Anda di halaman 1dari 16

Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan

/ 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

ISSN: 1111-2222 Vol. 4 | No. 2

Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis


Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot
dengan Neutrosophic Analytic Hierarchy Process
Loebby Adama Nugraha, Nurullaily Kartika
Departemen Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Corresponding author:
Universitas Airlangga Kampus B Universitas Airlangga, nurullaily@feb.unair.ac.id
Jalan Airlangga 4 Surabaya, Indonesia

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang efektif dan efisien untuk pengembangan bisnis
Bebys Coffee. Penelitian ini menggunakan data primer dengan penyebaran kuesioner kepada 6 responden
yang bergerak di bidang industri kopi, menggunakan pendekatan konsumen dimana pendekatan
kualitatif deskriptif. Pengujian rumusan masalah menggunakan metode analisis SWOT (Strength,
Weakness, Opportunity, Threat) dengan Neutrosophic Analytic Hierarchy Process (NAHP). Hasil penelitian
menunjukkan perumusan strategi pengembangan bisnis Kopi Bebys berupa strategi keunggulan komparatif
(SO) dengan perluasan merek; strategi investasi (WO) in-store dan infrastruktur pemasaran; strategi
mobilisasi (ST) di ceruk pasar dengan diferensiasi produk linier dan strategi pengendalian kerusakan
(WT) dengan strategi perang harga untuk meningkatkan kesadaran dan menutupi biaya operasional.
Keterbatasan penelitian ini adalah hanya bersifat deskriptif dan kualitatif yang menitikberatkan pada
pengembangan strategi manajemen yang komprehensif dan tidak mengembangkan strategi manajemen
yang lebih detail pada hal-hal teknis. Maka, Bebys Coffee memerlukan analisis SWOT menggunakan
NAHP untuk menangkap peluang dari tingginya permintaan minuman kopi dan menghadapi ancaman
kompetitor yang memiliki brand kuat dan toko yang lebih nyaman.

Kata kunci:
Bebys Coffee, Pengembangan Bisnis, NAHP, Manajemen Strategis, Analisis SWOT.

ABSTRACT

This study aims to determine an effective and efficient strategy for the business development of Bebys Coffee.
This study uses primary data with a questionnaire distributed to 6 respondents who are engaged in the coffee
industry. This study uses a consumer approach where a descriptive qualitative approach. Testing the problem
formulation using the SWOT analysis method (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) with Neutrosophic
Analytic Hierarchy Process (NAHP). The results of this study indicate the formulation of a Bebys Coffee
business development strategy in the form of comparative advantage (SO) strategy with brand expansion;
investment strategy (WO) in-store and marketing infrastructure; mobilization strategy (ST) in a niche market
with linear product differentiation and a damage control (WT) strategy with a price war strategy to increase
awareness and cover operational costs. The limitation of this research is that the research is only descriptive
and qualitative which focuses on developing comprehensive management strategies and does not develop
more detailed management strategies on technical matters. So that Bebys Coffee requires a SWOT analysis
using Neutrosophic AHP to capture opportunities from high demand for coffee drinks and face the threat of
competitors who have strong brands and more comfortable shops.

Keywords:
Bebys Coffee, Business Development, NAHP, Strategic Management, SWOT analysis

Copyright © 2021, Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | PERWIRA

123
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

PENDAHULUAN traffic pelanggan yang cukup banyak.


Indonesia merupakan negara yang termasuk
dalam kategori negara berkembang dengan Dalam satu tahun operasional berjalan dari
pertumbuhan yang baik. Kemlu.go.id tahun 2018-2019, penjualan Bebys Coffee
(2019) melaporkan Indonesia telah menjadi mengalami pertumbuhan yang stagnan
anggota G-20 yang merupakan 20 negara dan lebih kecil jika dibandingkan dengan
dengan pertumbuhan yang baik di dunia kompetitor lain yang bergerak di bidang
dan mampu menghadapi krisis global yang kedai kopi dengan jumlah rata-rata 19
telah terjadi. cangkir perhari.

