Anda di halaman 1dari 35

PAPARAN KAPOLRES CILEGON

DALAM RANGKA
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
DASAR BELA NEGARA
DASAR HUKUM

1 PASAL 27 AYAT (3) UUD 1945


SETIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM UPAYA PEMBELAAN NEGARA

PASAL 30 AYAT (1) UUD 1945


2 TIAP-TIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM USAHA PERTAHANAN DAN
KEAMANAN NEGARA

PASAL 9 AYAT (1) UU RI NO 3 TAHUN 2002 TTG PERTAHANAN NEGARA


3 SETIAP WARGA NEGARA BERHAK DAN WAJIB IKUT SERTA DALAM UPAYA BELA NEGARA YANG
DIWUJUDKAN DALAM PENYELENGGARAAN PERTAHANAN NEGARA
PENGERTIAN NEGARA
Istilah negara berasal dari bahasa Sansekerta yaitu kata "nagari" atau "nagara" yang
mempunyai arti "kota". Kemudian secara etimologis, terjemahan dari istilah "negara"
bisa berasal dari berbagai macam bahasa. Kita mulai dari bahasa Jerman "staat",
kemudian Inggris "state", Perancis "etat", Latin "status/statum" dan Italia "Lo stato",
yang mempunyai arti suatu kondisi yang memiliki sifat tegak dan juga tetap.
NEGARA MENURUT AHLI
KONSEP NKRI
SEJARAH BELA NEGARA
Sejarah Bela negara dimulai di Kota Bukittinggi yang semula merupakan pasar (pekan) bagi masyarakat Agam Tuo.
Kemudian setelah kedatangan Belanda, kota ini menjadi kubu pertahanan mereka untuk melawan Kaum Padri. Pada
tahun 1825, Belanda mendirikan benteng di salah satu bukit yang dikenal sebagai benteng Fort de Kock, sekaligus
menjadi tempat peristirahatan opsir-opsir Belanda yang berada di wilayah jajahannya. Pada masa pemerintahan
Hindia-Belanda, kawasan ini selalu ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang
menjadi sebuah stadsgemeente (kota) dan berfungsi sebagai ibu kota Afdeeling Padangsche Bovenlanden dan
Onderafdeeling Oud Agam.

Pada masa pendudukan Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat pengendalian pemerintahan militernya untuk
kawasan Sumatera, bahkan sampai ke Singapura dan Thailand. Kota ini menjadi tempat kedudukan komandan militer
ke-25 Kempetai, di bawah pimpinan Mayor Jenderal Hirano Toyoji. Pada masa itu, kota ini berganti nama dari
Stadsgemeente Fort de Kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya diperluas dengan memasukkan nagari-
nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau, Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Setelah
kemerdekaan Indonesia, berdasarkan Ketetapan Gubernur Provinsi Sumatera Nomor 391 tanggal 9 Juni 1947,
Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu Kota Provinsi Sumatera dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad Hasan. Pada
masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukitinggi berperan sebagai kota perjuangan dan ditunjuk
sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ke tangan Belanda atau dikenal dengan Pemerintahan
Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang dibentuk pada 19 Desember 1948 di Bukittingi, Sumatera Barat oleh
Syafruddin Prawiranegara, Peristiwa ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, berdasarkan Keputusan
Presiden Republik Indonesia tanggal 18 Desember 2006.
DEFINISI BELA NEGARA

Penjelasan Pasal 9 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara
menyatakan bahwa “Upaya Bela Negara” adalah “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaannya kepada Negara dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup
bangsa dan negara”. Upaya bela negara, selain sebagai kewajiban dasar manusia, juga merupakan
kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab,
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Oleh karena itu, secara definisi Bela
Negara sendiri sebenarnya merupakan:
1. Jiwa kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara;
2. Kewajiban dasar manusia; dan
3. Kehormatan bagi setiap warga negara yang dilaksanakan dengan penuh kesadaran, tanggung jawab,
dan rela berkorban dalam pengabdian kepada negara dan bangsa, yang ketika diwujudkan dalam
bentuk sikap dan perilaku, maka jiwa, kewajiban, dan kehormatan tersebut menjelma menjadi “Upaya
Bela Negara”.
KESADARAN BELA NEGARA

Kesadaran bela negara adalah dimana kita berupaya untuk mempertahankan negara kita
dari ancaman yang dapat mengganggu kelangsungan hidup bermasyarakat yang
berdasarkan atas cinta tanah air. Kesadaran bela negara juga dapat menumbuhkan rasa
patriotisme dan nasionalisme di dalam diri masyarakat. Upaya bela negara selain
sebagai kewajiban dasar juga merupakan kehormatan bagi setiap warga negara yang
dilaksanakan dengan penuh kesadaran, penuh tanggung jawab dan rela berkorban
dalam pengabdian kepada negara dan bangsa. Keikutsertaan kita dalam bela negara
merupakan bentuk cinta terhadap tanah air kita
NILAI DASAR BELA NEGARA

o pengetahuan tentang sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia;


o menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia;
o bangga sebagai bangsa Indonesia;
CINTA TANAH AIR
o menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia;
o memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia;
o mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.

o memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat;
o melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan
SADAR BERBANGSA peraturan dan perundang-undangan yang berlaku;
DAN BERNEGARA o mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya;
o berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia;
o berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara;
NILAI DASAR BELA NEGARA

o memahami nilai-nilai dalam Pancasila dan mengamalkan Pancasila dalam


kehidupan sehari-hari;
SETIA KEPADA o menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara Indonesia;
PANCASILA o senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila;
o setia pada Pancasila dan meyakini sebagai dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

o bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa


dan negara;
RELA BERKORBAN o siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman;
UNTUK BANGSA DAN o memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara;
NEGARA
o memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya;
o mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
dan/atau golongan.
NILAI DASAR BELA NEGARA

o memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional,


dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan;
MEMPUNYAI o senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya;
KEMAMPUAN BELA
NEGARA o ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan;
o terus membina kemampuan jasmani dan rohani; dan
o memiliki kemampuan bela negara dalam bentuk keterampilan.

o tidak berputus asa ketika menghadapi persoalan kehidupan bermasyarakat,


berbangsa dan bernegara;
o bekerja keras untuk kesejahteraan diri dan masyarakat;
SEMANGAT
MEWUJUDKAN NEGARA o memperjuangkan Kedaulatan Rakyat, Keadilan dan Hak Asasi Manusia;
BERDAULAT, ADIL DAN
MAKMUR o mempraktekkan Clean and Good Governance dalam bermasyarakat berbangsa
dan bernegara.
o menerapkan Jiwa, semangat dan Nilai kejuangan 1945.
o memanfaatkan kearifan lokal untuk kesejahteraan Rakyat..
TUJUAN BELA NEGARA

1. MEMPERTAHANKAN KELANGSUNGAN HIDUP BANGSA DAN


NEGARA;
2. MENJAGA IDENTITAS DAN INTEGRITAS BANGSA / NEGARA;
3. MELESTARIKAN BUDAYA;
4. BERBUAT YANG TERBAIK BAGI BANGSA DAN NEGARA.
5. MEJALANKAN NILAI-NILAI PANCASILA DAN UUD 1945.
CONTOH BELA NEGARA

BEBERAPA CONTOH BELA NEGARA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI:


1. MENCIPTAKAN SUASANA RUKUN, DAMAI, DAN HARMONIS DALAM
KELUARGA;
2. MEMBENTUK KELUARGA YANG SADAR HUKUM;
3. MENINGKATKAN IMAN DAN TAKWA DAN IPTEK;
4. MENCIPTAKAN SUASANA RUKUN, DAMAI, DAN AMAN DALAM
MASYARAKAT;
5. MENJAGA KEAMANAN KAMPUNG SECARA BERSAMA-SAMA;
6. MEMATUHI PERATURAN HUKUM YANG BERLAKU;
7. MEMBAYAR PAJAK TEPAT PADA WAKTUNYA.
KETAHANAN NASIONAL
HAKIKAT KETAHANAN NASIONAL
SIFAT-SIFAT KETAHANAN NASIONAL

Manunggal, artinya antara Tri Gatra dan Panca Gatra, tidak campur aduk melainkan serasi,
1
seimbang, dan harmonis.

2 Mawas ke dalam, artinya untuk mewujudkan hakikat dan sifat nasional.

Kewibawaan, artinya menjaga harkat dan martabat bangsa dan negara sebagai
3
daya pencegah dan penangkalan
Berubah menurut waktu yaitu ketahanan nasional bersifat dinamis atau berubah
4
sesuai dengan fungsi dan waktu.

5 Tidak membenarkan adanya adu kekuasaan atau adu kekuatan.

6 Percaya pada diri sendiri (self confidence).

Tidak bergantung pada pihak lain (self relience) yaitu ketahanan nasional
7
dikembangkan atas dasar kemampuan diri sendiri.
LANGKAH PEMBINAAN KETAHANAN NASIONAL
KONSEP KETAHANAN NASIONAL
KETANGGUHAN IDENTITAS
Adalah kekuatan yang menyebabkan seseorang Yaitu ciri khas suatu bangsa atau negara dilihat
atau sesuatu dapat bertahan, kuat menderita secara keseluruhan. Negara dilihat dalam
atau dapat menanggulangi beban yang pengertian sebagai suatu organisasi masyarakat
dipikulnya. yang dibatasi oleh wilayah dengan penduduk,
sejarah, pemerintahan, dan tujuan nasional
serta dengan peran internasionalnya.

KEULETAN ANCAMAN
Adalah usaha secara giat dengan kemampuan Yang dimaksud disini adalah hal / usaha yang
yang keras dalam menggunakan kemampuan bersifat mengubah atau merombak
tersebut diatas untuk mencapai tujuan. kebijaksanaan dan usaha ini dilakukan secara
konseptual, kriminal dan politis.

INTEGRITASS
Yaitu kesatuan menyeluruh dalam kehidupan HAMBATAN & GANGGUAN
nasional suatu bangsa baik unsur sosial maupun Adalah hal atau usaha yang berasal dari luar
alamiah, baik bersifat potensional maupun dan dari diri sendiri.
fungsional.
WAWASAN NUSANTARA


HAKIKAT WAWASAN NUSANTARA

1 PERSATUAN DAN KESATUAN DALAM KEBHINEKAAN.

RASA DAN SEMANGAT KEBANGSAAN NASIONAL YANG TINGGI DALAM SEMUA ASPEK
2 KEHIDUPAN, YANG BERARTI BERBUAT, MEMPERSEMBAHKAN DAN MENDHARMABAKTIKAN
YANG TERBAIK BAGI BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.

UTUH, MENYELURUH, KEUTUHAN NUSANTARA ATAU NASIONAL, DALAM PENGERTIAN CARA PANDANG YANG

3 SELALU DALAM LINGKUP NUSANTARA DAN DEMI KEPENTINGAN NASIONAL. HAL INI BERARTI SETIAP WARGA,
BANGSA DAN APARATUR NEGARA HARUS BERSIKAP DAN BERTINDAK SECARA UTUH, MENYELURUH DALAM
LINGKUP DAN DEMI KEPENTINGAN BANGSA DAN NEGARA INDONESIA.
FUNGSI & TUJUAN WAWASAN NUSANTARA
WAWASAN KEBANGSAAN
4 KONSESUS DASAR

RUMAH BANGSA
INDONESIA
PONDASI
BANGUNAN RUMAH

FUNGSI RUANGAN
BESERTA ALAT PENGHUNI RUMAH
KELENGAKAPAN YANG BERBEDA
RUMAH SUKU / ETNIK,
AGAMA DAN BUDAYA
PROSES KEHIDUPAN BERBANGSA

Muncul kesadaran politik di lingkungan Diproklamasikan


Lahirnya organisasi perintis
kamu muda terdidik, mendorong kaum Kemerdekaan Indonesia
perjuangan Indonesia yang
pemuda untuk mengadakan pertemuan pada tanggal 17 Agustus
diawali dengan pendirian
pemuda yang melahirkan “Sumpah 1945. Terbentuknya Bangsa
perkumpulan “Boedi
Pemuda” pada tahun 1928 dan Negara Indonesia yang
Oetomo” pada tahun 1908
merdeka dan berdaulat
NILAI KEBANGSAAN

SUMBER
❑ FALSAFAH PANCASILA
❑ UUD NRI ’45 SIFAT NILAI
❑ NKRI
❑ BHINEKA TUNGGAL IKA

TERCERMIN
❑ SIKAP
❑ PERILAKU SETIAP WARGA NEGARA INDONESIA YANG
MENGUTAMAKAN:
▪ PERSATUAN DAN KESATUAN BANGSA DAN WILAYAH
DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN
BERNEGARA
▪ MENGHARGAI BANGSA LAIN
IMPLEMENTASI WAWASAN KEBANGSAAN

❑ PANCASILA
❑ UUD NRI ’45 IMPLEMENTASI
❑ NKRI WAWASAN
❑ BHINEKA TUNGGAL IKA KEBANGSAAN

BERMASYARAKAT BERNEGARA
BERBANGSA

TERCIPTA MASYARAKAT TERWUJUD KESADARAN


TERWUJUD TOLERANSI
YANG HARMONIS HUKUM MASYARAKAT

CITA-CITA
NASIONAL
PERUBAHAN ANCAMAN NEGARA

KONVENSIONAL = INVASI MILITER ANCAMAN BARU (NON MILITER) = LEBIH FATAL

❑ Terorisme, Narkoba, Human


Trafficking, dsb.

❑ Radikalisme, Separatisme,
pornografi.

❑ Illegal Logging, Illegal Fishing,

❑ Serangan Cyber, Kartel, Mafia


perdagangan.
TANTANGAN SAAT INI

• Pemahaman dan penghayatan terhadap


Empat Konsensus Dasar Bangsa masih
rendah;
• Rasa memiliki terhadap bangsa dan negara
masih lemah;
• Sebagian Generasi muda cenderung PERLU UPAYA BELA NEGARA
(sesuai Pasal 27 ayat (3) dan Pasal 30 ayat
terpengaruh gaya hidup hedonisme,
(1) UUD 1945)
individualistik, dan materialisme;
• Pembelaan terhadap negara belum optimal.
PESAN PRESIDEN RI

JENIS ANCAMAN YANG KITA HADAPI SEKARANG BUKAN LAGI HANYA


SERBUAN DARI NEGARA LAIN TETAPI ANCAMAN BARU BERUPA GERAKAN
EKSTRIM, GERAKAN RADIKALISME, GERAKAN TERORISME,
PERDAGANGAN MANUSIA, KEJAHATAN NARKOBA, PENYELUNDUPAN,
SENJATA, DAN KEJAHATAN SIBER.

Karena itu, saya serukan kepada seluruh rakyat Indonesia, untuk


terpanggil menjalankan tugas dan tanggung jawab kebangsaan kita
untuk ikut serta bela negara. Di manapun kita berada, apapun
pendidikan kita, apapun profesi kita, apapun pekerjaan kita, semua
punya hak, semua punya kewajiban, semua punya kesempatan
yang sama untuk bela negara.
UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN BELA NEGARA

Langkah I : Mengenali Tanah Air


Dari Sabang sampai Merauke; dari Miangas ke Pulau Rote beserta isinya (17.504 Pulau, 1.340
Suku,1.100 Bahasa daerah, 6 Agama, ribuan aliran kepercayaan, yang dibagi dalam 34 Provinsi,
416 Kabupaten, 98 Kota, 7.160 Kecamatan, 8.430 kelurahan, dan 74.910 Desa dengan jumlah
penduduk sekitar ± 265 juta jiwa).

Langkah II : Mencintai
Merawat dan memelihara keutuhan NKRI dengan cinta tanah air

Langkah III : Memiliki


Bangga menjadi bangsa Indonesia, menghormati simbol-simbol dan lambang negara seperti
Bendera Merah Putih, lambang Burung Garuda Pancasila, lembaga Kepresidenan dan lain-lain

Langkah IV : Membela Negara


Memberi kontribusi nyata sesuai pendidikan, latar belakang profesi
dimanapun kita berada yang bermanfaat bagi bangsa dan negara

Langkah V: Slogan
SIAPA KITA?? INDONESIA
APA IDEOLOGI KITA?? PANCASILA
APA KEWAJIBAN KITA?? BELA NEGARA !!
NKRI, HARGA MATI!!!
HARAPAN
❑ Mempunyai rasa ikut memiliki negeri ini dan terpanggil untuk ikut serta dalam
upaya bela negara;
❑ Menolak dan Memberantas penyebaran ajaran / paham yang bertentangan dengan
Pancasila;
❑ Membangun persaudaraan, toleransi, kerukunan dan harmoni di bumi pertiwi ini
sesuai semboyan negara “Bhineka Tunggal Ika”;
❑ Persiapkan diri dengan baik menjadi agen perubahan dan menguasai IPTEK
dengan mengikuti perkembangan lingkungan strategis baik nasional, regional,
maupun internasional;
❑ Kita tidak boleh berpuas diri, peluang harus selalu kita ciptakan, untuk mengangkat
harkat dan martabat bangsa Indonesia, sejajar dengan bangsa maju;
❑ Berjiwa “Merah Putih” yang selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara
di atas kepentingan kelompok, pribadi maupun golongan agar persatuan dan
kesatuan bangsa tetap kokoh.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai