Anda di halaman 1dari 4

PENGAJARAN DALAM MAINAN DAN PERMAINAN RAKYAT SEBAGAI MEDIA

PENGEMBANGAN KEINGINTAHUAN INTELEKTUAL

Oleh : Mohamad Zaini Alif, S.Sn.,M.Ds.

(Komunitas HONG, Pusat Kajian Mainan dan Permainan rakyat)

Keragaman mainan yang ada di nusantara ini sangat beragam, yang digunakan oleh leluhur
kita sebagai media belajar dan mempersiapkan anak-anak menghadapi masa depannya.
Hal ini dapat kita lihat dalam naskah-naskah kuno yang ada seperti dalam naskah Siksa
Kanda-Ng Karesian naskah yang berasal dari Kabuyutan Ciburuy yang berada di lereng gunung
Cikuray Garut Selatan, yang menempatkan seorang yang mempunyai keahlian dalam permainan di
sejajarkan dengan keahlian lain seperti ahli pantun, ahli karawitan, ahli cerita atau dalang, ahli
tempa, ahli ukir, ahli masak, ahli kain dan keahlian lainnya dalam siksa kanda Ng Karesian
disebutkan “……..Hayang nyaho di pamaceuh ma: ceta maceuh, ceta nirus, tatapukan, babarongan,
babakutrakan, ubang-ubangan, neureuy panca, munikeun le(m)bur, ngadu lesung, asup kana
lantar, ngadu nini; singsawatek (ka) ulinan ma, hempul Tanya…..” yang artinya “….Bila ingin tahu
permainan, seperti: ceta maceuh, ceta nirus, tatapukan, babarongan, babakutrakan, ubang-
ubangan, neureuy panca, munikeun le(m)bur, ngadu lesung, asup kana lantar, ngadu nini: segala
macam permainan, tanyalah hempul,,,” (Saleh Danasamita,1986: 83, 107).

Mainan dan permainan di nusantara ini banyak yang memiliki kesamaan hanya karena alam, dan
budaya yang berbeda perbedaan itu hanya berkisar antara Nama permainan dan bahasanya.
Seperti Dakon, Dhakonan (Jawa), Dentuman Lamban (Lampung), Congkak (Sumatera dengan
kebudayaan Melayu), Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata (Sulawesi), atau
Permainan Engkle, Sondah Mandah (Sunda), Ingkling (Lampung) Piccek Baju (Sumut), Sudhamandha
(Jawa), Taplak (lampung). Kesamaan permainan ini sesuai denga teori bermainnya John Stanley
Hall, dengan teori atavus nya yang berarti keturunan mengatakan bahwa mainan dan permainan di
seluruh dunia sama karena kita satu keturunan. Apalagi nusantara yang merupakan bagian dari
dunia. Dan dari penelitan yang dilakukan ternyata permainan-permainan yang ada di nusantara ada
di belahan dunia seperti Dakon, Mancala ( Inggris), awele (Ghana), Bao (Kenya), pallam kuzhi
(India), Shell (Afrika), Chunca, Chongka (Philipina), Adi (Nigeria) juga permainan engkle tadi
Amarelinha (Brazil), Hopscotch (inggris), Kinoa (Hawaii), Escargot (Francis), Tagalagala (Nigeria),
Chilly (India), L Rayuela (Honduras), La Tungkuna (Bolivia), Golosa (rusia), Tengteng (Malaysia).

Keragaman bentuk dengan berbagai variasi dan fungsinya merupakan hasil pemahaman
masyarakat terhadap alamnya, yang merupakan sebuah kajian yang sangat diperlukan
sekarang. Kejelian mereka bukan menaklukan alam (seperti yang banyak terjadi sekarang)
tetapi menyelaraskan dengan alamnya, pola penyelarasan itu yang menjadikan
keseimbangan terhadap alamnya melalui bentuk, material atau media, serta keindahan
yang dipancarkan pada bentuk mainan-mainannya. Bermain melatih keseimbangan antara
kecerdasan otak dan kecerdasan emosional dalam bermain Mainan dan permainan rakyat
selain fungsi pada kecerdasan otak dan kecerdasan emosional, juga pada kecerdasan naturalis,
bahkan pendidikan tentang ketuhanan. Hal ini dapat kita lihat pada pola permainan di nusantara ini
yang dimulai dengan permainan surser pada usia 2,5 tahun yaitu dengan mengerakan tangan kiri
dan kanan dengan posisi yang berbeda, yang berfungsi melatih otak kiri dan kanan yang di bimbing
oleh ibunya. Kemudaian usia selanjutnya diberikan mainan paciwit-ciwit lutung, atau injit-injit semut
yang berfungsi untuk melatih kepekaan emosi atau kecerdasan emosional bagaimana kalau kita
menyakiti orang lain sebenarnya kita yang merasa sakit. Mainan melatih kepekaan seorang anak
terhadap perubahan alam hal ini terjadi ketika anak bermain kolecer (kitiran, baling-baling) dalam
mengetahui angin mulai kencang, mereka menyebutnya angin barat dan mulai membuat
kokoleceran, dan segera mengetahui keberadaan arah angin, yang di sesuaikan dengan arah dia
berlari memutarkan kolecernya. Begitu pula pada saat musim panen mereka menyimpan mainan
lainnya dan segera membuat sesengekan (jenis pluit dari batang padi) yang terbuat dari pelepah
padi yang sudah matang, atau batang yang sudah dipotong bagian bulir padinya.

