Anda di halaman 1dari 3

6 Golongan Orang yang Celaka dalam Hadis Nabi

Dalam sebuah hadits qudsi (hadits qudsi adalah firman Allah yang tidak masuk dalam AlQuran, yang redaksinya dibuat oleh Rasulullah), di sana dinyatakan bahwa ada 6 kelompok
orang yang celaka, yaitu:
1. Ahli ibadah yang celaka karena kesombongan
2. Kaya yang celaka karena kekayaannya
3. Orang miskin yang celaka karena kemiskinannya
4. Orang sehat yang celaka karena kesehatannya
5. Orang yang berilmu yang celaka karena keilmuannya
6. Orang bodoh yang celaka karena kebodohannya

! :


,







)


Allah Taala berfirman : Wahai manusia ! Betapa banyak lampu yang padam oleh
hembusan angin. Betapa banyak orang yang ahli ibadah celaka karena kesombongannya.
Betapa banyak orang yang kaya celaka karena kekayaannya. Betapa banyak orang yang
miskin celaka karena kefakirannya. Betapa banyak orang yang sehat celaka karena
kesehatannya. Betapa banyak orang yang berilmu celaka karena keilmuannya. Betapa
banyak orang yang bodoh celaka karena kebodohannya. Andaikata tidak ada orang-orang
tua yang selalu ruku, pemuda-pemuda yang khusyu, anak-anak kecil yang menetek, dan
binatang-binatang ternak yang berkeliaran mencari rerumputan, niscaya Aku akan
mengubah langit menjadi besi, bumi menjadi batu licin yang kering kerontang dan debu
menjadi kerikil. Setetes pun tidak akan pernah Aku turunkan air hujan dari langit, dan tak
sebutir biji pun akan Kutumbuhkan di bumi. Dan sungguh akan Kucurahkan siksa
kepadamu. (Hadits Qudsi diambilkan dari kitab al-Mawid fi al-Ahdts al-Qudsiyyah,
karya Imam Ghazali)
Terdapat isyarat yang jelas dalam kandungan hadits qudsi tadi bahwa amat banyak hal yang
telah dikaruniakan Allah S.w.t kepada manusia dalam kehidupan ini tidak dapat dimanfaatkan
dengan baik, bahkan cenderung diekspoitir dan disalahgunakan. Maka, celakalah orang-orang
yang tidak menyadari akan nimat Allah dalam dirinya! Menjadi seorang ahli ibadah adalah
sebuah nimat. Demikian pula menjadi seorang yang kaya, sehat jasmani-rohani, dan berilmu.

Ahli ibadah yang celaka adalah disebabkan kesombongannya. Dalam ibadah tidak boleh ada
perasaan bahwa hanya ibadahnya sajalah yang akan diterima oleh Allah. Apabila seseorang
merasa dekat dengan Allah, bukan berarti bahwa ia boleh menjauhkan diri dari orang lain.
Sekarang ini banyak orang baru merasa alim sedikit sudah menjauh dari masyarakat. Merasa
dirinya suci dan menganggap orang lain kotor. Allah mengetahui keadaan kita yang paling

mendalam, maka mustahil kita membenarkan diri sendiri, baik dengan berlagak bahwa kita
lebih baik dari keadaan sesungguhnya, atau dengan mencari-cari alasan untuk membenarkan
tindakan kita. Padahal, Al-Quran secara tegas menentang sikap sok suci ini:









Janganlah kamu menganggap dirimu suci. Dialah (Allah) yang lebih tahu tentang siapa
yang bertakwa. (Q, s. an-Najm /53:32)
Orang kaya yang celaka karena kekayaannya adalah orang yang tidak bisa memanfaatkan
hartanya untuk tujuan yang baik. Menjadi kaya tidak dilarang oleh agama, justru agama
memotivasi setiap orang untuk menjadi kaya: menjadi pemberi bukan peminta. Yang dilarang
adalah menghamburkan kekayaannya untuk hal-hal yang mengantarkan kita kepada
kemaksiatan. Dalam Islam, kekayaan itu harus dikelola, dan diantaranya harus didistribusikan
untuk kepentingan sosial kemasyarakatan. Sekarang ini, banyak orang kaya yang kebingungan
bagaimana mengelola kekayaannya. Orang kaya yang celaka diantaranya adalah orang kaya
yang tidak peduli pada lingkungan, tidak peka terhadap penderitaan orang lain, dan membuat
sekat tebal antara dirinya dengan orang-orang miskin
Islam menganjurkan kalau bisa seseorang jangan sampai jatuh miskin, maka ia harus berusaha
dengan sungguh-sungguh untuk mengubah nasib. Andaikata tetap miskin, meskipun telah
berusaha dengan amat keras, maka itulah kadar yang terbaik untuknya menurut Allah.
Baginya, kemiskinannya itu merupakan ujian dan cobaan hidup. Orang miskin yang celaka
karena kemiskinannya adalah mereka yang kemiskinannya itu mengantarkannya kepada
kekufuran. Banyak orang tidak tahan menjadi miskin, lalu menjual diri dan menggadaikan
imannya dengan materi. Sudah miskin, kufur lagi. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh sahabat
Anas r.a menyitir:


Kemiskinan itu sering menjerumuskan orang kepada kekafiran.
Orang sehat yang celaka karena kesehatannya adalah orang yang ketika sehat lupa daratan.
Masa sehatnya tidak digunakan untuk beribadah dan beramal. Masa sehatnya tidak digunakan
untuk investasi dunia dan akhirat. Ketika sakit ia baru menyadari bahwa ternyata sehat itu
mahal, sehat itu kesempatan untuk menggapai sebanyak mungkin akhirat. Sadar ketika sakit
bahwa betapa berharganya menjadi orang yang sehat sesungguhnya kesadaran yang terlambat.
Dalam ungkapan agama juga sering dikatakan:

Pencegahan lebih baik daripada pengobatan.


Orang berilmu yang celaka karena keilmuannya adalah orang yang menyalahgunakan ilmunya
untuk tujuan kejahatan. Menjadi sarjana bukannya dimanfaatkan untuk ikut memajukan dan
mengembangkan kesejahteraan masyarakat, tetapi malah digunakan untuk mengacaukan dan
membodohi masyarakat.
Menjadi ulama bukannya memberi pengarahan dan petunjuk kepada jalan yang benar, tetapi
malah menimbulkan perselisihan di tubuh umat. Sekarang ini banyak orang berilmu yang
keblinger, tidak tahu harus berbuat apa dengan ilmunya itu. Rusaknya alam yang akhir-akhir
ini sering kita saksikan bersama, diduga lebih banyak diakibatkan oleh ulah orang-orang yang
menyalahgunakan ilmunya bukan untuk tujuan maslahat.
Orang bodoh yang celaka karena kebodohannya adalah orang yang tidak merasa bahwa
dirinya bodoh, atau merasa dirinya bodoh tetapi tidak tergerak untuk belajar. Malah ia
memelihara kebodohan itu dalam dirinya. Maka dari itu, Islam mewajibkan umatnya untuk
terus menuntut ilmu agar tidak terjebak dalam lembah kebodohan.

Kebodohan adalah kegelapan: orang yang bodoh akan selalu berada dalam kegelapan. Ia
melihat, mendengar, merasakan, tetapi tidak mengetahui hakekat yang ia lihat, dengar dan ia
rasakan itu.
Bagian hadits qudsi tadi menyebutkan:








) .

(
Andaikata tidak ada orang-orang tua yang selalu ruku, pemuda-pemuda yang khusyu, anakanak kecil yang menetek ibunya, dan binatang-binatang ternak yang berkeliaran mencari
rerumputan, niscaya Aku akan mengubah langit menjadi besi, bumi menjadi batu licin yang
kering kerontang dan debu menjadi kerikil. Setetes pun tidak akan pernah Aku turunkan air
hujan dari langit, dan tak sebutir biji pun akan Kutumbuhkan di bumi. Dan sungguh akan
Kucurahkan siksa kepadamu.
Mudah-mudahan kita tidak termasuk dari 6 kelompok orang-orang yang celaka

Anda mungkin juga menyukai