KAJIAN TEORI
Sejarah yang kami tulis dalam Karya Tulis Permainan Tradisional ini
secara pasti. Demikian pula tentang macam dan jumlahnya, serta apa maksud
semulanya.
Rangga yang suka bermain gatheng, dengan menggunakan batu yang besar-besar.
dalam bukunya Sangkan Paran. Buku ini menceritakan bahwa setiap hari Sabtu
para pemuda zaman Mataram suka bermain watang dengan mengendarai kuda di
oleh koleksi permainan tradisional yang hingga sekarang juga masih disimpan
sebagai benda pusaka Kraton. Bukti bahwa permainan tradisional telah ada sejak
zaman dulu adalah ditulisnya beberapa kitab yang isinya mengenai permainan
1893), Een Blik in het Javaansche Volksleven (l. Th. Mayer, 1897) serta Serat
kondisi yang perlu bagi tumbuhnya suatu kebudayaan. Salah satu aspek
fungsi paling fundamental yang melahirkan semua kebudayaan sejak dari awal.
Selama tiga dasawarsa ini muncul suatu fenomena baru dalam hal permainan di
Indonesia, yaitu maraknya persebaran mainan (toys) dan permainan (games) yang
berasal dari luar negri. Fenomena perubahan yang terjadi ini mudah saja dilihat
produk budaya asing yang mayoritas berasal dari Amerika dan Jepang. Selain itu,
utamanya permainan tradisional Jawa yang kaya akan corak dan ragamnya.
perkembangan permainan ini. Reaksi positif, agak negatif dan netral merupakan
permainan ini asli dari Indonesia khususnya Jawa, yang sekarang dimainkan
adalah agak negatif, reaksi ini cenderung muncul dari kalangan intelektual,
dikatakan agak negatif karena belum ada rekasi secara langsung yang menolak
akan keberadaan permainan modern tersebut. Reaksi ini lebih condong pada
oleh otak kanan akan mati seiring ketergantungan dengan permainan modern yang
masuk juga dikawatirkan oleh kaum intelektual. Reaksi ketiga adalah netral atau
acuh tak acuh, reksi ini menekankan pada rasa tidak kawatir dan tidak gembira
1. Berdasarkan pemainnnya:
dhaman
Kelompok : Bengkat
wayang)
harus ditebak oleh anak lainnya, kemudian muncullah teka-teki lain dari
timun.
sebagainya.
wari, ri, rina wengi, ngi, ngidul ngetan, tan, tanggal siji, ji,
jiman tholo, lo, lobak lapis, pis, pista raja, ja, jaka bagus,
Tradisional
A. Rasa senang:
Tentunya seorang anak akan merasa senang bila diajak bermain dengan
B. Rasa bebas:
tentu saja merasa bebas dari segala tekanan. Hal tersebut membuat suatu
Tentu saja kesempatan tersebut harus diisi dengan suatu permainan yang
C. Rasa berteman:
banyak teman, karena dengan berteman kita dapat mengenal lebih dari
dari satu orang tentu saja yang dimaksudkan dalam konteks ini.
D. Rasa demokrasi:
baik dari anak orang kaya, anak pejabat tinggi maupun anak buruh.
yang jadi).
E. Bawang kothong:
Dalam berbagai permainan Jawa terdapat suatu status sebagai bawang
kothong atau pupuk bawang, status ini diberikan kepada peserta yang
F. Pimpinan kelompok:
pimpinan.
Permainan Jawa yang dilakukan satu lawan satu tentu saja harus dilakukan
Dalam konteks ini setiap peserta kelompok harus solid, saling membantu,
pemain yang melanggar setiap aturan yang berlaku. Keseluruhan dari itu,
ketahui gerak langkah yang sudah berlalu tidak mungkin dihapuskan atau
M. Melatih bandel:
Seperti kita ketahui bahwa sifat asli dari anak adalah cengeng/mudah
menangis. Permainan gobag sodor, gobag bunder dan gobag gendul dapat
melatih anak menjadi bandel dan tidak cengeng. Misalnya dalam bermain
N. Melatih berani/kendel:
Permainan Jawa dilakukan pada siang hari atau malam hari dalam suatu
lingkup wilayah tertentu. Pada malam hari misalnya, setiap pemain tentu
tersebut.
setiap pemain harus mengenal jalan-jalan kecil dan tempat gelap untuk
persembunyiannya.
setiap pemain yang tidak jujur dan sportif adalah diolok-olok oleh para
teman yang mengawasinya, oleh karena itu timbullah efek jera dengan
Q. Bertingkah sopan:
1. Cublak-cublak suweng:
dari tanduk (uwer). Permainan ini biasa dilakukan pada sore/malam hari di
Cublak-cublak suweng