Anda di halaman 1dari 110

EVALUASI PELAKSANAAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP

PERSEDIAAN DAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA

PT. PRIMAJAYA

SKRIPSI

Program Studi Akuntansi

Nama : IKA WAHYUNI ETJEP

NIM : 4320411-001

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA
2008

EVALUASI PELAKSANAAN PENGUJIAN SUBTANTIF TERHADAP

PERSEDIAAN DAN HARGA POKOK PENJUALAN PADA

PT. PRIMAJAYA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar SARJANA EKONOMI

Program Studi Akuntansi

Nama : IKAWAHYUNI ETJEP

NIM : 4320411-001
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS MERCUBUANA

JAKARTA

2008

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

NAMA : IKA WAHYUNI ENTJEP

NIM : 4320411-001

Program Studi : Akuntansi

Judul Skripsi : EVALUASI PELAKSANAAN PENGUJIAN

SUBTANTIF TERHADAP PERSEDIAAN DAN

HARGA POKOK PENJUALAN PADA PT.

PRIMAJAYA.

Tanggal Ujian Skripsi :


Disahkan Oleh :

Dosen Pembimbing,

( Sri Rahayu SE, M.Si)

Tanggal : 15.06.08

Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Jurusan Akuntansi,

(Drs. Hadri Mulya, M.Si) (H. Sabarudin Muslim, SE, M.Si)

Tanggal : Tanggal :

KATA PENGANTAR

Assallamuallaikum WR.WB

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas segala

rahmat, karunia, dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Mercu

Buana.

Adapun Judul yang penulis pilih dalam skripsi ini adalah “EVALUASI

PELAKSANAAN PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PERSEDIAAN

DAN HARGA POKOK PENJUALAN”.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin

untuk mencapai hasil yang terbaik, namun penulis menyadari keterbatasan yang

dimiliki. Oleh karena itu jika terdapat kekurangan yang disebabkan atas keterbatasan

tersebut, penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun.

Selesainya penulisan Skripsi ini juga tidak lepas dari peran serta berbagai

pihak yang secara langsung membantu dalam proses penyelesaiannya. Oleh karena

itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. Jika bukan karena kuasa-Nya penulis ini tidak mungkin dapat

menyelesaikan penulisan ini.

2. Kepada Papa dan Mama yang tercinta yang selalu memberikan motivasi

nasehat dan tentunya doa yang diberikan kepada penulis.

3. Untuk kakak-kakaku dan adikku yang selalu mendoakan dan memberikan

motivasi kepada penulis.


4. My lovely, Widiyatno, berkat cinta dan kasih sayangnya yang selalu

memberikan perhatian dan mensupport penulis untuk menyelesaikan

perkuliahan dan penulisan skripsi ini.

5. Ibu Sri Rahayu, SE, M. AK. Selaku pembimbing yang telah banyak

meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan saran-saran yang berguna bagi

penulis, serta selalu sabar memberikan bimbingan dari awal kuliah sampai

terselesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Sabaruddin Muslim, SE, M. Si. Selaku ketua Jurusan Akuntansi

Universitas Mercu Buana.

7. Tim penguji yang telah meluangkan waktunya untuk bersedia menguji penulis

pada saat ujian kesarjanaan.

8. Seluruh staff pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana yang telah

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama masa perkuliahan.

9. Seluruh Karyawan Universitas Mercu Buana yang selama ini telah banyak

membantu.

10. Teman-teman kantorku yang telah membantu penulis dalam menyusun skipsi

ini.

11. Sahabat-sahabatku, terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya, dan

atas persahabatan, kehangatan dan keceriaannya selama ini, semoga kita tetap

bersahabat.
Segala upaya dan kemampuan telah penulis berikan agar skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik. Semoga penulisan karya ilmiah atau skripsi ini bermanfaat

bagi para pembaca atau pengguna.

Wassallamualaikum WR. WB.

Jakarta, Juni 2008

Penulis

Ika Wahyuni Entjep

DAFTAR ISI
HALAMAN

LEMBAR PENGESAHAN................................................................i

KATA PENGANTAR.........................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN....................................................................viii

DAFTAR TABEL..............................................................................ix

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian..............................................................1

B. Perumusan Masalah.......................................................................3

C. Tujuan Penelitian...........................................................................4

D. Manfaat Penelitian.........................................................................4

BAB II : LANDASAN TEORI

A. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)

1. Deskripsi Mengenai Auditing...................................................5

2. Standar Pemeriksaan Akuntan Publik.......................................7

3. Penggolongan Pemeriksaan Akuntan........................................8

B. Tahap-Tahap Audit......................................................................10
C. Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

1. Pengertian Persediaan dan Harga Pokok Penjualan................12

2. Penentuan Kuantitas Persediaan dan Harga

Pokok Penjualan......................................................................14

3. Sistem Pencatatan Persediaan dan Harga

Pokok Penjualan.....................................................................19

D. Pengendalian Intern Persediaan dan Harga

Pokok Penjualan...........................................................................20

E. Pengujian Substantif Terhadap Persediaan dan

Harga Pokok Penjualan

1. Tujuan Pengujian Substantif...................................................26

2. Kerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk pengujian

Substantif Terhadap Persediaan dan Harga Pokok Penjualan 28

F. Materialitas..................................................................................36

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. Primajaya................................................37

2. Kondisi Kegiatan Usaha Perusahaan.......................................37

3. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan..............................38

B. Metode Penelitian........................................................................47
C. Definisi Operasional Variabel.....................................................48

D. Metode Pengumpulan Data.........................................................49

E. Metode Analisa Data....................................................................50

BAB IV : ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pengendalian Intern Persediaan

1. Pengendalian Intern Persediaan...............................................51

2. Kebijaksanaan Akuntansi Persediaan......................................51

B.Evaluasi Pelaksanaan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan

dan Harga Pokok Penjualan

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Substantif Terhadap

Persediaan dan Harga Pokok Penjualan............................57

2. Pelaksanaan Pengujian Substantif....................................66

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan..................................................................................85

B. Saran............................................................................................86
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Kuesioner Pengendalian Intern

Lampiran II : Nota Retur

Lampiran III : Nota Transfer

Lampiran VI : Nota Pemasukan Barang


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Prosedur Audit............................................................................28

Tabel 2.2 : Tujuan Spesifik Audit dan Prosedur Pengamatan Persediaan

……………………………………............................................31

Tabel 2.3 : Tujuan Spesifik Audit dan Prosedur Pengujian Terinci Atas Saldo

………………………………………........................................34

Tabel 4.1 : Persediaan PT.Primajaya 31 Desember 2000.............................52

Tabel 4.2 : Prosedur Pengujian Substantif....................................................58

Tabel 4.3 : Daftar Persediaan PT. Primajaya setelah dikoreksi....................84


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Menurut Riyanto Bambang (2001 : 21), laporan keuangan merupakan hasil dari

proses akuntansi. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan

keuangan. Laporan keuangan yang terutama terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi,

Perubahan Modal, Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas laporan Keuangan. Laporan

keuangan tersebut harus diaudit untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan

yang dihasilkan oleh manajemen. Integritas manajemen merupakan salah satu faktor

yang menentukan kualitas informasi yang terkandung didalam laporan keuangan.

Informasi merupakan sumber daya yang sangat penting bagi perusahaan.

Informasi tidak hanya diperlukan oleh pihak-pihak di dalam perusahaan, tetapi juga
diperlukan oleh pihak-pihak di luar perusahaan. Menurut Anthony dan Govindarajan

(2005 : 110) informasi yang diperlukan oleh manajeman dapat berasal dari:

1. Informasi eksternal, yaitu informasi yang berasal dari pihak lain diluar
perusahaan. Informasi eksternal jauh lebih bervariasi, baik sumbernya,
formalitasnya maupun bentuknya.
2. Informasi internal, yaitu informasi yang berasal dari dalam perusahaan.
Informasi internal lebih mudah didapatkan dibanding dengan informasi
eksternal, karena datanya sudah tersedia didalam perusahaan dan sumbernya
pasti, sehingga manajemen dapat mengolah data menjadi yang sesuai dengan
keinginannya.

Salah satu pos yang terdapat dalam neraca adalah persediaan. Persediaan yang

dimaksudkan adalah persediaan barang – barang yang menjadi objek usaha pokok

perusahaan. Persediaan barang merupakan elemen yang sangat penting dalam

penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran maupun

perusahaan partai besar.

Persediaan barang baik dalam usaha dagang maupun dalam perusahaan

manufaktur merupakan jumlah yang akan mempengaruhi neraca maupun laporan laba

rugi. Oleh karena itu persediaan barang yang dimiliki selama satu periode harus dapat

dipisahkan mana yang sudah dapat dibebankan sebagai biaya (Harga Pokok

Penjualan) yang akan dilaporkan dalam laba rugi dan mana yang masih belum terjual

yang akan menjadi persediaan dalam neraca.

Persediaan pada perusahaan dagang disebut persediaan barang dagangan atau

kadang – kadang disingkat persediaan, yang terdiri atas barang – barang yang

disediakan untuk dijual kepada para konsumen selama periode normal kegiatan

perusahaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada awal (hari pertama) suatu
periode akuntansi, disebut persediaan awal, Persediaan yang dimiliki perusahaan pada

akhir suatu periode akuntansi disebut persediaan akhir. Sudah barang tentu persediaan

akhir suatu periode akan menjadi persediaan awal untuk periodde akuntansi

berikutnya. Persediaan akhir dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva lancar.

Penentuan kuantitas dan harga pokok barang yang ada dalam persediaan pada

akhir periode (persediaan akhir), dan harga pokok barang yang sudah dijual selama

periode (harga pokok penjualan) merupakan masalah yang cukup pelik dalam laporan

keuangan. Hal ini menjadi masalah yang sulit karena angka persediaan akhir disatu

pihak akan dicantumkan dalam neraca sebagai persediaan, dan di lain pihak akan

dicantumkan dalam laporan laba rugi sebagai salah satu elemen yang akan

berpengaruh pada penentuan laba bersih perusahaan.

Selain itu persediaan dan harga pokok penjualan merupakan account yang

signifikan dalam manajemen perusahaan, karena baik buruknya perusahaan

ditunjang oleh kemampuan manajemen dalam menangani persediaan dan harga

pokok penjualan. Oleh karena itu penting sekali dilakukan sustantif test.

Mengingat pentingnya substantif test (pengujian substantif) terhadap suatu

transaksi terutama terhadap persediaan dan harga pokok penjualan yang memiliki

jumlah yang cukup besar, maka dipilih judul “Evaluasi Pelaksanaan

Pengujian Substantif Terhadap Persediaan Dan Harga Pokok

Penjualan Pada PT. Primajaya”.


B. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah, maka permasalahan yang dihadapi

dapat dirumuskan sebagai berikut:

“Bagaimana Evaluasi Pelaksanaan Pengujian Substantif Terhadap Persediaan Dan

Harga Pokok Penjualan Pada PT. Primajaya?”.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelaksanaan pengujian substantif

terhadap persediaan dan harga pokok penjualan pada PT. Primajaya.

D. Manfaat Penelitian

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Bagi Mahasiswa, sebagai media untuk pengaplikasian ilmu yang telah

diperoleh selama menempuh pendidikan serta untuk menambah wawasan dan

pengetahuan khususnya yang berkaitan dengan pelaksanaan pengujian

substantif terhadap persediaan dan harga pokok penjualan.

2. Bagi Perusahaan yang diteliti, diharapkan akan menjadi bahan masukan

dalam menentukan langkah – langkah yang harus ditempuh perusahaan untuk

menangani persediaan dan harga pokok penjualan agar dapat menyajikan


laporan keuangan yang wajar serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan

dimasa yang akan datang.

3. Bagi Praktisi / Masyarakat, sebagai bahan tambahan pengetahuan dan

wawasan tentang pelaksanaan pengujian substantif terhadap persediaan dan

harga pokok penjualan.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemeriksaan Akuntan (Auditing)

1. Deskripsi Mengenai Auditing

Untuk mempelajari auditing, dan profesi akuntan publik, perlu kiranya

diketahui definisi audit. Definisi audit yang sangat terkenal adalah definisi yang

berasal dari A Statement of Basic Auditing Concept yang diambil oleh Mulyadi

(2002 : 1) yang mendefinisikan auditing sebagai:

“Suatu proses sistematik untuk menghimpun dan mengevaluasi bukti-bukti


secara objektif mengenai asersi–asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi– asersi tersebut
dengan kriteria yang telah ditentukan dan menyampaikan hasilnya kepada
para pemakai yang berkepentingan.”

Definisi tersebut dapat diuraikan menjadi 7 elemen yang harus diperhatikan

dalam melaksanakan audit, yaitu:

a. Proses yang sistematik.

Auditing merupakan rangkaian proses dan prosedur yang bersifat

logis,terstruktur dan terorganisir.

b. Menghimpun dan mengevaluasi bukti secara objektif.

Hal ini berarti bahwa proses sistematik yang dilakukan tersebut

merupakan proses untuk menghimpun bukti–bukti yang mendasari asersi–

asersi yang dibuat oleh individu maupun entitas.

c. Asersi–asersi tentang berbagai tindakan dan kejadian ekonomi.

Untuk audit laporan keuangan historis, asersi merupakan pernyataan

manajemen melalui laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi

yang berlaku umum.

d. Menentukan tingkat kesesuaian (degree of correspondence).

Hal ini berarti penghimpunan dan pengevaluasian bukti–bukti

dimaksudkan untuk menentukan dekat tidaknya asersi–asersi tersebut

dengan kriteria yang ditetapkan.

e. Kriteria yang ditentukan.


Kriteria yang ditentukan merupakan standar–standar pengukur untuk

mempertimbangkan asersi–asersi.

f. Menyampaikan hasil-hasilnya.

Hal ini berarti hasil–hasil audit dikomunikasikan melalui laporan tertulis

yang mengindikasikan tingkat kesesuaian antara asersi–asersi dan kriteria

yang telah ditentukan.

g. Para pemakai yang berkepentingan.

Para pemakai yang berkepentingan merupakan para pengambil keputusan

yang menggunakan dan mengandalkan temuan–temuan yang

diinformasikan melalui laporan audit dan laporan lainnya.

Menurut H.S. Munawir (2000 : 1) pengertian auditing:

“Auditing merupakan salah satu bidang akuntansi yang membahas tentang


prinsip, prosedur, dan metode perolehan dan penilaian bukti yang berkaitan
dengan laporan keuangan dengan tujuan untuk memberikan pendapat
mengenai kewajaran atau kesesuaian laporan keuangan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan yaitu prinsip akuntansi yang berlaku umum.”

2. Standar Pemeriksaan Akuntan Publik (Standar Auditing)

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menerapkan dan mengesahkan standar

auditing nyang terdiri dari sepuluh standar. Standar auditing merupakan suatu
kaidah agar mutu auditing dapat dicapai sebagaimana mestinya. Standar auditing

ini harus diterapkan dalam setiap audit atas laporan keuangan, yang dilakukan

auditor independen secara lengkap. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam

Standar Profesional Akuntan Publik (PSA No. 01, 2001 : SA Seksi 150), standar

auditing adalah sebagai berikut:

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih memiliki keahlian


dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi
dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik – baiknya dan jika digunakan


asisten harus disupervisi dengan semestinya.
2. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern harus
diperolah untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan
lingkup pengujian yang akan dilakukan.

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,


pengamatan, pengajuan pertanyaan, dan konfirmasi sebagai dasar yang
memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan
c. Standar Pelaporan

1. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah


disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
2. Laporan audit harus menunjukkan keadaan yang di dalamnya prinsip
akuntansi tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan
keuangan periode berjalan dalam hubungannya dengan prinsip
akuntansi yang diterapkan dalam periode sebelumnya.
3. Pengungkapan informative dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
4. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan.

