merek dapat memberikan tambahan manfaat lagi yang
sifatnya emosional dan berhubungan dengan psikologis konsumen, seperti prestice,
keyakinan, harapan, kebanggan, dan lain-lain. Maka dari itu menempatkan brand
sebagai salah satu komponen dari aset keunggulan bersaing, disamping kualitas dan
harga adalah sangat tepat. Apalagi jika produsen dapat mengelola ketiganya secara
tepat, maka akan terdapat semacam sinergi yang saling mendukung diantara
ketiganya (Anindita Oke Aryan, 2010).

Namun untuk membentuk sebuah brand image tidak cukup hanya melalui
iklan saja, namun kualitas produk dan harga pun juga dapat menentukan brand
image itu positif atau negatif. Salah satu individu yang dapat menilai sebuah brand
adalah mahasiswa, hal ini dikarenakan banyaknya mahasiswa yang menggunakan
aplikasi tokopedia.

Permasalahan yang dihadapi mahasiswa adalah bagaimana memilih produk


dengan kualitas yang sesuai harapan, mengingat mahasiswa termasuk sebagai
konsumen yang kritis dan sedang mengalami pendewasaan mental dan intelektual.
Disamping itu, mahasiswa termasuk dalam segmen smart customer yang
membutuhkan banyak pertimbangan sebelum melakukan keputusan pembelian
suatu produk. Oleh karena itu berdasarkan latar belakang di atas, penulis merasa
tertarik untuk mengetahui adakah pengaruh Terpaan Iklan Tokopedia Versi Artis
K-Pop (BTS dan Blackpink) Terhadap Brand Loyalty di Kalangan Mahasiswa S1
Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta Angakatan 2017.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat


diidenteifikasi masalah sebagai berikut:

1. Terdapat suatu peningkatan jumlah penonton iklan Tokopedia “Waktu


Indonesia Belanja” versi BTS dan Blackpink di Youtube daripada versi
yang sebelumnya yang telah di upload lebih lama.
2. Pengangkatan brand ambassador artis korea (BTS dan Blackpink) yang
diharapkan mampu meningkatkan citra dan penggunaan e-commerce
Tokopedia.
3. Banyaknya persaingan e-commerce di Indonesia sehingga membuat setiap
perusahaan harus membuat strategi untuk menarik lebih banyak konsumen.
C. Batasan Masalah

Dari identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran dimensi


permasalahan yang begitu luas. Akan tetapi menyadari adanya keterbatasan waktu
dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu memberi batasan masalah secara
jelas dan terfokus. Selanjutnya penelitian dibatasi hanya pada pengaruh terpaan
iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” versi BTS dan Blackpink terhadap
brand image Tokopedia.

D. Rumusan Masalah

Dalam uraian diatas dapat dirumuskan masalah dalam penelitian analisis


pengaruh terpaan iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” versi BTS dan
Blackpink terhadap brand image Tokopedia.

1. Bagaimana pengaruh iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” versi


BTS dan Blackpink terhadap brand image Tokopedia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka penelitian


ini dilakukan dengan tujuan:

1. Mengetahui pengaruh iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” versi


BTS dan Blackpink terhadap brand image Tokopedia.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mempunyai beberapa manfaat antara lain:


1. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih positif
bagi pengembangan ilmu pengetahuan di bidang Strategi Komunikasi
Pemasaran dan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi penelitian
sejenis yang akan dilakukan selanjutnya.
2. Perusahaan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk
upaya pengelolaan usaha dan penyusunan strategi pemasaran dalam upaya
untuk pengembangan bisnis usaha.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Terpaan Iklan

a. Definisi Terpaan Iklan

Shimp (2003:182) mendefinisikan terpaan (exposure) secara

sederhana sebagai interaksi konsumen dengan pesan dari pemasar.

Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan sehingga pembeli

prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau membaca

(read) iklan tersebut. Mereka dapat melihat iklan majalah,

mendengar iklan radio, menonton iklan televisi, dan lain-lain.

Exposure adalah peluang individu menangkap pesan iklan dari

media tertentu. Oleh karena itu kuantitas dan kualitas exposure

sama-sama penting bagi pengiklan (Tjiptono, 1997:241).

Terpaan ditentukan dari frekuensi (seberapa sering iklan

dilihat dan dibaca), intensitas (seberapa jauh khalayak mengerti

pesan iklan), dan durasi (seberapa lama khalayak memperhatikan

iklan) suatu iklan dilihat atau dibaca. Sesering dan selama apapun

seseorang melihat suatu iklan, belum tentu ia melihat iklan tersebut

secara seksama (dari awal sampai akhir), bisa saja hanya sekilas atau

sebagian (Well, et al, 2000:156).

b. Indikator Terpaan Iklan


Menurut Well et al (2000:156), terpaan iklan dapat diukur

dengan tiga indikator yaitu:

1) Frekuensi

Frekuensi yaitu seberapa sering iklan dilihat, dibaca dan

didengarkan. Semakin tinggi frekuensinya semakin pesan

tersebut menempel dalam benak konsumen dan mendapat

perhatian dari konsumen.

2) Intensitas

Intensitas yaitu seberapa jauh khalayak mengerti tentang isi

pesan iklan.

3) Durasi

Durasi yaitu seberapa lama iklan dilihat, dibaca, dan

didengarkan. Pemilihan pola durasi tergantung pada beberapa

faktor, yaitu anggaran periklanan, siklus konsumen, dan strategi

bersaing.

Tjiptono, (1997:241) berpendapat bahwa terpaan iklan dapat

diukur kuantitas dan kualitasnya melalui, jangkauan (reach), yaitu

jumlah individu yang menerima terpaan dari media tertentu minimal

sekali dalam periode waktu tertentu. Kekerapan (frequency), yaitu

berapa kali individu menerima tayangan atau pesan selama periode

waktu tertentu. Dampak (impact), yaitu nilai kualitatif tayangan

pada media tertentu.


Kotler (2002:668) berpendapat pengaruh terpaan terhadap

kesadaran audiens tergantung pada jangkauan, frekuensi, dan

pengaruh terpaan:

1) Jangkauan (reach)

Jangkauan yaitu jumlah orang atau rumah tangga yang

melihat paparan media tertentu setidaknya sekali dalam suatu

periode tertentu.

2) Frekuensi (frequency)

Frekuensi yaitu rata-rata banyaknya orang atau rumah

tangga yang melihat paparan pesan tersebut dalam suatu periode

waktu tertentu.

3) Dampak (impact)

Dampak yaitu nilai kualitatif dari suatu paparan melalui

media tertentu.

Menurut Tellis (2004:45) terpaan merupakan berapa kali

iklan dikirimkan ke konsumen atau rumah tangga perorangan,

sedangkan intensitas iklan mengacu pada tingkat iklan yang

ditargetkan kepada audiens konsumen.

2. Brand Image

a. Brand (Merek)

Brand adalah salah satu atribut yang sangat penting dari

sebuah produk yang penggunaanya pada saat ini sudah sangat

meluas karena beberapa alasan, dimana merek suatu produk berarti


memberikan nilai tambah produk tersebut. Pikiran para pelanggan

dipengaruhi oleh beragam pesan yang sampai pada angka ribuan

pesan dan sering berubah-ubah. Merek tidak hanya kesan-kesannya,

tetapi merek juga harus menempati suatu posisi khusus dalam

pikiran untuk benar-benar menjadi sebuah merek. Permasalahanya

bila merek tidak mendapat tempat khusus atau berbeda dalam benak

konsumen, maka akan memberi kesempatan bagi para pesaing untuk

menempati posisi dalam benak konsumen tersebut dan merek itu

menjadi kurang sejati. Oleh karena itulah maka diperlukan apa yang

dinamakan dengan merek sejati. Merek sejati terdiri dari tiga hal

yang merupakan sifat fundamental yang membedakan merek sejati

dalam benak konsumen yakni internalisasi jumlah kesan-kesan,

suatu khusus di “pikiran (mind’s eye)” konsumen, dan manfaat-

manfaat fungsional dan emosional yang dirasakan. Secara definitif

merek sejati dapat dijelaskan sebagai internalisasi jumlah dari semua

kesan yang diterima para pelanggan dan konsumen yang dihasilkan

dalam sebuah posisi khusus di “pikiran” konsumen berdasarkan

manfaat-manfaat fungsional dan emosional. Cara yang paling

mudah untuk membedakan merek sejati dengan merek lain adalah

dengan melihatnya pada serangkaian kesatuan yang

membandingkan kekhususan relatif. Jika merek menjadi khusus

dalam benak konsumen, maka merek tersebut lebih mendekati

definisi merek sejati.


Definisi lain tentang merek dijelaskan oleh Kotler dan Gary

Armstrong (2007: 70) dalam bukunya Dasar-Dasar Pemasaran

Principles of Marketing. Menurut mereka merek adalah nama,

istilah, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari semua ini yang

dimaksudkan untuk mengenali produk atau jasa dari seseorang atau

penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing. Jadi merek

mengidentifikasi pembuat atau penjual dari suatu produk. Merek

juga merupakan janji penjual untuk menyampaikan kesimpulan

sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli.

Merek dapat menyampaikan empat tingkat arti :

1) Atribut Merek akan mengingatkan orang pada atribut tertentu.

Misalnya keawetan dan sebagainya sehingga hal ini memberikan

suatu landasan pemosisian bagi atribut lain dari produk tersebut.

2) Manfaat Pelanggan tidak membeli atribut tetapi mereka

membeli manfaat dari produk tersebut. Oleh karena itu atribut

harus diterjemahkan menjadi manfaat fungsional dan emosional.

3) Nilai Merek juga mencerminkan sesuatu mengenai nilai – nilai

pembeli. Misalnya saja menilai prestasi, keamanan, dan prestise

tinggi suatu produk.

4) Kepribadian Merek menggambarkan kepribadian. Merek akan

menarik orang yang gambaran sebenarnya dan citra dirinya

cocok dengan citra merek.


Davis dalam Siamora, berpendapat bahwa brand yang kuat

memperoleh manfaat-manfaat berikut:

1) Loyalitas yang memungkinkan terjadinya transaksi berulang.

Misalnya anda loyal terhadap teh botol sosro, transaksi anda

akan berulang, anda tidak hanya sekali membeli produk tersebut.

Keuntungan perusahaan diperoleh bukan dari sekali transaksi.

2) Brand yang kuat memungkinkan perusahaan menetapkan harga

yang lebih tinggi (premium), yang berarti margin yang lebih

tinggi bagi perusahaan.

3) Brand yang kuat memberikan kredibilitas pada produk lain yang

menggunakan brand tersebut.

4) Brand yang kuat memberikan return yang lebih tinggi.

5) Brand yang kuat memungkinkan diferensiasi relatif dengan

pesaing yang jelas, bernilai dan berkesinambungan.

6) Brand yang kuat memungkinkan fokus internal yang jelas,

artinya dengan brand yang kuat, para karyawan mengerti untuk

apa brand ada dan apa yang perlu mereka lakukan untuk

mengusung brand itu.

7) Semakin kuat brand, dimana loyalitas semakin tinggi, maka

konsumen akan lebih toleran terhadap kesalahan produk atau

perusahaan.
8) Brand yang kuat menjadi faktor yang menarik karyawan-

karyawan berkualitas, sekaligus mempertahankan karyawan-

karyawan (yang puas).

9) Brand yang kuat menarik konsumen untuk hanya menggunakan

faktor brand dalam pengambilan keputusan pembelian. Brand

mengandung janji perusahaan untuk secara konsisten

memberikan ciri, manfaat, dan jasa tertentu kepada pembeli.

Durianto dkk, menyatakan bahwa brand lebih dari sekedar

jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam pengertian,

yaitu:

1) Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual

kembali, desain dan lain-lain.

2) Manfaat, meskipun suatu brand memiliki sejumlah atribut,

konsumen sebenarnya membeli manfat dari produk tersebut.

Dalam hal ini atribut brand diperlukan untuk diterjemahkan

menjadi manfaat fungsional maupun manfaat emosional.

3) Nilai, brand juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen.

4) Budaya, brand juga mencerminkan budaya tertentu.

5) Kepribadian, brand juga mencerminkan kepribadian tertentu.

Sering kali produk tertentu menggunakan kepribadian orang

yang terkenal untuk mendongkrak maupun menopang brand

produknya.
6) Pemakai, brand menunjukkan jenis konsumen yang membeli

atau menggunakan produk tersebut.

b. Brand Image (Citra Merek)

Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat

apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk

mengkomunikasikannya sehingga akan terbentuk citra merek

(brand image). Citra merek yang baik akan mendorong untuk

meningkatkan volume penjualan dan citra perusahaan. Citra merek

dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak

konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi

tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran

atau citra tertentu yang dikaitkan pada merek tertentu, sama halnya

ketika kita berpikir mengenai orang lain.

Pendapat Kotler dan Gary Armstrong (2007: 80) dimana

“Brand Image adalah himpunan keyakinan konsumen mengenai

berbagai merek”. Intinya Brand Images atau Brand Description,

yakni diskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap

merek tertentu. Dari sebuah produk dapat lahir sebuah brand jika

produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan

fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang

diinginkan konsumen (image brand) dan membangkitkan

pengalaman tertentu saat konsumen berinteraksi dengannya

(experiental brand). Citra produk dan makna asosiasi brand


dikomunikasikan oleh iklan dan media promosi lainnya, termasuk

public relation dan event sponsorship. Iklan dianggap mempunyai

peran terbesar dalam mengkomunikasikan citra sebuah brand dan

sebuah image brand juga dapat dibangun hanya menggunakan iklan

yang menciptakan asosiasi dan makna simbolik yang bukan

merupakan ekstensi dari fitur produk. Penting untuk dicatat bahwa

membangun sebuah brand tidak hanya melibatkan penciptaan

perceived difference melalui iklan. Sering terjadi kesalahpahaman

bahwa sebuah brand dibangun semata-mata menggunakan strategi

periklanan yang jitu untuk menciptakan citra dan asosiasi produk

yang diinginkan. Memang iklan berperan penting dalam

membangun banyak merek terutama yang memang

dideferensiasikan atas dasar citra produk akan tetapi, sebuah image

brand sekalipun harus didukung produk yang berkualitas, strategi

penetapan harga yang tepat untuk mendukung citra yang

dikomunikasikan melalui iklan produk tersebut.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rachel Febrida dan Roswita Oktavianti

(2020) tentang “PENGARUH TERPAAN IKLAN DI MEDIA

SOSIAL YOUTUBE TERHADAP PERSEPSI KONSUMEN (Studi

terhadap Pelanggan Iklan Tiket.com di Youtube)” menunjukkan hasil

dari uji korelasi (R) variabel X (terpaan iklan) terhadap variabel Y

(persepsi konsumen) dinyatakan cukup karena sebesar 0,583 yang


berada di rentang 0,40-0,599. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

terpaan iklan terhadap persepsi konsumen terdapat hubungan dan

hubungan tersebut adalah cukup. Dari hasil determinasi dari R square

adalah 0,340 dapat juga disimpulkan bahwa persepsi konsumen

terhadap iklan Tiket.com di Youtube dipengaruhi sebesar 34% oleh

terpaan iklan, sementara 66% dikuasai oleh variabel lainnya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Shafira Wahdini Adrian dan Iis Kurnia

Nurhayati (2018) tentang “PENGARUH TERPAAN IKLAN

YOUTUBE RAMAYAN 2017 VERSI BAHAGIANYA ADALAH

BAHAGIAKU TERHADAP CITRA MEREK” memiliki hasil analisis

deskriptif sebesar 76% untuk variable terpaan iklan dan 73% untuk

variabel citra merek. Sementara itu, hasil penelitian menunjukkan

bahwa terdapat pengaruh variabel bebas Terpaan Iklan (X) YouTube

Ramayana Ramadan 2017 versi Bahagianya adalah Bahagiaku terhadap

variabel terikat Citra Merek (Y) sebesar 35,4% sedangkan sisanya

64,6% dipengaruhi oleh faktor variabel lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan landasan teori diatas, kerangka berfikir pada penelitian

ini adalah merujuk pada pernyataan Shimp (2003:182) yang mendefinisikan

terpaan (exposure) secara sederhana sebagai interaksi konsumen dengan

pesan dari pemasar. Terpaan terjadi ketika sebuah iklan ditempatkan


sehingga pembeli prospektif dapat melihat (see), mendengar (hear) atau

membaca (read) iklan tersebut. Menurut Well et al (2000:156) terpaan iklan

dapat diukur dengan tiga indikator yaitu frekuensi, intensitas dan durasi.

Frekuensi yaitu seberapa sering iklan dilihat, dibaca dan didengarkan.

Semakin tinggi frekuensinya semakin pesan tersebut menempel dalam

benak konsumen dan mendapat perhatian dari konsumen. Intensitas yaitu

seberapa jauh khalayak mengerti tentang isi pesan iklan. Durasi yaitu

seberapa lama iklan dilihat, dibaca, dan didengarkan. Pemilihan pola durasi

tergantung pada beberapa faktor, yaitu anggaran periklanan, siklus

konsumen, dan strategi bersaing. Pendapat Kotler dan Gary Armstrong

(2007: 80) dimana “Brand Image adalah himpunan keyakinan konsumen

mengenai berbagai merek”. Dari sebuah produk dapat lahir sebuah brand

jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai keunggulan fungsi

(functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang diinginkan

konsumen (image brand) dan membangkitkan pengalaman tertentu saat

konsumen berinteraksi dengannya (experiental brand). Iklan dianggap

mempunyai peran terbesar dalam mengkomunikasikan citra sebuah brand

dan sebuah image brand juga dapat dibangun hanya menggunakan iklan

yang menciptakan asosiasi dan makna simbolik yang bukan merupakan

ekstensi dari fitur produk.Dari pengertian terpaan iklan dan brand image

tersebut secara tidak langsung iklan berpengaruh terhadap penilaian citra

suatu merek.
D. Hipotesis

Berdasarkan kerangka diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

H0 : Terpaan iklan YouTube Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” Versi

Artis K-Pop (BTS dan Blackpink) berpengaruh terhadap citra merek

H1 : Terpaan iklan YouTube Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” Versi

Artis K-Pop (BTS dan Blackpink) tidak berpengaruh terhadap citra merek.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis atau Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan kuantitatif eksplanatori yaitu salah satu

jenis penelitian yang spesifiknya sistematis, terencana, dan terstruktur

dengan jelas dari awal hingga akhir pembuatan desain penelitian. Penelitian

kuantitatif eksplanatori adalah penelitian yang akan menjelaskan hubungan

antara variabel-variabel yang mempengaruhi hipotesis peneliti (Sugiyono,

2016). Jenis penelitian tersebut tepat digunakan dalam penelitian ini karena

untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Terpaan Iklan Tokopedia

“Waktu Indonesia Belanja” Versi Artis K-Pop (BTS dan Blackpink)

Terhadap Brand Image.

Rancangan penelitian yang digunakan cross sectional yaitu suatu

penelitian untuk mempelajari dinamika kolerasi antara faktor-faktor risiko

dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi sekaligus pada suatu saat

(point time approach). Artinya tiap subjek hanya diobservasi sekali saja dan

pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada

saat pemeriksaan (Notoatmodjo, 2018). Oleh karena itu, pada penelitian ini

dilakukan pada waktu yang sama dan tidak ada periode tindak lanjut.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Rencana pengambilan data penelitian ini akan dilaksanakan pada Bulan

April 2021 melalui media sosial Whatshap.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


Populasi dalam penelitian ini yaitu Mahasiswa S1 Komunikasi

Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2017. Sedangkan sampel dalam

penelitian ini adalah total dari populasi yaitu seluruh Mahasiswa S1

Komunikasi Universitas Negeri Yogyakarta Angkatan 2017.

D. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional dan skala pengukuran variabel dalam penelitian ini

terdiri dari dua variabel yaitu terpaan iklan tokopedia dan brand image.

1. Terpaan Iklan

a. Frekuensi

Seberapa sering anda menonton Iklan Tokopedia “Waktu

Indonesia Belanja” Versi K-Pop (BTS dan Blackpink)

1) Rendah, jika jawaban jarang dengan jumlah frekuensi antara 1

kali dalam sehari dan diberi nilai (1)

2) Sedang, jika jawaban kadang-kadang dengan jumlah frekuensi

antara 2 kali dalam sehari maka diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban sering dengan jumlah frekuensi antara 3 kali

dalam sehari diberi nilai (3)

b. Intensitas Menonton

Seberapa besar tingkat perhatian terhadap iklan tokopedia.

1) Rendah, jika jawaban tidak memperhatikan dengan penjelasan

menonton hanya sekilas diberi nilai (1)


2) Sedang, jika jawaban kurang memperhatikan dengan penjelasan

menonton namun dengan melakukan kegiatan lain diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban memperhatikan dengan penjelasan

menonton tanpa melakukan kegiatan lain diberi nilai (3)

c. Isi Pesan

Isi pesan yang disampaikan lewat iklan jelas dan mudah

dipahami.

1) Rendah, jika jawaban tidak jelas dan tidak mudah dipahami diberi

nilai (1)

2) Sedang, jika jawaban kurang jelas dan kurang mudah dipahami

diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban jelas dan mudah dipahami diberi nilai (3)

d. Pemilihan Bintang Iklan

Penampilan selebriti endorser dalam iklan tokopedia dapat

menarik perhatian.

1) Rendah, jika jawaban tidak menarik diberi niali (1)

2) Sedang, jika jawaban kurang menarik diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban menarik diberi nilai (3)

e. Pemilihan musik atau jingle

Musik atau jingle iklan tokopedia dapat menarik perhatian.

1) Rendah, jika jawaban tidak menarik diberi niali (1)

2) Sedang, jika jawaban kurang menarik diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban menarik diberi nilai (3)


f. Pemilihan tagline mudah dipahami dan mudah diingat

Tagline tokopedia dalam iklan mudah dipahami dan mudah

diingat.

1) Rendah, jika jawaban tidak mudah dipahami dan tidak mudah

diingat diberi nilai (1)

2) Sedang, jika jawaban kurang dipahami dan kurang mudah diingat

diberi nilai (2)

3) Tinggi, jika jawaban mudah dipahami dan mudah diingat diberi

nilai (3)

2. Brand Image

a. Citra Pembuat (Corporate Image)

1) Persepsi mengenai iklan tokopedia.

a) Rendah, jika jawabannya tidak baik, maka diberi nilai (1)

b) Sedang, jika jawabannya cukup baik, maka diberi nilai (2)

c) Tinggi, jika jawabannya baik, maka diberi nilai (3)

2) Kualitas Pelayanan dalam menanggapi konsumen.

a) Rendah, jika jawabannya tidak baik, maka diberi nilai (1)

b) Sedang, jika jawabannya cukup baik, maka diberi nilai (2)

c) Tinggi, jika jawabannya baik, maka diberi nilai (3)

b. Citra Pemakai (User Image)

Harga Produk di Tokopedia Terjangkau

1) Rendah, jika jawabannya tidak terjangkau, maka diberi nilai (1)

2) Sedang, jika jawabannya kurang terjangkau, maka diberi nilai (2)


3) Tinggi, jika jawabannya terjangkau, maka diberi nilai (3)

c. Citra Produk (Product Image)

1) Seberapa populer tokopedia versi K-Pop di Indnesia

a) Rendah, jika jawabannya tidak populer, maka diberi nilai (1)

b) Sedang, jika jawabannya kurang populer, maka diberi nilai (2)

c) Tinggi, jika jawabannya populer, maka diberi nilai (3)

2) Tagline Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja” Versi K-Pop

menarik perhatian

a) Rendah, jika jawabannya tidak menarik perhatian, maka diberi

nilai (1)

b) Sedang, jika jawabannya kurang menarik, maka diberi nilai (2)

c) Tinggi, jika jawabannya menarik, maka diberi nilai (3)

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai alat atau instrument

untuk mengumpulkan data dari responden. Kuesioner terdiri dari 10

pertanyaan mengenai terpaan Iklan Tokopedia “Waktu Indonesia Belanja”

Versi K-Pop (BTS dan Blackpink) dan 10 pertanyaan mengenai Brand

Image. Data-data dari kuesioner tersebut diperoleh dari responden melalui

jawaban-jawaban yang diisi di kuesioner.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen

1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang

kurang valid berati memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti

secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh

mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung

lebih besar dibandingkan dengan nilai r tabel pada α = 0,05. Uji validitas

dan reliabilitas akan dilakukan pada 20 reponden dari Mahasiswa S1

Komunikasi Universitas ..... . Adapun yang dimaksud dengan bagian

instrumen dapat berupa butir-butir pertanyaan dari angket atau butir-butir

soal tes (Arikunto, 2013).

Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik kolerasi product

moment :

𝑛(∑𝑋𝑌)−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
r=
√{𝑛 ∑ 𝑥 2 −(∑ 𝑥 2 )} {𝑛 ∑ 𝑌 2 −(∑ 𝑌 2 ) }

Keterangan :

r : Koefisien korelasi antara masing-masing item pertanyaan

X : Skor setiap item (skor pertanyaan)

Y : Skor total pertanyaan

XY : Skor setiap item (X) dikali skor total (Y)

N : Jumlah sampel
Uji coba instrumen dapat dilaksanakan di tempat yang berbeda

dengan mengambil responden 10% dari jumlah sampel (Seta Basri,

2010).

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah menunjukkan pada suatu pengertian bahwa

suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Tinggi

rendahnya reliabilitas, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Suatu instrumen dapat dikatakan

reliabel apabila memiliki koefisien keandalan α > 0,6. Dengan demikian

pertanyaan yang memiliki skor korelasi lebih kecil dari 0,6 tidak

digunakan (Arikunto, 2013).

Reliabilitas instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat

dipercaya. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data

sesuai dengan tujuan pengukuran. Dilakukan uji reliabilitas dengan

menggunakan metode Alpha Cronbach diukur berdasarkan skala Alpha

Cronbach 0 sampai 1.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan metode Alpha

Cronbach untuk menentukan apakah setiap instrumen reliabel atau

tidak. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berati

semakin tinggi mengidentifikasikan bahwa terdapat kestabilan

pengukuran yang dilakukan oleh skala dari waktu ke waktu. Uji

reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan


menggunakan bantuan software SPPS versi 16,00. Adapun rumus

Alpha Cronbach adalah sebagai berikut :

𝐾 ∑𝜎𝛽 2
R = [𝐾−1] [1 − ]
𝜎

Keterangan :

R : Reliabilitas instrumen

K : Banyak soal

σ12 : Varian total

σ b2 : Jumlah varians butir

Pertanyaan-pertanyaan yang tidak sesuai dengan nilai yang telah

ditentukan (tidak valid) harus diganti atau direvisi atau di “drop”

(dihilangkan). Pertanyaan-pertanyaan yang tidak reliabel juga harus direvisi

atau dihilangkan (Notoadmojo, 2018).

G. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini yaitu univariat dan bivariat, dengan

menggunakan software Statistical Package for Social Sciences (SPSS),

dengan langkah-langkah analisis data yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat adalah menjelaskan atau mendiskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian. Bentuk analisis univariat

tergantung dari jenis datanya (Notoatmodjo, 2018). Analisis univariat


yang dilakukan untuk menggambarkan distribusi frekuensi variabel

penelitian yaitu Brand Image setelah mendapatkan pengaruh terpaan

iklan tokopedia. Analisis univariat dalam penelitian ini menggunakan

bantuan komputer dengan program software (SPSS).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat yaitu analisis yang dilakukan terhadap dua variabel

yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo, 2018).

Analisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara variabel independen (terpaan iklan tokopedia) dan variabel

dependen (brand image). Pada penelitian ini analisis bivariat

menggunakan analisis regresi linier sederhana, yaitu metode statistik

untuk menguji sejauh mana hubungan dan pengaruh sebab akibat antara

variabel independen dan variabel dependen dalam suatu penelitian.

Analisis data dan perhitungan penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan perangkat lunak komputer program SPSS 16.


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Durianto, Darmadi, 2011, Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan

Perilaku Merek, Cetakan XX. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan. Cetakan Ketiga.

Jakarta: PT. Rineka Cipta

Shimp, Terrence A.,. 2003. Periklanan Promosi Dan Aspek Tambahan

Komunikasi Pemasaran Terpadu, Edisi Ke-5 Jilid Ke-1. Jakarta : Erlangga.

Simamora, Bilson. 2011. Memenangkan Pasar dengan Pemasaran Efektif dan.

Profitabel. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Tellis, Gerard J., 2004. Efective Advertising, USA : Sage Publications, inc

Tjiptono, Fandy. 1997, Strategi Pemasaran, Yogyakarta : PT. Andi

Wells, William., John Burnett, Sandra Moriarty. 2000. Advertising Pririnciples

And Practice, Five Edition, New Jersey : Prentice-Hall International.

Anda mungkin juga menyukai