Anda di halaman 1dari 21

CRITICAL JOURNAL REVIEW

STATISTIK EKONOMI

DOSEN PENGAMPU : Dr. ZULKARNAIN SIREGAR

DISUSUN OLEH:

NAMA : Faza Naufan Siregar

NIM : 7193210026

KELAS : Manajemen B 2019

MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan saya rahmat kesehatan dan kesempatan, sehingga saya dapat menyusun
atau menyelesaikan tugas  CJR (CRITICAL JURNAL REVIEW) mata kuliah
Statistik. Penulisan ini saya sajikan secara ringkas dan sederhana sesuai dengan
kemampuan yang saya miliki, dan tugas ini disusun dalam rangka memenuhi tugas
CJR pada mata kuliah Statistik.
            Dalam penyusunan tugas ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan tugas ini, dan dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dan telah memberikan bimbinganya kepada
saya untuk menyelesaikan tugas CJR ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………..3

BAB I PENDAHLUAN……………………………………………..…………...4

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………5

BAB III PENUTUP……………………………………………………………...20

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………….21

3
BAB I

PENDAHULUAN

Critical jurnal review yang berbentuk makalah ini berisi tentang kesimpulan
dari satu jurnal yang sudah ditentukan. Dan kami akan menyertakan ringkasan dari
jurnal. Dalam critical jurnal review ini, kami akan memaparkan masalah tersebut
lewat pembahasan berikut. Semoga usaha ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan bagi penyusun khususnya.

A. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan critical jurnal review ini dapat
dijabarkan sebagai berikut :
1. Bagaimana review maupun ringkasan jurnal tersebut?
2. Bagaimana kelebihan dan kekurangan jurnal tersebut?

B. Tujuan Dan Manfaat Penulisan


Tujuan dan manfaat yang ingin dicapai penyusun dalam penulisan critical
jurnal review ini adalah untuk mengajak pembaca lebih memahami secara mendalam
mengenai jurnal tersebut.

4
BAB II

PEMBAHASAN

IDENTITAS JURNAL 1

JUDUL JURNAL : Studi Strategi Pemasaran Terbaik Berdasarkan Perilaku


Konsumen dalam Menghadapi Persaingan Antar Kedai Kopi di Jatinangor

PENULIS : -Sintia Afriyanti1 dan


- Elly Rasmikayati2
VOLUME DAN NOMOR : -
TAHUN TERBIT :-
ISSN :-

ABSTRAK

Kedai kopi menjadi bagian dari gaya hidup dan digemari oleh konsumen sehingga
menjadi usaha yang menjanjikan. Semakin menjamurnya kedai kopi menyebabkan
persaingan bisnis sehingga terjadi fluktuasi penjualan. Penelitian ini dilakukan di
Belike Coffee dan Balad Coffee Works, Jatinangor. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan strategi pemasaran berdasarkan perilaku konsumen di kedua kedai kopi
tersebut. Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan metode analisis yang digunakan
adalah statistik deskriptif dengan sampel sebanyak 50 orang pada Belike Coffee dan
60 orang pada Balad Coffee Works. Berdasarkan hasil analisis menunjukan bahwa
konsumen yang datang rata-rata adalah laki-laki berstatus mahasiswa. Manfaat yang
dicari dengan berkunjung ke Belike Coffee adalah rasa yang enak/nikmat, sedangkan
manfaat yang dicari ke Balad Coffee Works adalah menikmati suasana yang
ditawarkan. Konsumen merasa puas dan akan berkunjung kembali ke kedai kopi
pilihannya, namun konsumen akan mencari kedai kopi lain apabila kondisinya sedang
penuh. Apabila terjadi kenaikan harga, konsumen Belike Coffee akan mengurangi

5
frekuensi pembelian selanjutnya, sedangkan konsumen Balad Coffee Works tetap
akan membeli. Potensi yang dimiliki Belike Coffee adalah jenis biji kopi yang berasal
dari nusantara terutama Jawa Barat dan didapat langsung dari petani. Sedangkan
potensi Balad Coffee Works adalah jenis biji kopi yang berasal dari seluruh nusantara
bahkan luar negeri. Kendala yang dimiliki dalam menjalankan usaha diakibatkan oleh
pesaing yaitu terjadinya fluktuasi penjualan. Strategi yang harus dilakukan untuk
meningkatkan omzet di kedua kedai kopi adalah strategi produk, harga, lokasi, dan
promosi.