3. Penggolongan Pemeriksaan Akuntan

Audit pada umumnya digolongkan, menjadi beberapa jenis yaitu:

Menurut Mulyadi (2002 : 30), ditinjau dari jenis pemeriksaan, audit bisa

dibedakan atas:

a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)

Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor


independen terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk
menyatakan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
Dalam audit laporan keuangan ini, auditor independen menilai kewajaran
laporan keuangan atas dasr kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi
berterima umum. Hasil auditing terhadap laporan keuangan tersebut
disajikan dalam bentuk tetulis berupa laporan audit. Laporan audit ini
dibagikan kepada para pemakai informasi keuangan seperti pemegang
saham, kreditur, kantor pelayanan pajak.

b. Audit Kepatuhan (Complance Audit)

Audit kepatuhan adalah audit yang tujuannya untuk menentukan apakah


yang diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Hasil audit
kepatuhan umumnya dilaporkan kepada pihak yang berwenang membuat
kriteria. Audit kepatuhan banyak dijumpai dalam pemerintahan.
c. Audit Operasional (Operational Audit)

Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan


organisasi, atau bagian daripadanya, dalam hubungannya dengan tujuan
tertentu.
Tujuan audit operasional adalah untuk:
1. Mengevaluasi kinerja.
2. Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatkan.
3. Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.

Menurut Agoes Sukrisno (2004 : 10), ditinjau dari luasnya pemeriksaan, audit

dapat dibedakan sebagai berikut:

a. General Audit (Pemeriksaan Umum)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh


KAP yang independen dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat
mengenai kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pemeriksaan
tersebut harus dilakukan sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik dan memperhatikan Kode Etik Akuntan Indonesia yang telah
disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.

b. Special Audit (Pemeriksaan Khusus)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang


dilakukan oleh KAP yang independen, dan pada akhir pemeriksaannya
auditor tidak perlu memberikan pendapat terhadap kewajaran laporan
keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan terbatas pada pos
atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang
dilakukan juga terbatas. Misalnya KAP diminta untuk memeriksa apakah
terdapat kecurangan terhadap penagihan piutang dagang di perusahaan.

Laporan keuangan yang merupakan tanggung jawab manajemen perlu di audit

oleh kantor akuntan publik (KAP) yang merupakan pihak ketiga yang

independen, karena:

1. Jika tidak di audit, ada kemungkinan bahwa laporan keuangan tersebut

mengandung kesalahan baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.


Karena itu laporan keuangan yang belum diaudit kurang dipercaya

kewajarannya oleh pihak–pihak yang berkepentingan terhadap laporan

keuangan tersebut.

2. Jika laporan keuangan sudah diaudit dan mendapat opini unqualified (wajar

tanpa pengecualian) dari KAP, berarti pengguna laporan keuangan tersebut

bebas dari salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip

akuntansi yang berlaku umum.

B. Tahap – Tahap Audit

Tujuan umum Audit atas laporan keuangan adalah untuk menyatakan

pendapat atas kewajaran laporan keuangan, dalam semua hal yang material, sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Kewajaran laporan keuangan

dimulai berdasarkan asersi yang terkandung dalam setiap unsur yang disajikan

dalam laporan keuangan. Asersi (assertions) adalah pernyataan manajemen yang

terkandung didalam komponen laporan keuangan.

Asersi manajemen yang disajikan dalam laporan keuangan dapat

diklasifikasikan berdasarkan penggolongan besar berikut ini:

a. Asersi Keberadaan dan Keterjadian

Asersi tentang keberadaan dan keterjadian berhubungan dengan apakah aktiva

atau utang entitas ada pada tanggal tertentu dan apakah transaksi yang dicatat

telah terjadi selama periode tertentu.


b. Asersi Kelengkapan

Asersi tentang kelengkapan berhubungan dengan apakah semua transaksi dan

akun seharusnya telah disajikan dalam laporan keuangan.

c. Asersi Hak dan Kewajiban

Asersi tentang hak dan kewajiban berhubungan dengan apakah aktiva

merupakan hak perusahaan dan utang merupakan kewajiban perusahaan pada

tanggal tertentu.

d. Asersi Penilaian atau Lokasi

Asersi tentang penilaian atau lokasi berhubungan dengan apakah komponen–

komponen aktiva, kewajiban, pendapatan, dan biaya sudah dicantumkan

dalam laporan keuangan pada jumlah yang semestinya.

e. Asersi Penyajian dan Pengungkapan

Asersi tentang penyajian dan pengungkapan berhubungan dengan apkah

komponen–komponen tertentu laporan keuangan diklasifikasikan, dijelaskan,

dan diungkapan semestinya.

C. Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

1. Pengertian Persediaan dan Harga Pokok Penjualan


Istilah persediaan menunjukkan barang–barang yang dimiliki untuk dijual

dalam kegiatan normal perusahaan serta untuk perusahaan manufaktur, barang–

barang yang sedang diproduksi atau akan dimasukkan ke dalam proses produksi.

Sifat barang yang diklasifikasikan sebagai persediaan sangat bervariasi menurut

sifat aktivitas perusahaan, dan dalam beberapa hal meliputi aktiva yang biasanya

tidak dianggap sebagai persediaan.

Persediaan merupakan salah satu unsur yang paling aktif dalam operasi

perusahaan, yang secara kontinue diperoleh atau diproduksi dan dijual. Istilah

persediaan atau persediaan barang dagang (merchandise inventory) pada

umumnya diterapkan untuk barang–barang yang dimiliki oleh perusahaan dagang,

baik perusahaan dagang besar maupun eceran, apabila barang tersebut diperoleh

dalam keadaan yang siap untuk dijual kembali. Istilah bahan baku, barang dalam

proses, dan barang jadi berkaitan dengan persediaan manufaktur.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (PSAK No. 14, 2004 : 14.1) menyatakan

bahwa persediaan adalah aktiva:

a. yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa.

Persediaan barang dagangan adalah elemen yang sangat penting dalam

penentuan harga pokok penjualan pada perusahaan dagang eceran, maupun

perusahaan dagang partai besar.


Menurut Soemarso (2002 : 226) umumnya persediaan yang dimiliki

perusahaan dagang dapat diklasifikasikan atas:

1. Persediaan barang dagang, untuk menyatakan barang–barang yang dimilki


dengan tujuan akan dijual kembali di masa yang akan datang dan
bentuknya tidak berubah.
2. Lain–lain persediaan merupakan persediaan barang yang penggunaannya
hanya untuk masa jangka pendek seperti supplies took, karena itu
diperlukan sebagai biaya yang dibayar dimuka atas persediaan suplies.

Menurut Kieso dan Weygandt (2004 : 230), persediaan memiliki dua

karakteristik penting , yakni:

1. Persediaan tersebut merupakan milik perusahaan, dan


2. Persediaan tersebut siap dijual kepada para konsumen.

Oleh karena itu dalam perusahaan dagang hanya dikenal satu klasifikasi

persediaan yang disebut persediaan barang dagangan. Persediaan ini meliputi

segala macam barang dagangan yang dimiliki perusahaan.

Perusahaan manufaktur juga memiliki persediaan. Akan tetapi berbeda halnya

dengan persediaan pada perusahaan dagang. Pada perusahaan manufaktur tidak

semua persediaan siap untuk dijual. Oleh karena itu persediaan diklasifikasikan

menjadi tiga kategori, yaitu: persediaan barang jadi, persediaan barang dalam

proses, dan persediaan bahan baku.

Seperti telah disebutkan diatas, kegiatan utama perusahaan dagang adalah

membeli barang jadi dan menjualnya kembali kepada para konsumen. Laba bersih

suatu perusahaan dagang dihitung dengan cara mengurangkan biaya untuk

memperoleh pendapatan dari hasil penjualan pada periode yang bersangkutan.

Biaya–biaya tersebut meliputi harga pokok (cost) barang yang terjual dan biaya–
biaya operasi yang terjadi selama periode yang bersangkutan. Harga pokok

barang-barang yang telah laku dijual biasa disebut harga pokok penjualan (HPP).

Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama

dengan harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang yang

tersedia dijual dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok penjualan.

Rekening – rekening yang diperlukan untuk mengumpulkan harga pokok

(cost) barang dagangan dalam perusahaan yang menggunakan metode persediaan

periodik adalah Pembelian, Retur dan Potongan Pembelian, Potongan Tunai

Pembelian, dan Biaya Angkut Pembelian.

2. Penentuan Kuantitas Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Tujuan penentuan kuantitas persediaan adalah unuk menetapkan jumlah unit

(satuan) persediaan yang dimiliki oleh perusahaan pada tanggal neraca, Pada

kebanyakan perusahaan, pekerjaan ini meliputi dua hal, yaitu:

1. Melakukan perhitungan fisik atas barang yang ada digudang.

2. Menentukan pemilikan atas barang dalam perjalanan.

Perhitungan fisik persediaan meliputi pekerjaan menghitung, menimbang,

atau mengukur tiap–tiap jenis barang yang berada dalam persediaan. Pada

perusahaan yang memiliki persediaan dalam jumlah dan jenis yang banyak,

pekerjaan menghitung persediaan sangat memakan waktu dan melelahkan.


Perhitungan akan lebih tepat hasilnya jika dilakukan pada saat tidak terjadi

penjualan atau penerimaan barang. Oleh karena itu, perhitungan fisik persediaan

seringkali dilakukan pada saat perusahaan sedang tutup (akhir minggu atau hari

libur) atau pada saat kegiatan perusahaan sedang tidak begitu sibuk. Kadang–

kadang perusahaan terpaksa harus tutup sementara, hingga perhitungan fisik

persediaan selesai dikerjakan.

Barang tersebut berada dalam perjalanan apabila barang tersebut pada tanggal

neraca berada ditangan pihak pengangkut. Barang dalam perjalanan harus

dimasukkan sebagai persediaan pihak yang memegang hak milik atas barang

tersebut. Hak kepemilikan ditentukan oleh syarat penjualan yang disepakati oleh

pihak penjual dan pembeli, yaitu:

a. FOB (Free on Board) Shipping Point, maka pemilikan atas barang akan

berpindah ke tangan pembeli pada saat pihak pengangkut menerima

barang dari tangan penjual.

b. FOB (Free on Board) Destination point, maka hak milik atas barang akan

tetap berada ditangan penjual sampai barang diserahkan ke tangan pembeli

oleh perusahaan pengangkut.

Kesalahan besar mungkin terjadi dalam penentuan kuantitas persediaan,

apabila barang dalam perjalanan pada tanggal neraca tidak diperhitungkan.

Setelah perhitungan fisik persediaan selesai dikerjakan dan hak pemilikan atas

barang dalam perjalanan ditentukan, maka kuantitas setiap jenis persediaan


didaftar dalam suatu daftar atau ikhtisar persediaan. Untuk menjamin ketelitian

daftar persediaan, maka pembuatan daftar tersebut perlu diperiksa ulang oleh

pegawai lain atau pengawas. Pekerjaan selanjutnya adalah menetapkan harga

untuk tiap jenis persediaan yang kuantitasnya telah tercantum dalam daftar

persediaan. Apabila jumlah unit dikalikan dengan harga masing–masing jenis

persediaan, maka nilai total persediaan dapat ditentukan.

Sebagaimana diatur dalam prinsip akuntansi, dasar utama akuntansi untuk

persediaan adalah harga perolehan (cost). Harga perolehan meliputi semua

pengeluaran yang diperlukan untuk mendapat barang dan menempatkannya dalam

kondisi yang siap untuk dijual.

Menurut Riyanto Bambang (2001 : 103) harga perolehan persediaan bisa

dipandang sebagai kumpulan harga perolehan yang terdiri dari dua elemen, yaitu:

1. Harga perolehan persediaan awal.

2. Harga perolehan barang yang dibeli (atau disingkat “pembelian”) selama

periode yang bersangkutan.

Untuk menentukan laba bersih periode yang bersangkutan, maka pada akhir

periode harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual harus di alokasikan

menjadi harga perolehan persediaan akhir dan harga pokok penjualan.

Dalam pengalokasian tersebut, pertama–tama ditentukan harga perolehan

persediaan akhir. Kemudian angka harga perolehan persediaan akhir dikurangkan


dari harga perolehan barang yang tersedia untuk dijual, sehingga dapat ditentukan

harga pokok penjualan untuk periode yang bersangkutan.

Pengalokasian harga perolehan akan berpengaruh terhadap neraca (persediaan

akhir), maupun laporan laba rugi (harga pokok penjualan). Meskipun kedua

laporan keuangan tersebut sama pentingnya, namun telah diakui secara umum

bahwa tujuan utama akuntansi persediaan adalah agar penentuan laba bersih dapat

dilakukan dengan tepat.

Menurut Smith dan Skousen (2004 : 337) ada empat metode alokasi biaya

(harga perolehan) :

1. Identifikasi khusus

2. First-in, first out (FIFO)

3. Rata–rata tertimbang

4. Last in, first out (LIFO)

Masing–masing metode ini memiliki karakteristik tertentu yang membuat yang

satu bisa lebih disukai dalam kondisi tertentu. Perusahaan bebas untuk memilih

salah satu diantaranya yang dianggap paling cocok untuk perusahaan yang

bersangkutan. Banyak perusahaan menggunakan lebih dari satu metode; mereka

menerapkan metode yang berbeda untuk jenis persediaan yang berbeda pula.
Kesalahan penentuan persediaan kadang–kadang terjadi pada perhitungan

fisik persediaan atau pada penentuan harga perolehannya. Kesalahan mungkin

terjadi dalam melakukan perhitungan atau dalam penentuan harganya. Selain itu

kesalahan bisa saja terjadi karena adanya pengakuan pemilikan persediaan yang

tidak tepat, misalnya barang dalam perjalanan yang seharusnya dimasukkan

dalam persediaan ternyata tidak diperhitungkan, atau sebaliknya. Apabila terjadi

kesalahan dalam penentuan persediaan maka hal ini akan menyebabkan juga

kesalahan dalam penentuan harga pokok penjualan, bahkan akan mempengaruhi

juga dalam penyajiannya terhadap laporan keuangan, yakni:

1. Pengaruh kesalahan terhadap Laporan Laba – Rugi

Persediaan awal dan persediaan akhir dilaporkan dalam laporan laba–

rugi, dan persediaan akhir suatu periode secara otomatis akan menjadi

persediaan awal periode berikutnya. Kesalahan dalam persediaan bisa

berpengaruh terhadap penentuan harga pokok penjualan dan laba bersih.

Analisis pengaruh kesalahan persediaan terhadap laporan laba–rugi, yakni

sebagai berikut:

Kesalahan Persediaan HPP Laba Bersih


Persediaan awal terlalu rendah Terlalu rendah Terlalu tinggi
Persediaan awal terlalu tinggi Terlalu tinggi Terlalu rendah
Persediaan akhir terlalu rendah Terlalu tinggi Terlalu rendah
Persediaan akhir terlalu tinggi Terlalu rendah Terlalu tinggi

2. Pengaruh terhadap Neraca


Pengaruh kesalahan persediaan akhir terhadap neraca dapat ditentukan

dengan menggunakan persamaan dasar akuntansi, yaitu:

Aktiva = Kewajiban + Modal.

Kesalahan dalam persediaan akhir akan berpengaruh sebagai berikut:

Kesalahan
Aktiva Kewajiban Modal
Persediaan Akhir
Terlalu tinggi Terlalu tinggi Tidak ada Terlalu tinggi
Terlalu rendah Terlalu renda Tidak ada Terlalu rendah

3. Sistem Pencatatan Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Ada dua sistem pencatatan persediaan yang biasa digunakan, yaitu

perpetual system dan physical system (periodical system). Dalam perpetual

system, setiap ada pembelian, perkiraan persediaan akan didebet, setiap ada

penjualan, perkiraan persediaan akan dikredit. Jika digunakan physical system,

perkiraan persediaan tidak pernah didebet waktu pembelian dan tidak penah

dikredit waktu ada penjualan. Karena itu, jika perusahaan ingin mengetahui

berapa saldo persediaan pada akhir periode, harus dilakukan stock opname

(perhitungan fisik persediaan).

Adapun perbedaan pencatatan antara perpetual dan physical inventory

system, yaitu:
Transaksi Perpetual Physical
Pembelian (DR) Persediaan xx (DR) Pembelian xx
(CR) Utang/Kas xx (CR) Utang/Kas xx

Penjualan (DR) Piutang/Kas xx (DR) Piutang/Kas


(CR) Penjualan (CR) Penjualan

(DR) Harga Pokok Penjualan


(CR) Persedian

Kesalahan dalam mencatat jumlah persediaan barang akan mempengaruhi

neraca dan laporan laba–rugi. Kesalahan–kesalahan yang terjadi mungkin

hanya berpengaruh pada periode yang bersangkutan atau mungkin

mempengaruhi juga periode–periode berikutnya. Kesalahan-kesalahan ini bila

diketahui harus segera dibuatkan koreksinya baik terhadap rekening riel

maupun rekening nominal.