Pertumbuhan ekonomi yang baik ini diikuti Untuk meningkatkan performa penjualan
oleh pertumbuhan pasar konsumsi yang Bebys Coffee, beberapa peneliti melakukan
tinggi juga. International Coffee Organization perbaikan operasional perusahaan untuk
(2019) mencatat tingkat konsumsi kopi meningkatkan produktivitas dan efisiensi
Indonesia mencapai pertumbuhan 44% biaya (Darja & Březinová, 2013). Manajemen
dalam sepuluh tahun terakhir (2008-2019) strategi dapat meningkatkan keunggulan
dimana tingkat konsumsi perkapita pada kompetitif perusahaan dimana perusahaan
tahun 2019 mencapai 1,19 Kg pertahun dapat meningkatkan produktifitas dan
(Investor.id, 2020). Euromonitor juga efisiensi biaya sehingga kualitas produk
mencatat pertumbuhan gerai kedai kopi dapat diproduksi lebih baik dengan harga
dan specialty kopi mencapai dua kali lipat lebih terjangkau (Kraus et al., 2011).
dari tahun 2012 sebanyak 514 untuk kedai
kopi dan 541 untuk specialty kopi hingga Analisis SWOT dan Analytic Hierarchy
2016 menjadi 1.025 untuk kedai kopi dan Process (AHP) merupakan salah satu
1.083 untuk specialty kopi di seluruh alat dari manajemen strategis. Analisis
indonesia (Bisnis.com, 2019). Data tersebut SWOT adalah metodologi praktis yang
menunjukkan bahwa tingkat konsumsi kopi diperuntukkan untuk manajer dalam
seduh yang siap dikonsumsi relatif tinggi di membangun strategis yang sukses dengan
Indonesia. menganalisis kekuatan, kelemahan,
peluang, dan ancaman. Analisis SWOT
Pemilik Bebys Coffee melihat tren pasar metodologi yang sangat kuat untuk
konsumsi kopi yang tumbuh dengan membuat keputusan yang akurat. Organisasi
pesat sebagai peluang bisnis yang membangun strategi untuk meningkatkan
menguntungkan. Pemilik Bebys Coffee kekuatan, menghilangkan kelemahan,
mendirikan kedai kopi pada tahun 2018 merebut peluang, dan menghindari
yang khusus menyajikan kopi dengan cita ancaman. Kekurangan utama dari SWOT
rasa khas dan pengalaman menyeduh kopi adalah tidak dapat menetapkan bobot faktor
bersama dengan pelanggan. Pelanggan strategis. Untuk mengatasi kekurangan ini,
diajak menyeduh kopi yang diinginkan banyak peneliti telah mengintegrasikannya
secara langsung agar dapat memperoleh dengan AHP. Karena AHP nyaman dan
pengalaman minum kopi yang lebih mudah dimengerti, beberapa manajer
eksklusif dan customize. Lokasi kedai kopi merasa dapat mengambil keputusan yang
Bebys Coffee terletak di pusat kota Surabaya berguna (Abdel Basset et al., 2018).
dekat dengan Universitas Airlangga dengan
harapan mudah diakses dan mendapatkan Analytic Hierarchy Process (AHP)

124
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

merupakan alat analisis yang digunakan kopi yang berpengalaman maka dibutuhkan
untuk memecahkan masalah yang kompleks wawancara mendalam pada manajemen
dengan menentukan tingkatan-tingkatan kedai kopi lain. Manajemen kedai kopi lain
dan subkriteria sehingga dapat dievaluasi yang termasuk pesaing bisnis memiliki
lebih mudah, subjektif dan terukur kemungkinan memberikan informasi
(Bañegil Palacios & Sanguino Galván, yang tidak sebenarnya, kabur dan tidak
2006). Evaluasi dilakukan secara subjektif memiliki wewenang untuk menentukan.
oleh para ahli dan dirubah kedalam angka Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan
yang terukur dengan menggunakan skala Neutrosophic AHP untuk mengolah data
pairwse comparison dan diranking untuk yang bersifat kompleks, fuzzy, indetermincy
mengetahui prioritas masalah (Saaty, 1985). dan falsity yang tinggi.

Dalam aplikasinya pada dunia nyata Dari penjabaran tersebut maka penulis
pengambilan keputusan seringkali mencoba meneliti bagimana Analisis SWOT
dihadapkan pada kondisi yang vague, dikombinaskan dengan Neutrosophic AHP
complex dan penuh ketidakpastian. Skala pada Bebys Coffee dilakukan agar dapat
AHP yang dikembangkan oleh Saaty (1985) merumuskan alternatif prioritas strategi
tidak dapat mencerminkan kondisi tersebut. terukur pada kondisi yang kompleks dan
Penelitian terdahulu mengembangkan penuh ketidakpastian.
AHP dengan fuzzy set theory untuk
mencerminkan tingkatan kejujuran Landasan Teori
pengambilan keputusan (Lumaksono, Strategic Management
2014). Dalam perkembangannya Fuzzy Strategic management merupakan pemilhan
Set Theory dikembangkan lebih lanjut posisi perusahaan yang khas dimana hal
dengan Intuitionistic fuzzy sets untuk tersebut membedakan perusahaan dengan
mencerminkan tingkat kejujuran dan pesaingnya dengan cara biaya lebih rendah
kesalahan jawaban dari pengambil atau menawarkan kualitas yang lebih
keputusan (Tavana et al., 2016). Kedua baik (Porter, 1979). Pemilhan strategi
model AHP tersebut masih tidak bisa yang tepat dapat membantu perusahaan
mencerminkan ketidakpastian jawaban memiliki keunggulan kompetitif untuk
pengambil keputusan, sehingga (Abdel- memenangkan persaingan bisnis dan
Basset et al., 2017) mengembangkan menjaga keberlanjutan usaha (Engert et al.,
model AHP dengan Neutrosophic set 2016).
theory yang dapat mencerminkan tingkat
kejujuran, ketidakpastian dan kesalahan Output daripada strategic management adalah
jawaban pengambil keputusan. Oleh sebab strategi perusahaan. Strategi didefinisikan
itu penelitian ini menggunakan model sebagai pemahaman perusahaan pada
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process kepentingan stakeholder internal dan
(NAHP) untuk melakukan analisis SWOT. eksternal untuk mendefinisikan kebijakan
Dalam merumuskan strategi Bebys Coffee, yang dapat menentukan identitas dan
dibutuhkan informasi yang detail dari budaya perusahaan (Mintzberg, 1987).
manajemen Bebys Coffee yang terdiri Hill dan Jones (2008) menjelaskan analisis
dari dua orang. Selain itu, Bebys Coffee strategis dan pemilihan strategi sebagai
merupakan bisnis yang masih muda dan wujud dari strategy formulation, sedangkan
membutuhkan saran dari manajemen kedai strategy implementation merupakan

125
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

penerapan strategi yang dipilih ke dalam Perumusan Strategi dengan Pendekatan


suatu tindakan teknis tertentu. Diketahui Kualitatif Matriks SWOT
bahwa strategic management merupakan Pendekatan kualitatif matriks SWOT
kombinasi dari formulasi strategi dan sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
implementasi strategi perusahaan untuk (1992) menampilkan delapan kotak, yaitu
memenuhi kebutuhan stakeholder internal dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
dan eksternal. (Peluang dan Tantangan) sedangkan dua
kotak sebelah kiri adalah faktor internal
Analisis SWOT (Strenght, Weakness, (Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak
Opportunity, Threat) lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
Analisis SWOT adalah analisis kondisi yang timbul sebagai hasil titik pertemuan
internal maupun eksternal perusahaan antara faktor-faktor internal dan eksternal.
terkini yang dapat digunakan sebagai dasar
untuk merumuskan strategi jangka panjang Berikut langkah-langkah yang dilakukan
dan teknis program kerja perusahaan untuk merumuskan strategi menggunakan
(Shaw, 2012). Analisis internal terdiri pendekatan kualitatif matiks SWOT
dari penilaian terhadap faktor kekuatan (Kearns, 1992) :
(Strength) dan kelemahan (Weakness).
Sementara, analisis eksternal terdiri dari 1. Langkah pertama yang dilakukan
penilaian faktor peluang (Opportunity) dan pengambil keputusan adalah
tantangan (Threat). mengidentifikasi peluang dan ancaman
yang ada pada lingkungan sosial,
Analisis SWOT pertama kali dikembangkan alam dan bisnis perusahaan terlebih
oleh Andrew Kenneth yang memulai dahulu dengan membuat list peluang
idenya dengan pengamatan peluang yang dan ancaman bisnis mulai dari ukuran
ada pada lingkungan dan kemampuan pasar, pertumbuhan pasar, posisi dalam
suatu perusahaan. Learned et al. (1965) pangsa pasar dan persaingan bisnis.
mengembangkan konsep tersebut Kemudian diikuti dengan analisis
dengan menambahkan perspektif peluang dan ancaman dari konsumen
negatif yaitu ancaman yang ada pada dan masyarakat. Setiap list peluang
lingkungan bisnis dan kelemahan yang dan ancaman diajukan pertanyaan
dimiliki perusahaan saat ini. Ancaman konfirmasi apakah peluang dan
yang berada dalam lingkungan bisnis ancaman dapat berhubungan dengan
perusahaan saat mendisrupsi performa kondisi internal perusahaan.
bisnis di masa depan. Oleh sebab itu 2. Langkah kedua yang dilakukan
perusahaan harus merumuskan strategi pengambil keputusan adalah
yang tepat untuk mengantisipasi ancaman mengidentifikasi kekuatan dan
tersebut. Kelemahan perusahaan kelemahan perusahaan dengan
mendeskripsikan batasan atau constraint membuat list kekuatan dan kelemahan
yang dialami perusahaan dalam mencapai yang mungkin dimiliki perusahaan
tujuan organisasi yakni keuntungan dinilai dari marketing effort (4p,
semaksimal mungkin saat ini. Mengelolah reputasi, awareness), sumber daya
constraint dengan efektif dan efisien manusia (jumlah dan skill tenaga kerja),
dapat mengantarkan perusahaan untuk finansial (modal), operation (high/defect
memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. quality, efisiensi/waste). Kemudian

126
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

mengajukan pertanyaan konfirmasi Kuadran ini merupakan pertemuan dua


kepada pemilik atau karyawan yang elemen kekuatan dan peluang sehingga
berpengalaman serta pelanggan memberikan kemungkinan bagi suatu
perusahaan yakni “Will this particular organisasi untuk bisa berkembang
strength help the agency capitalize on an lebih cepat. Pertanyaan yang diajukan
external opportunity or avert a threat?” untuk mendapatkan strategi aplikatif
dan “Will this particular weakness untuk isu yang terjadi pada kuadran ini
constrain the agency’s efforts to capitalize adalah “How can the corporate leverage
on an opportunity or avert a threat?” its strengths to achieve or enhance
narasumber akan mengkonfirmasi its comparative advantage, there by
jika kekuatan dan kelemahan yang capitalizing on a perceived opportunity?”.
disajikan memang dimiliki perusahaan, Dari pertanyaan ini diharapkan dapat
narasumber memiliki kesempatan memberikan strategi yang dapat
untuk menghapus dan menambahkan digunakan untuk menghadapi isu pada
list kekuatan dan kelemahan yang kuadran ini.
dimiliki perusahaan.
3. Langkah ketiga dilakukan setelah Kuadran B: Mobilization
peluang, ancaman, kekuatan dan Kuadran ini merupakan interaksi antara
kelemahan sudah teridentifikasi dengan ancaman dan kekuatan. Di sini harus
baik. Pengambil keputusan diharapkan dilakukan upaya mobilisasi sumber daya
dapat menghubungkan list peluang yang merupakan kekuatan organisasi
dan ancaman dengan kekuatan dan untuk memperlunak ancaman dari
kelemahan kedalam satu sel matriks luar tersebut, bahkan kemudian
dimana peluang dikaitkan dengan merubah ancaman itu menjadi sebuah
kekuatan yang dimiliki dan seterusnya. peluang. Pertanyaan yang diajukan
4. Langkah keempat, pengambil keputusan untuk mendapatkan strategi aplikatif
membuat strategi yang dapat digunakan untuk isu yang terjadi pada kuadran
untuk menghadapi isu yang terjadi ini adalah “How can the agency mobilize
pada kuadran matriks SWOT yang telah its strengths to avert a perceived threat
dirumuskan dengan membuat empat or even transform that threat into
klasifikasi tipe strategi. an opportunity?”. Dari pertanyaan
ini diharapkan dapat memberikan
Keterangan tabel Matriks SWOT Kearns: strategi yang dapat digunakan untuk
Kuadran A: Comparative Advantages menghadapi isu pada kuadran ini.

Tabel 1. Matriks SWOT Kearns

127
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

Sel C: Divestment/Investment a) How is the issue related to the agency’s


Sel ini merupakan interaksi antara mandate, core mission, and values?
kelemahan organisasi dan peluang dari b) How are the agency’s clients and other
luar. Situasi seperti ini memberikan stakeholders affected by the issue?
suatu pilihan pada situasi yang c) What assumptions are implicit in
kabur. Peluang yang tersedia sangat the issue, and are these assumptions
meyakinkan namun tidak dapat reasonable?
dimanfaatkan karena kekuatan yang d) Is the issue related in some systemic
ada tidak cukup untuk menggarapnya. way to another issue of equal
Pilihan keputusan yang diambil adalah importance?
(melepas peluang yang ada untuk e) Can these issues be combined, or
dimanfaatkan organisasi lain) atau must they be addressed separately?
memaksakan menggarap peluang itu 6. Langkah Keenam, pengambil keputusan
(investasi). Pertanyaan yang diajukan melakukan perangkingan sederhana
untuk mendapatkan strategi aplikatif pada strategi yang telah dirumuskan.
untuk isu yang terjadi pada kuadran Berikut pertanyaan yang akan diajukan:
ini adalah “Should the agency invest a) The centrality of the issue to the
its scarce resources in weak programs agency’s mandate and mission.
to become more competitive vis-d-vis a b) The urgency of the issue in terms of
perceived opportunity?”. Dari pertanyaan both time and impact.
ini diharapkan dapat memberikan c) The extent to which the agency can
strategi yang dapat digunakan untuk control the issue.
menghadapi isu pada kuadran ini. d) The cost of addressing the issue.
e) The publicvisibility of the issue to
Sel D: Damage Control clients, donors, and other important
Sel ini merupakan kondisi yang paling stakeholders.
lemah dari semua sel karena merupakan f) The pervasiveness of the issue in
pertemuan antara kelemahan organisasi terms of its impact on a wide range of
dengan ancaman dari luar, dan agency goals and functions.
karenanya keputusan yang salah akan g) The extent to which the issue affects
membawa bencana yang besar bagi fundamental values of the agency.
organisasi. Strategi yang harus diambil h) The extent to which the issue requires
adalah Damage Control (mengendalikan additional research in order to clarify
kerugian) sehingga tidak menjadi lebih the choices.
parah dari yang diperkirakan. i) The extent to which competingagencies
are addressing the same issue.
5. Langkah Kelima, pengambil keputusan
menggali lebih dalam dampak yang Neutrosophic Analythical Hierarchy
akan dirasakan perusahaan dari Process (NAHP)
strategi yang telah dirumuskan untuk Pada mulanya Neutrosophic AHP
menghadapi isu yang terjadi pada dikembangkan dari teknik analisis AHP
masing-masing kuadran matriks yang dikemukakan oleh Saaty (2008) yakni
SWOT. Berikut pertanyaan yang dapat sebuah metode pengambilan keputusan
digunakan. yang termasuk dalam kategori complex
decision, AHP adalah prosedur sistematis

128
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

untuk mempresentasikan elemen-elemen kesalahan dan ketidak konsisten jawaban


dan berbagai macam masalah. kedalam pengambil keputusan. Kedua teknik
bentuk hierarki. Hierarki disini adalah tersebut masih gagal untuk menjelaskan
suatu representasi dari permasalahan yang ketidakjelasan jawaban pengambil
kompleks dalam suatu struktur multilevel keputusan (Indeterminacy), dikembangkan
dimana level pertama adalah tujuan, di Neutrosophic AHP oleh Abdel-Basset et al.
ikuti oleh level faktor, kriteria, subkriteria ( 2016) untuk menjelaskan tingkat truth,
dan seterusnya kebawah hingga level indeterminacy, falsity secara bersama untuk
terakhir dari alternatif. Dengan demikian menjelaskan informasi yang tidak jelas dan
sebuah hierarki dapat digunakan untuk tidak konsisten. Oleh sebab itu, penelitian
medekomposisi permasalahan yang ini menggunakan Neutrosophic AHP yang
kompleks, sehingga permasalahan tersebut dapat diterapkan pada lingkungan yang
tampak lebih terstruktur dan sistematis. penuh dengan informasi yang tidak jelas
dan tidak konsisten.
AHP mengatur penyelesaian masalah
kedalam bagian-bagian kecil yang Dengan demikian dapat diketahui bahwa
kemudian membantu pengambilan Neutrosophic AHP merupakan serangkaian
keputusan melalui model perbandingan teknik multi criteria decission making yang
berpasangan (pairwise comparison) untuk dikembangkan dari AHP klasik, Fuzzy
menunjukkan hubungan yang kuat atau AHP dan Intuitional Fuzzy AHP untuk
intensitas dari elemen-elemen yang ada menjelaskan informasi yang tidak jelas
dalam hierarki (Sharma & Bhagwat, 2007) dan tidak konsisten dengan mengukur
AHP fokus pada pembuatan serangkaian tingkat truth, indeterminacy, falsity (Abdel-
perbandingan berpasangan. Perbandingan Basset et al., 2018). Teknik Neutroshphic
ini digunakan untuk menentukan hierarki AHP telah berhasil diaplikasikan untuk
yang harus diprioritaskan terlebih dahulu. mengambil keputusan dengan beberapa
Hasil tersebut menghasilkan AHP dapat kriteria yang rumit dengan informasi yang
membantu pengambilan keputusan. tidak jelas dan tidak konsisten seperti
analisis SWOT Starbuck (Abdel-Basset et al.,
Dalam perkembangannya, beberapa 2018), supplier selection (Abdel-Basset et
penelitian menemukan beberapa problem al., 2019) dan personnel selection (Nabeeh
dalam aplikasi AHP pada dunia nyata. et al., 2019).
Kriteria keputusan seringkali tidak
disampaikan dengan sesungguhnya, Jurnal yang ditulis Abdel-Basset et al.
rumit dan tidak konsisten. Beberapa (2018) menyatakan bahwa membuat sebuah
peneliti mengembangkan metode fuzzy keputusan didalam teknik Neutrosophic
AHP untuk menngurangi kerumitan dan AHP dengan analisis SWOT diperlukan
jawaban yang tidak jujur dari beberapa langkah-langkah sebagai berikut:
pengambil keputusan (Taghavifard et 1) Melakukan analisis SWOT berdasarkan
al., 2018). Fuzzy AHP tersebut hanya pendapat narasumber beserta kriteria
mengurangi jawaban yang tidak dan subkriteria.
dikemukakan dan mempertimbangkan 2) Struktur hierarki masalah dari atas
kejujuran pengambil keputusan, Attanssov dengan tujuan keputusan, kemudian
(1986) mengembangkan Intuistic Fuzzy sasaran dan perspektif, melalui level
AHP yang dapat mengurangi tingkat menengah (berisi kriteria dan elemen

129
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

yang berhubungan), sampai pada level 1) Bila baris yang dibaca maka:
terendah strategi yang akan ditentukan. Jika C dan X1 dibandingkan dengan C
3) Membuat sebuah matriks Neutrosophic dari X2 maka X1 = 2 X2, atau bila C X1
dengan kuesioner perbandingan dibandingkan X2 dalam hal C maka X1
berpasangan dengan Neutrosophic = 2 X2
set tiap kriteria dilevel atas untuk 2) Bila kolom yang dibaca maka:
membandingkan elemen-elemen dilevel Jika faktor C dari X2 dibandingkan
tersebut dengan elemen dibawahnya. terhadap kriteria C dari X1, maka nilai
4) Menghitung konsistensi jawaban. perbandingan adalah X2-1/2 X1.
5) Menggunakan prioritas yang diperoleh
dari membandingkan bobot prioritas di Di dalam teknik AHP, terdapat pembahasan
level tersebut dengan level dibawahnya. tentang konsistensi antar elemen, apabila
Lakukan ini untuk tiap elemen untuk elemen yang diperbandingkan hanya
menghitung bobot kriteria. dua, maka inkonsistensi tidak akan
6) Menghitung total prioritas masing- terjadi. Namun apabila elemen yang
masing strategi untuk perangkingan diperbandingkan terlalu banyak, maka
akhir semua strategi. konsistensi antar elemen akan sulit
didapatkan. Al-Harbi (2001), menjelaskan
Konsep Dasar Analytic Hierarchy Process formula untuk Consistency Index (CI)
(AHP) adalah sebagai berikut :
Darmawan (2004) memaparkan model AHP
yang merupakan metode perbandingan atas CI= (λmax-n)/n-1..................................... (2.2)
alternatif solusi didasarkan konsep matriks.
Bagan dasar konsep ini dapat diperlihatkan Keterangan :
sebagai pada tabel 2. CI = Consistency Index
λmax = Nilai elemen terbesar
Contoh matriks di atas memperlihatkan n = Jumlah elemen yang dibandingkan
perbandingan antar kolom XI-X4. Dengan
baris X1-X4, nilai perbandingan kolom Dalam matriks random tersebut didapatkan
dengan baris harus dikaitkan terhadap juga nilai Consistency Index, yang disebut
sesuatu yang disebut faktor, kriteria, atau dengan random index (RI). Dengan
properti. Perbedaan terletak dari cara membandingkan CI dan RI didapatkan
perbandingan tersebut dibaca, contoh: patokan untuk menentukan tingkat

Tabel 2. Contoh Matriks Perbandingan

130
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

konsistensi suatu matriks, yang disebut dilakukan dengan bantuan Software Expert
dengan Consistency Ratio (CR), Al-Harbi Choise 2000.
(2001), juga menjelaskan hal tersebut
dengan formula: Sedangkan validasi untuk pembobotan
kriteria/subkriteria dilakukan dengan
CR = CI/RI ................................................(2.3) cara penyebaran kuisioner kepada
pihak responden, yang kemudian diberi
Keterangan : bobot dengan skala 1-9. Menurut Saaty
CR = Consistency Ratio (2008), pada penerapan metode AHP
CI = Consistency index yang diutamakan adalah kualitas data
RI = Random Index dari responden, dan tidak tergantung
pada kuantitasnya. Oleh karena itu,
Dengan demikian untuk mencari tingkat penilaian AHP memerlukan pakar sebagai
konsistensi suatu matriks, Consistency responden dalam pengambilan keputusan
Ratio (CR), dapat dilakukan dengan tanpa dalam pemilihan alternatif. Pakar disini
mencari Consistency index (CI) terlebih merupakan orang kompeten yang benar
dahulu, dengan catatan konstanta-konstanta mengetahui informasi yang dibutuhkan.
yang meliputi Eigenvalues terbesar (λmax)
dan jumlah elemen yang dibandingkan (n) Skala Perbandingan Neutrosophic AHP
sudah diketahui terlebih dahulu. Untuk membuat perbandingan, dibutuhkan
skala dari angka yang mengidentifikasikan
Menurut Saaty (dalam Sharma dan berapa banyak elemen yang lebih penting,
Bhagwat, 2007) menyatakan bahwa secara atau elemen apa saja yang lebih dominan,
umum nilai rasio konsistensi harus 20 seperti yang disajikan dalam tabel 4.
persen atau kurang dari itu, sehingga nilai
tersebut dapat diterima. Dalam menentukan skala perbandingan
Neutrosophic AHP, perlu dilakukan
Pada penelitian ini, permasalahan yang terlebih dahulu identifikasi kriteria
akan diuji dengan konsep matriks dari analisis SWOT. Identifikasi kriteria
AHP ini akan digunakan untuk mencari analisis SWOT ini dapat dilakukan dengan
bobot dari setiap kriteria/subkriteria dari membuat struktur hierarki. Masing-masing
keempat perspektif Balanced scorecard kriteria dibandingkan satu dengan yang
dengan menggunakan perbandingan lain menggunakan skala perbandingan
berpasangan. Proses untuk teknik AHP ini berpasangan ini. Nilai 3 memiliki lower,

Tabel 3. Random Index

131
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

Tabel 4. Skala Utama Model Neutrosophic AHP

median dan upper masing-masing (2,3,4) diperlukan. Untuk melakukan penelitian


dengan tingkat kejujuran/truth 0,30 dan ini, dirumuskan tahapan penelitian
tingkat indeterminacy 0,75 dan tingkat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar 1.
falsity 0,70. Dari nilai truth, indeterminacy
dan falsity disusun menjadi Neutrosophic Berikut penjelasan tahapan penelitian :
matrix. 1. Peneliti melakukan in-depth interview
terhadap keenam responden yaitu satu
METODE PENELITIAN orang owner aktif Bebys Coffee, satu
Pendekatan penelitian yang dilakukan pada orang karyawan aktif Bebys Coffee, dua
penelitian ini ialah kualitatif. Pendekatan orang pelanggan setia Bebys Coffee dan
penelitian kualitatif digambarkan sebagai dua orang expert di bidang industri
model yang terjadi dalam fenomena kopi. Wawancara ini dilakukan untuk
embal dimana peneliti sangat mungkin menggali informasi secara mendalam
untuk mendapatkan hasil dari beberapa mengenai SWOT yang ada pada Bebys
sudut pandang yang berbeda. Proses pada Coffee.
penelitian kualitatif ini adalah mengajukan 2. Pembuatan SWOT dari hasil wawancara
beberapa pertanyaan serta prosedur lalu in-depth interview yang telah dilakukan.
mengumpulkan data dari para partisipan 3. Penyebaran kuisioner tahap pertama
hingga akhirnya menganalisis data untuk empat orang reponden yaitu satu
tersebut. Pada penelitian ini menggunakan orang owner aktif Bebys Coffee, satu
Wawancara secara mendalam, dimana orang karyawan aktif Bebys Coffee serta
peneliti mengeksplorasi suatu proses, dua orang expert di bidang industri
kegiatan maupun peristiwa dalam suatu kopi. Untuk mendapatkan informasi
objek penelitian. Dalam hal pengumpulan mengenai alternatif strategi yang akan
data dapat diambil dari berbagai sumber dirumuskan.
seperti pengamatan langsung, wawancara, 4. Merumuskan alternatif strategi
serta dokumen fisik. berdasarkan analisis SWOT.
5. Penyebaran kuisioner tahap kedua
Dalam melakukan sebuah penelitian perlu kepada tiga orang responden yaitu satu
dilakukan langkah-langkah sistematis orang owner aktif Bebys Coffee serta
untuk menyusun dan mempersiapkan dua orang expert di bidang industri
berbagai informasi dan data yang kopi. Untuk mendapatkan informasi

132
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

Gambar 1. Tahapan Penelitian

mengenai pembobotan alternatif dimiliki dan dihadapi oleh Bebys Coffee.


strategi yang akan digunakan. Lihat tabel 5.
6. Pembobotan hasil kuisioner
pairwise comparison strategi SWOT Perumusan Strategi SWOT Bebys Coffee
menggunakan Neutrosophic AHP. Berdasarkan identifikasi SWOT yang
7.
Penarikan kesimpulan untuk dimiliki oleh Bebys Coffee, dapat
menentukan alternatif strategi prioritas dirumuskan strategi yang fokus pada
yang akan digunakan. kombinasi dua aspek dalam SWOT yang
disarankan oleh Abdel-Basset et al. (2018)
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk Starbucks Company. Perumusan
Analisis SWOT Bebys Coffee strategi SWOT didasarkan pada subkirteria
Berdasarkan hasil wawancara dengan dari masing-masing kriteria yang dimiliki
narasumber, dapat diidentifikasi strength, perusahaan dengan berpedoman pada
weakness, opportunity dan threat yang prinsip berikut:

133
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

Tabel 5. Identifikasi SWOT Bebys Coffee

SO: Memanfaatkan peluang yang ada WT: Menghindari dan mengurangi dampak
dengan menggunakan kekuatan yang dari ancaman yang ada dengan
dimiliki saat ini. mengurangi atau memperbaiki
ST: Menggunakan kekuatan yang dimiliki kelemahan yang dimiliki.
saat ini untuk mengalahkan dan
mengurangi dampak dari ancaman Penentuan Strategi SWOT Terbaik Bebys
yang ada. Coffee
WO: Memperbaiki dan meningkatkan Pembobotan Strategi SWOT Mengacu
kelemahan yang dimiliki untuk pada Subkriteria SWOT Bebys Coffee
mendapatkan manfaat dari peluang dengan Neutrosophic AHP
yang ada. Setelah mengetahui bobot kriteria SWOT

134
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

Tabel 6. Strategi SWOT yang diusulakan

dan subkriteria SWOT, tahap selanjutnya Tabel 7 menunjukkan nilai Eigenvalues


adalah menghitung bobot strategi SO, ST, strategi SO, ST, WO dan WT mengacu pada
WO dan WT dengan menggunakan teknik masing masing subkriteria faktor SWOT.
analisis Neutrosophic AHP. Langkah Nilai Eigenvalues tersebut digunakan
perhitungan seperti pembobotan kriteria untuk menemukan prioritas strategi SWOT
atau subkriteria dengan mengacu pada berdasarkan bobot subkriteria dan kriteria
subkriteria SWOT. Dengan kata lain, SWOT. Hasil analisis Neutrosophic AHP
pengambil keputusan dihadapkan pada menemukan bahwa Strategi SO adalah
pilihan strategi SO, ST, WO dan WT saat strategi yang menjadi prioritas utama untuk
menghadapi subkriteria SWOT dan memilih meningkatkan keunggulan kompetitif
strategi mana yang diprioritaskan untuk Bebys Coffee dengan bobot 0,3334. Diikuti
menghadapi subkriteria SWOT yang ada. dengan strategi WO dengan bobot 0,2810
Hasil perhitungan pembobotan dengan dan ST dengan bobot 0,2670, kemudian WT
matrix Neutrosophic AHP ditunjukkan dengan bobot terendah sebesar 0,1186.
pada tabel 7.

135
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

Tabel 7. Pembobotan Strategi SWOT Bebys Coffee

KESIMPULAN c. Membuat opsi minuman kopi


Berdasarkan rumusan masalah, hasil take away (Botolan) dengan bahan
Neutrosophic AHP dan pembahasan terpisah dengan video edukasi/
penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa instuksi brewing manual di sosial
strategi SWOT yang diutamakan untuk media, sesuai dengan S1,O4,O5, O4
menangkap peluang dan menghindari 2. Strategi investment (WO) pada
ancaman terdiri dari: infrastruktur kedai dan pemasaran
1. Strategi comparative advantage (SO) seperti:
dengan brand expansion seperti: a. Meningkatkan kapasitas kedai kopi,
a. Membuat inovasi produk premium sesuai dengan W3,W4,O1,O3
dengan kualitas tinggi, sesuai b. Meningkatkan aktivitas pemasaran
dengan S1,S3, S2, O1 dengan menonjolkan identitas Bebys
b. Buat Coffee education (jenis kopi, Coffee, sesuai dengan W2,O1,O2,O5
keunggulan dan manfaat kopi c. Kerjasama dengan marketing
seduh manual, cara menyeduh agency untuk meningkatkan brand
kopi manual) melalui sosial media, image, sesuai dengan W1,O1, O2
sesuai dengan S4,S5,O2, O4 d. Meningkatkan infrastruktur kedai

136
Loebby Adama Nugraha , Nurullaily Kartika / Perumusan Strategi Pengembangan Bisnis Bebys Coffee Menggunakan Analisis Swot dengan / 123 - 138
Neutrosophic Analytic Hierarchy Process

untuk mengurangi bau tidak sedap,


sesuai dengan W4,O1,O3 Saran
3. Strategi mobilization (ST) pada niche Strategi manajemen yang dirumuskan dari
market dengan diferensiasi produk analisis SWOT dengan menggunakan
yang linier seperti: Neutrosophic AHP dapat digunakan untuk
a. Membuat diferensiasi produk menangkap peluang dari permintaan
dengan menonjolkan knowledge minuman kopi yang tinggi dan menghadapi
coffee sebagai keunikan, sesuai ancaman kompetitor yang memiliki merek
dengan S4,T1,T2 kuat dan kedai yang lebih nyaman.
b. Membuat inovasi produk kopi dan Diharapkan strategi yang telah dihasilkan
snack setiap periode tertentu, sesuai dari penelitian ini dapat digunakan Bebys
dengan S3,T1 Coffee untuk meningkatkan keuntungan
c. Mengembangkan sektor bisnis lain dengan menangkap peluang. Pemilik Bebys
yang linier seperti vape store, sesuai Coffee diharapkan menerapkan strategi
dengan S5, T1 manajemen yang dihasilkan secara
4. Strategi damage cotrol (WT) dengan bertahap dimulai dari Strategi brand
price war strategy untuk meningkatkan expansion (SO), kemudian dilanjutkan
awareness dan menutup biaya dengan investasi pada infrastruktur (WO)
operasional seperti: dan diferensiasi produk (ST). Apabila
a. Pindah lokasi kedai ditempat yang strategi tersebut masih belum dapat
lebih nyaman, sesuai dengan W4, meningkatkan penjualan dan keuntungan
W3, T2, T3 Bebys Coffee maka manajemen Bebys
b. Meluncurkan produk kopi dengan Coffee dapat melakukan strategi price wars
harga lebih murah dari pesaing, (WT).
sesuai dengan W1, W2, T2

DAFTAR PUSTAKA
Abdel-baset, M., Hezam, I. M., & Smarandache, F. (2016). Neutrosophic Goal Programming. Neutrosophic Sets
and Systems, 11, 112–118.
Abdel-Basset, M., Mohamed, M., & Smarandache, F. (2018). An extension of neutrosophic AHP-SWOT analysis
for strategic planning and decision-making. Symmetry, 10(4).
Abdel-Basset, M., Mohamed, M., Zhou, Y., & Hezam, I. (2017). Multi-criteria group decision making based on
neutrosophic analytic hierarchy process. Journal of Intelligent and Fuzzy Systems, 33(6), 4055–4066.
Abdel-Basset, M., Saleh, M., Gamal, A., & Smarandache, F. (2019). An approach of TOPSIS technique for
developing supplier selection with group decision making under type-2 neutrosophic number. Applied
Soft Computing Journal, 77, 438–452.
Al-Harbi, K. M. A. S. (2001). Application of the AHP in project management. International Journal of Project
Management, 19(1), 19–27.
Bañegil Palacios, T. M., & Sanguino Galván, R. (2006). Intellectual capital within Iberian municipalities
(network).Journal of Knowledge Management,10(5),55–64.

137
PERWIRA - Jurnal Pendidikan Kewirausahaan Indonesia | Vol. 4 No. 2 (2021)

Bisnis.com. 2019. para barista indonesia siap bertarung di amerika serikat. https://bandung.bisnis.com/
read/20190226/549/1116283/para-barista-indonesia-siap-bertarung-di-amerika-serikat (diakses pada 11
januari 2021).
Darja, D. H., & Březinová, I. M. (2013). Basic Characteristics of Small and Medium-Sized Enterprises in Terms
of Their Goals. International Journal of Business and Social Science, 4(15), 98–103. www.ijbssnet.com
Dermawan, R. (2009). Model Kuantitatif Pengambilan Keputusan dan Perencanaan Strategis. Bandung: Alfabeta.
Engert, S., Rauter, R., & Baumgartner, R. J. (2016). Exploring the integration of corporate sustainability into
strategic management: A literature review. Journal of Cleaner Production, 112, 2833–2850.
Hill, C. W., & Jones, G. R. (2008). Strategic Management: An Integrated Approach Eighth Edition. Boston:
Houghton Mifflin Company.
Hisyam, Muhammad. (1998). Analisa SWOT Sebagai Langkah Awal Perencanaan Usaha. Jakarta: SEM Institute,
Investor.id. 2020. Konsumsi Kopi di Indonesia Naik 44%. Konsumsi Kopi di Indonesia Naik 44%. https://
investor.id/business/konsumsi-kopi-di-indonesia-naik-44 (diakses pada 11 januari 2021).
Kearns, K. P. (1992). From Comparative Advantage to Damage Control. Nonprofit Management & Leadership, 3.
Kemlu.go.id, 2019. Indonesia Bawa Usulan IDEA Hub di KTT G20. https://kemlu.go.id/portal/id/read/408/
berita/indonesia-bawa-usulan-idea-hub-di-ktt-g20 diakses pada (11 januari 2021)
Kraus, S., Kauranen, I., & Reschke, C. H. (2011). Identification of domains for a new conceptual model of strategic
entrepreneurship using the configuration approach. Management Research Review, 34(1), 58–74.
Learned, E.P., Christensen, C.R., Andrews, K.E., Guth, W.D., 1965. Business Policy: Text and Cases. England:
Homewood, IL.
Lumaksono, H. (2014). Implementation of SWOT-FAHP method to determine the best strategy on development
of traditional shipyard in Sumenep. Academic Research International, 5(5), 56.
Mintzberg, H. (1987). The Strategy Concept II: Another Look at Why Organizations Need Strategies. California
Management Review, 30(1), 25–32.
Nabeeh, N. A., Abdel-Basset, M., El-Ghareeb, H. A., & Aboelfetouh, A. (2019). Neutrosophic Multi-Criteria
Decision Making Approach for IoT-Based Enterprises. IEEE Access, 7(c), 59559–59574.
Porter, M.E., 1979. How competitive forces shape strategy. Harvard Business Review. 57(2), 137–145.
Saaty, T. L. (1979). Applications of analytical hierarchies. Mathematics and Computers in Simulation, 21(1),
1-20.
Saaty, T. L. (1985). Axiomatization of the Analytic Hierarchy Process (pp. 91–108).
Saaty, T. L. (2008). Decision making with the analytic hierarchy process. International journal of services
sciences, 1(1), 83-98.
Sharma, M. K., & Bhagwat, R. (2007). An integrated BSC-AHP approach for supply chain management evaluation.
Measuring Business Excellence, 11(3), 57–68.
Shaw, E. H. (2012). Marketing strategy: From the origin of the concept to the development of a conceptual
framework. Journal of Historical Research in Marketing, 4(1), 30–55.
Taghavifard, M. T., Mahdiraji, H. A., Alibakhshi, A. M., Zavadskas, E. K., & Bausys, R. (2018). An extension of
fuzzy SWOT analysis: An application to information technology. Information (Switzerland), 9(3), 1–19.
Tavana, M., Zareinejad, M., Di Caprio, D., & Kaviani, M. A. (2016). An integrated intuitionistic fuzzy AHP and
SWOT method for outsourcing reverse logistics. Applied Soft Computing Journal, 40, 544–557.

138

Anda mungkin juga menyukai