Kata kunci: kedai kopi, strategi pemasaran, perilaku konsumen

PENDAHULUAN Kopi merupakan tanaman perkebunan yang sejak dahulu


menjadi tanaman yang dibudidayakan. Tanaman kopi
menjadi sumber penghasilan rakyat dan juga meningkatkan
devisa negara melalui ekspor biji mentah maupun olahan
dari biji kopi. Kelompok kopi yang dikenal memiliki nilai
ekonomis dan diperdagangkan secara luas adalah jenis
arabika dan robusta. Jenis kopi arabika memiliki kualitas
cita rasa yang tinggi dan kadar kafein lebih rendah
dibandingkan dengan jenis robusta sehingga kopi jenis
arabika memiliki harga yang lebih mahal (Rahardjo Pudji,
2012). Tanaman kopi biasanya diolah menjadi minuman
yang memiliki citarasa khas yang tidak dimiliki oleh bahan
minuman lainnya. Selain itu kopi merupakan sumber alami
kafein yaitu zat yang dapat menyebabkan peningkatan
kewaspadaan dan mengurangi kelelahan. Hal inilah yang

6
membuat kopi sangat digemari oleh konsumennya. Dewasa
ini konsumen kopi menganggap minum kopi tidak hanya
sekedar untuk melepas dahaga, tetapi juga untuk
melengkapi aktifitas kehidupan seperti rapat, kencan,
mengerjakan tugas, reuni, pertemuan bisnis, arisan, dan
lain-lain. Secara tidak disadari, tradisi minum kopi sudah
menjadi kebiasaan atau gaya hidup (lifestyle) beberapa
kalangan masyarakat saat ini. Variasi yang diberikan
minuman kopi yang mulai banyak dan beragam semakin
memudahkan masyarakat untuk memilih minuman kopi
untuk dikonsumsi. Kopi telah menjadi minuman yang
masuk ke dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Kopi
telah bertransformasi menjadi minuman pilihan untuk
dikonsumsi dan mendampingi aktifitas sehari-hari.
METODE PENELITIAN Objek yang dikaji dalam penelitian ini adalah strategi
pemasaran terbaik berdasarkan perilaku konsumen dalam
menghadapi persaingan antar kedai kopi di Jatinangor yaitu
pada kedai kopi Belike Coffee dan Balad Coffee Works.
Konsumen dalam penelitian ini adalah konsumen yang
sedang membeli produk kopi di kedai kopi tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
teknik penelitian yang digunakan oleh penulis adalah
metode survey. Rumusan masalah dalam penelitian ini
berjenis deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan
melakukan wawancara, kuesioner (angket), dan studi
pustaka. Kegiatan analisis dilakukan melalui tahap Uji
Validitas, Uji Reliabilitas, serta Analisis Statistik
Deskriptif.
PEMBAHASAN Tanggapan responden terhadap aspek orang di coffee shop
Belike Coffee secara keseluruhan adalah baik. Manajemen

7
hanya perlu meningkatkan keramahan barista. Barista
disini bukan hanya bertindak sebagai penyeduh kopi saja,
tetapi juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi
yang baik sehinga mampu menjadi sumber informasi
mengenai kopi. Karena salah satu peran barista adalah
merangsang konsumen untuk minum kopi dan tidak semua
orang mau minum kopi. Sehingga seorang barista perlu
pengetahuan luas, bukan hanya kemampuan meracik kopi
tapi pemahaman akan kopi itu sendiri. Bila perlu ditaruh
kursi di depan meja bar guna barista dan pelanggan dapat
berinteraksi. Pengetahuan barista mengenai produk yang
disampaikan pada konsumen melalui penjelasannya
menjadi penting apabila ada konsumen baru yang belum
mengetahui mengenai produk yang ditawarkan
Belike Coffee. Penjelasan barista yang baik akan lebih
mudah diterima oleh konsumen. Dengan begitu, kepuasan
konsumen akan terpenuhi. Hal seperti ini akan
menumbuhkan ikatan emosional yang erat. Dengan
keramahan dan kenyamanan yang diberikan merupakan
nilai tambah membuat konsumen akan kembali lagi.
Tanggapan responden terhadap aspek orang di coffee shop
Balad Coffee Works secara keseluruhan adalah sangat baik,
karena barista dapat memberi kenyamanan dan informasi
kepada pelanggan. Strategi pemasaran dari aspek ini adalah
dengan mempertahankan kinerjanya guna menjaga
loyalitas pelanggan. Pihak kedai kopi juga perlu
meningktkan kemampuan manajerialnya.
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil pembahasan mengenai
karakteristik konsumen, perilaku konsumen, potensi dan
kendala, serta strategi pemasaran di Belike Coffee dan