D. Pengendalian Intern Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Pengendalian intern adalah suatu hal yang sangat memegang peranan penting

dalam auditing. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Profesional

Akuntan Publik (SA 319, 2001, par 06) Dikemukakan bahwa:

Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan


komisaris, manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan berikut ini: (a)
keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efesiensi operasi, dan (c)
kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Mulyadi (2002 : 183) struktur pengendalian intern terdiri dari lima unsur

pokok, yaitu:

1. Lingkungan pengendalian
2. Penaksiran resiko
3. Informasi dan Komunikasi
4. Aktivitas pengendalian
5. Pemantauan

Pengendalian intern merupakan hal yang sangat penting bagi manajer dan auditor

karena:

1. Lingkup dan ukuran entitas bisnis semakin kompleks. Hal ini


mengakibatkan manajemen harus mengandalkan laporan dan analisis yang
banyak jumlahnya agar peranan pengendalian dapat berjalan efektif.
2. Pemeriksaan dan penelahaan bawaan dalam system yang baik
memberikan perlindungan terhadap kelemahan manusia dan mengurangi
kemungkinan kekeliruan dan ketidakberesan yang terjadi.
3. Pengendalian intern yang baik akan mengurangi beban pelaksanaan audit
sehingga dapat mengurangi biaya maupun fee audit.

Secara umum, auditor memperoleh pemahaman tentang struktur pengendalian

intern kliennya untuk perencanaan auditnya. Menurut Mulyadi (2002 : 195)

secara khusus pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang

berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan berikut ini:

Kemungkinan dapat atau tidaknya audit dilaksanakan.

1. Salah saji material yang potensial dapat terjadi.

2. Resiko deteksi.

3. Perancangan pengujian substantif.


Menurut Agoes Sukrisno (2004 : 221), beberapa ciri internal control yang baik

atas persediaan adalah:

a. Adanya segregation of duties (pemisahan tugas dan tanggung jawab) antara


bagian pembelian, penerimaan barang, gudang, akuntansi, dan keuangan.
b. Digunakannya formulir–formulir yang prenumbered (bernomor urut tercetak),
seperti: purchase requisition (permintaan pembelian), purchase order (order
pembelian), delivery cost (surat jalan), receiving report (laporan penerimaan
barang), sales order (order penjualan), sales invoice (faktur penjualan).
c. Untuk pembelian dalam jumlah besar dilakukan melalui tender.
d. Adanya sistem otorisasi, baik untuk pembelian, penjualan, penerimaan
kas/bank, maupun pengeluaran kas/bank.
e. Digunakannya anggaran (budget) untuk pembelian, produksi, penjualan, dan
penerimaan serta pengeluaran kas.
f. Pemesanan barang dilakukan dengan memperhitungkan economic order
quantity.
g. Digunakannya perpetual inventory system dan stock card, terutama di
perusahaan yang nilai persediaan per jenisnya cukup material.

Internal control yang baik terhadap persediaan ini berhubungan langsung

dengan pembelian, pengolahan dan pembukuannya atas barang–barang dan hasil

produksi. Selanjutnya internal control yang baik ini menghendaki bahwa barang–

barang persediaan benar–benar menurut order diterima, dikontrol, dan sesuai

dengan permintaan serta barang–barang persediaan yang tertinggal benar–benar

dihitung, dinilai, dan dijumlahkan. Tiap–tiap elemen tersebut diatas akan

menggambarkanjumlah persediaan dalam penentuan harga pokok penjualan (cost

of sales) dan menggambarkan net income-nya.


Angka cost of sales sangat penting karena diperlukan untuk menentukan angka

gross profit. Bila angka gross profit berubah dari keadaan normal, auditor harus

menyelidiki, sebab–sebabnya perubahan. Summary permintaan akan barang yang

diperlukan hendaknya diperiksa dan jumlahnya ditraced pada sebelah kredit

catatan persediaan untuk jangka waktu tertentu.

Internal Control yang cukup terhadap pembelian–pembelian termasuk

otorisasi pemberian order, dan pemisahan fungsi pemberi order, dan penerima

barang, penjualan, dan akuntansi. Semua purchase order harus tertulis, diotorisir,

dan disetujui (disahkan). Hanya barang–barang yang dibutuhkan dibeli, dan

sistemnya hanya mencegah adanya unauthorized dan un required item. Setelah

melakukan order, dan setelah penerimaan barang– barang dan fakturnya, laporan

penerimaan barang dan purcahase order harus dikontrol untuk mencegah

penyalah gunaan dan pembayaran yang tidak sebenarnya.

Dengan demikian, untuk menjalankan pengendalian intern terhadap harga

pokok penjualan ini harus mencakup atas pengendalian intern atas pembelian–

pembelian serta biaya–biaya yang dikeluarkan untuk memverifikasi harga per unit

barang yang dibeli, sehingga bisa diperoleh penjumlahan dan perkalian yang

benar dalam menentukan harga pokok penjualan.


Oleh karena itu, dalam melakukan pengendalian intern atas persediaan dan

harga pokok penjualan, perlu diperhatikan pengendalian intern atas

pengamatan/penghitungan fisik persediaan, penetapan harga/penilaian dan

kompilasi persediaan. Pengendalian intern kompilasi diperlukan untuk

meyakinkan bahwa penghitungan fisik, secara memadai telah diikhtisarkan,

dinilai harganya sama dengan catatan per unitnya, dikalikan dan dijumlahkan

dengan benar, dan disertakan dalam buku besar dalam jumlah yang memadai.

E. Pengujian Substantif Terhadap Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji

kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung mempengaruhi

kebenaran saldo laporan keuangan. Kekeliruan atau ketidakberesan tersebut

(sering disebut salah saji atau ketidakberesan moneter) merupakan indikasi yang

jelas terjadinya salah saji dalam akun–akun laporan keuangan.

Menurut standar pekerjaan lapangan ketiga, auditor harus mengumpulkan

bukti audit kompeten yang cukup sebagai dasar memadai untuk memberikan

pendapat atas laporan keuangan auditan. Pengujian substantif dapat

mengungkapkan kekeliruan atau salah saji moneter dalam pencatatan dan

pelaporan transaksi dan saldo akun.


Sifat pengujian substantif mencakup jenis dan efektivitas prosedur audit yang

dilakukan oleh auditor. Jika akuntan publik dapat meyakinkan dirinya bahwa

internal control atas perolehan, penyimpanan, dan pengeluaran persediaan serta

penerapan harga dan kompilasi persediaan berjalan efektif, maka luasnya

pemeriksaan dalam melakukan substantive test atas persediaan dan harga pokok

penjualan dapat dipersempit.

Menurut Mulyadi (2002 : 95) adapun prinsip akuntansi berterima umum

dalam penyajian sediaan di neraca berikut ini:

1. Laporan keuangan harus menjelaskan bahwa sediaan dinilai dengan lower


of cost or market dan harus menyebutkan metode yang digunakan dalam
menentukan kos sediaan.
2. Jika sediaan dinyatakan pada kosnya, nilai pasarnya pada tanggal neraca
harus dicantumkan dalam tanda kurung, dan jika sediaan diturunkan
nilainya pada harga pasarnya, kosnya harus dicantumkan dalam tanda
kurung. Kos pengganti kini (current replacement cost) harus dicantumkan
dalam laporan keuangan untuk sediaan yang kosnya ditentukan
berdasarkan metode masuk terakhir, keluar pertama.
3. Akibat perubahan metode penilaian sediaan terhadap perhitungan laba
rugi tahun yang diaudit harus dijelaskan dalam laporan keuangan dan
auditor harus menyatakan pengecualian mengenai konsistensi penerapan
prinsip akuntansi berterima umum dalam laporan audit.
4. Penjelasan yang lengkap harus dimuat dalam laporan keuangan jika
sediaan digadaikan sebagai jaminan yang ditarik oleh klien.
5. Jika jumlahnya material , sediaan dalam perusahaan manufaktur harus
dikelompokkan menurut kelompok utama berikut ini. Sediaan produk jadi,
sediaan produk dalam proses, dan sediaan bahan baku. Penyajian
kelompok sediaan tersebut dalam neraca berdasarkan urutan likuiditasnya.
6. Perjanjian pembelian harus dijelaskan dalam laporan keuangan, jika
jumlahnya material atau bersifat luar biasa.
7. Cadangan untuk menghadapi kemungkinan turunnya harga sediaan setelah
tanggal neraca harus dibentuk dengan menyisihkan sebagian laba yang
ditahan. Cadangan ini tidak boleh dikurangkan dari sediaan, namun harus
disajikan sebagai pengurang akun Laba Ditahan.
1. Tujuan Pengujian Substantif

Menurut Arens dan Loebbecke terjemahan oleh Amir A. Jusuf (2000 : 311)

terdapat tiga jenis pengujian substantif, yaitu:

1. Pengujian atas transaksi

2. Prosedur analitis

3. Pengujian terinci atas saldo

Tujuan pengujian substantif atas transaksi adalah untuk menentukan apakah

transaksi akuntansi klien telah diotorisasi dengan pantas, dicatat, dan

diikhtisarkan dalam jurnal dengan benar dan diposting ke buku besar dan buku

tambahan dengan benar. Kalau auditor percaya bahwa transaksi dicatat dengan

benar dalam jurnal dan diposting dengan benar, dia dapat percaya bahwa total

buku besar adalah benar. Prosedur analitis umumnya memerlukan biaya yang

relatif rendah. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh

prosedur analitik ini membantu untuk mencapai tingkat resiko deteksi yang dapat

diterima sebelum auditor memutuskan untuk memilih pengujian terhadap

transaksi atau saldo akun rinci.

Pengujian terinci atas saldo memusatkan pada saldo akhir buku besar untuk

akun–akun neraca maupun laba rugi, tetapi penekanan utama pada kebanyakan

pengujian terinci atas saldo adalah neraca.


Tujuan pengujian substantif terhadap persediaan dan harga pokok penjualan:

1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang

bersangkutan dengan persediaan dan harga pokok penjualan.

2. Membuktikan asersi keberadaan persediaan yang dicantumkan di neraca

dan harga pokok penjualan dalam laporan laba rugi, serta keterjadiaan

transaksi yang berkaitan dengan persediaan dan harga pokok penjualan.

3. Membuktikan asersi kelengkapan transaksi yang berkaitan dengan saldo

persediaan dan harga pokok penjualan yang dicatat dalam catatan

akuntansi serta kelengkapan saldo persediaan yang disajikan di neraca dan

harga pokok penjualan yang disajikan dalam laporan laba rugi.

4. Memberikan asersi hak kepemilikan klien atas persediaan yang

dicantumkan di neraca.

5. Membuktikan asersi penilaian persediaan yang dicantumkan di neraca dan

penentuan harga pokok penjualan.

6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan persediaan di neraca

dan harga pokok penjualan di laporan laba rugi.


2. Kerangka Umum Pengembangan Program Audit Untuk Pengujian

Substantif Terhadap Persediaan dan Harga Pokok Penjualan

Program pengujian substantif terhadap persediaan dan harga pokok penjualan

berisi prosedur audit yang dirancang untuk mencapai tujuan audit atas persediaan

dan harga pokok penjualan.

Menurut Mulyadi (2002 : 266), adapun program pengujian substanif terhadap

persediaan, yakni sebagai berikut:

Tabel 2.1

PROSEDUR AUDIT

PROSEDUR AUDIT

Prosedur Audit Awal


1. Lakukan prosedur audit awal atas saldo akun sediaan yang akan diuji lebih
lanjut.
a. Usut saldo persediaan yang tercantum di neraca ke saldo akun
sediaan yang bersangkutan di buku besar.
b. Hitung kembali saldo akun sediaan di buku besar.
c. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber
posting dalam akun Sediaan dan Cadangan Depresiasinya.
d. Usut saldo akun Sediaan ke kertas kerja tahun yang lalu.
e. Usut posting pedebitan dan perkreditan akun Sediaan ke dalam jurnal
yang bersangkutan.
f. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol Sediaan dalam buku besar ke buku
pembantu sediaan.

Prosedur Analitik
2. Lakukan prosedur analitik.
Hitung ratio berikut ini:
a. Tingkat perputaran sediaan.
b. Ratio laba bersih dengan sediaan.
c. Ratio sediaan dengan volume penjualan yang diharapkan.

Pengujian terhadap Transaksi Rinci


3. Melalui pengujian, lakukan pemeriksaaan atas dokumen pendukung
transaksi yang dicatat dalam akun sediaan.
4. Lakukan pengujian pisah batas transaksi yang berkaitan dengan sediaan.

Pengujian terhadap Saldo akun Rinci


Lakukan Pengamatan terhadap penghitungan fisik sediaan.
Konfirmasi sediaan yang berada di tangan pihak luar.
Periksa perjanjian konsinyasi.

Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan


Bandingkan penyajian sediaan dengan prinsip akuntansi berterima umum
Periksa klasifikasi sediaan di neraca
Periksa pengungkapan yang bersangkutan dengan sediaan

Sumber: Mulyadi (2002 : 266)

Dalam kebanyakan audit, asumsi yang mendasar dalam siklus persediaan

dan pergudangan adalah bahwa harga pokok penjualan adalah hasil dari

persediaan awal ditambah pembelian bahan baku, upah buruh langsung, dan biaya

pabrik lainnya dikurangi persediaan akhir. Kalau pendekatan audit untuk

persediaan harga pokok penjualan dilakukan dengan asumsi ini, pentingnya

persediaan akhir sangat jelas. Persediaan fisik, kompilasi dan penetapan harga

masing–masing sangat penting dalam audit,khususnya dalam pengujian substantif

terhadap persediaan dan harga pokok penjualan ini, elemen–elemen yang

dimaksud di atas perlu diperhatikan secara bersamaan.

Pengujian Substantif atas Pengamatan Fisik Persediaan

Pengamatan penghitungan fisik persediaan oleh klien diperlukan untuk

menentukan apakah persediaan yang tercatat benar–benar ada pada tanggal neraca
dan dihitung dengan benar oleh klien. Persediaan adalah area audit pertama

dimana pengamatan fisik adalah jenis bahan bukti yang penting yang digunakan

untuk memverifikasi saldo akun tersebut.

Hal yang terpenting dalam melakukan pengujian atas pengamatan

persediaan adalah menentukan apakah penghitungan fisik telah dilaksanakan

sesuai dengan instruksi klien. Untuk melakukan ini secara efektif, sangat penting

bagi auditor untuk hadir pada saat penghitungan fisik dilakukan.

Pemahaman yang memadai mengenai jenis usaha klien bahkan lebih penting

dalam pengamatan fisik persediaan daripada aspek audit lainnya, karena dengan

jenis persediaan sangat variatif menurut perusahaannya. Pemahaman yang baik

mengenai usaha klien dan industrinya membuat auditor dapat menanyakan dan

membahas masalah seperti penilaian persediaan, keusangan potensial, dan adanya

persediaan konsinyasi di samping persediaan yang dimiliki. Titik awal yang

berguna bagi auditor sebagai pengenalan terhadap persediaan klien adalah

melakukan kunjungan ke fasilitas klien, termasuk bagian penerimaan barang,

gudang, bagian produksi, perencanaan, dan pencatatan. Kunjungan ini sebaiknya

disertai seorang penyelia (supervisor) yang dapt menjawab pertanyaan mengenai

proses produksi, terutama mengenai perbedaan dengan tahun sebelumnya.

Menurut Arens dan Loebbecke terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf (2000 :

632) tujuan spesifik audit dan pengujian terinci atas saldo untuk pengamatan fisik

persediaan adalah sebagai berikut:


Tabel 2.2

Tujuan Spesifik Audit dan Prosedur Pengamatan persediaan

TUJUAN SPESIFIK AUDIT PROSEDUR PENGAMATAN


YANG LAZIM PERSEDIAAN
Persediaan yang tercatat dalam Pilih sample acak dari nomor kartu dan
kartu secara fisik ada (keberadaan) bandingkan dengan nomor yang ada
pada persediaan fisik.
Amati apakah pergerakan persediaan
terjadi selama perhitungan.
Persediaan yang ada telah dihitung Periksa persediaan untuk meyakinkan
dan diberikan kartu telah diberikan kartu.
Amati apakah perputaran persediaan
terjadi selama perhitungan.
Tanyakan tentang adanya persediaan
dilokasi lain.
Persediaan yang dicatat dalam Tanyakan tentang adanya barang
kartu benar-benar dimiliki konsinyasi atau persediaan pelanggan di
lokasi klien.
Perhatikan persediaan yang diberi tanda
khusus atau dipisahkan sebagai tanda
bukan dimiliki.
Persediaan dihitung dengan akurat Hitung kembali penghitungan klien
dan mengesampingkan barang tak untuk meyakinkan pencatatan yang
terpakai akurat pada kartu.
Bandingkan penghitungan fisik dengan
berkas induk persediaan perpectual.
Catat penghitungan klien untuk
pengujian setelah tanggal neraca.
Uji persediaan yang usang dengan
menanyai pegawai pabrik dan
manajemen, dan waspada terhadap
barang yang rusak, berkarat, atau
berdebu, atau terletak ditempat yang
tidak sesuai.
Persediaan diklasifikasikan dengan Periksa deskripsi pada kartu dan
benar dalam kartu bandingkan dengan persediaan fisiknya
dengan bahan mentah, barang dalam
proses dan barang jadi.
Evaluasi apakah presentase
penyelesaiaan yang tercatat pada kartu
untuk persediaan dalam proses sudah
memadai.
Mengumpulkan informasi untuk Catat dalam kertas kerja untuk tindak
meyakinkan bahwa penjualan dan lanjut bagi nomor-nomor terakhir
pembeliaan telah dicatat dalam (diakhir tahun) dokumen pengiriman.
periode yang sesuai Yakinkan bahwa persediaan untuk
barang tersebut tidak diikutkan dalam
penghitungan fisik.
Telaah areal pengiriman barang untuk
persediaan yang disisihkan untuk
dikirim, tetapi tidak dihitung.
Catat dalam kertas kerja untuk tindak
lanjut berikut laporan penerimaan akhir
tahun.
Yakinkan persediaan tersebut telah
disertakan dalam penghitungan fisik.
Periksa area penerimaan barang untuk
persediaan yang harus disertakan dalam
penghitungan.
Memperoleh informasi pisah batas
penjualan dan pembeliaan adalah
pengamatan persedian.
Sumber: Arens dan Loebbecke terjemahan Amir Abadi Jusuf (2000 :632)

Pengujian Atas Penilaian Persediaan dan Kompilasi Persediaan

Yang dimaksud dengan pengujian disini adalah bagaimana melaksanakan

segala prosedur yang diperlukan untuk meyakinkan bahwa penghitungan fisik

telah dinilai harganya dan dikompilasi secara memadai. Penetapan harga

mencakup semua pengujian atas biaya per unit klien untuk menentukan apakah

sudah tepat atau tidak. Kompilasi mencakup seluruh pengujian atas


pengikhtisaran penghitungan fisik, hasil perkalian harga dengan kuantitas,

penjumlahan ikhtisar persediaan, dan penelusuran saldo ke buku besar.

Penilaian (harga) yang memadai untuk persediaan adalah salah satu bagian

terpenting dan memakan waktu dalam audit. Menurut Arens dan Loebbecke

terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf (2000 : 634) dalam melakukan

pengujian harga, tiga hal penting mengenai metode penetapan harga klien, yaitu:

1. Metode tersebut harus sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku


umum.
2. Penerapannya konsisten dari tahun ke tahun
3. Harus mempertimbangkan antara nilai pasar dengan nilai penggantian
(replecement cost)
.
Metode verifikasi penetapan harga persediaan tergantung dari apakah pesediaan

tersebut dibeli atau diproduksi sendiri.

1. Menilai Harga Persediaan yang dibeli

Dalam langkah pertama verifikasi penilaian persediaan yang dibeli, sangat

penting untuk menegaskan apakah dipakai metode FIFO, LIFO, rata–rata

tertimbang atau metode penilaian lain. Juga penting untuk menetapkan biaya apa

yang harus diikutkan dalam penilaian suatu jenis persediaan tertentu. Misalkan,

auditor harus mengetahui apakah ongkos angkut, gudang, dan biaya lain

disertakan, dan dibandingkan hasilnya dengan kertas kerja audit tahun

sebelumnya untuk memastikan konsistensi pemakaian metode tersebut.

Auditor harus menuliskan daftar persediaan yang akan diverifikasi dan

meminta klien menunjukkan faktur pembeliannnya. Adalah penting bahwa faktur

yang cukup telah diperiksa untuk seluruh jumlah persediaan dari artikel tertentu
yang akan diuji, khususnya yang memakai metode penilaian FIFO. Pemeriksaan

faktur yang mencukupi adalah penting untuk mengungkapkan situasi dimana

klien menilai persediaan hanya dari faktur–faktur terbaru, dan dalam beberapa

kasus, mengungkapkan keusangan persediaan.

Jika klien memiliki berkas induk persediaan perpetual yang mencantumkan

harga beli per unit, biasanya lebih baik untuk menulusuri biaya per unit ke catatan

perpetual daripada ke faktur pemasok.

2. Menilai Harga Persediaan yang diproduksi

Auditor harus mempertimbangkan biaya bahan baku, upah langsung, dan

overhead pabrik dalam menilai barang dalam proses dan barang jadi. Perlunya

verifikasi unsur–unsur ini membuat audit untuk barang dalam proses dan barang

jadi lebih kompleks dari persediaan yang dibeli. Tetapi pertimbangan seperti

menentukan barang yang akan diuji, menguji mana yang lebih rendah antara

harga beli dan harga pasar dan kemungkinan keusangan dapat diterapkan juga

disini.

Menurut Arens dan loebbecke terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf (2000 : 633)

tujuan dan pengujian terinci atas saldo untuk penilaian persediaan dan kompilasi

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Tujuan Spesifik Audit dan Prosedur pengujian Terinci Atas Saldo

TUJUAN SPESIFIK AUDIT PROSEDUR PENGUJIAN TERINCI


YANG LAZIM ATAS SALDO
Persediaan dalam list skedul Lakukan pengujian kompilasi (tujuan
persediaan sesuai dengan keabsahan, keberadaan dan penilaiaan).
penghitungan fisik, perkalian, dan Kalikan kuantitas dan harga barang
penjumlahan benar dan sesuai tertentu.
buku besar (Akurasi Mekanis). Periksa penjumlahan kebawah ke lis
skedul persediaan bahan baku, barang
dalam proses dan barang jadi.
Telusuri total ke buku besar.
Persediaan dalam skedul lis Telusuri persediaan yang terdaftar pada
persediaan adalah absah skedul ke kartu persediaan dan catatan
(keabsahan) penghitungan untuk memeriksa
keberadaan dan deskripsi.
Persediaan yang ada telah masuk Catat kartu hitung yang tak terpakai
dalam lis skedul persediaan dalam kertas kerja untuk meyakinkan
(Kelengkapan). bahwa tak ada yang ditambahkan.
Telusuri kartu persediaan ke skedul
daftar persediaan untuk meyakinkan
bahwa kartu tersebut telah masuk.
Hitung kartu nomor yang tak terpakai
untuk meyakinkan bahwa tidak ada
kartu yang dihilangkan.
Persediaan dalam skedul daftar Telusuri persediaan yang terdaftar
persediaan telah dinilai dengan dalam skedul ke kartu persediaan dan
benar (Penilaian) catatan penghitungan jumlah dan
deskripsi auditor.
Persediaan dalam skedul daftar Bandingkan pengklasifikasian ke bahan
persediaan telah diklasifikasikan baku, barang dalam proses, dan barang
dengan memadai jadi dengan membandingkan deskripsi
(Pengklasifikasian) pada kartu persediaan dan catatan
pengujian penghitungan auditor dengan
skedul daftar persediaan.
Persediaan dalam skedul daftar Telusuri kartu persediaan yang telh
persediaan benar-benar dimiliki dinyatakan bukan milik klien pada
(Kepemilikan) pengamatan fisik ke skedul daftar
persediaan untuk meyakinkan bahwa
barang tersebut tidak dimasukan.
Telaah kontrak dengan pemasok dan
pelanggan dan menanyai manajemen
mengenai kemungkinan dimasukannya
barang konsinyasi atau barang yang
bukan dimiliki lainnya, atau tidak
dimasukannya barang yang dimiliki.

Persediaan atau akun yang Periksa laporan keuangan mengenai


berkaitan dalam siklus persediaan memadainya pengungkapan, termasuk
dan pergudangan telah pengungkapan terpisah dari bahan
diungkapkan dengan memadai baku, barang dalam proses dan barang
(Pengungkapan) jadi.
Deskripsi yang memadai mengenai
metode penilaiaan persediaan;
Deskripsi dari persediaan yang
dijaminkan;
Pencantuman komitmen penjualan dan
pembelian yang signifikan.
Penggadaian persediaan atau komitmen
pembelian dan penjualan biasanya
terungkap dalam pengujian lain.
Sumber: Arens dan Loebbecke terjemahan Amir Abadi Jusuf (2000 : 633)

F. MATERIALITAS

Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi

akuntansi, yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang mengakibatkan

perubahan atas pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan

kepercayaan terhadap informasi tersebut, karena adanya penghilangan atau salah

saji itu.

Sampai dengan saat ini, tidak terdapat panduan resmi yang diterbitkan oleh

Ikatan Akuntan Indonesia tentang ukuran kuantitatif materialitas. Berikut ini

diberikan contoh beberapa panduan kuantitatif yang digunakan dalam praktik:

1. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat

salah saji 5% sampai 10% dari laba sebelum pajak.


2. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat

salah saji ½% sampai 1% dari total aktiva.

3. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat

salah saji 1% dari pasiva.

4. Laporan keuangan dipandang mengandung salah saji material jika terdapat

salah saji ½% sampai 1% dari pendapatan bruto.

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah Singkat PT. Primajaya

PT. Primajaya adalah sebuah perusahaan perseroan terbatas yang

bergerak dibidang usaha penjualan barang dagangan. Sesuai dengan akte

notarisnya Bapak Drajat Darmadi,SH No. 49 tahun 1997 menempati lokasi

di Jalan Semanan no. 27, Kalideres Jakarta Barat. Seluruh kepemilikan

saham PT. Primajaya dimiliki oleh Jemmy Wantono dengan modal dasar

pendirian perusahaan sebesar Rp. 500,000,000.


2. Kondisi Kegiatan Usaha Perusahaan

PT. Primajaya yang didirikan tahun 1997 mempunyai prospek yang baik

untuk memenuhi keinginan masyarakat dalam hal kebutuhan makanan dan

minuman ringan, karena masyarakat tidak lepas dari kebutuhan tersebut.

Oleh karena itu PT. Primajaya membangun sebuah toko swalayan

(minimart) sendiri yang terletak didaerah Bali, Lombok, dan Batam. Dalam

perkembangan usahanya ini PT. Primajaya mempunyai maksud dan tujuan

usaha yaitu:

a. Menjalankan usaha dibidang perdagangan.

b. Memaksimalkan laba perusahaan serta tetap mempertahankan

kelangsungan usaha.

c. Terus meningkatkan pelayanan kepadan pelanggan.

d. Meningkatkan kesejahteraan karyawan.

3. Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

Dalam suatu organisasi perusahaan perlu adanya struktur organisasi

yang memperlihatkan secara jelas wewenang dan tanggungjawab dari

masing–masing tingkatan manajemen, sehingga dapat dihindari

penggandaan tugas yang dapat menyebabkan kerumitan dan praktek–

praktek yang kurang sehat. Struktur organisasi ini diarahkan kepada

pemanfaatan dana dan sumber daya manusia seoptimal mungkin agar

tercapai efisiensi perusahaan yang setinggi–tingginya.


Yang dimaksud struktur organisasi adalah suatu tatanan dari tugas

perusahaan dan wewenang untuk mengamati pelaksanaan tugas tersebut.

Dengan demikian, struktur organisasi yang formal menetapkan hubungan

antar berbagai tugas dan wewenang yang didelegasikan kepada masing–

masing jabatan.

STRUKTUR ORGANISASI PT. PRIMAJAYA

Dewan Komisaris

Direktur
Manager Akuntansi & Keuangan

Manager Marketing Manager Pembelian Manager HRD

Bagian Pembukuan

Bagian ADM & Bagian Gudang Bagian HRD


Dokumen Arsip

Bagian Keuangan

Persediaan Barang Bagian Umum

Bagian Kasir

Pengiriman Barang

Sumber : PT. Primajaya

Dari Struktur Organisasi Perusahaan ini dapat dijabarkan tugas, wewenang dan

tanggungjawab dari masing–masing bagian seperti:

1. Dewan Komisaris

Membawahi: Direktur
Tugas dan wewenangnya:

a. Memberikan nasihat, mengarahkan serta mengawasi setiap tindakan yang

dilakukan direktur didalam menentukan dan melaksanakan kewajiban

perusahaan agar tidak menyimpang dari anggaran dasar serta kewajiban

yang telah ditetapkan perusahaan.

b. Mempunyai wewenang untuk mengangkat dan memberhentikan direktur

jika tindakannya menyimpang dari anggaran dasar atau melakukan tindakan

yang merugikan perusahaan.

2. Direktur

Bertanggungjawab kepada: Dewan Komisaris

Tugas dan wewenangnya:

a. Bertanggungjawab dalam segala tindakan hukum baik didalam maupun di

luar perusahaan.

b. Menentukan kebijakan perusahaan, harus dapat mengkoordinir,

mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan kebijaksanaan rencana dan

program yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

c. Bertanggungjawab atas perumusan tujuan sasaran, strategi, dan kebijakan

umum perusahaan, serta pengambilan keputusan–keputusan penting yang

mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan.


d. Menyusun rencana kerja secara keseluruhan, menetapkan arah

kebijaksanaan perusahaan dan mengambil keputusan untuk menjamin

kelancaran mekanisme perusahaan.

e. Menganalisa, menilai dan memutuskan usulan yang diajukan oleh para

manajer mengenai anggaran, sistem, metode, prosedur dan kebijaksanaan

agar sesuai dengan tujuan dan sasaran perusahaan yang ingin dicapai.

f. Mengadakan rapat secara periodik untuk menilai dan mengevaluasi kegiatan

usaha.

g. Mewakili perusahaan dalam menjalin hubungan dengan perusahaan–

perusahaan lainnya.

h. Bertanggungjawab atas pelaporan hasil–hasil yang dicapai dan kegiatan

yang diawalinya.

3. Manager Marketing

Bertanggungjawab kepada: Direktur

Tugas dan wewenangnya:

a. Bertanggungjawab atas perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan fungsi

pemasaran produk, fungsi promosi dan iklan serta fungsi hubungan

masyarakat.

b. Mengusulkan kebijaksanaan dan strategi pemasaran yang dapat memberikan

hasil penjualan yang maksimal serta mempertimbangkan kembali


kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya apakah masih sesuai

dengan keadaan pada saat sekarang.

c. Mengumpulkan data–data mengenai keadaan pasar, kejadian – kejadian

dalam dunia usaha dan keadaan ekonomi sekarang maupun dimasa yang

akan datang yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan,

sehingga dapat segera dilakukan tindakan peyesuaian atau antisipasi atas

perubahan–perubahan yang terjadi.

d. Menganalisa laporan–laporan penjualan dan membandingkan hasil

penjualan yang dicapai dengan rencana penjualan yang direncanakan, serta

menganalisa penyebab terjadinya penyimpangan. Kemudian melaporkan

hasil analisa kepada direktur

e. Menyusun rencana penjualan dan strategi pemasaran

Membawahi: Bagian Administrasi dan Dokumen Pengarsipan

Tugas dan wewenangnya:

1. Bertanggungjawab kepada Manager marketing

2. Membuat surat acara mengenai perencanaan pemberian discount kepada

setiap barang yang telah disepakati oleh manager marketing

3. Mengarsip dokumen seperti: surat acara discount, laporan penjualan

setiap bulan

4. Manager Pembelian
Bertanggungjawab kepada: Direktur

Tugas dan wewenangnya :

a. Mengurus semua yang berhubungan dengan masalah pembelian barang

dagangan, termasuk melakukan pesanan atau pembelian barang–barang

dagangan.

b. Memeriksa dan mengawasi semua dokumen pembelian barang dagangan.

Bagian pembelian ini juga membawahi bagian gudang, dimana bagian

gudang terdiri dari bagian persediaan barang dan bagian pengiriman barang.