Pada Mainan dan permainan Nusantara dari kajian yang dilakukan banyak terdapat nilai-nilai dan
makna yang disampaikan, bentuk mainan pun mengajarkan tentang hidup dan kehidupan seperti
pada permainan sondah mandah atau engkle pada kotak-kotak tersebut sering di jumpai merupakan
rangkaian hari-hari di tiap minggunya. Dari kota senin sampai minggu, sondah mandah sendiri
asalnya dari kata sondah manda (belanda) atau Sunday Monday di inggris, kotak pertama diberi
nama bumi (earth), dan kotak terakhir diberinama surga (heaven) . Kotak-kotak tersebut merupakan
hari yang harus dilewati sang pemain, darimulai mengangkat kaki sebelah, mengangkat kepala
sehingga tak melihat sampai bentuk tantangan lainnya yang harus dilewati anak. Hal ini
mengajarkan bahwa kita hidup di dunia melewati hari-hari dengan berusaha dan berkarya, usaha
yang dilakukan berujung pada tahap menjatuhkan bintang untuk mendapatkan 1 kotak yang
dinamakan home (rumah). Setelah kotak itu menjadi milik kita tak ada satu orang pun yang dapat
menginjakan kaki disini mereka harus lompat ke kotak selanjutnya. Ibarat di bumi kita memiliki
rumah dan tempat hasil usaha dan karya kita. Pencapaian yang paling susah adalah melempar ke
titik kotak akhir yaitu surga untuk mendapatkan satu rumah di sana.

Dibali mainan dan permainan yang meningkatkan motorik dan kreativitas anak, melalui
keingintahuan intelektual kita ternyata memberikan banyak nilai dan pendidikan untuk anak.
Keingintahuan nilai-nilai dibalik mainan dan permainan ini adalah sebuah jalan untuk mengajarkan
pada anak-anak kita untuk mengajak mereka mencari rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Hal ini
sangat mudah dan dimuali dari lingkup paling kecil yaitu keluarga sampai ke sekolahnya melaui guru.
Sehingga bagaimana keingintahuan intelektual menjadi bagian dari hidup dan pendidikan.

Menurut "Presiden, menjadi tugas dan tanggung jawab orang tua berupa pengasuhan,
pembimbingan,dan pemberian arah untuk menuju masa depan yang benar. Orang tua juga
bertanggung jawab di dalam membentuk kepribadian anak, termasuk nilai, etika, dan
perilakunya. "Di rumah pulalah sesungguhnya dimulai pembangunan kecerdasan anak-
anak, termasuk yang saya sebut dengan intellectual curiosity," tuturnya.

Keingintahuan intelektual yang kita ajarkan melalui mainan dan permainan tradisonal
sangat mudah dan murah, yang dapat kita ajarkan melalui hal yang ada dilingkungan kita.
Selain itu juga melalui mainan dan permainan rakyat kita mengajarkan keingintahuan
mereka terhadap budaya. Mendiknas mengatakan, bahwa pendidikan karakter yang ingin
dikembangkan bukan hanya diterjemahkan sebagai sopan santun. Tapi lebih dari itu, kita
ingin membentuk karakter budaya yang menumbuhkan kepenasaranan intelektual
(intellectual curiosity) sebagai modal untuk mengembangkan kreativitas dan daya yang
inovatif yang dijiwai dengan nilai kejujuran dan dibingkai dengan kesopanan dan
kesantunan.

Pendidikan di Indonesia seharusnya juga menjadi pengawal peradaban. Berbagai nilai


budaya Indonesia kini mulai terkikis oleh praktik liberalisme pendidikan. Pengajaran
tentang mainan dan permainan rakyat ini salah satunya untuk media dan jalan anak-nak
kita meningkatkan keingintahuan mereka terhadap budayanya.

Kita mengharapakan generasi kita menjadi generasi yang tekun dan rajin memelihara rasa
ingin tahu (curiosity) untuk kemudian siap bertualang mengarungi luasnya samudera
pengetahuan. Dan selalu menempatkan dirinya sebagai “mualaf” di ranah yang
menyimpan berjuta-juta misteri dan hikmah yang harus digali. Kita adalah manusia
“bodoh”, yang hanya tahu segenggam ilmu dari gunung pengetahuan dan hikmah
lingkungan alam dan jagat raya. Meski, lebih bodohnya lagi kalau kita justru tidak
menyadari nya .

Terimakasih
M. Zaini alif S.Sn.,M.Ds.
Jln. Bukit Pakar Utara 35, Dago Bandung
Kolecer@gmail.com
www.komunitashong.or.id
Tlp. 022-2515773 - 085222919109

Anda mungkin juga menyukai