8
Balad Coffee Works maka dapat disimpulkan : 1.
Karakteristik konsumen yang datang ke Belike Coffee dan
Balad Coffee Works lebih banyak yang berjenis kelamin
laki-laki daripada perempuan, berumur antara 20 sampai
30 tahun, berstatus pelajar/mahasiswa, dan berpendidikan
akhir SMA (sedang kuliah), berpendapatan antara
Rp1.000.000,- sampai Rp 3.000.000,- , dan berdomisili di
Jatinangor. 2. Pembelian konsumen membeli kopi di
Belike Coffee dengan alasan pertemuan bisnis, nonton
bareng, dan lainnya sedangkan alasan konsumen membeli
kopi di Balad Coffee Works adalah suasana yang nyaman.
Manfaat yang dicari dengan berkunjung ke Belike
Coffee adalah untuk rasa yang enak/nikmat, sedangkan
manfaat yang dicari dengan berkunjung ke Balad Coffee
Works adalah untuk menikmati suasana yang ditawarkan.
Konsumen merasa puas dan akan berkunjung kembali ke
coffee shop pilihannya, namun konsumen akan mencari
coffee shop lain apabila kondisinya sedang penuh. Apabila
terjadi kenaikan harga, konsumen Belike Coffee akan
mengurangi frekuensi pembelian selanjutnya, sedangkan
konsumen Balad Coffee Works tetap akan membeli.
122 3. Potensi dari Belike Coffee adalah jenis beans kopi
berkualitas yang berasal dari nusantara terutama Jawa
Barat dan didapat langsung dari petani, Sementara itu,
potensi dari Balad Coffee Works diantaranya jenis beans
kopi yang beragam dan berkualitas yang berasal dari
seluruh nusantara bahkan luar negeri. Pada kedua coffee
shop terdapat kendala ketika harga bahan baku kopi
mengalami lonjakan akan mempengaruhi harga jual kopi,
suara bising, tidak ada tempat parkir untuk roda empat,

9
peralatan yang tidak dapat bekerja dengan baik tidak
adanya latar belakang bisnis pada pelaku usaha (Balad
Coffee Works), dan pesaing yang menyebabkan terjadinya
fluktuasi penjualan. 4. Strategi yang harus dilakukan untuk
meningkatkan omzet di Belike Coffee dan Balad
Coffee Works adalah: 1) Strategi Produk 2) Strategi Harga
3) Strategi Lokasi 4) Strategi Promosi.
SARAN 1. Ketika harga bahan baku kopi mengalami
lonjakan harga sebaiknya manajemen berlaku kreatif
supaya pelanggan tidak kecewa yakni dengan tidak
menaikkan harga tetapi mengurangi porsi dengan cara
mengganti gelas menjadi ukuran yang lebih kecil. 2.
Peralatan yang kurang berfungsi dengan baik sebaiknya
dijaga maintenace alat-alat tersebut dengan cara sering
dibersihkan dan diistirahatkan agar tetap terjaga. 3.
Maraknya bisnis coffee shop tentunya akan menimbulkn
persaingan, karena itu manajemen coffee shop perlu
memiliki ide kreatif untuk membuat coffee shopnya lebih
diminati oleh pecinta kopi misalnya membuat dengan
blended yang berbeda, dan membuat desain ruang yang
menarik untuk dijadikan objek foto.

IDENTITAS JURNAL 2

10
JUDUL JURNAL : Analisis Strategi Pemasaran Produk Teh Hijau Celup
Cap Dua Petani (Studi Kasus di Gapoktan Karya
Mandiri Sejahtera, Desa Cibodas,
Kecamatan Pasir Jambu, Kabupaten Bandung, Provinsi
Jawa Barat)
PENULIS : - Yasarah Fauziah Ulfah
-
VOLUME DAN NOMOR : -
TAHUN TERBIT :-
ISSN :-

ABSTRAK
Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Karya Mandiri Sejahtera merupakan salah satu
Gapoktan yang berada di Kabupaten Bandung yang telah mengembangkan industri
hilirnya, berupa diferensiasi produk olahan pucuk daun teh menjadi produk teh hijau
celup yang diberi merek dagang “Cap Dua Petani”. Produk Teh Hijau Celup Cap Dua
Petani telah mendapatkan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual), sertifikat halal, dan
sertifikat P-IRT. Hingga saat ini produk tersebut telah dipasarkan di Kecamatan
Pasir Jambu dan Kecamatan Ciwidey Kabupaten Bandung. Gapoktan Karya Mandiri
Sejahtera mengalami kendala dalam menjalankan usahanya yaitu tingkat penjualan
yang terus mengalami penurunan dan kelebihan produksi di setiap bulannya, sehingga
terjadi penumpukkan produk. Berdasarkan kendala tersebut, diperlukan suatu strategi
pemasaran guna meningkatkan jumlah penjualan produk yaitu menganalisis
kesesuaian antara persepsi konsumen terhadap atribut bauran pemasaran produk Teh
Hijau Celup Cap Dua Petani dengan bauran pemasaran yang diterapkan oleh
Gapoktan saat ini agar mendapatkan beberapa alternatif strategi dan akan dipilih
untuk dijadikan prioritas dalam perhitungan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP). Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) digunakan dalam penelitian ini
untuk menganalisis tindakan atau skenario yang efektif untuk dijalankan Gapoktan,
kemudian menyusun suatu struktur hirarkinya sehingga diperoleh prioritas

11
bauran pemasaran yang dianggap tepat. Hasil penentuan alternatif prioritas bauran
pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera
dalam memasarkan produk Teh Hijau Celup Cap Dua Petani adalah strategi
meningkatkan penjualan (0.414) yang menitikberatkan pada bauran distribusi.
Adapun taktik yang dapat dijalankan Gapoktan adalah dengan menambah distributor
besar (0,590) sebagai prioritas utama bauran distribusi, meningkatkan mutu rasa dan
aroma (0,310), sebagai prioritas utama dari bauran produk mempertahankan harga di
bawah harga rata-rata (0,560) produk teh celup yang ada di pasaran dan dengan
memperluas kerjasama (0,600) sebagai prioritas pertama bauran harga dan promosi.
Kata kunci: Strategi Pemasaran; Analytical Hierarchy Process (AHP); Gabungan
Kelompok Tani;Kabupaten Bandung.

PENDAHULUAN Teh merupakan salah satu produk agroindustri pangan yang


digemari masyarakat. Hal ini disebabkan karena teh memiliki
aroma khas yang tidak dimiliki oleh bahan minuman lainnya.
Seiring semakin meningkatnya konsumsi teh, banyak industri
teh yang terus bertambah dengan melakukan suatu inovasi
berupa produk yang memiliki nilai tambah salah satunya teh
celup, seperti yang dilakukan oleh pabrik-pabrik pengolahan
minuman teh. Salah satunya adalah Gapoktan (Gabungan
Kelompok Tani) Karya Mandiri Sejahtera yang berlokasi di
Desa Cibodas Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung.
Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera merupakan salah satu
Gapoktan yang berada di Kabupaten Bandung yang telah
mengembangkan industri hilirnya, berupa diferensiasi produk
olahan pucuk daun teh menjadi produk teh hijau celup yang
diberi merek dagang “Cap Dua Petani”. Produk ini telah
mendapatkan HAKI (Hak Kekayaan Intelektual), sertifikat
halal, dan sertifikat P-IRT. Hingga saat ini produk tersebut
telah dipasarkan di Kecamatan Pasir Jambu dan Kecamatan

12
Ciwidey Kabupaten Bandung. Seiring dengan meningkatnya
pertumbuhan industri, maka persaingan semakin ketat.
Gapoktan perlu melakukan evaluasi strategi pemasaran yang
digunakan untuk menciptakan strategi pemasaran yang tepat
untuk bertahan di pasar. Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera
belum melakukan kegiatan pemasaran secara mandalam baik
dari segi bauran produk, harga, promosi maupun distribusi
sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah
penjualan. Masalah tersebut menuntut Gapoktan untuk
merumuskan strategi pemasaran yang tepat guna menaikkan
jumlah penjualan dan pendapatannya. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu melakukan
penilaian/persepsi konsumen mengenai atribut bauran
pemasaran teh hijau celup cap dua petani sebagai pendukung
data dan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process
(AHP). Metode AHP digunakan untuk mendapatkan bobot
pada masing-masing kriteria dan sub kriteria yang digunakan
dalam penyusunan strategi pemasaran Hasil kesesuaian
identifikasi persepsi konsumen mengenai bauran pemasaran
yang diterapkan Gapoktan saat ini akan menghasilkan
beberapa taktik alternatif strategi yang akan diolah dalam
metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Bobot terbesar
akan dipilih untuk menjadi alternatif prioritas solusi terbaik
dari masalah yang dihadapi oleh Gapoktan Karya Mandiri
Sejahtera.
LANDASAN TEORI Strategi Pemasaran Strategi pemasaran adalah strategi yang
disatukan, luas, terintegrasi, dan komprehensif yang
dirancang untuk memastikan bahwa tujuan dari perusahaan
dapat dicapai melalui pelaksanaan pemasaran yang tepat oleh
organisasi. Strategi pemasaran dapat didekati dengan konsep

13
bauran pemasaran atau marketing mix (Kotler dan Keller,
2009), yang merupakan kumpulan variabel produk (product),
harga (price), saluran distribusi (place), dan promosi
(promotion). Keempat variabel bauran pemasaran tersebut
secara singkat dijelaskan sebagai berikut: 1. Product Mix
(Bauran Produk) Produk merupakan segala sesuatu yang
dapat ditawarkan produsen untuk dicari, dibeli, digunakan
atau dikonsumsi sebagai pemenuhan kebutuhan atau
keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 1997).
Keanekaragaman produk, mutu atau kualitas produk, merek
produk, kemasan, desain dan pelabelan produk, ukuran,
pelayanan, jaminan, maupun pengembalian produk, adalah
beberapa komponen yang menjadi penentu keberhasilan suatu
strategi bauran produk. 2. Price Mix (Bauran Harga) Tjiptono
(1997) menjelaskan bahwa agar dapat sukses dalam
memasarkan suatu barang atau jasa, setiap perusahaan harus
menetapkan harganya secara tepat. Strategi bauran harga yang
dilakukan oleh suatu perusahaan meliputi strategi penetapan
harga, tingkat harga, keseragaman harga, potongan harga,
kesesuaian harga dengan kualitas serta syarat-syarat
pembayaran. 3. Promotion Mix (Bauran Promosi) Bauran
komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi
utama (Kotler 2009), yaitu: a. Personal selling, merupakan
komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon
pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk kepada calon
pelanggan. b. Mass selling, merupakan pendekatan yang
menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan
informasi kepada khalayak dalam satu waktu, yang terdiri atas
periklanan dan publisitas. Periklanan dapat berbentuk
kegiatan periklanan lini bawah (below teh line) yaitu jenis

14
iklan yang tidak mengharuskan adanya komisi atau
pembayaran kepada biro iklan, seperti melalui penyebaran
brosur dan leaflet, dan kegiatan periklanan lini atas (above
teh line) yaitu jenis iklan yang mengharuskan adanya
pembayaran kepada biro iklan, seperti iklan di televisi, radio,
media cetak dan lainnya. c. Promosi penjualan, merupakan
bentuk persuasi langsung melalui penggunaan berbagai
insentif yang dapat diatur untuk merangsang pembelian
produk dan meningkatkan jumlah barang yang dibeli
pelanggan. d. Public relation, merupakan upaya komunikasi
menyeluruh suatu perusahaan untuk mempengaruhi persepsi,
opini, keyakinan dan sikap berbagai kelompok terhadap
perusahaan tersebut.
e. Pemasaran langsung, merupakan penggunaan saluran-
saluran langsung untuk menjangkau dan menyerahkan produk
kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Saluran-saluran pemasaran ini mencakup surat langsung
(direct mail), katalog, telepon, internet, email, word of mouth
dan alat penghubung non personal lainnya untuk
berkomunikasi secara langsung dengan mendapatkan
tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu. Menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh
produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan
dapat diperoleh dan tersedia bagi konsumen pada waktu dan
tempat yang tepat dimanapun konsumen berada. 4. Place Mix
(Bauran Distribusi) Saluran distribusi adalah beberapa
organisasi yang saling bergantung dan terlibat dalam proses
mengupayakan agar produk atau jasa tersedia untuk
digunakan atau dikonsumsi. Berdasarkan jumlah tingkat
perantara, distribusi barang ke konsumen dapat dibedakan

15
menjadi dua, yakni (Kotler dan Keller, 2009): a. Distribusi
langsung: disebut juga distribusi tingkat nol yang terdiri atas
produsen yang langsung menjual kepada pelanggan akhir. b.
Distribusi tidak langsung: penyaluran barang kepada
konsumen melalui perantara. Distribusi tidak langsung dapat
dibedakan berdasarkan perantara yang terlibat. Contohnya
distribusi tingkat satu berisi satu perantara penjualan seperti
pengecer. Distribusi tingkat dua berisi dua perantara dan
biasanya adalah pedagang besar dan pengecer. Distribusi
tingkat tiga berisi tiga perantara yang umumnya terdiri dari
pedagang besar, penyalur, dan pengecer sebagai perantara.
METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini dibutuhkan data yang telah ditentukan
dengan tujuan untuk mengidentifikasi tujuan masalah, kriteria
masalah dan taktik masalah Gapoktan kemudian menentukan
strategi perusahaan berdasarkan bauran pemasaran yang
sedang dijalani Gapoktan saat ini, setelah itu menetapkan
priorias strategi.
PEMBAHASAN Produk Teh Hijau Celup Cap Dua Petani yang diproduksi
oleh Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera masih mengalami
penjualan dan penerimaan yang belum stabil. Hal ini
disebabkan karena produk yang tergolong baru di pasaran
dengan tingkat persaingan yang tinggi dalam industri,
mengakibatkan produk Teh Hijau Celup Cap Dua Petani
belum dikenal dengan baik oleh masyarakat. Oleh karena itu,
Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera merancang sedemikian
rupa strategi pemasaran yang dapat digunakan untuk
mencapai visi yaitu menjadi lembaga yang mampu mandiri
dan dapat mensejahterakan petani teh rakyat. Salah satu cara
agar Gapoktan mendapatkan tingkat prioritas terbaik untuk
pelaksanaan strategi pemasarannya adalah dengan

16
menerapkan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP) dalam analisisnya. Analisis ini dilakukan
untuk merumuskan faktor-faktor yang mempengaruhi strategi
pemasaran yang dijalankan oleh Gapoktan Karya Mandiri
Sejahtera dalam memasarkan Teh Hijau Celup Cap Dua
Petani. Hierarki keputusan prioritas strategi pemasaran Teh
Hijau Celup Cap Dua Petani terdiri dari empat tingkatan.
Tingkat pertama adalah fokus dari permasalahan yang ingin
dipecahkan, dalam hal ini adalah pengambilan keputusan
strategi pemasaran yang tepat bagi Gapoktan Karya Mandiri
Sejahtera dalam memasarkan Teh Hijau Celup Cap Dua
Petani. Tingkat kedua adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
Gapoktan dalam menerapkan strategi pemasaran bagi
produknya. Tujuan yang ingin dicapai oleh Gapoktan Karya
Mandiri Sejahtera dalam menerapkan strategi bauran
pemasaran bagi Teh Hijau Celup Cap Dua Petani yaitu: 1.
Meningkatkan Penjualan Tujuan dari Gapoktan Karya
Mandiri Sejahtera dalam menerapkan strategi pemasaran
adalah untuk meningkatkan penjualan. Hal ini terkait dengan
adanya permasalahan yaitu angka penjualan yang terus
mengalami penurunan di tiap bulannya. 2. Meningkatkan
Pangsa Pasar Sebagai sebuah lembaga organisasi yang baru
masuk dalam industri minuman teh, strategi untuk
membangun pangsa pasar sangatlah penting karena
merupakan strategi jangka panjang yang akan berdampak
pada laba. Selain itu, tujuan meningkatkan pangsa pasar
ditentukan karena Gapoktan melihat kondisi saat ini, dimana
Gapoktan baru memiliki konsumen yang mencakup wilayah
Kecamatan Ciwidey dan Pasirjambu. Hal ini membuat
Gapoktan ingin memperluas pasarnya sehingga pangsa pasar

17
dapat ditingkatkan. 3. Menghadapi Persaingan Selain dua
tujuan sebelumnya Gapoktan juga memiliki tujuan untuk
menghadapai persaingan produk sejenis lainnya karena
sekarang ini terdapat beberapa merek dengan produk sejenis
yang sudah terlebih dahulu terkenal di masyarakat. Di dalam
tujuan ini Gapoktan harus terus aktif mempertahankan dan
membuat perlawanan terhadap bisnisnya dengan terus
membuat inovasi. Diharapkan dengan adanya inovasi yang
dilakukan oleh Gapoktan, produk mampu bersaing dengan
lawannya.
KESIMPULAN 1. Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera telah menjalankan
bauran pemasaran dalam memasarkan produk Teh Hijau
Celup Cap Dua Petani mencakup bauran pemasaran 4P, yaitu:
produk (meliputi keputusan mengenai kualitas bahan baku teh
hijau, mutu rasa dan aroma teh, kemasan, merek dan ukuran);
harga (meliputi keputusan mengenai penetapan harga, tingkat
harga dan mekanisme pembayaran); promosi (meliputi
keputusan mengenai kerja sama, promosi langsung
(perbincangan dari mulut ke mulut) dan promosi publisitas);
distribusi (meliputi keputusan mengenai saluran pemasaran
dan ketersediaan produk). 2. Berdasarkan analisis persepsi
konsumen, mayoritas responden menilai produk Teh Hijau
Celup Cap Dua Petani sudah baik. 3. Berdasarkan hasil
analisis dengan metode Analytical Hierarchy Process (AHP)
dapat diketahui bahwa prioritas strategi pemasaran yang tepat
untuk diterapkan oleh Gapoktan Karya Mandiri Sejahtera
dalam memasarkan produk Teh Hijau Celup Cap Dua Petani
adalah strategi meningkatkan penjualan yang menitikberatkan
pada bauran distribusi. Adapun taktik yang dapat dijalankan
gapoktan adalah dengan menambah distributor besar sebagai

18
prioritas utama bauran distribusi, meningkatkan mutu rasa
dan aroma sebagai prioritas utama dari bauranproduk,
mempertahankan harga di bawah harga rata-rata produk teh
celup yang ada di pasaran dan dengan memperluas kerjasama
sebagai prioritas pertama bauran harga dan promosi.

BAB III

PENUTUP

KELEBIHAN JURNAL 1 :

Jurnal ini membahas bahasa yang digunakan adalah bahasa baku EYD.dari abstrak

sanpai kesimpulan selaras dan sejalan dengan artikel jurnal yang disajikan.bahasa

yang digunakan juga dapat dipahami dengan baik.jurnal ini memuat inti sari dari

penelitian di lapangan.metodologi penelitian juga dapat diterima.

19
KELEBIHAN JURNAL 2:

Jurnal ini membahas menulis tujuan dan kegunaan penelitian agar pembaca dapat

lebih mengerti dalam meneliti jurnal.di bagian metode penelitian diterangkan

pengertian dari setiap penelitian.pada akhir pembahasan diberi kesimpulan agar

pembaca dapat menyimpulkan atau mengerti isi dari jurnal.

KEKURANGAN JURNAL 1:

Terdapat pemborosan kata-kata yang digunakan dan juga jurnal tersebut sangat tebal

atau banyak.

KEKURANGAN JURNAL 2:

Bahasa yang digunakan dalam jurnal tersebut kadang susah dipahami dan kata-kata

yang digunakan berbelit-belit dan juga terdapat beberapa pengulangan kata yang

kurang jelas dan kalimat yang digunakan terkadang salah huruf sebagai contoh:

pendalama,secarah,dan lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

Basu, Swastha. 2000. Manajemen Pemasaran Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada. Engel et al. 1994. Perilaku Konsumen. Terjemahan. Jilid I. Jakarta: Binarupa

Aksara. Kotler, Philip, dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran Jilid 2,
edisi Ketiga Belas, Terjemahan Bob Sabran, MM. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Rikky Wisnu Nugraha dan Wiwien Apriza. 2014. Sistem Pendukung

20
Keputusan dengan Metode AHP Untuk Meningkatkan Pemasaran Produk Teh
Di PTPN VIII Sinumba Kab. Bandung.

Saaty T. L. 1993. Proses Hierarki Analitik untuk Pengambilan Keputusan dalam


Situasi yang Kompleks (Terjemahan). PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta,
Bandung.

21

Anda mungkin juga menyukai