Tugas dari:

1. Gudang – Persediaan Barang

Bagian persediaan meliputi penerimaan dan pengeluaran barang

dagangan yang memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:

a. Bertanggungjawab atas masuk dan keluarnya barang di gudang.

b. Bertanggungjawab atas kerapihan dan kebersihan lokasi gudang dan

sekitarnya, termasuk dalam penyusunan posisi dan penempatan

barang digudang, agar disesuaikan dengan kondisi barang yang ada.

c. Mengeluarkan barang dari gudang sesuai dengan surat permintaan

barang.

d. Memeriksa dan menerima barang-barang yang masuk ke gudang

dengan memperhatikan jumlah dan jenis barang sesuai dengan

dokumen yang ada.


e. Melakukan koordinasi dengan pimpinan perusahaan jika ada hal–hal

yang belum dapat diselesaikan.

2. Gudang – Pengiriman Barang

a. Mengantarkan pesanan barang ke toko.

b. Bertanggungjawab atas semua barang yang akan dibawa ke toko.

c. Bertanggungjawab langsung kepada pimpinan perusahaan.

5. Manager Keuangan

Bagian Keuangan meliputi bagian pembukuan, keuangan dan kasir.

1. Keuangan – Pembukuan

a. Membuat dan mengumpulkan berbagai dokumen sebagai dasar

pencatatan dan memintakan otorisasi kepada pimpinan bila diperlukan.

b. Mengklasikasikan data keuangan yang ada dan melakukan pencatatan

kedalam buku-buku yang sesuai.

c. Bertanggungjawab terhadap kebenaran dan ketepatan data akuntansi.

d. Menstransfer data dari buku harian kedalam buku besar dan buku besar

pembantu.

e. Menyusun laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan secara tepat

waktu.

f. Membuat dan mengisi laporan untuk keperluan pajak serta

melaporkannya.
2. Keuangan

a. Bertangungjawab kepada Manager akuntansi dan keuangan.

b. Melaksanakan fungsi pembelanjaan perusahaan.

c. Dalam melaksanakan pengeluaran dan penerimaan uang, bagian

keuangan harus membuat voucher yang harus dilengkapi dengan

dokumen-dokumen yang dapat dipertangungjawabkan, terutama

transaksi pengeluaran uang.

3. Keuangan – Kasir

a. Menerima pembayaran dari pembeli atas penjualan tunai perusahaan.

b. Menerima dan mengeluarkan uang sesuai dengan prosedur dan

kebijakan yang telah ditetapkan.

c. Membuat Bukti Kas Masuk dan Bukti Kas keluar.

d. Bertanggungjawab terhadap keandalan catatan akuntansi yang

berhubungan dengan kas yang dipegang dan dalam jumlah fisik kas

yang ada.

6. Manager HRD

Bertanggungjawab kepada: Direktur

Tugas dan wewenang:


1. Mengkoordinir masing–masing bagian personalia dan umum dalam

menjalankan kegiatan transportasi, pelayanan umum, administrasi

kepegawaian, pengolahan data kepegawaian.

2. Memuat perencanaan, menganalisa dan pengrekomendasian di bidang

personil seperti: perlu tidaknya penerimaan karyawan baru dan tata cara

penyeleksian serta persyaratannya, promosi dan training.

3. Bekerjasama dengan kepala bagian departemen yang ada dalam perusahaan

untuk mempertimbangkan, membicarakan, dan mengusulkan kepada

direktur mengenai penambahan karyawan, promosi, mutasi, ataupun

pemberhentian karyawan apabila dipandang perlu.

4. Mengkoordinir dan mengadakan pemeriksaan fisik kelengkapan data– data

pegawai.

5. Bertanggungjawab atas pelaporan hasil–hasil yang dicapai kegiatan–

kegiatan yang di bawahinya.

Membawahi:

a. Bagian HRD

Tugas dan wewenangnya.

1. Bertanggungjawab kepada manager HRD

2. Melaksanakan perencanaan dan penerimaan karyawan baru, yang

dilakukan dengan cara penyelesaian karyawan serta dalam hal

training karyawan
3. Melaksanakan pemeriksaan fisik seperti kelengkapan data–data

pegawai

b. Bagian Umum

Tugas dan wewenangnya:

1. Bertanggungjawab kepada manager HRD.

2. Melaksanakan kegiatan transportasi dan pelayanan umum.

3. Memeriksa dan membersihkan bangunan kantor dan pabrik.

4. Memeriksa kondisi kendaraan dan peralatan perusahaan yang ada

dalam wewenang bagian umum.

B. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode

Deskriptif. Metode Deskriptif adalah bagian dari metode yang mempelajari

pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Metode deskriptif

berkaitan dengan metode bagaimana mengorganisir, menyimpulkan dan

mempersentasikan data ke dalam suatu cara yang informatif, dimana digunakan untuk

mendeskripsikan variabel-variabel dalam penelitian ini.

C. Definisi Operasional Variabel


Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian ini, maka akan

diuraikan definisi–definisi operasional yang dianggap perlu, yakni:

1. Prosedur

Prosedur adalah langkah–langkah yang perlu dilakukan dalam melakukan

sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Pengujian substantif

Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji

kekeliruan atau ketidakberesan dalam bentuk uang yang langsung

mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan.

3. Persediaan

Persediaan adalah aktiva:

a. yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal;

b. dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan; atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan (supplies) untuk digunakan

dalam proses produksi atau pemberian jasa.

4. Harga Pokok Penjualan

Persediaan awal ditambah dengan harga pokok barang yang dibeli sama

dengan harga pokok barang yang tersedia dijual, dan harga pokok barang

yang tersedia dijual dikurangi persediaan akhir sama dengan harga pokok

penjualan.
D. Metode Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan adalah rekontruksi masa lampau secara

sistematis dan objektif, dengan cara mengumpulkan,mengevaluasi dan

memverifikasikan,serta mensistematiskan bukti-bukti untuk menegakkan

fakta dan memperoleh kesimpulan yang kuat, dihubungkan dengan fakta

yang ada pada masa sekarang dan proyeksi masa depan.

Penulis menggunakan data primer yaitu dengan cara mempelajari buku-

buku atau literatur-literatur yang berhubungan erat dengan masalah yang

dibahas atau diteliti,tujuannya adalah untuk mendapatkan teori-teori yang

menjadi landasan berfikir untuk menjawab masalah penelitian.

b. Penelitian Lapangan (Field Research)

Penelitian lapangan adalah penelitian untuk mempelajari secara intensif

tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan suatu unit

sosial, individu, kelompok, lembaga atau masyarakat.

Penulis melakukan riset dengan mengadakan tinjauan langsung pada

perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang dapat diperoleh adalah

data sekunder, yaitu: sejarah perusahaan, struktur organisasi, laporan

persediaan, laporan keuangan dan data pendukung lainnya.

E. Metode Analisis Data


Metode analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif

yaitu berdasarkan tanya jawab dan diskusi dengan pihak perusahaan dan metode

analisis kuantitatif yaitu analisis dengan menggunakan data–data keuangan

perusahaan.
BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Pengendalian Intern Persediaan

1. Pengendalian Intern Persediaan

Untuk menilai pengendalian intern perusahaan ini, dilakukan tanya jawab

kepada pihak yang berwenang berdasarkan kuesioner yang telah disusun terlebih

dahulu. Berdasarkan hasil tanya jawab tersebut (lihat lampiran) dapat disimpulkan

bahwa pengendalian intern pada perusahaan tersebut sudah cukup baik sehingga

memungkinkan diadakannya pengujian substantif terhadap persediaan dan harga

pokok penjualan.

2. Kebijaksanaan Akuntansi Persediaan

Persediaan pada PT.Primajaya terdiri dari persediaan barang dagangan. Dari

hasil penelitian, diketahui bahwa jumlah persediaan yang terdapat pada PT.Primajaya

pada akhir tahun 2006 adalah sebesar Rp. 76.904.831. Jumlah tersebut terdiri dari 15

produk,dan masing-masing produk terdiri dari beberapa merk atau rasa. Jumlah 15

produk tersebut ditampilkan pada Tabel 4.1 berikut ini:


Tabel 4.1
Persediaan PT. Primajaya
31 Desember 2006

No Keterangan Jumlah
1 Rokok Rp 14,036,537
2 Pringles Rp 3,234,078
3 Minuman Rp 29,028,918
4 Coklat Rp 4,428,590
5 Kacang Rp 960,559
6 Permen Rp 4,410,911
7 Biskuit Rp 3,904,113
8 Kerupuk Rp 3,020,163
9 Snack/Keripik Rp 2,734,352
10 Obat/Vitamin Rp 839,753
11 Kue Rp 176,790
12 Abon Rp 1,832,723
13 Mainan Rp 2,970,072
14 Buku Resep Rp 2,940,607
15 Lain-lain Rp 2,386,665
Total Rp 76,904,831

Sumber : Data diolah sendiri


Dalam melaksanakan pencatatan persediaan, perusahaan menggunakan metode

perpetual, dimana semua pemasukan (pembelian dan semua pengeluaran ) penjualan

barang dibukukan kedalam perkiraan persediaan dari barang yang bersangkutan,

masing-masing sebesar harga pembeliannya. Dengan demikian perkiraan persediaan

senantiasa menunjukkan keadaan jumlah sisa persediaan barang yang masih ada,

beserta mutasi perubahannya. Oleh seba itu dengan melihat catatan dalam perkiraan

ini, perusahaan sudah mengetahui berapa sisa persediaan barang yang masih ada di

gudang.

Pemesanan kembali persediaan akan dilakukan perusahaan apabila persediaan

yang terdapat di gudang telah mencapai persediaan minimum yang ditentukan

berdasarkan kebijakan perusahaan. Apabila pemesanan persediaan terdapat barang

yang rusak, pihak perusahaan akan langsung mengklaim ke pusat untuk dikembalikan

barangnya, melalui ekspedisi yang akan mengantarkan kembali barang tersebuit ke

pusat, nanti perusahaan akan mengkonfirmasi ke bagian pusat/pabrik yang

bersangkutan.
PT. Primajaya
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2006
Penjualan Rp. 894.695.876
Retur & Potongan Penjualan Rp. (7.941.376)
Penjualan Bersih Rp. 886.754.500

Harga Pokok Penjualan Rp. (155.785.214)


Laba/Rugi Kotor Rp. 730.969.286

Biaya Operasional :
Biaya Gaji Rp. 68.831.400
Biaya Uang Makan Rp. 16.644.732
Biaya Seragam Rp. 785.000
Biaya Incentiv Rp. 1.045.000
Biaya Komisi Rp. 235.000
Biaya Perlengkapan Toko Rp. 5.325.985
Biaya Pengepakan Rp. 832.545
Biaya Alat Tulis kantor Rp. 675.250
Biaya Cetakan Rp. 247.550
Biaya Fotocopy Rp. 45.650
Biaya Pam Rp. 1.757.640
Biaya Listrik Rp. 15.345.000
Biaya Telp Rp. 7.925.185
Biaya Pengangkutan Rp. 1.465.870
Biaya Transport, Parkir & Tol Rp. 125.000
Biaya Pass Airport Rp. 56.000
Biaya Asuransi Persediaan Rp. 900.000
Biaya Sewa Toko Rp. 30.000.000
Biaya Penyusutan Inventaris Toko Rp. 2.356.785
Biaya Amortisasi Pra Operasional Rp. 1.595.825
Biaya R&P Inventaris Toko Rp. 485.950
Biaya Alat-Alat Listrik Toko Rp. 135.654
Biaya Kebersihan & Keamanan Rp. 175.965
Biaya Sumbangan & Hadiah Rp. 60.000
Biaya Promosi & Iklan Rp. 3.862.697
Biaya Dekorasi Rp. 1.240.675
Biaya Entertainment Rp. 265.450
Biaya Rumah Tangga Toko Rp. 1.045.656
Biaya Transport Pasang rak Rp. 378.000
Biaya Transport TLK Rp. 375.000
Total Biaya Operasional Rp. 164.220.464
Pendapatan & Biaya Lain-lain
Pendapatan Lain-lain :
Pendapatan Jasa Giro Rp. 30.000
Pendapatan Selisih kurs Rp. 105.000
Pendapatan Materai Rp. 36.000
Pendapatan Lain-lain Rp. 171.000

Biaya Lain-lain :
Biaya Administrasi bank Rp. 30.000
Biaya Selisih kurs Rp. 26.450
Biaya Materai Rp. 6.000
Biaya Lain-lain Rp. 62.450

Total Laba Bersih Sebelum


Pajak Rp. 566.857.372
PT. Primajaya
Neraca
31 Desember 2006
Aktiva
Aktiva Lancar :
Kas Rp. 2.500.000
Bank Rp. 325.000.000
Piutang Penjualan Rp. 25.435.200
Piutang Direksi Rp. 125.000.000
Piutang Afiliasi Rp. 366.805.427
Persediaan Barang Dagang Rp. 76.904.831
Biaya dibayar Dimuka Rp. 55.000.000
Total Aktiva Lancar Rp. 976.645.458

Aktiva Tetap
Inventaris Toko Rp. 39.458.245
Akum. Peny. Inventaris Toko Rp. (16.126.465)
Nilai Buku Rp. 23.331.780

Aktiva Tak Berwujud


Biaya Pra Operasioanl Toko Rp. 1.437.683
Amotisasi Pra Operasional Toko Rp. (860.355)
Nilai Buku Rp. 577.328
Total Aktiva Rp. 1.000.554.566
Pasiva
Kewajiban Dan Modal
Kewajiban Lancar :
Hutang usaha Rp. 55.347.855
Hutang Afiliasi Rp. 117.027.457
Hutang Direksi Rp. 44.486.328
Hutang Biaya Rp. 16.879.554
Total Kewajiban Lancar Rp. 233.741.194
Modal
Modal Disetor Rp. 200.000.000
L/R Ditahan Rp. (44.000)
L/R Tahun Berjalan Rp. 566.857.372
Total Modal Rp. 766.813.372
Total Pasiva Rp. 1.000.554.566
B. Evaluasi Pelaksanaan Pengujian Substantif terhadap Persediaan dan Harga

Pokok Penjualan

1. Prosedur Pelaksanaan Pengujian Substantif terhadap Persediaan dan Harga

Pokok Penjualan

Persediaan merupakan unsur aktiva yang disimpan dengan tujuan untuk dijual

dalam kegiatan bisnis yang normal atau barang-barang yang akan dikonsumsi dalam

pengolahan produk yang akan dijual. Di dalam perusahaan dagang, persediaan

terutama terdiri dari persediaan barang dagangan yang pada beberapa perusahaan

memiliki jumlah yang cukup besar .

Dalam prakteknya, prosedur pemeriksaan harus disesuaikan dengan kondisi

perusahaan yang diaudit. Prosedur pemeriksaan persediaan dan harga pokok

penjualan mencakup pembelian, penyimpanan, penjualan persediaan, dan data

persediaan akhir yang akan sangat mempengaruhi dalam penentuan harga pokok

penjualan.

Pengujian Substantif terhadap persediaan dan harga pokok penjualan yang akan

dilakukan terhadap perusahaan adalah prosedur yang dirancang untuk mencapai

tujuan pemeriksaan persediaan sesuai dengan kondisi perusahaan itu sendiri.

Prosedur pengujian substantif yang dilakukan pada PT.Primajaya adalah

sebagai berikut:
Tabel 4.2.

Prosedur Pengujian Substantif

PROSEDUR PENGUJIAN SUBSTANTIF TUJUAN

1. Lakukan observasi atas stock opname yang Verifikasi eksistensi


dilakukan perusahaan
2. Minta Final Inventory List (Inventory Compilation) Verifikasi eksistensi
dan lakukan prosedur pemeriksaan berikut ini:
a. Check mathematical accuracy (penjumlahan
dan perkalian)
b. Cocokkan “quantity per book” dengan stock card
c. Cocokkan “total value” dengan buku besar
persediaan
3. Kirimkan surat konfirmasi persediaan yang disimpan Verifikasi eksistensi
di luar gudang
4. Lakukan rekonsiliasi jika stock opname dilakukan Rekonsiliasi
beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal
neraca
5. Periksa cukup tidaknya allowance for slow moving Verifikasi penilaian
(barang-barang yang bergerak lambat), barang-barang
yang rusak dan barang-barang yang ketinggalan mode
6. Periksa kejadian setelah tanggal neraca. Verifikasi cut off
7. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian Verifikasi cut off
8. Periksa jawaban konfirmasi dari bank, loan agreement Verifikasi kepemilikan
(perjanjian kredit), notulen rapat.
9. Periksa apakah ada sales atau purchase commitment Verifikasi kepemilikan
per tanggal neraca
10. Seandainya ada barang dalam perjalanan (Goods Verifikasi kepemilikan
In Transit) lakukan prosedur berikut ini:
a. Minta rincian goods in transit per tanggal neraca
b. Periksa mathematical accuracy
c. Periksa subsequent clearence
11. Mintalah informasi mengenai barang-barang yang Verifikasi kepemilikan
dijual secara konsinyasi dan barang-barang titipan
yang ada di tangan klien
12. Buatlah kesimpulan dari hasil pemeriksaan dan buat Verifikasi penyajian
usulan adjusment jika diperlukan
13. Periksa penyajian persediaan di neraca apakah sudah Verifikasi penyajian
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
(PSAK)

Sumber: Agoes Sukrisno (2004 : 196)

Penjelasan Program Pengujian Substantif

1. Lakukan observasi atas stock opname yang dilakukan perusahaan.

Stock opname dilakukan terutama untuk persediaan yang berada di gudang

perusahaan .Stock opname bisa dilakukan pada akhir tahun atau beberapa waktu

sebelum/sesudah akhir tahun. Untuk perusahaan yang internal controlnya baik,

stock opname bisa dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah tanggal

neraca. Namun demikian, sebaiknya tidak terlalu jauh dari tanggal neraca, untuk

memudahkan auditor pada waktu melakukan trace backward/trace forward

(rekonsiliasi saldo persediaan per tanggal stock opname dengan per tanggal

neraca). Pengamatan terhadap perhitungan fisik atau stock opname persediaan

biasa disebut dengan dual purpose test, yaitu pengujian yang mempunyai tujuan

ganda, tujuan tersebut adalah (1) untuk menguji efektif atau tidaknya sistem

pengawasan intern terhadap persediaan dan (2) untuk menguji kewajaran data

persediaan yang dicantumkan di dalam neraca. Pengamatan terhadap stock

opname dalam pengujian substantif ini bertujuan untuk membuktikan bahwa klien

telah meng-adjust catatan akuntansinya berdasarkan dari hasil perhitungan fisik

persediaan yang dapat dipercaya.


Ada beberapa hal yang harus dilakukan auditor sebelum pelaksanaan stock

opname, yaitu:

a. Dapatkan dan pelajari Petunjuk Pelaksanaan Stock Opname (Phsical

Inventory Instruction) yang dibuat oleh perusahaan, dimana biasanya telah

mencakup:

1. Pengaturan team/petugas stock opname

2. Tanggal pelaksanaan stock opname

3. Pembatasan seminimal mungkin keluar masuknya barang pada waktu

pelaksanan stock opname.

4. Prosedur cut-off

b. Setelah auditor melakukan peninjauan di perusahaan tempat penelitian

dilakukan maka disana auditor mendapatkan bahwa gudang perusahaan ini

terletak dilantai dasar dan barang-barang yang ada telah disusun rapi menurut

jenis dan kelompoknya.

c. Siapkan team audit yang akan ditugaskan untuk melakukan observasi atas

pelaksanaan stock opname yang dilakukan klien, beserta perlengkapan yang

dibutuhkan.

Beberapa yang harus diperhatikan sewaktu pelaksanaan observasi atas stock opname:

a. Di hari pertama pelaksanaan stock opname para petugas diberikan penjelasan

mengenai cara-cara perhitungan yang harus dilakukan, yang dipimpin oleh

penanggungjawab stock opname dihadiri oleh tim auditor.


b. Setelah mendapat penjelasan, maka klien harus menghitung 100%, sedangkan

auditor hanya mengamati apakah perhitungan sudah dilakukan sesuai dengan

physical inventory instruction agar hasilnya benar-benar akurat.

2. Minta Daftar Hasil Stock Opname (Final Inventory List/Inventory Compilation)

Harus diperhatikan jangan sampai terjadi kesalahan tulis dalam satuan, sehingga

jumlah rupiahnya (value) menjadi salah. Prosedur yang dapa dilakukan terhadap

Final Inventory List tersebut adalah:

a. Check mathematical accury (penjumlahan dan perkalian)

b. Cocokkan jumlah kolom value dengan saldo menurut buku besar persediaan.

c. Cocokkan jumlah menurut kolom stock card dengan saldo menurut stock card

d. Bandingkan quantity per count dengan jumlah menurut cont sheet auditor

(hanya bisa untuk barang yang ikut dihitung oleh auditor).

3. Kirimkan konfirmasi untuk persediaan consignment out (persediaan perusahaan

yang dititip jual ke perusahaan lain.

Adakalanya perusahaan mempunyai persediaan yang disimpan di perusahaan lain

untuk dijual. Oleh karana itu, agar lebih praktis maka dikirim konfirmasi daripada

auditor harus menghitungnya.

4. Lakukan rekonsiliasi antara saldo menurut stock opname dan saldo per tanggal

neraca jika stock opname dilakukan beberapa waktu sebelum atau sesudah

tanggal neraca.
5. Periksa cukup tidaknya allowance untuk barang-barang yang bergerak lambat,

rusak,dan ketinggalan mode.

Persediaan yang lambat,rusak dan ketinggalan mode perlu dibuatkan allowance.

Salah satu cara yang biasa digunakan oleh perusahaan adalah:

3 bulan, dibuatkan allowance 10%

6 bulan, dibuatkan allowance 30%

9 bulan,dibuatkan allowance 50%

12 bulan, dibuatkan allowance 80%

Lebih dari 12 bulan, dibuatkan allowance 100%

Selain itu pada waktu stock opname biasanya barang-barang rusak sudah

dipisahkan dan dibuatkan daftar, yang bergerak lambat atau ketinggalan mode dan

sudah berdebu karena lama tidak tersentuh.

6. Periksa kejadian setelah tanggal neraca (subsequent events).

Tujuannya untuk mengetahui apakah ada penjualan fiktif yang didatai untuk

memperbesar jumlah laporan penjualan dan kemudian di awal periode berikutnya

di buat jurnal balik.

7. Periksa cut-off penjualan dan cut-off pembelian.

Tujuannya untuk meyakinkan jangan sampai ada pergeseran waktu pencatatan

penjualan dan pembelian. Jadi jangan sampai ada penjualan tahun 2005 dicatat

sebagai penjualan tahun 2006 atau penjualan tahun 2006 dicatat sebagai penjualan

tahun 2007, begitu juga halnya dengan pembelian. Untuk itu harus dicatat tanggal

dan nomor terakhir dari faktur penjualan, delivery order, faktur pembelian dan
receiving report. Perhatikan juga syarat pengiriman barang apakah fob.

Destination atau fob. Shipping point, tanggal penerimaan barang, yang dapt

diperoleh dari laporan penerimaan dan tanggal pencatatan ke dalam catatan

akuntansi (register bukti kas keluar).

8. Periksa jawaban konfirmasi dari bank,perjanjian kredit,notulen rapat.

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah ada persediaan yang dijadikan

sebagai barang jaminan atas kredit yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga.

9. Periksa apakah ada sales atau puchase comitment per tanggal neraca.

Jika ada purchase atau sales comitment yang menimbulkan kerugian yang

material bagi perusahaan dalam periode berikutnya, hal tersebut harus dijelaskan

dalam catatan atas laporan keuangan.

10. Jika ada barang dalam perjalanan, lakukan prosedur audit yang diperlukan, yaitu:

a. Minta perincian barang dalam perjalanan per tanggal neraca.

b. Periksa perhitungan mathematisnya (penjumlahan dan perkalian).

c. Periksa apakah syarat pengiriman barang menggunakan free on board (fob)

shipping point atau fob destination point.

d. Periksa subsequent clearance (penyelesaian setelah tanggal neraca)


12. Mintalah informasi mengenai barang-barang klien yang dijual secara konsinyasi

dan barang-barang titipan yang ada di tangan klien dan barang milik klien yang

dititipkan ke perusahaan lain sebagai barang konsinyasi dapat diperoleh akuntan

dengan cara mewawancarai manajer bagian pemasaran dan memeriksa arsip

korespondensi antara klien dengan perusahaan yang menitipkan barang ke klien

dan peusahaan yang dititipi barang oleh klien.

12. Buat kesimpulan dari hasil pemeriksaan persediaan dan buat usulan audit

adjustment jika diperlukan.

Auditor harus menyimpulkan apakah berdasarkan prosedur pemeriksaaan yang

telah dilakukannya, persediaan disajikan secara wajar atau tidak.

13. Periksa apakah penyajian persediaan di laporan keuangan sudah sesuai dengan

prinsip akuntansi yang berlaku umum (PSAK).

Penyajian persediaan dalam laporan keuangan pada perusahaan:

Di Neraca:

Note No. 31 Desember 2006

Kas

Bank giro

Persediaan 2&5 Rp. 76.904.831

Dicatat atas Laporan Keuangan

Note 2 (kebijakan akuntansi)


Persediaan dibukukan berdasarkan harga perolehannya dengan menggunakan

metode FIFO (First In First Out).

Note 5 (Penjelasan pos-pos neraca)

Persediaan

Saldo Persediaan per tanggal 31 Desember 2006 terdiri dari:

Rokok Rp. 14.036.537

Pringless Rp. 3.234.078

Minuman Rp. 29.028.918

Chocolate Rp. 4.428.590

Kacang Rp. 960.559

Permen Rp. 4.410.911

Biskuit Rp. 3.904.113

Kerupuk Rp. 3.020.163

Snack Rp. 2.734.352

Obat/vitamin Rp. 839.753

Kue Rp. 176.790

Abon Rp. 1.832.723

Mainan Rp. 2.970.072

Buku Resep Rp. 2.940.607

Lain-lain Rp. 2.386.665

Rp. 76.904.831
2. Pelaksanaan Pengujian Substantif

Pelaksanaan pengujian substantif tertuang dalam kertas kerja berikut ini:

PT. Primajaya

Top Schedule Persediaan

31 Desember 2006

R Adjusment
e Per Book Debet Kredit Final Balance
f
PERSEDIAAN 76.904.831 35.358 57.162 76.883.027
JUMLAH 76.904.831 35.358 57.162 76.883.027
^ ^ ^ ^

WBS

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007

^ Checking Footing & Cross Footing


Dari hasil pemeriksaan Kami atas saldo persediaan,bahwa sesuai audit prosedur yang tercantum dalam

audit Program, Kami berpendapat bahwa saldo rekening tersebut Di atas per 31 Desember 2006 telah

disajikan secara wajar.

PT. Primajaya

Persediaan

31 Desember 2006

Indeks : C-1

Jenis Barang Tahun 2006


Rokok 14.036.537 √о
Pringles 3.234.078 √о
Minuman 29.028.918 √о
Chocolate 4.428.590 √о
Kacang 960.559 √о
Permen 4.410.911 √о
Biskuit 3.904.113 √о
Kerupuk 3.020.163 √о
Snack 2.734.352 √о
Obat/Vitamin 839.753 √о
Kue 176.790 √о
Abon 1.832.723 √о
Mainan 2.970.072 √о
Buku Resep 2.940.607 √о
Lain-lain 2.386.665 √о
Jumlah 76.904.831
Sumber: Analisa ^

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
^ : Checking Footing Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007

√о : Telah ditelusuri ke dokumen penting

Berdasarkan hasil rekap dari perusahaan atas buku pembelian selama periode 1-1-

2006 sampai dengan 31-12-2006 maka diperoleh jumlah pembelian dalam rupiah

selama satu tahun. Berdasarkan hal itu, maka dibuatlah laporan harga pokok

penjualan sebagai berikut:

PT.Primajaya

Laporan Harga Pokok Penjualan

Per 31-12-2006

Indeks : HPP
Uraian Jumlah
Persediaan Awal 70.956.485

Pembelian 156.483.560

Biaya Pembelian 5.250.000

Harga Pokok Barang yang tersedia untuk di jual 232.690.045

Persediaan Akhir (76.904.831)

Harga Pokok Penjualan 155.785.214


^

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
^ : Check perhitungan mathematis Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007

PT.Primajaya
Stock Opname
31/12/2006
Indeks: C-2

No. Artikel Nama Barang Satuan Qty Harga Nilai


ROKOK :
000080000121 Rokok Half Corona Pack 17 2,00 34,00
01230137 Rokok Camel Pack 7 3,00 21,00
01230331 Rokok Camel Filters Pack 18 3,00 54,00
01230739 Rokok Camel Light Pack 8 3,00 24,00
01236432 Rokok Ysl Menthol Pack 20 3,50 70,00
01239730 Rokok Salem Light Pack 4 6,00 24,00
080300221572 Rokok Salem Mtl Slims Pack 13 5,50 71,50
40329642 Rokok Salem Menthol Pack 42 6,00 252,00
02723929 Rokok Capri Menthol Pack 39 4,00 156,00
02812726 Rokok Marlboro Menthol Pack 9 6,00 54,00
02815927 Rokok Marlboro Menthol light Pack 24 6,00 144,00
02833525 Rokok Marlboro Merah Pack 14 6,00 84,00
7622100996200 Rokok Marlboro Light Merah Pack 10 6,00 60,00
7622100996224 Rokok Marlboro Lights Pack 19 6,00 114,00
7622100996248 Rokok Marlboro Menthol Pack 10 6,00 60,00
7622100996262 Rokok Marlboro Light Menthol Pack 10 6,00 60,00
02821122 Rokok Virginia Superslim Pack 5 5,00 25,00
02871622 Rokok Virginia Slims light Pack 32 3,50 112,00
40306445 Rokok Davidoff Light Pack 26 3,80 98,80
40306551 Rokok Davidoff Light Slim Pack 22 3,80 83,60
40306698 Rokok Davidoff Menthol Pack 7 3,80 26,60
40307381 Rokok Davidoff Classic Pack 4 3,80 15,20
4902210200804 Rokok Mild Seven light Pack 14 5,00 70,00
4902210202402 Rokok Mild Seven Super Light Pack 10 5,00 50,00
5000219021730 Rokok Dunhil Filter Pack 4 5,00 20,00
5000219021778 Rokok Dunhil Mtl Lights Pack 22 5,00 110,00
5000219021839 Rokok Dunhil F Pack 13 5,00 65,00
5010175806333 Rokok Sobranie Cutrus Slim Pack 7 5,00 35,00
50219209 Rokok Benson Pack 9 4,00 36,00
8720400000227 Rokok Café Cream 10's Pack 3 17,00 51,00
8720400000456 Rokok Café Cream Mild Pack 5 17,00 85,00
87217094 Rokok Vogue Menthol Pack 4 3,80 15,20
88011929 Rokok Esse Men Sup Slim Pack 4 5,00 20,00
8998989100120 Rokok Gudang Garam Filter Pack 4 2,00 8,00
8998989121163 Rokok Gudang Garam Profesional Pack 6 2,00 12,00
8998989501125 Rokok Gudang Garam Merah Pack 15 2,00 30,00
8999909028234 Rokok Dji Sam Soe Pack 10 3,00 30,00
8999909028999 Rokok Dji Sam Soe Refil super Pack 4 3,50 14,00
8999909076006 Rokok Sampoerna Mild Menthol Pack 7 2,50 17,50
8999909096004 Rokok Sampoerna Mild Pack 23 2,50 57,50
8999909982000 Rokok Sampoerna Mild 12's Pack 8 1,50 12,00
Total 1
PRINGLES :
037000321279 Pringles Original 50 gr Pcs 18 2,20 39,60
037000377054 Pringles Original Potato Pcs 24 4,00 96,00
037333321286 Pringles Sour 50 gr Pcs 21 2,20 46,20
037000377177 Pringless Sour Cream & Onion Pcs 42 4,00 168,00
037000321293 Pringles Cheez 50 gr Pcs 2 2,20 4,40
037000377085 Pringles Cheez UMS Potato Pcs 15 4,00 60,00
037000332213 Pringles Pizza 50 gr Pcs 23 4,00 50,60
037000377122 Pringles Pizza 163 gr Pcs 4,00 21 84,00
Total

MINUMAN :
02217303 Wrigley Juicy Fruit Pcs 34 1,00 34,00
2200000851 Wrigley Coolair Mentol St Pcs 48 1,00 48,00
076183163221 Snapple Bottle Grapeade Pcs 24 3,50 84,00
076183163566 Snapple Peach Iced Tea 47 Pcs 18 3,50 63,00
076183163634 Snapple Kiwi Strawberry 4 Pcs 7 3,50 24,50
076183163641 Snapple Mango Madness 473 Pcs 17 3,50 59,50
076183163696 Snapple Pink Lemon 473ml Pcs 14 3,50 49,00
076183163733 Snapple Grapeade 473ml Pcs 8 3,50 28,00
076183168103 Snapple Bot Summer Peach Pcs 23 3,50 80,50
076183168189 Snapple Cranberry 473ml Pcs 27 3,50 94,50
076183168509 Snapple Apple Juice Drink Pcs 12 3,50 42,00
086428230007 Tiger Beer 330ml Pcs 81 2,50 202,50
738989114011 Beer Bintang 330ml Pcs 168 2,50 420,00
738989414012 Heineken 330ml Pcs 129 2,50 322,50
8886002100007 Bali Hai Premium Beer 330ml Pcs 1 2,50 2,50
8886002100052 Bali Hai Draft Beer 330ml Pcs 27 2,50 67,50
089686801026 Seven Up Ice 330ml Pcs 3 2,00 6,00
089686803013 Pepsi Gold 330ml Pcs 43 2,00 86,00
089686810028 Pepsi 330ml Pcs 45 1,20 54,00
089686816013 Pepsi Blue 1500ml Pcs 5 4,00 20,00
089686816020 Pepsi Blue 330ml Pcs 30 2,00 60,00
8888001420018 Pepsi 330ml Pcs 20 1,50 30,00
3068320014067 Evian 750ml Pcs 13 3,50 45,50
3068320063003 Air Mineral Evian 330 ml Pcs 65 1,50 97,50
3068320085005 Air Mineral Evian 1500 ml Pcs 25 3,50 87,50
832423000042 Esprit Raspberry 300ml Pcs 13 3,00 39,00
832423000059 Esprit Lemon Lime 300ml Pcs 17 3,00 51,00
832423000066 Esprit Passion Fruit 300m Pcs 19 3,00 57,00
832423000400 Esprit Blueberry 300ml Pcs 9 3,00 27,00
832423000417 Esprit Strawberry 300ml Pcs 10 3,00 30,00
832423000103 Classic Apple Cerry 300ml Pcs 1 3,00 3,00
832423000196 Classic Apple Black Curra Pcs 8 3,00 24,00
832423000202 Classic Apple Passion fruit Pcs 6 3,00 18,00
832423000219 Classic Apple Peach 300ml Pcs 2 3,00 6,00
8886008101091 Air Mineral Aqua 1500ml Pcs 70 2,00 140,00
8888140000027 Gogo 237ml Pcs 37 2,00 74,00
8888196110329 Pokka Mango Drink 240ml Pcs 29 2,00 58,00
8888196110527 Pokka Guava juice Pcs 15 2,00 30,00
8888196111029 Pokka Pineapple Pcs 28 2,00 56,00
8888196111326 Pokka Pulpy Orange 240ml Pcs 41 2,00 82,00
8888196112026 Pokka Peach 240ml Pcs 25 2,00 50,00
8888196113221 Pokka Pulpy Lychee Pcs 7 2,00 14,00
8888196115522 Pokka Melon Milk Drink 24 Pcs 34 2,00 68,00
8888196120021 Pokka Lemon Tea Pcs 55 2,00 110,00
8888196120724 Pokka Oolong Tea Pcs 39 2,00 78,00
8888196122223 Pokka Lemon Calamansi Pcs 39 2,00 78,00
8888196124128 Pokka Chinese Green Tea 3 Pcs 15 2,00 30,00
8888196120328 Guava Juice Can Pcs 54 2,00 108,00
8888200605094 F&N Tonic Water 325ml Pcs 75 1,50 112,50
9556570311011 F&N Orange 500ml Pcs 3 2,00 6,00
9556570311028 F&N Sarsi 500ml Pcs 15 2,00 30,00
9556570311042 F&N Strawberry 500ml Pcs 17 2,00 34,00
9556570311073 F&N Fruit 500ml Pcs 23 2,00 46,00
8888200605100 Soda Water 325ml Pcs 5 1,50 7,50
8888240010513 Bird Nest Drink Ice Cool Pcs 3 1,80 5,40
8935112200005 Redbul 250ml Pcs 18 1,50 27,00
8992761111014 Coca Cola 330ml Pcs 188 1,50 282,00
8992761111021 Coca Cola Diet Cook 330ml Pcs 46 1,50 69,00
8992761111038 Sprite 330ml Pcs 63 1,50 94,50
8992761111045 Fanta Strawberry 330ml Pcs 70 1,50 105,00
8992761111052 Fanta Orange 330ml Pcs 25 1,50 37,50
8997035111110 Pocari Sweat Can 330ml Pcs 16 2,00 32,00
9556001025272 Nescafe Coffe Late 240ml Pcs 13 2,00 26,00
9556001047175 Nescafe Original 240ml Pcs 64 2,00 128,00
9556001054005 Nescafe Dark Pcs 16 2,00 32,00
9556001051509 Milo 240ml Pcs 32 2,00 64,00
9556156003347 Yeos Soya Milk 330ml Pcs 47 1,80 84,60
9556156009097 Yeos Jasmine Green Tea Pcs 15 1,50 22,50
9556156003385 Gross Jelly 300ml Pcs 6 1,50 9,00
9556570105900 Sunkist 320ml Pcs 40 2,00 80,00
Total 2
CHOCOLATE :
8996025105061 Cadburry Cashew Nut 90gr Pcs 2 5,50 11,00
5000426154641 Kit Kat Chunky Chocolate Pcs 8 3,00 24,00
95502489 Kit Kat 17gr Pcs 45 1,00 45,00
9556001023735 Kit Kat White Choco 4f 35gr Pcs 23 2,50 57,50
9556001670700 Kit kat 35gr Pcs 41 2,00 82,00
76145599 Toblerone Chocolate White Pcs 9 3,50 31,50
8886015402037 Nyam Nyam Sugar Rice 28gr Pcs 5 1,00 5,00
8886015403034 Nyam Nyam Choco Strawberry Pcs 5 1,00 5,00
8886015426132 Tim Tam Chocolate Mint Pcs 23 3,00 69,00
8886015430139 Tim Tam Biscuit Milk Chocolate Pcs 24 3,00 72,00
8991001111647 Silver Queen Chocolate Pcs 2 4,00 8,00
8991001121400 Silver Queen Almond 68gr Pcs 2 2,50 5,00
8991001121455 Silver Queen Fruitnut 68 gr Pcs 29 2,50 72,50
8991001121615 Silver Queen Cashew 68gr Pcs 20 2,50 50,00
8991001501028 Cha Cha Polos 90gr Pcs 4 2,00 8,00
8991001661746 Delfi Treasure Cookies Pcs 5 2,00 10,00
93682015 Mars Chocolate Pcs 42 2,00 84,00
93682817 M&M Chocolate Peanut Pcs 37 2,00 74,00
8851019210155 Glico Milk Stick 27,5gr Pcs 10 2,00 20,00
8851019210216 Glico Pocky Chocobanana 2 Pcs 3 2,00 6,00
8851019230412 Glico Pretz Pizza Stick 3 Pcs 4 2,00 8,00
Total
KACANG :
000043000127 Kacang bogor Pcs 11 2,50 27,50
000043000128 Kacang Bumbu Pcs 1 2,00 2,00
000043000258 Kacang Bawang Pcs 9 2,50 22,50
8801043102803 Onion King 85gr Pcs 37 3,00 111,00
Total
PERMEN :
89301569 Permen Happident Protex 1 Pcs 59 1,50 88,50
8935001705130 Happydent 30's Pcs 13 3,50 45,50
8991115040093 Happydent White Blister Pcs 59 1,00 59,00
8991115042004 Permen Happident White Herbal Pcs 52 1,00 52,00
8990333115019 Lotte Green Gum Stick Pcs 13 1,00 13,00
8990333115026 Lotte Coolmint Stick Pcs 24 1,00 24,00
8990333115040 Lotte Juicy & Fresh Stick Pcs 17 1,00 17,00
8990333115088 Lotte Barley Mint Stick Pcs 25 1,00 25,00
8990333115101 Chewing Gum Lotte Strawberry Pcs 17 1,00 17,00
8990800006727 Permen Mentos Rasa Anggur Pcs 45 1,00 45,00
8990800009575 Permen Mentos Fruity Berr Pcs 9 1,00 9,00
8990800100012 Mentos Roll Mint Pcs 69 1,00 69,00
8990800100050 Mentos Roll Fruit Pcs 53 1,00 53,00
8990800919263 Mentos Barley Mint Pcs 12 1,00 12,00
8992741902250 Yupi Jungle Fun 15gr Pcs 3 0,30 0,90
8992741902922 Yupi Fruit Cocktail 36gr Pcs 70 1,00 70,00
8992741941013 Yupi Mini Burger 40gr Pcs 8 1,00 8,00
8992741941341 Yupi Apple Ring 120gr Pcs 2 2,80 5,60
8992919851250 Sugus Yogurt Assort (5) Pcs 9 1,50 13,50
8992919851267 Sugus Jumbo Strawberry &Grape Pcs 7 1,50 10,50
8992919881035 Sugus Jumbo Strawberry & Orange Pcs 1 1,50 1,50
8991115010102 Big Babol Stick Tuty Fruity Pcs 1 1,00 1,00
8991115011109 Big Babol Stick Orange 24 Pcs 4 1,00 4,00
8991115012106 Big Babol Stick Strawberry Pcs 17 1,00 17,00
8991115018108 Big Babol Grafe Flavour Pcs 14 1,00 14,00
8993099136878 Pagoda Pastiless Strawberry Pcs 1 1,50 1,50
9556108212001 Strepsils Regular Pcs 3 4,00 12,00
8556108212025 Strepsils Rasa Honey Pcs 5 4,00 20,00
9556108212032 Strepsils Extra Strong 12' Pcs 4 4,00 16,00
9556108212155 Strepsils Vitamin C 100 Pcs 6 4,00 24,00
Total
BISKUIT :
4893049130007 Oreo Double Stuff Pcs 11 2,00 22,00
8992760121090 Biscuit Oreo Double Delig Pcs 1 2,00 2,00
8992760223015 Oreo Choco Crème 128gr Pcs 15 2,00 30,00
8801043102759 Prawn Cracker Pcs 63 2,50 157,50
8801043102827 Prawn Cracker Hot Spicy Pcs 67 2,50 167,50
8886015201111 Goodtime Choco Chip Cook Pcs 3 2,50 7,50
8886015203115 Goodtime Pcs 8 2,00 16,00
8888166335615 Vita Vegetable Biscuit 10 Pcs 4 2,00 8,00
8888166337305 Nissin Wafer Strawberry 1 Pcs 2 2,00 4,00
8888166337312 Nissin Wafer Coconut 120gr Pcs 3 2,00 6,00
8888166603356 Khong Guan Crem Cracker Pcs 3 1,50 4,50
8888166603493 Khong Guan Marie Biscuit Pcs 11 3,00 33,00
8888166603653 Khong Guan Wafer Cream Pcs 3 3,00 9,00
8888166603660 Khong Guan Wafer Strawberry Pcs 2 3,00 6,00
8888166604568 Khong Guan Family Cracker Pcs 5 2,00 10,00
8888166989344 Khong Guan Malkist Cracker Pcs 2 1,50 3,00
8888166989399 Biscuit Khong Guan Red As Pcs 2 4,00 8,00
8888166605329 Biscuit Marie Susu 160gr Pcs 10 2,00 20,00
8993039111255 Regal Marie Biscuit 125gr Pcs 2 3,00 6,00
8888266222075 Cream Wafer Chocolate 200gr Pcs 1 2,50 2,50
8992760211029 Ritz Cracker 100gr Pcs 3 2,50 7,50
8992760300020 Biscuit Ritz Cheese Crack Pcs 10 2,50 25,00
9556001010339 Nestle Milkybar 45gr Pcs 23 2,50 57,50
9556001013125 Milkybar Milk & Cookies Pcs 20 2,50 50,00
Total
KERUPUK :
000043001252 Kerupuk Bangka Ikan Tenggiri Pcs 25 3,00 75,00
000043001271 Kerupuk Bangka Ikan Tenggiri Pcs 33 4,00 132,00
000043001272 Kerupuk Warna Ikan Tenggiri Pcs 10 3,00 30,00
000043001274 Kerupuk Kentang Steak Pcs 9 3,50 31,50
000043001350 Kerupuk Udang 150 gr Pcs 32 3,00 96,00
000043001351 Kerupuk Sotong 150 gr Pcs 31 3,00 93,00
8994437211073 Kerupuk Sotong "GGG" Pcs 11 5,00 55,00
Total
SNACK :
05331450222 Kusuka Keripik singkong L Pcs 21 2,00 42,00
05331450223 Kusuka Keripik singkong k Pcs 3 2,00 6,00
8885000870134 Jj Potato Chips Bbq Flavour Pcs 10 3,00 30,00
8885000870141 Jj Potato Chips Spring Onion Pcs 35 3,00 105,00
8887341400322 Snoopy Potato Chips 85gr Pcs 5 2,50 12,50
8887341400339 Snoppy Potato Chips Sour Pcs 1 2,50 2,50
9556353920355 Dahfa B. Pcs 12 2,50 30,00
9556353930750 Dahfa Snack Ikan Juhi 70 gr Pcs 59 4,00 236,00
Total

OBAT/ VITAMIN :
000050000069 Antimo Tablet Pcs 17 2,00 34,00
9556570312131 100 Plus 1500ml Pcs 31 3,50 108,50
Total
KUE :
733894223179 Monica lapis Moscovis Bia Pcs 4 6,00 24,00
733894223186 Monica Lapis legit Surabaya Pcs 1 6,00 6,00
Total
ABON :
8993317107505 Abon Juhi Garing "Sedapko" Pcs 23 6,00 138,00
8993317117504 Abon Juhi Garing "Sedapko" Pcs 14 9,50 133,00
8993317120207 Abon Juhi Garing "Sedapko" Pcs 5 8,00 40,00
Total
MAINAN :
000061000001 Mainan Kartu 565 (Tiger) Pcs 40 2,00 80,00
000061000023 Kartu No 280 Pcs 4 10,00 40,00
000061000027 Kartu No 38 Pcs 5 10,00 50,00
000061000032 Kartu 727 Pcs 6 2,00 12,00
6920976069676 Kartu No 898 Pcs 5 10,00 50,00
073854007655 Playing Cards Marilyn Monr Pcs 17 8,00 136,00
041187068047 Playing Cards Peanuts Pcs 17 8,00 136,00
Total
BUKU RESEP :
9780794600907 Mini-Indian Rice And Breaf Pcs 2 10,00 20,00
9780794601089 Mini-Quick & Easy Japan Pcs 2 10,00 20,00
9780794601096 Mini-Homestyle Filipina Pcs 2 10,00 20,00
9780794601126 Mini-Thai Cakes & Dessert Pcs 4 10,00 40,00
9780794601157 Mini-Japan Favourite Pcs 1 10,00 10,00
9780794603113 Mini-Indonesian Desserts Pcs 3 10,00 30,00
9780794604134 Mini-Hidangan Nyonya Isti Pcs 1 10,00 10,00
9789625931050 Mini-Brownies, Fudges Pcs 1 7,00 7,00
9789625933603 Mini-Pizza & Melts Pcs 1 10,00 10,00
9789625933672 Mini-Healty Eating Family Pcs 2 10,00 20,00
9789625934266 Mini Japanese And Korean Pcs 1 10,00 10,00
9789625937397 Mini-Fast Kids Food Pcs 2 10,00 20,00
9789625938516 Mini-Delicious Asiansseaf Pcs 2 10,00 20,00
9789625939209 Mini-Homestyle Chinese Pcs 1 10,00 10,00
9789628734016 Mini-Sushi & Sashini Pcs 3 10,00 30,00
9789628734245 Mini-Indonesian Cakes Pcs 2 10,00 20,00
9789628734610 Mini Pasta Favourites Pcs 1 10,00 10,00
9789628734900 Mini-Fast Dessert Pcs 1 10,00 10,00
9789625935515 Sbs-Pasta Cook Book Pcs 3 14,00 42,00
9789625935522 Sbs-Soups & Stews Pcs 2 14,00 28,00
9789625935539 Sbs-Ultimate Potato Cook Pcs 3 14,00 42,00
9789625936123 Sbs-Soups & Breads Pcs 3 14,00 42,00
9789625936161 Sbs-New Asian Cooking Pcs 2 14,00 28,00
Total
LAIN-LAIN :
000043000477 Kiam Moy Gula Asem Merah Pcs 1,00 31 31,00
5011435605550 Korek Api Pcs 0,50 165 82,50
8888196110220 Mixed Fruit Pcs 2,00 16 32,00
8993163611102 Tissue Handkerchief Bliss Pcs 0,50 229 114,50
8994437011024 Sotong G3 60gr Pcs 5,00 15 75,00
000035000068 Postcard Bintan Mix Pcs 1,50 28 42,00
000037000090 Pen Faster Pcs 0,80 35 28,00
Total

Catatan : 1 SGD (Rp. 5.893)


Berdasarkan Stock Opname yang dilakukan, maka diketahui persediaan pada

PT.Primajaya memiliki jumlah yang material sebesar:

Rokok:

Rokok Half Corona Rp. 200.362


Rokok Camel Rp. 583.407
Rokok Ysl Menthol Rp. 412.510
Rokok Salem Rp. 2.047.818
Rokok Capri Menthol Rp. 919.308
Rokok Marlboro Rp. 3.394.366
Rokok Virginia Rp. 807.341
Rokok Davidoff Rp. 1.321.211
Rokok Mild Rp. 707.160
Rokok Dunhil Rp. 1.149.135
Rokok Sobranie Rp. 206.255
Rokok Benson Rp. 212.148
Rokok Café Rp. 801.448
Rokok Vogue Rp. 89.574
Rokok Esse Men Sup Slim Rp. 117.860
Rokok Gudang Garam Rp. 294.650
Rokok Dji Sam Soe Rp. 259.292
Rokok Sampoerna Rp. 512.692
Rp. 14.036.537
Pringles:

Pringles Original Rp. 799.091


Pringles Sour Rp. 1.262.280
Pringles Cheez Rp. 379.509
Pringles Pizza Rp. 793.198
Rp. 3.234.078

Minuman:
Minuman Wrigley Juicy Fruit Rp. 483.226
Minuman Snapple Rp. 3.093.827
Minuman Beer Rp. 5.981.397
Minuman Seven Up Rp. 35.358
Minuman Pepsi Rp. 1.473.250
Minuman Air Mineral Evian Rp. 1.358.338
Minuman Espirit Rp. 1.202.172
Minuman Classic Apple Rp. 300.543
Minuman Air Mineral Aqua Rp. 825.020
Minuman Gogo Rp. 436.082
Minuman Pokka Rp. 5.126.902
Minuman F&N Rp. 1.346.551
Minuman Guava Rp. 636.444
Minuman Wortel Rp. 212.148
Minuman Soda Rp. 44.198
Minuman Bird nest ice cool Rp. 31.822
Minuman Redbul Rp. 159.111
Minuman Coca-cola Rp. 2.068.443
Minuman Sprite Rp. 556.889
Minuman Fanta Rp. 839.753
Minuman Pocari Rp. 188.576
Minuman Nescafe Rp. 1.096.098
Minuman Milo Rp. 377.152
Minuman Yeos Rp. 631.141
Minuman Gross Jelly Rp. 53.037
Minuman Sunkist Rp. 471.440
Rp. 29.028.918
Chocolate:

Chocolate Cadburry Rp. 64.823


Chocolate Kit Kat Rp. 1.228.690
Chocolate Toblerone Rp. 185.630
Chocolate Nyam-Nyam Rp. 58.930
Chocolate Tim Tam Rp. 830.913
Chocolate Silver Quen Rp. 798.502
Chocolate Founnut Rp. 23.572
Chocolate Cha cha Rp. 47.144
Chocolate Delfi Rp. 58.930
Chocolate Mars Rp. 495.012
Chocolate M&M Rp. 436.082
Chocolate Glico Rp. 200.362
Rp. 4.428.590

Kacang:

Kacang Bogor Rp. 162.058


Kacang Bumbu Rp. 11.786
Kacang Bawang Rp. 786.715
Rp. 960.559

Permen:
Permen Happydent Rp. 1.443.783
Permen Lotte Rp. 565.728
Permen Mentos Rp. 1.107.884
Permen Yupi Rp. 497.959
Permen Sugus Rp. 150.273
Permen Big Babol Rp. 212.148
Permen Pagoda Pastiless Rp. 8.840
Permen Strepsils Rp. 424.296
Rp. 4.410.911

Biskuit:

Biskuit Oreo Rp. 318.222


Bikuit Prawn Cracker Rp. 1.915.226
Biskuit Goodtime Rp. 138.486
Biskuit Vita Vegetable Rp. 47.144
Biskuit Nissin Rp. 58.930
Biskuit Khong Guan Rp. 433.133
Biskuit Marie Rp. 153.218
Biskuit Cream Wafer Chocolate Rp. 14.733
Biskuit Ritz Rp. 191.523
Biskuit Nestle Rp. 633.498
Rp. 3.904.113

Kerupuk:

Kerupuk Bangka Rp. 1.219.851


Kerupuk Warna Rp. 176.790
Kerupuk Kentang Rp. 185.630
Kerupuk Udang Rp. 565.728
Kerupuk Sotong Rp. 872.164
Rp. 3.020.163
Snack:

Snack Kusuka Rp. 282.864


Snack JJ Potato Chips Rp. 795.555
Snack Snoopy Potato Rp. 88.395
Snack Dahfa Rp. 1.567.538
Rp. 2.734.352

Obat/Vitamin:

Obat Antimo Rp. 200.362


Vitamin 100 Plus 1500ml Rp. 639.391
Rp. 839.753

Kue:

Kue Lapis Rp. 176.790

Abon:

Abon Juhi Rp. 1.832.723

Mainan:

Mainan Kartu Rp. 2.970.072

Buku Resep:
Buku Resep Mini Rp. 1.868.081
Buku Resep Sbs Rp. 1.072.526
Rp. 2.940.607 Lain-

lain:

Kian Moy Gula Asem Merah Rp. 182.683


Korek Api Rp. 486.173
Mixed fruit Rp. 188.576
Tissue Rp. 674.748
Sotong Rp. 441.975
Postcar Bintan Mix Rp. 247.506
Pen Faster Rp. 165.004
Rp. 2.386.665

PT. Primajaya

Inventory Count Sheet

Indeks : C-3
No. Artikel Nama Barang Jumlah Harga Catatan
Per Per Selisih Pokok
Card Count (Rp.)
8.886.008.101.091 Air Mineral Aqua 1500ml 66√о 67 # 1 11.786 Kesalahan
Nomor

8.888.001.420.018 Pepsi 330ml 20√о 21 # 1 8.840 Kesalahan


Nomor

8.991.001.121.455 Silver Queen Fruitnut 68gr 29√о 30 # 1 14.733 Barang


Belum
Diantar
Sub Total (Selisih lebih) 3 35.358
^ ^
JP-1
0.896.868.100.28 Pepsi 330ml 45√о 44 # 1 7.072 Expaired

3.068.320.085.005 Air Mineral Evian 1500ml 25√о 24 # 1 20.626 Rusak

8.991.001.121.615 Silver Queen Cashew 68gr 20√о 19 # 1 14.733 Expaired

9.556.001.010.339 Nestle MilkyBar 45gr 23√о 22 # 1 14.733 Expaired


Sub Total (Selisih Kurang) 4 57.162
^ ^
JP-2

^ : Checking footing & Cross footing


√о : Telah ditelusuri ke kartu persediaan
# : Telah dilakukan observasi terhadap stock opname

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007
PT. Primajaya
Working Balance Sheet - Rek. Neraca
31 Desember 2006
NO. Rekening Per Buku Penyesuaian Per Audit
31/12/2006 Debet Kredit
Aktiva
110100 Kas 2.500.000 2.500.000
110200 Bank 325.000.000 325.000.000
110400 Piutang Penjualan 25.435.200 25.435.200
110500 Piutang Direksi 125.000.000 125.000.000
110600 Piutang Afiliasi 366.805.427 366.805.427
110703 Persediaan barang dagang 76.904.831 35.358 57.162 76.883.027
110900 Biaya Dibayar dimuka 55.000.000 55.000.000
120000 Inventaris Toko 39.458.245 39.458.245
121000 Akum. Penyusutan (16.126.465) (16.126.465)
130000 Biaya Pra Operasional 1.437.683 1.437.683
131000 Amortisasi Pra Operasional (860.355) (860.355)
Total Aktiva 1.000.554.566 35.358 57.162 1.000.532.762

Pasiva
210100 Hutang Usaha 55.347.855 55.347.855
210200 Hutang Afiliasi 117.027.457 117.027.457
210300 Hutang Direksi 44.486.328 44.486.328
210400 Hutang Biaya 16.879.554 16.879.554
Total Hutang 233.741.194 233.741.194

Modal
310000 Modal Disetor 200.000.000 200.000.000
320000 L/R Ditahan (44.000) (44.000)
330000 L/R Tahun Berjalan 566.857.372 57.162 35.358 566.835.568
Total Modal 766.813.372 57.162 35.358 766.791.568

Total Pasiva 1.000.554.566 57.162 35.358 1.000.532.762

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007
PT. Primajaya

Working Profit & Loss-Rek. R/L

31 Desember 2006

No. Rekening Per Buku Penyesuaian Per Audit


31 Des 2006 Debet Kredit
411000 Penjualan 894.695.876 894.695.876

412000 Retur dan Pot. Penjualan (7.941.376) (7.941.376)

Penjualan bersih 886.754.500 886.754.500

510000 Harga Pokok Penjualan 155.785.214 57.162 35.358 155.807.018

Laba Kotor 730.969.286 730.947.482

610000 Biaya Operasional (164.220.464) (164.220.464)

619999 Biaya Lain-lain (62.450) (62.450)

719999 Pendapatan Lain-lain 171.000 171.000

Laba Bersih Sblm Pajak 566.857.372 566.835.568

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007
PT. Primajaya

Usulan Jurnal Penyesuaian

Indeks : JP

Keterangan Ref Debet Kredit


(Rp.) (Rp.)
JP-1
Persediaan C-3 35.358
Harga Pokok Penjualan 35.358

JP-2
Harga Pokok Penjualan C-3 57.162
Persediaan 57.162

Diperiksa oleh Dibuat Oleh


Supervisor Ika Wahyuni
Tgl:28-02-2007 Tgl:28-02-2007

Berdasarkan pelaksanaan pengujian substantif ditemukan beberapa hal yang

memerlukan penyesuaian, yaitu:

1. Ada beberapa kelompok persediaan yang dicatat lebih kecil dari yang

sebenarnya, yaitu kelompok persediaan Air Mineral Aqua 1500ml, Pepsi

330ml (8.888.001.420.018), dan Silver Queen Fruitnut 68gr. Oleh karena itu
pencatatannya harus mengikuti perhitungan fisik yang ada, sehingga

memerlukan penyesuaian sebagai berikut:

Persediaan Rp. 35.358

Harga Pokok Penjualan Rp. 35.358

2. Ada beberapa kelompok persediaan yang dicatat lebih besar dari jumlah yang

sebenarnya, yaitu kelompok persediaan Pepsi 330ml (0.896.868.100.28), Air

Mineral Evian 1500ml, Silver Quen Cashew 68gr, Nestle Milky Bar 4,59gr.

Oleh karena itu harus mengikuti perhitungan fisik yang ada, sehingga

memerlukan penyesuaian sebagai beikut:

Harga Pokok Penjualan Rp. 57.162

Persediaan Rp. 57.162

Karena adanya penyesuaian tersebut, maka:

1. Jumlah persediaan di dalam neraca menurun dari Rp. 76.904.831 menjadi Rp.

76.883.027 selisihnya yaitu sebesar Rp. 21.804

2. Jumlah laba bersih sebelum pajak menurun dari Rp. 566.857.372 menjadi Rp.

566.835.568 selisihnya yaitu sebesar Rp. 21.804

3. Nilai harga pokok penjualan bertambah dari Rp. 155.785.214 menjadi Rp.

155.807.018 selisihnya sebesar Rp. 21.804


Tabel 4.3

Daftar Persediaan PT. Primajaya Setelah Dikoreksi

Jenis Barang Jumlah


Rokok 14.036.537
Pringles 3.234.078
Minuman 29.021.847
Chocolate 4.428.590
Kacang 960.559
Permen 4.410.911
Biskuit 3.889.380
Kerupuk 3.020.163
Snack 2.734.352
Obat/Vitamin 839.753
Kue 176.790
Abon 1.832.723
Mainan 2.970.072
Buku Resep 2.940.607
Lain-lain 2.386.665
Total 76.883.027

Sumber: Analisa
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah melakukan pembahasan dan menganalisa data-data yang ada, penulis

berkesimpulan bahwa :

1. PT. Primajaya adalah perseroan yang memiliki persediaan yang terdiri dari

beberapa kelompok, yaitu : Rokok, Pringles, Minuman, Chocolate, Kacang,

Permen, Biskuit, Kerupuk, Snack, Obat/vitamin, Kue, Abon, Mainan, Buku

Resep, dan lain-lain.

2. Sesuai dengan hasil tanya jawab dengan pihak perusahaan diketahui bahwa

struktur pengendalian intern perusahaan sudah baik sehingga dapat dilakukan

pengujian substantif.
3. Sesuai dengan isi quesioner hasil tanya jawab dengan perusahaan diketahui

bahwa persediaan yang ada memiliki jumlah yang material, yaitu sebesar Rp.

76.904.831. Dari jumlah tersebut, persediaan yang terbanyak yaitu persediaan

Minuman sebesar Rp. 29.021.847.

4. Dari hasil penelitian, ditemukan adanya persediaan yang rusak, kesalahan

nomor, dan expaired sehingga memerlukan penyesuaian terhadap saldo

persediaan dan harga pokok penjualan. Kelompok persediaan yang

mengalami perubahan adalah kelompok persediaan Minuman dan Coklat.

Jenis persediaan Rokok, Kacang, Permen, Biskuit, Kerupuk, Snack,

Obat/Vitamin, Kue, Abon, Mainan, Buku Resep, dan lain-lain tidak

mengalami perubahan.

5. Secara keseluruhan Perusahaan telah menyajikan rekening persediaan dan

harga pokok penjualan dengan wajar.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan maka dapat

diberikan saran-saran yang sekiranya dapat berguna bagi perusahaan. Saran-saran

yang dapat diberikan :

1. Pencatatan terhadap persediaan harus dilakukan secara teliti oleh petugas

sehingga tidak terjadi kesalahan pencatatan yang berakibat terjadinya

kesalahan penyajian persediaan dan harga pokok penjualan di laporan

keuangan perusahaan.
2. Persediaan yang dimiliki oleh perusahaan harus dijaga dengan sebaik-baiknya

sehingga tidak mudah rusak, karena adanya persediaan yang rusak

menyebabkan kerugian bagi perusahaan.

3. Sebaiknya perusahaan mencatat atau membuat laporan atas barang yang rusak

dari pusat dan dicatat sebagai retur pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

Arens dan Loecbbecke Terjemahan oleh Amir Abadi Jusuf . 2000, Auditing :
Pendekatan Terpadu, Buku satu dan dua, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Penerbit


Salemba Empat, Jakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba


Empat, Jakarta.

Mulyadi. 2002, Auditing, Edisi Keenam, Buku satu dan dua, Penerbit Salemba
Empat, Jakarta.

Munawir, H.S. 2000, Auditing Modern, Edisi 1, Cetakan 4, Penerbit BPFE,


Yogyakarta.
Riyanto Bambang. 2001, Dasar-Dasar Akuntansi, Edisi 5, Penerbit BPFE,
Yogyakarta.

Robert N. Anthony dan Vijay Govindarajan. 2005, Management Control System,


Buku satu, Penerbit Salemba Empat, Jakarta

Soemarso. 2002, Akuntansi Suatu Pengantar, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Sukrisno Agoes. 2004, Auditing, Jilid 1 Oleh Kantor Akuntan Publik, Penerbit FE UI,
Jakarta.

Smith, Jay M, dan Skousen, K. Fred. 2004, Akuntansi Intermediate, Jilid 1, Edisi
Kesembilan, Volume Komperehensif, Penerbit Erlangga, Surabaya.

Kieso, D.E, J.J, Weygandt, Terry D. Warsield. 2001, Akuntansi Intermediate, Edisi
Kesepuluh, John Wiley dan Son Inc: Emil Salim S.E Penerbit Erlangga,
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai