Anda di halaman 1dari 11

MODUL PRAKTIKUM

Mata Kuliah
Teknologi Pengeringan Hasil Perikanan
Semester Genap 2020/2021

Disusun oleh:

Hani Virda Chandrayanu


26060118130064

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Diponegoro
Semarang
2021
MODUL PRAKTIKUM
Mata Kuliah
Teknologi Pengeringan Hasil Perikanan
Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu :

A. Suhaeli Fahmi, S.Pi, M.Sc (Koordinator Praktikum)


Slamet Suharto, S.Pi, M.Si
Apri Dwi Anggo, S.Pi, M.Sc

Tim Asisten :
Kristiana Febri Ariani NIM. 26060117120020
Agus Hariyanto NIM. 26060117120036
Nadia Yasmin Nashita NIM. 26060117140008
Dinda Viera Nursabrina NIM. 26060117140030

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan


Universitas Diponegoro
Semarang
2021

Page 2 of 11
Modul : Pengolahan Citra pada Produk Perikanan

Nama : Hani Virda Chandrayanu NIM: 26060118130064 Ttd:

Tinjauan Pustaka
Pengolahan citra digital merupakan kegiatan untuk mengubah informasi citra fisik non digital
menjadi digital disebut sebagai pencitraan (imaging). Citra digital dapat diolah dengan komputer
karena berbentuk data numeris. Suatu citra digital melalui pengolahan citra digital (digital image
processing) menghasilkan citra digital yang baru termasuk di dalamnya adalah perbaikan citra (image
restoration) dan peningkatan kualitas citra (image enhancement). Citra adalah suatu representasi,
kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra dapat dikatakan sebagai citra digital jika
citra tersebut disimpan dalam format digital (dalam bentuk file). Hanya citra digital yang dapat diolah
menggunakan komputer. Jenis citra lain jika akan diolah dengan komputer harus diubah dulu menjadi
citra digital (Ardhianto et al., 2013). Teknik pengolahan citra biasanya digunakan untuk melakukan
transformasi dari satu citra kepada citra yang lain. Teknik pengolahan citra bisa memberikan
informasi yang baik jika digabungkan dengan sistem pengambilan keputusan yang bisa memberikan
akurasi tinggi (Dinar et al., 2012).

Tujuan
Setelah menyelesaikan mata acara praktikum ini, mahasiswa mampu melakukan dengan benar
teknik pengolahan citra pada produk perikanan.

Kompetensi
Setelah menyelesaikan praktikum topik ini mahasiswa mampu:
1. Mendapatkan data warna pada produk perikanan;
2. Melakukan pengolahan citra pada produk perikanan.

Prosedur Kerja
a. Alat
 Mechanical Dryer
 Nampan
 Penggaris
 Alat tulis
 Timbangan digital
 Pisau

Page 3 of 11
 Talenan
 Komputer
 Kamera
 Matlab
 Photoshop

b. Bahan
 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Fillet
 Ikan Nila (Oreochromis niloticus) Segar
 Garam

c. Metode
 Pengeringan Produk Perikanan
1. Siapkan sampel ikan segar dan ikan fillet. Sampel ikan segar disiangi dan dicuci terlebih
dahulu, lalu difillet
2. Timbang dan ukur panjang serta ketebalan sampel
3. Masing-masing sampel diberi perlakuan dengan diberi penambahan garam dan tidak diberi
penambahan garam
4. Sampel diambil gambarnya untuk dilakukan analisis warna
5. Sampel dikeringkan dengan menggunakan mechanical dryer selama 7 jam dengan suhu
60º
6. Lakukan pengamatan setiap satu jam seperti langkah pada no. 2 dan no. 4
7. Data yang didapatkan kemudian dihitung susut bobot dan dilakukan pengolahan image
analysis dengan menggunakan aplikasi matlab atau photoshop

Bobot awal−Bobot akhir


Susut Bobot= ×100 %
Bobot Awal

Page 4 of 11
 Pengolahan Citra

Gambar 1. Proses analisa citra (Utami et al., 2015; Rohpandi et al., 2018; dan Kusnadi, 2011).

Lembar Hasil Pengamatan


Tabel 1. Hasil Perhitungan Susut Bobot Fillet Ikan Nila (Tilapia sp.) Tipis Bergaram Kelompok 6
No Data Jam Berat Panjang Tebal Kenampakan
Ke- (g) (cm) (cm)
1 0 40 12,5 1 Utuh, segar, tesktur lunak
2 1 28 9,5 0,7 Utuh, tesktur lunak, warna kecoklatan
3 2 25 9 0,7 Utuh, tesktur agak padat, warna putih kecoklatan
4 3 22 9 0,6 Utuh, tesktur padat, warna agak pudar
5 4 19 9 0,6 Utuh, tesktur kering, warna pudar
6 5 18 9 0,5 Utuh, warna agak pucat, tesktur kering dan padat
7 6 18 8,9 0,5 Utuh, tesktur kering, warna pucat
8 7 18 8,9 0,4 Utuh, tesktur kering dan padat, warna pucat

Page 5 of 11
Perhitungan susut bobot :
Bobot awal−Bobot akhir
Susut Bobot= ×100 %
Bobot Awal
= 40 – 18 x 100%
40
= 55%

Kesimpulan Sementara :
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil percobaan terhadap fillet ikan tipis
bergaram dari jam ke 0 sampai jam ke 7 menunjukkan bahwa proses pengeringan mempengaruhi hasil
yaitu terjadi perubahan pada berat, panjang dan ketebalan sampel yang berkurang atau mengalami
penurunan selama pengeringan serta kadar air fillet ikan yang menurun sampai sampel menjadi
kering. Perubahan warna juga terjadi akibat pengeringan yaitu warna sampel menjadi pucat.
Perubahan bobot pada sampel ikan yang menyusut karena proses pengeringan yaitu dengan hasil
perhitungan susut bobot yang diperoleh sebesar 55%.

Page 6 of 11
Pembahasan:
Citra adalah suatu representasi, kemiripan, atau imitasi dari suatu objek atau benda. Citra
dapat dikatakan sebagai citra digital jika citra tersebut disimpan dalam format digital (dalam bentuk
file). Hanya citra digital yang dapat diolah menggunakan komputer. Jenis citra lain jika akan diolah
dengan komputer harus diubah dulu menjadi citra digital. Citra biner merupakan citra digital dengan
dua kemungkinan nilai pixel yaitu pixel-pixel objek bernilai 1 dan pixel-pixel latar belakang bernilai
0. Suatu citra RGB (Red, Green, Blue) terdiri dari tiga bidang citra yang saling lepas, masing masing
terdiri dari warna utama, yaitu : merah, hijau dan biru di setiap pixel yaitu R (unsur warna merah),G
(unsur warna hijau) dan B (unsur warna biru). Untuk melakukan perubahan suatu gambar full color
(RGB) menjadi suatu citra grayscale (gambar keabuan). Segmentasi citra adalah proses pengolahan
citra yang bertujuan untuk memisahkan wilayah (region) objek dengan wilayah latar belakang agar
objek yang diamati lebih mudah dianalisis dalam rangka mengenali objek yang banyak melibatkan
persepsi visual. Sebuah citra digital dapat mewakili oleh sebuah matriks yang terdiri dari M kolom N
baris dimana perpotongan antara kolom dan baris disebut piksel ( pixel = picture element) yaitu
elemen terkecil dari sebuah citra. Menurut Kumaseh et al. (2013), citra adalah gambar pada bidang
dua dimensi yang dihasilkan dari gambar analog dua dimensi dan kontinus menjadi gambar diskrit,
melalui proses sampling gambar analog dibagi menjadi M baris dan N kolom sehingga menjadi
gambar diskrit.
Kegiatan untuk mengubah informasi citra fisik non digital menjadi digital disebut sebagai
pencitraan (imaging). Sistem pengolahan citra yang mampu mendeteksi gerakan objek berwarna
merah yang tertangkap oleh webcam. Ketika memulai MATLAB hal pertama yang anda lihat adalah
MATLAB desktop. Yang terdiri dai perangkat GUI untuk memanajemen file, variabel dan aplikasi
yang berkaitan dengan MATLAB. Pertama anda memulai MATLAB, desktop muncul dengan lay-out
default yang dapat diubah sesuai kebutuhan seperti merubah ukuran, menggeser dan menutup tools.
Analisis dengan MATLAB dengan melakukan koding agar membersihkan data-data sebelumnya
sehingga tidak tercampur. Memasukkan foto sampel pada MATLAB. Melakukan sublot untuk
membagi hasil gambar menjadi 1 lembar. Menentukan nilai thresholding untuk memotong gambar
yang diuji sehingga lebih fokus terhadap gambar. Tahap selanjutnya melakukan analisis RGB, analisis
HSV dan analisis Lab. Analisis citra pada thresholding membutuhkan suatu nilai yang digunakan
sebagai nilai pembatas antara objek utama dengan latar belakang dan nilai tersebut dinamakan dengan
threshold. Menurut Setiawan et al. (2019), thresholding adalah sebuah algoritma yang di ajukan
dalam tulisan ini untuk melakukan segmentasi citra digital yang kemudian akan dibaca sebagai hasil
citra tersegmentasi. Metode thresholding bekerja dengan beberapa langkah yaitu Mengkonversi ruang
warna citra RGB menjadi Grayscale, Melakukan segmentasi citra menggunakan metode thresholding,
Melakukan operasi komplemen agar objek yang bernilai 1 (berwarna putih), sedangkan background

Page 7 of 11
yang bernilai 0 (berwarna hitam) dan Melakukan operasi morfologi untuk menyempurnakan bentuk
objek pada citra biner hasil segmentasi.
Sampel fillet ikan nila (Tilapia sp) tipis bergaram dianalisis dengan cara mengolah citra
sampel menggunakan aplikasi MATLAB. Hasil yang diperoleh adalah nilai terhadap warna sampel
setelah difoto pada box foto dengan webcam. Sampel yang dianalisis merupakan gambar proses
pengeringan selama 7 jam dengan diamati setiap 1 jam. Sampel diolah dengan aplikasi MATLAB
menunjukkan hasil citra dari sampel. Menurut Wu et al. (2012), informasi spasial dari pencitraan
penting untuk pemeriksaan makanan terperinci untuk memvisualisasikan komponen warna dengan
nilai. Pembangkitan distribusi warna memungkinkan untuk mengamati perbedaan warna dari
perubahan yang terjadi pada sampel.
Sampel fillet ikan nila ( Tilapia sp.) tipis bergaram mengalami penurunan berat atau susut
bobot. Berat sampel dari 40 gram menjadi 22 gram. Hasil perhitungan dari nilai susut bobot
sampel maka mendapat nilai sebesar 55%. Semakin tinggi suhu dan lamanya waktu pengeringan,
memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap kecepatan perpindahan air sehingga semakin cepat
terjadi penguapan, dan kandungan air di dalam bahan menjadi semakin rendah. Namun, semakin lama
waktu pengeringan bukan berarti pengeringan akan semakin baik karena terdapat waktu pengeringan
optimum yaitu lama pengeringan sampai bahan baku mencapai kadar air sesuai Standar Nasional
Indonesia. Pada awal pengeringan laju pengeringan menurun dengan cepat kemudian menurun sangat
lambat sampai proses pengeringan berakhir, hal ini dikarenakan kandungan air bebas yang terdapat
dalam bahan masih tinggi sehingga air lebih mudah menguap selama periode awal pengeringan, dan
pada periode akhir pengeringan tinggal tersisa air terikat yang sulit untuk serta saat kadar air bahan
mendekati kadar air kesetimbangan, penguapan air bahan semakin dikit dan laju pengeringan semakin
melambat. Lama pengeringan membuat sampel mengalami susut bobot. Menurut Yuliati et al.
(2020), semakin lama waktu pengeringan maka penurunan kadar air yang terjadi pada ikan asin akan
semakin besar. Hal ini dikarenakan lamanya waktu pengeringan akan mengakibatkan kontak antara
ikan asin dengan udara panas semakin lama sehingga kadar air yang menguap akan semakin besar.
Hasil ikan kering pada tiap perlakuan berbeda. Perbedaan hasil yang diperoleh disebabkan
perlakuan yang berbeda dengan ukuran ikan yang berbeda. Sampel yang digunakan terdiri dari
ikan yang tebal dan tipis kemudian ikan yang digarami dan tidak bergaram. Susut bobot ikan
dengan garam lebih cepat mengalami susut bobot daripada ikan tanpa garam karena garam dapat
mempercepat penguapan air pada sampel. Warna sampel ikan bergaram yang dihasilkan dari
pengeringan menjadi pucat. Menurut Tumbelaka et al. (2013), konsentrasi garam dan lama
penggaraman yang semakin tinggi membuat penerimaan panelis cenderung semakin menurun.
Konsentrasi garam dan lama penggaraman yang semakin tinggi diduga menyebabkan kenampakan
ikan asin kering terlihat lebih putih karena kristal garam yang terdapat pada permukaan tubuh ikan
sehingga tingkat kesukaan panelis berkurang. Ikan yang berlemak tinggi membuat penetrasi garam
Page 8 of 11
dalam tubuh ikan menjadi tidak sempurna dan mengakibatkan kristal garam lebih banyak tertinggal
pada bagian luar tubuh ikan bandeng asin kering.
Produk ikan kering dianalisis dengan melakukan pengolahan citra menggunakan aplikasi
MATLAB. Hasil yang diperoleh adalah perubahan warna sampel setelah mengalami pengolahan
citra. Sampel yang digunakan berwarna coklat. Proses pengeringan menyebabkan terjadi
pencoklatan (browning) karena terjadinya oksidasi lemak pada ikan. Sampel ikan kering diolah
dengan aplikasi MATLAB menghasilkan tampilan citra dari produk. Menurut Bee et al. (2016),
tampilan kerja sistem aplikasi ini juga terdapat lima panel yaitu panel original image yang berfungsi
untuk menampilkan citra original. Panel grayscale berfungsi untuk menampilkan citra grayscale,
panel image histogram berfungsi untuk menampilkan histogram citra (grayscale histogram, red
histogram, green histogram, dan blue histogram).
Warna menjadi salah satu parameter dari nilai kenampakan suatu produk. Penerimaan
panelis terhadap produk pengeringan dapat ditentukan berdasarkan parameter penampakan, warna dan
kecerahan produk. Nilai penerimaan panelis terhadap penampakan produk pengeringan sangat nyata
dipengaruhi oleh metode pengeringan. Pengering mekanis menghasilkan produk dengan warna yang
lebih disukai oleh panelis. Warna produk yang dihasilkan dengan pengeringan matahari lebih coklat
dibandingkan yang dikeringkan dengan pengering mekanis. Warna coklat diduga terjadi akibat reaksi
pencoklatan non-enzimatis antara protein, peptidapeptida dan asam amino bebas dengan hasil
dekomposisi lemak. Menurut Aksoy et al. (2016), perubahan warna selama pengeringan disebabkan
oleh oksidasi, perubahan struktur permukaan daging, dan reaksi pencoklatan non-enzimatis. Suhu
tinggi dalam jangka waktu yang lama menyebabkan hilangnya warna. Suhu tinggi menyebabkan
degradasi beberapa komponen sensitif seperti mengurangi kualitas warna.
Kerusakan bahan pangan disebabkan oleh dua hal yaitu kerusakan oleh sifat alamiah dari
produk secara spontan dan kerusakan karena pengaruh lingkungan. Bahan pengemas diperlukan untuk
membatasi bahan pangan dengan lingkungan untuk mencegah kerusakan sehingga produk mempunyai
daya tahan lebih lama. Penyimpanan yang tepat dapat mempertahankan kadar air tetap rendah dan
mencegah kerusakan karena mikroba. Penyimpanan yang benar juga akan melindungi produk dari
serangan serangga dan tikus. Ikan kering harus dikemas dalam wadah yang kering dan kedap air
seperti gelas jar atau plastik kedap air dan kedap udara. Kerusakan mikrobiologis yang biasa terjadi
pada ikan kering yaitu Pink Spoilage yang disebabkan oleh bakteri halofilik yang secara perlahan-
lahan berkembang biak dan membentuk pigmen berwarna kuning kemerahan. Bakteri tersebut akan
cepat menguraikan daging ikan yang menimbulkan bau busuk dan tengik, daging menjadi lunak dan
berwarna keabu-abuan serta mudah lepas dari tulangnya. Dun Spoilage dikarenakan semacam jamur
yang hidup hanya pada permukaan daging ikan dan membentuk pigmen berwarna keabu-abuan. Rust
Spoilage merupakan kerusakan yang menyebabkan daging berwarna cokelat keabu-abuan dengan bau
tengik yang mencolok. Saponifikasi dikarenakan aktivitas bakteri anaerob yang menghasilkan lendir
Page 9 of 11
berbau sangat busuk. Jamur menyebabkan kerusakan yang ditimbulkan dari berbagai jenis jamur,
contohnya Sporendonemia epizoum yang mengakibatkan bercak-bercak pada daging ikan. Kerusakan
yang ditimbulkan oleh jamur ini dapat menurunkan harga jual ikan kering. Menurut Fahmi (2015),
produk dengan Aw lebih dari 0,7 akan memungkinkan jamur untuk tumbuh. Jamur lebih cepat
tumbuh pada ikan yang memiliki kadar air dan Aw lebih tinggi.
Kesimpulan dan saran:

Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diberikan dari hasil praktikum Pengolahan Citra pada Produk
Perikanan adalah mampu melakukan dengan benar teknik pengolahan citra pada produk perikanan.
Siapkan box foto yang dilengkapi lampu dan kamera. Fillet ikan nila dengan pisau. Fillet diberi garam
selama 15 menit. Fillet diukur panjang dan tebal dengan penggaris serta berat dengan timbangan
analitik. Keringkan dalam mechanical dryer selama 7 jam pada suhu 60oC dengan melakukan
pengukuran dan foto setiap 1 jam. Catat semua data yang diperoleh. Analisis data foto dengan aplikasi
matlab. Hitung susut bobot dari data pengukuran. Catat hasil analisis matlab dan susut bobot.

Saran

Saran yang dapat diberikan dari hasil praktikum Pengolahan Citra pada Produk Perikanan
sebagai berikut:

1. Sebaiknya menggunakan sampel yang berbeda agar bisa melihat perbedaan hasil yang diperoleh;

2. Sebaiknya memperhatikan waktu ketika pemberian garam dengan benar pada sampel; dan

3. Sebaiknya memperhatikan waktu pengamatan saat proses pengeringan setiap 1 jam dengan tepat.

Page 10 of 11
Daftar Pustaka
Aksoy, A., S. Karasu., A. Akcicek dan S. Kayacan. 2019. Effects Of Different Drying Methods On
Drying Kinetics, Microstructure, Color, And The Rehydration Ratio Of Minced Meat. Journal
Foods, 8(6): 1-14.

Ardhianto, E., W. Hadikurniawati dan Z. Budiarso. 2013. Implementasi Metode Image Subtracing
dan Metode Regionprops untuk Mendeteksi Jumlah Objek Berwarna RGB pada File Video.
Jurnal Teknologi Informasi DINAMIK, 18(2): 91-100.

Bee, D., W. Weku dan A. Rindengan. 2016. Aplikasi Penentuan Tingkat Kesegaran Ikan Selar
Berbasis Citra Digital Dengan Metode Kuadrat Terkecil. Jurnal Cartesian, 5(2): 121-130.

Dinar, L., A. Suyantohadi dan M. A. F. Failah. 2012. Pendugan Kelas Mutu Berdasarkan Analisa
Warna dan Bentuk Biji Pala (Myristica fragrans houtt) Menggunakan Teknologi Pengolahan
Citra dan Jaringan Saraf Tiruan. Jurnal Keteknikan Pertanian, 26(1): 53-59.

Fahmi, A. S. 2015. Kemunduran Mutu Dan Umur Simpan Ikan Teri Nasi Setengah Kering
(Stolephorus spp) Selama Penyimpanan Dingin. Indonesian Journal of Fisheries Science and
Technology, 11(1): 41-46.

Kumaseh, M. R., L. Latumakulita dan N. Nainggolan. 2013. Segmentasi Citra Digital Ikan
Menggunakan Metode Thresholding. Jurnal Ilmiah Sains, 13(1): 74-79

Setiawan, I., W. Dewanta., H. A. Nugroho dan H. Supriyono. 2019. Pengolah Citra Dengan Metode
Thresholding Dengan Matlab R2014A. Jurnal Media Infotama, 15(2): 65-70.

Tumbelaka, R. A., A. S. Naiu dan F. A. Dali. 2013. Pengaruh Konsentrasi Garam Dan Lama
Penggaraman Terhadap Nilai Hedonik Ikan Bandeng (Chanos chanos) Asin Kering. The NIKe
Journal, 1(1): 48-54.

Wu, D., D. W. Sun dan Y. He. 2012. Application Of Long-Wave Near Infrared Hyperspectral
Imaging For Measurement Of Color Distribution In Salmon Fillet. Innovative Food Science &
Emerging Technologies, 16: 361-372.

Yuliati, S., L. Kalsum., R. Junaidi., Fadarina., R. R. R. Azizzah., W. A. Utami dan G. M. Ningrum.


2020. Rancang Bangun Tray Dryer Sistem Hybrid (Surya-Heater) Untuk Pengeringan Ikan
Asin. Jurnal Kinetika, 11(2): 10-18.

Nilai :……………………………………………….
Draft :……………………………………………….
Nama dan paraf asisten:……………………..
…………………………………………………………
…………………………………………………………

Page 11 of 11

Anda mungkin juga menyukai